Upload
fauziah-mahir
View
100
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
BERBASIS KURIKULUM 2013
(RPP Tematik, Tema Indahnya Negeriku, Kelas 4 Semester 1)
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas pertama Mata Kuliah Pendidikan Sains
Kelas Tinggi dengan dosen pengampu Bapak Drs. Lalu Japa, M. Sc. St.
Disusun Oleh:
Fauziah (E1E 213 056)
Fikratul khaer (E1E 213 059)
Hairul fitri (E1E 213 066)
Husnul fitria (E1E 213 069)
L. Ari Maulia H (E1E 213 )
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015
2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. IDENTITAS
1. Satuan pendidikan : Sekolah Dasar
2. Kelas/semester : 4/ 1
3. Tema/Sub tema : Indahnya Negeriku/ Keanekaragaman Hewan
dan Tumbuhan
4. Pembelajaran ke : 1
5. Alokasi waktu : 1 hari ( 3x35 menit )
B. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan ke-luarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak
beriman dan berakhlak mulia.
C. KOMPETENSI DASAR
1. (3.7) Mendeskrpisikan hubungan antara sumber daya alam dengan
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
D. INDIKATOR
3
1. (3.7.1) Membedakan hewan langka dan tidak langka
2. (3.7.2) Menjelaskan pentingnya pelestarian hewan langka di Indonesia
agar tidak punah.
E. TUJUAN
1. Setelah membaca teks siswa diharapkan mampu menjelaskan
pengertian hewan langka (hampir punah) dengan benar.
2. Melalui metode example non example siswa diharapkan mampu
membedakan hewan langka dan hewan tidak langka di Indonesia
dengan benar.
3. Setelah berdiskusi siswa diharapkan mampu menjelaskan 3 penyebab
langkanya hewan di Indonesia dengan benar.
4. Setelah berdiskusi siswa diharapkan mampu menjelaskan 3 cara
pelestarian hewan agar tidak punah dengan benar.
5. Setelah brdiskusi siswa diharapkan mampu menceritakan minimal 3
tempat perlindungan hewan yang ada di Indonesia dengan benar.
F. MATERI
1. Hewan-hewan langka di Indonesia
2. Pentingnya pelestarian makhluk hidup (hewan)
(materi lengkapnya disajikan sebagai lampiran 1)
G. PENDEKATAN, STRATEGI & METODE
1. Pendekatan : Ilmiah (Scientific approach)
2. Startegi Pembelajaran : Cooperative learning
3. Metode : Ceramah, diskusi, penugasan, dan example
non example.
4
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Mengajak semua siswa berdoa menurut
agama dan keyakinan masing-masing ( untuk
mengawali kegiatan pembelajaran)
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa.
3. Mengajak siswa berdinamika dengan
bernyanyi bersama-sama (lagu pergi belajar).
4. Mengonfirmasi tema dan sub tema yang akan
diajarkan.
10
menit
Inti 1. Guru mengajak siswa membaca teks tentang
hewan langka yang ada di Indonesia.
2. Guru menunjukkan gambar-gambar hewan
yang merupakan hewan langka dan tidak
langka di Indonesia.
3. Guru membagikan gambar hewan kepada
siswa secara berpasangan (teman sebangku)
kemudian berdiskusi mengenai gambar
tersebut.
4. Setelah berdiskusi tentang gambar tersebut
siswa dapat membedakan hewan langka dan
tidak langka di Indonesia.
5. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok
yang mana setiap kelompok membahas
materi yang berbeda.
6. Untuk kelompok I guru menugaskan siswa
untuk mendiskusikan penyebab terjadinya
80
menit
5
kelangkaan hewan. Untuk kelompok II
berdiskusi tentang cara melestarikan hewan
langka agar tidak punah. Dan untuk kelopok
III mendiskusikan tempat-tempat
perlindungan hewan langka di Indonesia.
7. Setelah berdiskusi, setiap kelompok
menuliskan hasil diskusi mereka pada
lembaran yang diberikan guru
8. Setelah semua kelompok selesai menuliskan
hasil kerjanya, kemudian ketua kelompok
mempresentasikan di depan kelas.
9. Setelah ketua kelompok selesai
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya,
guru dan siswa bersama-sama memberikan
tepuk tangan sebagai bentuk apresiasi kepada
setiap kelompok.
10. Hasil diskusi yang telah dipresentasikan
kemudian dikumpulkan di meja guru.
Penutup 1. Guru melakukan tanya-jawab tentang materi
yang telah dipelajari bersama.
