201

Click here to load reader

Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

  • Upload
    -

  • View
    17.286

  • Download
    32

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mata kuliah struktur jembatan,,,

Citation preview

Page 1: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

1

3. Komponen- Komponen Jembatan. ( Dapat lihat pada Gambar : 3.1 dan 3.2 )Pada umumnya suatu Bangunan Jembatan dibagi atas 2(dua) Bangunan Utama; yakni:

1. Bangunan Atas.2. Bangunan Bawah.

3.1. Bangunan Atas ( Super Structure ).Dapat dibagi atas 5 (lima) bagian antara lain :

1. Sistem lantai kendaraan (floor system), adalah jalur lalu-lintas dan bagian-bagian pemikul yang meneruskan beban pada konstruksi utama. Sistem lantai kendaraan dibagi menjadi 3 (tiga) bagian: a. Lantai kendaraan. b. Gelagar memanjang ( Stringer ) . c. Gelagar melintang ( Floor Beam ).2. Gelegar – gelegar.3. Ikatan –ikatan ( Bracing ) atau penambatan-penambatan.4. Struktur pelengkap antara lain : a. Expansion Joint (Besi / Karet), untuk lebih jelasnya (lihat gambar: 3.a.1& 3.a.2) b. Seperator (pemisah), Kerb. c. Pegangan Jembatan pada tepi kiri dan kanan Jembatan ( Railing ) 5. Perletakan Jembatan / Landasan atau Bearing structure,

Page 2: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

2

Page 3: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

3

Ikatan-ikatan (Bracings).Jembatan merupakan struktur ruang, menerima atau memikul beban-beban vertikal yang diteruskan ke Pondasi, dan menahan gaya Lateral & Longitudinal yang disebabkan oleh Angin, gaya Rem dll.

Untuk mendapatkan kekakuan dalam arah melintang dan menjaga timbulnya Torsi, maka

Diperlukan ikatan-ikatan (bracings).

Meskipun jembatan dalam keseluruhannya merupakan struktur ruang, tetapi dalam perhitungan nya setiap komponennya dihitung sendiri-sendiri sebagai suatu komponen yang Linier dan sebidang .

- Ikatan Angin Atas / Lateral Atas (Top Lateral Bracing) :

Fungsinya : - Memberikan kekuatan pada jembtan.

- Stabilitasasi terhadap batang tepi atas yang tertekan

- Meneruskan sebagian besar dari beban angin ke tiang ujung ( end post ),

kemudian meneruskan kepada landasan.

_ Pengukuhan Portal ( Sway Bracing ) :

Diperlukan untuk mendapatkan kekakuan terhadap Torsi, dan dipasang pada bidang vertikal di sebelah atas jembatan.

Fungsinya : - Menambah kekakuan nya saja. (tidak menambah kekuatan)

Penjelasan gambar . 3.2 sebagai berikut :

1. Tiang Vertikal ( Vertikal Post )

Page 4: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

4

Fungsinya : - a. Kolom dari rangka pengukuhan (sway frame) yg menahan beban l Beban yg ditahan : Normal & Lentur. Perhitungan kapasitasnya : Kolom Balok (Beam Column). b. Elemen-elemen vertikal dari rangka batang yang menahan beban

gravitasi. Beban yg ditahan : Gaya Normal

Perhitungan kapasitasnya : seperti batang tarik atau batang tekan.

2. Tiang Ujung ( End Post ).Fungsinya : - a. Kolom dari portal yang menerima beban lateral dari ikatan angin atas.

Beban yang ditahan : Gaya Normal & Lentur Perhitungan kapasitasnya : Kolom Balok (Beam Column) - b. Elemen diagonal terakhir dari rangka batang yg menahan beban gravitasi Beban yang ditahan : Normal Perhitungan kapasitasnya : Batang Tarik atau Tekan.

3. Batang Desak Lateral Atas ( Top Lateral Structure ).Fungsinya : - a. Balok dari portal-portal maupun sway frame

Beban yang diterima : Beban Lentur Perhitungan kapasitasnya : Balok (Beam)

Page 5: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

5

- b. Elemen-elemen tegak dari rangka batang yg meneruskan beban lateral kepada portal

Beban yang diterima : Beban Normal Perhitungan kapasitasnya : Batang Tarik / Tekan.

4. Batang Tepi Atas ( Top Chord / Upper Chord ).Fungsinya : - a. Elemen dari rangka batang yg menahan beban Gravitasi.

Beban yang ditahan : Beban Normal Perhitungan kapasitasnya : Batang Tarik / Tekan. - b. Elemen dari rangka batang yg meneruskan beban lateral kepada

Portal ujung. Perhitungan kapasitasnya : Batang Tekan.

5.Balok Tepi Bawah ( Bottom Chord / Lower Chord ).Fungsinya : - a. Elemen dari rangka batang yg menahan beban gravitasi.

Beban yang ditahan : Beban Normal Perhitungan kapasitasnya : Batang Tarik. - b. Elemen dari rangka batang yang meneruskan beban lateral ke

pondasi. Beban yang dipikul : Gaya Normal Perhitungan kapasitasnya : Batang Tarik / Tekan.

Page 6: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

6

6. Lateral Atas ( Top Lateral / Upper Lateral ) dan Lateral Bawah ( Bottom Lateral / Lower Lateral ).

Fungsinya : - Lateral atas dan lateral bawah sebagai elemen diagonal darai rangka batang yang meneruskan beban lateral ke portal & ke pondasi.

Perhitungan kapasitasnya ; Batang Tarik.

7. Balok Melintang ( Floor Beam ).

Fungsinya : - Meneruskan beban gravitasi kepada rangka batang.

Beban yang diterima : Beban Lentur.

Perhitungan kapasitasnya : Balok.

8. Balok Memanjang ( Stringer ).

Fungsinya : - Meneruskan beban gravitasi kepada floor beam.

Beban yang diterima : Beban Lentur.

Perhitungan kapasitasnya : Batang Balok.

9. Diagonal ( Counter ).

Fungsinya : - Elemen diagonal dari rangka batang utama.

Perhitungan kapasitasnya : Batang Tarik / Tekan.

Page 7: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

7

Prespektif Jembatan Transfield (Trans-Bakrie)Pada jembatan di atas, teknologi las meskipun hanya terbatas pada pemasangan pelat stiffner, dan Top Cord End Beam ternyata juga digunakan. Adapun sistem sambungan utamanya adalah baut mutu tinggi, seperti terlihat pada detail typical Bottom Chord berikut.

Page 8: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

Jembatan Poncol (Jateng) dengan tipe Transfield

Tipe jembatan Transfield ,yang umum digunakan dan yang dijadikan jembatan standar oleh Departemen PU adalah tipe jembatan sebagai berikut :

8

.

Page 9: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

• Gambar 4. Jembatan Standar PU

9

Jembatan Standar PU

Detailnya mirip dengan jembatan Transfield dimana sistem sambungan dengan baut digunakan secara mayoritas pada jembatan tersebut.

Page 10: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

• Gambar 5. Jembatan baja tipe Austria

10 Jembatan baja tipe Austria

Page 11: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

11

Jembatan baja tipe Calender HamiltonTipe Austria maupun tipe Calender Hamilton juga terlihat seperti Transfield, yaitu memakai

baut mutu tinggi sebagai sistem sambungannya. Sistem serupa juga terlihat pada jembatan-jembatan non-standar seperti :

Page 12: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

12

Jembatan Martadipura dalam masa pembangunan

Page 13: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

13

Jembatan Kapuas

Page 14: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

14

.

Jembatan Pela, Kutai KartanegaraTernyata memang benar, banyak fakta empiris yang menunjukkan bahwa

jembatan baja di Indonesia umumnya banyak menggunakan sistem sambungan baut.  Sedangkan sistem las, kecuali detail-detail yang kecil kesannya tidak ada. Mungkin karena fakta-fakta empiris yang dijumpai seperti itulah maka akhirnya membentuk pengetahuan bahwa semua jembatan baja yang sukses

(yang berdiri) adalah jembatan-jembatan yang memakai sambungan baut mutu tinggi dan bukan sistem sambungan las, meskipun itu pemakaiannya di

fabrikasi.

Page 15: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

3.2 . Perletakan Jembatan : Bearing

15

Ada 4 ( Empat ) jenis antara lain:

a.Perletakan / tumpuan : Sendi dan Rol/Gelinding, jenis tumpuan ini merupakan tumpuan yang paling umum digunakan pada jembatan-jembatan lama yang ada di Indonesia. b.Tumpuan Garis, tumpuan tetap.

c. Tumpuan Elastomer : dapat mengikuti perpindahan tempat ke arah vertikal dan horizontal serta rotasi atau kombinasi gerakan-gerakan

bangunan atas jembatan .

d. Tumpuan Pelat, untuk jembatan bentang –bentang pendek, tumpuan dapat diberikan berupa pelat-pelat baja rata/lonjong, pelat timah / atau keras Untuk lebih jelas nya dapat dilihat pada gambar-gambar selanjutnya.!!!!!. ( Gambar : 5a.1 sampai dengan 5a.4 dan 5b.1 s/d 5b.2 )

Page 16: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

16

Page 17: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

17

Page 18: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

18

Page 19: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

19 Tipikal Detail Sambungan pada Jembatan Transfield

Page 20: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

20

Page 21: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

21

Tampak samping dan depan tumpuan sendi pada jembatan baja Trasfield

Page 22: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

22

• Jika tumpuan struktur tersebut (bentuknya boleh apa saja) pada saat dibebani tidak mengalami translasi tapi hanya berotasi saja maka dalam pemodelan struktur dapat dianggap sebagai sendi, jika hanya ditahan terhadap translasi vertikal yang lain bebas maka dapat dianggap rol.

• Jika bisa berdeformasi terbatas pada suatu nilai tertentu (baik translasi atau rotasi) maka bisa disebut tumpuan elastis

Tumpuan Sendi (Tradisionil)

Page 23: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

23

. Untuk elastomer karena bisa berotasi (ditentukan oleh ketebalan) dan juga bisa bertranlasi horizontal (terbatas yang juga ditentukan oleh ketebalan) maka fungsinya untuk pembebanan vertikal pada suatu girder jembatan bisa seperti tumpuan sendi-rol, meskipun jika ada gaya lateral yang besar (misal gempa) perlu dipasang elastomer lain pada posisi melintang (tegak lurus elastomer yang pertama). Lihat gambar di bawah untuk contoh elastomer untuk tumpuan sendi jembatan kali Krasak, Jawa Tengah.

Sendi dengan Elastomer

Page 24: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

• sendi dengan elastomer

24

Page 25: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

25

ini juga sama-sama di kali Krasak, Jawa Tengah

Ini foto jembatan tipe Transfield dari Australia yang banyak dijumpai di Indonesia

Page 26: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

26

Walaupun sifat elastomer ‘utama’ ini tidak mutlak berperilaku sebagai ’sendi’ atau ‘roll’ murni, tapi dalam aktual fisik di lapangan, jembatan yang menggunakan tipe tumpuan seperti ini berperilaku layaknya bertumpuan sendi-roll murni dalam pemodelan (komputer). Memang ada banyak ‘tambahan’ komponen selain tumpuan utama untuk mencapai keadaan tersebut dan perilakunya menyerupai mekanika sendi-roll.Set lengkap tumpuan elastomeric untuk jembatan antara lain sbb :

1. Elastomeric bearing utama (menahan displacement vertikal; sedikit displacement horisontal dan kemampuan rotasi-sesuai desain)

2. Lateral stopper (menahan displacement horisontal berlebih & mengunci posisi lateral jembatan)

3. Seismic buffer (menahan displacement horisontal berlebih arah memanjang jembatan)

4. Anchor bolt (menahan uplift yang mungkin terjadi pada salah satu tumpuan pada saat gempa)

Bahan elastomeric bearing sendiri terbuat dari karet yang biasanya sudah dicampur dengan neoprene (aditif yang memperbaiki sifat karet alam murni) dan didalamnya diselipkan berlapis2 pelat baja dengan ketebalan dan jarak tertentu untuk memperkuat sifat tegarnya.Biasanya tumpuan karet tersebut dipasang setelah pengecoran slab beton untuk lantai selesai (setelah beton kering), guna menghindari translasi dan rotasi awal yang timbul akibat deformasi struktur jembatan oleh beban mati tambahan.Karena sifat karet yang lebih rentan terhadap panas dan fluktuasi cuaca, biasanya dalam kurun waktu tertentu tumpuan2 ini dicek oleh pemilik dan bila perlu di replace dengan unit yang baru.

