Upload
deni-ballax
View
429
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Catatan Perjalanan
Touring Bikers Unpad Pada Perayaan HUT Ke II RCC
Pangandaran, 23 - 25 Desember 2007
Tak bisa dipungkiri, keberhasilan Touring yang dikomandani Bro Eko, Bro Dennie, Bro Yadie ,
Bro Ofik, Bro Dadie and Bro Rudie Chamal, mendatangkan rasa haru sekaligus bangga pada diri
para bikers. Mengapa tidak!? Ditengah musim curah hujan & angin, serta adanya isu glombang
tsunami yang akan kembali melanda pantai Pangandaran, kami tetap optimis melakukan
persiapan, apalagi touring ke pantai Pangandaran sudah merupakan nadar kami jauh
sebelumnya dihadapan para anggota, sehingga hal tersebut menjadi tantangan tersendiri.
Allhamdullilah, pada hari yang telah ditentukan lebih dari separuh anggota klub dapat
terkumpul. Pengecekan kelengkapan
dan kesiapan kendaraan para bikers
pun dilakukan divisi touring.
Setelah Upacara seremonial
penyerahan bendera klub &
surat jalan kepolisian
dilakukan, peserta touring
pun mendapat pengarahan
seputar rute yang akan
d i tempuh, se l an ju tnya
upacara diakhiri dengan do’a
bersama, agar seluruh bikers
selamat selama menempuh perjalanan. Amien!
Tepat jam 09.00 serine tanda keberangkatan peserta touring Unpad dikumandangkan.
Dipimpin TC Bro Ofik para bikers berangkat per-klotur, masing-masing klotur dipimpin seorang
kepala regu (RC). Dalam kawalan tim divisi touring seluruh bikers bergerak menuju tujuan.
Selepas dari hiruk-pikuk kendaraan dalam kota, tepatnya di kelokan samping jalan Tol Cileunyi
menuju arah Cicalengka, TC (Coordinator Touring) Bro Ofik merasa perlu untuk merapikan
barisan sebelum menuju PitStop 1. Selanjutnya para bikers kembali bergerak dalam formasi
satu, rapi dan tertib dalam barisan diikuti tim divisi touring, yang berperan membuka jalan
bagi TC, dan menjaga tertib berkendaraan para bikers.
Tiba di PitStop 1 Masjid Nagreg, sebagian bikers melakukan foto bersama. Tiga puluh menit
kemudian, TC kembali memberi isyarat agar rombongan melanjutkan perjalanan menuju
PitStop 2.
Hallo brothers, salam bikers dan peace to all bikers Unpad!!!!.
Catatan Perjalanan
Touring Bikers Unpad Pada Perayaan HUT Ke II RCC
Pangandaran, 23 - 25 Desember 2007
Tak bisa dipungkiri, keberhasilan Touring yang dikomandani Bro Eko, Bro Dennie, Bro Yadie ,
Bro Ofik, Bro Dadie and Bro Rudie Chamal, mendatangkan rasa haru sekaligus bangga pada diri
para bikers. Mengapa tidak!? Ditengah musim curah hujan & angin, serta adanya isu glombang
tsunami yang akan kembali melanda pantai Pangandaran, kami tetap optimis melakukan
persiapan, apalagi touring ke pantai Pangandaran sudah merupakan nadar kami jauh
sebelumnya dihadapan para anggota, sehingga hal tersebut menjadi tantangan tersendiri.
Allhamdullilah, pada hari yang telah ditentukan lebih dari separuh anggota klub dapat
terkumpul. Pengecekan kelengkapan
dan kesiapan kendaraan para bikers
pun dilakukan divisi touring.
Setelah Upacara seremonial
penyerahan bendera klub &
surat jalan kepolisian
dilakukan, peserta touring
pun mendapat pengarahan
seputar rute yang akan
d i tempuh, se l an ju tnya
upacara diakhiri dengan do’a
bersama, agar seluruh bikers
selamat selama menempuh perjalanan. Amien!
Tepat jam 09.00 serine tanda keberangkatan peserta touring Unpad dikumandangkan.
