212
PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM (CTL, Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran Tematik) Materi Pelatihan Penguatan Penguatan Pengawas Sekolah

PEMBELAJARAN PAIKEM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: PEMBELAJARAN PAIKEM

PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM

(CTL, Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran Tematik)

Materi Pelatihan Penguatan Penguatan Pengawas Sekolah

DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKANDIREKTORAT JENDERAL

PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKANKEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

2010

Page 2: PEMBELAJARAN PAIKEM
Page 3: PEMBELAJARAN PAIKEM

SAMBUTANDIREKTUR JENDERAL

PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Di dalam pelaksanaan program penguatan kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah yang merupakan agenda dari program 100 hari Mendiknas, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) telah menyusun materi untuk penguatan kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah.

Di dalam pengembangan materi tersebut telah mengacu kepada standar pengawas sekolah sebagaimana diatur dalam Permendiknas No. 12 tahun 2007. Saya memberikan penghargaan yang tinggi kepada Direktorat Tenaga Kependidikan atas dihasilkannya materi penguatan kemampuan pengawas sekolah dalam rangka meningkatkan kompetensi pengawas sekolah.

Materi ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi individu pengawas sekolah dan lembaga yang terkait dalam penguatan kemampuan pengawas sekolah di Propinsi dan Kab/Kota. Berbagai pihak yang ingin berkontribusi terhadap program penguatan pengawas sekolah dapat memperkaya dengan berbagai referensi dan khasanah bacaan lainnya untuk mewujudkan pengawas sekolah yang profesional dan akuntabel.

Semoga semua usaha kita untuk penguatan kemampuan pengawas sekolah sesuai dengan standar pengawas sekolah sebagaimana diamanahkan dalam Permendiknas No. 12 tahun 2007 dapat diwujudkan, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya dan menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif, inovatif dan berpikir kritis.

Jakarta, Januari 2010Direktur Jenderal PMPTK

Prof. Dr. Baedhowi, M.SiNIP 19490828 197903 1 001

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah i

Page 4: PEMBELAJARAN PAIKEM

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah ii

Page 5: PEMBELAJARAN PAIKEM

KATA PENGANTAR

Pada tahun 2007, Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK bekerjasama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah berhasil merumuskan standar pengawas sekolah/madrasah yang ditetapkan melalui Permendiknas No 12 tahun 2007. Untuk mengoperasionalkan dan mengimplementasikan Permendiknas tersebut, Direktorat Tenaga Kependidikan telah berupaya menyusun materi pelatihan sesuai dengan masing-masing komponen kompetensi pengawas sekolah yang diatur dalam Permendiknas No 12 tahun 2007.

Materi yang telah disusun ini merupakan bagian dari rencana pelaksanaan program penguatan pengawas sekolah, program kedua dari delapan program 100 hari Mendiknas. Program penguatan kemampuan pengawas sekolah sangat penting mengingat peran strategis pengawas sekolah di dalam proses peningkatan mutu pendidikan.

Pengawas sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong guru untuk malakukan proses pembelajaran untuk mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Materi ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi peningkatan kompetensi pengawas sekolah sesuai yang diamanahkan Permendiknas No 12 tahun 2007.

Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, namun kami perlu menyampaikan penghargaan kepada tim penyusun buku ini yang telah berusaha dan berhasil mempersiapakan materi yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi usaha peningkatan kompetensi pengawas sekolah. Berbagai pihak yang terkait dengan penguatan kemampuan pengawas sekolah dapat memperkaya dengan materi yang lain sepanjang mencapai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kompetensi pengawas sekolah sesuai dengan Permendiknas No 12 tahun 2007.

Semoga buku ini bermanfaat bagi usaha penguatan kemampuan pengawas sekolah di seluruh Kab/Kota di Indonesia.

Jakarta, Januari 2010Direktur Tenaga Kependidikan

Surya Dharma, MPA, Ph.D 19530927 197903 1 001

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah iii

Page 6: PEMBELAJARAN PAIKEM

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah iv

Page 7: PEMBELAJARAN PAIKEM

DAFTAR ISI

SAMBUTAN DIRJEN PMPTK ........................................................................ i

KATA PENGANTAR ................………………………….…………..……… iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................

v

PENDAHULUAN ...…………………………….…………..……………….. 1

A. Latar belakang ....................................................................................... 1

B. Dimensi Kompetensi .............................................................................. 1

C. Kompetensi yang Hendak Dicapai ....................................................... 2

D. Indikator Pencapaian Kompetensi ....................................................... 2

E. Alokasi Waktu ...................................................................................... 2

F. Skenario .................................................................................................. 2

PEMBELAJARAN PAIKEM ……………………….……..………..…………………………. 4

A. Latar Belakang ………………………................…………………….... 4

B. Konsep Dasar Pembelajaran ………………………………………..…….…………………………..

…7

C. Tujuan PAIKEM …………..…………………………………………… 14

D. Karakteristik PAIKEM ……………………………………….......….... 15

E. Jenis-jenis PAIKEM ……………………………………………………………………………16

F. Penerapan 17

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah v

Page 8: PEMBELAJARAN PAIKEM

PAIKEM……………………………………………………

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) ……………………..........… 21

A. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis ......………………………… 22

B. Pengertian Pembelajaran Kontekstual ................................................ 25

C. Langkah-langkah CTL ………………………………………………... 27

D. Karakteristik Pembelajaran CTL……………….......………………… 27

E. Strategi Pembelajaran Kontekstual ..................................................... 30

F. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual Dengan Pembelajaran Tradisional ...............................................................................................

33

G. Evaluasi Otentik dalam CTL ................................................................. 35

H. Penerapan Pembelajaran Kontekstual di Kelas ................................. 36

PEMBELAJARAN TERPADU ..........................................................………. 55

A. Latar Belakang ........................................................................................

57

B. Tujuan Pembelajaran Terpadu ............................................................. 60

C. Jenis-jenis Pembelajaran ......................................................................

61

D. Pembelajaran IPA Terpadu .................................................................. 61

E. Pembelajaran IPS Terpadu ................................................................... 93

PEMBELAJARAN TEMATIK ....................................................................... 109

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah vi

Page 9: PEMBELAJARAN PAIKEM

A. Latar Belakang ........................................................................................

113

B. Kerangka Berpikir ..................................................................................

115

C. Pengertian Pembelajaran Tematik ....................................................... 120

D. Landasan Pembelajaran Tematik ......................................................... 123

E. Karakteristik Pembelajaran Tematik ................................................... 124

F. Rambu-rambu Pembelajaran Tematik ................................................. 126

G. Implikasi Pembelajaran Tematik .......................................................... 126

H. Tahap Persiapan Pembelajaran ............................................................ 128

I. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................ 133

J. Penilaian Pembelajaran Tematik .......................................................... 136

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah vii

Page 10: PEMBELAJARAN PAIKEM

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan

supervisi manajerial kepala sekolah, namun juga membina guru

melalui supervisi aka-demik. Dalam pembinaan guru tentu harus

mengacu pada kompetensi guru, terutama kompetensi profesional

berkaitan dengan proses pembelajaran. Se-jalan dengan

perkembangan teknologi serta teori-teori pembelajaran, maka guru

pun dituntut mampu menguasai dan memilih pendekatan, strategi

dan metode pembelajaran yang tepat, sehingga menjadikan siswa

aktif, kreatif, dan belajar dalam suasana senang serta efektif.

Menghadapi tugas tersebut pengawas tentu harus menguasai

strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

Bila pengetahuan pengawas sudah ketinggalan, apa lagi hanya

mengandalkan pengalaman tan-pa didukung teori-teori, maka

pengawas tidak akan mandapatkan respek dari para guru yang

dibinanya. Paling tidak, untuk jenjang pendidikan dasar pe-ngawas

harus memahami garis besar strategi pembelajaran mata pelajaran

utama antara lain: matematika, IPA, IPS, bahasa Indonesia, dan

bahasa Inggris.

Materi pelatihan ini dimaksudkan memberikan wawasan dan

pengalaman langsung melalui praktek-praktek simulasi bagi

pengawas dalam melaksanakan tugas supervisi akademik di

tingkat TK, SD, SMP, SMA, SMK, SLB.

B. Dimensi Kompetensi

Dimensi kompetensi yang diharapkan dibentuk pada akhir Diklat ini

adalah dimensi Kompetensi Supervisi Akademik.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 1

Page 11: PEMBELAJARAN PAIKEM

C. Kompetensi yang Hendak Dicapai

Setelah mengikuti pelatihan ini pengawas diharapkan dapat

membim-bing guru dalam memahami, memilih dan menggunakan

strategi/metode/tek-nik pembelajaran/bimbingan yang dapat

mengembangkan potensi siswa agar kritis, kreatif, inovatif, mampu

memecahkan masalah melalui mata-mata pelajaran yang relevan.

D. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian hasil diklat ini adalah apabila pengawas

dapat:

1. Memahami Hakikat Pendekatan Pembelajaran

2. Mengidentifikasi Berbagai Jenis Pembelajaran PAIKEM

3. Membimbing guru dalam menggunakan Berbagai Metode

Pembelajaran Berbasis PAIKEM pada setiap mata pelajaran

sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik.

E. Alokasi Waktu

No. Materi Diklat Alokasi

1. Pembelajaran Berbasis CTL 4 jam

2. Pembelajaran Terpadu (IPA Terpadu, IPS

Terpadu)

4 jam

3. Pembelajaran Tematik 4 jam

F. Skenario

1. Perkenalan

2. Pejelasan tentang dimensi kompetensi, indikator, alokasi waktu

dan skenario pendidikan dan pelatihan strategi pembelajaran.

3. Pre-test

4. Eksplorasi pemahaman peserta berkenaan dengan strategi

pembelajaran, melalui pendekatan andragogi.

5. Penyampaian Materi Diklat:

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 2

Page 12: PEMBELAJARAN PAIKEM

a. Menggunakan pendekatan andragogi, yaitu lebih

mengutamakan pe-ngungkapan kembali pengalaman peserta

pelatihan, menganalisis, me-nyimpulkan, dan mengeneralisasi

dalam suasana diklat yang aktif, ino-vatif, kreatif, efektif,

menyenangkan, dan bermakna. Peranan pelatih lebih sebagai

fasilitator.

b. Diskusi tentang indikator keberhasilan pelatihan strategi

pembelajaran.

c. Praktik pengembangan strategi pembelajaran.

6. Post test.

7. Refleksi bersama antara peserta dengan pelatih mengenai

jalannya pelatihan.

8. Penutup

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 3

Page 13: PEMBELAJARAN PAIKEM

PEMBELAJARANPAIKEM

A. Latar Belakang

Para ahli pendidikan berpendapat bahwa proses pembelajaran di

sekolah sampai saat ini cenderung berpusat kepada guru. Tugas

guru adalah menyampaikan materi-materi dan siswa diberi

tanggung jawab untuk menghafal semua pengetahuan. Memang

pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti

berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi

gagal dalam membekali anak memecahkan masalah dalam

kehidupan jangka panjang.

Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang

mereka pelajari bukan mengetahuinya, oleh karena itu para

pendidik telah berjuang dengan segala cara dengan mencoba

untuk membuat apa yang dipelajari siswa disekolah agar dapat

dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah

guru tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan kepada

siswa. Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya

sendiri. Guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara

mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan

sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan ide-ide, dan

dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan sendiri

ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan

strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Guru dapat

memberikan kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 4

Page 14: PEMBELAJARAN PAIKEM

mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, tetapi harus di

upayakan sendiri siswa yang memanjat tangga itu.

Tingkat pemahaman siswa menurut model Gagne (1985) dapat

dikelompokan menjadi delapan tipe belajar, yaitu: (1) belajar

isyarat, (2) stimulus-respon, (3) rangkaian gerak, (4) rangkaian

verbal, (5) membedakan, (6) pembentukan konsep, (7)

pembentukan aturan dan (8) pemecahan masalah (problem

solving).

Di lihat dari urutan belajar, belajar pemecahan masalah adalah tipe

belajar paling tinggi karena lebih kompleks, Dalam tipe belajar

pemecahan masalah, siswa berusaha menyeleksi dan

menggunakan aturan-aturan yang telah dipelajari terdahulu untuk

membuat formulasi pemecahan masalah. Lebih jauh Gagne (1985)

mengemukakan bahwa kata-kata seperti penemuan (discovery)

dan kreatifitas (creativity) kadang-kadang diasosiasikan sebagaii

pemecahan masalah.

Pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and

Learning /CTL), Pembelajaran Pembelajaran Terpadu ,

Pembelajaran Inkuiri dengan menggunakan metode pembelajaran

berbuat seperti: kerja kelompok, eksperimen, pengamatan,

penelitian sederhana, pemecahan masalah, dan pembelajaran

praktik dengan dikombinasikan dengan metode ekspositori seperti

ceramah, tanya jawab dan demonstrasi adalah pendekatan

pembelajaran yang karakteristiknya memenuhi harapan itu.

Pendekatan atau model-model pembelajaran tersebut menjadi

tumpuan harapan para ahli pendidikan dan pengajaran dalam

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 5

Page 15: PEMBELAJARAN PAIKEM

upaya menghidupkan kelas secara optimal. Kelas yang hidup

diharapkan dapat mengimbangi perubahan yang terjadi di luar

sekolah yang demikian cepat.

Setiap pendekatan memiliki ciri-ciri dasar atau karakteristik sendiri.

Karakteristik ini berhubungan dengan apa yang menjadi fokus dan

mendapat tekanan dalam pembelajaran. Ada pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada siswa yang meliputi

perkembangan, kemampuan berpikir, aktivitas, pengalaman siswa.

Pendekatan pembelajaran berfokus pada guru yang meliputi

fungsi, peran, dan aktivitas guru. Pendekatan pembelajaran

berfokus pada masalah meliputi masalah personal, sosial,

lingkungan, atau pendekatan pembelajaran yang berfokus pada

teknologi, sistem instruksional, sistem informasi, media, sumber

belajar, dll.

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang

kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk

pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya

masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode

pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tergantung

pada pendekatannya. Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor

41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa dalam kegiatan inti

pembelajaran merupakan proses untuk mencapai Kompetensi

Dasar (KD) yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, krativitas, dan kemadirian sesuai denganbakat, minat,

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 6

Page 16: PEMBELAJARAN PAIKEM

dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Kegiatan

pembelajaran ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui

proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

B. Konsep Dasar Pembelajaran

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling

berkaitan. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku

akibat interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah

laku merupakan upaya yang dilakukan secara sadar

berdasarkan pengalaman ketika berinteraksi dengan lingkungan.

Pola tingkah laku yang terjadi dapat dilihat atau diamati dalam

bentuk perbuatan reaksi dan sikap secara mental dan fisik.

Tingkah laku yang berubah sebagai hasil proses pembelajaran

mengandung pengertian luas, mencakup pengetahuan,

pemahaman, sikap, dan sebagainya. Perubahan yang terjadi

memiliki karakteristik: (1) perubahan terjadi secara sadar, (2)

perubahan dalam belajar bersifat sinambung dan fungsional, (3)

tidak bersifat sementara, (4) bersifat positif dan aktif, (5)

memiliki arah dan tujuan, dan (6) mencakup seluruh aspek

perubahan tingkah laku, yaitu pengetahuan, sikap, dan

perbuatan.

Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal. Faktor internal, yaitu kondisi dalam

proses belajar yang berasal dari dalam diri sendiri, sehingga

terjadi perubahan tingkah laku. Ada beberapa hal yang

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 7

Page 17: PEMBELAJARAN PAIKEM

termasuk faktor internal, yaitu: kecerdasan, bakat (aptitude),

keterampilan (kecakapan), minat, motivasi, kondisi fisik, dan

mental.

Faktor eksternal, adalah kondisi di luar individu peserta didik

yang mempengaruhi belajarnya. Adapun yang termasuk faktor

eksternal adalah: lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat

(keadaan sosio-ekonomis, sosio kultural, dan keadaan

masyarakat).

Pada hakikatnya belajar dilakukan oleh siapa saja, baik anak-

anak maupun manusia dewasa. Pada kenyataannya ada

kewajiban bagi manusia dewasa atau orang-orang yang memiliki

kompetensi lebih dahulu agar menyediakan ruang, waktu, dan

kondisi agar terjadi proses belajar pada anak-anak. Dalam hal ini

proses belajar diharapkan terjadi secara optimal pada peserta

didik melalui cara-cara yang dirancang dan difasilitasi oleh guru

di sekolah. Dengan demikian diperlukan kegiatan pembelajaran

yang disiapkan oleh guru.

Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang

untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan

memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan

terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung

di dalam peserta didik (Winkel, 1991).

Pengaturan peristiwa pembelajaran dilakukan secara seksama

dengan maksud agar terjadi belajar dan membuat berhasil guna

(Gagne, 1985). Oleh karena itu pembelajaran perlu dirancang,

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 8

Page 18: PEMBELAJARAN PAIKEM

ditetapkan tujuannya sebelum dilaksanakan, dan dikendalikan

pelaksanaannya (Miarso, 1993)

Proses pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik,

metode, dan pendekatan tertentu sesuai dengan karakteristik

tujuan, peserta didik, materi, dan sumber daya. Sehingga

diperlukan strategi yang tepat dan efektif.

Strategi pembelajaran merupakan suatu seni dan ilmu untuk

membawa pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan yang

telah ditetapkan dapat dicapai secara efesien dan efektif (T.

Raka Joni, 1992). Cara-cara yang dipilih dalam menyusun

strategi pembelajaran meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan

yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta

didik (Gerlach and Ely). Strategi belajar mengajar tidak hanya

terbatas pada prosedur dan kegiatan, melainkan juga termasuk

di dalamnya materi pengajaran atau paket pengajarannya (Dick

and Carey).

Faktor yang memengaruhi proses pembelajaran terdiri dari

faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor

yang berkaitan dengan pribadi guru sebagai pengelola kelas.

Guru harus dapat melaksanakan proses pembelajaran, oleh

sebab itu guru harus memiliki persiapan mental, kesesuaian

antara tugas dan tanggung jawab, penguasaan bahan, kondisi

fisik, dan motivasi kerja.

Faktor eksternal adalah kondisi yang timbul atau datang dari

luar pribadi guru, antara lain keluarga dan lingkungan pergaulan

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 9

Page 19: PEMBELAJARAN PAIKEM

di masyarakat. Faktor lingkungan, yang dimaksud adalah faktor

lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan sekolah.

Berdasarkan pendekatan yang digunakan, secara umum ada

dua strategi pembelajaran yaitu strategi yang berpusat pada

guru (teacher centre oriented) dan strategi yang berpusat pada

peserta didik (student centre oriented). Pendekatan

pembelajaran yang berpusat pada guru menggunakan strategi

ekspositori, sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat

pada peserta didik menggunakan strategi diskoveri inkuiri

(discovery inquiry).

Pemilihan strategi ekspositori atau diskoveri inkuiri dilakukan

atas pertimbangan karakteristik kompetensi yang menjadi

tujuan yang terdiri dari sikap, pengetahuan dan keterampilan,

serta karakteristik peserta didik dan sumber daya yang dimiliki.

Oleh karena itu tidak ada strategi yang tepat untuk semua

kondisi dan karakteristik yang dihadapi. Guru diharapkan

mampu memilah dan memilih dengan tepat strategi yang

digunakan agar hasil pembelajaran efektif dan maksimal.

Pemilihan strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan:

a. karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum

memadai;

b. sumber referensi terbatas;

c. jumlah pesera didik dalam kelas banyak;

d. alokasi waktu terbatas; dan

e. jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek

pengetahuan) atau bahan banyak.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 10

Page 20: PEMBELAJARAN PAIKEM

Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi ekspositori

adalah sebagai berikut.

a. Preparasi, guru menyiapkan bahan/materi pembelajaran

b. Apersepsi diperlukan untuk penyegaran

c. Presentasi (penyajian) materi pembelajaran

d. Resitasi, pengulangan pada bagian yang menjadi kata kunci

kompetensi atau materi pembelajaran.

Pemilihan strategi diskoveri inkuiri dilakukan atas pertimbangan:

a. karakteristik peserta didik dengan kemandirian cukup

memadai;

b. sumber referensi, alat, media, dan bahan cukup;

c. jumlah peserta didik dalam kelas tidak terlalu banyak;

d. materi pembelajaran tidak terlalu luas; dan

e. alokasi waktu cukup tersedia.

Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi diskoveri inkuiri

adalah sebagai berikut.

a. Guru atau peserta didik mengajukan dan merumuskan

masalah

b. Merumuskan logika berpikir untuk mengajukan hipotesis atau

jawaban sementara

c. Merumuskan langkah kerja untuk memperoleh data

d. Menganalisis data dan melakukan verifikasi

e. Melakukan generalisasi

Strategi ekspositori lebih mudah bagi guru namun kurang

melibatkan aktivitas peserta didik. Kegiatan pembelajaran

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 11

Page 21: PEMBELAJARAN PAIKEM

berupa instruksional langsung (direct instructional) yang

dipimpin oleh guru. Metode yang digunakan adalah ceramah

atau presentasi, diskusi kelas, dan tanya jawab. Namun

demikian ceramah atau presentasi yang dilakukan secara

interaktif dan menarik dapat meningkatkan keterlibatan peserta

didik dalam pembelajaran.

Strategi diskoveri inkuiri memerlukan persiapan yang sungguh-

sungguh, oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas dan inovasi guru

agar pengaturan kelas maupun waktu lebih efektif. Kegiatan

pembelajaran berbentuk Problem Based Learning yang

difasilitasi oleh guru. Strategi ini melibatkan aktivitas peseserta

didik yang tinggi. Metode yang digunakan adalah observasi,

diskusi kelompok, eksperimen, ekplorasi, simulasi, dan

sebagainya.