Page 27: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

27

Katalog Produk: Expansion Joints

(Gambar)

Negara Asal: Indonesia Harga: Negotiable Cara Pembayaran: Transfer Bank (T/ T)

Kemas & Pengiriman: Requested

Keterangan: Expansion joint, ialah sambungan beton jembatan berupa karet jadi yang dapat dicetak sesuai dengan model, ukuran, spesifikasi sesuai dengan permintaan

Gambar: 3.a.1

3.3. Struktur Pelengkap Atas :

-A. Expansiom Joint - -B. Separator (jalur Pemisah ) pada Jembatan

-C. Kerb dan Trotoar Jembatan.

-D. Railing Jembatan

Page 28: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

28

Expansion joint From Wikipedia, the free encyclopedia

Jump to: navigation, search

unreferenced|date=January 2009}}

Expansion joint, upstate New York

Open expansion joint in winter, Germany

An expansion joint is an assembly designed to safely absorb the heat-induced expansion and contraction of various construction materials, to absorb vibration, or to allow

Gambar : 3.a. 2

Page 29: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

29

Separator

Separator

Kerb

Page 30: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

Gambar: 3C & 3D. Kerb Trotoir dan Plat Lantai( Untuk Perencanaan Trotoir )

30

( Railing )

Page 31: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

31

4. Bangunan Bawah ( Sub Structure ).Fungsi nya : Menerima / memikul beban-beban yang diberikan bangunan atas dan

kemudian menyalurkannya ke pondasi, selanjutnya beban-beban tersebut oleh pondasi disalurkan ke tanah.

Bangunan bawah pada umumnya terletak disebelah bawah bangunan atas, jenisnya sbb:( Lihat pada Gambar. 4C ) 1. Oprit-Jembatan : berupa timbunan tanah dibelakang Abutment timbunan tanah ini harus dibuat sepadat mungkin untuk menghindari terjadinya penurunan (Settlement).2. Plat Injak : dipasang diatasnya tibunan tanah (Oprit) dan dibelakang Abutment3. Bangunan Pengaman Jembatan : berfungsi sebagai pengaman terhadap pengaruh aliran air Sungai baik langsung/tak langsung. Disamping Jembatan yang diamankan, Sungainyapun harus diamankan. Dimana biaya pengamanan Sungai lebih mahal dari pengamanan Jembatan.4. Abutment atau Kepala Jembatan : bagian bangunan pada ujung-ujung Jembatan, selain sebagai pendukung bagi bangunan atas juga berfungsi sebagai penahan tanah. Dari pasanangan batu / beton bertulang.5. Pilar atau Pier Jembatan : fungsi sebagai pendukung bangunan atas Letaknya diantara kedua Abutment dan jumlahnya tergantung keperluan, sering juga pilar tidak diperlukan

Page 32: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

32

6. Pondasi : berfungsi menerima beban-beban dari bangunan bawah

dan

menyalurkannya ke tanah.

Secara umum, pondasi dapat dbedakan 2 macam :

a. Pondasi Dangkal atau Pondasi Langsung. (Shallow Foundations)

b. Pondasi Dalam atau Pondasi Tak Langsung.(Deep Foundations)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar : 4.a, 4b, dan 4c - tersebut:.

Gambar : 4a.

Abutment dari Pasangan Batu Abutment dari Beton Bertulang

Page 33: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

33

Gambar : 4b

MATT

MATR

Pilar ( Pier ) Abutment

Page 34: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

34

2

112

5

3

6.b 6.b

4

6.a

MATT

MAN

MATR

Gambar : 4C

Page 35: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

35

Pondasi Jembatan( Bridge Foundation )

Pondasi Dangkalatau Pondasi Langsung( Shallow Foundation )

Pondasi Dalam atau Pondasi Tak Langsung

( Deep Foundation )

-.Digunakan : bila lapisan tanah Pondasi yang telah diperhitungkan mampu memikul beban-beban di atasnya dan terletak pada lokasi yang dangkal dari tanah.a. Pondasi Bata / Batu kalib. Pondasi Plat Kaki ( Footing ).c. Pondasi Plat.d. Pondasi Sarang Laba-laba.

Pondasi Sumuran( Caisson Foundation )

Pondasi Tiang Pancang( Pile Foundation )- Pilecap

-.Digunakan apabila lapisan tanah keras yang mampu memikul beban, dan letaknya cukup dalam

Page 36: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

36

Pondasi Tiang Pancang dibagi 4 yakni :1.Tiang Pancang Kayu.2.Tiang Pancang Beton.

a. Precast Reinforced Concrete Pile.b. Precast Prestressed Concrete Pile.c. Cast in place : - Franki, Raymond, Simplex, Mac Arthur dsb.

3. Tiang Pancang Baja.a. H. Pile.b. Pipe Pile.

4. Tiang Pancang Komposite.a. Kayu- Beton.b. Baja – Beton.

Kegagalan bangunan untuk Jalan dan Jembatan : Suatu kondisi dimana bangunan jalan dan jembatan tidak mampu melayani pengguna jalan sesuai dengan kecepatan rencana secara Nyaman dan Aman ( Comfortable and Safe ), disebabkan karena :

1. Kegagalan Perencana.2. Kegagalan Pengawasan.3. Kegagalan Pelaksana.4. Kegagalan Pengguna Bangunan.

Kegagalan Bangunan Jembatan Yang potensial memberikan kontribusi terhadap kegagalan Sbb : 1. Bangunan Bawah.

a. Pondasi Langsung : - Ambles/Penurunan.- Miring.- Puntir.

Page 37: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

37

b. Pondasi Sumuran :Secara fisik sama dengan Pondasi Langsung.

c. Pondasi Tiang Pancang Beton/Baja :- Penurunan/ambles.- Patah.

2. Bangunan Atas.a. Retak struktural..b. Lendutan.c. Getaran/Goyangan.d. Kerusakan Lantai Kendaraan.e. Tumpuan ( Bearing ). f. Expansion Joint.

Acuan Standar : Standar Nasional Indonesia (SNI) yg merujuk kepada standar secara Internasional : AASHTO, ASTM, BS, NAASRA, standar-standar tsb berupa : Metode, Tata Cara, dan Spesifikasi. Parameter Yang diukur dan Persyaratannya :

a. Untuk Jalan : Kecepatan Rencana dan Volume Kendaraan Yang lewat (LHR) yang akan menentukan kelas jalan tersebut.b. Untuk Jembatan : tergantung dari jenis dan tipe Jembatan yang dipengaruhi oleh panjang bentang Jembatan

Page 38: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

38

• Contoh : Pelaksanaan Pondasi Tiang Bor

• Pekerjaan pemetaan pada lokasi sebelum alat-alat proyek didirikan.

• Pekerjaan pondasi umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek. Oleh karena itu yang penting adalah dilakukan pemetaan terlebih dahulu. Ini adalah gunanya ilmu ukur tanah. Proses ini sebaiknya sebelum alat-alat proyek masuk, karena kalau sesudahnya wah susah itu untuk ‘nembak’-nya. Dari pemetaan ini maka dapat diperoleh suatu patokan yang tepat antara koordinat pada gambar kerja dan kondisi lapangan.

• Pekerjaan pondasi tiang bor memerlukan alat-alat berat pada proyek tersebut. Disebut alat-alat berat memang karena bobotnya itu yang berat, oleh karena itu manajer proyek harus dapat memastikan perkerjaan persiapaan apa yang diperlukan agar alat yang berat tersebut dapat masuk ke areal dengan baik. Jika tidak disiapkan dengan baik, bisa saja alat berat tersebut tercebur kesungai misalnya.

•Bahkan bila perlu, dipasang juga pelat-pelat baja.

Halaman: 63 s/d 107 dari Sumber : The Works of Wiryanto Dewobroto, Dr.Ir.MT

Page 39: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

39

• Excavator mempersiapkan areal proyek agar alat-alat berat yang lain bisa masuk.

Page 40: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

40

•Pelat baja tersebut dimaksudkan agar alat-alat berat tidak ambles jika kekuatan tanahnya diragukan. Jika sampai ambles, untuk ‘ngangkat’ itu saja biayanya lebih besar dibanding biaya yang diperlukan untuk mengadakan pelat-pelat tersebut. Perlu tidaknya pelat-pelat tersebut tentu didasarkan dari pengalaman-pengalaman sebelumnya,

Bahkan bila perlu, dipasang juga pelat-pelat baja.

Page 41: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

41

• Pekerjaan penulangan pondasi tiang bor.

Page 42: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

42

Ada, sampai diameter 1 m lebih, tapi prinsipnya hampir sama, kedalaman pondasi adalah sampai tanah keras (SPT 50) dalam hal ini adalah 17-18 m (lokasi di Bogor).

Page 43: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

43

• Skema alat-alat bornya adalah.

• Gambar diatas bisa menggambarkan secara skematik alat-alat yang digunakan untuk mengebor. Dalam prakteknya, mesin bor-nya terpisah sehingga perlu crane atau excavator tersendiri seperti ini.

Page 44: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

44

Perhatikan mesin bor warna kuning belum dipasangkan dengan mata bornya yang dibawah itu. Saat ini difoto, alat bor sedang mempersiapkan diri untuk memulai.

Page 45: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

45

Kecuali alat bor dengan crane terpisah, pada proyek tersebut juga dijumpai alat bor yang terintegrasi dan sangat mobile. Ini yang lebih modern, tetapi kelihatannya jangkauan kedalamannya lebih terbatas dibanding yang sistem terpisah..

Page 46: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

46

• Pengeboran Proses awal dimulainya pengerjaan pondasi tiang bor, kedalaman dan diameter

tiang bor menjadi parameter utama dipilihnya alat-alat bor. Juga terdapatnya batuan atau material dibawah permukaan tanah. Ini perlu diantisipasi sehingga bisa disediakan metode, dan peralatan yang cocok. Kalau asal ngebor, bisa-bisa mata bor-nya stack di bawah. Ini contoh mesin bor dan auger dengan berbagai ukuran siap ngebor.

• Setelah mencapai suatu kedalaman yang ‘mencukupi’ untuk menghindari tanah di tepi lubang berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang bor.

Page 47: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

47

Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan. Gambar di atas, mata auger sudah diganti dng Cleaning Bucket yaitu untuk membuang tanah atau lumpur di dasar lubang.

Page 48: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

48

Apabila kedalaman dan juga lubang bor telah ’siap’, maka selanjutnya adalah penempatan tulangan rebar.

Page 49: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

49

Page 50: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

50

Dampak Akibat Galian Tanah Dekat Pada Lokasi Pondasi JembatanDengan Ilustrasi pada: Bangunan Gedung (Apartemen)

Terjadi sekitar pukul 5:30am, 27 Juni 2009 pada bangunan yang sedang dibangun di jalan Lianhuanan, distrik Minhang kota Shanghai, China.Bangunan tersebut roboh bukan karena gempa cina tempo hari, tetapi karena dampak galian tanah.