Dipimpin TC Bro Ofik para bikers berangkat per-klotur, masing-masing klotur dipimpin seorang
kepala regu (RC). Dalam kawalan tim divisi touring seluruh bikers bergerak menuju tujuan.
Selepas dari hiruk-pikuk kendaraan dalam kota, tepatnya di kelokan samping jalan Tol Cileunyi
menuju arah Cicalengka, TC (Coordinator Touring) Bro Ofik merasa perlu untuk merapikan
barisan sebelum menuju PitStop 1. Selanjutnya para bikers kembali bergerak dalam formasi
satu, rapi dan tertib dalam barisan diikuti tim divisi touring, yang berperan membuka jalan
bagi TC, dan menjaga tertib berkendaraan para bikers.
Tiba di PitStop 1 Masjid Nagreg, sebagian bikers melakukan foto bersama. Tiga puluh menit
kemudian, TC kembali memberi isyarat agar rombongan melanjutkan perjalanan menuju
PitStop 2.
Hallo brothers, salam bikers dan peace to all bikers Unpad!!!!.
Setelah melalui pemeriksaan tim divisi touring, peserta yang lolosmendapat tanda sebagai anggota rombongan. Bravo!
Halaman 1
Sebelum jam 12.00 teng,
seluruh group riding tiba di
PitStop 2 Rumah Makan
Pananjung seberang pom
bensin. Tak lama terdengar
teriakan Bro Eko melalui
megaphone. lantang Bak
Guide wisata dalam iklan TV,
“Bpk2-Ibu2, disebelah kanan
ada pom bensin, disebelah kiri
ada tempat makan, silahkan makan sekenyang2nya, habis itu BM!”. “Wuuu!!!” Yang ditimpali
para bikers dengan teriakan dan timpukan makanan kecil. Namun teriakan Bro Eko Arowana
walau suaranya terdengar jauh dari merdu, membuat para bikers yang memang sudah merasa
penat & was-was (dengan isi kocek apa isi bensin motornya yak!?) merasa senang.
Setelah panitia membayar seluruh hajatan para bikers, (kecuali penulis BS, sehubungan makan
di RM sebelahnya) tepat jam 01.00, para bikers di bawah kawalan tim divisi touring, kembali
memacu kuda besinya di atas 60km/jam, mengikuti larinya kuda besi warna merah, pacuan TC
yang tampak elok dipandang mata. (CBR gitu lho!).
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam demi jam pun dilalui para bikers ditengah curah
hujan dan tiufan angin yang kerap menampar. Jalan yang penuh kelokan, licin, berlubang dan
berpasir, bus-bus besar dan cepat, serta lambaian gadis2 manis dan sexy penunggu warung di
pinggir jalan, (Dosa Bro ... klo lambaiannya gak dibalas tatapan!) hingga ancaman keletihan
sepanjang rute yang ditempuh, adalah tantangan yang harus dilalui para bikers Unpad.
Satu jam sebelum memasuki daerah Pekalongan, di kelokan yang tak jauh dari Pom Bensin,
TC kembali memberi waktu istirahat kepada para bikers. Waktu yang ada pun digunakan untuk
isi bensin, duduk2, merokok & rebahan, sekedar mengusir rasa penat selama duduk di atas
kendaraan. Selepas waktu Ashar, kembali kuda besi para bikers meraung-raung melahap
jalanan menuju rute Perbatasan Pekalongan- Cijulang.
Memasuki daerah perbatasan, hujan yang turun membuat para bikers harus ekstra hati-hati.
Licinnya jalanan serta banyaknya kelokan memaksa para Road Captain group riding harus
menurunkan kecepatan kuda besinya menjadi 30km/jam. Namun tak urung, seorang Biker &
Boncenger, yang tampak tidak kuat menahan rindu pada sang istri di rumah, diperjalanan hanya
bisa pasrah mencium kerasnya Aspal. Motoris lain pun beberapa, tampak nyelonong tak
terkendali namun para bikers tetap utuh.