2. PAIKEM Sebagai Model Pembelajaran Berbasis

Kompetensi

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif,

Inspiratif/Interaktif/Inovatif, Kritis /Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip

pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis

kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan

orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara

akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi

peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan,

dan keterampilannya.

Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai

berikut:

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 12

Page 22: PEMBELAJARAN PAIKEM

a. Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang

diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran

sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam pembelajaran

tinggi. Tugas guru adalah mendesain kegiatan pembelajaran

agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar

secara aktif dalam mencapai kompetensinya.

b. Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan

dalam KD dan SK tercapai secara utuh. Aspek kompetensi

yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan

terintegrasi menjadi satu kesatuan.

c. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya

keunikan individual setiap peserta didik. Peserta didik

memiliki karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang

beragam. Oleh karena itu dalam kelas dengan jumlah

tertentu, guru perlu memberikan layanan individual agar

dapat mengenal dan mengembangkan peserta didiknya.

d. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus

menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning)

sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Peserta

didik yang belum tuntas diberikan layanan remedial,

sedangkan yang sudah tuntas diberikan layanan pengayaan

atau melanjutkan pada kompetensi berikutnya.

e. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah,

sehingga peserta didik menjadi pembelajar yang kritis,

kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

Oleh karena itu guru perlu mendesain pembelajaran yang

berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau konteks

kehidupan peserta didik dan lingkungan. B erpikir kritis

adalah kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 13

Page 23: PEMBELAJARAN PAIKEM

dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan,

memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian

ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk

meningkatkan kemurnian (originality) dan ketajaman

pemahaman (insigt) dalam mengembangkan sesuatu

(generating). Kemampuan memecahkan masalah (problem

solving) adalah kemampuan tahap tinggi siswa dalam

mengatasi hambatan, kesulitan maupun ancaman. Metode

problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya

sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu

metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat

menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan

mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

f. Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan

multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar

beragam bagi peserta didik.

C. Tujuan PAIKEM

Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa mengembangkan

kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif

(critical dan creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu

kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam

menilai, memecahkan masalah menarik keputusan, memberi

keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir

kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan

kemurnian (orginality), ketajaman pemahaman (insigt) dalam

mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan

masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 14

Page 24: PEMBELAJARAN PAIKEM

Dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual

atau kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Jika

memungkinkan masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri,

dan diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk

diselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri,

umpamanya masalah kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalu

lintas, pembusukan makanan, wabah penyakit, kegagalan panen,

pemalsuan produk, atau soal-soal dalam setiap mata pelajaran

yang membutuhkan analisis dan pemahaman tingkat tinggi, Dsb.

D. Karakteristik PAIKEM

Sesuai dengan singkatan PAIKEM, maka pembelajaran yang

berfokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan

kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini

memiliki 4 ciri yaitu: mengalami, komunikasi, interaksi dan

refleksi.

1. Mengalami (pengalaman belajar) antara lain:

Melakukan pengamatan

Melakukan percobaan

Melakukan penyelidikan

Melakukan wawancara

Siswa belajar banyak melalui berbuat

Pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera.

2. Komunikasi, bentuknya antara lain:

Mengemukakan pendapat

Presentasi laporan

Memajangkan hasil kerja

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 15

Page 25: PEMBELAJARAN PAIKEM

Ungkap gagasan

3. Interaksi, bentuknya antara lain:

Diskusi

Tanya jawab

Lempar lagi pertanyaan

o Kesalahan makna berpeluang terkoreksi

o Makna yang terbangun semakin mantap

o Kualitas hasil belajar meningkat

4. Kegiatan Refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang

diperbuat/dipikirkan.

mengapa demikian?

apakah hal itu berlaku untuk …?

Untuk perbaikan gagasan/makna

Untuk tidak mengulangi kesalahan

Peluang lahirkan gagasan baru

Dari karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlu memberikan

dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya

dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang be-

rada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam mem-

berikan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, perhatian,

persepsi, retensi, dan transfer dalam belajar, sebagai bentuk tang-

gung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.

E. Jenis-Jenis PAIKEM

Pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

PAIKEM antara lain adalah pembelajaran kotekstual (CTL), Pembe-

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 16

Page 26: PEMBELAJARAN PAIKEM

lajaran Terpadu (Tematik, IPA Terpadu, IPS Terpadu), Pembelajaran

berbasis TIK (ICT), Pembelajaran Pengayaan dengan menggunakan

berbagai strategi antara lain dengan Lesson Study.

F. Penerapan PAIKEM

Sebagai tahapan strategis pencapaian kompetensi, kegiatan

PAIKEM perlu didesain dan dilaksanakan secara efektif dan efisien

sehingga memperoleh hasil maksimal. Berdasarkan panduan

penyusunan KTSP (KTSP), kegiatan pembelajaran terdiri dari

kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan

mandiri tidak terstruktur. Sekolah standar, beban belajarnya

dinyatakan dalam jam pelajaran ditetapkan bahwa satu jam

pelajaran tingkat SMA/SMK terdiri dari 45 menit, SMP terdiri dari 40

menit, dan untuk SD terdiri dari 35 menit tatap muka untuk Tugas

Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur. Dalam hal ini

guru perlu mendesain kegiatan pembelajaran tatap muka, tugas

terstruktur dan kegiatan mandiri.

1. Kegiatan Tatap Muka

Untuk kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi bervariasi

baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan

seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi

kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif,

demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 17

Page 27: PEMBELAJARAN PAIKEM

kajian pustaka atau internet, tanya jawab, atau simulasi. Tapi

jika sudah ada sekolah yang menerapkan sistem SKS, maka

kegiatan tatap muka lebih disarankan dengan strategi

ekspositori. Namun demikian tidak menutup kemungkinan

menggunakan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan

seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, tanya

jawab, atau demonstrasi.

2.Kegiatan Tugas terstruktur

Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas

terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun

dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP (Rancangan

Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu pembelajaran

dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang

digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau

proyek.

Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran

yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran

guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang

disarankan adalah diskoveri inkuiri dan tidak disarankan dengan

strategi ekspositori. Metode yang digunakan seperti diskusi

kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif,

demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan

kajian pustaka atau internet, atau simulasi.

3. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur

Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran

yang dirancang oleh guru. Strategi pembelajaran yang

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 18

Page 28: PEMBELAJARAN PAIKEM

digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti

penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.

PAIKEM dapat diterapkan pada pembelajaran Pembelajaran

kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang

sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip

pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan lima strategi

pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning),

yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan

transferrini diharapkan peserta didik mampu mencapai

kompetensi secara maksimal.

Pemilihan strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan:

a. karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum

memadai;

b. sumber referensi terbatas;

c. jumlah pesera didik dalam kelas banyak;

d. alokasi waktu terbatas; dan

e. jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek

pengetahuan) atau bahan banyak.

Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi ekspositori

adalah sebagai berikut.

a. Preparasi, guru menyiapkan bahan/materi pembelajaran

b. Apersepsi diperlukan untuk penyegaran

c. Presentasi (penyajian) materi pembelajaran

d. Resitasi, pengulangan pada bagian yang menjadi kata kunci

kompetensi atau materi pembelajaran.

Pemilihan strategi diskoveri inkuiri dilakukan atas pertimbangan:

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 19

Page 29: PEMBELAJARAN PAIKEM

a. karakteristik peserta didik dengan kemandirian cukup

memadai;

b. sumber referensi, alat, media, dan bahan cukup;

c. jumlah peserta didik dalam kelas tidak terlalu banyak;

d. materi pembelajaran tidak terlalu luas; dan

e. alokasi waktu cukup tersedia.

Langkah-langkah yang dilakukan pada strategi diskoveri inkuiri

adalah sebagai berikut.

a. Guru atau peserta didik mengajukan dan merumuskan

masalah

b. Merumuskan logika berpikir untuk mengajukan hipotesis atau

jawaban sementara

c. Merumuskan langkah kerja untuk memperoleh data

d. Menganalisis data dan melakukan verifikasi

e. Melakukan generalisasi

Strategi ekspositori lebih mudah bagi guru namun kurang

melibatkan aktivitas peserta didik. Kegiatan pembelajaran

berupa instruksional langsung (direct instructional) yang

dipimpin oleh guru. Metode yang digunakan adalah ceramah

atau presentasi, diskusi kelas, dan tanya jawab. Namun

demikian ceramah atau presentasi yang dilakukan secara

interaktif dan menarik dapat meningkatkan keterlibatan peserta

didik dalam pembelajaran.

Strategi diskoveri inkuiri memerlukan persiapan yang sungguh-

sungguh, oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas dan inovasi guru

agar pengaturan kelas maupun waktu lebih efektif. Kegiatan

pembelajaran berbentuk Problem Based Learning yang

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 20

Page 30: PEMBELAJARAN PAIKEM

difasilitasi oleh guru. Strategi ini melibatkan aktivitas peseserta

didik yang tinggi. Metode yang digunakan adalah observasi,

diskusi kelompok, eksperimen, ekplorasi, simulasi, dan

sebagainya.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 21

Page 31: PEMBELAJARAN PAIKEM

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

A. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis

Penerapan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and

Learning) di Amerika Serikat bermula dari pandangam ahli

pendidikan klasik John Dewey yang pada tahun 1916 mengajukan

teori kurikulum dan metodologi pengajaran yang berhubungan

dengan pengalaman dan minat siswa. Filosofi pembelajaran

kontekstual berakar dari paham progressivisme John Dewey.

Intinya, siswa akan belajar dengan baik apabila apa yang mereka

pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta

proses belajar akan produktif jika siswa terlibat dalam proses

belajar di sekolah. Pokok-pokok pandangan progressivisme antara

lain:

1. Siswa belajar dengan baik apabila mereka secara aktif dapat

mengkonstruksi sendiri pemahaman mereka tentang apa yang

diajarkan oleh guru.

2. Siswa harus bebas agar dapat berkembang wajar.

3. Penumbuhan minat melalui pengalaman langsung untuk

merangsang belajar.

4. Guru sebagai pembimbing dan peneliti.

5. Harus ada kerja sama antara sekolah dan masyarakat.

6. Sekolah progresif harus merupakan laboratorium untuk

melakukan eksperimen.

Selain teori progressivisme John Dewey, teori kognitif

melatarbelakangi pula filosofi pembelajaran kontekstual. Siswa

akan belajar dengan baik apabila mereka terlibat secara aktif

dalam segala kegiatan di kelas dan berkesempatan untuk

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 22

Page 32: PEMBELAJARAN PAIKEM

menemukan sendiri. siswa menunjukkan belajar dalam bentuk apa

yang mereka ketahui dan apa yang dapat mereka lakukan. Belajar

dipendang sebagai usaha atau kegiatan intelektual untuk

membangkit ide-ide yang masih laten melalui kegiatan introspeksi.

Sejauh ini pendidikan kita masih di dominasi oleh pandangan

bahawa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus

dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama

pengetahuan, kemudian ceramah sebagai pilihan utama strategi

belajar. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi belajar baru yang

lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak

mengharuskan siswa menghapal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi

yang mendorong siswa mengkontruksi pengetahuan di benak

mereka sendiri.

Berpijak pada dua pandangan itu, filosofi konstruksivisme

berkembang. Dasarnya pengetahuan dan keterampilan siswa

diperoleh dari konteks yang terbatas dan sedikit demi sedikit.

Siswa yang harus mengkontruksikan sendiri pengetahuannya.

Melalui landasan filosofi konstruksivisme, CTL dipromosikan

menjadi alternatif strategi belajar yang baru. Melalui strategi, siswa

diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal.

Menurut filosofi konstruktivisme, pengetahuan bersifat non-

objektif, temporer, dan selalu berubah. Segala sesuatu bersifat

temporer, berubah dan tidak menentu. Belajar adalah pemaknaan

pengetahuan, bukan perolehan pengetahuan dan mengajar

diartikan sebagain kegiatan atau menggali makna, bukan

memindahkan pengetahuan kepada orang yang belajar. Otak atau

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 23

Page 33: PEMBELAJARAN PAIKEM

akal manusia berfungsi sebagai alat untuk melakukan interpretasi

sehingga muncul makna yang unik.

Dengan paham kontruksivisme, siswa diharapkan dapat

membangun pemahaman sendiri dari pengalaman/pengetahuan

terdahulu. Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui

pengalaman-pengalam belajar bermakna. Siswa diharapkan

memapu mempraktikkan pengetahuan/pengalaman yang telah

diperoleh dalam konteks kehidupan. Siswa diharapkan juga

melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan

tersebut. Dengan demikian, siswa dapat memiliki pemahaman

yang berbeda terhadap pengetahuan yang dipelajari. Pemahaman

ini diperoleh siswa karena ia dihadapkan kepada lingkungan belajar

yang bebas yang merupakan unsur yang sangat esensial.

Hakikat teori kontruksivisme adalah bahwa siswa harus menjadikan

informasi itu menjadi miliknya sendiri. teori kontruksivisme

memandang siswa secara terus menerus memeriksa informasi-

informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dn

memperbaiki aturan-aturan yang tidak sesuai lagi. Teori

konstruksivis menuntut siswa berperan aktif dalam pembelajaran

mereka sendiri. Karena penekanannya pada siswa aktif, maka

strategi kontruksivis sering disebut pengajaran yang berpusat pada

siswa (student-centered instruction). Di dalam kelas yang

pengajarannya terpusat kepada siswa, peranan guru adalah

membantu siswa menemukan fakta, konsep, atau prinsip bagi diri

mereka sendiri, bukan memberikan ceramah atau mengendalikan

seluruh kegiatan di kelas.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 24

Page 34: PEMBELAJARAN PAIKEM

Beberapa proposisi yang dapat dikemukakan sebagai implikasi dari

teori kontruktivistik dalam praktek pembeljaran di sekolah-sekolah

kita sekarang adalah sebagai berikut:

1. Belajar adalah proses pemaknaan informasi baru

2. Kebebasan merupakan unsur esensial dalam lingkungan

belajar.

3. Strategi belajar yang digunakan menentukan proses dan hasil

belajar.

4. Belajar pada hakikatnya memiliki aspeksosial dan budaya.

5. Kerja kelompok dianggap sangat berharga.

Dalam pandangan kontruksivistik, kebebasan dipandangan sebagai

penentu keberhasilan karena kontrol belajar dipegang oleh siswa

sendiri. Tujuan pembelajaran konstruktivistik menekankan pada

penciptaan pemahaman yang menuntut aktivitas yang kreatif dan

produktif dalam konteks nyata. Dengan demikian, paham

konstruktivistik menolak pandangan behavioristik.

B. Pengertian Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)

merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan

memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang

dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks

kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural)

sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara

fleksibel da-pat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan

/konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.

CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan

situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 25

Page 35: PEMBELAJARAN PAIKEM

dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran

diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran

berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja

dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.

Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang

sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran

berbasis kompetensi. Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual

(contextual teaching and learning), yaitu relating, experiencing, applying,

cooperating, dan transferrini diharapkan peserta didik mampu mencapai

kompetensi secara maksimal.

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa

mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi

daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai

sebuah tim yang bekerja ber-sama untuk menemukan sesuatu

yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesu-atu yang baru datang

dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran

guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkan-nya dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidu-pan mereka

sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama

pembelaaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism),

bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 26

Page 36: PEMBELAJARAN PAIKEM

(learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian

sebenarnya (authentic assessment).

C. Langkah-langkah CTLCTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa

saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL

dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah

yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut:

1. Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih

bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi

sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4. Ciptakan masyarakat belajar.

5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

7. Lakukan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)

dengan berbagai cara.

D. Karakteristik Pembelajaran CTL

1. Kerjasama.

2. Saling menunjang.

3. Menyenangkan, tidak membosankan.

4. Belajar dengan bergairah.

5. Pembelajaran terintegrasi.

6. Menggunakan berbagai sumber.

7. Siswa aktif.

8. Sharing dengan teman.

9. Siswa kritis guru kreatif.

10. Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa,

peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 27

Page 37: PEMBELAJARAN PAIKEM

11. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil

karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain

Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih

merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang

berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan

bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan

dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran,

media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, lang-

kah-langkah pembelajaran, dan authentic assessment-nya.

Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar

rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama

siswanya. Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format

antara program pembelajaran konvensional dengan program

pembelajaran kontekstual. Program pembelajaran konvensional

lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (je-las

dan operasional), sedangkan program untuk pembelajaran

kontekstual le-bih menekankan pada skenario pembelajarannya.

Beberapa komponen utama dalam pembelajaran Kontekstual

menurut Johnson (2000: 65), yang dapat di uraikan sebagai

berikut:

1. Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful

connections)

Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah jantung dari

pembelajaran dan pengajaran kontekstual. Ketika siswa dapat

mengkaitkan isi dari mata pelajaran akademik, ilmu

pengetahuan alam. Atau sejarah dengan pengalamannya

mereka sendiri, mereka menemukan makna, dan makna

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 28

Page 38: PEMBELAJARAN PAIKEM

memberi mereka alasan untuk belajar. Mengkaitkan

pembelajaran dengan kehidupan seseorang membuat proses

belajar menjadi hidup dan keterkaitan inilah inti dari CTL.

2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti (doing significant

works)

Model pembelajaran ini menekankan bahwa semua proses

pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas harus punya arti

bagi siswa sehingga mereka dapat mengkaitkan materi

pelajaran dengan kehidupan sisw

3. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated Learning)

Pembelajaran yang diatur sendiri, merupakan pembelajaran

yang aktif, mandiri, melibatkan kegiatan menghubungkan

masalah ilmu dengan kehidupan sehari-hari dengan cara-cara

yang berarti bagi siswa. Pembelajaran yang diatur siswa

sendiri, memberi kebebasan kepada siswa menggunakan gaya

belajarnya sendiri.

4. Bekerjasama (collaborating)

Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu siswa bekerja

secara efektif dalam kelompok, membantu siswa bekerja

secara efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami

bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling

berkomunikasi.

5. Berpikir kritis dan kreatif (critical dan creative thinking)

Pembelajaran kontekstual membantu siswa mengembangkan

kemampuan berpikir tahap tinggi, nerpikir kritis dan berpikir

kreatif. Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara

teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 29

Page 39: PEMBELAJARAN PAIKEM

masalah menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis

asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu

kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian, ketajaman

pemahaman dalam mengembangkan sesuatu.

6. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nuturing the

individual)

Dalam pembelajaran kontekstual siswa bukan hanya

mengembangkan kemampuan-kemampuan intelektual dan

keterampilan, tetapi juga aspek-aspek kepribadian: integritas

pribadi, sikap, minat, tanggung jawab, disiplin, motif

berprestasi, dsb. Guru dalam pembelajaran kontekstual juga

berperan sebagai konselor, dan mentor. Tugas dan kegiatan

yang akan dilakukan siswa harus sesuai dengan minat,

kebutuhan dan kemampuannya.

7. Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards)

Pembelajaran kontekstual diarahkan agar siswa berkembang

secara optimal, mencapai keunggulan (excellent). Tiap siswa

bisa mencapai keunggulan, asalkan sia dibantu oleh gurunya

dalam menemukan potensi dan kekuatannya.

8. Menggunakan Penilaian yang otentik (using authentic

assessment)

Penilaian autentik menantang para siswa untuk menerapkan

informasi dan keterampilan akademik baru dalam situasi nyata

untuk tujuan tertentu. Penilaian autentik merupakan antitesis

dari ujian stanar, penilaian autentik memberi kesempatan

kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka

sambil mempertunjukkan apa yang sudah mereka pelajari.

E. Strategi Pembelajaran Kontekstual

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 30

Page 40: PEMBELAJARAN PAIKEM

Pembelajaran kontekstual menempatkan siswa di dalam konteks

bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan

materi yang sedang dipelajari (Nurhadi, Yasin dan Senduk, 2004:

56). Strategi yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual

adalah sebagai berikut.

1. Belajar berbasis Masalah (Problem-Based Learning)

Suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah

dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar

tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,

serta untuk memperoleh pegetahuan dan konsep yang esensi

dari materi pelajaran. Dalam pengetahuan dan konsep yang

esensi dari mata pelajaran. Dalam hal ini siswa terlibat dalam

penyelidikan untuk pemecahan masalah yang

mengintegrasikan keterampilan dan konsep dari berbagai isi

materi pelajaran. Pendekatan ini mencakup pengumpulan

informasi yang berkaitan dengan pertanyaan, mensintesis, dan

mempresentasikan penemuannya kepada orang lain.

2. Pembelajaran Autentik (Authentic Instruction)

Suatu pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa

untuk mempelajari konteks bermakna. Ia mengembangkan

keterampilan berpikir dan memecahkan masalah yang penting

di dalam konteks kehidupan nyata.

3. Belajar Berbasis Inquiry (Inquiry-Based Learning)

Suatu pendekatan pembelajaran yang mengikuti metodologi

sains dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran

bermakna.

4. Belajar berbasis Proyek/Tugas (Project-Based Learning)

Suatu pendekatan pembelajaran komprehensif di mana

lingkungan belajar siswa (kelas) didesain agar siswa dapat

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 31

Page 41: PEMBELAJARAN PAIKEM

melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk

pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan

melaksanakan tugas bermakna lainnya. Pendekatan ini

memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam

mengkonstruk pembelajarannya, dan mengkulminasikan

dengan produk nyata.

5. Belajar Berbasis Kerja (Work-Based Learning)

Suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa

menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi

pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut

dipergunakan kembali di tempat kerja. Jadi dalam hal ini,

tempat kerja atau sejenisnya dan berbagai aktifitas dipadukan

dengan materi pelajaran untuk kepentingan siswa.

6. Belajar Berbasis Jasa-Layanan (Service Learning)

Suatu pendekatan pembelajaran yang mengkombinasikan jasa

layanan masyarakat dengan suatu struktu berbasis sekolah

untuk merefleksikan jasa-layanan tersebut, jadi menekankan

hubungan antara pengalaman jasa-layanan dan pembelajaran

akademis. Dengan kata lain, pendekatan ini menyajikan suatu

penerapan praktis dari pengetahuan baru yang diperlukan dan

berbagi keterampilan untuk memenuhi kebutuhan dalam

masyarkat melalui proyek/tugas terstruktur dan kegiatan

lainnya.