Page 51: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

51

Page 52: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

52

First, the apartment building was constructed

Then the plan called for an underground garage to be dug out.The excavated soil was piled up on the other side of the building.

Page 53: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

53Heavy rains resulted in water seeping into

the ground.The building began to tilt.

Page 54: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

54

Page 55: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

55

Page 56: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

9. JEMBATAN GELAGAR BETON ( PRATEGANG ) Pembebanan Pada Jembatan Beton.

Data Teknis Perencanaan Jembatana. Jembatan

• Kelas jalan    : kelas 1

• Jumlah jalur    : 2 jalur

• Panjang jembatan    : 40 meter

56

Contoh : Jembatan Beton Prategang. ( Sumber : August 14, 2010 Benyamin Ndu Ufi 8, dari halaman 111 s/d 137 )

Gambar : Bentang /Potongan Melintang Jembatan

Page 57: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

• Lebar jembatan    : 9 meter

• Lebar lantai kendaraan    : 7 meter

• Tipe gelagar    : balok I

• Tebal Perkerasan    : 5 cm

• b. Trotoir

• Jenis konstruksi    : beton bertulang

• Pipa sandaran :Circular Hollow Sections D 60.5 mm

• Dimensi tiang sandaran    : 20/15 cm

• Jarak antar tiang    : 2 m

• Mutu beton, f’c    : 30 Mpa

• Mutu baja tulangan, fy    : 240 Mpa (polos)

• Mutu baja pipa sandaran    : 1600 Mpa

• Lebar trotoir    : 100 cm

• Tebal trotoir    : 25 cm

• Balok kerb    : 20/25 cm

• Jenis plat trotoir    : beton tumbuk

• c. Plat lantai kendaraan

• Tebal plat    : 20 cm

• Mutu beton, f’c    : 30 Mpa

• Mutu baja tulangan, fy    : 350 Mpa (ulir)

• d. Gelagar

• Jenis konstruksi    : beton prategang tipe balok I

• Mutu beton, f’c    : 50 Mpa

• Mutu baja tulangan, fy    : 350 Mpa (ulir)

• Tipe tendon & angkur    : Angker hidup VSL tipe Sc57

Gambar : d. Gelagar

Gambar : e. Abutment

Page 58: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

58

1). Pada Perencanaan Trotoar. a. Pendimensian Sandaran dari Besi Pipa Bulat.- Beban Mati (Berat Sendiri/BS) Besi Pipa - Beban Hidup (Beban Merata Horizontal ; 0,75 kN/m)

e. AbutmentTinggi Abutment    : 6 meterLebar Abutment    : 11.6 meterTipe Abutment    : Type KantileverMutu beton, f’c    : 30 MpaMutu baja tulangan, fy    : 240 Mpa (polos)Mutu baja tulangan, fy    : 350 Mpa (ulir

b.Tiang Sandaran- Beban Mati ( BS Tiang )- Beban Hidup ( Horizontal pd Ketinggian 0,90 m dari Permukaan Trotoar)

c. Perencanaan Kerb - Menahan Beban Tambahan Arah Menilang sebesar 100 KN yg bekerja sebagai beban titik.

2). Perencanaan Plat lantai- a. Beban Mati :

-1. Beban Pada Plat Trotoar.- Beban Merata : dan – Beban Terpusat.

-- BS Plat Lantai-- BS Plat Lantai Trotoar-- BS air Hujan tinggi = 5 Cm

Page 59: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

59

Gambar : Penulangan Plat Lantai Kendaraan

Gambar : Bagian-bagian Penampang Jembatan

Page 60: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

- 2. Beban Pada Plat Lantai Kendaraan :- B S Plat Lantai.- B S Aspal.- B S Air Hujan tinggi = 10 Cm.

- 3. Beban Mati Tambahan : Pelapisan Ulang Aspal dengan tebal = 5 Cm- B S Aspal.

- b. Beban Hidup.

- Beban Pada Plat Trotoar.

Beban Merata Dari Beban Pejalan kaki.

- Beban Pada Plat Lantai Kendaraan.

Beban Terpusat Dari Beban Truk : T, (dapat dilihat pada kondisi 1 s/d 6).

# Faktor Beban Dinamis (DLA),-----K = 1 + DLA,---------- DLA Utk Truk = 0,30

K = 1 + 0,30=1,30,---- (BMS1992- hal 2-20).

# Beban Truk: T sebesar=200KN (Beban Rencana Sumbu)

*utk tekanan satu sisi (roda gandar) = P M = T/2 x K x FaktorBeban = 200/2 KN x 1,30 x 2 = 260KN.

60

Gambar : Skema Pembebanan ( BH pd Lantai Kendaraan) Kondisi.1

Gambar : Skema Pembebanan ( BH pd Lantai Kendaraan) Kondisi.2

Page 61: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

61

Gambar : Skema Pembebanan ( BH pd Lantai Kendaraan) Kondisi. 3

Gambar : Skema Pembebanan ( BH pd Lantai Kendaraan) Kondisi. 4

Gambar : Skema Pembebanan ( BH pd Lantai Kendaraan) Kondisi. 5

Gambar : Skema Pembebanan ( BH pd Lantai Kendaraan) Kondisi. 6

Page 62: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

3). Perencanaan Struktur Gelagar.

a.Beban Tetap ( Beban Mati) :

1. Berat Sendiri (BS) Balok.

2. Akibat Beban Mati ( B S Plat Lantai, BS Lapisan Aspal, B S Air Hujan-t =10Cm ).

3. Akibat Diafragma ( B S ).

62

Gambar : Diagram Momen dan Gaya Lintang Akibat Berat Sendiri Balok

kPa = 1 kN/m² 1 Ton = 10 kN

1 kN = 1/10 Ton

Page 63: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

Akibat Berat Sendiri Balok :

Bj beton    = 25 kN/m3

Luas penampang (Ap) = 9200 cm2

= 0.92 m2

qd1 = Bj x Ap

= 25 x 0.92

= 23 kN/m

63

Akibat Beban Mati (plat lantai, lapisan aspal & air hujan) :

Bj beton    = 24 kN/m3

Bj aspal    = 22 kN/m3

Bj air    = 10 kN/m3

Jarak efektif antar gelagar = 175 cm = 1.75 mTebal plat = 20 cm = 0.2 mTebal aspal = 5 cm = 0.05 mTebal air = 10 cm = 0.1 mLuas penampang plat (A1) = 1.75 x 0.2 = 0.35 m2

Luas penampang aspal (A2) = 1.75 x 0.05 = 0.0875 m2

Luas penampang air hujan (A3) = 1.75 x 0.1 = 0.175 m2

qd2 = Bj beton x A3 + Bj aspal x A2 + Bj air x A3

= 24 x 0.35 + 22 x 0.0875 + 10 x 0.175= 12.075 kN/m

Page 64: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

Gambar : Diagram Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Mati ( Plat Lt + Aspal + Air hujan )

64Gambar : Diagram Momen dan Gaya Lintang Akibat Diafragma

Qt = 12.075 KN/m

Page 65: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

• Luas penampang (A)    = (135 x 105) – (2 x (AIV + AV))

• = 13975 cm2 = 1.3975 m2

• Pd    = Bj x A x t

• = 25 x 1.3975 x 0.15 = 5.24 kN

# Akibat diafragma• Reaksi tumpuan:

• RA = RB = ½ x ∑ P

• = ½ x 5.24 x 11

• = 28.823 kN

65

Gambar Penampang Diafragma

Momen & Gaya Lintang pada setiap titik:Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;

Mx = (RAx X) – (p x X)

Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;

Vx = VA – p

Page 66: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

b. Beban Lalu Lintas ( Beban Hidup ) : Beban Lajur D terdiri dari Beban Tersebar Merata ( UDL=Uniformaly Distributed

Load ) yang digabung dengan Beban Garis (KEL=Knife Edge Load).

66Gambar : Penyebaran Beban Lajur : D

Page 67: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

Beban Lajur : D

67

Beban Terbagi Merata ( q )= UDL----- Tergantung Panjang Tumpuan Gelagar (L) : L < 30 m ; 30 m < L < 60 m ; L >60 m

Beban Garis : Beban Terpusat (P) = 44,0 KN/m = KEL ┴ arah L-L pd Jembatan.PL = jarak gelagar (m) x P (KN/m) x K=1+DLA

Gambar : Beban yang bekerja pada arah melintang Jembatan

a)

b)

Page 68: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

a). Besarnya beban terbagi rata (UDL) tergantung pada panjang total yang dibebani (L).•L = 40 m > 30 m, maka:

•q    =

• q =

• q = 7 kPa

Jarak efektif antar gelagar = 175 cm = 1.75 m, maka beban merata yang bekerja di sepanjang gelagar adalah:

•ql1 = 1.75 x q

• ql1 = 1.75 m x 7 kPa -------------- 1 kPa = 1 kN/m²• ql1 = 12,25 kNm

b). Beban terpusat P yang ditempatkan tegak lurus arah lalu lintas pada jembatan adalah sebesarnya : 44.0 kN/m.•Faktor Beban Dinamik untuk “KEL” lajur “D”, untuk bentang (LE) = 40 m, nilai DLA = 0.4.

•Maka:    K = 1 + DLA

•K = 1 + 0.4 = 1.4

Jarak efektif antar gelagar = 175 cm = 1.75 m, maka beban terpusat yang bekerja pada gelagar adalah:

•pl1 = 1.75 x P x K

•= 1.75 x 44 x 1.4

•= 107,8 kN68

Page 69: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

69Gambar : Diagram Garis Pengaruh Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Lajur

Page 70: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

•Reaksi tumpuan:•Reaksi tumpuan terbesar terjadi pada saat

beban p berada di atas tumpuan.

RA = RB = (½ x q x L) + P

= (½ x 12.25 x 40) + 107.8

= 352.8 kN

•Mencari ordinat max (Y) & luas garis pengaruh (A):Titik A, X = 0 m    YA = 0    m

AA = 0    m2

Titik 1, X = 2 m    Y1 = = 1.9    m

A1 = ½ x 1.9 x 40    = 38    m2

Titik 2, X = 4 m    Y2 = = 3.6    m

A2 = ½ x 3.6 x 40    = 72    m2

Titik 3, X = 6 m     Y3 = = 5.1   m

A3 = ½ x 5.1 x 40    = 102    m2

Titik 4, X = 8 m    Y4 = = 6.4    m

A4 = ½ x 6.4 x 40    = 128    m2

Titik 5, X = 10 m    Y5 = = 7.5    m

A5 = ½ x 7.5 x 40    = 150    m2

70

Titik 6, X = 12 m    Y6 = = 8.4    mA6 = ½ x 8.4 x 40    = 168    m2

Titik 7, X = 14 m    Y7 = = 9.1    mA7 = ½ x 9.1 x 40    = 182    m2

Titik 8, X = 16 m    Y8 = = 9.6    mA8 = ½ x 9.6 x 40    = 192    m2

Titik 9, X = 18 m    Y9 = = 9.9    mA9 = ½ x 9.9 x 40    = 198    m2

Titik 10, X = 20 m    Y10 = = 10    mA10 = ½ x 10 x 40    = 200    m2

Page 71: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;

Vx = RA – (q x X )

Maka:

• Titik A, X = 0 m    MA = 0    kNm

VA = 352.8    kN

• Titik 1, X = 2 m    M1 = 670.32    kNm

V1 = 328.3    kN

• Titik 2, X = 4 m    M2 = 1270.08    kNm

V2 = 303.8    kN

• Titik 3, X = 6 m    M3 = 1799.28    kNm

V3 = 279.3    kN

• Titik 4, X = 8 m    M4 = 2257.92    kNm

V4 = 254.8    kN

• Titik 5, X = 10 m    M5 = 2646    kNm

V5 = 230.3    kN

71

•Titik 6, X = 12 m    M6 = 2963.52    kNmV6 = 205.8    kN

•Titik 7, X = 14 m    M7 = 3210.48    kNmV7 = 181.3    kN

•Titik 8, X = 16 m    M8 = 3386.88    kNmV8 = 156.8    kN

•Titik 9, X = 18 m    M9 = 3492.72    kNmV9 = 132.3    kN

•Titik 10, X = 20 m    M10 = 3528    kNmV10 = 107.8    kN

Momen & Gaya Lintang pada setiap titik: Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;Mx = (Yxx P) + (Axx q )

Page 72: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

Faktor Beban dinamis untuk KEL lajur : D, adalah : K = 1+ DLA. Untuk bentang (Le) = 40 m -------- DLA = 0,40 ---------- K =1 + 0,40 = 1,40. Jarak Efektif antar Gelagar = 1,75 m. Beban Terpusat yang bekerja pada Gelagar (PL) = 1,75 x P x K = 1,75 m x 44,0 Kn/m x 1,40 = 107,8 KN.

