33
Kliping Seni Rupa Terapan Keramik Disusun oleh: Nama Sekolah Tahun

Kliping seni rupa terapan keramik

  • Upload
    eko-san

  • View
    90.115

  • Download
    69

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kliping seni rupa terapan keramik. Semoga bermanfaat.

Citation preview

KlipingSeni Rupa Terapan Keramik

Disusun oleh:

Nama

SekolahTahun

iii

Daftar Isi

Daftar Isi ....................................................................................................................iiiBagian 1: Pengertian Seni Rupa Terapan ...............................................................1

Jenis-jenis Karya Seni Terapan ...............................................................................1Kategori Seni Rupa Terapan ...................................................................................2

Bagian 2: Pengertian Keramik..................................................................................5Sejarah Keramik ......................................................................................................6Keramik Tradisional Vs Keramik Halus (Fine Ceramics) .........................................8Sifat-sifat Keramik....................................................................................................8Keramik Vs Gerabah................................................................................................8Jenis-jenis Keramik Menurut Bahan Baku yang Digunakan ..................................10

Bagian 3: Seni Rupa Keramik.................................................................................17Sejarah dan Perkembangan Seni Rupa Keramik ..................................................17Sentra Kerajinan Keramik Indonesia .....................................................................25

Referensi ..................................................................................................................29

1

Bagian 1Pengertian Seni Rupa Terapan

Seni terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuatuntuk memenuhi kebutuhan praktis. Contoh seni terapan yaitu arsitektur, poster,keramik, baju, sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktorkegunaan lebih diutamakan daripada faktor keindahan atau artistiknya.

Membuat karya seni terapan tampak lebih sulit dibandingkan karya seni murni.Hal itu mungkin karena membuat karya seni murni terasa lebih bebas dibandingmembuat karya seni terapan karena tidak memperhitungkan fungsi. Akan tetapisering pula terjadi sebaliknya, melukis bisa lebih sulit daripada membuat rumahtinggal.

Seni rupa terapan juga bisa diartikan sebagai hasil karya seni rupa yang diguna-kan dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai fungsi atau manfaat. Fungsi karyaseni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi praktis.

Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tentang rasakeindahan. Misalnya lukisan, patung, dan benda hias. Fungsi praktis adalah untukmemenuhi kebutuhan hidup manusia akan benda pakai. Misalnya vas bunga, kursiukir, dan bingkai foto.

Jenis-jenis Karya Seni TerapanKarya seni rupa terapan dibedakan menjadi tiga, yaitu hasil karya ukiran, hasil

karya patung, dan hasil karya batik.1. Menurut hasil karya ukiran, contoh benda-bendanya adalah ukiran kayu dari

Jepara dan ukiran kayu dari Bali.2. Menurut hasil karya patung, contoh benda-bendanya adalah patung kayu dari

suku Asmat, patung batu Pangeran Diponegoro, dan Patung kayu dari Bali.3. Menurut hasil karya batik, contoh benda-bendanya adalah baju, sprei, kain, gor-

den, kebaya, dll .

2

Contoh karya seni rupa terapan

Aneka macam guci buatan sentra kerajinan Kasongan, Jogjakarta

Kategori Seni Rupa TerapanKarya seni rupa terapan dikategorikan atas desain dan kerajinan.

1. DesainDalam kesenirupaan, desain dapat berarti karya sekaligus rancangan karya rupaberikutnya. desain bisa berupa sketsa. Karya desain dibutuhkan ketelitian danperhitungan yang sistematis agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berba-gai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran,brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini,proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga munculistilah "perancangan proses".

3

Karya desain dalam seni rupa bisa berupa: desain arsitektur, desain interior-eksterior, desain produk, desain pakaian, desain produk, desain grafis, desain in-terface/tampilan sebuah web, desain iklan visual, dan karya rancangan visuallainnya.

2. KerajinanKerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan (tangan) atau kegiatan yangberkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinantangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan. Dari kera-jinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai.Arti yang lain ialah usaha yang berterusan penuh semangat ketekunan, kecekalan,kegigihan, dedikasi dan berdaya maju dalam melakukan sesuatu perkara.Dan perlu kita cermati juga bahwa keunikan karya kerajinan bernilai lebih di-bandingkan fungsinya.Secara singkat kerajinan merupakan karya rupa terapan yang sebagian besarberupa benda hias di mana dalam proses pembuatannya dibutuhkan ketrampilantangan.

5

Bagian 2Pengertian Keramik

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani, keramikos, yang artinya suatubentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.

Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatuhasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar,seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semuakeramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup se-mua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).

Keramik Kasongan, Jogjakarta

6

Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia di-bandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard,ball clay, kwarsa, kaolin, dan air.

Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia danmineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungangeologi di mana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengansedikit elektron-elektron bebas.

Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahankeramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktorpanas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku.Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatantariknya.

Sejarah KeramikBarang tanah liat pertama kali dibuat di kepulauan Jepang sekitar 13.000 tahun

yang lalu. Periuk besar dan dalam yang digunakan untuk merebus adalah yang palingumum. Tanah liatnya dihias dengan menggiling atau menekan tali berkepang padapermukaannya. Karena pola tali inilah, barang tanah liat dari jaman ini disebut de-ngan jomon doki (jo = tali; mon = pola; doki = barang tanah liat). Sekitar 5000 tahunyang lalu, selama jaman Jomon, beberapa desain yang sangat dinamis muncul, ter-masuk ornamen ombak pada bibir periuk dan pola-pola aneh yang menutupi setiapbagian luarnya.

Pada jaman Yayoi berikutnya, penanaman padi dan jenis tembikar baru diperke-nalkan dari semenanjung Korea. Tembikar Yayoi merupakan bagian dari kehidupansehari-hari, digunakan terutama banyak untuk penyimpanan, memasak dan makan.Tembikar jenis ini tidak semeriah barang tembikar Jomon, dan warnanya yang mudamenciptakan kesan lembut.

Sekitar awal abad ke-5, terjadi perubahan besar ketika teknik baru memasukiJepang dari semenanjung Korea. Sebelumnya, tanah liat dibakar di api unggun,tetapi jenis tembikar baru, yang disebut dengan tembikar Sueki, dibakar dengan suhutinggi di dalam tempat pembakaran dengan cerobong (terowongan) yang dibangunloreng. Tembikar Sueki adalah tembikar yang sebenarnya.