7. Belajar Kooperatif (Cooperatif Learning)

Pendekatan pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil

siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi

belajar dalam mencapai tujuan.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 32

Page 42: PEMBELAJARAN PAIKEM

F. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual Dengan Pembelajaran

Tradisional

Terlihat jelas perbedaan proses pembelajaran kontekstual yang

berpijak pada pandangan kontrukstivisme dengan pembelajaran

tradisional yang berpijak padangan behaviorisme-objektivis.

Menurut Sanjaya (2006 : 256) ada beberapa perbedaan yang dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran kontekstual, siswa secara aktif terlibat

dalam proses pembelajaran, sedangkan dalam pembelajaran

tradisional siswa adalah penerima informasi yang pasif.

2. Dalam pembelajaran kontekstual, siswa belajar dari teman

melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi, sedangkan

dalam pembelajaran tradisional siswa belajar secara individual.

3. Dalam pembelajaran kontekstual, pembelajaran dikaitkan

dengan kehidupan nyata dan atau masalah yang disimulasikan,

sedangkan dalam pemebelajaran tradisional pembelajaran

sangat abstrak.

4. Dalam pembelajaran kontekstual, perilaku dibangun atas

kesadaran sendiri sedangkan dalam pembelajaran tradisional

perilaku dibangun atas kebiasaan.

5. Dalam pembelajaran kontekstual, keterampilan dibangun atas

kesadaran diri,, sedangkan dalam pembelajaran tradisional

ketrampilan dikembangkan atas dasar latihan.

6. Dalam pembelajaran kontekstual, hadiah untuk perilaku baik

adalah kepuasan diri, sedangkan dalam pembelajaran

tradisional hadiah untuk perilaku baik adalah pujian atau nilai

(angka) rapor.

7. Dalam pembelajaran kontekstual, seseorang tidak melakukan

yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan.,

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 33

Page 43: PEMBELAJARAN PAIKEM

sedangkan dalam pembelajaran tradisional seseorang tidak

melakukan yang jelek karena dia takut hukuman.

8. Dalam pembelajaran kontekstual, bahasa diajarkan dengan

pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan

bahasa dalam konteks nyata, sedangkan dalam pembelajaran

tradisional, bahasa diajarkan dengan pendekatan struktural:

rumus diterapkan sampai paham, kemudian dilatihkan (drill).

9. Dalam pembelajaran kontekstual, pemahaman rumus

dikembangkan atas dasar skemata yang sudah ada dalam diri

siswa, sedangkan dalam pembelajaran tradisional rumus itu

ada di luar diri siswa, yang harus dikembangkan, diterima dan

dilafalkan, dan dilatihkan.

10. Dalam pembelajaran kontekstual, siswa menggunakan

kemampuan berpikir kritis, terlibat penuh dalam pengupayakan

terjadinya proses pembelajaran yang efektif, ikut

bertanggungjawab atas terjadinya proses pembelajaran yang

efektif, dan membawa skemata masing-masing ke dalam

proses pembelajaran sedangkan dalam pembelajaran

tradisional siswa secara pasif menrima rumus atau kaidah

(membaca, mendengarkan, mencatat, menghapal), tampa

memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran.

11. Dalam pembelajaran kontekstual, pengetahuan yang dimiliki

oleh manusia dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Manusia

menciptakan atau membangun pengetahuan dengan cara

memberi arti dan memahami pengalamannya sedangkan

dalam pembelajaran tradisional pengetahuan adalah

penangkapan terhadap serangkaian fakta, konsep, atau hukum

yang brada di luar diri manusia.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 34

Page 44: PEMBELAJARAN PAIKEM

G. Evaluasi Otentik Sebagai Ciri Penilaian Pembelajaran

Kontekstual

Pembelajaran kontekstual menuntur evaluasi yang bersifat

komprehensif, menyeluruh dan terus menerus, karena dilakukan

oleh guru kontekstual sepanjang proses pembelajaran. Setiap saat

terjadi perubahan dan perkembangan pada para siswa. Perubahan

dan perkembangan bidang atau aspek tertentu mungkin sangat

banyak/tinggi, tetapi pada bidang atau aspek lainnya sedikit,

sedikit sekali atau bahkan hampir tidak ada. Perubahan atau

perkembangan tersebut mungkin berkenaan dengan aspek yang

menjadi tujuan atau terumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Evaluasi dilakukan pada waktu para siswa merencanakan sesuatu

kegiatan, melaksanakan maupun melaporkan hasil kegiatannya.

Evaluasi juga dilakukan pada waktu siswa berdiskusi, mengerjakan

tugas, mengerjakan tugas, melakukan latihan, percobaan,

pengamatan, penelitian, pemecahan masalah, dan penyelesaian

soal. Bagaimana siswa melakukan berbagai kegiatan tersebut serta

hasil-hasil yang mereka tunjukkan, baik berupa rancangan,

makalah, laporan, rangkuman, gambar, model, ataupun hasil

pemecahan dan jawaban soal, merupakan wujud dari

perkembangan dan kemampuan hasil belajar mereka.

Evaluasi terhadap proses pembelajaran dan hasil karya merupakan

evaluasi otentik, evaluasi kenyataan, karena mengevaluasi apa

yang secara nyata dilakukan dan dihasilkan oleh para siswa. Hal ini

tidak berarti, bahwa evaluasi dengan menggunakan tes tidak bisa

digunakan, karena evaluasi dengan menggunakan tes, mengukur

hasil pembelajaran pada akhir periode, akhir semester, tengah

semester atau akhir unit. Makin pendek periode waktu

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 35

Page 45: PEMBELAJARAN PAIKEM

pembelajaran yang dievaluasi, maka makin mendekati evaluasi

otentik.

Dalam evaluasi hasil pembelajaran, biasanya hanya digunakan tes,

berbentuk tes obyektif atau essay, maka dalam evaluasi proses

juga digunakan evaluasi perbuatan (pengamatan), lisan, hasil

karya dan portfolio. Portfolio merupakan kumpulan dokumen yang

disusun secara sistematik dan terarah yang menggambarkan

perkembangan atau kemajuan siswa dalam bidang tertentu.

H. Penerapan Pembelajaran Kontekstual di Kelas

Ada tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari

penerapan pembelajaran kontekstual dikelas. Ketujuh komponen

itu adalah konstruktivisme (constructivism), bertanya

(questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning

community), pemodelan (modeling) refleksi (reflection), dan

penilaian sebenarnya (authentic assessment)

1. Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan

kontekstual, yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit

demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang

terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah

seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk

diambil dan diingat. Tetapi siswa harus mengkontruksi

pengetahuan itu dan memberi makna melalaui pengalaman

nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah,

menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut

dengan ide-ide, yaitu siswa harus mengkontruksikan

pengetahuan dibenak mereka sendiri.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 36

Page 46: PEMBELAJARAN PAIKEM

Esensi dari teori kontruksivisme adalah ide bahwa siswa haarus

menemukan dan mentransfomasikan suatu informasi kompleks

ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi

milik mereka sendiri. Dengan dasar ini pembelajaran harus

dikemas menjadi proses mengkontruksi bukan mnerima

pengetahuan. Landasan berpikir konstruktivisme agak berbeda

dengan kaum objektif, yang lebih menekaankan pada hasil

pembelajaran. Dalam pandangan konstruktivisme, strategi

memperoleh lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak

siswa memperoleh dan mengingat diutamakan dibandingkan

seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat

pengetahuan. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses

tersebut dengan : (1) menjadikan pengetahuan bermakana dan

relevan bagi siswa; (2) memberi kesempatan siswa menemukan

dan menerapkan idenya sendiri; dan (3) menyadarkan siswa

agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

2. Bertanya (questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari

bertanya karena bertanya merupakan strategi utama

pembelajaran yang produkstif, kegiatan bertanya berguna

untuk: (1) menggaliinformasi baik administrasi maupun

akademia; (2) mengecek pemahaman siswa; (3) membangkitkan

respon pada siswa; (4) mengetahui sejauh mana keingin tahuan

siswa; (5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa; (6)

memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki

gur; (7) untuk membangkitkan lebihbanyak lagi pertanyaan dari

siswa; (8) untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa. Pada

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 37

Page 47: PEMBELAJARAN PAIKEM

semua aktivitas belajar, questioning dapat diterapkan antara

siswa dengan siswa, antara guru dan siswa, antara siswa dengan

guru, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas

dan sebagainya.

3. Menemukan (inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran

menggunakan pendekatan kontekstual. Pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya

hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi juga hasil dari

menemukan sendiri. Siklus inquiry adalah (1) observasi, (2)

bertanya, (3) mengajukan dugaan, (4) pengumpulan data, (5)

penyimpulan. Kata kunci dari strategi inquiry adalah siswa

menemukan sendiri, adapun langkah-langkah kegiatan

menemukan sendiri adalah: (1) merumuskan masalah dalam

mata pelajaran apapun; (2) mengamati atau melakukan

observasi; (3) menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan,

gambar,laporan, bagan tabel, dan karya lainnya; dan (4)

mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada

pembaca, teman kelas, guru, atau audience lainnya.

4. Masyarakat Belajar (learning community)

Konsep learning community menyarankan agar hasil

pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil

belajar didapat dari berbagi anatara kawan, kelompok, dan

antara yang tahu ke yang belum tahu. Di ruang kelas ini, di

sekitar sini, juga dengan orang-orang yang diluar sana semua

adalah anggota masyarakat belajar. Dalam kelas yang

menggunakan pendekatan kontekstual, guru disarankan dalam

melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 38

Page 48: PEMBELAJARAN PAIKEM

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya

heterogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu

memberiyahu yang belum tahu, yang cepat menangkap

mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan

segera memberikan usul dan seterusnya. Kelompok siswa bisa

sanagt bervariasi bentuknya, baik keanggotaan, jumlah, bahkan

bisa melibatkan siswa di dalam kelas atasnya, atau guru

mengadakan kolaborasi dengan mendatangkan seorang ahli ke

kelas.

5. Permodelan (modelling)

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan

tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model itu, memberi

peluang yang besar bagi guru untuk memberi contoh cara

mngerjakan sesuatu, dengan begitu guru memberi model

tentang bagaimana belajar. Dalam pendekatan kontekstual guru

bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan

melibatkan siswa, seorang siswa dapat ditunjuk untuk

memberikan contoh temannya, misalnya cara melafalkan suatu

kata. Siswa contoh tersebur dikatakan sebagai model, siswa lain

dapat menggunakan model tersebut sebagai standar

kompetensi yang harus dicapai.

6. Refleksi (reflection)

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari

atau berpikir kebelakng tentang apa-apa yang sudah kita

lakukan dalam hal belajar di masa lalu. Siswa mengendapkan

apa yang dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru,

yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 39

Page 49: PEMBELAJARAN PAIKEM

sebelummnya. Refleksi merupakan respons terhadap kejadian,

aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.

7. Penilaian Sebenarnya (authentic assessment)

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang

bisa memberikan gambaran belajar siswa. Gambaran

perkembangan belajar siswa perlu diketahui olehb guru agar

bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran

yang benar. Apabila data yang dikumpulkan guru

mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan dalam

belajar, maka guru segera bisa mengambil tindakan yang tepat

agar siswa agar siswa terbebas dari kemacetan belajar. Karena

gambaran tentang kemajuanbelajar itu diperlukan disepanjang

proses pembelajaran, maka penilaian tidak dilakukan diakhir

periode seperti akhir semester. Kemajuan belajar dinilai dari

proses, bukan melalui hasil, dan dengan berbagai cara. Tes

hanyalah salah satunya, itulah hakekat penilaian yang sebarnya.

Penilai tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman lain atau orang

lain. Karakteristik penilain sebenarnya adalah (1) dilaksanakan

selama dan sesuadah proses pembelajaran berlangsung; (2) bisa

digunakan untuk formatif maupun sumatif; (3) yang diukur

keterampilan dan performasi, bukan hanya mengingat fakta; (4)

berkesinambungan; (5) terintegrasi; (6) dapat dipergunakan

sebagaifeed back. Dengan demikian pembelajaran yang benar

memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa

agar mampu mempelajari (learning how to learn) sesuatu, bukan

ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi

diakhir periode pembelajaran.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 40

Page 50: PEMBELAJARAN PAIKEM

Berikut contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis

CTL pada mata pelajaran IPA di SMP.

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)BERBASIS CTL

Sekolah : SMP ..........................................Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Kelas/Semester : IX (Sembilan)/ 2 (Dua)Alokasi Waktu : 10 x 40 menit (5 pertemuan)

A. Standar Kompetensi : 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Kompetensi Dasar : 4.1. Menyelidiki gejala kemagnetan dan cara membuat magnet.

C. Tujuan PembelajaranPertemuan 1:

Setelah pembelajaran ini selesai siswa diharapkan dapat:1. mengidentifikasi bahan magnetik dan bahan bukan magnetik.2. menunjukkan kutub-kutub magnet.3. menentukan daerah gaya di sekitar magnet (medan magnet).4. mendeskripsikan sifat kutub-kutub magnet.5. memberikan pemaknaan terhadap keberadaan kutub-kutub

magnet (kutub utara dan kutub selatan).6. memberikan pemaknaan terhadap sifat-sifat interaksi antara

kutub-kutub magnet.

Pertemuan 2:Setelah pembelajaran ini selesai siswa diharapkan dapat:

1. mendemonstrasikan pembuatan magnet dengan cara menggosok.

2. mendemonstrasikan pembuatan magnet dengan cara induksi.3. mendemonstrasikan pembuatan magnet dengan cara

elektromagnetik.4. memberikan pemaknaan terhadap pembuatan magnet dengan

cara menggosok.5. memberikan pemaknaan terhadap pembuatan magnet dengan

cara induksi.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 41

Page 51: PEMBELAJARAN PAIKEM

6. memberikan pemaknaan terhadap pembuatan magnet dengan cara elektromagnetik.

Pertemuan 3:Setelah pembelajaran ini selesai siswa diharapkan dapat:

1. menyebutkan cara-cara menghilangkan sifat kemagnetan.2. mendeskripsikan kemagnetan bumi.3. memberikan pemaknaan terhadap cara-cara menghilangkan

sifat kemagnetan.4. memberikan pemaknaan terhadap keberadaan kemagnetan

bumi.

Pertemuan 4:Setelah pembelajaran ini selesai siswa diharapkan dapat:

1. menjelaskan secara kualitatif sifat medan magnet di sekitar kawat berarus listrik.

2. memberikan pemaknaan terhadap sifat medan magnet di sekitar kawat berarus listrik.

Pertemuan 5:Penilaian pencapaian KD 4.1 (Ulangan Harian, materi Pertemuan 1 s.d. 4).

D. Materi Pelajaran: Kemagnetan

KEMAGNETANLebih dari 2000 tahun yang lalu, orang Yunani yang hidup di suatu daerah di Turki yang dikenal sebagai Magnesia menemukan batu aneh. Batu tersebut menarik benda-benda yang mengandung besi. Karena batu tersebut ditemukan di Magnesia, orang Yunani memberi nama batu tersebut magnet. Sifat benda yang teramati sebagai suatu gaya tarik atau gaya tolak antara kutub-kutub magnet disebut kemagnetan.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 42

Page 52: PEMBELAJARAN PAIKEM

Secara sederhana kita dapat mengelompokkan bahan-bahan menjadi dua kelompok, yaitu: bahan magnetik dan bahan bukan magnetik. Bahan-bahan yang dapat ditarik oleh magnet disebut bahan magnetik. Sedangkan bahan-bahan yang tidak dapat ditarik oleh magnet disebut bahan bukan magnetik. Besi, baja, nikel, dan kobalt termasuk bahan magnetik. Sedangkan kayu, kaca, aluminium, dan plastik adalah contoh-contoh bahan bukan magnetik.

Semua magnet mempunyai sifat-sifat tertentu. Setiap magnet, bagaimanapun bentuknya, mempunyai dua ujung di mana pengaruh magnetiknya paling kuat. Dua ujung tersebut dikenal sebagai kutub magnet, yang diberi nama kutub utara (U) dan kutub selatan (S). Jika kutub-kutub magnet senama (U dan U atau S dan S) saling didekatkan, kedua kutub tersebut akan tolak-menolak. Namun, jika kutub utara (U) salah satu magnet didekatkan ke kutub selatan (S) magnet lain, kutub-kutub tersebut akan tarik-menarik.

Sifat-sifat magnetik suatu bahan bergantung pada struktur atomnya. Para ilmuwan mengetahui bahwa atom itu sendiri memiliki sifat-sifat magnetik. Sifat-sifat magnetik tersebut disebabkan gerak elektron atom-atom tersebut. Oleh karena itu, tiap atom di dalam suatu bahan magnetik adalah seperti sebuah magnet kecil yang disebut magnet atom (magnet elementer).

PEMAKNAAN

Semua magnet memiliki dua kutub yang berlawanan, yaitu utara (U) dan selatan (S).”Allah, Tuhan yang Maha Esa menciptakan manusia secara berpasang-pasangan.” Hanya Allah-lah dzat yang tunggal, Allah itu satu, tidak beranak dan tidak diperanakkan. Bagi ajaran agama Islam, hal ini sesuai dengan kandungan dalam Surat Al-Ikhlas.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 43

Page 53: PEMBELAJARAN PAIKEM

Secara kodrati, manusia mempunyai dua jenis kelamin, yaitu: laki-laki (L) dan perempuan (P).

Kutub-kutub magnet yang senama (U-U atau S-S), jika didekatkan akan tolak-menolak. Sedangkan kutub-kutub magnet yang tidak senama (U-S), jika didekatkan akan tarik-menarik.Agama melarang manusia sesama jenis untuk saling jatuh cinta. Manusia hanya boleh menikah dengan lawan jenisnya. Perilaku ”menyimpang” seperti homoseksual (L-L) atau lesbian (P-P) dilarang oleh agama.

Sebatang logam (besi) dapat dijadikan magnet dengan cara menggosokkan magnet pada logam tersebut. Penggosokan magnet harus dilakukan secara terarah, dan semakin lama penggosokan semakin kuat serta bertahan lama sifat kemagnetannya.”Rajin pangkal pandai.” Apabila kita ingin pandai, kita harus rajin belajar, dan tidak mudah menyerah.

Sebatang logam (besi) dapat dijadikan magnet dengan cara menginduksi logam tersebut dengan magnet pada logam tersebut.Lingkungan sangat mempengaruhi perilaku dan perkembangan kognitif seseorang. Apabila kita ingin menjadi orang ”baik-baik” maka kita harus bergaul dan berteman dengan orang yang berperilaku baik pula. Apabila kita ingin menjadi orang yang pandai, maka kita juga harus banyak bergaul dan berteman dengan orang yang pandai.

Sebatang logam (besi) dapat dijadikan magnet dengan cara melilitkan kawat pada logam dan mengalirkan arus listrik pada kawat yang dililitkan pada logam tersebut.Agar kemampuan (pengetahuan) kita semakin bertambah, kita harus sering berdiskusi dan mendapat masukan-masukan dari banyak orang yang memiliki kemampuan melebihi kemampuan kita.

Sebuah magnet dapat hilang sifat kemagnetannya diantaranya apabila kita bakar dan kita pukul-pukul. Sifat kemagnetan dimiliki oleh suatu bahan apabila magnet-magnet elementer bahan itu tersusun secara teratur.”Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.” Dalam suatu komunitas, apabila kita rukun tidak terjadi saling permusuhan,

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 44

Page 54: PEMBELAJARAN PAIKEM

maka apapun yang kita cita-citakan akan dengan lebih mudah untuk kita capai. Namun, dengan adanya suatu pengaruh ”negatif” dari luar, misalnya munculnya para provokator-provokator, maka adanya provokasi tersebut dapat memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa.

E. Alat/Bahan/Sumber belajar1. Buku Siswa CTL untuk SMP Direktorat PSMP2. Buku Sumber (Referensi) lain3. LKS Kemagnetan4. Alat peraga magnet, bel listrik, dan motor listrik5. Serbuk besi6. Animasi pemaknaan untuk penanaman sikap7. Kabel/kawat listrik (kawat untuk kumparan)8. Catu daya (baterai)

F. Model Pembelajaran:Pembelajaran Kooperatif (CL) dengan ”Pemaknaan”

G. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Tahap Pembelajaran

Terlaksana

YaTida

kKegiatan Awal Demonstrasi menarik benda-benda dari logam (besi)

dengan sebuah ”magnet”. Menanyakan kepada siswa, mengapa benda tersebut dapat menempel?

Menginformasikan bahwa magnet banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita sambil memberikan contoh misalnya bel listrik, motor listrik, tape recorder, dll.

Menyampaikan tujuan pembelajaran (Pertemuan 1).

Kegiatan Inti Memperlihatkan magnet batang,

mendemonstrasikan bahwa ada beberapa benda yang dapat ditarik oleh magnet dan ada yang tidak dapat ditarik oleh magnet.

Menginformasikan magnet batang mempunyai dua kutub yang dinamai kutub utara dan selatan

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 45

Page 55: PEMBELAJARAN PAIKEM

Tahap Pembelajaran

Terlaksana

YaTida

ksambil mendemonstrasikan menggantungkan magnet batang dengan benang. Menjelaskan konsep kemagnetan.

Meminta siswa duduk dalam tatanan pembelajaran kooperatif sambil mengingatkan keterampilan kooperatif yang akan dilatihkan dan bagaimana cara mengikuti pelatihan keterampilan kooperatif tersebut dan membagikan LKS 2 “Panduan Belajar Pengaruh magnet”.