1. Beban Terbagi Rata (UDL) tergantung panjang total yang di bebani (L).

2. Beban Terpusat (P) yang tegak lurus arah Lalu-lintas pd jembatan sebesar: 44,0 KN/m

c. Beban Rem : Tergantung panjang Struktur ; L ≤ 80 m, Gaya Rem = 250 KN.

72Gambar Diagram Momen akibat : Beban REM

Page 73: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

d. Aksi Lingkungan :

∙ Beban Angin :

73

Gambar : Diagram Momen & Gaya Lintang akibat Beban ANGIN

# Beban angin

Kendaraan yang sedang berada di atas jembatan, beban garis merata tambahan arah horizontal diterapkan pada permukaan lantai sebesar:

TEW = 0.0012CW(VW)2 kN/m

Page 74: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

• Ukuran denah 810 mm

• Tebal selimut atas dan bawah = 9 mm

• Tebal pelat baja = 5 mm

• Tebal karet dalam = 18 mm

• Tinggi keseluruhan = 92 mm 74

Gambar : Bentuk Denah Perletakan Elastomer

4). Perencanaan Perletakan : Elastomer.

Gaya Lintang Maksimum = Reaksi Perletakan < V perletakan.Dengan menggunakan tabael perkiraan berdasarkan pengalaman yang tertera pada :B M S 1992 bagian 7.

Dimana: Vw    = kecepatan angin rencana = 30 m/det

Cw    = koefisien Seret = 1.2

TEW = 0.0012 x 1.2 x 302

TEW = 1,296 kN/m

Page 75: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

75

5). Perencanaan Abutment

Gambar : Tampak Memanjang Jembatan

BEBAN MATI.

a. Beban Sandaran :

-Berat Sendiri Pipa Sandaran.

- Berat Sendiri Tiang Sandaran

Page 76: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

b. Beban Trotoar :

c. Beban Plat Kendaraan :

d. Beban Gelagar : - Berat Sendiri Gelagar.

e. Beban Diafragma : - Berat Sendiri Diafragma.

f. Beban Mati Tambahan : - Berat Sendiri Aspal.

BEBAN HIDUP.

a. Beban sandaran : L Jembatan=40 m, Beban Hidup = 0,75 kN/m

B H Pipa Sandaran = 2 x ( 40 x 0,75 ) = 60 kN.

b. Beban Trotoar : B H trotoar = 2 x ( 40 m x 1 m x 5 k Pa ) = 400 kN.

76

- Berat Sendiri Plat Trotoar.

- Berat Sendiri Kerb

- Berat Sendiri Plat Kendaraan.

- Berat Sendiri Aspal .

Page 77: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

c. Beban Lalu-lintas pada Plat Lantai Kendaraan :

77

Gambar Penyebaran Beban Lajur dan Gambar Beban Yang Bekerja Pada Arah Melintang Jembatan

Page 78: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

1. Beban Terbagi Rata (UDL).

Beban Hidup (UDL)=(40 x 5,50 x q)x100% + (40 x 1,50 x q )x 50%.

2. Beban Terpusat P ditempatkan pada tegak lurus arah lalu-lintas pada jembatan= 44 kN/m, faktor beban dinamis utk (KEL) K=1+DLA=1,40.

Beban Hidup (KEL)= 7 x 44 x1,40 = 431,2 kN.

d. Beban Air Hujan.

Lebar plat lantai kendaraan= 7,00 m, & tinggi air hujan(t) =10 Cm

Lebar plat trotoar= 1,00m, & tinggi air hujan (t) = 5 Cm.

e. Beban Angin.

Panjang bentang kendaraan = 40 m

Berat Angin = 40 x ( Tew = 0,0012 Cw x (Vw)² ).

f. Beban Gesekan.

Gaya Gesekan antara Beton dengan karet Elastomer : f = 0,15, (PPPJJR1987).

Hg = f x Rd= beban mati tptal yg bekerja pada Abuitment = 0,15 x 3648,218 kN.

Hg = 547,2327 kN

g. Beban Rem.Pengaruh percepatan dan pengereman dari lalu lintas diperhitungkan

sebagai

gaya dalam arah memanjang. Besarnya gaya rem tersebut tergantung dari panjang struktur (L), yaitu untuk L = 40 m ≤ 80 m, gaya rem (Hr = 250 kN).

78

Gaya Horizontal= Gaya Rem + Gaya Gesekan Hs = Hr + Hg Hs = 250 + 547,2327 = 797,2327 kN

Page 79: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

79

Beban Mati : total yang Bekerja pada Abuitment

Pd1=41,8484 kN = Beban Mati Pipa Sandaran. Pd2=464 kN = Beban Mati trotoar, Pd5=230,5875 kN= Beban Mati Diafragma, Pd3=1652 kN= Beban Mati Plat Kearaan, Pd6=308 kN= Beban Mati Tambahan Pd4=4600 kN= Beaban Mati Gelagar.

Rd = Pd1 + Pd2 + Pd3 + Pd4 + Pd5 + Pd6. 2

= 3648,218 kN

Page 80: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

h. Beban Lalu-lintas pada Plat Injak.Lebar Plat Ijak ( b ) = 7 m = lebar Jembatan;Panjang Plat Injak ( L ) = 2 m, ( ambil : 2 s/d 3,50 m ) q = 1 ton/m² = 100 kN/m².Beban lalu-lintas = b x L x q =……….. kN.

PL.7 = 7 x 2 x 100 = 1400 kN. -- - -- - -- - -- - -- ? ? ? ? ? ? Beban Hidup : total yang bekerja pad Abuitment RL = PL1 + PL2 + PL3 + PL5 + PL6 2 RL = 60 + 400+ 1750 + 320 + 51,84 2

80

RL = 1722,12 kN

Gambar : Beban Lalu Lintas Pada Plat Injak

PL1= BH Pipa Sandaran, PL2= BH Trotoar.

PL3= BH Plat Lantai (UDL), PL4= BH KEL. PL5= BH Air Hujan, PL6= BH Angin .

+ PL4

+ 431,20

Page 81: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

81

Page 82: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

6). Perhitungan Berat Sendiri Abuitment

7). Perhitungan Berat Sendiri Plat Injak & Wing Wall

8). Perhitungan Berat Tanah.

9). Perhitungan Gempa.

10). Perhitungan Tekanan Tanah Aktif.

a. Tekanan Tanah akibat Beban Lalu-lintas di atas Plat Injak.

b. Tekanan Tanah akibat Beban di atas Plat Injak.

Beben di atasPlat injak diasumsikan = berat tanah tibunan dg tinggi/tebal = 60 cm. ( BMS, 1992 )

c.Tekanan Tanah akibat Plat Injak.

e.Tekanan Tanah akibat Tekanan tanah di belakang Abuitment.

11). Gaya-gaya yang bekerja pada Abuitment.

a. Gaya Vertikal (V).

b. Gaya Horizontal (H).

c. Momen (M) : - Momen Guling.

- Momen Penahan.

12). Perhitungan Dari data Tanah ( Kontrol Stabilitas).

a. Terhadap Daya Dukung Vertikal.

b. Terhadap Daya Dukung Horizontal ( Geser )

c.Terhadap Guling.

13). Perhitungan untuk Tiang Pancang dan lain-lain. 82

Page 83: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

83

5.3. Type Bangunan Atas pada Jembatan Beton.

Ada beberapa macam type bangunan atas dari suatu Jembatan beton Bertulang. Secara Umum dibagi menjadi 2 type yakni: Type-Pelat (Slab) dan Type–Gelagar

(Girder) atau Type-Balok (Beam). Dari type-type tersebut diatas oleh Bina Marga disusun suatu Standard Jembatann yang dikenal Sbb :

1. Jembatan Type Pelat Beton 2. Jembatan Type Balok – T 3. Jembatan Tytpe Balok-Komposit.

Jembatan pelat beton adalah type jembatan yang paling sederhana, pelaksanaanya mudah dan ekonomis serta terbatas untuk bentang-bentang yang pendek.

Analisa penampang dari penentuan momen-momen maksimum dan gaya lintang pada penampang kritis yang diakibatkan beban roda (Wheel Road).

Jembatan pelat tanpa gelagar memanjang disebut Jembatan Pelat Beton.Jembatan Pelat yang dipikul oleh gelagar memanjang disebut Jembatan type

Balok.

Page 84: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

1. Pelat atas Dua Tumpuan :Pelat memikul beban-beban terpusat harus mampu menahan momen maksimum yang ditimbulkan oleh sistem pembebanan.Momen lentur tsb dianggap ditahan oleh suatu lebar pelat yang Efektip (diukur sejajar dg ujung-ujung tumpuan).Ada beberapa cara di dalam menghitung lebar efektip diantara nya :

1.Cara I.R.C ( Indian Road Conggress ), cara ini berdasarkan British Standard.

e = KX ( 1- X/L ) + W.Dimana : e = lebar efektip pelat (dimana beban terpusat bekerja).

L = Lebar efektip pada pelat atas dua tumpuan (dan merupakan bentang bersih pada pelat menerus).

X =Jarak puast beban terhadap tumpuan terdekat. W = Lebar luas konsentrasi beban, yaitu lebar bidang kontak

(roda) pada arah terhadap arah bentang + 2 kali tebat lapis penutup di atas pelat.

= g +2 h. ( lihat gambar pada Foto Copy halaman; 126 ) K = Konstanta, bergantung pada ratio B/L

dimana : B = bentang pelat,. K= dalam tabel, untuk B/L = 0,1 : 28 > 2

84

Page 85: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

2. Rumus Distribusi dari Engineering News Formula menurut AASHO

(American Association of State Highway Officials).

Untuk suatu beban terpuast, lebar efektip ditentukan berdasarkan rumus

sebagai berikut :

E =4 + 0,06.S.

Dimana : E = lebar efektip ( feet )

S = Bentang ( feet )

1 m = 1/0,305 feet.

A. Perhitungan Pelat Cara “ SiMPLIFIED ‘ ( lihat foto copy halaman 143-145 )

1. Momen akibat Beban Hidup.

2. Momen akibat Beban Tetap (pelat + Aspal).

3. Untuk one way reinforcement : rumus “Simplified “.

B. Perhitungan Pelat Cara Analitis : ( lihat foto copy halaman 146 – 151 )1. Momen akibat Beban Hidup.

2. Momen akibat Beban Tetap ( pelat +aspal ).

3. Untuk two way reinforrcement : Rumus analitis & Tabel

85

Page 86: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

2. Jembatan Beton Type Balok T

Bina Marga telah mengeluarkan perhitungan Standard Jembatan Type Balok T dibedakan menjadi 2 kelas.

