28
RANGKUMAN/MAKALAH TEORI EKONOMI MAKRO UANG DAN BANK DISUSUN OLEH : NANDA SETYAWATI WULANDARI (1313015001) SHELLY INTAN PERMATASARI (1313015006) UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS EKONOMI

Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

RANGKUMAN/MAKALAH

TEORI EKONOMI MAKRO

UANG DAN BANK

DISUSUN OLEH :

NANDA SETYAWATI WULANDARI (1313015001)

SHELLY INTAN PERMATASARI (1313015006)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SURABAYA

2014

Page 2: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, yang mana kami dapat

menyelesaikan tugas merangkum Teori Ekonomi Makro tentang “Uang dan Bank”.

Makalah ini digunakan mahasiswa semester I program study Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya, yang

dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa dalam pemahaman materi mata

kuliah tersebut.

Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat memberikan manfaat

yang besar pada para mahasiswa/i.

Akhirnya kami sangat menghargai kepuasan dan kritik yang datang dari para

mahasiswa dan dosen untuk perbaikan pada periode mendatang.

Dan terima kasih atas sumbang sarannya.

Surabaya, 10 Maret 2014

Penyusun,

2

Page 3: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. 2

DAFTAR ISI ....................................................................................... 3

A. TINJAUAN TENTANG UANG ..................................................... 4 - 5

B. TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG ..................... 6 - 8

1. Teori Permintaan Uang ........................................................ 6

2. Teori Penawaran Uang ....................................................... 7

3. Pasar Uang dan Suku Bunga ....................................................... 8

C. TINJAUAN TENTANG BANK ..................................................... 8 - 10

1. Bank Sentral .............................................................................. 8

2. Bank Umum .............................................................................. 9

3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ........................................... 10

D. BANK SYARIAH ............................................................................. 11 - 16

1. Pengertian dan Perbedaan Bank Syariah - Bank Konvensial .... 11

2. Prinsip Dasar Bank Syariah ....................................................... 12 - 13

3. Sistem Operasional Bank Syariah ............................................ 14 - 16

E. KEBIJAKAN PENGENDALIAN JUMLAH UANG YANG BEREDAR 17 - 18

D. PENCIPTAAN UANG MELALUI SISTEM PERBANKAN ……..…..... 19

3

Page 4: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

Uang dan Bank

Uang dan Bank merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan ekonomi

masyarakat. Semakin tinggi aktivitas ekonomi masyarakat, semakin tinggi pula

peran kedua hal tersebut. Kestabilan dan kemantapan uang dan bank menjadi

kekuatan untuk perkembangan ekonomi suatu negara.

A. Tinjauan tentang Uang

Uang sendiri memiliki arti yaitu segala sesuatu yang dapat diterim masyarakat

secara umum, dan dipercaya sebagai alat pembayaran yang sah untuk keperluan

transaksi, sebagai satuan hitung dan sebagai alat penyimpanan nilai.

Dengan uang, disamping untuk mempermudah transaksi juga dapat digunakan

untuk satuan hitung dalam menilai aset – aset yang dimiliki individu – individu di

masyarakat dan menyimpan kekayaan yang dimiliki seseorang.

Pada awal peradapan manusia, orang belum mengenal uang. Kegiatan transaksi

dilakukan secara “barter”. Kegiatan barter memerlukan syarat yang disebut double

coincidence of want, yaitu kesesuaian ganda dari setiap individu yang ingin

melakukan transaksi jual beli. Misalnya A mempunyai beras, dan ingin menukarnya

dengan kain. Artinya A harus menemukan orang yang mempunyai kain dan mau

menukar kainnya dengan beras milik A. Apabila B yang memiliki kain tidak

membutuhkan beras, melainkan telur, maka diantara mereka tidak tercipta double

coincidence of want.

4

Page 5: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

Uang memiliki empat fungsi (Dornbusch dan Fisher, 2001) yaitu :⫈

1. Satuan Hitung (unit of account) uang dapat menentukan satuan ukur yang ⩺

sama terhadap semua barang.