2. Kemudian guru bersama siswa
menyimpulkan materi pelajaran.
3. Guru melakukan penilaian hasil belajar.
4. Guru memberikan tugas sebagai penguatan
pemahaman siswa mengenai hewan langka
yang ada di Indonesia.
5. Setelah itu guru memberikan pesan moral
kepada siswa.
6. Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran).
15
menit
6
7. Guru mengajak siswa untuk bernyanyi
bersama-sama kemudian keluar kelas secara
tertib.
I. MEDIA DAN SUMBER
1. Media : kartu gambar 10 hewan langka dan 5 hewan yang tidak langka di
Indonesia, poster hewan dan LKS.
(media lengkapnya disajikan sebagai Lampiran 2)
2. Sumber:
Afriki dkk. 2013. Buku Siswa Kelas 4 Tema 6 “Indahnya Negeriku”. Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Afriki (tulis langsung sama teman2nya jangan dkk resiko penulis ). 2013.
Buku Guru Kelas 4 Tema 6 “Indahnya Negeriku”. Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Rositawaty,s.Muharam Aris.2008.Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Internet :
http://bierbios.blogspot.com/2013/05/hewan-langka-di-indonesia-dan-cara.html
diakses pada 1 Mei 2015 jam 10.30 Wita.
J. PENILAIAN
1. Tes Tertulis dalam bentuk pilihan ganda.
2. Penilaian sikap selama bekerja kelompok ( berdiskusi )
3. Penilaian kinerja presentasi.
(penilaian lengkapnya disajikan sebagai Lampiran III)
7
Mengetahui
Kepala Sekolah, Guru Kelas 4
………………………… ………………………….
NIP. …………………… NIP. ……………………
Lampiran I (Materi ) Hewan Langka di Indonesia dan Cara Pelestariannya.
A. HEWAN LANGKA dan HEWAN TIDAK LANGKA
Hewan langka adalah hewan yang jumlahnya sangat sedikit sehingga kita
jarang menemukannya di alam. Sedangkan hewan tidak langka adalah
hewan yang sering kita jumpai dan jumlahnya banyak.
a) Hewan-hewan Langka
1. 1. Orang Utan Sumatra
Gambar 1. Orang Utan Sumatera Orangutan Sumatra (Pongo abelii) (Gambar 1.) adalah spesies orangutan
terlangka. Orangutan Sumatra hidup dan endemik terhadap Sumatra, sebuah pulau
yang terletak di Indonesia. Mereka lebih kecil daripada orangutan Kalimantan.
Orangutan Sumatra memiliki tinggi sekitar 4.6 kaki dan berat 200 pon. Betina
lebih kecil, dengan tinggi 3 kaki dan berat 100 pon. Orangutan menjadi hewan
langka dikarenakan Orangutan sering diburu oleh manusia karena dianggap
sebagai binatang yang merusak perkebunan mereka. Orangutan juga banyak
ditangkap untuk dipeejualkan ke luar negeri. Dan tidak jarang habitat orangutan
dirusak oleh manusia yang menyebabkan mereka kehilangan tempat tinggalnya.
2. 2. Badak Jawa/Badak Bercula Satu
Gambar 2 Badak Bercula Satu
9
Badak jawa atau Badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota
famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak ini masuk
ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang
menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7
m. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan lebih dekat dalam besar tubuh
dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm, lebih
kecil daripada cula spesies badak lainnya. Populasi badak Jawa di alam bebas
lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dengan perkiraan populasi
tidak lebih dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya populasi badak jawa
diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada
pengobatan tradisional Tiongkok.
3. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
Gambar 1.2 Harimau Sumatera
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang
habitat aslinya di pulau Sumatera, merupakan satu dari enam subspesies harimau
yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa
kritis yang terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies
terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN. Populasi liar
diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di
Sumatera. Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi
saat ini. Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya
dilindungi.
3. 4. Anoa
Gambar 1.3 Anoa
10
Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan
(Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya
tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip
dengan kerbau dan memiliki berat 150-300 kg. Anak anoa akan dilahirkan sekali
setahun. Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak
tahun 1960-an berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat
kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk
diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya. Anoa merupakan satwa endemik
Pulau Sulawesi, khususnya Sulawesi Tenggara.