1. Jembatan type Balok T kelas.I.2. Jembatan type Balok T kelas II.

Standard bangunan atas dibuat dengan batasan bentang : ( L ) = 5 ≤ L ≤ 25 m.

3. Jembatan Type Balok Komposit ( Balok Gabungan ) akan dibahas tersendiri

6. PERENCANAAN BOX CULVERT.

Apabila perencanaan suatu Jembatan dengan bentang kecil sudah tidak ekonomis dan tidak efisien di tinjau dari segi pelaksanaan dan type pondasi dalam (deep foundation) yang digunakan , maka dapat mengusahakan alternatif sbb:

1 .Memanfaatkan daya dukung tanah yang ada.

2 .Menaikkan daya dukung tanah yang ada.86

Page 87: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

87

Pada umumnya pemakai Box Culvert dapat ditetapkan pada kondisi-kondisi sbb:

a. Pada Sungai-Sungai dengan lebar aliran yang relatip kecil.

b. Untuk pengaliran air buangan dari sistim Drainase Jalan.

c. Pengaliran air di daerah Flat Area seperti rawa-rawa, persawahan dan lain-lain.

Jumlah dari dimensi Box Culvert yang dipasang dapat ditentukan apabila air yang akan dialirkan diketahui.

Ad.1. B”

A”

A”= B”

B

A1 + A2 = A

A1 A2

BOX CULVERTJembatan Dgn Bentang Kecil

Menjadi

Page 88: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

88

Ad.2.

D = 10 CmB = 50 s/d 100 CmH = 2,00 s/d 3,00 m

Box Culvert

Box Tertutup

Trucuk

Alternatip Lain

Page 89: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

89

7. JEMBATAN GELAGAR BETON PRATEKAN

a.Tempat Pencetak.

b. Acuan ( Unit Acuan )

- Bila diperlukan rongga dalam beton

- Di pasang kaku supaya tidak terjadi penggeseran.

c. Perlengkapan Pra-Tegang / Penarik Kabel.

- Minimal 2 alat pengukur tekanan dengan permukaan diameter minimal = 150 mm

-1 (satu) pembaca lendutan dan 1 (satu) pembaca pembebanan.

d. Perakitan Kabel Pra Tegang

- Kabel Pra tegang harus dirakit bebas korosi (karat)

- Benda-benda asing yang melekat pada baja dihilangkan setelah Pra tegang atau sebelum penempatan dalam selongsong.

- Pre – Tension =Penegangan Sebelum Pengecoran.

- Selimut Beton, lebih besar = 2 x Ø kabel atau 3 Cm diambil yang lebih besar.

- Selimut Beton harus + 1,50 Cm untuk Beton yang kontak langsung dgn permukaan tanahu

- 3,00 Cm untuk elemen Beton yang dipasang dalam Air.

f. Pengecoran----- Beton harus di getar dengan hati-hati, untuk menghindari pergeseran : kabel, kawat, selongsong, atau baja tulangan, jangkar dan baja prategang.

Selongsong yang robek atau rusak harus di ganti.

g. Perawatan Dengan Uap Air.

Page 90: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

90

#). Pra – Penegangan ( Pre- Stressing):

Penegangan Kabel Sebelum Pengecoran.

#). Post – Tension ( Penegangan Setelah Pengecoran).

Metode : PRE –TENSION ( PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN)

1. Landasan gaya Pra tegang.

2. Penempatan kabel.

3. Besar nya gaya penegangan yang dikehendaki

4. Prosedur Pra tegang.

5. Pemindahan gaya Pra tegang

Gambar 2 – Perakitan Kabel Prategang – Untuk : Pre Tension

Page 91: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

91

METODE : POST - TENSION ( PENEGANGAN SETELAH PENGECORAN ).

1. Persetujuan.

2. Penempatan jangkar.

3. Penempatan kabel.

4. Kekutan Beton yang diperlukan.

5. Besarnya gaya Pra –tegang yang diperlukan.

6. prosedur penarik kabel.

- Penarik kabel dengan 2 dongkrak atau dengan 1 dongkrak.

7. Lubang penyuntik (grouting hole)

# Jangkar harus dirakit dengan kabel dengan cara sedemikian sehingga dapat mencegah setiap pergeseran posisi, baik selama pemasangan maupun pengecoran.

Page 92: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

92

BEBERAPA TYPE GELAGAR BETON PRATEKAN

Page 93: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

93

Gambar : - Box Girder

Page 94: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

94

Gambar : – Gelagar / Balok I

Page 95: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

95Tampak Samping dan Atas Jembatan Beton

Page 96: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

Bahan Kuliah Untuk membahas : Kayu ( Tidak Masuk Dalam Materi Kuliah Struktur Jembatan)

Fakta tentang kayu yang tidak bisa diabaikan, mari kita lihat daftar properti mekanik bahan-bahan

material berikut:

96

Material

Berat Jenis (BJ)

Modulus Elastis Kuat (MPa) Rasio Kuat  /BJ (1E+6 * 1/mm)

(kg/m3) (MPa) Leleh Ultimate

Serat karbon 1760 150,305 - 5,650 321

Baja A 36 7850 200,000 250 400 – 550 5.1 – 7.0

Baja A 992 7850 200,000 345 450 5.7

Aluminum 2723 68,947 180 200 7.3

Besi cor 7000 190,000 - 200 2.8Bambu 400 18,575 - 60* 15Kayu 640 11,000 - 40* 6.25

Beton 2200 21,000 – 33,000 - 20 – 50 0

Tabel :. Perbandingan kuat mekanik beberapa bahan material konstruksi

Page 97: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

97

10. JEMBATAN DINDING PENUH (PELAT GIRDER) 10.1. Bentuk Pelat Girder

Balok Pelat Berdinding Penuh atau Yang lebih sering disebut Pelat Girder = merupakan komponen struktur lentur yang tersusun dari beberapa pelat.

( Pada dasarnya : pelat girder = merupakan balok yang tinggi)

Beberapa penampang melintang dari balok pelat berdinding penuh:

Sambungan : Baut atauPaku Keling Sambungan : Las

Penampang : Kotak, Sambungan : LasTahan : Torsi

Balok; Hibrida.

Web :Bj.37

Flens: Bj.41

Flens: Bj.41 Lebih jelasnya dapat di lihat pada halaman :182 s/d 189

Page 98: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

. Jembatan laut terpanjang di dunia telah dibuat oleh Cina, sekali lagi ini membuktikan bagaimana teknologi dan ekonomi merupakan titik terkuat ekonominya. Menurut Telegraph, Jembatan Qingdao Haiwan 26,4 mil (42,6 km) dan  kota Qingdao di provinsi timur Shandong Cina dengan distrik Huangdao.

• Memiliki arsitektur yang menakjubkan, Jembatan Qingdao Haiwan membantu mengurangi jarak antara dua titik sejauh 30 km bagi hidup masyarakat yang sibuk seperti Cina, belum lagi menambah daya tarik wisata. Jembatan ini hampir 3 Km lebih panjang dari pemegang rekor sebelumnya, di Danau Pontchartrain Causeway di Louisiana.

• Proyek infrastruktur utama terdiri dari empat tahun kerja dan US $ 8,6 miliar uang yang dihabiskan. Uang itu masuk ke 450.000 ton baja, mampu menahan gempa berkekuatan 8,0. Dibangun di delta sungai Jiaozhou, struktur jembatan yang luar biasa ini seharusnya memegang rekor dalam waktu yang singkat, karena para pejabat sudah mengumumkan bahwa mereka mulai bekerja pada jembatan yang menghubungkan provinsi selatan Guangdong dengan Hong Kong dan Makau.Simak lah foto jembatan yang menakjubkan ini : 98

Coba perhatikan tabel di atas. Perhatikan rasio kuat dibanding berat volumenya.  Paling tidak efisien adalah beton, sedangkan kayu mempunyai efisiensi lebih tinggi dibanding baja. Itu menunjukkan pada berat yang sama maka kayu mempunyai kekuatan yang lebih baik. Kayu hanya bisa dikalahkan oleh material bambu. Ini jelas suatu potensi yang tidak dapat diabaikan jika digunakan kayu sebagai material konstruksi.Sumber :

Page 99: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

99

Page 100: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

100

Page 101: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

STRUKTUR JEMBATAN KAYU

Adapun di dunia kampus, yang seharusnya dapat menjadi dunia idealis bagi ilmu pengetahuan, juga  ilmu pengetahuan tentang struktur kayu, ternyata bidang tersebut tidak mendapat tempat terhormat.

Bagaimana mungkin itu bisa terjadi: Struktur Kayu adalah bidang yang terpinggirkan

101

-Ketidak-populeran struktur kayu, ternyata tidak hanya terjadi di dunia praktis (proyeklapangan).#. Kalaupun ada, maka umumnya struktur kayu tersebut hanya dijumpai pada pembuatan  bangunan non-permanen. #. Maklum konstruksi kayu khan hanya mengandalkan kayu hasil tebangan hutan,

Contoh:Mata Kuliah Struktur Kayu hanya diberi sks sedikit (hanya 2 sks) karena alasannya jarang digunakan di lapangan. karena sks-nya sedikit maka tentu saja wajar jika lulusan sipil sekarang tidak terlalu menguasai kayu dibanding baja dan beton.

Padahal kalau anda mau tahu, di luar sana, di Kanada, Swedia, Jepang, Cina, Amerika Selatan, konstruksi kayu dan bambu berkembang pesat menuju era yang belum pernah ada di negeri ini. Kita ini sangat tertinggal

Kita wajib mengingat bahwa material kayu adalah material yang pertama-tama digunakan manusia untuk membangun rumah, ketika manusia pertama kali ingin hidup di luar goa dan tidak mau kena panas atau hujan. Kayu dipakai pertama kali karena material tersebut lebih ringan dibanding batu. Sedangkan beton dan baja baru diketemukan jauh hari kemudian.

Page 102: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

102

Gambar : Detail konstruksi kayu dengan teknik laminasi diTacoma - USA.

Page 103: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

103Gambar : Erection tahap pertama modul jembatan kayu laminasi

Page 104: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

104

Gambar : Pemasangan lantai precast tebal 13 Cm di atas jembatan kayu.

Gambar : Jembatan kayu sungai Rena, Norwegia, saat peresmian Agustus 2006

Page 105: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

105

Gambar : Jembatan Kayu Sungai Rena di Norwegia, bentang 45 m

Gambar : Penampang tengah jembatan kayu sungai Rena

Halaman: 152 s/d 160 dari Sumber : The Works of Wiryanto Dewobroto, Dr.Ir.MT

Page 106: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

106

Profil baja dengan web yang langsing,

r (=2550 /√ fy ), dikatogorikan sebagai balok pelat berdinding penuhג >( b/tw =) ג

Kuat lentur dan geser dari suatu balok pelat berdinding penuh sangat tergantung dari web Profil, web yang langsing akan menimbulkan beberapa hal sebagai berikut:

1.Tekuk akibat lentur pada bidang web, akan mengurangi efisiensi dari web untuk memikul momen lentur.

2. Tekuk pada flens tekan dalam arah vertikal akibat kurang kaku nya web.

3. Tekuk akibat geser.

Hal khusus yang dijumpai pada komponen struktur balok berdinding penuh (pelat girder),

Adalah adanya : pemasangan pengaku melintang ( stiffener )

Sambungan flens dan pengaku vertikal

Segmen las terputus-putustw

Page 107: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

107

10.2. Pembebanan Pada Jembatan.

Beban yang bekerja pada sebuah jembatan meliputi:

1. Beban Primer:

a. Beban Mati ( Dead load ).

b. Beban Hidup ( Live load ).

c. Beban Kejut.

d. Gaya Akibat Tekanan Tanah.