2. Alat pembayaran dalam transaksi (medium of exchange) dapat digunakan ⩺

untuk mempermudah transaksi jual beli.

3. Penyimpan nilai (store of value) uang dapat digunakan untuk menyimpan ⩺

nilai dari kekayaan yang dimiliki.

4. Standar pembayaran pada masa yang datang (standar of deferred payment) ⩺

uang dapat juga digunakan untuk pembayaran yang mungkin terjadi pada masa

mendatang, misalnya pembayaran gaji.

Perubahan atau evaluasi uang mengalami perubahan sesuai dengan ⫈

perkembangan ekonomi.

Uang komoditas (uang dlam bentuk barang), pada umumnya uang komoditas

nilai nominalnya sama dengan nilai intrisiknya (nilai komoditasnya)

Uang fiat (fiat money atau token money), yaitu uang yang terbuat dari kertas

atau logam yang murah harganya agar uang tersebut mempunyai nilai

nominal lebih besar daripada nilai intrisiknya

Uang giral, uang bank yang apabila digunakan untuk transaksi hanya bisa

dengan menggunakan cek (demand deposit). Namun tidak semua pelaku

ekonomi mau menerimanya, karena tidak bersifat liquid sempurna (harus

memakai proses pencairan atau penukaran terlebih dahulu)

Near Money, misalnya seperti kartu ATM, kartu kredit(credit card), deposito

dan buku tabungan.

5

Page 6: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

B. Teori Permintaan dan Penawaran Uang

- Teori Permintaan Klasik, bila produk nasional meningkat, maka permintaa

uang meningkat, begitu juga sebaliknya (nilai nominal dibandingkan dengan

tingkat harga).

L = kY L = Md = kY P

Ket :

L = Permintaan dalam arti riil

Md = Nilai nominal pendapatan

P = Tingkat harga

Y = Produk nasional

k = Proporsi pertambahan permintaan uang terhadap pertambahan produk nasional.

- Teori menurut pandangan Keynesian, pemintaan uang digunakan untuk

keperluan transaksi, untuk berjaga – jaga, dan untuk spekulasi yang berkaitan

dengan upaya mencari keuntungan.

Fungsi permintaan uang adalah ⩺ L = L1 + L2 L = kY + Mo + mi

L1 permintaan uang untuk transaksi dan berjaga – jaga yang besarnya sangat

ditentukan oleh tingkat pendapatan. Fungsi L1 adalah L1 = kY

L2 permintaan uang untuk keperluan spekulasi, besarnya sangat dipengaruhi oleh

tingakt bunga. Fungsi L2 adalah L2 = Mo + mi

6

Page 7: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

- Teori Penawaran Uang ( Money Supply) merupakan jumlah uang yang

tersedia dalam kegiatan ekonomi suatu negara atau jumlah uang yang beredar.

1. Penawaran Uang M1

Jumlah uang yang beredar yang sering digunakan untuk keperluan transksi.

M1 terdiri dari :

a. Uang koin/ logam dan uang kertas yang biasa disebut uang kartal

b. Uang giral atau uang bank : giro yang terdapat di bank – bank umum dan dapat

dikeluarkan dengan menggunakan cek.

2. Penawaran Uang M2

M2 disebut juga Broad Money yang terdiri dari M1 (uang logam, kertas, dan

uang giral/ cek) ditambah dengan Near Money ( rekening tabungan dan kekayaan

lain yang ditukarkan/dicairkan dalam waktu dekat.

Total penawaran uang atau jumlah uang beredar M2 = M1 + Near Money

3. Pasar Uang dan Suku Bunga.

Pasar uang adalah pasar yang berkaitan dengan transaksi permintaan dan

penawaran uang dan dipengaruhi oleh keinginan masyarakat untuk memegang

uang dan kebijakan moneter bank sentral.

Suku bunga adalah harga uang, yang nilainya ditentukan oleh interaksi kurva

permintaan dan penawaran uang. Kurva penawaran uang berbentuk garis

vertikal, karena untuk jangka waktu tertentu sejumlah uang (supply money)

adalah tetap (ditentukan oleh bank sentral). Kurva permintaan berbentuk kurva

kemiringan negatif.

