7
SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Dermatitis Sasaran : Pasien dan Keluarga Tn. H Waktu : 20 menit Hari/Tanggal : 25 Februari 2014 Tempat : Desa Labone A. Latar Belakang Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap pengaruh fakor eksogen atau pengaruh factor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama ) dan keluhan gatal ( Djuanda, Adhi, 2007 ). B. Tujuan Intruksional Umum Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang Penyakit Dermatitis, peserta penyuluhan mengerti bahaya Dermatitis. C. Tujuan Intuksional Khusus Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali 20 menit diharapkan peserta penyuluhan mampu: 1. memahami pengertian Dermatitis 2. memahami penyebab penyakit Dermatitis 3. memahami pencegahan penyakit Dermatitis 4. memahami penatalaksanaan penyakit Dermatitis D. Stategi Pelaksanaan 1. Metode a. Ceramah dan tanya jawab 2. Media a. Pamflet

Satpel alergi (dermatitis)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Satpel  alergi (dermatitis)

SATUAN ACARA PENYULUHANSATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Dermatitis

Sasaran : Pasien dan Keluarga Tn. H

Waktu : 20 menit

Hari/Tanggal : 25 Februari 2014

Tempat : Desa Labone

A.    Latar Belakang

Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap pengaruh

fakor eksogen atau pengaruh factor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi

polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama ) dan keluhan gatal ( Djuanda, Adhi, 2007 ).

B.     Tujuan Intruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang Penyakit Dermatitis, peserta

penyuluhan mengerti bahaya Dermatitis.

C.     Tujuan Intuksional Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali 20 menit diharapkan peserta penyuluhan mampu:

1. memahami pengertian Dermatitis

2. memahami penyebab penyakit Dermatitis

3. memahami pencegahan penyakit Dermatitis

4. memahami penatalaksanaan penyakit Dermatitis

D.    Stategi Pelaksanaan

1. Metode

a. Ceramah dan tanya jawab

2. Media

a. Pamflet

b. Brosur

3. Waktu dan tempat

a. Jam 8 pagi 25 Februari 2014 di Desa Labone

4. Garis besar materi

a. pengertian Dermatitis

b. penyebab penyakit Dermatitis

c. pencegahan penyakit Dermatitis

d. penatalaksanaan penyakit Dermatitis

Page 2: Satpel  alergi (dermatitis)

E. Proses Pelaksanaan

1. Pendahuluan

a. Penyampaian salam

b. Perkenalan

c. Menjelaskan topik penyuluhan

d. Menjelaskan tujuan

e. Menjelaskan waktu pelaksanaan

2 Penyampaian materi

a. pengertian Dermatitis

b. penyebab penyakit Dermatitis

c. pencegahan penyakit Dermatitis

d. penatalaksanaan penyakit Dermatitis

3. Setting Tempat

Duduk berhadapan antara penyuluh dengan peserta penyuluhan

F. Pengorganisasian

1. Pendahuluan

2. Penyampaian materi

3. Penutup

G. Kriteria Evaluasi

Menanyakan pada peserta penyuluhan tentang:

1.      pengertian Dermatitis

2.      penyebab penyakit Dermatitis

3.      pencegahan penyakit Dermatitis

4.      penatalaksanaan penyakit Dermatitis

Page 3: Satpel  alergi (dermatitis)

MATERI DERMATITIS

A Definisi

Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap

pengaruh fakor eksogen atau pengaruh factor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa

efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama ) dan keluhan gatal

( Djuanda, Adhi, 2007 ).

B. Epidemiologi

Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras,

dan jenis kelamin. Jumlah penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan cukup banyak,

namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara lain oleh banyak

penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat. Bila dibandingkan dengan dermatitis

kontak iritan, jumlah penderita dermatitis kontak alergik lebih sedikit, karena hanya

mengenai orang yang kulitnya sangat peka (hipersensitif). Namun sedikit sekali informasi

mengenai prevalensi dermatitis ini di masyarakat.

C. Etiologi

Penyebabnya secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

• Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia ( deterjen, oli, semen ), fisik ( sinar matahari, suhu ),

mikroorganisme ( mikroorganisme, jamur).

• Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.

D. Faktor Predisposisi

• Keringnya kulit.

• Iritasi oleh sabun, deterjen, pelembut pakaian, dan bahan kimia lain.

• Menciptakan kondisi yang terlalu hangat untuk anak, misalnya membungkus anak dengan

pakaian berlapis.

• Alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu.

• Alergi terhadap debu, serbuk bunga, atau bulu hewan.

• Virus dan infeksi lain.

• Perjalan ke Negara dengan iklim berbeda.

E. Gejala klinis

Pada umumnya penderita dermatitis akan meneluh gatal, dimana gejala klinis lainnya

bergantung pada stradium penyakitnya.

• Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi

sehingga tampak basah.

Page 4: Satpel  alergi (dermatitis)

• Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mongering menjadi kusta.

• Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.

Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal

memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.

F. Patofisologi

Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh iritan melalui kerja kimiawi

atau fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak

lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel epidermis.

Ada 2 jenis bahan iritan yaitu: iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menimbulkan

kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang iritan lemah hanya

pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang. Faktor lain yang

dapat mempengaruhi yaitu: kelembaban udara, tekanan, gesekan, mempunyai andil pada

terjadinya kerusakan tersebut. Berkaitan dengan gejala diatas dapat menimbulkan rasa nyeri

yang timbul akibat lesi kulit, erupsi dan gatal. Selain itu, dapat menimbulkan gangguan

intergritas kulit dan gangguan citra tubuh yang timbul karena vesikel kecil, kulit kering,

pecah-pecah dan kulit bersisik.

G. Pemeriksaan penunjang dan diagnostik

1. Pemeriksaan penunjang :

a)      Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).

b)      Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi

2. Laboratorium

a)      Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin

b)      Urin : pemerikasaan histopatologi

H. Penatalaksanaan medis dan keperawatan 

              Penatalaksanaan medis dan keperawatan dermatitis melalui terapi yaitu :

a)      Terapi sitemik Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin,

antiserotonin, antigraditinin, arit – SRS – A dan pada kasus berat dipertimbangkan pemberian

kortikosteroid.

b)      Terapi topical   Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak kocok

bila kronik diberi saleb.

c)       Diet Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP ) Contoh : daging, susu, ikan, kacang-

kacangan, jeruk, pisang, dan lain-lain

Page 5: Satpel  alergi (dermatitis)

Manajemem keperawatan pada pasien Dermatitis seboroik

1. Sarankan pada pasien untuk menghindari iritasai dari luar, factor pemicu yang

menyebabkan muncul lagi dermatitis seboroik ulangan, dan menyarankan untuk tidak

sering menggaruk area yang gatal.

2. Diskusikan pada pasien untuk menghindari udara ke kulit dan selalu menjaga

kebersihan pelipatan pada kulit dan usahakan supaya tetap kering.

3. Instruksikan untuk menggunakan shampoo dan menghindari kebiasaan yang buruk

4. Beritahu pasien bahwa dermatitis seboroik adalah masalah yang sangat kronik dan

tidak tertutup kemungkinan untuk muncul lagi.

5. Ajarkan pada pasien menempelkan cara-cara untuk mengghindari dermatitis. 

I. Komplikasi

a.       Infeksi saluran nafas atas

b.      Bronkitis

c.       Infeksi kulit