Meminta siswa membaca Pengaruh Magnet dan membimbing mengerjakan LKS tersebut dan menggarisbawahi kalimat pokok setelah mendiskusikan di kelompoknya masing-masing.

Membagikan LKS 1 serta alat dan bahan yang dibutuhkan dan membimbing tiap kelompok mengerjakan LKS tersebut.

Meminta satu-dua kelompok untuk menulis di papan tulis Tabel 1 yang telah diisi dan ditanggapi kelompok lain.

Selanjutnya guru memaknai setiap materi yang telah didiskusikan sebagai contoh atau model perilaku dan budi pekerti. Adapun materi-materi yang perlu diberikan pemaknaan, antara lain berkaitan dengan:- magnet dapat menarik benda;- magnet memiliki dua kutub, yaitu: U dan S;- sifat gaya magnet antar kutub-kutub magnet.

(Lain-lainnya dapat dikembangkan sesuai kreativitas guru).

Kegiatan Penutup Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang

”Pengaruh Magnet” guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada Pertemuan 1 ini.

Meminta siswa merangkum materi sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan mempresentasikan jawaban benar dari LKS 1 dan LKS 2.

Pertemuan 2

Tahap PembelajaranTerlaksanaYa Tidak

Kegiatan Awal

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 46

Page 56: PEMBELAJARAN PAIKEM

Tahap PembelajaranTerlaksanaYa Tidak

Mendemonstrasikan dengan menempelkan sebuah paku besar ke paku-paku kecil dan meminta siswa memperhatikan paku-paku kecil itu apakah dapat menempel pada sebuah paku besar tersebut.

Demonstrasi dilanjutkan dengan menempelkan paku besar tersebut dengan sebuah magnet batang dan kemudian menempelkannya pada paku-paku kecil. Siswa diminta memperhatikan paku-paku kecil itu apakah dapat menempel pada sebuah paku besar tersebut.

Menginformasikan bahwa hari ini akan dilakukan percobaan membuat magnet dengan cara meng-gosok, induksi, dan mengalirkan arus listrik.

Menyampaikan tujuan pembelajaran (Pertemuan 2).

Kegiatan Inti Menyajikan informasi bahwa dalam besi yang

bukan magnet susunan atom-atomnya masih acak. Agar besi menjadi magnet, susunan atom-atomnya harus dibuat searah. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara mendekatkan sebuah magnet ke besi tersebut.

Meminta siswa duduk dalam tatanan pembelajaran kooperatif.

Membagikan LKS 3 dan membimbing siswa untuk mengerjakan LKS tersebut.

Meminta salah satu kelompok untuk menuliskan hasil kegiatannya di papan tulis dan kelompok lain diminta menanggapinya.

Memberi penghargaan pada siswa/kelompok yang kinerjanya bagus.

Selanjutnya guru memaknai setiap materi yang telah didiskusikan sebagai contoh atau model perilaku dan budi pekerti. Adapun materi-materi yang perlu diberikan pemaknaan, antara lain berkaitan dengan:- pembuatan magnet dengan cara menggosok;- pembuatan magnet dengan cara induksi;- pembuatan magnet dengan cara elektromagnetik.

(Lain-lainnya dapat dikembangkan sesuai kreativitas guru).

Kegiatan Penutup Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang ”Cara

Pembuatan Magnet” guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 47

Page 57: PEMBELAJARAN PAIKEM

Tahap PembelajaranTerlaksanaYa Tidak

Pertemuan 2 ini. Meminta siswa merangkum materi sesuai dengan tujuan-

tujuan yang ingin dicapai dan mempresentasikan jawaban benar dari LKS 3.

Pertemuan 3

Tahap PembelajaranTerlaksanaYa Tidak

Kegiatan Awal Sambil menggantung bebas sebuah magnet batang,

menanyakan kepada siswa: ”ke arah mana magnet batang itu selalu menghadap?” Mengapa?

Menanyakan kepada siswa, apakah suatu magnet, sifat kemagnetannya tidak dapat dihilangkan?

Menyampaikan tujuan pembelajaran (Pertemuan 3).

Kegiatan Inti Menginformasikan bahwa garis gaya magnet

dapat digambar untuk memperlihatkan lintasan medan magnet, menjelaskan pola-pola garis gaya untuk berbagai macam susunan magnet batang.

Menginformasikan bahwa terdapat perbedaan antara kutub magnetik dan kutub geografik bumi, serta menjelaskan bagaimana kompas dapat membantu untuk menentukan arah.

Meminta siswa duduk dalam tatanan pembelajaran kooperatif sambil mengingatkan keterampilan kooperatif yang akan dilatihkan dan bagaimana cara mengikuti pelatihan keterampilan kooperatif tersebut dan membagikan LKS 5.

Meminta siswa membaca Buku Siswa, tentang Pengaruh Magnet; Kemagnetan Bumi, dan membimbing mengerjakan LKS 5 tersebut dan menggarisbawahi kalimat pokok setelah mendiskusikan di kelompoknya masing-masing.

Membagikan LKS 4 serta alat dan bahan yang dibutuhkan dan membimbing tiap kelompok mengerjakan LKS tersebut.

Meminta satu dua kelompok untuk menggambar pola serbuk besi untuk tiap susunan magnet batang dan ditanggapi kelompok lain.

Selanjutnya guru memaknai setiap materi yang telah didiskusikan sebagai contoh atau model perilaku dan budi pekerti. Adapun materi-materi yang perlu diberikan

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 48

Page 58: PEMBELAJARAN PAIKEM

Tahap PembelajaranTerlaksanaYa Tidak

pemaknaan, antara lain berkaitan dengan:- cara menghilangkan sifat kemagnetan;- keberadaan kemagnetan bumi.

(Lain-lainnya dapat dikembangkan sesuai kreativitas guru).

Kegiatan Penutup Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang cara

menghilangkan sifat kemagnetan dan keberadaan kemagnetan bumi, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada Pertemuan 3 ini.

Meminta siswa merangkum materi sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan mempresentasikan jawaban benar dari LKS 4 dan LKS 5.

Pertemuan 4

Tahap PembelajaranTerlaksanaYa Tidak

Kegiatan Awal Mendemonstrasikan terjadinya penyimpangan suatu

jarum kompas ketika diletakkan dekat suatu magnet. Menanyakan pada siswa, mengapa jarum kompas itu dapat mengalami penyimpangan arah?

Mengingatkan kembali tentang cara membuat magnet dengan mengalirkan arus listrik.

Menyampaikan tujuan pembelajaran (Pertemuan 4).

Kegiatan Inti Menginformasikan bahwa arus listrik yang

mengalir melalui sebuah penghantar akan menimbulkan medan magnet yang arahnya bergantung pada arah arus listrik.

Menginformasikan bahwa medan magnet solenoida dapat diperbesar dengan memperbesar jumlah lilitan maupun besar arus yang mengalir melaluinya.

Meminta siswa duduk dalam tatanan pembelajaran kooperatif sambil mengingatkan keterampilan kooperatif yang akan dilatihkan dan bagaimana cara mengikuti pelatihan keterampilan kooperatif tersebut dan membagikan LKS 8.

Meminta siswa membaca Buku Siswa, subbab

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 49

Page 59: PEMBELAJARAN PAIKEM

Tahap PembelajaranTerlaksanaYa Tidak

Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik, dan membimbing mengerjakan LKS 8 tersebut dan menggarisbawahi kalimat pokok setelah mendiskusikan di kelompoknya masing-masing.

Membagikan LKS 7 serta alat dan bahan yang dibutuhkan dan membimbing tiap kelompok mengerjakan LKS tersebut.

Meminta satu-dua kelompok untuk menulis di papan tulis untuk melengkapi Tabel 1 hasil penyelidikan dan ditanggapi kelompok lain.

Selanjutnya guru memaknai setiap materi yang telah didiskusikan sebagai contoh atau model perilaku dan budi pekerti. Adapun materi-materi yang perlu diberikan pemaknaan, yaitu:- sifat medan magnet di sekitar kawat berarus listrik.

(Lain-lainnya dapat dikembangkan sesuai kreativitas guru).

Kegiatan Penutup Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang medan

magnet di sekitar kawat berarus listrik, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada Pertemuan 4 ini.

Meminta siswa merangkum materi sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan mempresentasikan jawaban benar dari LKS 7 dan LKS 8.

H. Penilaian (Instrumen Penilaian Terlampir pada Lembar Penilaian)

Bentuk tes tertulis: pilihan ganda dan uraian singkat Kinerja saat melakukan kegiatan Laporan/presentasiTes tertulis dilaksanakan setelah proses pembelajaran (Pertemuan 5) dengan menggunakan Lembar Penilaian (LP) 4.1.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 50

Page 60: PEMBELAJARAN PAIKEM

CONTOH 2: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS CTL

Sekolah : SMPMata Pelajaran : IPAKelas / Semester : VII / 1

Standar Kompetensi

3. Memahami wujud zat dan perubahannya4. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia.

6. Memahami keanekara-gaman makhluk hidup.

Kompetensi Dasar 3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari4.2 Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat

fisika dan sifat kimia6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki

Indikator Mengidentifikasi cara-cara pemisahan campuran dengan cara fisika Mengidentifikasi cara-cara pemisahan campuran dengan cara kimia Menentukan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik

campuran Menerapkan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik

campuran

PERTEMUAN 1

A. Tujuan PembelajaranPeserta didik mampu:1. Mengidentifikasi cara-cara pemisahan campuran dengan cara

penyaringan2. Menentukan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik

campuran3. Menerapkan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik

campuran4. Melakukan pengamatan, menuliskan data hasil pengamatan,

melakukan inferensi, berkomunikasi B. Materi Pembelajaran Pemisahan campuran dengan cara penyaringan

C. Metode Pembelajaran 1.Model :Cooperatif Learning 2.Metode : Demonstrasi Eksperimen

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 51

Page 61: PEMBELAJARAN PAIKEM

Diskusi

D.Langkah-langkah 1. Kegiatan Pendahuluan

Motivasi: Menunjukkan pada siswa air kotor dan air jernih, kemudian menanyakan kepada siswa: “Terdiri dari apa sajakah campuran tersebut, apakah terdapat organisme di dalamnya? Apakah air tersebut dapat dijernihkan?”Pengetahuan Prasyarat: Mengajukan pertanyaan tentang pengertian campuran

Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti - Menegaskan tentang permasalahan yang muncul dalam sesi pemo-

tivasian.- Membagi peserta didik kedalam kelompok-kelompok, Tiap kelom-

pok terdiri dari 4-5 siswa.- Meminta peserta didik untuk membaca LKS dan mendiskusikan

dalam kelompok sebelum melakukan percobaan.- Membinbing siswa melakukan percobaan dan memeriksa kegiatan

peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar. - Jika masih ada peserta didik /kelompok yang belum dapat

melakukan dengan benar ,guru dapat langsung memberikan bimbingan.

- Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya- Memberi penghargaan pada semua kelompok yang telah

melakukan percobaan dan mempresentasikan hasilnya sesuai kin-erja kelompok.

- Mengklarifikasi konsep yang telah didapat siswa, dilanjutkan den-gan diskusi tentang berbagai kemungkinan pemisahan campuran selain penyaringan.

3. Kegiatan Penutup- Guru membimbing siswa merangkum pelajaran.- Penugasan Terstruktur: Memberikan tugas lanjutan dari kegiatan

yang telah dilakukan yaitu menggunakan bahan-bahan lain yang dapat digunakan untuk menyaring air dan membandingkan hasil-nya dengan kelompok lain. Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.ahan- apakah yang kamu pikir dapat digunakan sebagai penyaring air? Lakukan kegiatan ini dengan menggunakbahan-ba-han yang

E. Sumber Belajar1. Buku siswa2. LKS3. Alat dan bahan untuk kegiatan siswa dalam pertemuan ini, meliputi:

a. botol plastik 2l bekas air mineral

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 52

Page 62: PEMBELAJARAN PAIKEM

b. air kolamc. kerikild. pasire. ijukf. pisau

PERTEMUAN 2

A.Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat :

1. Mengidentifikasi cara-cara pemisahan campuran dengan cara destilasi

2. Menentukan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran

3. Menerapkan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran

4. Melakukan pengamatan, menuliskan data hasil pengamatan, melakukan inferensi, berkomunikasi

B.Materi Pembelajaran Pemisahan campuran dengan cara destilasi dan kristalisasi

C.Model Pembelajaran Pendekatan : Pembelajaran Kooperatif Metode : Pengamatan, Diskusi D.Langkah-langkah 1. Kegiatan pendahuluan

Motivasi: Menanyakan kegiatan tugas lanjutan, selanjutnya menanyakan: “Bagaimanakah memperoleh air tawar dari air asin? ” (Arahkan dalam konteks penjernihan air untuk memperoleh air tawar)Pengetahuan Prasyarat: Mengajukan pertanyaan tentang penguapan dan pengembunan

Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti- Menegaskan tentang permasalahan yang muncul dalam sesi pemo-

tivasian dan berdiskusi tentang penguapan dan pengembunan.- Membagi peserta didik kedalam kelompok-kelompok, Tiap kelom-

pok terdiri dari 4-5 siswa.- Meminta peserta didik untuk membaca LKS dan mendiskusikan

dalam kelompok sebelum melakukan percobaan.- Membinbing siswa melakukan percobaan dan memeriksa kegiatan

peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 53

Page 63: PEMBELAJARAN PAIKEM

- Jika masih ada peserta didik /kelompok yang belum dapat melakukan dengan benar ,guru dapat langsung memberikan bimbingan.

- Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya- Memberi penghargaan pada semua kelompok yang telah

melakukan percobaan dan mempresentasikan hasilnya sesuai kin-erja kelompok.

- Mengklarifikasi konsep yang telah didapat siswa, dilanjutkan den-gan diskusi tentang penerapan lain destilasi. Mendiskusikan pemisahan campuran selain penyaringan dan destilasi, yakni kristalisasi.

3. Kegiatan penutup- Guru besama peserta didik membuat kesimpulan rangkuman hasil be-

lajar - Guru memberikan kuis untuk mengetahui daya serap materi yang baru

saja dipelajari

E. Sumber Belajar1. Buku siswa2. LKS3. Alat dan bahan untuk kegiatan siswa dalam pertemuan ini, meliputi:

a. botol plastik 2l bekas air mineralb. air kolamc. kerikild. pasire. ijukf. pisau

PERTEMUAN KETIGAA. Tujuan

Peserta didik dapat1. Mengidentifikasi cara-cara pemisahan campuran dengan cara kimia

(koagulasi)2. Menentukan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik

campuran3. Menerapkan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik

campuranB. Materi Pembelajaran Pemisahan campuran

C.Model Pembelajaran Pendekatan : Pembelajaran Kooperatif Metode : Diskusi dan Penerapan Strategi Belajar (membuat peta konsep)

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 54

Page 64: PEMBELAJARAN PAIKEM

D. Langkah-langkah 1. Kegiatan Pendahuluan Motivasi dan apersepsi

- Menanyakan:”Pernahkah kamu melihat tawas?” Guru menunjukkan tawas. Menanyakan kegunaan tawas (diarahkan untuk penjernihan air)

- Menyampaikan tujuan pembelajaran2. Kegiatan inti

- Guru meminta peserta didik membaca secara individual materi ten-tang cara pemisahan campuran secara kimia dalam di Buku Siswa (Pengelolaan Air Minum)

- Membagi peserta didik kedalam kelompok-kelompok, Tiap kelom-pok terdiri dari 4-5 siswa.

- Meminta kelompok untuk membuat poster tentang proses pengola-han air sungai atau danau menjadi air minum. Poster dapat berupa diagram alir, peta konsep, atau sesuai kreasi anak.

- Membinbing siswa melakukan kegiatannya. - Jika masih ada peserta didik /kelompok yang belum dapat

melakukan dengan benar ,guru dapat langsung memberikan bimbingan.

- Peserta didik menempelkan poster hasil kerja kelompoknya dan diamati kelompok lain

- Memberi penghargaan pada semua kelompok yang telah melakukan percobaan dan mempresentasikan hasilnya sesuai kin-erja kelompok.

- Mengklarifikasi konsep yang telah didapat siswa, dilanjutkan den-gan diskusi tentang pemisahan campuran secara kimia yang lain.

3. Kegiatan penutup- Guru besama peserta didik membuat kesimpulan rangkuman hasil belajar - Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur: Guru menginformasikan untuk

membaca dan mempelajari Buku Siswa dan sumber belajar yang lain.

E. Sumber belajar 1.Buku Siswa 2.Peralatan untuk membuat poster

F. Penilaian 1.Teknik penilaian dan bentuk instrumen

Teknik Bentuk InstrumenTes unjuk kerja Lembar Observasi (rating

scale)Tes tulis Isian

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 55

Page 65: PEMBELAJARAN PAIKEM

2. Contoh instrumenTes Tulis:Misalkan terdapat campuran air asin dan pasir. Tuliskan langkah-langkah pemisahannya, sehingga kamu mendapatkan air tawar, garam, dan pasir!Kriteria penskoran:4: semua langkah teridentifikasi, urutan langkah ditulis dengan benar3: ada langkah yang tidak terlalu prinsip tidak teridentifikasi, urutan langkah ditulis dengan benar2: ada langkah prinsip tidak teridentifikasi, ada langkah yang ditulis

tidak urut1: ada langkah prinsip tidak teridentifikasi, ada langkah prinsip tidak

tertulis0: tidak mengerjakan

Lembar Observasi yang dikembangkan sebagai berikut.

Lembar Observasi terhadap Kinerja Ilmiah SiswaNo

Aspek Yang Diamati

Skor0 (tidak

ada)1

(kurang)2

(sedang)3

(baik)1 Melakukan

pengamatan2 Menuliskan data

pengamatan3 Melakukan tafsiran

terhadap data4 Mengkomunikasikan

Kriteria Penilaian

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 56

Page 66: PEMBELAJARAN PAIKEM

PEMBELAJARAN TERPADU

A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran terpadu merupakan proses pembelajaran yang

bersifat menyeluruh atau holistik. Pendekatan ini menempatkan

siswa dalam posisi sentral, siswa sebagai peserta didik yang aktif,

terutama dalam keterampilan berpikir. Beberapa keterampilan

berpikir dikembangkan dalam pembelajaran ini, seperti:

mengamati, membedakan, mengurutkan, menduga dan mengukur,

mengelompokan, bertanya, merumuskan hipotesis,

membandingkan, menganalisis, memadukan, menggenarilasisikan,

menilai, memperkirakan, menginterpretasikan, merencanakan,

melakukan percobaan, berkomunikasi, berpikir konvergen, berpikir

divergen, berpikir induktif, berpikir deduktif, menyimpulkan,

mengambil keputusan.

Kemungkinan Bentuk Penerapan Pembelajaran Terpadu (IPA

Terpadu, IPS Terpadu. Tematik) Menurut Joni (1996) didasarkan

pada pengaitan konseptual intra dan/atau antar bidang studi yang

terjadi secara spontan, dengan program kegiatan belajar-mengajar

yang dilaksanakan secara sepenuhnya mengikuti kurikulum yang

isinya masih terkotak-kotak berdasarkan bidang studi agar

terorganisasi secara terstruktur, lebih eksplisit dan bertolak dari

tema-tema. Model Pengintegrasian Kurikulum tersebut menurut

Forgaty (1991) digambarkan seperti pada tabel berikut:

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 57

Page 67: PEMBELAJARAN PAIKEM

PENGINTEGRASIAN KURIKULUM

MODEL RENTANGAN DESKRIPSI

Mata Pelajaran Terpisah

fragmented Tiap Mapel disampaikan terpisah.connected Suatu konsep dipertautkan

dengan konsep lain.nested Selain target di Mapel ada target

multiketerampilan

Integrasi beberapa Mata Pelajaran

Sequenced beberapa topik diatur ulang serta diurutkan agar dapat serupa satu sama lain.

shared dua mata pelajaran yang sama-sama diajarkan dengan menggunakan konsep-konsep atau keterampilan-keterampilan yang tumpang tindih (overlap).

Webbed (terjala/tematik)

Berangkat dari tema yang dibangun bersama-sama antara guru dengan siswa, atas dasar beberapa topik pada beberapa mata pelajaran yang berhubungan.

threadedpendekatan metakurikuler digunakan untuk mencapai beberapa keterampilan dan tingkatan logika para siswa dengan berbagai mata pelajaran.

integratedguru masing-masing mata pelajaran bekerja sama melihat dan memberikan topik-topik yang berkaitan dan tumpang tindih.

Lintas Peserta didik immersed berpusat untuk mengakomodasikan kebutuhan para siswa, di mana mereka akan melihat apa yang dipelajarinya dari minat dan pengalaman mereka sendiri.

networked jaringan kerja dengan orang-orang yang memiliki keahlian untuk membantu bagian dari pekerjaannya yang lebih bersifat implementatif. Mereka akan bekerja secara terpadu sesuai dengan topik pekerjaan yang

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 58

Page 68: PEMBELAJARAN PAIKEM

mengikat mereka.

Model-model pembelajaran berpikir yang dapat digunakan dalam

pembelajaran terpadu adalah: pemecahan masalah, evaluasi kritis,

penyelidikan, pengambilan keputusan, berpikir kritis, berpikir kreatif.

Beberapa kegiatan utama dari model-model pembelajaran berpikir

ini diuraikan sebagai berikut:

1. Pemecahan Masalah

Menghimpun fakta-fakta,

Merumuskan masalah,

Mengembangkan ide, pemikiran, alternative pemecahan,

Menentukan alternatif pemecahan,

Menyusun rencana tindakan pelaksanaan.

2. Berpikir Kritis

Menjelaskan ide dan pemikiran

Menentukan tingkat ketepatan informasi dasar (hasil

pengamatan dan komunikasi).

