Upload
fatimahsyahfistp
View
212
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melibatkan guru, siswa, dan komponen lainnya
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran adalah suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
balik. Pada masa ini ada istilah pembelajaran tematik atau bisa juga disebut dengan
pembelajaran terpadu, yaitu pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk
mengaitkan antara beberapa isi matapelajaran dengan pengalaman kehidupan sehari-hari
peserta didik sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi mereka. Di mana
biasanya pembelajaran tematik itu sendiri digunakan pada kelas bawah yakni kelas 1, 2, dan 3
SD/MI. Sejauh ini masih banyak kalangan yang kurang bahkan belum tahu bagaimana
sebenarnya latar belakang munculnya pendidikan tematik di jenjang sekolah dasar. Oleh
karena itu, makalah ini ditulis untuk menjelaskan bagaimana latar belakang pendidikan
tematik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana latar belakang pembelajaran tematik?
2. Apa saja ruang lingkup dan landasan pembelajaran tematik?
3. Bagaimana asas-asas dalam pembelajaran tematik?
4. Apa tujuan dan manfaat pembelajaran tematik?
5. Bagaimana karakteristik pembelajaran tematik?
6. Apa kelemahan dan kelebihan pembelajaran tematik?
C. Tujuan
1. Mengetahui latar belakang pembelajaran tematik.
2. Mengetahui ruang lingkup dan landasan pembelajaran tematik.
3. Mengetahui asas-asas dalam pembelajaran tematik.
4. Mengetahui tujuan dan manfaat pembelajaran tematik.
5. Mengetahui karakteristik pembelajaran tematik.
6. Mengetahui kelemahan dan kelebihan pembelajaran tematik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Pembelajaran Tematik
Peserta didik yang masih berada pada sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah yakni
khususnya pada kelas bawah, kelas 1, 2 dan 3 adalah berada pada rentangan usia dini. Di
mana pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasannya seperti IQ, EQ, dan SQ
tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Umumnya tingkat perkembangan masih
memendang bahwa segala sesuatu itu sebagai keutuhan ( holistik ) serta mampu memahami
hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajarannya masih bergantung pada
objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami peserta didik secara langsung.
Sampai saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di MI untuk setiap mata pelajaran
dilakukan secara terpisah. Misalnya, Agama Islam 2 jam pelajaran, BHS Indonesia 2 jam
pelajaran, IPS 2 jam pelajaran begitu pula dengan pelajaran yang lainnya. Dalam
penyampaian materinya pun masih monoton tanpa dikaitkan dengan materi pelajaran yang
lain. Padahal pada usia tersebut pemikiran peserta didik masih bersifat holistik, sehingga
pembelajaran terpisah malah menyulitkan mereka. Hal tersebut banyak menyebabkan
tingginya angka peserta didik mengulang kelas bahkan putus sekolah.data tahun 1999/2000
menyebutkan bahwa angka mengulang kelas 1 (11,6%), kelas 2 (7,5%), kelas 3 (6,13%),
kelas 4 (4,64%), kelas 5 (3,1%), dan kelas 6 (0,37%). Pada tahun yang sama angka putus
sekolah kelas 1 (4,22%), masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas 2 yakni
(0,83%), kelas 3 (2,27%), kelas 4 (2,71%), kelas 5 (3,79%), dan kelas 6 (1,78%).
Berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga internasional maupun data statistik
nasional menunjukkan bahwa pendidikan dasar di Indonesia belum menunjukkan hasil yang
memuaskan. Direktorat Pendidikan TK dan SD tahun 2000/2001 juga menunjukkan bahwa
rata-rata daya serap kurikulum secara nasional juga masih rendah yaitu 5,1 untuk lima mata
pelajaran.
Kondisi yang memprihatinkan tersebut juga disebabkan oleh kurangnya pendidikan
prasekolah atau Taman Kanak-kanak di daerah terpencil. Padahal pendidikan prasekolah
sangat membantu kesiapan peserta didik untuk melanjutkan proses pendidikan ke jenjang
berikutnya yakni SD/MI. Atas dasar pertimbangan tersebut dan dalam rangka implementasi
standar isi atau (SI) yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, pelaksanaan
pembelajaran pada kelas bawah yakni kelas 1, 2, dan 3 MI akan lebih tepat jika dikelola
dengan pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik untuk semua mata
pelajaran. Pembelajaran model tematik diharapkan mampu memperbaiki dan meningkatkan
proses pembelajaran di kelas serta meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran.