7

Page 8: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

Suku bunga akan mengalami kenaikan apabila supply money berkurang, suku

bunga juga akan naik apabila terjadi pertambahan permintaan akan uang.

C. Tinjauan tentang Bank

Definisi Bank menurut UU Perbankan No. 10/1998 (revisi dari UU Perbankan No.

7/1992) sebagai berikut :

Bank adalah sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat

dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya.

Secara lebih spesifik fungsi bank sebagai berikut :

1. Agen of trust, suatu lembaga yang dapat dipercaya untuk mengelola dana

masyarakat.

2. Agen of development, suatu lembaga yang memobilisasi dana untuk

pembangunan.

3. Agen of services, suatu lembaga yang memberikan pelayanan jasa kepada

masyarakat untuk mempermudah melakukan transaksi, seperti pengiriman uang,

pemberian jaminan bank dan penyelesaian tagihan.

Klasifikasi bank menurut UU No. 10/1998 adalah bank sentral, bank umum, dan

bank perkreditan rakyat.

1. Bank Sentral

Bank sentral di negara Republik Indonesia adalah Bank Indonesia (BI), yang

merupakan lembaga negara independen dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah, kecuali untuk hal – hal lain

yang secara tegas diatur dalam undang – undang (UU nomor 23/1999).

8

Page 9: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

2. Bank Umum

Bank umum adalah suatu lembaga keuangan yang komersial dan kegiatan

usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.

Kegiatan usaha bank umum antara lain :

Menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka, sertifikat

berjangka , tabungan, dll

Memberikan kredit para nasabahnya terutama pinjaman jangka pendek.

Menerbitka surat pengakuan hutang.

Menciptakan uang giral.

3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Kegiatan bank perkreditan rakyat hampir sama dengan bank umum. Namun

dalam kegiatannya, BPR tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.

Kegiatan usaha BPR menurut UU No. 7/1998 adalah :

Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan.

Memberikan kredit.

Menyediakan pembiayaan pada nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil.

Menempatkan dananya dalam bentuk SBI, deposito, atau tabyngan di bank.

Otoritas Moneter di Indonesia

Otoritas moneter di Indonesia berdasarkan masa pemberlakuannya di bagi pada

dua masa, yaitu :

1. Masa berlakunya UU No. 13 Tahun 1968

Di masa ini terdapat dua lembaga utama sebagai pelaksana kebijakan

moneter yaitu Bank Indonesia dan Dewan Moneter, otoritas moneter tetap pada

pemerintah.

9

Page 10: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

2. Masa berlakunya UU No. 23 Tahun 1999 dan UU No. 3 Tahun 2004

Di masa ini BI ditempatkan sebagai otoritas moneter di Indonesia, artinya BI

diberi wewenang yang besar dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan

moneter di Indonesia, sedangkan dewan moneter ditiadakan. Kemudian muncul

UU No. 3 Tahun 2004 tentang perbankan, tujuannya untuk merevisi beberapa

pasal dan menambah beberpa pasal. Tetapi otoritas moneter tetap padaBI.

10

Page 11: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

D. Bank Syariah

Bank Muamalat Indonesia (BMI) berdiri pada tahun 1992. Dengan berdirinya bank

ini, ditunjukkanlah adanya sistem perbankan ganda (dual banking system) dimana

terdapat 2 (dua) sistem bank yang diizinkan untuk beroperasi secara berdampingan,

yaitu bank konvensional dan bank syariah.

Sitem bank syariah ini mulai benar-benar diterapkan semenjak dikeluarkannya

perubahan Undang-Undang Perbankan (UU No. 10 tahun 1998), dimana Undang-

Undang tersebut memberikan landasan huTerkum yang kuat bagi bank syaiah.

Selain itu hal tersebut mamberikan kesempatan yang besar bagi para investor

maupun bank konvensional untuk mendirikan atau membuka unit usaha syariah.

Sejak saat itulah pemerintah dan Bank Indonesia memberikan komitmen untuk

menempuh kebijakan dalam mengembangkan bank syariah di Indonesia.