Menyusun argumentasi dan penyimpulan (berdasarkan data dan

konsep)

3. Berpikir Kreatif

Pengembangan ide-ide dalam beberapa kategori (kelenturan

berpikir)

Pengembangan ide baru (kemurnian berpikir)

Penyempurnaan ide (elaborasi pemikiran)

4. Evaluasi Kritis

Menentukan kriteria

Menyusun alternative pemikiran, pemecahan,

Membuat perkiraan dan menentukan keputusan,

Memberikan alas an, argumentasi bagi keputusan.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 59

Page 69: PEMBELAJARAN PAIKEM

B. TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN TERPADU

• Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

• Meningkatkan minat dan motivasi

• Beberapa kompetensi dasar dapat dicapai sekaligus

• Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan.

• Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif

yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta

didik dengan pengalaman belajar yang terkait, sehingga

pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan mendalam,

sehingga memudahkan memahami hubungan materi dari satu

konteks ke konteks lainnya.

• Akan terjadi peningkatan kerja sama antar guru sub bidang

kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan

peserta didik, peserta didik/guru dengan nara sumber; sehingga

belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan

dalam konteks yang lebih bermakna.

• Dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi

penghematan waktu, karena ketiga atau lebih disiplin ilmu dapat

dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga dapat

dikurangi bahkan dihilangkan.

• Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antar

konsep dalam disiplin ilmu tersebut.

• Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena

peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang

lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi

pembelajaran.

• Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang

dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 60

Page 70: PEMBELAJARAN PAIKEM

memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi

dari mata pelajaran yang dipadukan.

C. JENIS-JENIS PEMBELAJARAN TERPADU

Pembelajaran yang dimungkinkan untuk dipadukan adalah mata

pelajaran Kimia, Biologi dan Fisika menjadi Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) Terpadu. Sedangkan kajian tentang sosiologi, sejarah,

geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, psikologi sosial

menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu.

Dalam hal ini Guru bekerja sama melihat dan memberikan topik-

topik yang berkaitan dan tumpang tindih (dengan mencermati

indikator yang telah disusun) dan memadukannya. Kemungkinan

pada pemaduan IPA adalah Connected, Webbed (tematik) dan

Integrated.

D. PEMBELAJARAN IPA TERPADU

1. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari

tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan (discovery). Pendidikan IPA diharapkan

dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih

lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 61

Page 71: PEMBELAJARAN PAIKEM

dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman

yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP/MTs,

meliputi mata pelajaran fisika, bumi antariksa, biologi, dan kimia

yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu anak untuk

memahami fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan

pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami

uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri: objektif,

metodik, sistematis, universal, dan tentatif. Ilmu Pengetahuan

Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan

segala isinya.

Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai

“pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur,

berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil

observasi dan eksperimen”.

Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa

hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:

sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk

hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan

masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang

benar; IPA bersifat open ended;

proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;

metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan

eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan

penarikan kesimpulan;

produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;

aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam

kehidupan sehari-hari.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 62

Page 72: PEMBELAJARAN PAIKEM

Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang

sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan

dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses

pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui

kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara

ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Kecenderungan

pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya

mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan konsep, teori

dan hukum. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang

beriorientasi pada tes/ujian. Akibatnya IPA sebagai proses,

sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran.

Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak

berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Pembelajaran lebih bersifat teacher-centered, guru

hanya menyampaikan IPA sebagai produk dan peserta didik

menghafal informasi faktual. Peserta didik hanya mempelajari

IPA pada domain kognitif yang terendah. Peserta didik tidak

dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya. Fakta di

lapangan menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang

cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri. Cara berpikir

yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh

domain afektif dan psikomotor. Alasan yang sering

dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan waktu, sarana,

lingkungan belajar, dan jumlah peserta didik per kelas yang

terlalu banyak.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 63

Page 73: PEMBELAJARAN PAIKEM

Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan

teknologi dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat,

terutama teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu,

diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta

didik untuk melek IPA dan teknologi, mampu berpikir logis,

kritis, kreatif, serta dapat berargumentasi secara benar. Dalam

kenyataan, memang tidak banyak peserta didik yang menyukai

mata pelajaran IPA, karena dianggap sukar, keterbatasan

kemampuan peserta didik, atau karena mereka tak berminat

menjadi ilmuwan atau ahli teknologi. Namun demikian, mereka

tetap berharap agar pembelajaran IPA di sekolah dapat

disajikan secara menarik, efisien, dan efektif.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai

peserta didik yang dituangkan dalam empat aspek yaitu,

makhluk hidup dan proses kehidupan, materi dan sifatnya,

energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta.

Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan oleh sekolah,

disesuaikan dengan lingkungan setempat, dan media serta

lingkungan belajar yang ada di sekolah. Semua ini ditujukan

agar guru dapat lebih aktif, kreatif, dan melakukan inovasi

dalam pembelajaran tanpa meninggalkan isi kurikulum. Melalui

pembelajaran IPA terpadu, diharapkan peserta didik dapat

membangun pengetahuannya melalui cara kerja ilmiah, bekerja

sama dalam kelompok, belajar berinteraksi dan berkomunikasi,

serta bersikap ilmiah.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 64

Page 74: PEMBELAJARAN PAIKEM

2. KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN IPA

Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang

diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen,

pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan

tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga

kemampuan dalam IPA yaitu: (1) kemampuan untuk mengetahui

apa yang diamati, (2) kemampuan untuk memprediksi apa yang

belum diamati, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut

hasil eksperimen, (3) dikembangkannya sikap ilmiah. Kegiatan

pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam

mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban,

menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan

“bagaimana” tentang gejala alam maupun karakteristik alam

sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam

lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan

kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah. Metode

ilmiah dalam mempelajari IPA itu sendiri telah diperkenalkan

sejak abad ke-16 (Galileo Galilei dan Francis Bacon) yang

meliputi mengidentifikasi masalah, menyusun hipotesa,

memprediksi konsekuensi dari hipotesis, melakukan eksperimen

untuk menguji prediksi, dan merumuskan hukum umum yang

sederhana yang diorganisasikan dari hipotesis, prediksi, dan

eksperimen.

Dalam belajar IPA peserta didik diarahkan untuk

membandingkan hasil prediksi peserta didik dengan teori

melalui eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.

Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana

bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 65

Page 75: PEMBELAJARAN PAIKEM

sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, yang didasarkan

pada metode ilmiah. Pembelajaran IPA menekankan pada

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses

“mencari tahu” dan “berbuat”, hal ini akan membantu peserta

didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

Keterampilan dalam mencari tahu atau berbuat tersebut

dinamakan dengan keterampilan proses penyelidikan atau

“enquiry skills” yang meliputi mengamati, mengukur,

menggolongkan, mengajukan pertanyaan, menyusun hipotesis,

merencanakan eksperimen untuk menjawab pertanyaan,

mengklasifikasikan, mengolah, dan menganalisis data,

menerapkan ide pada situasi baru, menggunakan peralatan

sederhana serta mengkomunikasikan informasi dalam berbagai

cara, yaitu dengan gambar, lisan, tulisan, dan sebagainya.

Melalui keterampilan proses dikembangkan sikap dan nilai yang

meliputi rasa ingin tahu, jujur, sabar, terbuka, tidak percaya

tahyul, kritis, tekun, ulet, cermat, disiplin, peduli terhadap

lingkungan, memperhatikan keselamatan kerja, dan bekerja sama

dengan orang lain.

Oleh karena itu pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya: (1)

memberikan pengalaman pada peserta didik sehingga mereka

kompeten melakukan pengukuran berbagai besaran fisis, (2)

menanamkan pada peserta didik pentingnya pengamatan empiris

dalam menguji suatu pernyataan ilmiah (hipotesis). Hipotesis ini

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 66

Page 76: PEMBELAJARAN PAIKEM

dapat berasal dari pengamatan terhadap kejadian sehari-hari

yang memerlukan pembuktian secara ilmiah, (3) latihan berpikir

kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar matematika, yaitu

sebagai penerapan matematika pada masalah-masalah nyata

yang berkaitan dengan peristiwa alam, (4) memperkenalkan

dunia teknologi melalui kegiatan kreatif dalam kegiatan

perancangan dan pembuatan alat-alat sederhana maupun

penjelasan berbagai gejala dan keampuhan IPA dalam menjawab

berbagai masalah.

3. TUJUAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU

Tujuan pembelajaran IPA Terpadu adalah sebagai berikut.

a. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

Dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus

dicapai peserta didik masih dalam lingkup disiplin ilmu fisika,

kimia, dan biologi. Banyak ahli yang menyatakan

pembelajaran IPA yang disajikan secara disiplin keilmuan

dianggap terlalu dini bagi anak usia 7-14 tahun, karena anak

pada usia ini masih dalam transisi dari tingkat berpikir

operasional konkret ke berpikir abstrak. Lagi pula, anak

melihat dunia sekitarnya masih secara holistik. Atas dasar itu,

pembelajaran IPA hendaknya disajikan dalam bentuk yang

utuh dan tidak parsial. Di samping itu pembelajaran yang

disajikan terpisah-pisah dalam fisika, biologi, kimia, dan bumi-

alam semesta memungkinkan adanya tumpang tindih dan

pengulangan, sehingga membutuhkan waktu dan energi yang

lebih banyak, serta membosankan bagi peserta didik. Bila

konsep yang tumpang tindih dan pengulangan dapat

dipadukan, maka pembelajaran akan lebih efisien dan efektif.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 67

Page 77: PEMBELAJARAN PAIKEM

Keterpaduan mata pelajaran dapat mendorong guru untuk

mengembangkan kreativitas tinggi karena adanya tuntutan

untuk memahami keterkaitan antara satu materi dengan

materi yang lain. Guru dituntut memiliki kecermatan,

kemampuan analitik, dan kemampuan kategorik agar dapat

memahami keterkaitan atau kesamaan materi maupun

metodologi.

b. Meningkatkan minat dan motivasi

Pembelajaran terpadu memberikan peluang bagi guru untuk

mengembangkan situasi pembelajaan yang utuh, menyeluruh, dinamis,

dan bermakna sesuai dengan harapan dan kemampuan guru, serta

kebutuhan dan kesiapan peserta didik. Dalam hal ini, pembelajaran

terpadu memberikan peluang bagi pengembangan ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan tema yang disampaikan.

Pembelajaran IPA Terpadu dapat mempermudah dan

memotivasi peserta didik untuk mengenal, menerima,

menyerap, dan memahami keterkaitan atau hubungan antara

konsep pengetahuan dan nilai atau tindakan yang termuat

dalam tema tersebut. Dengan model pembelajaran yang

terpadu dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari, peserta

didik digiring untuk berpikir luas dan mendalam untuk

menangkap dan memahami hubungan konseptual yang

disajikan guru. Selanjutnya peserta didik akan terbiasa

berpikir terarah, teratur, utuh, menyeluruh, sistemik, dan

analitik. Peserta didik akan lebih termotivasi dalam belajar

bila mereka merasa bahwa pembelajaran itu bermakna

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 68

Page 78: PEMBELAJARAN PAIKEM

baginya, dan bila mereka berhasil menerapkan apa yang telah

dipelajarinya.

c. Beberapa kompetensi dasar dapat dicapai sekaligus

Model pembelajaran IPA terpadu dapat menghemat waktu, tenaga, dan

sarana, serta biaya karena pembelajaran beberapa kompetensi dasar

dapat diajarkan sekaligus. Di samping itu, pembelajaran terpadu juga

menyederhanakan langkah-langkah pembelajaran. Hal ini terjadi karena

adanya proses pemaduan dan penyatuan sejumlah standar kompetensi,

kompetensi dasar, dan langkah pembelajaran yang dipandang memiliki

kesamaan atau keterkaitan.

4. PEMADUAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPA

Salah satu kunci pembelajaran terpadu yang terdiri atas

beberapa mata pelajaran adalah menyediakan lingkungan

belajar yang menempatkan peserta didik mendapat pengalaman

belajar yang dapat menghubungkaitkan konsep-konsep dari

berbagai submata-pelajaran. Pengertian terpadu di sini

mengandung makna menghubungkan IPA dengan berbagai

mata pelajaran (Carin 1997;236). Lintas submata pelajaran

dalam IPA adalah mengkoordinasikan berbagai disiplin ilmu

seperti biologi, fisika, kimia, geologi, dan astronomi. Sebenarnya

IPA dapat juga dipadukan dengan mata pelajaran lain di luar

bidang kajian IPA dan hal ini lebih sesuai untuk jenjang

pendidikan Sekolah Dasar.

Mengingat pembahasan materi IPA pada tingkat lebih tinggi

semakin luas dan mendalam, maka pada jenjang pendidikan

SMP/MTs dan SMA/MA, akan lebih baik bila keterpaduan dibatasi

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 69

Page 79: PEMBELAJARAN PAIKEM

pada mata pelajaran yang termasuk bidang kajian IPA saja. Hal

ini dimaksudkan agar tidak terlalu banyak guru yang terlibat,

yang akan membuka peluang timbulnya kesulitan dalam

pembelajaran dan penilaian, mengingat semakin tinggi jenjang

pendidikan, maka semakin dalam dan luas pula pemahaman

konsep yang harus diserap oleh peserta didik.

Pembelajaran terpadu diawali dengan penentuan TEMA, karena

penentuan tema akan membantu peserta didik dalam beberapa

aspek yaitu:

a. peserta didik yang bekerja sama dengan kelompoknya akan

lebih bertanggung jawab, berdisiplin, dan mandiri;

b. peserta didik menjadi lebih percaya diri dan termotivas dalam

belajar bila mereka berhasil menerapkan apa yang telah

dipelajarinya;

c. peserta didik lebih memahami dan lebih mudah mengingat

karena mereka ‘mendengar’, ‘berbicara’, ‘membaca’,

‘menulis’ dan ‘melakukan’ kegiatan menyelidiki masalah yang

sedang dipelajarinya;

d. memperkuat kemampuan berbahasa peserta didik;

e. belajar akan lebih baik bila peserta didik terlibat secara aktif

melalui tugas proyek, kolaborasi, dan berinteraksi dengan

teman, guru, dan dunia nyata.

Oleh karena itu, jika guru hendak melakukan pembelajaran

terpadu dalam IPA, sebaiknya memilih tema yang

menghubungkaitkan antara IPA–lingkungan- teknologi-

masyarakat.

Berikut ini diberikan contoh pembelajaran IPA Terpadu dengan

tema yang bernuansa IPA-lingkungan-teknologi-masyarakat.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 70

Page 80: PEMBELAJARAN PAIKEM

Contoh 1: TEMA SERANGGA/INSEKTA

Insekta merupakan hewan invertebrata yang banyak ditemukan

peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Insekta merupakan

salah satu kelas dari Phylum Arthropoda dengan anggota yang

terbanyak dan tingkat keanekaragaman yang sangat tinggi.

Pada umumnya insekta bersayap, namun ada pula yang tak

bersayap. Ada yang bermetamorfosis sempurna dan ada pula

yang tidak. Habitat insekta juga tersebar sangat luas, di darat

sebagai hewan yang hidup di tanah, di pohon,di dalam air, dan

sebagai hewan terbang. Peranannya dalam kehidupan juga

sangat luas, sebagai komponen penting dalam rantai makanan,

sebagai hama tanaman, sebagai penyerbuk tanaman, sebagai

vektor berbagai penyakit pada hewan dan manusia, dan masih

banyak lagi peranan insekta.

Begitu luasnya pembahasan tentang insekta, sehingga bila

disampaikan dalam pembelajaran akan memerlukan waktu yang

cukup banyak, dan mungkin juga konsepnya sulit dipahami

peserta didik. Topik/pokok bahasan tentang Insekta juga tidak

ditemukan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

akan tetapi guru dapat memilih tema insekta mengingat banyak

masalah kesehatan dan lingkungan yang terkait dengan insekta.

Misalnya, merebaknya penyakit demam berdarah, malaria,

penyakit kaki gajah yang vektor penyebarannya adalah insekta.

Jadi pembahasan topik ini dapat menjadi bahan pengayaan

untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang

peranan insekta dalam ekosistem, mengasah kepekaan peserta

didik terhadap kebersihan lingkungan, memahami rantai

makanan, dan penyebab timbulnya ledakan hama. Topik ini

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 71

Page 81: PEMBELAJARAN PAIKEM

bersifat kontekstual di daerah pertanian dan daerah pantai,

tetapi untuk daerah perkotaan mungkin agak sulit dilaksanakan,

namun dapat dicoba. Dengan insekta sebagai tema sentral,

maka dapat dibuat jaringan tema berikut:

Gambar 2.1. Jaringan tema insekta

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 72

INSEKTAseran

Mencari informasi dari

buku yang relevanProyek:Koleksi

insekta

Kunjungan ke tempat

pemeliharaan lebah dan mewawancarai

peternak

Mempelajari klasifikasi insekta

Menyelidiki tentang

serangga penyerbuk

Menyelidiki pengaruh perubahan lingkungan thd populasi serangga

vektor penularan penyakit

Menyelidiki siklus hidup

berbagai insekta

Penyelidikan tentang siklus hidup nyamuk

Mempelajari istilah tentang bagian tubuh

insekta

Menyelidiki habitat

serangga dalam ekosistem

Page 82: PEMBELAJARAN PAIKEM

Kompetensi dasar untuk jaringan tema ”insekta” pada gambar

2.1 di atas mungkin tidak termuat dalam Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar seluruhnya, namun dapat menjadi

inspirasi untuk memotivasi peserta didik yang berminat

melakukan penyelidikan tentang insekta. Dalam pembelajaran

ini sekaligus kita menerapkan metode ilmiah dan

mengembangkan keterampilan proses IPA dan kemampuan

pemecahan masalah. Inilah contoh fleksibilitas kurikulum untuk

mengembangkan potensi peserta didik.

5. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU

a. PERENCANAAN

Keberhasilan pembelajaran terpadu akan lebih optimal jika

perencanaan mempertimbangkan kondisi dan potensi peserta

didik (minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta

didik sudah tercantum dalam Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar per submata pelajaran IPA.

Ada berbagai model dalam mengembangkan pembelajaran

IPA Terpadu yang dapat dilihat pada alur penyusunan

perencanaan pembelajaran terpadu berikut ini:

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 73

Menetapkan mata pelajaran yang akan

dipadukan

Menetapkan mata pelajaran yang akan

dipadukan

Mempelajari Standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran yang

dipadukan

Mempelajari Standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran yang

dipadukan

Memilih/menetapkan tema atau topik

pemersatu

Memilih/menetapkan tema atau topik

pemersatu

Membuat matriks atau bagan hubungan kompetensi dasar dan

tema atau topik pemersatu

Membuat matriks atau bagan hubungan kompetensi dasar dan

tema atau topik pemersatu

Menyusun silabus pembelajaran

terpadu

Menyusun silabus pembelajaran

terpadu

Menyusun desain pembelajaran/rencan

a pelaksannan pembelajaran

terpadu

Menyusun desain pembelajaran/rencan

a pelaksannan pembelajaran

terpadu

Merumuskan indikator

pembelajaran

Page 83: PEMBELAJARAN PAIKEM

Gambar 3.1 Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran TerpaduLangkah (1):Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan. Pada saat menetapkan beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai dengan alasan atau rasional yang berkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar oleh peserta didik dan kebermaknaan belajar. Contoh lihat lampiran.

Langkah (2):Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata pelajaran yang akan dipadukan. Pada tahap ini dilakukan pengkajian atas kompetensi dasar pada semester dan kelas yang sama, antarsemester pada kelas yang sama, antarsemester dan kelas yang berbeda dari beberapa submata pelajaran IPA yang memungkinkan untuk diajarkan secara terpadu. Berikut ini contoh peta kompetensi dasarIPA terpadu untuk SMP kelasVII

CONTOH PETA KOMPETENSI DASAR IPA TERPADU Mata Pelajaran : IPA Kelas : VII

KD MP Fisika KD MP Kimia KD MP Biologi Tema Waktu

1.1 Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan

2.2 Melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang

5.1 Melaksanakan pengamatan objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala

Kerja Ilmiah

20 x 40’

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 74

Page 84: PEMBELAJARAN PAIKEM

beserta satuannya

diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

alam biotik dan a-biotik.

3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

2.3 Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia

6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki

Penjernihan Air

20 x 40’

Langkah (3):Memilih dan menetapkan tema atau topik pemersatu. Dalam memilih tema/topik dapat dirumuskan dengan melihat isu-isu yang terkini, misalnya penyakit demam berdarah, HIV/AIDS, dan lainnya, kemudian baru dilihat koneksitasnya dengan kompetensi dasar dari berbagai submata pelajaran IPA. Contoh lihat lampiran.

Langkah (4):Membuat matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kaitan antara tema/topik dengan kompetensi dasar yang dapat dipadukan. Contoh lihat lampiran.

Langkah (5): Menyusun dan merumuskan indikator pencapaian hasil belajar

untuk setiap kompetensi dasar dari submata pelajaran yang dipadukan. Contoh lihat lampiran.

Langkah (6):Menyusun silabus pembelajaran IPA terpadu, dikembangkan dari berbagai indikator submata pelajaran IPA menjadi beberapa pengalaman belajar yang konsep keterpaduan atau keterkaitan menyatu antara beberapa submata pelajaran IPA. Contoh lihat lampiran.

Langkah (7):

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 75

Page 85: PEMBELAJARAN PAIKEM

Menjabarkan silabus menjadi desain pembelajaran atau rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan. Contoh lihat lampiran.

b. MODEL PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU

(Desain Pembelajaran/Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran)

Model pembelajaran dalam hal ini adalah menjabarkan silabus

menjadi desain pembelajaran/rencana pelaksanaan

pembelajaran terpadu, dikemas dalam kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup/tindak lanjut.

Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal yang harus

ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan

pembelajaran terpadu. Fungsinya untuk menciptakan suasana

awal pembelajaran yang efektif, yang memungkinkan peserta

didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Efisiensi waktu dalam kegiatan awal ini perlu diperhatikan,

karena waktu yang tersedia relatif singkat yaitu antara 5-10

menit. Dengan waktu yang relatif singkat tersebut, diharapkan

guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik

sehingga peserta didik siap mengikuti pembelajaran dengan

seksama.