2. Beban Sekunder:

a. Beban Angin.

b, Beban Gempa (*).

c. Beban Rem & Traksi.

d. Beban Akibat Perbedaan Suhu.

e. Beban Akibat Rangkak dan Susut.

f. Beban Gesekan pada tumpuan-tumpuan bergerak (*).

(*) = Biasanya yang menentukan dan tergantung dari:

Bentang, bahan, sistem konstruksi, type jembatan dan keadaan lokasi/setembpat.

Page 108: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

108

3.Beban Khusus.a. Gaya Sentrifugal.b. Gaya Tumbuk pada Jembatan Layang.c. Gaya dan beban selama pelaksanaand. Gaya Aliran air dan tumbukan benda-benda hanyutan.

1.a. Beban Mati: - Berat sendiri dari sistem Lantai kendaraan, berat ini dapat dihitung dengan

tepat setelah kita tetapkan bagian2nya. - Pada bentang yang pendek, berat itu hanya merupakan bagian yang kecil

saja dari beban total seluruhnya.- Rumus-rumus pendekatan untuk: Jembatan Rangka

- g = 200 + 10.L (kg/m) atau

- g = ( 20 +3.L ) b (kg/m).

- Dimana:- L = Bentang Jembatan.- b = Lebar Jembatan.- g = Berat sendiri tanpa bracings dan sambungan.

Page 109: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

109

1.b.Beban Hidup / Bergerak.

Teoritis Direncanakan dg keadan beban yg betul-betul terjadi

Praktek Sulit karena Banyak macam kendaraan dan kondisisinyaSerta kemungkinan jenis kendaraan dimasa yg akan datang

Beban Standard = beban maxsimum normal yang mungkin terjadi

Beban:TMerupakan beban terpusat untuk :

Lantai Kendaraan( Ada Faktor Tekanan Dinamis)

Beban: DMerupakan beban jalur untuk:

Gelagar

Beban Terbagi Rata (UDL):q ( ton/m' )Per Jalur

Beban garis (KEL):P (ton/jalur lalu-lintas)

(Ada Faktor Tekanan Dinamis)

Page 110: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

110

Page 111: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

Muatan ”T” umumnya digunakan untuk Jembatan bentang pendek atau sistem lantai

kendaraan Jembatan, penyebaran muatan terlihat dalam gambra berikut:

111

Page 112: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

Beban Hidup (beban kendaraan)Menurut Bridge Management System 1992 (BMS’92),Semua beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan lalu lintas atau pejalan kaki yang dianggap berkerja pada Jembatan. Seluruh baban hidup, arah vertikal atau horizontal akibat aksi kendaran termasukhubungannya dengan pengaruh dinamis, tetapi tidak termasuk akibat tumbukan.Beban lalu lintas untuk perencanaan Jembatan terdiri atas beban lajur ”D” dan beban truk ”T”.Beban lajur ”D” bekerja pada seluruh lebar jalur kendaraan dan menimbulkan pengaruh pada Jembatan yang ekivalen dengan satu iring-iringan kendaraan yang sebenarnya. Jumlah beban lajur ”D” yang bekerja tergantung pada lebar jalur kendaraan itu sendiri, Secara umum beban ”D” akan menjadi beban penentu dalam perhitunganJembatan yang mempunyai bentang sedang sampai panjang, sedangkan beban . Beban lajur ”D” terdiri dari beban tersebar merata garis dan terbagi rata

Dalam perencanaan muatan D untuk suatu Jembatan berlaku ketentuan bahwa

apabila Jembatan tersebut mempunyai lebar lantai kenadaraan lebih dari 5,5m. Muatan D

sepenuhnya harus berlaku pada lebar jalur sebesar 5,5 m, sedangkan lebar selebihnya hanya

dibebani 50% dari muatan D tersebut, sebagaimana dijelaskan pada gambar berikut :

112

Dept Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga

Page 113: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

113

Beban pada Trotoir, Kerb & Sandaran ( PPPJJR-1987)1. Konstruksi trotoir diperhitungkan sebesar = 500 Kg/m². Kekuatan gelegar, karena pengaruh beban hidup pada trotoir di perhitung kan sebesar = 60 % x beban hidup trotoir.2. Kerb pada tepi lantai kendaraan diperhitungkan untuk menahan satu beban horisontal ke arah melintang Jembatan sebesar = 500Kg/m² beker ja pada puncak kerb atau pada ketinggian 25 Cm diatas permukaan lantai kendaraan apabila tinggi kerb > 25 Cm.3. Tekanan pada tiang sandaran dari trotoir adalah sebesar 100 Kg/m‘ yang bekerja pada tinggi 90 Cm diatas lantai trotoir.

1c. Beban Kejut.Akibat pengaruh-pengaruh getaran-getaran & akibat pengaruh-pengaruh : DINAMIS lainnnya, tegangan akibat beban GARIS ; P harus dikalikan dengan Koefisien Kejut. Sedangkan beban Merata : q & Beban : T , tidak dikalikan dengan Koefisien Kejut

Rumus Koefisien Kejut :

K = 1 + 20/(50 + L)

T = Dikalikan dengan faktor tekanan Dinamis / Koefisien Kejut( BMS 1992 )

\

Page 114: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

114

• Dimana : K = Koefisien Kejut.

• L = panjang bentang (m), ditentukan oleh tipe konstruksi

• jembatan ( keadaan statis ) dan kedudukan muatan garis P

• sesuai tabel : III (P3JJR tahun 1987)

Tipe Bangunan Atas

Kedudukan Beban Garis : P Bentang ( L )

Gelegar Menerus

L1

Gelegar Menerus

½ ( L1 + L2 )

Gelegar Menerus

L2

P P

L1 L2

P

L1 L2

P

L1 L2

Tabel.III

Page 115: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

115

1d. Gaya Akibat Tekanan Tanah.

Beban Kendaraan dibelakang bangunan penahan tanah diperhitungkan = muatan tanah : t = 60 Cm.

2a. Beban Angin.

1. Tekanan Angin sebesar 150 Kg/m² pada Jembatan ditinjau berdasarkan

beban angin horisontal terbagi rata pada bidang vertikal jembatan,

dalam arah tegak lurus sumbu memanjang jembatan.

2. Bidang vertikal : Beban hidup, ditetapkan sebagai suatau permukaan

bidang vertikal yang mempunyai tinggi menerus = 2 m di atas lantai

kendaraan.

3. Dalam menghitung jumlah luas bagian-bagian sisi jembatan yang

terkena angin adalah sebagai berikut:

a. Keadaan tanpa beban hidup:

a1. Jembatan Gelegar Penuh/Dinding Penuh.

- Angin : Tekan = 100% Luas Bidang.

- Angin : Isap = 50% Luas Bidang.

Page 116: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

116

a2. Jembatan Rangka.

- Angin Tekan = 30% Luas Bidang.- Angin Isap = 15 % Luas Bidang.

b. Keadaan Dengan Beban hidup.

b1. Untuk Jembatan diambil sebesar 50% terhadap luas bidang menurut ( 2a.3.a1. dan 2a.3.a2 ).b2. Untuk beban hidup diambil sebesar 100% luas bidang sisi yang langsung terkena angin.

c. Jembatan menerus, di atas lebih dari 2 perletakan untuk perletakan tetap perlu diperhitungkan beban angin dalam arah longitudinal Jembatan yang terjadi bersamaan dengan beban angin yang sama besar dalam arah lateral jebatan, dengan beban angin masing-masing sebesar 40 % terhadap luas bidang menurut keadaan ( 2a.3.a dan 2a.3.b )

Page 117: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

10.3. Jembatan lalu-lintas di Atas dan lalu-lintas di bawah

Jembatan Lalu- lintas di Atas /Jembatan Layang ( Fly Over ).

Apabila Jembatan tersebut melengkung/tidak lurus pembebanan yang dihitung sama seperti pada jembatan pada umumnya dan ada tambahan pembebanan lain akibat beban khusus adalah :sebagai berikut :

1. Gaya Sentrifugal2. Gaya Tumbuk pada Jembatan Layang.3. Gaya dan beban selama pelaksanaan

Contoh- contoh Jembatan Layang dari yang sederhana s/d yang rumit.

117

Page 118: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

118

Gambar: Rencana Jalan Tol Tengah Kota yg jadi wacana di Kota Surabaya (berupa Jembatan Layang)

Page 119: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

119

Page 120: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

120

Page 121: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

121

Page 122: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

122

Page 123: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

123

Exspansion joint Lepas Karena Susut nya Beton di Jalan

Layang kota Bandung

Jembatan Layang Yang dapat

Digerak kan di Belanda

Page 124: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

124

Jembatan layang di Jakarta

Page 125: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

125Jembatan Layang Tingkat : 6

Page 126: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

126Jembatan Layang Tingkat : 8

Halaman: 172 s/d 181 dari Sumber : Anonim, Google

Page 127: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

127

11.Komponen - komponen Jembatan.

Komponen Jembatan yang mendukung/menahan lantai kendaraan sbb :

- Balok melintang ( Cross Girder ) atau dengan istilah lain: Floor Beam

- Balok Induk ( Main Girder )

Sedangkan untuk Menahan tekanan angin arah transversal ( arah melintang ) adalah batang/profil baja Ikatan Angin, tekanan angin arah memanjang tidak diperhitungkan.

Ikatan Angin dipasang sebagai : ikatan angin atas (Top Lateral ), untuk ikatan angin bawah ( Bottom Lateral ) jarang dipergunakan/dipasang.

Untuk Cross Girder dan Main Girder yang menahan Lantai Kendaraan dari Pelat Beton Bertulang WAJIB di hitung dengan metode : Balok Komposit

Untuk menyatukan dan menahan geser antara pelat beton sebagai lantai kendaraan dengan balok melintang dan balok induk adalah dengan : Shear Connector ( dari hasil perhitungan ).

Page 128: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

• Main Girder dan Cross Girder ; sebagai balok yang dibentuk dari gabungan pelat-pelat yang disambung dengan Las, Baut Mutu Tinggi, atau Paku Keling dihitung dari beberapa aspek perhitungan peninjauan. 128

Gambar : Pemasangan Shear Connector Type Stud(Paku) pada Sayap(Flens) Propil Baja yang memakai Dek Baja Bergelombang

Page 129: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

129

Proses akhir desain adalah menyambungkan bagian-bagian dari suatu balok pelat berdinding penuh dengan menggunakan alat sambung Las. Secara umum proses desain suatu balok berdinding penuh adalah sebagai berikut:

1. Tentukan tinggi dari balok pelat berdinding penuh, secara praktis

sepertihalnya pada desain balok biasa, maka dari balok pelat

berdinding

penuh dapat diambil 1/10 – 1/12 dari panjang bentang.

2. Tentukan ukuran Web, tinggi web dapat ditentukan dengan cara

mengurangi tinggi total balok pelat berdinding penuh dengan dua kali

tebal flens, tentunya tebal flens harus ditentukan dahulu. Selanjutnya

tebal web ditentukan dari batasan-batasan berikut:

Untuk : a/h > 1,50.

h / tw = 95000 / √ fyf ( fyf + 115 ).