Sekitar pertengahan abad ke-7, para pengrajin tembikar Jepang pergi untukmempelajari teknik-teknik Korea dan Cina, dan belajar cara menggunakan glasir danmembakar tanah liat dengan suhu yang cukup rendah. Beberapa glasir dari sini ber-warna hijau tua, sedangkan barang Nara Sansai menonjol dengan tiga warna, sering-kali berwarna merah, kuning, dan hijau. Akan tetapi, barang-barang ini digunakanhanya di istana, keluarga bangsawan, dan kuil-kuil, dan sekitar abad ke-11 tidakdibuat lagi.

Kemajuan yang diperoleh tembikar Sueki menyebabkan pembangunan tempat-tempat pembakaran di banyak bagian di Jepang. Tidak lama kemudian, para peng-rajin menemukan bahwa abu kayu di dalam tempat pembakaran yang panas bereaksidengan tanah liat sehingga menciptakan glasir alami. Hal ini mendorong mereka

7

untuk menaburkan abu dari tanaman yang dibakar secara sengaja ke atas tanah liatsebelum dibakar.

Teknik glasir abu alami ini pertama sekali dilakukan di tempat pembakaranSanage di propinsi Owari (sebelah barat daya propinsi Aichi sekarang). TembikarSueki di jaman pertengahan menjadi pondasi untuk teknik-teknik baru dan men-jamurnya pembangunan tempat pembakaran.

Enam kota tempat tembikar bersejarah di Jepang yakni Seto, Tokoname,Echizen, Shigaraki, Tanba dan Bizen dimulai pada masa ini, dan tempat pembakaranmereka masih berproduksi. Hampir semuanya membuat gerabah yang terlihat alami.Hasil produksi mereka kebanyakan guci besar, jambangan besar dan periuk. Sampaisekitar abad ke-16, Seto adalah satu-satunya tempat di Jepang yang terus mempro-duksi tembikar berglasir.

Salah satu toko kerajinan keramik di Korea

Perang saudara yang melanda seluruh negeri Jepang pada jaman Warring States(1467-1568), dan para pengrajin di Seto pergi ke utara ke daerah pegunungan menujuMino (kini propinsi Gifu bagian selatan). Di sana mereka memelopori gaya baru unikJepang, yang terbaik adalah tembikar Kiseto, Setoguro, Shino, dan Oribe. Sekitarpada saat inilah upacara minum teh mulai menarik perhatian. Kebiasaan minum tehberasal dari China pada akhir abad ke-12, dan pada abad ke-16 telah menjadi kebi-asaan untuk mengadakan acara yang berfokus pada upacara penyajian teh.

8

Dengan mulainya jaman Momoyama (akhir tahun 1500-an) berakhirlah perangsaudara, penggabungan Jepang, dan penyempurnaan upacara minum teh. Ini adalahsaat transformasi untuk barang tembikar Jepang.

Toyotomi Hideyoshi memulai kampanye militer di semenanjung Korea, dan halini menciptakan kesempatan bagi para samurai menyenangi upacara minum teh un-tuk membawa pengrajin tembikar Korea ke Jepang dan menyuruh mereka memba-ngun tempat pembakaran. Banyak pusat produksi baru termasuk Karatsu, Hagi,Agano, Takatori dan Satsuma didirikan di bagian-bagian yang berlainan di Kyushu.

Keramik Tradisional Vs Keramik Halus (Fine Ceramics)Pada prinsipnya keramik terbagi atas dua jenis, yaitu keramik tradisional dan

keramik halus.Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan

alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecahbelah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (re-fractory).

Sementara itu, keramik halus atau fine ceramics (keramik modern atau biasadisebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic)adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam,seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas,semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis. (Joelianingsih, 2004).

Sifat-sifat KeramikSifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik

adalah britle atau rapuh. Hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisionalseperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya.

Coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring darilogam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jeniskeramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sinteringantara keramik dengan logam.

Sifat lainnya adalah tahan suhu tinggi. Sebagai contoh keramik tradisional yangterdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200° C. Keramik engi-neering, seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000° C. Keku-atan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitiantentang keramik terus berkembang.

Keramik Vs GerabahPerbedaan keramik dan gerabah adalah dari bahan yang dipakai dan hasil akhir.

Keramik memerlukan bahan campuran selain tanah merah dan memerlukan teknikpembakaran tinggi.Suhu bisa mencapai 1400 derajat celcius. Sifat Keramik keras dantidak menyerap air.

9

Gerabah adalah tanah merah yang dibakar dengan teknik pembakaran ala mem-buat bata atau genteng merah yang sederhana. Sifat materinya mudah pecah danmenyerap air.

Di Indonesia istilah ‘gerabah’ juga dikenal dengan keramik tradisional sebagaihasil kegiatan kerajinan dari tanah liat, Gerabah biasa disebut keramik rakyat, karenamempunyai ciri pemakaian tanah liat bakaran rendah dan teknik pembakaran yangsederhana.

Sumber lain menyebutkan, gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat ber-dasarkan tingkat kualitas bahannya. Namun masyarakat ada mengartikan terpisahantara gerabah dan keramik. Ada pendapat gerabah bukan termasuk keramik, karenabenda-benda keramik adalah benda-benda pecah belah permukaannya halus danmengkilap seperti porselin dalam wujud vas bunga, guci, tegel lantai dan lain-lain.Sedangkan gerabah adalah barang-barang dari tanah liat dalam wujud seperti periuk,belanga, tempat air, dll. Untuk memperjelas hal tersebut dapat ditinjau dari beberapasumber berikut ini.