Langkah-langkah dalam kegiatan pendahuluan ini terdiri atas

beberapa tahap yaitu:

1. menarik perhatian peserta didik untuk menumbuhkan

kesiapan belajar;

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 76

Page 86: PEMBELAJARAN PAIKEM

2. memotivasi peserta didik: membangkitkan semangat dan

minat peserta didik untuk siap menerima pelajaran;

3. memberikan acuan topik yang akan dibahas;

4. mengaitkan topik yang akan dipelajari dengan topik yang

telah dipelajari yang dapat dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan tentang topik yang sudah dipelajari sebelumnya

dan memberikan komentar atas jawaban peserta didik

Dalam kegiatan pendahuluan ini guru dapat pula melakukan

penilaian awal peserta didik (tes awal) yang dapat diberikan

secara lisan maupun tertulis.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran

terpadu yang menekankan pada proses pembentukan

pengalaman belajar peserta didik (learning experience).

Pengalaman belajar dapat terjadi melalui kegiatan tatap muka

dan kegiatan nontatap muka. Kegiatan tatap muka

dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang peserta didik

dapat berinteraksi langsung dengan guru maupun dengan

peserta didik lainnya. Kegiatan nontatap muka dimaksudkan

sebagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik

dengan sumber belajar lain di luar kelas atau di luar sekolah.

Kegiatan inti pembelajaran terpadu bersifat situasional, yakni

disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Terdapat

beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan inti

pembelajaran terpadu, di antaranya adalah sebagai berikut ini.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 77

Page 87: PEMBELAJARAN PAIKEM

Kegiatan yang paling awal: Guru memberitahukan tujuan

atau kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik

beserta garis besar materi yang akan disampaikan. Cara

yang paling praktis adalah menuliskannya di papan tulis

dengan penjelasan secara lisan mengenai pentingnya

kompetensi tersebut yang akan dikuasai oleh peserta didik.

Alternatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta didik.

Guru menyampaikan kepada peserta didik kegiatan belajar

yang harus ditempuh peserta didik dalam mempelajari tema

atau topik yang telah ditentukan. Kegiatan belajar hendaknya

lebih mengutamakan aktivitas peserta didik, atau

berorientasi pada aktivitas peserta didik. Guru hanya sebagai

fasilitator yng memberikan kemudahan kepada peserta didik

untuk belajar. Peserta didik diarahkan untuk menemukan

sendiri apa yang dipelajarinya. Prinsip belajar sesuai dengan

’konstruktivisme’ hendaknya dilaksanakan dalam

pembelajaran terpadu

Dalam membahas dan menyajikan materi/bahan ajar

terpadu harus diarahkan pada suatu proses perubahan

tingkah laku peserta didik, penyajian harus dilakukan secara

terpadu melalui penghubungan konsep di mata pelajaran

yang satu dengan konsep di mata pelajaran lainnya. Guru

harus berupaya untuk menyajikan bahan ajar dengan

strategi mengajar yang bervariasi, yang mendorong peserta

didik pada upaya penemuan pengetahuan baru, melalui

pembelajaran yang bersifat klasikal, kelompok, dan

perorangan.

Kegiatan Akhir/Penutup dan tindak lanjut

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 78

Page 88: PEMBELAJARAN PAIKEM

Waktu yang tersedia untuk kegiatan penutup atau kegiatan akhir

pembelajaran terpadu ini cukup singkat. Oleh karena itu guru

perlu mengatur dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.

Secara umum kegiatan penutup ini terdiri atas hal-hal sebagai

berikut ini.

a) Mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi yang

telah diajarkan.

b) Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian

tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah,

menjelaskan kembali bahan yang dianggap sulit oleh peserta

didik, membaca materi pelajaran tertentu, memberikan

motivasi atau bimbingan belajar.

c) Mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan

selanjutnya.

d) Memberikan evaluasi lisan atau tertulis.

c. MODEL PENILAIAN IPA TERPADU

Model penilaian yang dikembangkan mencakup prosedur yang

digunakan, jenis dan bentuk penilaian, serta alat evaluasi yang

digunakan. Model penilaian ini disesuaikan dengan penilaian

berbasis kelas pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

Objek penilaian mencakup penilaian terhadap proses dan hasil

belajar peserta didik.

Hasil belajar pada hakikatnya merupakan kompetensi-

kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan,

sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir

dan bertindak. Kompetensi dapat diukur melalui sejumlah hasil

belajar yang indikatornya dapat diukur dan diamati. Penilaian

proses dan hasil belajar saling berkaitan satu dengan yang

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 79

Page 89: PEMBELAJARAN PAIKEM

lainnya karena hasil belajar merupakan akibat dari proses

belajar.

Jenis penilaian terpadu terdiri atas tes dan bukan tes. Sistem

penilaian dengan menggunakan tes merupakan sistem penilaian

konvensional. Sistem ini kurang dapat menggambarkan

kemampuan peserta didik secara menyeluruh, sebab hasil

belajar digambarkan dalam bentuk angka yang gambaran

maknanya sangat abstrak. Oleh karena itu untuk melengkapi

gambaran kemajuan belajar secara menyeluruh maka dilengkapi

dengan non-tes.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 80

PENILAIAN

Non tes

TesPengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai

Tes lisan Tes tertulis Tes perbuatan

Skala sikapDaftar periksaKuesionerCatatan anekdotPortofolio Catatan sekolahJurnalCuplikan kerja

Tes tertulis/ uraian

Tes tertutup/ terbatas/ terstrukturBebas terbuka

Tes tertulis/ objektifPilihan gandaBenar salahMenjodohkanIsian singkatIsian panjangIsian khusus

Page 90: PEMBELAJARAN PAIKEM

Model penilaian pembelajaran terpadu

Berikut ini adalah contoh penilaian untuk tema/topik tentang LINGKUNGAN SEKITAR KITA

TEMA: LINGKUNGAN SEKITAR KITAKD Indikator Sistem penilaian

Prosedur Jenis dan bentuk

Jenis tagihan

Instrumen

Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem

Mengidentifikasi satuan dalam ekosistem dan menyatakan bahwa matahari merupakan sumber energi utama dalam biosfer

Tes awalDapat dilakukan dapat pula tidak tergantung kondisi

Penugasan

Pilihan ganda dan isian

Nontes

Laporan hasil pengamatan

Soal pilihan ganda yang berkaitan dengan pemahaman awal peserta didik mengenai tema

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 81

Page 91: PEMBELAJARAN PAIKEM

KD Indikator Sistem penilaianProsedur Jenis dan

bentukJenis

tagihanInstrumen

Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan dan menjelaskan peranan masing-masing tingkat trofik

Lembar penilaian laporan

Memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan

Memperkirakan hubungan antara populasi penduduk dengan kebutuhan air bersih dan udara bersih

Memperkirakan hubungan ukuran penduduk dengan kebutuhan pangan

Memperkirakan hubungan ukuran penduduk dengan kebutuhan lahan

Menjelaskan pengaruh meningkatnya populasi penduduk dengan kerusakan lingkungan

Penugasan

Praktikum

Nontes

1. Nontes2. Tes

perbuatan

Laporan hasil pengamatan

Laporan praktikum

Lembar penilaian laporan

Lembar penilaian laporanLembar penilaian kinerja

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 82

Page 92: PEMBELAJARAN PAIKEM

KD Indikator Sistem penilaianProsedur Jenis dan

bentukJenis

tagihanInstrumen

Menjelaskan pengaruh meningkatnya populasi penduduk dengan kesehatan

Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan

Menjelaskan pengaruh pencemaran air, udara, dan tanah dalam kaitannya dengan kegiatan manusia

Mengemukakan contoh langkah-langkah upaya pengelolaan lingkungan hidup untuk kesejahteraan manusia

Penugasan Nontes Karya tulis Lembar penilaian karya tulis

Mencari informasi tentang kegunaan dan efek samping bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari

Mengelompokkan bahan kimia dari kemasan yang digunakan sebagai pemutih, pembersih, pengharum, dan pembasmi serangga

Menyelidiki pengaruh penggunaan bahan kimia yang digunakan

Praktikum Nontes

Tes perbuatan

Lembar penilaian laporanLembar penilaian kinerja

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 83

Page 93: PEMBELAJARAN PAIKEM

KD Indikator Sistem penilaianProsedur Jenis dan

bentukJenis

tagihanInstrumen

sebagai pemutih, pembersih, pengharum, dan pembasmi serangga

Menjelaskan efek samping penggunaan bahan kimia dalam rumah tangga

Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahan-nya, prinsip "usaha dan energi" serta penerapan-nya dalam kehidupan sehari-hari

Menunjukkan bentuk energi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-hari

Mengaplikasikan konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-hari

Penugasan Nontes Laporan hasil pengamatan

Lembar penilaian laporan

Menjelaskan hubungan antara proses yang terjadi di lapisan litosfer dan atmosfer dengan kesehatan dan permasalah-an lingkungan

Menjelaskan proses pelapukan di lapisan bumi berkaitan dengan masalah lingkungan

Menjelaskan proses pemanasan global dan pengaruhnya

Penugasan

Tes akhir

Nontes

Soal Pilihan ganda

Soal uraian singkat

Laporan Lembar penilaian

Kunci jawaban dan cara penilaian

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 84

Page 94: PEMBELAJARAN PAIKEM

KD Indikator Sistem penilaianProsedur Jenis dan

bentukJenis

tagihanInstrumen

terhadap masalah lingkungan

Menjelaskan pengaruh proses-proses di lingkungan terhadap kesehatan manusia

Berdasarkan contoh itu, maka guru dapat mempraktikkan

beberapa teknik penilaian, baik yang termasuk dalam ranah

kognitif, afektik, maupun psikomotor. Tugas berupa laporan baik

secara individu maupun kelompok sebaiknya berupa tugas

aplikasi, misalnya merupakan hasil pengamatan di luar kelas.

Dapat pula berupa tugas sintesis dan evaluasi, misalnya tugas

pemecahan masalah lingkungan dan usulan cara

penanggulangannya. Melalui penugasan ini maka kemampuan

berpikir dan kepekaan peserta didik akan terasah.

Untuk keperluan pelaporan hasil penilaian guru dapat

memberikan bobot bagi setiap tugas yang diberikan tergantung

pada pertimbangan guru sesuai dengan karakteristik tugas, baik

tes maupun nontes. Penilaian untuk pelaporan mengacu pada

pedoman penilaian dari Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Oleh karena keterpaduan pembelajaran IPA meliputi mata

pelajaran fisika, kimia, biologi, maka dalam pelaporan hasil

penilaian tidak menjadi masalah. Ketiganya akan dipadukan

menjadi nilai mata pelajaran IPA .

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 85

Page 95: PEMBELAJARAN PAIKEM

6. IMPLIKASI PEMBELAJARAN IPA TERPADU

Sesuatu yang baru atau merupakan inovasi tentu tidak mudah

untuk dilaksanakan, karena memerlukan penyesuaian diri dan

kemauan untuk beradaptasi. Begitu pula dengan pembelajaran

IPA Terpadu. Pembelajaran terpadu biasa dilakukan jenjang

pendidikan usia dini, namun tidak menutup kemungkinan untuk

diterapkan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu jenjang

SMP/MTs dan SMA/MA. Hasil uji coba menunjukkan bahwa

pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan.

a. Guru

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran dapat dilakukan oleh

tim pengajar atau guru tunggal. Hal ini tergantung pada

kondisi sekolah. Bila di suatu sekolah guru IPA terdiri atas

guru fisika, kimia, biologi, maka dalam penyusunan silabus,

perencanaan pembelajaran, penggunaan media, dan strategi

mengajar sebaiknya dibuat bersama hingga penyusunan alat

penilaiannya. Namun dalam pembelajarannya dapat dilakukan

oleh guru tunggal. Bila di sekolah, seorang guru mengajar

semua mata pelajaran IPA, dan mengalami kesulitan untuk

memadukan kompetensi dasar, indikator, dan materi, maka

sangat dianjurkan agar guru tersebut bekerja sama dalam

kelompok MGMP agar dapat terjadi diskusi tentang

perencanaan strategi dan pelaksanaan KBM. Indikator yang

sudah dipadukan tidak perlu diajarkan dua kali karena tujuan

pembelajaran terpadu adalah efisiensi dan efektivitas dalam

pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya di lapangan, pembelajaran IPA

Terpadu terbentur pada masalah-masalah berikut ini.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 86

Page 96: PEMBELAJARAN PAIKEM

1. Jadwal pelajaran yang sudah diatur sedemikian rupa dan

tak dapat diubah begitu saja.

2. Masalah guru mata pelajaran IPA yang terpisah.

3. Program semester yang telah memuat urutan materi yang

akan diajarkan.

4. Penguasaan bahan ajar.

5. Keterpaduan kompetensi yang terjadi lintas kelas.

Dalam mengajarkan bahan ajar dilakukan oleh guru mata

pelajaran yang dominan. Misalnya bahan ajar tersebut

dominan biologi maka yang mengajar sebaiknya guru biologi,

atau bersama-sama. Oleh karena itu, pembelajaran IPA

terpadu dapat diajarkan oleh guru tunggal atau tim pengajar

tergantung pada kesepakatan dan waktu.

Dalam bab sebelumnya telah diuraikan, bahwa yang

terpenting adalah kerja sama antarguru IPA yang ada di

suatu sekolah dalam membuat perencanaan pembelajaran,

mulai dari silabus, desain pembelajaran/rencana pelaksanaan

pembelajaran hingga kesepakatan dalam bentuk penilaian.

Bila hal ini dapat dilaksanakan, maka pembelajaran terpadu

dapat meningkatkan kerja sama antarguru IPA, baik yang ada

di sekolah maupun dalam lingkup MGMP. Kerja sama ini

meliputi saling mempelajari materi dari mata pelajaran yang

lain. Selain meningkatkan kerja sama, pembelajaran terpadu

juga meningkatkan keharusan bagi guru untuk memperluas

wawasan pengetahuannya. Pembelajaran terpadu oleh guru

tunggal dapat memperkecil masalah pelaksanaannya yang

menyangkut jadwal pelajaran. Secara teknis, pengaturannya

dapat dilakukan sejak awal semester atau awal tahun

pelajaran. Hal yang perlu dihindarkan adalah pembahasan

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 87

Page 97: PEMBELAJARAN PAIKEM

materi yang tidak seimbang karena wawasan pengetahuan

tentang materi pelajaran yang lain kurang memadai. Hal

utama yang harus dilakukan guru adalah memahami model

pembelajaran terpadu secara konseptual maupun praktikal.

b. Peserta didik

Bagi peserta didik, pembelajaran terpadu dapat

mempertajam kemampuan analitis terhadap konsep-

konsep yang dipadukan, karena dapat mengembangkan

kemampuan asosiasi konsep dan aplikasi konsep.

Pembelajaran terpadu perlu dilakukan dengan variasi

metode yang tidak membosankan. Aktivitas

pembelajaran harus lebih banyak berpusat pada peserta

didik agar dapat mengembangkan berbagai potensi yang

dimilikinya.

c. Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan tidak hanya buku mata

pelajaran saja, tetapi dapat dari berbagai mata pelajaran

yang direkatkan oleh tema. Peserta didik dapat juga mencari

berbagai sumber belajar lainnya. Bahkan bila memungkinkan

mereka dapat menggunakan teknologi informasi yang ada.

Aktivitas peserta didik dalam penugasan dapat menjadi nilai

tambah yang menguntungkan.

Dalam pembelajaran terpadu, suatu bahan ajar dapat dibahas

dari berberapa mata pelajaran sehingga wawasan peserta

didik diharapkan akan lebih terbuka. Di samping itu karena

konsep-konsep itu dipadukan dalam suatu pembelajaran,

maka akan mengurangi kebosanan peserta didik terhadap

pengulangan bahan ajar pada berbagai mata pelajaran.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 88

Page 98: PEMBELAJARAN PAIKEM

d. Sarana dan Prasarana

Dalam pembelajaran terpadu diperlukan berbagai alat dan

media pembelajaran. Karena digunakan untuk pembelajaran

konsep yang direkatkan oleh tema, maka penggunaan sarana

pembelajaran dapat lebih efisien jika dibandingkan dengan

pemisahan mata pelajaran. Memang tidak semua konsep

dapat dipadukan. Konsep-konsep yang dipilih untuk direkat

oleh tema dapat menghemat waktu dan ruang.

Berikut contoh Pemetaan Kompetensi Dasar untuk menjadi

Tema dalam pembelajaran IPA Terpadu.

e. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu

Walaupun standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA

dikembangkan dalam submata pelajaran, pada tingkat

pelaksanaan guru memiliki keleluasaan dalam

membelajarkan peserta didiknya untuk mencapai

kompetensi tersebut. Salah satu contoh yang akan

dikembangkan dalam model ini adalah guru dapat

mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi

dasar yang dekat dan relevan untuk dikemas dalam satu

tema dan disajikan dalam kegiatan pembelajaran yang

terpadu. Yang perlu dicatat ialah pemaduan kegiatan

dalam bentuk tema sebaiknya dilakukan pada jenjang

kelas yang sama dan masih dalam lingkup IPA .

Kekuatan/manfaat yang dapat dipetik melalui pelaksanaan

pembelajaran terpadu antara laian sebagai berikut.

Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan

terjadi penghematan waktu, karena ketiga disiplin ilmu

(Fisika, Kimia, dan Biologi) dapat dibelajarkan sekaligus.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 89

Page 99: PEMBELAJARAN PAIKEM

Tumpang tindih materi juga dapat dikurangi bahkan

dihilangkan.

Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna

antarkonsep Fisika, Kimia, dan Biologi.

Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena

peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang

lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi

pembelajaran.

Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang

dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan

kompetensi IPA.

Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan

ditingkatkan.

Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur

kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal

peserta didik dengan pengalaman belajar yang terkait,

sehingga pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan

mendalam, sehingga memudahkan memahami hubungan

materi IPA dari satu konteks ke konteks lainnya.

Akan terjadi peningkatan kerja sama antarguru submata pelajaran

terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik,

peserta didik/guru dengan narasumber; sehingga belajar lebih

menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang

lebih bermakna.

Di samping kekuatan/manfaat yang dikemukakan itu, model

pembelajaran IPA Terpadu juga memiliki kelemahan. Perlu

disadari, bahwa sebenarnya tidak ada model pembelajaran

yang cocok untuk semua konsep, oleh karena itu model

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 90

Page 100: PEMBELAJARAN PAIKEM

pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang akan

diajarkan. Begitu pula dengan pembelajaran terpadu dalam IPA

memiliki beberapa kelemahan, akan tetapi kelemahan tersebut

sebagai tantangan untuk terus berupaya diatasi oleh pihak-pihak

yang terlibat di sekolah. Beberapa kelemahan yang perlu diatasi

diuraikan sebagai berikut ini.

a. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki

kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal,

rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan

mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut

untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak

membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus

pada mata pelajaran tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka

pembelajaran terpadu dalam IPA akan sulit terwujud.

b. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut

kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik

dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini

terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada

kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif

(menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan

elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak

dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini

sangat sulit dilaksanakan.

c. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran

terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi

yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas

internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan

mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 91

Page 101: PEMBELAJARAN PAIKEM

dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan

terhambat.

d. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada

pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan

pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu

diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode,

penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.

e. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara

penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan

keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa mata

pelajaran terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru

selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur

pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif,

juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila

materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.

f. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu

berkecenderungan mengutamakan salah satu mata pelajaran

dan ‘tenggelam’nya mata pelajaran lain. Dengan kata lain,

pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru

berkecenderungan menekankan atau mengutamakan

substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman,

selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.

Sekalipun pembelajaran terpadu mengandung beberapa

kelemahan selain keunggulannya, sebagai sebuah bentuk

inovasi dalam implementasi Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar perlu dikembangkan lebih lanjut. Untuk

mengurangi kelemahan-kelemahan di atas, perlu dibahas

bersama antara guru mata pelajaran terkait dengan sikap

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 92

Page 102: PEMBELAJARAN PAIKEM

terbuka. Kesemuanya ini ditujukan untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi dalam pembelajaran IPA.

E. PEMBELAJARAN IPS TERPADU

1.PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai

cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi,

ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial

dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang

mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan

cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi,

ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial itu

merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari

isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah,

geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi

sosial.

Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang

memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi

memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan

wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan

berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode.

Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan

dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-

aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan

spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-

budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam

ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 93

Page 103: PEMBELAJARAN PAIKEM

berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan

psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti

konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol

sosial. Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-

ilmu sosial dan studi-studi sosial.

Gambar 1: Keterpaduan Cabang Ilmu Pengetahuan Sosial

2. KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN IPS

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu-Ilmu Sosial di

tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan

kajian: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi,

filsafat, psikologi sosial. Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS bertujuan

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap

masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap

mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang

terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi

sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang

menimpa kehidupan masyarakat (Nursid Sumaatmaja, 1980;20)

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 94

Sejarah

Geografi

Sosiologi

IlmuPengetahua

n Sosial

Ilmu Politik

Ekonomi

Psikologi Sosial

FilsafatAntropologi

Page 104: PEMBELAJARAN PAIKEM

Dalam implementasinya, perlu dilakukan berbagai studi yang

mengarah pada peningkatan efisiensi dan efektivitas layanan

dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi

pendidikan. Salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas

implementasi kurikulum, perlu dikembangkan berbagai model

pembelajaran kurikulum.

Karateristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs

antara lain sebagai berikut.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-

unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik,

kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora,

pendidikan dan agama (Numan Soemantri, 2001).

Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi,

sejarah, ekonomi, hukum dan politik, sosiologi, yang dikemas

sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik

(tema) tertentu.

Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah

sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner

dan multidisipliner.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut

peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan

prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan

lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-

upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan

kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan

(Daldjoeni, 1981).

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 95

Page 105: PEMBELAJARAN PAIKEM

memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia

secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut terlihat

pada tabel berikut.

Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia

Dimensi dalam kehidupan manusia

Ruang Waktu Nilai/Norma

Area dan substansi pembelajaran

Alam sebagai tempat dan penyedia potensi sumber daya

Alam dan kehidupan yang selalu berproses, masa lalu, saat ini, dan yang akan datang

Kaidah atau aturan yang menjadi perekat dan penjamin keharmonisan kehidupan manusia dan alam

Contoh Kompetensi Dasar yang dikembangkan

Adaptasi spasial dan eksploratif

Berpikir kronologis, prospektif, antisipatif

Konsisten dengan aturan yang disepakati dan kaidah alamiah masing-masing disiplin ilmu

Alternatif penyajian dalam mata pelajaran

Geografi Sejarah Ekonomi, Sosiologi/Antropologi

Sumber: Sardiman, 2004

3.TUJUAN PEMBELAJARAN IPS

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap

masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap

mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang

terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi

sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang

menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 96

Page 106: PEMBELAJARAN PAIKEM

program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan

secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai

berikut (Awan Mutakin, 1998).

Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai

sejarah dan kebudayaan masyarakat.

Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu

menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial

yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan

masalah-masalah sosial.

Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta

membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah

yang berkembang di masyarakat.

Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah

sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya

mampu mengambil tindakan yang tepat.

Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu

membangun diri sendiri agar survive yang kemudian

bertanggung jawab membangun masyarakat.

4.KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU DALAM IPS

Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut

dengan pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu

pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang

memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok

aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-

prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3). Salah

satu di antaranya adalah memadukan Kompetensi Dasar melalui

pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 97

Page 107: PEMBELAJARAN PAIKEM

langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk

menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang

hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, siswa terlatih

untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang

dipelajari.

Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran

disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial.

Pengembangan pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat

mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu,

kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam

dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topik/tema dapat

dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang

berkembang. Bisa membentuk permasalahan yang dapat dilihat

dan dipecahkan dari berbagai disiplin atau sudut pandang,

contohnya banjir, pemukiman kumuh, potensi pariwisata, IPTEK,

mobilitas sosial, modernisasi, revolusi yang dibahas dari

berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial.

a. Model Integrasi Berdasarkan Topik

Dalam pembelajaran IPS keterpaduan dapat dilakukan

berdasarkan topik yang terkait, misalnya ‘pariwisata’.

Pariwisata dalam contoh yang dikembangkan ditinjau dari

berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam Ilmu Pengetahuan

Sosial. Pengembangan pariwisata dalam hal ini ditinjau dari

persebaran dan kondisi fisis-geografis yang tercakup dalam

disiplin Geografi.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 98

Page 108: PEMBELAJARAN PAIKEM

Secara sosiologis, pariwisata itu juga dapat ditinjau dari

partisipasi masyarakat, pengaruhnya terhadap kondisi sosial

budaya setempat, dan interaksi antara wisatawan dengan

masyarakat lokal. Secara historis dapat dikembangkan

melalui sejarah daerah pariwisata tersebut. Keadaan politik

juga dapat dikaji pula pada topik pengembangan pariwisata

berkaitan dengan pengaruhnya terhadap perkembangan

pariwisata. Selanjutnya, dampak pariwisata terhadap

perkembangan ekonomi lokal maupun nasional dapat

dikembangkan melalui kompetensi yang berkaitan dengan

ekonomi. Skema berikut memberikan gambaran keterkaitan

suatu topik/tema dengan berbagai disiplin ilmu.

Gambar 2: Model Integrasi IPS Berdasarkan Topik/Tema

b. Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama

Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik yang

didasarkan pada potensi utama yang ada di wilayah

setempat; sebagai contoh, “Potensi Bali Sebagai Daerah

Tujuan Wisata”. Dalam pembelajaran yang dikembangkan

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 99

Sejarah perkembangan daerah wisata

Pengaruh terhadap perkembangan masyarakat di sekitar objek wisata

Partisipasi masyarakat

Dampak terhadap kesejahteraan masyarakat

Geografi

PENGEMBANGAN PARIWISATA

Sosiologi

Politik

Ekonomi

Persebaran, kondisi fisik daerah objek wisata

Sejarah

Page 109: PEMBELAJARAN PAIKEM

dalam Kebudayaan Bali dikaji dan ditinjau dari faktor alam,

sosial/antropologis, historis kronologis dan kausalitas, serta

perilaku masyarakat terhadap aturan. Melalui kajian potensi

utama yang terdapat di daerahnya, maka siswa selain dapat

memahami kondisi daerahnya juga sekaligus memahami

Kompetensi Dasar yang terdapat pada beberapa disiplin yang

tergabung dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.

1. Potensi objek wisata

2. Memupuk aspirasi

terhadap kesenian

3. Keamanan dan stabilitas daerah

4. Azas manfaat terhadap kesejahteraan penduduk

Gambar 3: Model Integrasi IPS Berdasarkan Potensi Utama

c. Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan

Model pembelajaran terpadu pada IPS yang lainnya adalah

berdasarkan permasalahan yang ada, contohnya adalah

“Pemukiman Kumuh”. Pada pembelajaran terpadu,

Pemukiman Kumuh ditinjau dari beberapa faktor sosial yang

mempengaruhinya. Di antaranya adalah faktor ekonomi,

sosial, dan budaya. Juga dapat dari faktor historis kronologis

dan kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap

aturan/norma.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 100

BALI SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA

Ekonomi

Sosiologis/antropologis

Keadaan Alam

Keadaan Politik

Page 110: PEMBELAJARAN PAIKEM

Gambar 4. Model Integrasi IPS Berdasarkan Permasalahan

5. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERPADU

a. Perencanaan

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu bergantung

pada kesesuaian rencana yang dibuat dengan kondisi dan

potensi siswa (minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan).

Untuk menyusun perencanaan pembelajaran terpadu perlu

dilakukan langkah-langkah berikut ini.

1. Pemetaan Kompetensi Dasar

2. Penentuan Topik/tema

3. Penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke dalam

indikator sesuai topik/tema

4. Pengembangan Silabus

5. Penyusunan Desain/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Langkah-langkah tersebut secara rinci dijelaslan sebagai

berikut ini.

1) Pemetaan Kompetensi Dasar

Langkah pertama dalam pengembangan model

pembelajaran terpadu adalah melakukan pemetaan pada

semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata

pelajaran IPS per kelas yang dapat dipadukan. Kegiatan

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 101

PEMUKIMAN KUMUH

Faktor historis

Faktor Ekonomi Faktor sosial,dan budaya

Perilaku terhadap aturan

Page 111: PEMBELAJARAN PAIKEM

pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran

secara menyeluruh dan utuh.

Kegiatan yang dapat dilakukan pada pemetaan ini antara

lain dengan:

mengidentifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar pada mata pelajaran IPS yang dapat dipadukan

dalam satu tingkat kelas yang sama; dan

menentukan tema/topik pengikat antar-Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

Beberapa ketentuan dalam pemetaan Kompetensi Dasar dalam

pengembangan model pembelajaran terpadu Ilmu Pengetahuan

Sosial adalah sebagai berikut.

Mengidentifikasikan beberapa Kompetensi Dasar dalam

berbagai Standar Kompetensi yang memiliki potensi untuk

dipadukan.

Beberapa Kompetensi Dasar yang tidak berpotensi

dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan dalam

pembelajaran. Kompetensi Dasar yang tidak diintegrasikan

dibelajarkan/disajikan secara tersendiri.

Kompetensi Dasar dipetakan tidak harus berasal dari semua

Standar Kompetensi yang ada pada mata pelajaran IPS pada

kelas yang sama, melainkan memungkinkan hanya dua atau

tiga Kompetensi Dasar saja.

Kompetensi Dasar yang sudah dipetakan dalam satu

topik/tema masih bisa dipetakan dengan topik/tema lainnya.

Berikut ini contoh pemetaan Kompetensi Dasar pada mata

pelajaran IPS yang dapat diintegrasikan/dipadukan.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 102

Page 112: PEMBELAJARAN PAIKEM

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 103

Page 113: PEMBELAJARAN PAIKEM

Peta Kompetensi Dasar yang Berpotensi IPS TerpaduKelas VII

No.

Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah Tema

1. Semester 26.1

Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.

Semester 12.1

Mendeskripsikan interaksi sebagai proses sosial.

Semester 26.2

Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa.

Semester 25.1

Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Islam di Indonesia, serta peninggalan-peninggalannya

Kegiatan Ekonomi Penduduk

2 Semester 24.3

Mendeskripsikan kondisi geografis dan penduduk

6.1

Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.

Semester 22.1

Mendeskripsikan interkasi sebagai proses sosial.

2.3 Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial

2.4 Menguraikan proses interaksi sosial

Semester 13.1

Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam kaitannya dengan usaha memenuhi kebutuhan dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia.

Semester 25.3

Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa

Kelangkaan Sumber Daya

3. Semester 24.1 Menggunakan

peta, atlas dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan.

Semester 26.2

Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi barang/jasa.

Semester 15.1

Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Hindu-Buddha, serta peninggalan-

Pemanfaatan Peta

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 104

Page 114: PEMBELAJARAN PAIKEM

No.

Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah Tema

peningalannya

5.2

Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Islam di Indonesia, serta peninggalan-peningalannya

5.3

Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa

Peta Kompetensi Dasar yang Berpotensi IPS TerpaduKelas VIII

No. Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah Tema

1. Semester 11.1

Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk.

Semester 26.1

Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial

6.2 Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat

6.3 Mendeskripsikan upaya pengendalian

Semester 14.3 Mengidentifikasi

bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi masyarakat.

Semester 12.1Menjelaskan

proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah di Indonesia.

Globalisasi

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 105

Page 115: PEMBELAJARAN PAIKEM

No. Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah Tema

penyimpangan sosial

2. Semester 11.1

Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk.

Semester 16.2

Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat

Semester 27.2

Mendeskripsikan pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia.

Peran Indonesia dalam Pergaulan Antarbangsa

3. Semester 11.1

Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk.

Semester 26.2

Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat

Semester 27.1

Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peran pemerintah dalam upaya penanggulangan-nya.

7.2 Mendeskripsikan palaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia.

Semester 12.2Menguraikan

proses terbentuknya kesadaran nasional, identitas Indonesia, dan perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia.

Otonomi Daerah

4. Semester 21.3

Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penang-gulangannya dalam pembangunan berkelanjutan.

Semester 26.1

Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial

6.2 Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat

6.3 Mendeskripsikan upaya pengendalian penyimpangan sosial

Semester 24.1

Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas

2.1Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah di Indonesia.

Pelestarian Lingkungan

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 106

Page 116: PEMBELAJARAN PAIKEM

Peta Kompetensi Dasar yang Berpotensi IPS TerpaduKelas IX

No. Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah Tema

1. Semester 25.1

Menginterpretasi-kan peta tentang bentuk dan pola muka bumi.

Semester 13.1Mendeskripsi-

kan perubahan sosial-budaya pada masyarakat

3.2

Menguraikan tipe-tipe perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan

Semester 17.1Mendeskripsik

an uang dan lembaga keuangan.

Semester 27.2 Menguraikan

perkembangan lembaga-lembaga internasional dan peran Indonesia dalam kerjasama internasional

Pengemba-ngan Pariwisata

2 Semester 25.2

Mendeskripsikan keterkaitan unsur-unsur geografis dan penduduk di kawasan Asia Tenggara

Semester 27.3

Menguraikan perilaku masyarakat dalam perubahan sosial-budaya di era global

Semester 27.4

Mendeskripsikan kerjasama antar negara di bidang ekonomi

Semester 27.2Menguraikan

perkembangan lembaga-lembaga internasional dan peran Indonesia dalam kerjasama internasional

Modernisasi

3. Semester 25.2

Mendeskripsikan keterkaitan unsur-unsur geografis dan penduduk di kawasan Asia Tenggara

Semester 11.1 Mengidentifikasi

ciri-ciri negara berkembang dan negara

Semester 27.3

Menguraikan perilaku masyarakat dalam perubahan sosial-budaya di era global

Semester 27.4

Mendeskripsikan kerjasama antar negara di bidang ekonomi

7.5

Mengidentifikasi dampak kerjasama

Semester 27.2

Menguraikan perkembangan lembaga-lembaga internasional dan peran Indonesia dalam kerjasama internasional

Kerjasama Inter-nasional

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 107

Page 117: PEMBELAJARAN PAIKEM

No. Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah Tema

maju. antar negara terhadap perekonomian Indonesia

2) Penentuan Topik/Tema

Setelah pemetaan Kompetensi Dasar selesai, langkah

selanjutnya dilakukan penentuan topik/tema. Topik/tema

yang ditentukan harus relevan dengan Kompetensi Dasar

yang telah dipetakan. Dengan demikian, dalam satu mata

pelajaran IPS pada satu tingkatan kelas terdapat beberapa

topik yang akan dibahas.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan

topik/tema pada pembelajaran IPS Terpadu antara lain

meliputi hal-hal berikut.

Topik, dalam pembelajaran IPS Terpadu, merupakan

perekat antar-Kompetensi Dasar yang terdapat dalam

satu rumpun mata pelajaran IPS.

Topik yang ditentukan selain relevan dengan

Kompetensi-kompetensi Dasar yang terdapat dalam satu

tingkatan kelas, juga sebaiknya relevan dengan

pengalaman pribadi siswa, dalam arti sesuai dengan

keadaan lingkungan setempat. Hal ini agar pembelajaran

yang dilakukan dapat lebih bermakna bagi siswa;

contohnya, untuk kelas VII ada 3 (tiga) topik/tema yaitu:

aktivitas ekonomi penduduk, kelangkaan sumber daya

alam, dan pemanfaatan peta.

Dalam menentukan topik, isu sentral yang sedang

berkembang saat ini, dapat menjadi prioritas yang dipilih

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 108

Page 118: PEMBELAJARAN PAIKEM

dengan tidak mengabaikan keterkaitan antar-

Kompetensi Dasar pada satu rumpun yang telah

dipetakan. Contohnya, Pemberlakuan Otonomi Daerah,

Pertumbuhan Industri, Pemilihan Kepala Daerah Secara

Langsung, Pasca Gempa Bumi dan Tsunami, Penyakit

Folio, Penyakit Busung Lapar.

Berikut ini beberapa contoh Topik yang relatif relevan

dengan pemetaan Kompetensi Dasar.

Kelas VII SMPi) Topik: Kegiatan Ekonomi Penduduk

No Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah1. Semester 2

6.1 Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola pemukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.

Semester 12.1 Mendeskripsikan

interaksi sebagai proses sosial.

Semester 26.2 Mendeskripsikan

kegiatan pokok ekonomi yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa.

Semester 25.2 Mendeskripsikan

perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Islam di Indonesia, serta peninggalan-peninggalannya

Kelas VIII SMPii) Topik : Pelestarian Lingkungan

No Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah1. Semester 2

1.3 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penang-gulangannya dalam pembangunan berkelanjutan.

Semester 26.1 Mendeskripsikan

bentuk-bentuk hubungan sosial

6.2 Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat

6.3 Mendeskripsikan upaya pengendalian penyimpangan sosial

Semester 24.1 Mendeskripsikan

hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas

2.1Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah di Indonesia.

Kelas IX SMP.iii) Topik: Pengembangan Pariwisata

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 109

Page 119: PEMBELAJARAN PAIKEM

No Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah1. Semester 2

5.1Menginterpretasi-kan peta tentang bentuk dan pola muka bumi.

Semester 13.1 Mendeskripsi-kan

perubahan sosial-budaya pada masyarakat

3.2 Menguraikan tipe-tipe perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan

Semester 17.1Mendeskripsikan

uang dan lembaga keuangan.

Semester 27.2 Menguraikan

perkembangan lembaga-lembaga internasional dan peran Indonesia dalam kerjasama internasional

3)Penjabaran Kompetensi Dasar ke dalam Indikator

Setelah melakukan langkah Pemetaan Kompetensi Dasar

dan Penentuan Topik/Tema sebagai pengikat keterpaduan,

maka Kompetensi-kompetensi Dasar tersebut dijabarkan ke

dalam indikator pencapaian hasil belajar yang nantinya

digunakan untuk penyusunan silabus.

Contoh perumusan Kompetensi Dasar ke dalam berbagai

indikator pencapaian

Kompetensi Dasar Geografi:

Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk,

pengunaan lahan, dan pola pemukiman berdasarkan

kondisi fisik permukaan bumi.

Perumusan indikatornya:

Mengidentifikasikan mata pencaharian penduduk

(pertanian, nonpertanian).

Mendeskripsikan bentuk penggunaan lahan di pedesaan

dan perkotaan.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 110

Page 120: PEMBELAJARAN PAIKEM

Mendiskripsikan persebaran permukiman penduduk di

berbagai bentang lahan dan mengungkapkan alasan

penduduk memilih bermukim di lokasi tersebut.

Kompetensi Dasar Sosiologi:

Mendeskripsikan interaksi sebagai proses sosial.

Perumusan indikatornya:

Mengidentifikasi pola-pola keselarasan sosial dalam

keluarga dan masyarakat.

Menentukan sikap dalam keragaman sosial untuk

mewujudkan keselarasan sosial.

Kompetensi Dasar Ekonomi:

Mendeksripsikan kegiatan pokok ekonomi yang meliputi

kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa.

Perumusan indikatornya:

Menguraikan kegiatan konsumsi barang dan jasa.

Menguraikan kegiatan produksi barang dan jasa.

Menguraikan kegiatan distribusi barang dan jasa.

Kompetensi Dasar Sejarah :

Mendeksripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,

dan pemerintahan pada masa Islam di Indonesia, serta

peninggalan-peninggalannya.

Perumusan indikatornya:

Menyusun kronologis proses masuk berkembangnya

Islam di Indonesia dengan menggunakan ensiklopedi dan

referensi relevan lainnya.

Menjelaskan peranan pedagang dan ulama dalam proses

awal perkembangan Islam di Indonesia.

4)Penyusunan Silabus

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 111

Page 121: PEMBELAJARAN PAIKEM

Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada langkah-

langkah sebelumnya dijadikan sebagai dasar dalam

penyusunan silabus pembelajaran terpadu. Komponen

penyusunan silabus terdiri dari Standar Kompetensi IPS

(Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi), Kompetensi

Dasar, Indikator, Pengalaman belajar, alokasi waktu, dan

penilaian.

5) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Pelaksanaan Proses Pembelajaran serta Penilaian Hasil Pembelajaran.

Penyusunan RPP dijabarkan dari silabus untuk

mengarahkan kegiatan peserta didik dalam upaya

mencapai KD. Demikian pula untuk pelaksanaan proses

pembelajaran, maupun penilaian hasil pembelajaran untuk

mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa,

menggunakan prinsi-prinsip minimal sesuai dengan standar

isi, standar proses, standar penilaian, dan dikembangkan

dengan prinsip-prinsip utama dalam pembelajaran dan

penilaian pada pembelajaran kontekstual (CTL).

b. Implikasi Pembelajaran IPS Terpadu

Implikasi pembelajaran IPS terpadu terhadap guru, peserta

didik, bahan ajar, sarana dan prasarana dalam

pelaksanaannya bergantung pada sekolah masing-masing

sama seperti pada pembelajaran IPA terpadu. Diharapkan

guru yang profesional sesuai dengan PP 74 dan minimal

standar proses dapat melaksanakan pembelajaran IPS

terpadu tanpa mengalami kendala.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 112

Page 122: PEMBELAJARAN PAIKEM

PEMBELAJARAN TEMATIK

A. LATAR BELAKANG

Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan

tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh

aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh

dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat

perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu

keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara

konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung

kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara

langsung.

Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I – III

kelas awal) untuk setiap mata pelajaran masih banyak dilakukan

secara terpisah. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara

murni mata pelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi

dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan mata pelajaran

itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih

melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic),

pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah

akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir

holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.

Seperti pada Mata pelajaran Matematika, perlu diberikan kepada

semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali

peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 113

Page 123: PEMBELAJARAN PAIKEM

bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik

dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan

memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang

selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Demikian pula untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan

tujuan agar peserta didik dapat berkomunikasi secara efektif dan

efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun

tulis, menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, memahami bahasa

Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk

berbagai tujuan, menggunakan bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan

emosional dan sosial, menikmati dan memanfaatkan karya sastra

untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa,

menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai

khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Demikian

pula pada Kompetensi dasar Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia,

Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan

Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan

Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan

perlu dikaji

Jika mata pelajaran- mata pelajaran tersebut dipadukan menjadi

sebuah tema akan diperoleh suatu kemampuan berkomunikasi

secara baik sebagai indikator dalam kemampuan peserta didik

dalam berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,

serta kemampuan bekerjasama, yang pada akhirnya

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 114

Page 124: PEMBELAJARAN PAIKEM

pembelajaran menjadi menyenangkan.

Permasalahan menunjukkan bahwa kesiapan sekolah sebagian

besar peserta didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup

rendah. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa

peserta didik yang telah masuk Taman Kanak-Kanak memiliki

kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik

yang tidak mengikuti pendidikan Taman Kanak-Kanak. Selain itu,

perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip pembelajaran

antara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan pendidikan pra-

sekolah dapat juga menyebabkan peserta didik yang telah

mengikuti pendidikan pra-sekolah pun dapat saja mengulang kelas

atau bahkan putus sekolah.

Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi

Standar Isi, standar proses yang termuat dalam Standar Nasional

Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar

yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam

pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik.

Untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik yang

dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan model

pelaksanaan pembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I hingga

kelas III.