4. 5. Babirusa (Babyrousa babirussa)
Gambar 1.4 babi rusa
Babirusa (Babyrousa babirussa) hanya terdapat di sekitar Sulawesi, Pulau Togian,
Malenge, Sula, Buru dan Maluku. Habitat babirusa banyak ditemukan di hutan
hujan tropis. Hewan ini gemar melahap buah-buahan dan tumbuhan, seperti
mangga, jamur dan dedaunan. Mereka hanya berburu makanan pada malam hari
untuk menghindari beberapa binatang buas yang sering menyerang. Mereka sering
diburu penduduk setempat untuk dimangsa atau sengaja dibunuh karena merusak
lahan pertanian dan perkebunan. Populasi hewan yang juga memangsa larva ini
kian sedikit hingga termasuk dalam daftar hewan yang dilindungi. Jumlah mereka
diperkirakan tinggal 4000 ekor dan hanya terdapat di Indonesia.
5. 6. Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)
Gambar 1.5 Elang Jawa
11
Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) merupakan salah satu spesies elang
berukuran sedang yang endemik (spesies asli) di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap
identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak
1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia. Populasi
burung Elang Jawa di alam bebas diperkirakan tinggal 600 ekor. Badan
Konservasi Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengategorikannya terancam
punah. Habitat burung Elang Jawa hanya terbatas di Pulau Jawa, terutama di
wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada
peralihan dataran rendah dengan pegunungan.
6. 7. Bekantan 7. Bekantan atau biasa disebut Monyet Belanda merupakan satwa endemik Pulau
Kalimantan (Indonesia, Brunei, dan Malaysia). Bekantan merupakan sejenis kera
yang mempunyai ciri khas hidung yang panjang dan besar dengan rambut
berwarna coklat kemerahan. Dalam bahasa ilmiah, Bekantan disebut Nasalis
larvatus. Bekantan yang merupakan satu dari dua spesies anggota Genus Nasalis
ini sebenarnya terdiri atas dua subspesies yaitu Nasalis larvatus larvatus dan
Nasalis larvatus orientalis. Nasalis larvatus larvatus terdapat dihampir seluruh
bagian pulau Kalimantan sedangkan Nasalis larvatus orientalis terdapat di bagian
timur laut dari Pulau Kalimantan.
8.
Gambar 1.6 Bekantan
Satwa yang dilindungi ini lebih banyak menghabiskan waktu di atas pohon.
Walaupun demikian Bekantan juga mampu berenang dan menyelam dengan baik,
terkadang terlihat berenang menyeberang sungai atau bahkan berenang dari satu
pulau ke pulau lain. Pada tahun 1987 diperkirakan terdapat sekitar 260.000
Bekantan di Pulau Kalimantan saja tetapi pada tahun 2008 diperkirakan jumlah itu
menurun drastis dan hanya tersisa sekitar 25.000. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya habitat yang mulai beralih fungsi dan kebakaran.
9. 8. Merak Jawa
10. Merak Jawa atau merak hijau memiliki bulu-bulu yang indah, warna hijau
keemasan. Burung ini terdapat di pulau Jawa. Burung ini memakan biji-bijian,
pucuk rumput dan dedaunan, serangga, serta berbagai jenis hewan kecil, seperti
laba-laba, cacing, dan kadal kecil. Populasi Merak Jawa diperkirakan tidak lebih
dari 800 ekor. Merak Hijau atau yang sering disebut juga dengan Merak Jawa
12
memiliki nama ilmiah Pavo muticus. Merak
Jawa adalah salah satu burung dari tiga
spesies merak yang ada.
Merak jenis ini juga memiliki bulu-bulu
yang indah hijau keemasan. Populasi Merak
Jawa tersebar di hutan terbuka dengan
padang rumput di Republik Rakyat Cina,
Indocina dan Jawa, Indonesia. Sebelumnya
Merak Hijau ditemukan juga di India,
Bangladesh dan Malaysia, namun sekarang
telah punah di sana. Walaupun berukuran
sangat besar, Merak Hijau adalah burung
yang pandai terbang.
11. 9. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)
12. Gajah Sumatera merupakan mamalia terbesar di Indonesia, sayangnya jumlah
populasi pemilik nama latin Elephas maximu sumatranus ini berkurang drastis.
Selain perburuan gadingnya, Gajah Sumatera juga kerap dibunuh karena merusak
perkebunan warga, seperti yang terjadi di Taman Nasional Tesso Nilo beberapa
waktu lalu. Pembukaan hutan secara besar-besaran menghancurkan ekosistem
Gajah Sumatera sehingga hewan langka yang harus dilindungi ini malah “disiksa
di rumahnya sendiri”. Berdasarkan survei terakhir, saat ini jumlah Gajah
Sumatera diperkirakan hanya sekitar 300 ekor. Kita hanya bisa berharap pada
konservasi gajah di Taman Nasional Way Kambas sehingga Gajah Sumatera tetap
lestari.