B. Ruang Lingkup dan Landasan Pembelajaran Tematik
1. Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik
Ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaran inti pada kelas 1, 2,
dan 3 MI/SD. Mata pelajaran tersebut meliputi Pendidikan Agama Islam, Bahasa
Indonesia, IPA, IPS, Pendidikan Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Keterampilan, dan
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
2. Landasan Pembelajaran Tematik
a. Landasan filosofis, dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, (3) humanisme. Aliran
/progresivisme/ memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan
kreatifitas, pembelajaran sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan
memperhatikan kemampuan siswa.
Aliran /konstruktivisme/ melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai
kunci dalam pembelajaran.Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi
bentukan manusia.Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan
obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya.Sedangkan aliran /humanisme/ melihat
siswa dari segi keunikan atau kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
b. Landasan Psikologis, dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi
perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan
terutama dalam menentukan isi atau materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada
siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik.Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi atau
materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula
siswa harus mempelajarinya.
c. Landasan Yuridis, dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau
peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan
yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang
menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam
rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya (Pasal 9).
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan barhak mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).
Pembelajaran tematik memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada
dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari
beberapa materi pelajaran. Pembelajaran tematik perlu memilih materi beberapa mata
pelajaran yang mungkin dan saling terkait. Materi-materi dalam pembelajaran tematik yang
dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Misalnya ada materi pengayaan
horizontal dalam bentuk contoh aplikasi yang tidak termuat dalam GBPP. Namun penyajian
materi pengayaan seperti ini perlu dibatasi dengan mengacu pada tujuan pembelajaran.
Pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku,
tetapi sebaliknya pembelajaran tematik harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan
pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan
dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan,
kebutuhan, dan pengetahuan awal. Materi pelajaran yang dipadukan tidak perlu terlalu
dipaksakan, artinya materi yang tidak mungkin dipadukan, tidak usah dipadukan.
C. Asas-asas Pembelajaran Tematik
Sebagai bagian dari model pembelajaran terpadu, model pembelajaran tematik memiliki
sejumlah asas. Asas yang dimaksudkan adalah prinsip-prinsip yang dijadikan acuan dalam
pengembangan model pembelajaran tematik. Prinsip dasar model pembelajaran tematik sama
dengan prinsip dasar pembelajaran terpadu.
Trianto mengklasifikasikan prinsip-prinsip model pembelajaran tematik dalam empat
kelompok, yaitu prinsip penggalian tema, pengolahan pembelajaran, evaluasi dan reaksi.
a. Prinsip Penggalian Tema
Prinsip penggalian tema merupakan prinsip utama dalam pembelajaran tematik. Tema-tema
yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran ini.
Oleh karena itu, dalam penggalian tema, hendaklah memperhatikan beberapa persyaratan
berikut:
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, akan tetapi dengan mudah, dapat digunakan untuk
memadukan banyak mata pelajaran.
2. Tema harus bermakna, sehingga dapat memberikan bekal bagi siswa untuk belajar
selanjutnya.
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis siswa
4. Tema yang dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat siswa.
5. Tema yang dipilihh hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa autentik yang
terjadi di dalam rentang waktu belajar.
6. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku seerta harapan
masyarakat (asas relevansi)
7. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar
b. Prinsip pengelolaan pembelajaran
Jika guru dapat menempatkan diri dalam keseluruhan proses pembelajaran maka pengelolaan
dapat optimal. Maksudnya, guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitatto dan
mediator dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, menurut Prabowo dalam Trianto,
dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah guru dapat berlaku sebagai berikut:
1. Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam
proses belajar mengajar
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerja sama kelompok
3. Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sam sekali tidak terfikirkan
dalam perencanaan
c. Prinsip evaluasi
Pada dasarnya, evaluasi menjadi focus dalalm setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat
diketahui hasilnya apabila tidak dilaksanakan evaluasi? Oleh karena itu, dalam melaksanakan
evaluasi dalam pembelajaran tematik, dibutuhkan beberapa langkah positif, yaitu:
1. Member kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation dan self
assessment) di samping bentuk evaluasi lainnya.
2. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaaluasi perolehan belajar yang telah
dicapai berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
d. Prinsip reaksi
Maksudnya, dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara sadar
belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, guru dituntut
untuk mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, sehingga tercapai tuntas
tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa,
serta tidak mengarahkan aspek yang sempit, tetapi ke sebuah kesatuan yang utuh dan
bermakna. Pembelajaran tematik memungkinkan hal tersebut dan guru hendaknya
menemukan kiat-kiat untuk memunculkan ke permukaan hal-hal yang dicapai melalui
dampak pengiring tersebut.
