16
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis, dermis, dan lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah pidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis terdapat lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit,, isolasi untuk pertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi. Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak 1

Makalah dematitis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah dematitis

BAB I

PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ dalam.

Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap

bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-

pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ adneksa kulit seperti kuku

dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga merupakan sensasi

raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan.

Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis, dermis, dan lemak subkutan.

Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum

dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah pidermis, dan terdiri dari serabut-serabut

kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit

mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi

pada epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang

melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis terdapat

lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit,, isolasi untuk pertahankan

suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi.

Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih dikenal

sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat

terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering.

Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit.

Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular.

Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat

mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki

indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti

racun yang terdapat pada berbeda, antara lain dermatitis.  Berdasarkan uraian tersebut, maka

penulis tertarik untuk membuat makalah yang berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan Pada

klien dengan Dermatitis”.

2. Tujuan Makalah

a.  Tujuan Umum

Mampu untuk Memahami Konsep Penyakit Dermatitis Dan Mampu Memahami Asuhan

Keperawatan Penyakit Dermatitis

b.  Tujan Khusus

1. Mampu Untuk Mengetahui Penyebab Penyakit Dermatitis

2. Mampu Untuk Membedakan Jenis-Jenis Penyakit Dermatitis

3. Mampu Untuk Memahami Asuhan Keperawatan Penyakit Dermatitis

1

Page 2: Makalah dematitis

BAB II

PEMBAHASAN

1. KONSEF DASAR

A. Defenisi

Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap pengaruh

faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-resensi

polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal).

 (Adhi Juanda,2005)

Dermatitis adalah radang kulit yang disebabkan oleh banyak faktor seperti sengatan sinar

matahari, gigitan nyamuk, infeksi bakteri, jamur, dan bahan-bahan kimia.

(812 Resep U/ Mengobati 236 Penyakit Oleh H. Arief Hariana:Hml 136)

Dermatitis lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami

peradangan.

B. ETIOLOGI

Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak di ketahui. Sebagian besar merupakan respon kulit

terhadap agen-agen, misaknya zat kimia, protein, bakteri dan fungus. Respon tersebut dapat

berhubungan dengan alergi. Alergi adalah perubahan kemampuan tubuh yang di dapat dan

spesifik untuk bereaksi.

Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh :

detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri,

jamur) dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik. (Adhi Djuanda,2005)

Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat menjadi

penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab berbeda

pula. Sering kali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi

infeksi. Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit

infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena peradangan pada

kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan

selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus.

Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala

berbeda:   

1. Contact Dermatitis

Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel

pada kulit. (Adhi Djuanda,2005)

2

Page 3: Makalah dematitis

Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat

pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah dan gatal.

Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol yang meradang. Disebabkan kontak

langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun

cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet, logam,

perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.

2.Neurodermatitis

            Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit

tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau

gosokan yang berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenik. (Adhi Djuanda,2005)

Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat

berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang

kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk

bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan,

lengan dan bagian belakang dari leher.

3.Seborrheic Dermatitis

Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis,

belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor

keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita

penyakit saraf seperti Parkinson.

4.Stasis Dermatitis

Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi vena) tungkai

bawah. (Adhi Djuanda,2005)

Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering

berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika

adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki

juga menjadi penyebab.

5. Atopic Dermatitis

Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya sering

terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE

dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis alergik, atau asma

bronkial). kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan

likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural).(Adhi Djuanda,2005)

3

Page 4: Makalah dematitis

Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah. Seringkali

muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul saat alergi dan

seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya

dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat keparahannya selama

masa kecil dan dewasa. (ros/Detikhealth).

C.    PATOFISIOLOGI

1.  Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV ialah hipersenitivitas tipe lambat.

Patogenesisnya melalui dua fase yaitu fase indukdi (fase sensitisasi) dan fase elisitasi.

Fase induksi ialah saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai limfosit mengenal dan

memberikan respon, memerlukan 2-3 minggu. Fase elesitasin ialah saat terjadi pajanan ulang

dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbul gejala klinis

      Pada fase induksi, hapten (proten tak lengkap) berfenetrasi ke dalam kulit dan berikatan

dengan protein barier membentuk anti gen yang lengkap. Anti gen ini ditangkap dan diproses

lebih dahulu oleh magkrofak dan sel Langerhans, kemudian memacu reaksi limfoisit T yang

belum tersensitasi di kulit, sehingga terjadi sensitasi limposit T, melalui saluran limfe,

limfosit yang telah tersensitasi berimigrasi ke darah parakortikal kelenjar getah bening

regional untuk berdiferensiasi dan berfoliferasi membentuk sel T efektor yang tersensitasi

secara spesifik dan sel memori. Kemudian sel-sel tersebut masuk ke dalam sirkulasi, sebagian

kembali ke kulit dan sistem limfoid, tersebar di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan

sensetivitas yang sama di seluruh kulit tubuh.

