21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengangguran merupakan penyakit yang dmiliki oleh setiap negara, bahkan negara yang telah maju sekalipun. Layaknya tubuh manusia apabila terkena penyakit maka tidak akan maksimal dalam menjalankan aktivitas. Demikian pula dengan suatu negara, karena negara merupakan suatu sistem dimana semua komponennya saling terhubung satu sama lain. Salah satu kompoen tersebut adalah Sumber Daya Manusia (SDM). SDM menjadi kunci pembangunan suatu negara, sehingga kualitas dari SDM tersebut perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi SDM yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan di era globalisasi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun ke atas dimana terdiri dari Angkatan Kerja dan bukan Angkatan Kerja. Pertumbuhan penduduk tiap tahun akan berpengaruh terhadap pertumbuhan angkatan kerja. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, memperkirakan pada tahun 2013 akan tercipta sebanyak 2,5 juta kesempatan kerja. Hal tersebut dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia, tetapi juga harus didukung oleh stake holder ketenagakerjaan di pusat dan daerah serta kerjasama lintas sektoral. Sedangkan untuk angka pengangguran di Indonesia mengalami penurunan, yaitu dilihat

Makalah pengangguran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengangguran merupakan penyakit yang dmiliki oleh setiap negara, bahkan negara yang telah maju sekalipun. Layaknya tubuh manusia apabila terkena penyakit maka tidak akan maksimal dalam menjalankan aktivitas. Demikian pula dengan suatu negara, karena negara merupakan suatu sistem dimana semua komponennya saling terhubung satu sama lain. Salah satu kompoen tersebut adalah Sumber Daya Manusia (SDM). SDM menjadi kunci pembangunan suatu negara, sehingga kualitas dari SDM tersebut perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi SDM yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan di era globalisasi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun ke atas dimana terdiri dari Angkatan Kerja dan bukan Angkatan Kerja. Pertumbuhan penduduk tiap tahun akan berpengaruh terhadap pertumbuhan angkatan kerja. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, memperkirakan pada tahun 2013 akan tercipta sebanyak 2,5 juta kesempatan kerja. Hal tersebut dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia, tetapi juga harus didukung oleh stake holder ketenagakerjaan di pusat dan daerah serta kerjasama lintas sektoral. Sedangkan untuk angka pengangguran di Indonesia mengalami penurunan, yaitu dilihat dari Agustus 2012 sebesar 6,14persen dibandingkan dengan Agustus 2011 sebesar 6,32persen. Akan tetapi, penurunan prosentase ini masih jauh apabila dibandingkan negara lain yang memiliki kepadatan penduduk seperti halnya negara Republik Rakyat Cina. Oleh karena itu, kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pengangguran? 2. Apa saja jenis-jenis pengangguran? 3. Bagaimana dampak pengangguran bagi pembangunan ekonomi nasional? 4. Bagaimana cara mengatasi masalah pengangguran? 5. Apa peran pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi permasalahan pengangguran? 6. Bagaimana kondisi pengangguran di Indonesia dan di Republik Rakyat Cina? 7. Apa perbandingan pengangguran yang ada di Indonesia dengan Republik Rakyat Cina?

2. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pengangguran Ada banyak sekali definisi atau pengertian pengangguran mulai dari pendapat- pendapat para ahli hingga organisasi-organisasi, diantaranya adalah : 1) Sukirno (2004:28) berpendapat bahwa pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. 2) International Labor Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran yaitu: Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan. Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain atau tambahan (BPS, 2001:4). Dari definisi-definisi pengangguran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha baru. B. Jenis-Jenis Pengangguran Jenis-jenis pengangguran dapat digolongkan berdasarkan kaitan dengan ekonomi masyarakat dan juga berdasarkan penyebabnya. 