Upload
nurul-afdal-haris
View
337
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PETUNJUK UMUM PEMBELAJARAN
Program pembelajaran disusun dalam bentuk 1 modul. Modul ini
terdiri dari 2 bagian yaitu Petunjuk Umum dan Kegiatan Belajar. Kegiatan
belajar terdiri dari : kegiatan belajar 1 topiK, tujuan umum pembelajaran,
tujuan khusus pembelajaran, uraian dan contoh, latihan, rangkuman, tes
formatif, unpan balik dan tindak lanjut, referensi dan kunci jawaban. Setiap
kegiatan belajar di tulis kompetensi dan sub kompetensi, diuraikan petunjuk
belajar, kegiatan dan latihan yang akan dilakukan, dan dilengkapi dengan
rangkuman . Setelah semua kegiatan dilakukan dan rangkuman telah dibaca,
maka mahasiswa dapat mengerjakan tes formatif yang telah disediakan.
Mahasiswa harus mengikuti urutan kegiatan yang harus dilakukan. Setelah
tes formatif selesai dikerjakan mahasiswa, pekerjaan diperiksa sendiri
dengan menggunakan kunci jawaban. Jika memenuhi syarat maka
mahasiswa dapat pindah ke kegiatan belajar lain, jika tidak maka mahasiswa
mengulangi lagi bagian-bagian yang belum dikuasai.
1
KEGIATAN BELAJAR
A. Kegiatan Belajar 1
SIKLUS HIDROLOGI
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar proses siklus
hidrologi.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan proses dari setiap bagian siklus hidrologi
b. Mahasiswa dapat menjelaskan peranan sinar matahari sebagai sumber
energi
2
BAB I
SIKLUS HIDROLOGI
Hidrologi adalah cabang geografi yang mempelajari air dibumi
khususnya properties (sifat-sifat), fenomena dan distribusi air dipermukaan
bumi. Hidrologi khususnya mempalajari mengenai:
a. Kejadian kejadian air didaratan
b. Deskripsi pengaruh bumi terhadap air
c. Pengaruh fisik air dengan kehidupan di bumi
d. Mempelajari hubungan air dengan kehidupan di bumi
Daur hidrologi atau siklus hidrologi adalah istilah yang dipakai untuk
menjelaskan tahapan-tahapan peredaran air dalam tiga fase (gas, air, dan
padat) dari permukaan bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi.
Pemahaman tentang siklus hidrologi sangat penting terutama tentang
konsep-konsep setiap tahapan yang terjadi dalam siklus hidrologi.
Wilayah perairan di permukaan yang terbesar adalah laut. Karena itu
siklus hidrologi biasanya di mulai dari laut. Sinar matahari sebagai sumber
energi panas sampai ke bumi melalui radiasi cahaya yang panas. Energi
panas akan diserap oleh air. Penyerapan panas oleh air akan meningkatkan
suhu sehingga terjadi peningkatan pergerakan molekul H2O. Peningkatan
aktivitas molekul H2O menyebabkan terjadinya pemutusan ikatan menjadi
3
uap air kemudian naik ke atmosfir. Naiknya uap air ke atmosfer terjadi
apabila tekanan uap di permukaan air lebih besar dari pada tekanan uap air
di atmosfer. Pada lapisan traposfer dimana semakin naik keatas semakin
tutun suhunya (lapse rate). Penurunan suhu menyebabkan uap air
mengalami kondensasi (terjadi pelepasan energi panas). Bila ada inti
kondensasi (debu, kristal-kristal garam) maka terjadi titik-titik air. Bila titik-titik
air hujan sudah tidak mampu lagi menahan pengaruh gaya gravitasi maka
turun menjadi presipitasi (hujan, saju, sleet) baik secara vertikal maupun
secara horizontal.
Presipitasi terjadi dalam berbagai bentuk (salju, hujan batu es, hujan
dan lain-lain). Presipitasi jatuh pada berbagai macam kondisi dan tempat
antara lain jatuh: tanah gundul, batuan, atap rumah, daun vegetasi, danau,
sungai, laut, jalan,dll. Air yang jatuh di atas batu, atap rumah, daun vegetasi
(intersepsi) sebagian jatuh ke permukaan tanah dan sebagian langsung
dikembalikan keatmosfer melalui proses evaporasi dan sebagian jatuh
kepermukaan tanah. Air yang jatuh pada vegetasi ada yang mengalir melalui
batang menuju ke tanah dan ada juga yang langsung jatuh ke tanah (through
fall) terutama pada hujan yang intensitas tinggi dan lama.
Setiap kejadian hujan akan terjadi proses infiltrasi apabila tanah tidak
jenuh dan apabila tanah sudah jenuh maka akan terjadi aliran permukaan.
Infiltrasi (pergerakan air secara vertikal pada zone tak jenuh) akan
menambah cadangan air tanah. Sedangkan aliran permukaan yang masuk
4
ke saluran akan menambah debit saluran atau sungai. Air tanah akan keluar
sebagai mata air atau sebagai rembesan (baseflow) kemudian menambah
aliran air sungai dan akhirnya kembali ke laut. Ada juga bagian dari
presipitasi yang siklusnya pendek yaitu air hujan yang jatuh di laut, sungai,
danau, waduk atau rawa kemudian mengalami evaporasi kemudian setelah
kondensasi kembali jatuh ke badan air tersebut tanpa mengalami siklus yang
rumit
GAMBAR SIKLUS HIDROLOGI
Gambar 1: Siklus hidrologi pada Daerah Aliran Sungai jika presipitasi menjadi aliran permukaan (Dickinson, 1967).
5
Prespirasi
Hubungan curah hujanDan limpasan
Pelarutan Bahan Kimia
Erosi dan Sedimentasi
Kuantitas Aliran air
LimpasanPermukaan
Aliran bawah Permukaan
Erosi danSedimentasi
Gambar 2. Model siklus hidrologi pada sungai rekayasa (Allen, 1975)
6
Permukaan
Mintakat Aerasi
Infiltrasi
Limpasan permukaan
Prespitasi Evaporasi
Kenaikan kapiler
Air tanah
Cadangan detensi
Saluran sungai
Kapasitas Lapangan
Transpirasi
Perkolasi yang dalam
Perembesan ke
saluran
Gambar 3. Siklus hidrologi secara sederhana (Ward, 1967)
7
Awan
Rangkuman
Siklus hidrologi merupakan tahapan-tahapan yang dilalui oleh
peredaran air dalam tiga fase (cair, gas, padat) dari permukaan bumi ke
atmosfer dan kembali lagi ke atmosfer. Siklus hidrologi terjadi bila ada
pasokan energi panas dari matahari ke permukaan air. Siklus hidrologi ada
yang mengalami siklus panjang dan ada yang mengalami siklus pendek.
Soal-Soal
1. Jelaskan proses terjadinya siklus hidrologi?
2. Mengapa sinar matahari sebagai sumber energi sangat berperan dalam
proses siklus hidrologi?
3. Mengapa siklus hidrologi memegang peranan penting dalam kehidupan di
muka bumi?
Daftar Pustaka
1. Asdak. C. 2001. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Gadjah Mada University
2. Seyhan. E. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi. Gadjah Mada University.
3. Soewarno. 2000. Hidrologi Operasional. PT Citra Aditya Bakti
Bandung.
4. Soewarno. 1991. Hidrologi: Pengukuran dan Pengelolaan Data Aliran
Sungai (Hidrometri). Nova Bandung.
5. Wilson. 1990. Hidrologi Teknik. Penerbit ITB Bandung.
8