Pada fase elisitasi, terjadi kontak ulang dengan hapten yang sama atau serupa. Sel efektor

yang telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu menarik berbagai sel radang

sehingga terjadi gejala klinis.

2.  Dermatitis Atopik

Belum diketahui secara pasti. Histamin dianggap sebagai zat penting yang memberi reaksi

dan menyebabkan pruritus. Histamin menghambat kemotaktis dan emnekan produksi sel T.

Sel mast meningkat pada lesi dermatitis atopi kronis. Sel ini mempunyai kemampuan

melepaskan histamin. Histamin sendiri tidak menyababkan lesi ekzematosa. Kemungkinan

zat tersebut menyebabkan prutisus dan eritema, mungkin karena gerakan akibat gatal

menimbulkan lesi ekzematosa.

Pada pasien dermatitis atopik kapasitas untuk menghasilkan IgE secara berlebihan diturunkan

secara genetik

4

Page 5: Makalah dematitis

3.  Neurodermatitis

Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter

bervariasi 5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk

krusta. bagian tubuh

4.  Dermatitis Statis

Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan melebar.

Terlihat berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan dan

terjadilah edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa kesemutan atau seperti

ditusuk-tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula

tampak merah berubah menjadi hemosiderin. Akibat garukan menimbulkan erosi, skuama.

Bila berlangsung lama, edema diganti jaringan ikat sehingga kulit teraba kaku, warna kulit

lebih hitam

5.  Dermatitis Seiboroika

Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau

kasar; krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi. Tempat kulit kepala, alis,

daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat

bokong, lipat paha dan skrotum. Pada kulit kepala terdapat skuama kering dikenal sebagai

dandruff dan bila basah disebutpytiriasis steatoides ; disertai kerontokan rambut

D. MANIFESTASI KLINIK

Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor). Selain itu

terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan dan

gangguan fungsi kulit (function laisa).

Obyektif, biasanya batas kelainan tidak terdapt lesi polimorfi yang dapat timbul scara

serentak atau beturut-turut. Pada permulaan eritema dan edema. Edema sangat jelas pada

kulit yang longgar misalya muka (terutama palpebra dan bibir) dan genetelia eksterna.

Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.

Dermatitis basah berarti terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat sumber dermatitis, artinya

terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar. Kelainan

tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika disertai infeksi. Dermatitis sika (kering) berarti

tdiak madidans bila gelembung-gelumbung mongering maka akan terlihat erosi atau

ekskoriasi dengan krusta. Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila

proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele telihat hiperpigmentasi atau

hipopigmentasi.

5

Page 6: Makalah dematitis

E. KOMPLIKASI

1.      Kerusakan integritas kulit

2.      Gangguan Konsep diri

3.      Infeksi sekunder

4.      Gangguan rasa nyaman

F.  PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium

Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin

2.  Penunjang

pemeriksaan histopatologi

G.    PENATALAKSANAAN

1. Mengatasi kerusakan integritas kulit

2. Mengatasi hipotermia

3. Meningkatkan konsep diri klien

4. Emolient untuk mengurangi kulit yang kaku

2. ASUHAN KEPERAWATAN

a.  PENGKAJIAN

1.  Identitas Pasien.

1. Nama Pasien

2. Alamat

3. Pekerjaan Pasien

4. Umur

5. Agama/Suku

2. Keluhan Utama.

1. Nyeri

2. Gelisah

3. Gatal

4. Kerusakan intergitas kulit

3.  Pemeriksaan Fisik.

1. Tekanan Darah

2. Nadi

3. Pernafasan

4. Suhu

5. Skala Nyeri

6

Page 7: Makalah dematitis

4. Riwayat Kesehatan.

a.       Riwayat Penyakit Sekarang :

Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan

tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.

1. Klien merasa nyeri

2. Terdapat Vesikel/ bula  pada Kulit Klien

3. Gatal dan Lesi

b.  Riwayat Penyakit Dahulu :

Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.

Penyakit yang sama

1. Klien Pernah Mengalami Penyakit yang sama sebelumnya

2. Apakah klien pernah mengalami penyakit kulit sebelumnya

c.  Riwayat Penyakit Keluarga :

Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.

1. Apakah terdapat keluarga klien yang mengalami penyakit yang sama

2. Apakah ada keluarga klien mengalami penyakit Kulit

d.  Riwayat Psikososial :

Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress

yang berkepanjangan.

1. Cara klien menyelesaikan stresor

2. Perasaan klien saat ini

3. Respon klien terhdap penyakitnya

4. Tingkat kecemasaan klien

e.  Riwayat Pemakaian Obat :

Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah

pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.