1) Pengangguran yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi masyarakat digolongkan dalam beberapa jenis, diantaranya : a. Pengangguran Ketidakcakapan Pengangguran yang terjadi karena seseorang mempunyai cacat fisik atau jasmani, sehingga dalam dunia perusahaan mereka sulit untuk diterima menjadi pekerja atau karyawan. b. Pengangguran Tak Kentara atau Pengangguran Terselubung Pengangguran yang terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan, tetapi dapat ditarik ke 3. sektor lain tanpa mengurangi outputnya. c. Pengangguran Kentara atau Pengangguran Terbuka (Visible Unemployment) Pengangguran yang timbul karena kurangnya kesempatan kerja atau tidak adanya lapangan pekerjaan. 2) Pengangguran berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan sebagai berikut: a. Pengangguran Musiman Pengangguran yang biasa terjadi pada sektor pertanian, misalnya musim paceklik dimana banyak petani yang menganggur karena telah usai masa panen dan menunggu musim tanam selanjutnya. b. Pengangguran Friksional (Peralihan) Pengangguran yang terjadi karena penawaran tenaga kerja lebih banyak dari pada permintaan tenaga kerja atau tenaga kerja yang sudah bekerja tetapi menginginkan pindah pekerjaan lain sehingga belum mendapatkan tempat pekerjaan yang baru. c. Pengangguran karena Upah Terlalu Tinggi Pengangguran yang terjadi karena para pekerja atau pencari kerja menginginkan adanya upah atau gaji terlalu tinggi, sehingga para pengusaha tidak mampu untuk memenuhi keinginan tersebut. Akan tetapi di Indonesia saat ini sudah terdapat ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) yang disesuaikan biaya hidup daerah masing-masing. d. Pengangguran Struktural Pengangguran yang terjadi karena terdapat perubahan struktur kehidupan masyarakat, misalnya dari agraris menjad iindustri. Oleh sebab itu, banyak tenaga kerja yang tidak memenuhi kriteria yang disyaratkan perusahaan. e. Pengangguran Voluntary Pengangguran yang terjadi karena seseorang yang sebenarnya masih mampu bekerja tetapi secara sukarela tidak mau bekerja dengan alasan merasa sudah mempunyai kekayaan yang cukup. f. Pengangguran Teknologi Pengangguran karena adanya pergantian tenaga manusia dengan mesin. g. Pengangguran Potensial (Potential Underemployment) Pengangguran yang terjadi apabila para pekerja dalam suatu sektor dapat ditarik ke sektor lain tanpa mengurangi output, hanya harus diikuti perubahan- perubahan fundamental dalam metode produksi, misalnya perubahan dari tenaga 4. manusia menjadi tenaga mesin (mekanisasi). C. Dampak Pengangguran bagi Pembangunan Ekonomi Nasional Dampak pengangguran bagi pembangunan ekonomi nasional adalah sebagai berikut : 1) Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita. Upah merupakan salah satu komponen dalam penghitungan pendapatan nasional. Apabila tingkat pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen upah akan semakin kecil. Dengan demikian, nilai pendapatan nasional pun akan semakin kecil. Pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk. Oleh karna itu, nilai pendapatan nasional yang semakin kecil akibat pengangguran akan menurunkan nilai pendapatan per kapita. 2) Beban Psikologis Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban psikologis yang harus ditanggung. Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai perasaan tertekan, sehingga berpengaruh terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan sehari- hari. Dampak psikologis ini mempunyai efek domino di mana secara sosial, orang menganggur akan merasa minder karena status sosial yang tidak atau belum jelas. Selain itu, hal ini juga akan memicu timbulnya tindakan kriminalitas dan dapat menimbulkan revolusi jika tidak segera ditangani. 3) Biaya Sosial Dengan semakin besarnya jumlah pengangguran, semakin besar pula biaya sosial yang harus dikeluarkan. Biaya sosial itu mencakup biaya atas peningkatan tugas- tugas medis, biaya keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat meningkatnya tindak kejahatan. 