Untuk : a/h ≤ 1,50

h / tw = 5250 / √ fyf

Page 130: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

PT.Krakatau Steel ( KS) adalah produsen baja, posisinya di hulu. (seperti PabrikPembuat Tepung Terigu), sedangkan

PT. Cigading Habeam Centtre (CHC) adalah Pabrik pengguna baja, posisinya di hilir. (seperti Pabrik Pembuat Roti)  

130

Page 131: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

131

Page 132: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

132

Page 133: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

133

Page 134: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

134

Page 135: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

135

Page 136: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

136

Page 137: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

137Halaman: 185 s/d 192 dari Sumber : The Works of Wiryanto Dewobroto, Dr.Ir.MT

Page 138: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

138

3. Tentukan ukuran dari flens, ukuran dari flens dapat ditentukan berdasarkan momen yang bekerja pada balok pelat berdinding penuh. Prosedur penentuan ukuran flens dilakukan dengan menghitung dahulu nilai momen inersia balok pelat berdinding penuh.

Ix = I web + I flens.

4. Periksa kuat momen dari penampang yang sudah ada.

5. Periksa kuat gesernya, juga tentukan jarak antar pengaku vertikal.

6. Periksa Interaksi geser- lentur.

7. Periksa kekuatan web terhadap gaya tumpu yang bekerja, rencanakan pula

pengaku penahan gaya tumpu jika diperlukan.

8. Rencanakan sambungan – sambungan yang diperlukan.

Page 139: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

139

12.SAMBUNGAN PADA GIRDER.12.1. Macam-macam Alat Sambungnya dari Balok Pelat Berdinding Penuh(Pelat Girder):

a.Paku Keling.

b.Baut Mutu Normal (A307) dan Baut Mutu Tinggi (tipe A.325 dan A.490 dari

Standar :ASTM).

c. Las.

- Baut Mutu Tinggi menggeser penggunaan paku keling sebagai alat pengencang,

karena beberapa kelebihan/keuntungan yang dimilikinya dibandingkan paku keling:

1.Jumlah tenaga kerja yang lebih sedikit.

2.Kemampuan menerima gaya yang lebih besar.

3.Secara keseluruhan dapat menghemat biaya konstruksi.

Baut Mutu Tinggi : A.325 memiliki kuat leleh = 560 – 630 MPa.

Baut Mutu Tinggi : A.490 memiliki kuat leleh = 790 – 900 MPa. ( tergantung pada Ø )

Diameter Baut Mutu Tinggi ½ - 1½ in.

Untuk Struktur Bangunan Gedung Ø 3/4 dan 7/8 in.

Untuk Struktur Jembatan Ø 7/8 – 1. in.

Luas daerah tegangan tarik (As)

db = diameter nominal baut.

n = jumlah ulir per mm

29743,0

4

ndA bs

Page 140: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

140

Cara Memasang Baut:- Baut mutu normal : dipasang kencang dengan tangan.- Baut mutu tinggi : mula-mula dipasang kencang dengan tangan, dan kemudian diikuti ½ putaran lagi ( turn-of-the-nut method )

Tabel : Tipe – tipe baut dengan diameter tahan terhadap beban (Proof load)

Tipe Baut Diameter (mm) Proof Strees (MPa) Kuat Tarik Min (MPa)

A.307 (mutu normal) 6.35 - 104 - 60

A.325 (mutu tinggi) 12.7 – 25.4 585 825

28.6 - 38.1 510 725 -

A.490 (mutu tinggi) 12.7 – 38.1 825 1035

Page 141: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

141

Baut mutu tinggi yang cocok untuk mekanisme slip kritis, untuk struktur jembatan atau struktur yang beresiko terhadap fatique adalah baut yang memenuhi spesikasi berikut :

Amerika – ASTM A325, A490 (Imperial atau metric) British – BS 4395 Jepang – JIS 1186 (misalnya grade F 10) Australia – AU 1252

Sedangkan baut mutu tinggi yang hanya cocok untuk mekanisme bearing, biasa dipakai pada gedung adalah baut yang memenuhi spesifikasi:

BS 36 DIN 931, 933 DIN 6914/15 BS 4190 JIS G4105

Jadi dari beberapa gambar baut mutu tinggi berikut, yang sepintas bentuknya sama, ternyata hanya dua yang dapat digunakan untuk baut jembatan.

Macam baut mutu tinggi, tetapi kinerja bisa beda-beda. (dapat dilihat pada Gambar Berikut)

Page 142: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

Gambar Macam-macam Baut Mutu Tingi:

- Untuk Jembatan

1). ASTM:A.325/A.563 dan

2). BS.4395

- Sedangkan yang untuk Bangunan Gedung adalah:

142

Page 143: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

143Baut Mutu Tinggi Mengalami : Putus Akibat

PRETENSIONINGKerusakan Ulir (Threads)

Page 144: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

144

Sesuai : Persyaratan LRFD, sambungan dengan Baut ada 3 peninjauan :1,Tahanan terhadap Geser Baut.2.Tahanan terhadap Tarik Baut.3. Tahanan terhadap Tumpu Baut.

Sambungan Baut yang menerima Beban Momen maupun Beban Konsentris ataupun disebut : Geser Eksentris, dalam mendesain sambungan nya dapat dilakukan 2 (dua) cara:

1. Analisa elastik : - yang mengasumsikan tak ada gesekan antara pelat yang kaku dan alat pengencang yang elastik.

- didasarkan pada konsep mekanika bahansederhana.2. AnalisaPlastis : - yang mengasumsikan bahwa kelompok alat

pengencang dengan beban eksentris P berputar terhadap pusat rotasi dan deformasi di setiap alat penyambung, sebanding dengan jaraknya dari

pusatrotasi.

- cara ini dianggap lebih rasional dibandingkan dengan

cara elastik

Page 145: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

145

Sambungan Las.

Melalui banyak penelitian tentang las, belakangan las mulai banyak digunakan

dalam bidang Konstruksi.

Hal ini karena , proses penyambungan dengan las memberikan beberapa

Keuntungan, yakni :

1. Dari segi ekonomi, harga konstruksi dengan menggunakan las lebih

murah dibandingkan dengan pemakaian baut dan paku keling, hal ini

dikarenakan pemakai pelat-pelat sambungan maupun pelat buhul dapat

dikurangi.

Pada jembatan rangka bahkan dapat mengurangi berat baja hingga 15%.

jika dipakai sambungan las.

2. Pada beberapa jenis elemen struktur tertentu, tidak mungkin memakai

baut atau paku keling untuk sambungannya, seperti pada kolom bundar.

3. Struktur yang disambung dengan las akan lebih kaku daripada baut atau

paku keling.

4. Kompomen struktur dapat disambung secara kontinu.

5. Mudah dalam membuat perubahan desain dalam struktur.

6. Tingkat kebisingan dalam pekerjaan las lebih rendah daripada baut/keling.

Page 146: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

• Kembali ke las. Teknik pengelasan tidak gampang, dan sayangnya hal itu tidak dipelajari di jurusan teknik sipil, yang diberikan di mata kuliah struktur baja umumnya hanya bagaimanan menghitung tebal las agar kapasitas nominal sambungna lebih besar dibanding kebutuhannya. Mungkin karena ketidak-tahuannya tentang las tersebutlah yang melatar belakangi mengapa pakar dari pemerintah tersebut merasa apriori dengan sambungan las.

• Tapi bagi yang sehari-harinya berkutat dengan las, maka jelas mereka dapat dengan yakin sekali menyatakan seperti yang dinyatakan, bahwa las secara teori dan juga praktek (kata orang ahli di PT. CHC) adalah sistem sambungan yang paling ideal untuk material baja.

• Untuk mewujudkan suatu sambungan las yang sekuat profil maka PT. CHC mempunyai berbagai teknologi las, seperti misalnya :

• Shield Metal Arc Welding (SMAW)• Gas Metal Arc Welding (GMAW)• Flux Core Arc Welding (FCAW)• Submerged Arc Welding (SAW)• Menurut Mr. S. Kanki, ke empat sistem tersebut dipakai sesuai dengan kebutuhan,

semuanya jika digunakan dengan tepat dan baik dapat menghasilkan sambungan sekuat profil,

146

Page 147: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

147

Jenis Sambungan Las:

1. Sambungan sebidang.

2. Sambungan lewatan.

3. Sambungan Tegak.

4. Sambungan Sudut.

5. Sambungan Sisi.

Jenis-Jenis Las :

1. Las Tumpul.

2. Las Sudut.

3. Las Baji dan Pasak.

Sambungan Pada Konstruksi Jembatan Dinding Penuh, pada umumnya

Yang disambung adalah :

1. Sambungan Balok Induk dengan Balok Anak atau Main Girder dengan Cross Girder.

2. Sambungan Balok dengan Balok (Balok induk dengan Balok Induk) / (Balok Melintang dengan Balok Melintang )

Page 148: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

148

Page 149: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

149

13. JEMBATAN RANGKA BAJA.13.1. Perkembangan Jembatan di Indonesia.

Prospek perkembangan pembangunan Jembatan dalam era otonomi di RI semakin baik dan meningkat.

Tidak sekedar alat penghubung, tetapi dapat pula menjadi ikon Daerah tsb.

Prinsip Dasar Standarisasi Jembatan :1. Produk Konstruksi Jembatan yang aman & berkualitas(adanya jaminan mutu konstruksi)

2. Mudah & siap dipasang di segala tempat dengan resiko yang minimal.

3. Pembagian biaya konstruksi dengan pemerintah pusat.

Alasannya: - Sungai di Indonesia kecil-kecil.

- 2 % Jembatan yang melintasi Sungai-sungai besar ( > 100 m ).

Jembatan di indonesia & Populasinya : - Terdapat 89.000 buah Jembatan (=1050 Km).

- 60.000 buah Jembatan (=550 Km) di Ruas Jalan Kabupaten /Kota.

- 29.000 buah Jembatan (=500 Km) di Ruas Nasional & Provinsi.

Program Pengembangan Jembatan di Indonesia :

- Dimulai Pelita I s/d VI.

- Prioritas peningkatan pelayanan ruas jalan Nasional & Provinsi.

- Saat ini lebih dari 29.000 buah Jembatan (=500Km) telah terbangun ±16.500 buah Jembatan (=316,2 Km) Jembatan pada Ruas Nasional.

- Didominasi oleh Jembatan Standart, terutama Jembatan Rangka Baja(Belanda, Australia, Austria, Kanada, Inggris, Spanyol, & Jembatan Lokal ).

- Jembatan Komposit.

- Jembatan Gelagar Beton Bertulang.