1. Pengertian dan Perbedaan Bank Syariah – Bank Konvensional

Bank Syariah merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah. Dimana aturan perjanjiannya berdasarkan

hukum islam dan/atau sesuai dengan syariah.

Bank Konvensional merupakan bank yang melaksanakan kegiatan

usahanya berdasarkan kesepakatan (konvensi) yang berlaku umum dan

bersifat tradisional.

Untuk Perbedaan Utama antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional

terdapat pada landasan operasionalnya. Yaitu pada Bank Konvensional

beroperasi berlandaskan bunga, sedangkan pada Bank Syariah beroperasi

berlandaskan bagi hasil yang ditambah dengan jual beli dan sewa. Yang

dimaksud berbagi hasil dalam Bank Syariah ini adalah sistem berbagi resiko

11

Page 12: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

dan keuntungan antara peminjam dan yang meminjamkan yang pastinya

sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

Berikut ini adalah klarifikasi perbedaan bunga dan bagi hasil yang

dikemukakan oleh Ascarya dan Diana Yumanita (2005).

Menurut klarifikasi diatas, dapat didefinisikan bahwa Bank Syariah merupakan

sebuah lembaga keuangan yang melakukan intermediasi untuk mengalirkan

dana berupa tabungan umat kepada pembiayaan/investasi yang dibutuhkan

secara optimal, bersifat produktif serta sesuai dengan nilai, etika, moral dan

prinsip islam.

2. Prinsip Dasar Bank Syariah

Telah dikemukakan oleh Ascarya dan Diana Yumanita (2005) bahwa

operasional Bank Syariah didasarkan pada prinsip-prinsip agama islam, yang

biasa disebut MAHGRIB (maysir, grahar, riba dan bathil) dan berorientasi

pada kegiatan yang bersifal halal.

Bebas dari kegiatan spekulatif yang non-produktif dimana

mengandung unsur judi, taruhan dan resiko tinggi (Masyir).

Bebas dari hal-hal yang meragukan atau tidak jelas yang bisa

menimbulkan penipuan dan kejahatan lainnya (Gharar).

Bebas dari bunga (Riba).

Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (Bathil) dimana bisa ada

salah satu pihak yang dirugikan terutama dari sudut pandang

peminjam.

Sedangkan menurut M.S. Antonio (2002), prinsip dasar Bank Syariah meliputi

12

Page 13: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

Prinsip titipan atau simpanan (Al-Wadi’ah). Disini bank syariah wajib

menjaga dan bertanggung jawab atas titipan para nasabahnya. Pihak

bank juga bisa memanfaatkan simpanan nasabah untuk tujuan produk

giro dan tabungan berjangka.

Prinsip Bagi Hasil.

1. Al-Musyarakah, yaitu akad kerjasama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak member

kontribusi dana dengan kesepakatan keuntungan dan resiko yang

ditanggung bersama.

2. Al-Mudharabah, yaitu akad kerjasama dan pembagian hasil antara

dua pihak dimana pihak pertama sebagai penyandang dana/modal,

sedangkan pihak kedua sebagai pengelola.

Prinsip Jual Beli

1. Bai’ Al-Murabah, yaitu jual belli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang telah disepakati dalam negosiasi

sebelumnya antara pihak bank syariah dengan nasabah.

2. Bai’ As-Salam, yaitu pembelian barang yang diserahkan

dikemudian hari langsung oleh produsen penjual, sedangkan

pembayarannya dilakukan dimuka kepada pihak bank syariah

setelah barang diterima oleh nasabah.

3. Bai’ Al-Istishna, yaitu sebuah kontrak penjualan antara pembeli dan

produsen. Dimana pihak nasabah (pembeli) memesan barang

kepada Bank Syariah (penjual) kemudian bank syariah membeli

barang yang dipesan oleh nasabah kepada pihak

13

Page 14: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

produsen/pembuat, dan selanjutnya barang dijual kepada nasabah

kembali.

Prinsip Sewa (Al-Ijarah), merupakan pemindahan hak guna atas

barang atau jasa melalui pembayaran tanpa diikuti dengan

pemindahan hak kepemilikan atas barang tersebut.