Gambar 1.8 Gajah Sumatera
10. Komodo (Varanus komodoensis)
Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo adalah spesies kadal
terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan
Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo
juga disebut dengan nama setempat ora. Termasuk anggota famili biawak
13
Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia,
dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan
gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan
tertentu. Berkurangnya populasi komodo ini disebabkan tiga hal. Pertama,
keterbatasan makanan komodo karena populasi manusia meningkat. Komodo
merupakan hewan karnivora yang biasanya mengonsumsi rusa, kerbau dan babi
hutan. Sebagian masyarakat di sekitar juga mengonsumsi rusa dan kerbau.
Penyebab kedua, kebakaran hutan yang berimbas juga pada keterbatasan
makanan. Faktor terakhir tentu saja isu global warming yang santer dibicarakan
saat ini. Efek dari global warming menyebabkan perubahan cuaca yang tidak
menentu dan berakibat pada populasi komodo.
-
Gambar 1.9 Komodo
b) Hewan tidak langka
1. Sapi
Sapi atau lembu adalah hewan ternak Sapi dipelihara terutama untuk
dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan,
seperti kulit, jeroan, tanduk, dan kotorannya juga dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan manusia. Di sejumlah tempat, sapi juga dipakai sebagai penggerak alat
transportasi, pengolahan lahan tanam (bajak), dan alat industri lain (seperti
peremas tebu). Karena banyak kegunaan ini, sapi telah menjadi bagian dari
berbagai kebudayaan manusia sejak lama.
14
Gambar 2.0 Sapi
2. Kambing
Kambing merupakan binatang pemamah biak yang berukuran sedang. Kambing
liar jantan maupun betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing
jantan lebih besar. Umumnya, kambing mempunyai janggut, dahi cembung, ekor
agak ke atas, dan kebanyakan berambut lurus dan kasar. Kambing liar tersebar
dari Spanyol ke arah timur sampai India, dan dari India ke utara sampai Mongolia
dan Siberia. Habitat yang disukainya adalah daerah pegunungan yang berbatu-
batu.
Gambar 2.1 Kambing
3. Kucing
Kucing adalah sejenis mamalia karnivora dari keluarga felidae. Saat ini, kucing
adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing seperti ini
biasanya dibiakkan di tempat pemeliharaan hewan resmi. Jumlah kucing ras
hanyalah 1% dari seluruh kucing di dunia, sisanya adalah kucing dengan
keturunan campuran seperti kucing liar atau kucing kampung.
15
Gambar 2.2 Kucing
4. Kuda
Kuda memiliki tubuh yang tertupi rambut walaupun pada tubuhnya rambut
tersebut tidak terlihat jelas. Rambut-rambut tersebut berfungsi sebagai pelindung
tubuh dari pengaruh panas dan dingin. Pada bagian atas antara kepala dengan
leher terdapat rambut yang tebal dan banyak, begitu juga pada bagian ekor.
Hampir sama juga dengan hewan lainnya pada kelas mamalia, kuda memiliki
mata, hidung, mulut, daun telinga, berkaki empat, dan mempunyai ekor. Kuda
memiliki jari yang ganjil sehingga termasuk kedalam kelompok mamalia berjari
ganjil dan disetiap kaki hanya memiliki satu kuku (berkuku satu).
Gambar 2.3 Kuda
5. Kelinci
Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan di
banyak. Saat ini sejumlah jenis kelinci menjadi hewan peliharaan dan hewan
pedaging. Beberapa jenis kelinci sebagai hewan pedaging juga ada yang dijadikan
hewan peliharaan. Jenis kelinci terbesar di dunia, yaitu Continental Giant biasanya
dijadikan hewan pedaging, tetapi ada juga yang memeliharanya dan secara resmi
16
telah menjadi kelinci terbesar di dunia dengan tingi/panjang 4 feet + 4 inci (132
sentimeter) dan berat 3,5 stones (22,2 kilogram)
Gambar 2.4 Kelinci
Daftar Pustaka
17
B. PELESTARIAN HEWAN LANGKA
Dampak buruk yang diakibatkan karena terjadi kepunahan terhadap makhluk
hidup, merugikan manusia. Di Indonesia banyak species hewan di ambang
kepunahan dan bahkan sudah punah. Menurut hukum alam suatu species yang
sudah punah, tidak akan tercipta lagi di bumi ini. Banyak tumbuhan dan hewan
menjadi langka. Tahukah kamu apakah yang dimaksud dengan hewan langka ?