4) Penerimaan Negara Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya pajak penghasilan. Pajak penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan. Apabila tingkat pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan berkurang. Akibatnya penerimaan negara pun berkurang. D. Cara Mengatasi Pengangguran 1) Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Modal Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang kosong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat 5. memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industri (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran struktural. 2) Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja. Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan sistem informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. Sistem seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bisa juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja. 3) Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja Meningkatkan program pendidikan dengan cara wajib belajar 12 tahun dan memberikan pendidikan gratis bagi warga yang kurang mampu, sehingga mengurangi pengangguran yang tidak terdidik. Memberikan pelatihan kerja untuk mencari kerja, sehingga menjadi pekerja yang terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. 4) Menggalakkan Program Transmigrasi Program transmigrasi bukan saja merupakan cara efektif meratakan pembangunan dan jumlah penduduk, tetapi juga merupakan cara mengatasi pengangguran yang tepat. Yaitu tidak semua berbondong bondong mencari pekerjaan di ibukota yang dapat memadatkan ibu kota. Oleh karena itu, transmigrasi adalah solusi terbaik untuk mengatasi pnegangguran juga dengan memberikan pelatihan dan pemberian modal untuk membuka usaha di wilyah transmigrasi sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan. 5) Meningkatkan dan Mendorong Kewiraswastaan Meningkatkan jumlah wiraswasta dengan adanya UKM dengan pemberian modal yang di berikan oleh pemerintah dan kerjasama dengan pihak swasta. Menumbuhkan jiwa wirausaha sejak sekolah sehingga merubah paradigma dari mencari 6. pekerjaan menjadi memberi pekerjaan. Hal ini yang mesti di dukung oleh pemerintah. Mendukung kegiatan wirausaha sekecil apapun skala usaha tersebut dan memberikan pelatihan pelatihan wirausaha hingga memberikan pinjaman pinjaman tanpa anggunan dan tanpa bunga bagi perintis usaha ( masih pemula ). Wirausaha bukan saja mengatasi pengangguran di tanah air tetapi juga bentuk usaha untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. 6) Mengintensifkan Program Keluarga Berencana Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk terbanyak di dunia. Jadi apabila masalah keluarga berencana ini tidak dijalankan secara efektif, dapat dipastikan pengangguran di Indonesia akan semakin bertambah. Pemerintah harus berusaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan mengawasi program ini dengan sebaik baiknya agar program ini berjalan dengan sangat baik. Karena masih belum terlihat keberhasilan dari program KB. 7) Menekan Impor dan Memperbanyak Ekspor Pemerintah harus menekan impor sebanyak mungkin dan memajukan produk produk dalam negeri yang di hasilkan dari petani dan para wirausaha. Sehingga para usahawan tidak kesulitan dalam mencari pasar dalam menjual usahanya. Dan berusaha untuk mengekspor produk dalam negeri yang laku dalam pasaran luar negeri yang dapat menghasilkan devisa negara. Sehingga para pengangguran yang berusaha untuk mengembangkan bisnis usahanya tidak kesulitan mencari pasar untuk menjual hasil dari usahanya. E. Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Mengatasi Permasalahan Pengangguran Kerjasama pemerintah dengan masyarakat dalam mengatasi permasalahan pengangguran diwujudkan dengan terbentuknya Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP). Selain itu, juga disertai dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang telah ditentukan. 