Prinsip Jasa, merupakan kontrak transaksi yang didasarkan pada

pelimpahan perwakilan dan tanggungan/jaminan yang artinya terdapat

pelimpahan/pendelegasian kekuasaan oleh seseorang kepada pihak

lain (bank) dengan berpegang pada tanggung jawab sebagai penjamin.

3. Sistem Operasional Bank Syariah

Terdapat 3 (tiga) sistem yang didasarkan pada syariat islam, yaitu :

1) Sistem penghimpun dana

Sumber dana bank syariah terdiri dari :

a. Modal, dana yang diserahkan oleh para pemilik kepada bank dan

sebagai pemegang saham mereka akan menerima deviden.

b. Titipan, jika titipan ini dimanfaatkan oleh nasabah pengguna dana,

maka antara bank dengan nasabah pengguna dana akan membuat

perjanjian bagi hasil. Sedangkan nasabah yang menitipkan dana

atas kebijakan bank, mereka akan mendapatkan bonus.

2) Sistem menabung

Terdapat perbedaan yang mendasar antara bank konvensional dengan

bank syariah dalam hal menabung, yaitu :

a. Terletak pada akad

- Bank Syariah, semua transaksi harus berdasarkan akad yang

dibenarkan oleh syariat.

14

Page 15: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

- Bank Konvensional, semua transaksi berdasarkan perjanjian

titipan dengan tingkat bunga yang telah ditetapkan.

b. Terdapat pada imbalan

- Bank Syariah, menggunakan pendekatan profit sharing (bagi

hasil) dimana dan ayang diterima bank disalurkan kepada

pembiayaan kegiatan ekonomi yang akan dilakukan nasabah.

Dan keuntungan yang didapat akan dibagi dua sesuai dengan

kesepakatan.

- Bank Konvensional, menggunakan konsep bunga yang

dipandang sebagai biaya dalam menghitung keuntungan,

artinya bunga yang dijanjikan dimuka merupakan ongkos yang

harus dibayar oleh bank kepada penabung.

c. Terletak pada sasaran kredit/pembiayaan

- Bank Syariah, penyaluran dana simpanan dilandasi oleh prinsip

syariah dan prinsip keuntungan. Artinya pembiayaan/kredit yang

akan diberika harus memiliki kriteria syariah disamping

pertimbangan mengenai keuntungan.

- Bank Konvensional, uang yang ditabungkan oleh nasabah

kepada bank akan diputarkan kepada semua bisnis tanpa

memandang halal haramnya bisnis tersebut.

3) Sistem pembiayaan

Sistem ini merupakan salah satu tugas pokok bank dalam bentuk

pemberian fasilitas penyediaan dana untuk pihak-pihak yang

membutuhkan. Menurut M.S. Antonio (2002), pembiayaan dibagi

menjadi 2 (dua) yaitu :

15

Page 16: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

1. Menurut sifat penggunaannya

a. Pembiayaan produktif, diberikan untuk kegiatan produksi dalam

arti luas, yaitu jumlah untuk peningkatan usaha produksi,

perdagangan maupun investasi.

b. Pembiayaan konsumtif, diberikan untuk kegiatan konsumsi yang

akan habis pakai, baik kebutuhan primer maupun sekunder.

2. Menurut sifat keperluannya

a. Pembiayaan modal kerja, diberikan untuk meningkatkan modal

kerja suatu usaha baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Bank

syariah sendiri memberikan pembiayaan modal kerja dengan

cara menjalin hubungan partnership dengan nasabah, dimana

bank bertindak sebagai penyandang dana, sedangkan nasabah

sebagai pengusaha.

b. Pembiayaan investasi, diberikan kepada nasabah untuk

keperluan investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna

mengadakan rehabilitas, peluasan usaha ataupun pendirian

proyek baru.

c. Pembiayaan konsumsi, Bank syariah memberikan pembiayaan

untuk kebutuhan konsumsi primer dan sekunder. Dapat melalui

zakat atau sedekah, atau diberikan pinjaman kebijakan, yaitu

pinjaman dengan kewajiban pengembalian pokoknya saja tanpa

imbalan apapun. Sedangkan untuk pembiayaan konsumsi

sekunder, bank syariah dapat menggunakan jual beli dengan

angsuran.