hewan langka adalah hewan yang jumlahnya sangat sedikit sehingga kita jarang
menemukan di alam. Kelangkaan hewan disebabkan oleh sebagai berikut :
a. Penggunaan hewan yang berlebihan
b. Perburuan dan penangkapan hewan liar
c. Penebangan pohon langka untuk kepentingan manusia
Pelestarian hutan merupakan salah satu bentuk usaha untuk melestarikan
sumber daya alam hayati. Pelestarian hutan meliputi pelestarian hewan dan
tumbuhan yang hidup di dalamnya. Usaha pelestarian tersebut dibedakan menjadi
pelestarian in-situ dan pelestarian ex-situ. Pelestarian in-situ adalah pelestarian
hewan dan tumbuhan yang dilakukan pada habitat asli. Misalnya, pelestarian
komodo di Pulau Komodo dan badak bercula satu di Ujung Kulon. Pelestarian ex-
situ adalah pelestarian hewan dan tumbuhan yang dilakukan dengan
memindahkan dari habitat aslinya dan dipelihara di tempat lain yang sesuai.
Misalnya, kebun binatang yang banyak memelihara hewan dari tempat lain. Usaha
pelestarian hewan langka juga dilakukan dengan melindungi suatu wilayah
tertentu. Wilayah tersebut antara lain :
Cagar Alam adalah daerah yang kelestarian tumbuhan dan hewan yang
terdapat di dalamnyadilindungi Undang-Undang dari bahaya kepunahan.
Cagar alam yang terkenal di Indonesia antara lain sebagai berikut : Cagar
Alam Pulau Dua di Jawa Barat, untuk melindungi berbagai jenis burung
laut ( kerajaan burung ). Cagar Alam Ujung Kulon di Banten, untuk
melindungi berbagai jenis hewan, antara lain badak, rusa, buaya, banteng,
babi hutan, dan burung merak. Cagar Alam Penunjang Pangandaran di
18
Jawa Barat. Selain melestarikan hutan, tempat ini juga merupakan tempat
untuk melindungi rusa, banteng, dan babi hutan.
Suaka Margasatwa adalah cagar alam yang khusus digunakan untuk
melindungi hewan yang hidup di dalamnya. Contoh suaka margasatwa
yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :
Suaka Margasatwa Gunung Leuser di Aceh, merupakan suaka
margasatwa yang terbesar di Indonesia. Hewan yang dilindungi di
tempat ini antara lain, gajah, badak sumatra, orang utan, tapir,
harimau, kambing hutan, rusa, dan berbagai jenis burung
Suaka Margasatwa Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur,
terutama melindungi komodo. Selain komodo, tempat ini juga
melindungi burung kakak tua, ayam hutan, kerbau liar, babi hutan,
dan rusa
Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam sesuai dengan
ekosistem aslinya. Taman Nasional dapat digunakan untuk kepentingan
pendidikan, penelitian, budaya, dan pariwisata. Contohnya adalah Taman
Nasional Gunung Gede Pangrago di Jawa Barat dan Taman Nasional
Bunaken di Sulawesi.
19
Lampiran II a. Media ( poster/kartu gambar hewan langka dan tidak
langka)
Gambar 1.0 Orang Utan Sumatera Gambar 1.1 Badak Bercula Satu
Gambar 1.2 Harimau Sumatera Gambar 1.3 Anoa
Gambar 1.4 babi rusa Gambar 1.5 Elang Jawa Gambar 1.6 Bekantan
Gambar 1.7 Merak Jawa Gambar 1.8 Gajah Sumatera Gambar 1.9 Komodo
20
Gambar 2.0 Sapi Gambar 2.1 Kambing Gambar 2.2 Kucing
Gambar 2.3 Kuda Gambar 2.4
21
Lampiran II b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
TOPIK MATAERI : Hewan Langka Dan Pelestariannya
A. Pendahuluan
Hewan langka adalah hewan yang jumlahnya sangat sedikit sehingga kita
jarang menemukannya di alam. Dampak buruk yang diakibatkan karena
terjadi kepunahan terhadap makhluk hidup, merugikan manusia. Di Indonesia
banyak species hewan di ambang kepunahan dan bahkan sudah punah.