Penulis sendiri sempat merasakan licinnya jalanan setelah diguyur hujan sepanjang sore,
beruntung kondisi jalan yang sepi, tiga kali nyelonong pun tidak harus membuat penulis
mencium kendaraan di depannya. Namun hal tersebut cukup memaksa Penulis yang saat itu... -
Sebelum jam 12.00 teng,
seluruh group riding tiba di
PitStop 2 Rumah Makan
Pananjung seberang pom
bensin. Tak lama terdengar
teriakan Bro Eko melalui
megaphone. lantang Bak
Guide wisata dalam iklan TV,
“Bpk2-Ibu2, disebelah kanan
ada pom bensin, disebelah kiri
ada tempat makan, silahkan makan sekenyang2nya, habis itu BM!”. “Wuuu!!!” Yang ditimpali
para bikers dengan teriakan dan timpukan makanan kecil. Namun teriakan Bro Eko Arowana
walau suaranya terdengar jauh dari merdu, membuat para bikers yang memang sudah merasa
penat & was-was (dengan isi kocek apa isi bensin motornya yak!?) merasa senang.
Setelah panitia membayar seluruh hajatan para bikers, (kecuali penulis BS, sehubungan makan
di RM sebelahnya) tepat jam 01.00, para bikers di bawah kawalan tim divisi touring, kembali
memacu kuda besinya di atas 60km/jam, mengikuti larinya kuda besi warna merah, pacuan TC
yang tampak elok dipandang mata. (CBR gitu lho!).
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam demi jam pun dilalui para bikers ditengah curah
hujan dan tiufan angin yang kerap menampar. Jalan yang penuh kelokan, licin, berlubang dan
berpasir, bus-bus besar dan cepat, serta lambaian gadis2 manis dan sexy penunggu warung di
pinggir jalan, (Dosa Bro ... klo lambaiannya gak dibalas tatapan!) hingga ancaman keletihan
sepanjang rute yang ditempuh, adalah tantangan yang harus dilalui para bikers Unpad.
Satu jam sebelum memasuki daerah Pekalongan, di kelokan yang tak jauh dari Pom Bensin,
TC kembali memberi waktu istirahat kepada para bikers. Waktu yang ada pun digunakan untuk
isi bensin, duduk2, merokok & rebahan, sekedar mengusir rasa penat selama duduk di atas
kendaraan. Selepas waktu Ashar, kembali kuda besi para bikers meraung-raung melahap
jalanan menuju rute Perbatasan Pekalongan- Cijulang.
Memasuki daerah perbatasan, hujan yang turun membuat para bikers harus ekstra hati-hati.
Licinnya jalanan serta banyaknya kelokan memaksa para Road Captain group riding harus
menurunkan kecepatan kuda besinya menjadi 30km/jam. Namun tak urung, seorang Biker &
Boncenger, yang tampak tidak kuat menahan rindu pada sang istri di rumah, diperjalanan hanya
bisa pasrah mencium kerasnya Aspal. Motoris lain pun beberapa, tampak nyelonong tak
terkendali namun para bikers tetap utuh.
Penulis sendiri sempat merasakan licinnya jalanan setelah diguyur hujan sepanjang sore,
beruntung kondisi jalan yang sepi, tiga kali nyelonong pun tidak harus membuat penulis
mencium kendaraan di depannya. Namun hal tersebut cukup memaksa Penulis yang saat itu... -
Para bikers Unpad nampak ceria, melakukan foto bersama di PitStop 1, Masjid Nagreg.
Halaman 2
membonceng putrinya menjadi bikers
yang paling bontot (red: belakang).
Kesal dengan posisinya, penulis pun
sepanjang perjalanan menuju
perbatasan terus-menerus memaki si
F U 1 5 0 b a r u y a n g m e n j a d i
tunggangannya. “Sompret! Ma mio aja
kalah ...*+<*#@!!!!”. Cape maki2
siFU150 yang udah bikin penulis BT,
ujungnya penulis bersumpah,
sepulangnya dari perjalanan mau
ganti Ban, pake Battlax (He he ... jadi kaya si Rossi ni, pake nyalahin ban).
Selepas adzan isha dikumandangkan para muazan
dari surau desa-desa sekitar, para bikers kembali
bergerak diikuti rintik hujan yang kembali turun
seakan belum puas menguji nyali para bikers.