Page 150: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

150

1. Bentang

Bentang Persentase Panjang

0-20 78% 390 km

20-30 9% 45 km

30-60 9% 45 km

60-100 2% 10 km

> 100 2% 10 km

Kondisi Persentase Panjang

0 46% 230 km

1 22% 110 km

2 15% 75 km

3 8% 40 km

4 6% 30 km

5 3% 15 km

2. Kondisi

Keterangan:Kondisi = 0, berarti belum ada kerusakanAtau 100% kondisi baik,

Perkembangan Jembatan Bentang Panjang di Indonesia

1996 Membramo (235 m) 1st generation1997 Barito (240 m) 1st generation1998 Mahakam II (270 m) 1st generation1998 Batam-Tonton (350 m)  2nd generation cable-stayed(?) Bali Strait 2100 m 3rd generation or 4rd generation (?) Sunda Strait > 3000 m 3rd generation or 4rd generation

Page 151: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

151

3. Distribusi Jembatan Berdasarkan Tipe Bangunan Atas

No Jenis Panjang Jumlah

Jembatan km % Buah %

1 Culvert 20.6 7 2.823 17

2 Gelagar 164.4 51 11.384 69

3 Rangka 100.5 32 1.589 10

4 Lain-lain 30.7 10 791 5

316.2 100 16.587 100

4. Distribusi Jembatan Berdasarkan Tahun Bangun

No Tahun Panjang Jumlah

km % Buah %

1 <1970 50.4 16 3.388 20

2 1970-1980 54.9 17 3.910 24

3 1980-1990 86.1 27 4.508 27

4 1990-2000 112.7 36 4.481 27

5 > 2000 11.8 4 300 2

316.2 100 16.587 100

Page 152: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

152

5. Jenis Material

Material Persentase

Panjang

Concrete 36% 180 km

Steel 46% 230 km

Others 18% 90 km

6. Beton

Beton Persentase

Gelagar Pratekan 5,0 %

Gelagar Beton Bertulang

49,4 %

Pelat Pratekan 0,7 %

Pelat Beton Bertulang

38,4 %

Pelengkung Beton 6,4 %

Lain-lain 0,1 %

Page 153: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

153

PEKEMBANGAN PEMBANGUNAN JEMBATAN

A. Jembatan Standar di Indonesia

Jenis bangunan atas jembatan di Indonesia terdiri dari :• Box Culvert, • Jembatan Flat Slab, • Gelagar Beton T, • Gelagar Pratekan I, • Rangka Baja dari beberapa sumber yaitu:

• Belanda (Warren Truss), • Australia, • Austria, • Canada, • UK yang dikenal dengan Callender Hamilton, • Spanyol dan • dari fabrikator local selain juga jembatan Gantung dan Cable Stayed • dengan populasi yang tidak banyak.

Bangunan jembatan yang ada didominasi oleh jembatan standar. Itu wajar karena memang menjadi salah satu strategi dari PU dalam mengembangkan infrastruktur

jalansebagaimana telah diungkapkan didepan.

                                                                        

                                                                         

Callender - Hamilton :Callender Hamilton, United Kingdom ( 55m ).Dutch - Bridge :Warren Truss, Dutch ( 55m )

                                                                         

Page 154: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

154

B. Jembatan Non-Standar di Indonesia

No.

Nama Jembatan ProvinsiBentang Utama

(m)Total Bentang

(m)Tahun Bangun

1 Box Beton Menerus

Rantau Berangin Riau 121 200 1972 – 1974

Rajamandala Jabar 132 222 1972 – 1979

Serayu Kesugihan Jateng 128 274 1978 – 1985

Mojokerto Jatim 62 230 1975 – 1977

Arakundo Aceh 96 210 1987 – 1990

Tonton-Nipah Riau 160 420 1995- 1998

Setoko-Rempang Riau 145 365 1994 – 1997

Siti Nurbaya Sumbar 76 156 1995-2002

Tukat Bangkung Bali 120 240 2006

Teluk Efil Sumsel 104 208 2006

2 Gelagar Baja Menerus

Ampera Sumsel 75 354 1962–1965

Danau Bingkuang Riau 120 200 1968 – 1970

Page 155: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

155

3 Pelengkung Beton

Rempang-Galang Riau 245 385 1995-1998

Serayu Cindaga Jateng 90 90 1993-1998

Besok Koboan Jatim 80 125 2000

Bajulmati Jatim 60 90 2007

Kelok-9 Sumbar 90 945 Construction

4 Pelengkung Baja

Kahayan Kalteng 150 150 1995 – 2000

Martadipura Kaltim 200 560 2004

Rumbai Jaya Riau 150 780 2003

Rumpiang Kalsel 200 754 2008

Batang Hari I Jambi 150 804 Dec 2008

Teluk Mesjid Riau 250 1500 Dec 2008

Siak III Riau 120 520 Construction

5 Suspension / Cablestayed

Memberamo Papua 235 1996

Barito Kalsel 240 1997

Batam-Tonton Kepri 350 1998

Pasupati Jabar 106 161 1999

Mahakam II Kaltim 270 710 2001

Mahkota II Kaltim 370 1388 Construction

Suramadu Jatim 434 5380 Apr 2009

Page 156: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

156

Type Jembatan Baja:

1. Jembatan Balok 1 (Gambar:1a&1b)&JembatanBerdinding Penuh/PlateGirder(Gambar: 1c) 2. Jembatan Pekerjaan Vak / Vak Work (Gambar: 2a s / d 2 i )

3. Jembatan Lengkung. (Gambar : 3 a s / d 3 d).

4. Jembatan Gantung / Suspension Bridge (Gambar: 4 a dan 4 b)

Page 157: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

157

Gambar : 1 ( 1 a . Gelagar Paralel: I / WF atau 1 c . Gelagar Paralel Pelat )

A

A

Pot : A – A ( Profil.I / WF )

Pot : A –A ( Plate Girder)

H = s/d 900 mm

H = 1000 mms / d 3000 mm

Page 158: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

158Batang/Balok Diagonal Plate GirderPengaku Melintang

Page 159: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

159Batang/Balok Diafragma

Page 160: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

160

Page 161: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

.

13.2. Type Jembatan Rangka Baja

Jembatan rangka (truss bridges) memiliki tipe yang cukup banyak dan telah berkembang sejak lama.

- Jembatan rangka biasanya terbuat dari bahan baja yang dibuat dengan menyambung beberapa batang dengan las atau baut yang membentuk pola-pola segitiga sehingga pada batang hanya akan timbul gaya batang tekan atau tarik.

- Ada beberapa tipe jembatan rangka (truss bridges) yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut dan dapat dilihat pada Gambar dibawah.

1. Tipe Pratt truss2. Tipe Parker Pratt truss3. Tipe Baltimore Pratt truss4. Tipe Pennsylvania-petit Pratt truss5. Tipe Warren truss6. Tipe subdivided Warren truss7. Tipe Howe truss8. Tipe Witchert truss9. Tipe cantilever through top truss10. Tipe cantilever through top and bottom truss

161

Page 162: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

162

Page 163: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

163

Gambar: 1 b Gelagar Pembagi Empat (Dari Bahan:Gelagar Balok beton/Baja)

Page 164: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

164

Gambar : 2 a Gelagar Jajar

Gambar : 2b . Gelagar Trapisium

Page 165: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

165

Gambar: 2c . Gelagar Parbola

Gambar: 2d. Gelagar Setengah Parabola

Page 166: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

166

Gambar : 2e . Gelagar Trapisium

Gambar: 2f . Gelagar Parbola

Page 167: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

167Penambatan Melintang ( Cross Bracing )Batang Diagonal

Page 168: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

168

Page 169: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

169

Page 170: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

170

Page 171: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

171Penambatan Melintang ( Cross Bracing )

Page 172: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

172Penambatan Melintang ( Cross Bracing )

Page 173: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

173

Ikatan Angin Bawah (Bottom Lateral) Tidak Ada

Page 174: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

174

Page 175: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

175

Page 176: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

176

Page 177: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

177

Page 178: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

178

Page 179: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

179

Penambatan Melintang ( Cross Bracing )

Balok Melintang

Top Lateral (Ikatan Angin Atas)

Page 180: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

180Ikatan Angin Bawah ( Bottom Lateral )

Page 181: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

181

Gambar; 2g Gelagar Setengah Parabola

Gambar: 2h Gelagar Belah Ketupat

Page 182: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

182

Gambar: 2 I , Gelagar Berbentuk Ikan

Gambar: 3 a.Jembatan Lengkung Yang Di Perteguh Atau Jembatan Langerse

Page 183: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

183

Gambar: 3 b. Jembatan Busur Berlantai Kendaraan Rendah

Gambar: 3 c. Jembatan Busur Berlantai Kendaran Terbenam

Page 184: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

184

Gambar: 3 d.Jembatan Busur Berlantai Kendaraan Tinggi

Gambar: 4 a.Jembatan Gantung

Page 185: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

185

Gambar: 4 b.Jembatan Gantung

Jembatan ditijau dari Lantai Kendaraan dari Fihak Gelagar Induknya :

1. Lantai Kendaraan Terletak Tinggi ( Gambar: I )2. Lantai Kendaraan Terletak Rendah ( Gambar: II. A & II. B)3. Lantai Kendaraan Terletak Terbenam ( Gambar: III .A & III . B)

Bangunan atas Jembatan Gantung.Jembatan gantung terdiri dari Rangka Pengaku (Stiffening Truss) tipe Warren Truss (vertikal dan diagonal) dan lantai beton bertulang.Tower dibuat dari beton pratekan prategang sesuai ketentuan yang berlaku (kadangkala tower dibuat dari konstruksi baja), dan pemilihan bentuk serta tinggi selain berdasarkan kekuatan dan stabilitas juga harus mempertimbangkan estetika.

Kabel mempunyai bentuk parabolic dengan ratio kedalaman dari kabel utama dan camber harus ditentukan sesuai kebutuhan kekuatan, stabilitas serta estetika. Kabel dan penggantung harus digalvanisir (fully galvanized) sesuai ketentuan

Page 186: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

JEMBATAN CABLE STAYED (KABEL CANCANG)Suspension bridge atau ” (jembatan Gantung) “ terbagi dalam dua macam disain yang berbeda yaitu:

1).“Cable Stayed Bridge” (Jembatan Kabel Cancang) yang berbentuk “A”, dan 2). yang berbentuk “M”

Jembatan cable stayed tidak memerlukan dua tower dan empat angker seperti jembatan gantung, namun kabel tersebut ditarik dari struktur jalur jalan ke tower tunggal (pylon) untuk diikat dan

ditegangkan

186

Gambar : Jembatan Cable Stayed (bentuk:A)

Page 187: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

JEMBATAN SUSPENSION (JEMBATAN GANTUNG)Jembatan gantung merupakan suatu kabel yang melintas diatas sungai atau laut dengan lantai

jembatan (struktur jalur jalan) digantung pada kabel tersebut. Umumnya jembatan kabel yang modern mempunyai dua tower yang tinggi sebagai tempat kabel

dikaitkan/ditumpangkan, artinya tower tersebut merupakan penyangga dari berat struktur jalur jalan tersebut.

187

Gambar : Suspension Bridge (bentuk:M)

Page 188: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

188

Lantai Kendaraan atas

Penambatan Memanjang(Lateral Bracing)

Penambatan Melintang(Cross Bracing)

Gambar: I (Tinggi)

Lantai Kendaraan Atas

Gambar: II.A (Rendah)

H

H

Page 189: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

189

H

Lantai Kendaraan Atas

Gambar: II.B (Rendah)

Page 190: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

190

Gambar: III . A (Terbenam)

Gambar: III .B (Terbenam)

Lantai Kendaraan Atas

Lantai Kendaraan Atas

H

H

Page 191: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

191

Balok Induk

Potongan Melintang Jembatan

Page 192: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

192

H=6.50m

6,25 mx 8 = 50.00 m

U0

L0

U1

Li

U8

L8

6,25 m 6,25 m

Balok IndukRangka Batang

Page 193: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

193Tampang/Potongan Memanjang Jembatan

Page 194: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

194

Trotoir Dalam Arah Melintang

Page 195: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

195

Page 196: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

196

13.3. Pembebanan pada Jembatan Rangka Baja

Page 197: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

197

Page 198: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

198

H=6.50m

6,25 mx 8 = 50.00 m

U0

L0

U1

Li

U8

L8

6,25 m 6,25 m

Balok IndukRangka Batang Menerima Beban Mati (Dead Load)½ P P P P

P P P P½ P

Page 199: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

199

H=6.50m

6,25 mx 8 = 50.00 m

U0

L0

U1

L1

U8

L8

6,25 m 6,25 m

Balok IndukRangka Batang Menerima Beban Hidup (Live Load)

1 Ton

Beban : 1 Ton di L2

Dan Seterusnya Beban : 1 Ton di L1, L3, L4

L4L2 L5

U2 U3 U4 U5

L3

Page 200: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

200

Page 201: Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012

201