1) GNPP (Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran) Deklarasi GNPP diadakan di Jakarta tanggal 29 Juni 2004 dengan ditandatangani oleh lima orang tokoh, yaitu dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, perwakilan pengusaha, perwakilan perguruan tinggi. Mereka adalah : a. Gubernur Riau, H. M. Rusli Zainal b. Walikota Pangkal Pinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, H. Zulkarnaen Karim Palgunadi 7. c. Pengusaha ABAC, T. Setyawan d. UPN Veteran Jakarta, DR. J.P. Sitanggang e. LSM Bina Swadaya, Bambang Ismawan Mereka adalah sebagian kecil dari para tokoh yang memandang masalah ketenagakerjaan di Indonesia harus segera ditanggulangi oleh segenap komponen bangsa. Tujuan dari GNPP itu sendiri adalah untuk membangun kepekaan dan kepedulian seluruh aparatur dari pusat ke daerah, serta seluruh masyarakat berupaya untuk mengatasi pengangguran. Deklarasi tersebut menegaskan agar segera dibentuk Badan Koordinasi Perluasan Kesempatan Kerja yang sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam kesepakatan GNPP tersebut, menunjukan suatu kepedulian dari segenap komponen bangsa terhadap masalah ketenagakerjaan, utamanya upaya penanggulangan pengangguran. Menyadari bahwa upaya penciptaan kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua, pihak pemerintah baik pusat maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Oleh karena itu, dalam penyusunan kebijakan dan program masing-masing pihak, baik pemerintah maupun swasta harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya Sedangakan rekomendasi UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya PBB) guna mengatasi masalah pengangguran di Indonesia diantaranya adalah : menyediakan kesempatan pendidikan untuk mereka dengan keterampilan dasar yang rendah menghilangkan hambatan yang membatasi kaum muda untuk menuju tingkat SMP membuat pendidikan tinggi lebih mudah diakses dam meningkatkan relevensi dengan dunia kerja memberikan akses bagi kaum muda dari kalangan miskin untuk mendapatkan pelatihan keterampilan. 2) Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran Kondisi pengangguran Indonesia harus dapat diatasi dengan berbagai upaya. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi 8. kemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu : a. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen; bantuan modal lunak jangka panjang dan perluasan pasar; serta fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal dalam bersaing di bidangnya. Selain itu juga mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar serta peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS maupun pihak lainnya. b. Pemerintah melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan- kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Hal ini akan membuka lapangan kerja di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. c. Pemerintah membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan masyarakat atau pencari kerja, seperti Perseroan Terbatas Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT. Jamsostek) sehingga akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus secara teknis dan terinci. d. Pemerintah menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman Modal dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja. e. Pemerintah mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi ke berbagai negara untuk menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat. f. Pemerintah melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha atau hasil produksi sehingga saling mengisi kebutuhan dan 9. kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien serta murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja. g. Pemerintah memperlambat laju pertumbuhan penduduk, seperti meminimalisirkan pernikahan pada usia dini yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan. h. Pemerintah menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri karena perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil. Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah. i. Pemerintah menyempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi, karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja. j. Pemerintah mengembangkan potensi kelautan dan pertanian, karena Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu dikelola secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif. F. Kondisi Pengangguran di Indonesia dan di Repubik Rakyat Cina 1) Indonesia Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dinilai semu dalam menciptakan lapangan kerja, kini meninggalkan dua persoalan utama yakni tingginya jumlah pekerja di sektor informal dan banyaknya pengangguran dari kalangan pemuda. Tahun lalu tepatnya pada tahun 2012 sebesar 22,2persen pemuda Indonesia menganggur. Jumlah itu lebih tinggi dari statistik rata-rata pengangguran berusia muda kawasan Asia Tenggara dan Pasifik sebesar 13,9 persen. Bahkan persoalan pengangguran di Indonesia telah menjadi isu internasional karena 5persen (hampir 10 juta) dari 200 juta pengangguran di dunia berada di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa 53persen pengangguran berusia dibawah 25 tahun dan mayoritas 10. pengangguran ini adalah pengangguran terdidik, karena 74,5persen berpendidikan SMA atau lebih tinggi. Pemerintah dan masyarakat telah berupaya untuk mengurangi pengangguran di Indonesia. Hal ini memberikan hasil pada penurunan tingkat pengangguran. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menyatakan pada 2012 tingkat pengangguran di Indonesia menurun dari 6,32 persen pada Agustus 2011 menjadi 6,14 persen pada Agustus 2012. Selama periode Agustus 2011 hingga Agustus 2012, penurunan pengangguran terjadi di hampir semua provinsi di Indonesia, kecuali Aceh dan Sulawesi Tenggara. Selama periode tersebut, di Aceh, jumlah pengangguran meningkat dari 7,43 persen menjadi 9,1 persen, sementara di Sulawesi naik dari 3,06 persen menjadi 4,04 persen. Sedangkan penurunan tingkat pengangguran terbesar terjadi di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Riau, Kalimantan Timur, dan Papua Barat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran di Indonesia hingga Februari 2013 mengalami penurunan menjadi 7,17 juta orang dibanding Agustus 2012 yang mencapai 7,24 juta orang. Hal ini seiring dengan perbaikan ekonomi sehingga menimbulkan dampak positif bagi pertumbuhan industri di Tanah Air. Pada umumnya penyebab pengangguran di Indonesia adalah : a. Pendidikan rendah. b. Kurangnya keterampilan. c. Kurangnya lapangan pekerjaan. d. Kurangnya tingkat EQ masyarakat. e. Rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain. f. Tidak mau berwirausaha. 2) Republik Rakyat Cina (RRC) Berdasarkan data dari Kementerian Sumber Daya Manusia dan Keamanan Sosial Cina (MOHRSS) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di perkotaan Cina mencapai 4,1 persen pada akhir Juni 2012 dimana mengalami peningkatan dibandingkan dengan Agustus 2011 sebesar 3,4 persen. Angka pengangguran tersebut tidak mengalami perubahan dari kuartal pertama tahun 2012. Pemerintah Cina menargetkan angka pengangguran tetap bertahan dibawah 4,6 persen. Pada tahun 2012 Cina menciptakan 6.940.000 lapangan kerja baru di daerah perkotaan pada pertengahan tahun. Penyerapan tenaga kerja itu memenuhi 77 persen dari target peluang kerja baru secara tahunan. 11. Di sisi lain Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) juga terjadi di Cina yaitu sebanyak 2,94 juta pekerja dalam enam bulan pertama. Hal ini menyebabkan adanya potensi perlambatan ekonomi Cina. Perlambatan ekonomi tersebut dikhawatirkan menyulitkan bagi pemerintah menciptakan lapangan kerja baru. Perlambatan ekonomi Cina terjadi karena imbas dari krisis keuangan global. Dampak lanjutan krisis Eropa terhadap Cina itu adalah berkurangnya pasokan tenaga kerja baru dan pasar ekspor yang lesu, sehingga permintaan domestik Cina juga turun. Selain itu, berdasarkan survei non-pemerintah terbaru menunjukan angka penganggurandi Cina dua kali lebih tinggi dibanding angka pengangguran versi pemerintah. Survei dilakukan terhadap 8.000 rumah tangga dengan tingkat pengangguran di kawasan perkotaan mencapai 8,05 persen pada bulan Juni 2012, naik tipis dibanding Agustus 2011 dengan 8 persen. Angka ini dua kali lipat lebih besar dari versi yang dirilis pemerintah sebelumnya yakni 4,1 persen. Angka pengangguran resmi versi pemerintah dibuat berdasarkan warga penduduk perkotaan yang mendaftar tunjangan pengangguran. Pengukuransemacamitutidakmenghitungsejumlahbagianpentingangkatankerja