“Sebenarnya penulis sempat curiga, bukan nuduh.
Sumpah! Turunnya hujan, gara2 dipimpin TC Bro Ofik
Jomblo yang gak sempet mandi dulu sebelum berangkat. Wallahualam”.
Tidak nampak rasa takut dimata para bikers enembus pekatnya malam
tanpa bulan bintang licin ,
gigih & bertahan,
rute
Memasuki waktu maghrib, para bikers tiba di garis
pantai perbatasan Pekalongan-Cijulang, RC pun
menyuruh para bikers untuk beristirahat sambil
menginformasikan jarak tempuh yang tinggal
50km lagi. “Cihui..!”.
& kelelahan saat m
& , dibawah rintik hujan lalui jalanan & berlubang diikuti gemuruh
ombak bersahutan, para bikers tetap meraung-merobek gelapnya malam
sepanjang garis Pantai Cijulang.
Ditengah perjalanan, di antara sorot lampu kendaraan para bikers, tampak sekumpulan
pekerja di antara kendaraan berat mereka. Pembangunan jalan hotmix sepanjang beberapa
kilometer. Saat seorang pekerja memberi isyarat untuk lewat melalui penyempitan jalan
selebar satu meter, di bawah bayang-bayang sorot lampu kendaraan para bikers, sepanjang
alur jalan sempit yang dilapisi tanah merah licin, menanti besi beton di samping kiri dan kanan,
mencuat, telanjang dan tajam menunggu para bikers yang tidak hati-hati. (Sontak, ingatan
penulis melayang pada cicilan motor FU150 yang belum lunas!)
Halaman 3
membonceng putrinya menjadi bikers
yang paling bontot (red: belakang).
Kesal dengan posisinya, penulis pun
sepanjang perjalanan menuju
perbatasan terus-menerus memaki si
F U 1 5 0 b a r u y a n g m e n j a d i
tunggangannya. “Sompret! Ma mio aja
kalah ...*+<*#@!!!!”. Cape maki2
siFU150 yang udah bikin penulis BT,
ujungnya penulis bersumpah,
sepulangnya dari perjalanan mau
ganti Ban, pake Battlax (He he ... jadi kaya si Rossi ni, pake nyalahin ban).
Selepas adzan isha dikumandangkan para muazan
dari surau desa-desa sekitar, para bikers kembali
bergerak diikuti rintik hujan yang kembali turun
seakan belum puas menguji nyali para bikers.
“Sebenarnya penulis sempat curiga, bukan nuduh.
Sumpah! Turunnya hujan, gara2 dipimpin TC Bro Ofik
Jomblo yang gak sempet mandi dulu sebelum berangkat. Wallahualam”.
Tidak nampak rasa takut dimata para bikers enembus pekatnya malam
tanpa bulan bintang licin ,
gigih & bertahan,
rute
Memasuki waktu maghrib, para bikers tiba di garis
pantai perbatasan Pekalongan-Cijulang, RC pun
menyuruh para bikers untuk beristirahat sambil
menginformasikan jarak tempuh yang tinggal
50km lagi. “Cihui..!”.
& kelelahan saat m
& , dibawah rintik hujan lalui jalanan & berlubang diikuti gemuruh
ombak bersahutan, para bikers tetap meraung-merobek gelapnya malam
sepanjang garis Pantai Cijulang.
Ditengah perjalanan, di antara sorot lampu kendaraan para bikers, tampak sekumpulan
pekerja di antara kendaraan berat mereka. Pembangunan jalan hotmix sepanjang beberapa
kilometer. Saat seorang pekerja memberi isyarat untuk lewat melalui penyempitan jalan
selebar satu meter, di bawah bayang-bayang sorot lampu kendaraan para bikers, sepanjang
alur jalan sempit yang dilapisi tanah merah licin, menanti besi beton di samping kiri dan kanan,
mencuat, telanjang dan tajam menunggu para bikers yang tidak hati-hati. (Sontak, ingatan
penulis melayang pada cicilan motor FU150 yang belum lunas!)