16

Page 17: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

E. Kebijakan Pengendalian Uang Yang Beredar

Salah satu fungsi penting bank sentral adalah untuk mengawasi atau mengendalikan

supply uang (uang yang beredar). Kebijakan ini juga mempunyai tujuan, yaitu :

1. Menyediakan jumlah uang yang cukup demi mewujudkan pertumbuhan

ekonomi yang mantap.

2. Mengataur dan membatasi jumlah uang yang beredar agar tidak terjadi inflasi

atau deflasi.

Kebijakan bank sentral mempunyai 2 (dua) sasaran, yaitu :

1. Memperbanyak jumlah uang yang beredar apabila terjadi kelesuan kegiatan

ekonomi. (kebijakan uang longgar).

2. Memperkecil jumlah uang yang beredar apabila terjadi inflasi (kebijakan uang

ketat).

Kebijakan-kebijakan yang diambil bank sentral dalam menjalankan fungsinya

(Sadono Sukirno, 1999), yaitu :

1. Kebijakan moneter kuantitatif yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah

penawaran uang.

2. Kebijakan moneter kualitatif uang bertujuan untuk mengatur jenis-jenis

pinjaman dan uang giral yang diciptakan.

Dalam menjalankan kebijakan moneter kuantitatif, bank sentral mempunyai tiga

instrument utama, yaitu :

1. Kebijakan operasi pasar terbuka

Kegiatan bank sentral membeli dan menjual surat-surat berharga dan obligasi

pemerintah dengan tujuan untuk mempengaruhi penawaran uang.

17

Page 18: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

2. Kebijakan tingkat bunga

Bank sentral mempubyai tugas untuk mengendalikan dab menetapkan tingkat

bunga bagi bank umum yang meminjam uang atau menyimpan dana

cadangannya di bank sentral. Dimana tingkat bunga akan dinaikkan apabila

kondidi ekonomi mengalami inflasi dan apabila dalam keadaa resesi bunga

akan diturunkan.

3. Kebijakan cadangan wajib

Bagian dari dana deposito atau tabungan masyarakat yang disisihkan dan

disimpan oleh bank umum baik berupa uang tunai, deposito di bank lain atau

deposito di bank sentral.

Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Perkembangan Ekonomi

Menganalisis pengaruh kebijakan moneter terhadap perkembangan ekonomi,

dikemukakan sebagai berikut :

- Misalkan bank sentral mengkhawatirkan akan timbulnya resesi, bank sentral

merasa perlu untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar dnegan melakukan

pembelian surat berharga melalui pasar terbuka.

F. Penciptaan Uang Melalui Sistem Perbankan

Proses penciptaan uang giral dapatterjadi melalui aktivitas bank-bank umum yang

menerima dana masyarakat dalam bentuk tabungan atau giro dan meyalurkan dan

tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman. Berikut merupakan ketentuan

proses penciptaan uang giral :

1. Besarnya rasio cadangan wajib (cash ratio) yang ditahan bank umum dan

biasanya ditetapkan oleh bank sentral.

18

Page 19: Makalah Uang dan Bank (Ekonomika Makro)

2. Semua kelebihan cadangan wajib dapat disalurkan oleh bank umum kepada

para nasabah lainnya.

3. Semua uang yang dipinjam nasabah bank umum seolah-olah dapat kembali

atau masuk keseluruhan pada bank umum lain.

Faktor-faktor yang membatasi penciptaan uang giral

Terdapat faktor-faktor yang menyebabkan uang giral dibatasi sehingga tidak bisa

mencapai jumlah yang maksimum, yaitu :

1. Masyarakat memegang sebagian uangnya dalam bentuk uang tunai.

2. Bank menyimpan cadangan melebihi dari yang ditetapkan.

3. Masyarakat mendepositokan sebagian dari uangnya dalam bentuk tabungan

atau deposito berjangka.

19