10

Menurut The Concise Colombia Encyclopedia, Copyright 1995, kata ‘keramik’berasal dari Bahasa Yunani (Greek) keramikos. menunjuk pada pengertian gerabah;keramos. menunjuk pada pengertian tanah liat. ‘Keramikos. terbuat dari mineral nonmetal, yaitu tanah lihat yang dibentuk, kemudian secara permanen menjadi kerassetelah melalui proses pembakaran pada suhu tinggi. Usia keramik tertua dikenaldari zaman Paleolitikum 27.000 tahun lalu. Sedangkan menurut Malcolm G.McLaren dalam Encyclopedia Americana 1996 disebutkan keramik adalah suatu isti-lah yang sejak semula diterapkan pada karya yang terbuat dari tanah liat alami dantelah melalui perlakukan pemanasan pada suhu tinggi.

Beberapa teori lain tentang ditemukannya keramik pertama kali, salah satunyaterkenal dengan ‘teori keranjang’. Teori ini menyebutkan pada zaman prasejarah,keranjang anyaman digunakan orang untuk menyimpan bahan makanan. Agar takbocor keranjang tersebut dilapisi dengan tanah liat di bagian dalamnya. Setelah takterpakai keranjang dibuang keperapian. Kemudian keranjang itu musnah tetapitanah liatnya yang berbentuk wadah itu ternyata menjadi keras. Teori ini dihubung-kan dengan ditemukannya keramik prasejarah, bentuk dan motif hiasnya di bagianluar berupa relief cap tangan keranjang (Nelson, 1984 : 20).

Dari teori keranjang dan teori lainnya di atas dapat dimengerti bahwa benda-benda keras dari tanah liat dari awal ditemukan sudah dinamakan benda keramik,walaupun sifatnya masih sangat sederhana seperti halnya gerabah dewasa ini.Pengertian ini menunjukkan bahwa gerabah adalah salah satu bagian dari benda-benda keramik.

Jenis-jenis Keramik Menurut Bahan Baku yangDigunakan

Seni keramik merupakan salah satu hasil budidaya manusia yang sebelumnya ti-dak ditemukan di alam bebas. Keramik adalah segala macam benda yang berasal daritanah liat yang di kerasakan melalui pembakaran sehingga menjadi awet. keramiktermasuk barang yang sudah sangat tua umurnya sudah sejak dahulu alat alat dapurseperti periuk, belangan dipakai orang.

Menurut bahan baku yang digunakannya ada tiga jenis keramik, yaitu gerabahlunak, stoneware, dan porselen.1. Gerabah lunak

Gerabah lunak adalah barang barang keramik yang terbuat dari satu macam tanahsaja. contoh : tempayan, belanga, genteng dan lain lain

2. StonewareStoneware adalah barang barang keramik yang dibuat lebih dari satu macamtanah liat dari campuran batuan lain. Contohnya keramik seni dan keramikseperti peralatan makan minum.

11

3. PorselenPorselen adalah barang barang keramik yang terbuat lebih dari satu macam tanahliat dan campuran batu lain. Sifat dari porselen adalah tidak menyerap air, keras,dan tembus cahaya.

GerabahGerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian

dibakar untuk kemudian dijadikan alat-alat yang berguna untuk membantu ke-hidupan. Gerabah memiliki tekstur yang unik seperti tanah.

Karya seni keramik atau gerabah banyak kita dapatkan di daerah Lamongan. Se-cara estimologis, gerabah atau keramik berasal dari bahasa Yunani, yaitu ceramicosdari kata ceramos (nama dewa yang bertugas melindungi orang-orang yang mem-buat benda dari tanah liat yang dibakar).

Gerabah adalah keramik yang terbuat dari bahan tanah liat dengan suhu pem-bakaran yang tergolong rendah. Selain dari tanah liat, gerabah juga dapat dibuat daribatu hitam. Gerabah dapat dipergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan se-hari-hari, misalnya asbak, vas bunga, pot bunga, patung, kuali, tempat pensil, dsb.

Salah satu tempat pembuatan gerabah di daerah Lamongan adalah di desa Man-tup tepatnya di "Mantulan Stone Pot". Mantulan Stone Pot mendapat bahan bakudari Mantingan Jawa Tengah berupa batu hitam, lalu diukir atau diolah di MantulanStone Pot.

Dalam pembuatan gerabah, Mantulan Stone Pot dibantu oleh kurang lebih 15karyawan yang merupakan warga sekitar. Alat-alat yang digunakan untuk pembuatangerabah antara lain meja putar, cetakan, butsir, pisau pahat, sarung tangan, tungkupembakaran, sudip, dan tali pemotong.

12

Kunjungan Presiden RI ke sentra kerajinan gerbah di Kasongan

Hasil gerabah dari Mantulan Stone Pot sangatlah indah dan menarik untukdikoleksi. Salah satunya adalah pot bunga dengan beragam ukuran. Harganyapunberagam tergantung tingkat kesulitan dan bahan yang dipergunakan.

Gerabah diperkirakan telah ada sejak masa pra sejarah, tepatnya setelah manusiahidup menetap dan mulai bercocok tanam. Situs-situs arkeologi di Indonesia, telahditemukan banyak tembikar yang berfungsi sebagai perkakas rumah tangga ataukeperluan religius seperti upacara dan penguburan. tembikar yang paling sederhanadibentuk dengan hanya menggunkan tangan, yang berciri adonan kasar dan bagianpecahannya dipenuhi oleh jejak-jejak tangan (sidik jari), selain itu bentuknya kadangtidak simetris. selain dibuat dengan teknik tangan, tembikar yang lebih moderndibuat dengan menggunakan tatap-batu dan roda putar.

Macam-macam gerabah, antara lain piring, kendi, tempayan, anglo, kuali,celengan, pot, gerabah hiasan, dsb.

Cara pembuatan gerabah:1. Pengambilan tanah liat.

Tanah liat diambil dengan cara menggali secara langsung ke dalam tanah yangmengandung banyak tanah liat yang baik. Tanah liat yang baik berwarna merahcoklat atau putih kecoklatan. Tanah liat yang telah digali kemudian dikumpulkanpada suatu tempat untuk proses selanjutnya.

2. Persiapan tanah liat.Tanah liat yang telah terkumpul disiram air hingga basah merata kemudiandidiamkan selama satu hingga dua hari. Setelah itu, kemudian tanah liat digilingagar lebih rekat dan liat. Ada dua cara penggilingan yaitu secara manual dan

13

mekanis. Penggilingan manual dilakukan dengan cara menginjak-injak tanah liathingga menjadi ulet dan halus. Sedangkan secar mekanis dengan menggunakanmesin giling. Hasil terbaik akan dihasilkan dengan menggunakan proses gilingmanual.