Setelah diguyur hujan, diterpa angin di jalanan yanglicin, memasuki garis pantai Cijulang para bikers tetap ceria.
Alhamdullilah, sekitar jam 08.00 para bikers yang dipimpin TC Bro Ofic Jomblo tiba ditujuan
dengan selamat. Tibanya seluruh bikers dengan selamat, tidak terlepas dari peran tim divisi
touring: Bro Andri Saputra, Oke Purwacaraka, Rahmat, Sutiana, Yosef, Gustiana, Asep T, &
Deden. Tim yang penuh nyali & disiplin menjalankan perannya sebagai Sweeper. Mengawal
para bikers sepanjang rute, menjaga etika & tatib berkendaraan, sehingga selama perjalanan
tidak hanya aman, tapi juga nyaman bagi lingkungan sekitar yg dilaluinya. Bravo Euy!
Bro Eko yang ditemanin Bro Komarudin cari rokok,
sekembalinya hanya bisa nelongso melihat kambing
yang dibelinya sendiri, dan telah dipesan jauh hari
sebelumnya, telah berubah jadi sebatang kayu gosong.
“Beu..!!! Tapi teu na2on-lah, keur solidaritas sasama
bikers” Katanya diplomatis.
Penulis yang merasa tidak tega, melihat wajah Bro Eko
yang tampak sendu & memelas, berusaha
menghiburnya. “Salut Ko, untung sempet Gue sisain
kuah & ikan asin Jambal rotinya-nya buat jatah lo
berdua!”. Bro Eko & Bro Komar pun kembali
menunjukan minatnya untuk makan dengan mengambil
setumpuk kupat & nasi putih, sambil celingukan mencari ikan jambal, memandang ke arah
penulis, tepatnya kearah telunjuk penulis, yang mengarah ke ikan Jambal roti di laut lepas.
“Beu...!!!”.
Selepas mandi dan sikat habis kambing miliknya Bro Eko, malam itu juga panitia dengan hormat
mengundang para anggota untuk berkumpul. Dipimpin Bro Deni Ballax, Forum untuk
menyambut kedatangan para bikers Unpad & diskusi seputar tatib & safety riding selama
diperjalanan pun digelar.
Selepas mandi, para bikers dipersilahkan Bro Hendra untuk santap malam. Dalam hitungan
menit, lauk-pauk yang terhidang di meja pun ludes...des, yang masih nampak di wadahnya,
hanya nasi putih & kupat. Kambing guling pun tak lagi menyisakan dagingnya, selain tulang
betis & tulang rusuk yang terikat kayu gosong yang sebelumnya digunakan sebagai penusuk.
Halaman 4
Diawali dengan ucapan salam, ucapan terima
kasih atas kehadiran para anggota, rasa haru yang
dirasakan seluruh panitia pun disampaikan
Bro Dennie “…kehadiran anggota menjadi obat
penawar yang dapat menghilangkan rasa letih
kerja panitia selama masa persiapan, yang lebih
menggembirakan lagi & penting! Kehadiran
anggota di sini membuktikan, saudara2 masih
masih memiliki kepedulian terhadap usaha kita
bersama, dalam menjalin persaudaraan dan
solidaritas antar pegawai, khususnya antar
anggota yang saat ini sedang kita coba bangun bersama-sama. Loyalitas seluruh anggota
diperlukan apabila ingin klub motor milik para pegawai Unpad ini, kedepannya dapat tetap
eksis, di tengah-tengah persaingan makin banyaknya klub
motor”. Yang diucapkan Bro Dennie, disela pembukaannya.
Setelah membacakan susunan acara yang harus diikuti
seluruh bikers selama di Pangandaran, selanjutnya Bro
Denie Ballax mempersilahkan Ketua Panhut Bro Rudie
Chamal untuk memberikan sambutan.