Selain keempat prinsip yang sudah dijelaskan sebelumnya, pembelajaran tematik juga
mengadopsi prinsip belajar pakem yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
a. Aktif
Maksudnya, dalam pembelajaran siswa aktif secara fisik dan mental dalam hal mengemukaka
penalaran (alas an), menemukan kaitan yang satu dengan yang lain, mengomunikasikan idea
tau gagasan, mengemukakan bentuk representasi yang tepat, dan menggunakan semua itu
untuk memecahkan masalah. Untuk itu, menurut Mamat S.B.dkk,. membuat siswa dapat
“suka” dan “bergairah” dalam proses pembelajaran adalah tugas mulia guru. Rasa suka
terhadap suatu kegiatan merupakan prasyarat untuk keberhasilan di bidang apa pun. Demian
pula halnya dengan kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan cinta serta prinsip murah,
mudah, berkualitas dan ilimiah. Hal tersebut juga relevan dengan metode dakwah yang
diajarkan dalam islam.
b. Kreatif
Kreatif di sini berarti, dalam pembelajaran siswa melakukan serangkaian proses pembelajaran
secara runtut dan berkesinambungan yang meliputi:
1. Memahami masalah melalui tiga kegiatan, yaitu:
a. Menemukan ide yang terkait
b. Mempresentasikan dalam bentuk lain yang mudah diterima
c. Menemukan gap yang harus diisi untuk memecahkan masalah
2. Merencanakan pemecahan masalah melalui tiga kegiatan yaitu:
a. Memikirkan macam-macam strategi yang mungkin dapat digunakan untuk
memecahkan masalah
b. Memilih strategi atau gabungan strategi yang paling efektif dan efisien
c. Merancang tahap-tahap eksekusi
3. Melaksanakan rencana pemecahan masalah melalui dua kegiatan, yaitu:
a. Menentukan titik awal kegiatan pemecahan masalah
b. Menggunakan penalaran untuk memperoleh solusi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Memeriksa ulang pelaksanaan pemecahan masalah
Dalam langkah terakhir ini, kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa ketepatan
jawaban dan langkah- langkahnya
a. Efektif
Maksud dari efektif adalah siswa berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang
diharapkan. Dengan kata lain, dalam pembelajaran, telah terpenuhi apa yang menjadi
tujuan dan harapan yang hendak dicapai.
b. Menyenangkan
Sifat terpesona dengan keindahan, kenyamanan, dan kemanfaatannya mampu
membuat siswa terlibat dengan asyik dalam belajar sampai lupa waktu, penuh percaya
diri dan tertantang untuk melakukan hal serupa atau hal yang lebih berat lagi.
D. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Tematik
1. Tujuan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan juga memiliki sejumlah tujuan lain.
Menurut Sukayati (2004), tujuan pembelajaran tematik adalah:
a. meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna
b. mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi
c. menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik dan nilai-nilai luhur yang
diperlukan dalam kehidupan
d. menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi serta
menghargai pendapat orang lain
e. meningkatkan gairah dalam belajar
f. memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa
Menurut Departemen Agama, tujuan pembelajaran tematik berdasarkan buku Panduan
Pembelajaran Tematik Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Dasar (SD) yang
diterbitkan tahun 2009 adalah:
a. agar siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema tertentu karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas
b. agar siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar antara aspek dalam tema sama.
c. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam
d. Agar kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik, karena mengaitkan berbagai
aspek atau topik dengan pengalaman pribadi dalam situasi nyata, yang diikat dalam
tema tertentu
e. Agar guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara
sistematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemua,
waktu selebihnya dapat digunakan untuk pendalaman.
2. Manfaat Pembelajaran Tematik
Manfaat pembelajaran tematik secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu
keuntungan bagi guru dan siswa.
a. Keuntungan model pembelajaran tematik bagi guru
1) Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi pelajaran tidak dibatasi oleh
jam pelajaran melainkan dapat dilalnjutkan sepanjang hari sehingga mencakup
berbagai mata pelajaran. Dengan kata lain, guru dapat menghemat waktu karena mata
pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan
dalalm 2 atau 3 kali pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan
remedial, pemantapan atau pengayaan.
2) Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat disajikan secara logis dan alami
3) Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu, tidak terbatas
pada buku paket bahkan jam pelajaran. Sehingga guru bisa membantu siswa
memperluas kesempatan belajar ke berbagai aspek kehidupan
4) Guru bebas membantu siswa dalam melihat masalah dan situasi topik dari berbagai
sudut pandang
5) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetisi bisa
dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaborasi
b) Keuntungan model pembelajaran tematik bagi siswa
1) Dapat lebih memfokuskan diri pada proses belajar daripada hasil belajar
2) Menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan
proses belajar yang integratif
3) Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa (yang dikaitkan dengan minat,
kebutuhan dan kecerdasan) mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan
bertanggung jawb pada keberasilan belajar
4) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan luar kelas
5) Membantu siswa membangun hubungan antar konsep dan ide, sehingga
meningkatkan apresiasi dan pemahaman
6) Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu
7) Siswa dapat mempelajari dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran
dalam tema yang sama
8) Pemahaman terhadap materi lebih mendalam dan berkesan
9) Kompetensi yang dibahas disa dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata
pelajaran lain dan pengalaman pribadi siswa
10) Siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar, karena materi disajikan dalam
konteks tema yang jelas
11) Siswa lebih bergairah belajar karena bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata.
E. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (/student centered/), hal
ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subyek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung. Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman
langsung kepada siswa (/direct experiences/). Dengan pengalaman ini, siswa dihadapkan
pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik pemisahan
antar mata pelajaran menjadi tak begitu jelas.Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Proses pembelajaran tematik
menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara
utuh.Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya,
bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah
dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Siswa diberi kesempatan
untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
F. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik
Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Tematik Diterapkan di
SekolahDasar Resmini (2006:19) berpendapat bahwa pembelajaran tematik memiliki
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan pembelajaran tematik diantaranya :
1. Mendorong guru berkreatifitas, sehingga guru dituntu tuntuk memiliki wawasan,
pemahaman, dan kreatifitas dalam pembelajaran.
2. Memberikan guru untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh, dinamis,
menyeluruh, dan bermakna sesuai kemampuan, kebutuhan, dan kesiapan siswa.
3. Mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap, dan
memahami hubungan antara konsep, pengetahuan, dan nilai yang terdapat dalam
setiap mata pelajaran.
4. Menghemat waktu, tenaga, biaya dan sarana, juga menyederhanakan langkah-langkah
pembelajaran.
Adapun kelemahan pembelajaran tematik diantaranya adalah :
a. Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi,
keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, danberaniuntuk
mengemas dan mengembangkan materi.
b. Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa yang
baik dalam aspek intelegensi.
c. Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak
dan berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
d. Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya.
e. Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran (obyek,
indikator, dan prosedur ) yang terpadu.
f. Pembelajaran tematik tidak mengutamakan salah satu atau lebih mata pelajaran dalam
proses pembelajarannya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Latar belakang pembelajaran tematik adalah melihat dari tingginya angka mengulang kelas
dan putus sekolah pada peserta didik di MI/SD terutama pada kelas bawah yakni kelas 1, 2,
dan 3. Serta kurangnya sarana prasekolah ( TK ) di daerah terpencil yang juga dapat
mempengaruhi kesiapan peserta didik di kelas 1 MI/SD. Ruang lingkup pembelajaran tematik
adalah seluruh mata pelajaran inti di sekolah pada kelas bawah MI/SD kelas 1, 2, dan 3.
Landasan pembelajaran tematik meliputi landasan filosofis, landasan psikologis dan landasan
yuridis. Prinsip-prinsip model pembelajaran tematik dalam empat kelompok, yaitu prinsip
penggalian tema, pengolahan pembelajaran, evaluasi dan reaksi serta mengadopsi prinsip
belajar pakem yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Tujuan pembelajaran tematik berdasarkan buku Panduan Pembelajaran Tematik Pendidikan
Agama Islam (PAI) Sekolah Dasar (SD) yang diterbitkan tahun 2009 adalah:
a. agar siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema tertentu karena materi disajikan
dalam konteks tema yang jelas
b. agar siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
dasar antara aspek dalam tema sama.
c. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam
d. Agar kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik, karena mengaitkan berbagai
aspek atau topik dengan pengalaman pribadi dalam situasi nyata, yang diikat dalam tema
tertentu
e. Agar guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara
sistematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemua,
waktu selebihnya dapat digunakan untuk pendalaman.
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
Berpusat pada siswa
Memberikan pengalaman langsung
Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Bersifat fleksibel
Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Kelebihan pembelajaran tematik diantaranya :
Mendorong guru berkreatifitas, sehingga guru dituntu tuntuk memiliki wawasan,
pemahaman, dan kreatifitas dalam pembelajaran.
Adapun kelemahan pembelajaran tematik diantaranya adalah :
Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi,
keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk
mengemas dan mengembangkan materi.
Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa yang
baik dalam aspek intelegensi.
Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan
berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Paket konsep Dasar Pembelajaran Tematik Dr.S Nasution. 2001. Asas-asas Kurikulum.
Jakarta: PT.Bumi Aksara
http://www.contoh- info/makalah-pembelajaran-tematik-pada-kurikulum-ktsp/
Suryo subroto. 2005. Tata laksana kurikulum. Jakarta : PT Rineka Cipta
Diposkan oleh nina veronika ayudi
http://bdksurabaya.kemenag.go.id/file/dokumen/PEMBELAJARANTEMATIK.pdf