B. KERANGKA BERPIKIR

1. Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD

Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada

pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa

yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 115

Page 125: PEMBELAJARAN PAIKEM

kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh

potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan

berkembang secara optimal.

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga

SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan,

mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya.

Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian,

dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola

dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat

memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu,

perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD

antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya

tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan

teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan

mandiri.

Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah

dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat

mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua

dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk

perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD

ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi,

mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan,

meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara,

memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman

terhadap ruang dan waktu.

2. Cara Anak Belajar

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 116

Page 126: PEMBELAJARAN PAIKEM

Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara

tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan

lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya,

setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata

yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil

pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya.

Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses

asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah

ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan

konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua

proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat

pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang.

Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat

membangun pengetahuan melalui interaksi dengan

lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar

anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya

dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin

dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks

interaksi diri anak dengan lingkungannya.

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret.

Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku

belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara

objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara

reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai

berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir

operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4)

Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan,

prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 117

Page 127: PEMBELAJARAN PAIKEM

akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair,

panjang, lebar, luas, dan berat.

Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut,

kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga

ciri, yaitu:

a. Konkrit

Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-

hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui,

diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil

belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa

dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya,

keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih

bermakna, dan kebenarannya lebih dapat

dipertanggungjawabkan.

b. Integratif

Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu

yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum

mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal

ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal

umum ke bagian demi bagian.

c. Hierarkis

Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar

berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang

sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan

dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 118

Page 128: PEMBELAJARAN PAIKEM

urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan

serta kedalaman materi .

3. Belajar dan Pembelajaran Bermakna

Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam

kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan

kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku

yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi

antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak

dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi

bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang

nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar

bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi

dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan

lingkungannya.

Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu

proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan

yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. 

Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar

ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-

konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-

komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses

belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta

belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-

konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga

konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak

mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar

bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 119

Page 129: PEMBELAJARAN PAIKEM

menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan

membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep

tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.

Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak

mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan

mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya

mendengarkan orang/guru menjelaskan.

C. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TEMATIK

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara

anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka

kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awl SD sebaiknya dilakukan

dengan Pembelajaran tematik. Pembelajaan tematik adalah

pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan

beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran

atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan

(Poerwadarminta, 1983). Dengan tema diharapkan akan

memberikan banyak keuntungan, di antaranya:

1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,

2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan

berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema

yang sama;

3. pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan

berkesan;

4. kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan

mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi

siswa;

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 120

Page 130: PEMBELAJARAN PAIKEM

5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar

karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;

6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam

situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam

satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;

7. guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang

disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan

diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya

dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau

pengayaan.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa

dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran,

sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan

terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan

yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan

memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan

menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt,

termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah

bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan

anak.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep

belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena

itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar

yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa.

Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur

konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan

konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 121

Page 131: PEMBELAJARAN PAIKEM

skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan

pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik

di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai

dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala

sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 1)

Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2)

Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran

tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) Kegiatan

belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga

hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu

mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan

kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan

permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya;

dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti

kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan

orang lain.

Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema

ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: 1) Dengan

menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi

mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih

materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, 2) Siswa mampu

melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi

pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan

tujuan akhir, 3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan

mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak

terpecah-pecah. 4) Dengan adanya pemaduan antar mata

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 122

Page 132: PEMBELAJARAN PAIKEM

pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan

meningkat,

D. LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK

Landasan Pembelajaran tematik mencakup:

Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat

dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2)

konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme

memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada

pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana

yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.

Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa

(direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut

aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan

manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui

interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan

lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari

seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri

oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang

sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus

menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya

sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran

humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya,

potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama

berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan

psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama

dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan

kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 123

Page 133: PEMBELAJARAN PAIKEM

dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar

memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi

pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan

bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan

berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan

pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut

adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang

menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan

dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan

tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal

9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan

pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai

dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).

E. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran

tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa

2. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered),

hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih

banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan

guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan

kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan

aktivitas belajar.

3. Memberikan pengalaman langsung

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 124

Page 134: PEMBELAJARAN PAIKEM

4. Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung

kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman

langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata

(konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih

abstrak.

5. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas

6. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran

menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan

kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan

dengan kehidupan siswa.

7. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran

8. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai

mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan

demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut

secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan

sehari-hari.

9. Bersifat fleksibel

10. Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana

guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran

dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya

dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana

sekolah dan siswa berada.

11. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan

siswa

12. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi

yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

13. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan

menyenangkan

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 125

Page 135: PEMBELAJARAN PAIKEM

F. RAMBU-RAMBU

1. Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan

2. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas

semester

3. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan

dipaksakan untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak

diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri.

4. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus

tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara

tersendiri.

5. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca,

menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral.

6. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa,

minat, lingkungan, dan daerah setempat.

G. IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK

Implikasi implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar

mencakup implikasi terhadap guru, terhadap siswa, terhadap

sarana-prasarana, sumber belajar media, pengaturan ruangan, dan

pemilihan metode pembelajaran.

Implikasi bagi guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam

menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam

memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan

mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik,

menyenangkan dan utuh.

Implikasi bagi siswa

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 126

Page 136: PEMBELAJARAN PAIKEM

Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam

pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara

individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.

Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang

bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok,

mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah

Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media

Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa

baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari,

menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara

holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya

memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.

Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar

baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan

pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar

yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by

utilization).

Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media

pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa

dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.

Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat

menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-

masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk

menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar

yang terintegrasi

Implikasi terhadap Pengaturan ruangan

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 127

Page 137: PEMBELAJARAN PAIKEM

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu

melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan.

Pengaturan ruang tersebut meliputi:

Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang

dilaksanakan.

Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan

dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung

Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di

tikar/karpet

Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di

dalam kelas maupun di luar kelas

Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya

peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar

Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga

memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan

menyimpannya kembali.

Implikasi terhadap Pemilihan metode

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam

pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi

kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan,

bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.

H. TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan

beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup

kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan

tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran.

1. Pemetaan Kompetensi Dasar

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 128

Page 138: PEMBELAJARAN PAIKEM

Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran

secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran

yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang

dilakukan adalah:

a. Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar ke dalam indikator

Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan

kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam

indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta

didik

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata

pelajaran

Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur

dan/atau dapat diamati.

1) Menentukan tema

Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara

yakni:

Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing

mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang

sesuai.

Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema

pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut,

guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga

sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 129

Page 139: PEMBELAJARAN PAIKEM

2) Prinsip Penentuan tema

Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa

prinsip yaitu:

Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:

Dari yang termudah menuju yang sulit

Dari yang sederhana menuju yang kompleks

Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.

Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya

proses berpikir pada diri siswa

Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan

perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan

kemampuannya

b. Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi,

Kompetensi dasar dan Indikator

Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok

untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.

2. Menetapkan Jaringan Tema

Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar

dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema

tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar

dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat

dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.

3. Penyusunan Silabus

Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap

sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus.

Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 130

Page 140: PEMBELAJARAN PAIKEM

dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan

penilaian.

4. Penyusunan Rencana Pembelajaran

Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana

pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar

siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran.

Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi:

1) Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan

dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam

pertemuan yang dialokasikan).

2) Standar kompetensi

3) Kompetensi dasar

4) Indikator pencapaian kompetensi

5) Tujuan pembelajaran

6) Materi ajar beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa

dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.

7) Alokasi waktu

8) Metode pembelajaran dan strategi pembelajaran (kegiatan

pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa

dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber

belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator,

kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembelajaran mulai

dari pendahuluan, inti dan penutup).

9) Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang

akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta

didik serta tindak lanjut hasil penilaian).

10) Sumber belajar, alat dan media yang digunakan untuk

memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 131

Page 141: PEMBELAJARAN PAIKEM

bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran

tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus

dikuasai.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 132

Page 142: PEMBELAJARAN PAIKEM

I. TAHAP PELAKSANAAN

1. Tahapan kegiatan

Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan

menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan

pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan

pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit),

kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan

penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit)

a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan

Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana

awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan

dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan

baik.

Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk

pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian

terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan

disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan

adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi

b. Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang

bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan

hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan

menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan

dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun

perorangan.

c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut

Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan.

Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 133

Page 143: PEMBELAJARAN PAIKEM

dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil

pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng,

membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral,

musik/apresiasi musik.

Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran perhari dapat dijabarkan menjadi:

Contoh 1:

Kegiatan Jenis kegiatanKegiatan pembukaan

Anak berkumpul bernyanyi sambil menari mengikluti irama musik

Kegiatan inti Kegiatan untuk pengembangan membaca

Kegiatan untuk pengembangan menulis Kegitan untuk pengembangan berhitung

Kegiatan penutup Mendongeng atau membaca cerita dari buku cerita

Contoh 2:

Kegiatan Jenis kegiatanKegiatan pembukaan

Waktu berkumpul (anak m,enceritakan pengalkaman, menyanyi, melakukan kegiatan fisik sesuai dengan tema)

Kegiatan inti Pengembnagan kemmapuan menulis (kegiatan kelompok besar)

Pengembnagan kemampuan berhitung kegiatan kelompok kecil atau berpasangan)

Melakukan pengamatan sesuai dengan tema, misalnya mengamati jenis kendaraan yang lewat pada tema transporasi, menggambar hewan hasil pengamatan

Kegiatan penutup Mendongeng Pesan-pesan moral Musik/menyanyi

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 134

Page 144: PEMBELAJARAN PAIKEM

2. Pengaturan Jadwal pelajaran

Untuk memudahkan administrasi sekolah terutama dalam

penjadwalan. Guru bersama dengan guru mata pelajaran

pendidikan agama, guru pendidikan Jasmani dan guru muatan

lokal perlu bersama-sama menyusun Jadwal pelajaran.

Contoh jadwal yang dapat dikembangkan seperti pada tabel

berikut:

JADWAL PELAJARAN SD KELAS I, II

Wakt

u

Senin Selasa Rabu Kami

s

Jumat Sabtu

7.00-

7.35

Matematik

a

B. Ind. Matematik

a

B.

Ind.

Penjask

es

IPA

7.35-

8.10

Matematik

a

B.Ind. Matematik

a

B.Ind. Penjask

es

IPA

8.10-

8.45

Matematik

a

B.Ind. Matematik

a

KTK P.Agam

a

MULOK

8.45-

9.00

Istirahat

9.00-

9.35

B.ind Matematik

a

IPS KTK P.

Agama

Mulok

9.35-

10.10

B.Ind Matematik

a

IPS KTK

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 135

Page 145: PEMBELAJARAN PAIKEM

J. PENILAIAN PEMBELAJARAN TEMATIK

1. Prinsip

a. Penilaian di kelas I dan II mengikuti aturan penilaian mata-

mata pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat bahwa siswa

kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis,

maka cara penilaian di kelas I tidak ditekankan pada penilaian

secara tertulis.

b. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan

kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas I

dan II. Oleh karena itu, penguasaan terhadap ke tiga

kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.

c. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari

masing-masing Kompetensi Dasar dan Hasil Belajar dari mata-

mata pelajaran.

d. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama

proses belajar mengajar berlangsung, misalnya sewaktu siswa

bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti

dan menyanyi pada kegiatan akhir.

e. Hasil karya/kerja siswa dapat digunakan sebagai bahan

masukan guru dalam mengambil keputusan siswa misalnya:

Penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka.

2. Alat Penilaian

Alat penilaian dapat berupa Tes dan Non Tes. Tes mencakup:

tertulis, lisan, atau perbuatan, catatan harian perkembangan

siswa, dan porto folio. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas

awal penilaian yang lebih banyak digunakan adalah melalui

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 136

Page 146: PEMBELAJARAN PAIKEM

pemberian tugas dan portofolio. Guru menilai anak melalui

pengamatan yang lalu dicatat pada sebuiah buku bantu.

Sedangkan Tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan

menulis siswa, khususnya untuk mengetahui tentang

penggunaan tanda baca, Jean, kata atau angka.

Berikut adalah contoh penilaian yang dapat dilakukan guru:

A. Kewarganegaraan danPengetahuan Sosial

Tes Lisan

Menyebutkan peristiwa/kegiatan yang dialami

Mengemukakan peristiwa/kegiatan yang berkesan

Mengekspresikan perasaan waktu memberi kesan.

B. Bahasa Indonesia : Perbuatan Kelancaran membaca Melafalkan kata Melagukan/intonasi Cara bertanya jawab Tugas Melengkapi kalimat

C. Ilmu Pengetahuan Alam : Perbuatan Mendemonstrasikan cara menggosok

gigi

: Lisan Menyebutkan cara memelihara gigi Menjelaskan manfaat menggosok gigi

3. Aspek Penilaian

Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji

ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap

mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan

demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema,

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 137

Page 147: PEMBELAJARAN PAIKEM

melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi

Dasar, Hasil Belajar dan Indikator mata pelajaran.

Nilai akhir pada laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi

mata pelajaran yang terdapat pada kelas satu dan dua Sekolah

Dasar, yaitu: Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan

Alam, Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan

Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan kesehatan.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 138

Page 148: PEMBELAJARAN PAIKEM

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. Direktorat Pembinaan SMP. 2008. Bahan Sosialisasi

KTSP. Jakarta.

Depdiknas. Direktorat Pembinaan SMA. 2009. Pengembangan

Pembelajaran Yang Efektif. Bahan Bimbingan Teknis KTSP.

Jakarta.

Depdiknas. Direktorat Tenaga Kependidikan. 2009. Bahan TOT

untuk Calon Master Trainer Pengawas Sekolah. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan

Belajar. Bandung: Tarsito

Ibrahim R, Syaodih S Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran.

Jakarta: Rineka Cipta.

Joyce Bruce. Et al. 2000. Models of Teaching. 6th Ed. Allyn &

Bacon: London

Lestari, Tita. 1997. Dampak Penerapan Metode Pemecahan

Masalah Terhadap Tingkat Kemampuan Berpikir SMA Pada

Pembelajaran Matematika. Tesis-S-2 Program Studi

Pengembangan Kurikulum. Pasca Sarjana IKIP Bandung.

Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar

dan Menga-jar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media

Prenada

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses

Belajar Menga-jar. Bandung: Sinar Baru.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Sinar Baru.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 139

Page 149: PEMBELAJARAN PAIKEM

Syaodih, Nana. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi.

andung. Kesuma Karya.

Uno, B. Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara.

Yamin, Martinis. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 140

Page 150: PEMBELAJARAN PAIKEM

LAMPIRAN PETA STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR IPA TERPADU

A. PETA STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR YANG BERPOTENSI IPA TERPADU

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 141

Page 151: PEMBELAJARAN PAIKEM

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 142

Page 152: PEMBELAJARAN PAIKEM

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 143

Page 153: PEMBELAJARAN PAIKEM

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 144

Page 154: PEMBELAJARAN PAIKEM

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 145

Page 155: PEMBELAJARAN PAIKEM

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 146

Page 156: PEMBELAJARAN PAIKEM

Lampiran3: CONTOH SILABUS

Mata PelajaranKOMPETENSI

DASARINDIKATOR

KEGIATAN BELAJAR

SARANA/SUMBER

PENILAIAN

BAHASA INDONESIA

MENDENGARKANMembedakan bunyi bahasa

Menirukan bunyi/suara tertentu seperti: suara burung, ombak, kendaraan, dan lain-lain.

Menirukan bunyi suara burung

Bermain peran menjadi berbagai kendaraan

Menirukan suara ombak

Kaset dan tape Pengamatan

BERBICARAMemperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun

Menyebutkan nama orangtua dan saudara kandung

tanya jawab tentang nama orang tuanya dan saudara kandungnya (berpasangan)

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 147

Page 157: PEMBELAJARAN PAIKEM

Menanyakan data diri dan nama orangtua serta saudara teman sekelas

tanya jawab tentang nama orang tuanya dan saudara kandungnya (berpasangan)

melakukan permainan menanyakan data diri temannya

Menyebutkan data diri (nama, kelas, sekolah, dan tempat tinggal) dengan kalimat sederhana

melakukan permainan menanyakan data diri

bercerita tentang data dirinya

MENULISMenjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran dan bentuk huruf

Menjiplak berbagai bentuk gambat, lingkaran, dan bentuk huruf

Menjiplak kartu kata

Menjiplah bentuk-bentuk gambar

Menjiplak bentuk-bentuk geometri

Kartu kata Kartu

bentuk gambar

Kartu bentuk geometri

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 148

Page 158: PEMBELAJARAN PAIKEM

MATEMATIKA Membilang banyak benda

Membilang atau menghitung secara urut

Membilang benda-benda di kelas

Membilang sambil Memantulkan bola

Bola

Menyebutkan banyak benda

Mengamati lalu menyebutkan nama benda yang Membandingkan

dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sama banyak

Praktek langsung mengambil dua kumpulan benda lalu dihitung

Batu-batuan

Menentukan waktu (pagi, siang, malam, hari dan jam (bulat)

Menceritakan pengalamannya saat pagi, siang atau malam hari

Bercerita tentnag pengalamannya

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 149

Page 159: PEMBELAJARAN PAIKEM

IPS Menguindentifikasi identitas diri,keluarga, dan kerabat

Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan

Menyebutkan nama lengkapnya

Menyebutkan alamat tempat tinggal

Menyebutkan alamat rumahnya

IPA Makhluk Hidup dan Proses kehidupannyaMengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya

Menyebutkan nama bagian-

Menggambarkan tubuhnya lalu

menyebutkan nama bagian-bagian tubuhnya dan kegunaannya

Menyebutkan kegunaan bagian-bagian tubuh

Mengindetifikasi benda yang ada di lingkungan sekitar berdasarkan

Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak.

Praktek pengelompokkan

Batu, daun, biji salak

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 150

Page 160: PEMBELAJARAN PAIKEM

cirinya melalui pengamatannya

Menunjukkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu

Praktek langsung mengamati lingkungan dan menyebutkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu

PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari dan loncat dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri

Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.

Praktek langsung Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan

Berjalan dengan berbagai pola langkah dan kecepatan

Praktek langsung berjalan dengan pola

SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN

SENI RUPAMengidentifikasi unsur rupa pada benda di alam sekitar

Menyebutkan unsur rupa di lingkungan sekolah

Mengamati lingkungan lalu menyebutkan benda-benda yang dilihatnya

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 151

Page 161: PEMBELAJARAN PAIKEM

Mengelompokkan berbagai jenis: bintik gari, bidang, warna dan bentuk pada benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar

Mengamati lingkungan lalu mengelompokkan benda berdasarkan garis, bintik dsb

SENI MUSIKMengidentifikasi unsur/elemen musik dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia

Bertepuk tangan dengan pola

Bermain tepuk tangan dengan berbagai pola yang dicontohkan

SENI TARIMengidentifikasi fungsi tubuh dalam melaksanaan gerak di tempat

Bergerak bebas sesuai irama musik

Mendengarkan musik dan bergerak bebas mengikuti irama

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 152

Page 162: PEMBELAJARAN PAIKEM

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Menyebutkan jenis kelamin anggota keluarga.

Menyebutkan jenis kelamin teman sebangkunya

Meyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia

Menyebutkan agama yang dikenalnya

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 153

Page 163: PEMBELAJARAN PAIKEM

Lampiran 4: Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS : ITEMA : LINGKUNGAN MINGGU/HARI : I/SeninALOKASI WAKTU : 5 x 35 menit

INDIKATOR:Bahasa Indonesia: Menanyakan data diri dan nama orangtua serta saudara

teman sekelas Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk

huruf Matematika: Membilang atau menghitung secara urut Menyebutkan banyak benda Menceritakan pengalamannya saat pagi, siang atau malam

hariIPA Menunjukkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai

warna, bentuk dan ciri tertentuIPS Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN Bertepuk tangan dengan polaPENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan

melompat.

SARANA DAN SUMBER BELAJAR: Kartu-kartu kata Lembar kerja (jam) Bola

STRATEGI KEGIATAN

A. Pembukaan (1 X 35 menit) Berdoa bersama

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 154

Page 164: PEMBELAJARAN PAIKEM

Menyanyi lagu kasih ibu sambil bertepuk dengan variasi 1-2-1-2 Guru meminta beberapa anak untuk menyebutkan identitas dirinya

seperti nama dan alamatnya, dan menceritakan suatu pengalaman yang menyenangkan dirinya

Guru meminta anak untuk berkeliling di kelas sambil melompat satu kaki dengan membilang (menghitung secara urut) lompatannya

Guru meminta beberapa anak mengemukakan tentang kegiatan yang dapat dilakukan pada waktu pagi hari, siang hari dan malam hari

B. Inti (3 x 35 menit)

Di kelas anak secara individual diminta untuk mengamati berbagai benda yang ada dalam kelasnya. memilih benda yang ada di kelas, menghitungnya dan menuliskan lambang bilangan dari jumlah benda yang dihitungnya (kegiatan ini dilakukan beberapa kali)

Kegiatan berikutnya (atau bagi yang sudah menyelesaikan kegiatan pertama) dapat membaca kalimat sederhana dari kartu-kartu kata yang sudah disiapkan guru

Guru meminta anak untuk melihat jam dinding dikelasnya, lalu anak diminta untuk menggambarkan jam didinding tersebut dilengkapi dengan penunjukkan jarum jam pada saat anak melihat dan menggambarkannya.

C. Penutup (1 x 35 menit)

Guru bercerita tentang perlunya air bagi makhluk hidup, yang dilanjutkan dengan tanya jawab

Pesan-pesan moral bagi anak misalnya tentang perlunya hemat air, perlunya mandi/menjaga kebersihan

Berdoa pulang

Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah 155

Page 165: PEMBELAJARAN PAIKEM
Page 166: PEMBELAJARAN PAIKEM