3. Proses pembentukan.Setalah melewati proses penggilingan, maka tanah liat siap dibentuk sesuai de-ngan keinginan. Aneka bentuk dan disain depat dihasilkan dari tanah liat. Se-berapa banyak tanah liat dan berapa lama waktu yang diperlukan tergantung padaseberapa besar gerabah yang akan dihasilkan, bentuk dan disainnya. Perajin gera-bah akan menggunakan kedua tangan untuk membentuk tanah liat dan keduakaki untuk memutar alat pemutar (perbot). Kesamaan gerak dan konsentrasi sa-ngat diperlukan untuk dapat melakukannya. Alat-alat yang digunakan yaitu alatpemutar (perbot), alat pemukul, batu bulat, kain kecil. Air juga sangat diperlukanuntuk membentuk gerabah dengan baik.

4. Penjemuran.Setelah bentuk akhir telah terbentuk, maka diteruskan dengan penjemuran. Se-belum dijemur di bawah terik matahari, gerabah yang sudah agak mengeras di-haluskan dengan air dan kain kecil lalu dibatik dengan batu api. Setalah itu barudijemur hingga benar-benar kering. Lamanya waktu penjemuran disesuaikandengan cuaca dan panas matahari.

5. Pembakaran.Setalah gerabah menjadi keras dan benar-benar kering, kemudian banyak gerabahdikumpulkan dalam suatu tempat atau tungku pembakaran. Gerabah-gerabahtersebut kemudian dibakar selama beberapa jam hingga benar-benar keras.Proses ini dilakukan agar gerabah benar-benar keras dan tidak mudah pecah. Ba-han bakar yang digunakan untuk proses pembakaran adalah jerami kering, daunkelapa kering ataupun kayu bakar.

6. Penyempurnaan.Dalam proses penyempurnaan, gerabah jadi dapat dicat dengan cat khusus ataudiglasir sehingga terlihat indah dan menarik sehingga bernilai jual tinggi.

TembikarTembikar adalah jenis keramik yang terbuat dari tanah liat dan permukaannya

tidak diglasir tetapi hanya diwarnai dengan cat biasa, ada sebagian orang yang me-nyebut keramik jenis ini dengan gerabah yang biasanya masih berwarna asli tanahliat yang dibakar.

Tembikar adalah alat keramik yang dibuat oleh pengrajin. Tembikar dibuat de-ngan membentuk tanah liat menjadi suatu obyek. Alat tembikar yang paling dasaradalah tangan.

Jika tanah liat yang digali dari tanah dipanaskan, maka bahan lumpur basah ituberubah menjadi kuat, keras, dan kedap air. Itulah tembikar.

14

Tembikar memiliki banyak guna karena sifatnya sudah begitu berbeda dari tanahliat. Perajin tembikar dapat membentuk tanah liat yang lunak menjadi berbagaimacam barang, mulai dari piring ceper sampai gentong jeluk.Setelah tembikar di-panaskan atau dibakar, bentuknya menjadi tetap.

Seni tembikar sudah sangat tua. Para perajin tembikar pertama ada di TimurTengah 9.000 tahun silam. Mereka membuat tembikar tekan dan tembikar lingkaryang sederhana. Sekitar 3.500 tahun silam mulai digunakan meja putar kecil, yangdisebut roda tembikar, untuk membuat tembikar bulat. Kita tahu hal ini karena tem-bikar tidak hancur dalam tanah seperti halnya kayu.Para arkeolog menggunakan pe-cahan tembikar untuk mempelajari bangsa-bangsa yang sudah membuat tembikarberabad-abad silam.

PorselenPorselen memiliki tekstur yang halus dan dilapisi dengan berbagai warna yang

mengagumkan. Porselen muncul di Jepang baru pada awal abad ke-17, ketika parapengrajin tembikar Korea mulai membuatnya. Ini adalah kejadian penting dalamperkembangan tembikar Jepang. Tidak lama kemudian, tanah liat porselen yangdisebut kaolin, ditemukan di Izumiyama di Arita, Kyushu, dan ditemukan cocok un-tuk membuat porselen yang tipis, ringan dan kuat.

Sejak pertengahan abad ke-19, porselen telah mendapatkan tempat yang pentingdi meja makan karena kemudahannya. Pada saat sekarang ini piring keramik sudahmenjadi sangat umum, kecuali untuk mangkuk dari barang berpernis yang halusuntuk sup miso, diminum dengan bibir mengenai mangkuk.

Semangat artistik yang sangat kreatif dari jaman Momoyama memberikan ke-hidupan baru pada keramik Jepang. Hal ini terlihat dari berbagai jenis keramik yangindah dan unik serta memiliki berbagai fungsi yang berbeda.

15

Seperti dalam hal pelaksanaan upacara minum teh, terkadang mereka memberi-kan sebuah nama untuk menjelmakan peralatan yang sangat mereka sukai sepertisebuah cangkir teh, jambangan, tempat air atau kotak dupa.

Alasan lainnya mengenai banyaknya variasi keramik adalah kenyataan bahwamakanan Jepang memerlukan berbagai macam peralatan makan yang banyak, lebihdaripada makanan lainnya di dunia.

Dalam masyarakat Jepang kuno yang berbudaya tinggi, orang makan dan minumterutama dari barang berpernis, tetapi hal ini mulai diubah oleh para ahli minum teh.Mereka mulai menggunakan perangkat mangkuk dan piring keramik untuk makananKaiseki yang disajikan sebelum teh, dan hal ini membawa pada penemuan bahwakeramik memberikan dampak visual yang lebih dan daya tarik yang segar. Barangkeramik untuk upacara minum teh dipilih sesuai dengan musim.

Contoh porselen

Nasi, makanan pokok di Jepang, disantap dari mangkuk kecil yang dipegang olehtangan dan pada umumnya setiap anggota keluarga memiliki mangkuk nasinyasendiri. Melalui kebiasaan di atas meja seperti itu juga, orang Jepang telah mengem-bangkan kesenangan mereka terhadap barang tembikar.

Sebagian orang mungkin melihat keramik hanya merupakan bagian dari sebuahkeunikan dan ketertarikan semata. Namun, bagi masyarakat timur yakni Cina,Jepang, dan Korea keramik memiliki nilai spiritual. Hal ini terlihat pada gambar-gambar atau ukiran yang terdapat pada keramik-keramik tersebut. Seperti ukirannaga yang menggambarkan dewa atau raja dan burung phoenix yang melambangkandewi atau permaisuri.

16

Tidak semua orang memiliki bakat untuk membuat keramik karena pada umum-nya keahlian untuk membuat keramik ini diwariskan secara turun temurun dan ada-kalanya setiap keluarga memiliki ukiran tersendiri yang merupakan ciri khas dariusaha keluarganya sehingga berbeda dari hasil seni keramik pengrajin yang lain.

17

Bagian 3Seni Rupa Keramik

Seni keramik adalah cabang seni rupa yang mengolah material keramik untukmembuat karya seni dari yang bersifat tradisional sampai kontemporer. Selain itudibedakan pula kegiatan kriya keramik berdasarkan prinsip fungsionalitas dan pro-duksinya.

Keramik dari awal sangat populer dengan fungsinya sebagai benda dekoratif. Halini bisa diketahui daripeninggalan Republik Venisia pada tahun 400an. Dicatat pulabahwa produksi massal dimulai pada abad 17 di Nove and Bassano del Grappa.Ashura adalah perusahan terpenting di daerah tersebut.

Sejarah dan Perkembangan Seni Rupa KeramikSeni lain yang beralih ke keramik dan untuk mencoba menyelami arti dari

keramik di dalam ke-senirupa-an, maka harus jelas juga cara memandang perananmaterial lempung sebagai medium senirupa. Sebagai medium senirupa yangmenghasilkan karya-karya yang disebut keramik tidak lepas dari yang dikenal selamaini yaitu materi yang disebut tanah liat atau lempung, sehingga sangat berperanandalam seni keramik. Kemudian materi itu diwujudkan dalam bentuk tertentu atautekanan pada pengertian bentuk tertentu, karena materi tanah liat itu diwujudkandalam bentuk yang dikenal umum sebagai gerabah atau pottery. Dan yang jelas ben-tuk-bentuk gerabah atau pottery itu memang merupakan bentuk yang khusus, tidakmeniru alam, tetapi timbul karena keinginan atau akan kebutuhan yang bersifat fisikyaitu sebagai “wadah”.

Salah satu ciri dari bentuk-bentuk khusus yang disebut pottery adalah adanyarongga-rongga pada setiap bentuk pottery yang diciptakan, di dalam proses pem-bentukkan dengan menggunakan teknik pembentukkan yang khusus pula. Yaitu tek-nik pembentukkan yang dikenal sebagai pemutaran, teknik pembentukkan dengantangan, baik itu dengan teknik pijat pinching atau teknik coil, maupun teknik yanglebih lanjut dikenal sebagai teknik cetak dan teknik cor. Semua macam-macam tek-nik itu, memungkinkan untuk membuat benda dengan bentuk-bentuk khusus yang

18

selalu “berongga” atau memiliki “ketebalan” dinding merata seperti tegel atau ubin.Dan dalam hal ini bentuk “khusus” yang demikian itu dimungkinkan karena sifatmeteri yang khusus pula, ialah adanya sifat yang plastis dari tanah liat.

Apabila dipelajari hakekat dari maksud dan tujuan pembuatan benda-benda yangdibuat dengan materi tanah liat itu di masa lampau, maka akan berkesimpulanbahwa pada “hakekat”nya benda-benda yang dibuat dari bahan keramik (tanah liat)itu adalah benda “pakai” atau “wadah”.

Benda keramik dibuat dengan tujuan praktis, yaitu sebagai benda yang dapatdigunakan dalam kehidupan sehari-hari, memenuhi kebutuhan dalam hidup; baiksebagai wadah yang dibutuhkan untuk makan dan minum yang digolongkan sebagaikebutuhan yang bersifat material. Namun demikian dapat dilihat pula bahwa ada ke-butuhan dalam hidup yang bersifat non-material, karena menyangkut kebutuhanmengenai kejiwaan dan digolongkan sebagai kebutuhan spiritual. Dalam hal inikeramik telah digunakan pula untuk memenuhi kebutuhan spiritual tersebut, antaralain dengan pembuatan berbagai macam benda yang berupa mainan maupun bendasebagai pemujaan dan upacara-upacara yang bersangkutan dengan kepercayaan ataukeperluan agama (Hindu). Benda-benda ini antara lain banyak yang berupa patung-patung kecil (figurin) yang dibuat dari bahan keramik. Dengan demikian dapat dika-takan, bahwa sejak zaman dahulu kala bahan keramik telah dipergunakan untukmemenuhi kebutuhan material maupun spiritual dari manusia. Berbagai macambentuk jembangan, cawan, periuk, mangkok dan benda pakai-pakai lainnya telahdibuat dari bahan keramik sejak zaman pra-sejarah sampai sekarang. Berbagaimacam bentuk mainan berupa boneka-boneka, celengan, hiasan telah dibuat denganbahan keramik untuk mengisi kebutuhan akan benda-benda yang tidak semata-mata

19

untuk dipakai sebagai wadah, melainkan sebagai benda yang mengisi kebutuhanakan keindahan dan kebutuhan lainnya yang bersifat spiritual.

Pada bangsa-bangsa primitif dapat dilihat pula bahwa benda-benda yang dibuatdari bahan keramik itu banyak yang dipergunakan sebagai benda-benda ritual dalamkeagamaan, yaitu dalam pemujaan nenek moyang / dewa-dewa baik berupa patungmaupun bentuk lainnya. Bahkan dalam beberapa agama / kepercayaan hinggasekarang benda-benda keramik sebagai benda ritual masih banyak dipergunakaancontohnya dalam agama Hindu di Bali. Memang, pada akhirnya keramik diperguna-kan dalam pembuatan benda-benda yang bersifat profan atau sekuler maupun sakral.

Perkembangan pembuatan benda-benda keramik selanjutnya menunjukkanbahwa benda-benda yang berupa pottery yang semula bertujuan praktis sebagaibenda keperluan sehari-hari, suatu ketika berubah karena kehadiran nilai-nilai ter-tentu pada benda-benda pakai tersebut, yang digolongkan sebagai nilai seni. Mang-kuk-mangkuk atau periuk-periuk yang semula digunakan untuk wadah dalam ke-hidupan sehari-hari, pada suatu ketika fungsinya berubah menjadi benda yang tidaklagi dipakai sebagai wadah, melainkan dikagumi oleh karena dianggap memilikikeindahan, bentuk yang has, karena warnanya atau karena hiasannya yang indah.Benda tersebut fungsinya beralih, dari benda pakai menjadi benda seni yang di-kagumi karena keindahannya. Kini benda itu dihargai sebagai benda seni yang harusdisimpan baik-baik, beralih tempatnya dari dapur ke tempat penyimpanan yang di-

20

banggakan di ruang tamu. Disamping benda-benda yang sudah dibuat khusus seba-gai benda hias yaitu berupa patung-patung keramik kecil, dapat dilihat pula bahwabenda-benda khusus keramik yang berupa pottery pun fungsinya berubah menjadibenda seni.

Sesungguhnya orang-orang yang membuat benda keramik pakai pada masa lalusebenarnya adalah perajin atau tukang-tukang ahli, yang sama sekali tidak bertujuanmembuat karya seni. Yang dilakukan oleh mereka adalah sebenarnya suatu peme-cahan mengenai soal yang praktis-praktis saja, yaitu membuat sebuah benda dengansebaik mungkin, jelas manfaat serta kegunaannya dengan cara yang teratur dan har-monis. Mereka sama sekali tidak memikirkan soal estetika, mereka hanya mencariketepatgunaan. Para tukang ahli seperti itu dizaman dahulu tidak pernah dijulukiseniman. Dan hasil karyanya tak pernah dipersoalkan mengenai keindahannyaseperti sekarang. Oleh karena tumbuhnya keindahan pada waktu itu dianggap seba-gai suatu pertumbuhan yang natural, dianggap sebagai sesuatu yang sudah dengansendirinya harus hadir.

Kini setelah memasuki suatu fase yang berlainan dalam sejarah seni. Kondisisosial dan ekonomi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pem-baharuan-pembaharuan, penggunaan bahan-bahan baru dan teknik pengerjaan yangjuga baru. Semua perkembangan tersebut dengan sendirinya membawa pengaruhterhadap pandangan mengenai penggunaan bahan keramik terutama pada produkbenda pakai. Keramik tidak lagi satu-satunya bahan untuk benda pakai kebutuhansehari-hari. Kini banyak bahan baru yang menggantikannya, yang harganya lebihmurah seperti dari bahan plastik dan melamin serta sintetis lainnya, yang lebih tahandan mudah pengerjaannya secara massal. Karena keramik memiliki mutu yang tinggidengan keindahannya, di samping menggunakan bahan tanah yang khas, makakeramik masih tetap menjadi pilihan alternatif dan tetap diolah sebagai bahan in-dustri massal untuk keperluan produk pakai fungsional seperti barang pecah belahterutama porselin.

Pembuatan keramik sebagai pekerjaan tangan, kini sifatnya berubah menjadi ter-batas pada pembuatan barang dengan jumlah yang juga terbatas, bertujuan lebihkhusus dengan penekanan sifat yang lebih khas pula. Benda keramik dari jenis initergolong sebagai benda pakai yang eksklusif. Penggunaan bahan keramik yangdemikian itu menempatkannya pada penempatan taraf yang lebih tinggi dari pro-duksi massal yang biasa. Penggunaan bahan keramik hasil pekerjaan tangan secarasadar lebih diarahkan kepada pembuatan benda yang bersifat estetik (keindahan)dan artistik (ungkapan seni dari seniman) dan tidak pada pengisian kebutuhan yangbersifat praktis. Dengan demikian keramik meningkat menjadi seni keramik untukmenunjukkan perbedaan-perbedaan kepentingan, baik itu sebagai seni murni, senikriya dan seni pakai serta keramik jalur industri di mana segi fungsional atau segiteknis tetap menjadi tujuan utama.

Dalam perkembangan sejarah keramik, telah ditunjukkan bahwa benda-bendafungsional yaitu benda pakai bisa saja memiliki kualitas estetis di samping kualitasfungsional, sehingga dapat saja dikatakan bahwa pada benda pakai semacam itu di

21

samping memiliki kualitas fungsi rasional terdapat pula kualitas yang manusiawi.Memang pada umumnya dapat dikatakan pula bahwa benda-benda pakai yang telahmemenuhi fungsinya dengan sempurna, seringkali memiliki bentuk yang memangsesuai dengan fungsinya itu. Kesempurnaan fungsi harus diiringi dengan kesempur-naan bentuk. Dengan demikian dalam pembuatan benda pakai secara massalpun segiestetis mendapat perhatian pula dalam desain bentuk tersebut.

Mengingat perkembangan yang demikian dalam dunia perkeramikan, ada be-berapa arah perhatian dalam penggunaan bahan keramik sebagai berikut:

Pertama: Penggunaan bahan keramik sebagai pekerjaan tangan yang telahditingkatkan ketaraf seni. Dengan memperhatikan dan menggali tradisi-tradisi yangada dan ekspresi seni, keramik tidak akan kehilangan ciri khas dan kualitasnya.

Kedua: Penggunaan bahan keramik sebagai industri massal, dengan meng-utamakan fungsi sebagai tujuan dan persyaratan yang utama, di samping itu kualitasestetis yang diperpadukan dalam proses desain menjadi bagian penting untuk diper-hatikan.

Selanjutnya ditelaah hal-hal apa yang tampak dari arah tersebut, maka dapatdilihat:1. Peningkatan pengerjaan bahan keramik dengan tangan ketaraf seni yang hasilnya

menjadi keramik seni, maka tidak terlalu terikat mengenai persyaratan tentangfungsi dan kegunaan. Benda keramik yang dibuat harus memiliki nilai-nilai ter-tentu, apakah sebagai benda kriya atau seni murni. Tetapi bila harus menjadibenda seni, tidak cukup hanya memiliki kualitas estetis saja, melainkan harushadir pula nilai-nilai yang disebut nilai artis-tik. Sebagai karya seni, produk terse-but harus merupakan kehadiran tersendiri atau eksistensi pribadi, karena sifat-sifatnya yang juga bersifat khusus individual. Sifat-sifat tersebut hadir dalam hasilciptaan dan akan terdapat atau muncul pada bentuknya atau teksturnya atauglasirnya dan warnanya. Secara terpadu merupakan kesatuan yang tak dapat di-kurangi atau ditambah lagi, dengan perkataan lain merupakan ekspresi atauungkapan si pembuat.

2. Benda-benda keramik pakai hasil industri sering disebut juga sebagai hasil seniindustri, apabila memiliki kualitas menurut persyaratan seni. Dalam pembuatanseni industri tidak semata-mata menghadapi persoalan pembuatan benda seni,melainkan benda yang mempunyai kualitas keindahan dan sekaligus mempunyaifungsi pakai. Sehubungan dengan hal tersebut, ada pendapat yang mengatakanbahwa sesuatu benda yang telah memenuhi fungsi pakainya secara efisien adalahbenda yang memiliki kualitas estetis dianggap sebagai pendapat yang keliru olehkarena nilai-nilai estetis tidak ditentukan oleh fungsi saja. Pengertian mengenaiproduksi industri adalah suatu system industri yang menggunakan alat-alatberupa mesin, yang menghasilkan benda-benda yang sama dan serupa, secaratepat dan seragam, sehingga tidak menunjukkan perbedaan-perbedaan individualdan tidak memiliki daya tarik pribadi. Pada saat mesin diintrodusir ke dalamindustri timbul sebagai persoalan yaitu bagaimana dapat menguasai mesin itu.

22

Benda-benda hasil mesin harus menarik bentuknya bagi si pembeli, karenamemiliki suatu keindahan, dekorasinya yang menawan dan warnanya yang sesuai.

Di zaman permulaan munculnya industrialisasi, telah disadari bahwa seni adalahfactor komersial yang sangat potensial. Karena pada saat itu dianggap barang-barangyang paling ber-seni dan paling artistik-lah rupanya yang akan memenangkanpasaran. Oleh karena itu para industriawan mulai membeli seni seperti orangmembeli sesuatu barang yang lepasan. Dan seni yang dibeli itu diterapkan begitu saja(applied) pada barang-barang hasil industrinya. Mereka membeli dan menerapkanseni dari berbagai periode seperti seni dari zaman klasik Yunani, seni Barok, Rococodan lainnya lalu menerapkannya pada barang hasil produksi mereka denganseenaknya saja. Tentu hal semacam itu merupakan tindakan yang keliru dan jelastidak menunjukkan adanya pengertian terhadap persoalan yang sebenarnya.Pendapat keliru ini menduga bahwa seni adalah sesuatu yang lepas dan tidak adahubungannya dengan produksi mesin, sehingga seni harus dibubuhkan atauditempelkan (applied) pada benda hasil produksi mesin. Pada saat itu paraindustriawan belum menyadari bahwa masalah itu harus diatasi dengan perencanaanbentuk produk yang akan dihasilkan oleh mesin yang dikenal sekarang sebagai“Produk Desain” atau “Desain Produk” atau “Industrial Desain”.

Pada masyarakat agraris tradisional di masa yang lampau tidaklah membedakanantara seni, ilmu pengetahuan, teknologi dan keagamaan, melainkan lebih banyakmenyatu dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan keagamaan itu sendiri.Indonesia pada peralihan zaman Batu ke zaman Perunggu, dikenal sebagai masa“Perundagian” yaitu suatu masa “kemahiran teknik” mengolah bahan dan mengukirlogam, dan para ahli ketukangan disebut sebagai “Undagi”. Orang-orang “cerdikpandai” atau “orang bijaksana” atau “ahli-ahli” pada masa lampau di Indonesiasering pula disebut sebagai “Empu”, yaitu sebagai orang yang menguasai akanilmunya atau “mumpuni”. Pada masa di kerajaan Hindu ada disebut Empu Gandringsebagai ahli pembuat keris, Empu Tantular sebagai cerdik pandai dengan kitab sastra“Sutasoma”, Empu Prapanca dengan kitab “Negara Kertagama” dan lain-lain. Baliyang merupakan bagian dari wilayah Majapahit, pernah memperoleh sekotak wayangdari Raja Hayam Wuruk, yang diterima oleh Raja Gelgel, Dalem Semara Kepakisan,seusai upacara pensucian roh (Srada) dari Rajapatni, nenek Hayam Wuruk, padatahun 1362. Tersebutlan nama Raden Sangging Prabangkara (Putra Brawijayaterakhir), yang telah melakukan perubahan dan penyempurnaan warna-warna padapakaian wayang sesuai dengan martabat ketokohannya, sehingga ahli senirupa ataudesainer zaman Majapahit ini, namanya sering dipakai sebagai gelar atau sebutanuntuk para ahli seni rupa atau perancang desain dengan sebutan “Sangging” atau“Sungging” atau “Prabangkara”. Pengertian “seni” bagi orang Jawa adalah “kencing”atau buang “air kecil” dan air kencing itu sering pula disebut sebagai “air seni”. Jugaperkatan “seni” juga untuk menyatakan suatu benda berukuran “kecil” atau “mungil”atau “Jlimet” atau “rumit”. Orang Jawa sering pula menyebut suatu produk hasil darikehalusan jiwa manusia yang indah-indah dengan istilah “kagunan” sebagai sesuatu