Diiringi ucapan salam & ucapan selamat datang dalam
sambutannya, Bro Rudie pun mengingatkan para anggota
bikers mengenai pentingnya usaha penguatan klub dengan
cara senantiasa menjaga kekompakan dan solidaritas. Atas
pertanyaan sebagian anggota yang menanyakan ketidak
hadiran Ketua & Sekum RCC pada perayaan HUT Ke-II tsb. Bro Rudie meminta maaf, dan
beralasan ketidak hadiran mereka mungkin karena adanya suatu halangan, tanpa berusaha
menjelaskan lebih lanjut halangan apa Bro Rudie serta-merta mengajak para anggota untuk
ber do’a bersama-sama, mendoakan para anggota lainnya yang tidak bisa hadir malam itu.
Acara sambutan pun ditutup Bro Rudie, setelah
sebelumnya membacakan laporan Bro Yadie
Kalem bendahara Klub, seputar perolehan &
pengeluaran keuangan kegiatan HUT.
Selanjutnya Bro Dennie Ballax yang bertindak
sebagai fasilitator, mempersilahkan Bro Ofik
Jomblo sebagai Deputi Ketua Bidang Touring Klub
untuk mau berbagi pengetahuan seputar
‘tatib group riding & safety riding’ yang
Halaman 5
yang diketahuinya Kepada para anggota bikers yang tampak makin antusias.
Memasuki sesi diskusi, ada banyak perdebatan dan masukan dari beberapa anggota, yang kemudian dijanjikan panitia sebagai PR buat TC, saat Group Riding tiba pulang nanti .
Selanjut acara pun di tutup Bro Dennie Ballax, setelah sebelumnya memberi kesempatan Bro Dadie membagi anggota dalam beberapa group, dimana tiap group akan dipertandingkan dalam berbagai acara lomba esok hari.
Dengan membagi anggota dalam beberapa group dan mempertandingkannya, panitia berharap para anggota akan lebih mengenal satu sama lain dan mau bekerjasama sebagai sebuah tim, yang memang merupakan tujuan panitia dalam menumbuhkan rasa solidaritas dimasing-masing pribadi anggota.
Keesokan harinya selepas peserta sarapan, berbagai lomba pun digelar di pinggir pantai. Dalam setiap lomba, ada keceriaan, ada tawa, ada sportivitas, ada kerjasama, ada solidaritas, dan tentunya ada rasa letih dan haus. Untungnya ada tukang es kelapa, yang segera saja si-Emangnya diserbu anak2, sambil pesan beberapa butir kelapa, anak2pun menunjuk Bro Ofik yang saat itu nun dikejauhan, di pasir pantai masih keliatan bernafsu, (Full nafsu malah!) masih mengejar-ngejar bola, sementara lawannya sudah pada kelelahan. Bro Yadie Kalem & Bro Eko yang tim-nya dikalahkan tim Bro Ofik Jomblo dengan scor telak, mengomentari sinis ...“Bro Ofik beraninya cuman ngejar bola sepak, coba bola yang laen...!” “Maksod lo !? Cewek ya Bro!” Celetuk Eko yang saat itu ngos-ngosan terbaring tewas kelelahan di pasir.
Selepas waktu makan siang, para bikers pun diberi keleluasaan untuk menikmat lokasi seputar Pantai pasca Tsunami, namun panitia memberi batas waktu hingga maghrib tiba.
Para bikers pun berhamburan, memanfaatkan waktu yang tersedia untuk jalan-jalan, beli oleh-oleh, ngecengin bule, dan ngintip orang pacaran. Sementara itu tim kepanitiaan kembali sibuk menyiapkan perlehatan Musyawarah Anggota yang sedianya akan menampung aspirasi para anggota bikers untuk dijadikan agenda kerja 2008. Cape deeee...ech!!!
Bandung, 6 Januari 2008
Wassalam, Denie Ballax
Halaman 6Catatan: Bro Deni Ballax pada saat mengikuti kegiatan Touring Pegawai Unpad.
Halaman 7Halaman 7
GAMBAR DALAM BERITABERITA DALAM GAMBAR
Halaman 8Halaman 8
Anggota Sweeper Bikers Unpad: Bro Wa2n Gombloh, Bro Andri Saputra ma Bro Oke Purwacaraka
A
BERTAI
DALAM GAMBR
GAMBAR DALAM BERITA