Menurut hukum alam suatu species yang sudah punah, tidak akan tercipta lagi
di bumi ini.
B. Tujuan
1. Mengetahui penyebab terjadinya kelangkaan hewan di Indonesia.
2. Mengetahui cara melestarikan hewan langka agar tidak punah.
3. Mengetahui tempat-tempat perlindungan hewan langka di Indonesia.
C. Langkah Kerja
1. Siswa membagi diri menjadi 3 kelompok.
2. Setiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda masing-masing satu
materi.
3. Hasil diskusi ditulis pada lembaran LKS, kemudian dipresentasikan
kedepan kelas oleh ketua kelompok.
D. Tugas
1. Kelompok 1 berdiskusi mendiskusikan penyebab terjadinya kelangkaan
hewan di Indonesia.
Nama Kelompok
1.
2.
3. dst
4.
NILAI :
22
2. Untuk kelompok II berdiskusi tentang cara melestarikan hewan langka
agar tidak punah.
3. Dan untuk kelompok III mendiskusikan tempat-tempat perlindungan
hewan langka di Indonesia.
Selamat bekerja
23
Lampiran III a. Lembar Evaluasi Kognitif
Petunjuk :
1. Berikut ini merupakan faktor yang menyebabkan hewan terancam punah
yaitu ....
a. pembentukan hutan lindung c. penangkaran hewan langka
b. penebangan pohon d. penanaman pohon
2. Hewan yang terancam punah ialah hewan yang ....
a. berada di banyak tempat c. jumlahnya banyak
b. jumlahnya sedikit d. perkembangbiakannya mudah
3. Kadal terbesar di dunia yang terancam punah ialah ....
a. anoa c. komodo
b. Caerulean paradise d. maleo
4. Burung yang diburu karena bulunya yang indah ialah ....
a. kakatua c. merpati
b. merak jawa d. rangkong
5. Hewan berikut yang tidak terancam punah adalah ....
a. badak jawa c. harimau Sumatra
b. kambing d. Orangutan
6. Pelestarian hewan yang dilakukan pada habitat aslinya adalah ....
a. cagar alam c. pelestarian in-situ
b. kebun binatang d.pelestarian ex-situ
7. Berikut ini yang bukan hewan langka kecuali…
a.burung cenderawasih c. sapi
b. kuda d. semua benar
8. Badak bercula satu merupakan hewan yang di lindungi. Tujuan pelestarian
hewan badak bercula satu adalah....
a. mencegah kepunahan karena kulitnya untuk bahan kerajinan
b. mencegah kepunahan karena perkembangbiakanya yang lambat
c. memperbanyak jumlahnya karena culanya untuk bahan obat
d. mempertahankan jumlah karena perkembangbiakanya yang cepat
24
9. Pemerintah melindungi hewan langka dari perburuan liar agar hewan langka
tersebut....
a. jumlahnya semakin banyak c. populasinya semakin berkurang
b. mengalami kepunahan d. tetap dapat dimanfaatkan manusia
10. Pulau komodo terdapat di provinsi...
a. Bali b. Jawa
c. NTB d. NTT
Jawaban
1. b 6. c
2. b 7. a
3. c 8. b
4. b 9. c
5. b 10. d
Nilai= jumlah benar/jumlah soal X 100
Lampiran III b. Lembar Penilaian Sikap
Menyelesaikan Tugas Kelompok
(Mendiskusikan penyebab terjadinya kelangkaan hewan, cara melestarikan
hewan langka agar tidak punah, tempat-tempat perlindungan hewan langka di
Indonesia.)
No
.
Nama
Peserta
Didik
Aspek
Jumlah Nilai Kerjasama
Keaktif
an
Menghargai
pendapat
teman
Tanggung
jawab
Keterangan Skor:
1=Kurang Nilai= Σ skor perolehan/skor maksimal X 100
25
2=Cukup
3=Baik
4=Sangat Baik
Skor maksimal=16
Lampiran III c. Lembar Penilaian Presentasi
Presentasi hasil diskusi tentang penyebab langkanya hewan di Indonesia, cara
pelestarian dan tempat perlindungan hewan langka di Indonesia.
No.
Nama
Peserta
Didik
A s p e k Juml
ah
Skor
Nilai Penampil
an
(gesture)
Sistematika
penyampai
an
Pengua
saan
Materi
Diksi Into
nasi
Kaidah
bahasa
Keterangan Skor :
1 = Kurang
2 = sedang
3 = Baik
4 = Sangat baik
Skor maksimal= 24
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal