Upload
joyo-oscar
View
173
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Senyawa kimia alami yang terkandung dalam tumbuhan berupa senyawa
metabolit primer dan sekunder yang diperoleh melalui proses metabolisme.
Senyawa metabolit primer meliputi polisakarida, protein, lemak dan asam nukleat,
sedangkan senyawa metabolit sekunder terdiri dari alkaloid, terpenoid, piron,
asetogenin, lignan, flavonoid dan poliketida. Keberadaan senyawa metabolit
sekunder sangat tergantung pada jenis tumbuhan ( Mahmiah, 2006).
Salah satu jenis tanaman yang berpotensi sebagai sumber metabolit
sekunder yakni tanaman tropis jenis Artocarpus (Khaerunnisa, 2011). Hal ini
menunjukkan bahwa Artocarpus mengandung senyawa metabolit sekunder dan
perlu pembuktian melalui berbagai penelitian. Spesies-spesies tanaman yang
tergabung dalam famili Artocarpus merupakan sumber penelitian yang penting
dalam rangka mencari alternatif senyawa metabolit sekunder yang mempunyai
potensi bioaktifitas yang tinggi, dan Artocarpus camansi (keluwih) merupakan
salah satu spesies Artocarpus yang diteliti saat ini.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa tanaman Artocarpus
mengandung berbagai jenis senyawa flavonoid. Boonphoong et al. (2007) telah
mengisolasi beberapa senyawa flavonoid dari tumbuhan Artocarpus altilis, yaitu
2
cycloartocarpin, artocarpin, caplashin, morusin, cudraflavon B,
cycloartobiloxanthon, artonin E, cudraflavon, dan artobiloxanthon. Senyawa
Flavonoid terprenilasi seperti artocarpin, sikloartocarpin, monoartocarpin,
isosiklomorusin, cudraflavon C, artonin E, hidroksiartonin E, moracalkon, dan
gemicalkon juga diperoleh dari dari tiga spesies Artocarpus yaitu: A.
heterophillus, A. elasticus, dan A. lanceifolius (Musthapa et al., 2009).
Hasil uji in vitro ekstrak daun, kulit batang dan kulit akar Artocarpus
camansi menunjukkan bahwa ekstrak tersebut mempunyai aktivitas sebagai
antimalaria (Khaerunnisa, 2011, Hakim et al., 2010, Andayani et al., 2009).
Beberapa senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak akar, daun
dan kulit batang Artocarpus camansi yaitu senyawa flavonoid, fitosterol/triterpen,
minyak atsiri, saponin (hanya terdapat pada kulit batang) dan tannin (Andayani et
al., 2009).
Kajian aktivitas biologis dari senyawa turunan fenol Artocarpus terutama
dari golongan flavonoid membuka peluang untuk penemuan senyawa-senyawa
bioaktif baru yang potensial. Penelitian yang dilakukan oleh Luh et al. (2005)
terhadap kandungan senyawa flavonoid yang diisolasi dari A. heterophyllus dan A.
communis menunjukan aktifitas antiinflamasi. Huey et al. (2005) melaporkan
penemuan 5 prenylflavonoid terbaru dari A. elasticus yakni artelastoheterol,
artelasticinol, cycloartelastoxanthone, artelastoxanthone, dan
cycloartelastoxanthendiol yang memiliki aktivitas sebagai inhibisi cytotoxic
terhadap sel kangker. Hakim et al. (2011) melaporkan bahwa ekstrak methanol
kayu batang dan kulit batang Artocarpus odoratssimus yang mengandung
3
senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas antimalaria terhadap Plasmodium
Palcivarum strain 3D7. Hal senada juga dilaporkan oleh Boonphong et al. (2007),
bahwa senyawa-senyawa yang diisolasi dari akar Artocarpus altilis menunjukkan
aktivitas antituberculosis dan anti plasmodial, dan enam senyawa flavon
terprenilasi dari kulit batang Artocarpus champeden Spreng (siklobeterofilin,
artoindonesianin A-2, artoindonesianin R, dan morakalkon A) merupakan
inhibitor pada proses degradasi hemoglobin parasit malaria.
Flavonoid memiliki manfaat secara luas dalam bidang kesehatan. Sumber
bahan alam yang mengandung senyawa flavonoid telah banyak digunakan sebagai
pengobatan secara tradisional, salah satunya pada tanaman golongan Artocarpus.
Daun dari A. comunis Frost yang dibakar dan dicampurkan dengan minyak kelapa
ditambah kunyit dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit kulit. Bunganya
untuk menyembuhkan sakit gigi sedang akarnya digunakan untuk menghentikan
pendarahan (Hakim, 2011). Penggunaan obat tradisional mulai digunakan dan
dicari oleh masyarakat, hal ini dikarenakan obat tradisional tidak memiliki efek
samping dibandingkan obat-obatan dari bahan kimia murni dan memiliki harga
yang relative murah.
Potensi yang besar terhadap kandungan senyawa flavonoid yang terdapat
pada golongan Artocarpus membuka peluang baru dalam penelitian. Penelitian
terhadap kandungan senyawa flavonoid pada Artocarpus camansi masih sebatas
ditingkat ekstrak kasar dengan pengujian secara skrining fitokimia sementara
penelitian di tingkat fraksi belum pernah dilaporkan, maka dipandang perlu untuk
dilakukan penelitian ini dalam menganalisis jenis senyawa flavonoid yang
4
terkandung di dalam daun tanaman keluwih (Artocarpus camansi) di tingkat
fraksi. Fraksinasi pada ekstrak kasar dilakukan untuk memisahkan komponen-
komponen yang terdapat pada tanaman, sehingga senyawa flavonoid dapat
dipisahkan dari komponen yang lainnya. Hal ini akan memberikan hasil analisis
yang lebih baik dalam menentukan jenis senyawa flavonoid yang terkandung
dalam tanaman Artocarpus camansi.
Penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai sumber informasi
ilmiah mengenai golongan dan struktur dari senyawa flavonoid yang terkandung
dalam daun tanaman keluwih (Artocarpus camansi) yang berguna untuk
pengembangan ilmu kimia bahan alam dan memberikan peluang untuk
dilakukannya penelitian lanjutan untuk mengetahui bioaktivitas dari senyawa
flavonoid.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
1. Fraksi manakah yang mengandung senyawa flavonoid dari ekstrak
metanol daun keluwih (Artocarpus camansi) ?
2. Jenis senyawa flavonoid apa saja yang terkandung dari fraksi ekstrak
metanol daun keluwih (Artocarpus camansi) ?
5
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui:
1. Fraksi yang mengandung senyawa flavonoid dari ekstrak metanol daun
keluwih (Artocarpus camansi).
2. Jenis senyawa flavonoid yang terkandung dari fraksi ekstrak metanol daun
keluwih (Artocarpus camansi).
1.4.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi mengenai:
1. Jenis kandungan senyawa flavonoid yang terdapat dalam ekstrak metanol
daun keluwih (Artocarpus camansi ).
2. fraksi yang dihasilkan dalam ekstrak daun keluwih (Artocarpus camansi)
yang mengandung flavonoid
3. Kandungan tiap fraksi yang diperoleh dari ekstrak daun keluwih
(Artocarpus camansi)
4. Sumber bahan alam yang bermanfaat dalam bidang kesehatan, salah
satunya pada tanaman Artocarpus camansi, dapat menjadi sumber
informasi yang berguna bagi siswa sehingga akan dibuat buku saku
popular.
6
1.5. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan keterbatasan peneliti dalam hal
tenaga dan waktu, penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut:
1. Metabolit sekunder yang akan dianalisis adalah senyawa flavonoid.
2. Tanaman yang digunakan yakni bagian daun tanaman keluwih berumur
sedang yang diambil dari Kediri, Lombok Barat (NTB).
3. Ekstrak daun tanaman keluwih diperoleh menggunakan pelarut metanol
dengan metode maserasi