termasuk pekerja migran yang tidak dimasukkan dalam hitungan, karena di kota dimana mereka bekerja, mereka tidak dapat mendaftarkan diri untuk tunjangan tersebut. Tiga langkah yang sudah ditempuh oleh pemerintah Cina untuk mengurai pengangguran tersebut adalah : a. Pemerintah daerah melaksanakan program pelatihan untuk para mahasiswa. Program ini bertujuanagarmerekamendapatkankemampuanyangdiperlukanuntukmemenuhi syarat lowongan pekerjaan yang tersedia. b. Departemen Pendidikan membuka 50.000 lowongan pekerjaan untuk para lulusan pascasarjana. c. Departemen Organisasi Pusat (COD) dari Partai Komunis Cina (PKC), meningkatkan lowongan untuk lulusan perguruan tinggi. Nantinya para mahasiswa ini akan menjabat sebagai kepala desa, pemimpin sebuah komunitas dan karyawan pada komunitas akar rumput PKC. G. Perbandingan Pengangguran di Indonesia dengan Republik Rakyat Cina Jumlah penduduk Cina tentunya jauh lebih besar daripada jumlah penduduk Indonesia, yaitu lima kali lipat dari Indonesia. Akan tetapi, jumlah pengangguran di Cina dapat dikatakan mampu dikendalikan. Berikut beberapa perbandingan mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan pengangguran di kedua negara tersebut : 12. 1) Pendidikan Pemerintah Cina membuat Undang-Undang khusus yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Inggris. Setiap sekolah anak dasar minimal kelas tiga wajib belajar Bahasa Inggris dengan benar. Selain itu, ada pelatihan yang intensif agar semua anak mampu menguasai bahasa Inggris, karena penguasaan bahasa Inggris merupakan sarana untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan pengetahuan yang luas, hal ini ditunjukkan oleh tiga per empat mata pelajaran yang harus dipahami bangsa Cina menggunakan bahasa Inggris. Cina menganggap bahasa Inggris sebagai bahasa solusi masalah. Berbeda dengan Indonesia dimana dalam kurikulum 2013 hanya memberikan 90 menit pelajaran bahasa Inggris dan hal ini menimbulkan banyak protes di kalangan masyarakat, mereka takut penguasaan bahasa Inggris anak Indonesia menjadi kurang baik. Tetapi di lapangan masih banyak kompetensi guru di sekolah yang kurang, sehingga tidak salah jika pemerintah menetapkan kebijakan tersebut. Berdasarkan perbandingan tersebut maka dapat dilihat bahwa pencegahan terjadinya pengangguran di Cina lebih dipersiapkan dibandingkan di Indonesia, karena salah satu penyebab pengangguran adalah rendahnya pendidikan seseorang. Oleh karena itu, Indonesia perlu berkaca pada sistem yang ada di Cina tetapi juga mempertimbangkan kondisi yang ada di Indonesia. 2) Lapangan Pekerjaan Pemerintah Cina menekankan pentingnya mempelajari berbagai ketrampilan yang akan menunjang kemampuan menciptakan lapangan pekerjaan terutama di bidang teknologi. Sedangkan Indonesia cenderung menjadi pengguna dan bukan menjadi pencipta. Hal ini mengakibatkan Indonesia menjadi pangsa pasar bagi negara lain. Berdasarkan hal tersebut, maka peingkatan pengangguran di Indonesia cenderung lebih tinggi dibandingkan Cina, karena lapangan pekerjaan yang masih sulit. Seain itu, juga kesadaran masyarakat untuk menciptakan lapangan pekerjaan masih kurang. 3) Emotional Question Mental bangsa Cina jika dilihat dari sudut pandang berwirausaha sangatlah kuat. Hal ini dapat dilihat dari penduduk Indonesia yang memiliki keturunan Cina, mereka memiliki sifat pantang menyerah. Selain itu, bangsa Cina terkenal dengan hidupnya yang sederhana dan senang menabung. Apabila dibandingkan dengan sebagian besar mental bangsa Indonesia yang masih memiliki keraguan dalam berwirausaha, karena mereka diliputi berbagai asumsi negatif jika usahanya gagal. 13. Berdasarkan hal tersebut, maka kesadaran bangsa Cina untuk menciptakan lapangan pekerjaan lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Http: //ekonomi-indonesia-bisnis.infogue.com http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/04/18/mlgk4g-meski- turun-angka-pengangguran-indonesia-masih-tinggi http://www.presidenri.go.id/index.php/indikator/ http://finance.detik.com/read/2012/05/07/141833/1911053/4/bps-jumlah-pengangguran-di- indonesia-761-juta-turun-6