12
Data Dan Fakta Data Dan Fakta Pola Pemanfaatan Ruang Pola Pemanfaatan Ruang di Provinsi Riau di Provinsi Riau Terhadap Terhadap PP No 26 tahun 2008 PP No 26 tahun 2008 tentang tentang Rencana Tata Ruang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Wilayah Nasional Oleh: Raflis.Ssi Dept Riset dan GIS Kabut Riau •http://riau-forest- fire.blogspot.com/ •http:// rencanatataruangriau.blogspo t.com/ •http://pulp-dan-kertas- indonesia.blogspot.com/ •http://www.slideshare.net/ raflis [email protected]

Perizinan vs pp 26 2008 edit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perizinan vs pp 26 2008 edit

Data Dan Fakta Data Dan Fakta Pola Pemanfaatan Ruang Pola Pemanfaatan Ruang

di Provinsi Riaudi Provinsi RiauTerhadap Terhadap

PP No 26 tahun 2008 PP No 26 tahun 2008 tentang tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah NasionalNasional

Oleh:

Raflis.SsiDept Riset dan GIS Kabut Riau•http://riau-forest-fire.blogspot.com/

•http://rencanatataruangriau.blogspot.com/

•http://pulp-dan-kertas-indonesia.blogspot.com/

•http://www.slideshare.net/raflis

[email protected]

Page 2: Perizinan vs pp 26 2008 edit

Latar Belakang• Keluarnya UU no 26 tahun 2007 tentang penataan ruang

merupakan momentum yang positif dalam penegakan hokum terhadap ruang yang ada di Indonesia.

• Pasal 77 UU No 26 Tahun 2007– Pada saat rencana tata ruang ditetapkan, semua pemanfaatan ruang

yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang harus disesuaikan dengan rencana tata ruang melalui kegiatan penyesuaian pemanfaatan ruang.

– Pemanfataan ruang yang sah menurut rencana tata ruang sebelumnya diberi masa transisi selama 3 (tiga) tahun untuk penyesuaian.

– Untuk pemanfaatan ruang yang izinnya diterbitkan sebelum penetapan rencana tata ruang dan dapat dibuktikan bahwa izin tersebut diperoleh sesuai dengan prosedur yang benar, kepada pemegang izin diberikan penggantian yang layak.

• Keluarnya UU no 26 tahun 2007 diikuti dengan keluarnya PP no 26 Tahun 2008 tentang rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

Page 3: Perizinan vs pp 26 2008 edit

Sumber: Lampiran VII Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tanggal 10 Maret 2008 Tentang Peta Pola Ruang Wilayah Nasional (Di analisis ulang oleh dept Riset dan GIS Kabut Riau)

• Dalam Peta Pola Ruang Wilayah Nasional ditetapkan kawasan seluas 3.376.000 ha sebagai kawasan lindung atau 37.61% dari total luas wilayah daratan (8.975.784 ha.)

Page 4: Perizinan vs pp 26 2008 edit

Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. (Pasal 1 Point

9 PP 26 tahun 2008)

Peraturan zonasi untuk kawasan hutan lindung disusun dengan memperhatikan:a) pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa merubah bentang alamb) ketentuan pelarangan seluruh kegiatan yang berpotensi mengurangi luas

kawasan hutan dan tutupan vegetasi;c) pemanfaatan ruang kawasan untuk kegiatan budidaya hanya diizinkan

bagi penduduk asli dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah pengawasan ketat

Peraturan zonasi untuk kawasan bergambut disusun dengan memperhatikan:a) pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa merubah bentang alam;b) ketentuan pelarangan seluruh kegiatan yang berpotensi merubah tata air

dan ekosistem unik; c) pengendalian material sedimen yang masuk ke kawasan bergambut

melalui badan air.

Pasal 99 ayat 1 dan 2 PP 26 2008

Page 5: Perizinan vs pp 26 2008 edit

Data dan Fakta

• Terdapat 2.295.300 ha perizinan yang perlu Terdapat 2.295.300 ha perizinan yang perlu ditertibkan/ dicabut izin pemanfaatan ruangnya ditertibkan/ dicabut izin pemanfaatan ruangnya karena tidak sesuai dengan Kriteria lahan yang karena tidak sesuai dengan Kriteria lahan yang ditetapkan dalam PP no 26 tahun 2008ditetapkan dalam PP no 26 tahun 2008

• Perizinan yang perlu ditertibkan diantaranya:Perizinan yang perlu ditertibkan diantaranya:– Terdapat seluas 1.570.700 ha Izin Hutan Tanaman Terdapat seluas 1.570.700 ha Izin Hutan Tanaman

Industri berada pada kawasan yang tidak sesuai Industri berada pada kawasan yang tidak sesuai dengan peruntukannya dengan peruntukannya

– Terdapat seluas 724.600 ha Izin Perkebunan yang Terdapat seluas 724.600 ha Izin Perkebunan yang tidak sesuai dengan peruntukannyatidak sesuai dengan peruntukannya

Page 6: Perizinan vs pp 26 2008 edit

Hutan Tanaman Industri• Terdapat seluas 1.570.700 ha Izin Hutan Tanaman Industri berada pada

kawasan yang tidak sesuai dengan peruntukannya, diantaranya:

• Seluas 1.060.000 ha hutan Tanaman Industri berada dalam Kawasan Lindung

• Seluas 510.700 ha hutan Tanaman Industri berada pada Kawasan Hutan Produksi Terbatas

• Hutan Tanaman Industri hanya diizinkan pada kawasan dengan skor < 125 atau tidak pada berada dalam kawasan lindung.

• Yang dimaksud dengan “kawasan peruntukan hutan produksi terbatas” adalah kawasan hutan yang secara ruang digunakan untuk budi daya hutan alam. (penjelasan pasal 64 ayat 1 huruf a PP 26 2008)

• Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas ditetapkan dengan kriteria memiliki faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor 125 (seratus dua puluh lima) sampai dengan 174 (seratus tujuh puluh empat). (Pasal 64 ayat 3 PP 26 2008)

Page 7: Perizinan vs pp 26 2008 edit

HTI Pada Kawasan Lindung

• Terdapat 1.060.000 ha Izin hutan Tanaman Industri berada dalam Kawasan Lindung

Page 8: Perizinan vs pp 26 2008 edit

HTI Pada Kawasan Hutan Produksi Terbatas

• Yang dimaksud dengan “kawasan peruntukan hutan produksi terbatas” adalah kawasan hutan yang secara ruang digunakan untuk budi daya hutan alam. (penjelasan pasal 64 ayat 1 huruf a PP 26 2008)

• Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas ditetapkan dengan kriteria memiliki faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor 125 (seratus dua puluh lima) sampai dengan 174 (seratus tujuh puluh empat). (Pasal 164 ayat 2 PP No 26 2008)

• Terdapat 510.700 ha hutan Tanaman Industri berada pada Kawasan Hutan Produksi Terbatas

Page 9: Perizinan vs pp 26 2008 edit

Kawasan Perkebunan• Seluas 724.600 ha Izin Perkebunan yang tidak sesuai dengan

Kriteria kawasan yang ada pada Pola Pemanfaatan Ruang pada PP No 26 tahun 2008 diantaranya:

• Seluas 353.800 ha Perkebunan berada dalam kawasan lindung • Seluas 190.000 ha Perkebunan berada pada kawasan Hutan

Produksi Terbatas • Seluas 180.000 ha Perkebunan berada pada kawasan Hutan

Produksi, • Catatan:

– Definisi kawasan perkebunan tidak ditegaskan secara jelas dalam PP No 26 tahun 2008. artinya Perkebunan hanya diizinkan pada kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK)

– (pasal 64 ayat 4 PP 26 2008) Kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi ditetapkan dengan kriteria:

• memiliki factor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor paling besar 124 (seratus dua puluh empat); dan/atau

• merupakan kawasan yang apabila dikonversi mampu mempertahankan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Page 10: Perizinan vs pp 26 2008 edit

Perkebunan Dalam Kawasan Lindung

• Terdapat 353.800 ha Perkebunan berada dalam kawasan lindung

Page 11: Perizinan vs pp 26 2008 edit

Perkebunan Pada kawasan Hutan Produksi Terbatas

• Terdapat 190.000 ha Perkebunan berada pada kawasan Hutan Produksi Terbatas

Page 12: Perizinan vs pp 26 2008 edit

Perkebunan Pada Kawasan Hutan Produksi Tetap

• Terdapat 180.000 ha Perkebunan berada pada kawasan Hutan Produksi Tetap