1. Pemakaian obat sebelumnya

2. Klien pernah alergi terhadap obat

7

Page 8: Makalah dematitis

No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan

Tujuan dan Kriteria hasil Rencana Tindakan

1 Ganguan integritas kulit, b.d

Vesikel/bula yang pecah.) :

DS : -

DO : Pada seluruh tubuh

terdapat kondisi bula/vesikel

yang pecah akibat garukan

Tujuan :

Integritas kulit pasien kembali

utuh

Kriteria hasil :

Kulit utuh, eritema dan skuama

hilang

Krusta menghilang

Daerah axilla dari inguinal

tidak mengalami maserasi

1. Lakukan inspeksi lesi

setiap hari

2. Pantau adanya tanda-

tanda infeksi

3. Ubah posisi pasien tiap

2-4 jam

4. Bantu mobilitas pasien

sesuai kebutuhan

5. Pergunakan sarung

tangan jika merawat

lesi

6. Jaga agar alat tenun

selau dalam keadaan

bersih dan kering

2 Resiko infeksi,b.d

vesikel/bula yang pecah

(garukan terus menerus)

ditandai dengan :

DS : -               

DO : Seluruh tubuh

berwarna kemerahan dengan

skuama berwarna putih

diatasnya dan mengelupas

Tujuan :

Tidak terjadi infeksi

Kriteria hasil :

Hasil pengukuran tanda vital

dalam batas normal.

- RR :16-20 x/menit

- N : 70-82 x/menit

- T : 37,5 C

- TD : 120/85 mmHg

Tidak ditemukan tanda-tanda

infeksi (kalor,dolor, rubor,

tumor, infusiolesa)

Hasil pemeriksaan laborat

dalam batas normal Leuksosit

darah : 5000-10.000/mm3

1. Lakukan teknik aseptic

dan antiseptic dalam

melakukan tindakan

pada pasien

2. Ukur tanda vital tiap 4-6

jam

3. Observasi adanya tanda-

tanda infeksi

4. Batasi jumlah

pengunjung

5. Kolaborasi dengan ahli

gizi untuk pemberian

diet TKTP

6. Libatkan peran serta

keluarga dalam

memberikan bantuan

pada klien

8

Page 9: Makalah dematitis

3 Gangguan konsep diri,b.d

perubahan body image

Ditandai dengan :

DS : Pasien menyatakan

“mengapa saya kelihatan

aneh seperti ini?”

DO : Pasien sering menutupi

tubuhnya dengan selimut dan

menyendiri

Tujuan :

Pasien tidak mengalami

gangguan konsep diri body

image

Kriteria hasil :

Pasien tidak menarik diri dari

kontak social

Pasien mau berpartisipasi dalam

perawatan dirinya

Ekspresi wajah pasien tidak

menunjukkan tanda berduka

7. Berikan support pada

pasien untuk menerima

keadaannya

8. Kaji persepsi pasien

tentang gambaran

dirinya

9. Jaga komunikasi yang

baik dengan pasien dan

bantu pasien untuk

berkomunikasi dengan

orang lain

10. Catat adanya tingkah

laku non-verbal atau

tingkah laku negative

11. Libatkan keluarga

untuk meningkatkan

konsep diri pasien

9

Page 10: Makalah dematitis

BAB III

PENUTUP

1.  Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya dapat kita ambil sebuah

kesimpulan bahwa penyakit dermatitis merupakan peradangan kulit epidermis dan dermis

sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan

klinis pada kulit.

Kemudian asuhan keperawatan dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar

klien dan mengembalikan kondisi klien seoptimal mungkin dengan cara memberikan

beberapa tindakan dan perawatan secara profesional.

2.  Saran

a. Diharapkan selalu menjaga kebersihan tubuh untuk menghindari penyakit dermatitis

b. Memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang mengalami penyakit dermatitis

secara profesional

c. Memberikan pendidkan kesehatan kepada masyarakat tentangkebersihan diri dan pola

diet yang baik.

10

Page 11: Makalah dematitis

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A, Djuanda S, Hamzah M, Aisah S editor. Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin.

Edisi kedua. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,1993

2. Leung DYM, Tharp M, Boguniewi CZ. Atopic Dermatitis. Dalam: Friedbergin, Eisen

AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, Fitzpatrik TB, ads. Fitzpatrik’s

Dermatology In General Medicine. New York Mc Graw-Hill, 1999: 1464-80

3. http://www.semarang-eye centre.com/v1.1/index.php?

option=com_content&view=article&id=72:artikel-terbaru-penyakit-kulit-

dermatitis&catid=5:kesehatan&Itemid=22

4. Doenges,Marlyn.E dkk.2001.Rencana asuhan keperawatan.Edisi:3.Jakarta:penerbit

buku kedokteran,EGC 

5. kapita selekta kedokteran II.2001.Edisi 3.Jakarta:Media Aesculapius

6. Google.co.id.Kata kunci “Askep Dermatitis”

7. Patofisiologi II.2001.Edisi 3.Jakarta Penerbit buku kedokteran,EGC 

11