23

yang bermanfaat. Sering pula disebut “ngrawit”, di mana pada umumnya produkyang dihasilkan memang mempunyai tekanan pada “halus” atau “remitan” atau“rumit” dalam pengerjaannya, yang umumnya disebut “kerajinan” atau “kriya’ yangmemerlukan ketrampilan atau “keprigelan”. Kata ‘technic” atau “teknik” yang berasaldari bahasa Yunani yaitu “techne” dipadankan dengan kata “ars” bahasa Latin,memiliki arti atau makna “kecakapan” atau “ketrampilan” yang berguna, merupakancikal-bakal dari sebutan “seni”, “ilmu pengetahuan” dan “teknologi” yang adakemiripannya dengan arti “kagunan” dalam bahasa Jawa atau sesuatu yang bergunaatau bermanfaat dalam arti luas. Orang Belanda sering menyebut “kepintaran”sebagai “Genie” atau “Jenius” yang mirip dengan “ketangkasan” atau “kemahiran”seperti istilah “techne” atau “ars” yang sepadan pula dengan pengertian “seni-kagunan” di Jawa. Sehingga sampai masa kini pun pengertian “seni-kagunan“sebagai“kepandaian” atau “kepintaran” atau “ketangkasan” atau “kemahiran” dan“ketrampilan” masih sering dipergunakan seperti halnya istilah “seni mengajar”,“seni memasak”, “seni bela diri”, “seni berhitung”, “seni bercocok tanam”, “senimembaca”, “seni bangunan” dan lain sebagainya.

Sebelum Revolusi Industri di Eropa kata “ars” mencakup disiplin ilmu tatabahasa, logika, dan astrologi. Pada abad pertengahan di Eropa terjadi pembedaankelompok ars yaitu “artes liberales” atau kelompok “seni tinggi” yang terdiri daribidang tata bahasa, dialektika, retorika, aritmatika, geometri, musik dan astronomi;Dan “artes serviles” atau kelompok “seni rendah” yang mengandalkan tenaga kasardan berkonotasi “pertukangan”. Dari tujuh bidang-bidang keahlian hanya musikyang masuk “seni tinggi” , sedangkan lukis, patung, arsitektur, pembuatan senjatadan alat-alat transpor termasuk katagori “seni rendah”. Kemudian Leonardo da Vinci(1452-1519), pelukis Italia dari masa Renaissance, mempelopori perjuangan danberhasil memasukkan atau menaikkan seni lukis ke dalam status “seni tinggi”.Sebagai orang yang serba bisa dan memiliki kemampuan sebagai arsitek danilmuwan itu, Leonardo, beragumentasi bahwa melukis juga memerlukanpengetahuan “teoritis” seperti matematika, perspektif dan anatomi serta mempunyaitujuan moral seperti puisi lewat penggambaran sikap dan ekspresi wajah dalamlukisan.

Suatu fenomena kemudian terjadi bersamaan dengan Revolusi Industri di Eropaakhir abad ke 18 sampai awal abad ke 19, di mana masyarakat industri yang barutumbuh menuntut adanya pembagian kerja dan spesialisasi kerja dalammengembangkan proses produksi. Dalam masyarakat industri status “seni” menjaditiga kelompok yaitu “seni tinggi” (high art), “seni menengah” (middle art), dan “senirendah” (low art). Katagori ini masih memperlihatkan kelanjutan tradisi klasik, yaitusemakin tinggi kedudukan seni apabila semakin dekat atau tinggi tingkatintegrasinya dengan industri, demikian pula sebaliknya semakin jauh tingkathubungannya dengan industri maka semakin rendah pula kedudukan seninya.Pertemuan seni dan industri ini mengakibatkan banyak benturan, di manapenemuan-penemuan mesin-mesin produksi massal mendorong kalangan industriuntuk mengembangkan teknik produksi dan hanya “menempelkan” reproduksi

24

karya-karya seni klasik yang berstandar pada bentuk produk yang dihasilkan.Sehingga menimbulkan reaksi keras dan serius dari kalangan seniman, sebabstandariasi dan mekanisasi serta penempelan begitu saja karya-karya klasik padaproduk merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup seni, di samping tidak adakesesuaian bentuk dengan motif dekorasi yang ditempelkan tersebut. Sehinggaakhirnya seni harus memutuskan hubungan dengan ikatan-ikatan seni masa laluyang dianggap membelenggu dan membatasi perkembangan seni, karena tidak adahubungannya dengan nilai-nilai estetika. Otonomi seni diharapkan dapatmempertegas dan dapat meningkatkan standar nilai estetik secara terus-menerusatau berkelanjutan. Pada akhirnya seni selalu melahirkan norma yang menjunjungnilai kebaruan, nilai keaslian dan nilai kreativitas yang lebih lanjut mendasaripandangan seni modern pada abad ke 19 – 20. Ketika seni telah menjadi komoditidan tunduk pada hukum permintaan dan penawaran ekonomi, maka seni dianggapjatuh pada selera massa yang rendah dan seni itu menjadi seni “picisan” atau kitsch.Status rendah ini dikarenakan seni telah kehilangan “roh seni” atau “jiwa seni”.Jelaslah kiranya pengertian “seni” yang sekarang dan sepadan dengan “art” adalahdatangnya dari Dunia Barat yang terbentuk pada abad ke 18 sampai abad 20.

Istilah “seni rupa” di Indonesia muncul dalam surat-surat kabar untuk pertamakali pada masa pendudukan Jepang, dalam laporan dan resensi tentang pameranlukisan. Oleh pemerintah pendudukan secara resmi istilah itu dipakai dalam sebutan“bagian seni rupa” yaitu nama bagian Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan)yang berurusan terutama dalam lukis-melukis (Sanento Yuliman, 1983). Paraseniman sebelumnya tidak begitu populer menggunakan istilah “seni” atau“seniman” yang sepadan dengan “ art ” atau “artis” yakni masih mempergunakanistilah “ahli gambar” pada nama PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia), BalaiPendidikan Universiter Guru Gambar dan sebagainya. Kamus Modern BahasaIndonesia dari Mohammad Zain, terbit sekitar tahun 1950, menerangkan bahwa yangmasuk seni rupa ialah seni lukis, seni pahat dan seni patung. Memang hingga kinidalam pemakaian populer, istilah “senirupa” sering digunakan dengan lingkuppengertian yang terbatas pada seni lukis, dan seni pahat atau seni patung. Akantetapi pendidikan formal senirupa di Indonesia dalam perkembangannya telahmemperluas lingkup pengertian istilah itu. Pendidikan tinggi seni rupa dapatmenyelenggarakan sejumlah keahlian seperti seni grafis atau desain grafis ataukomunikasi visual, desain industri atau desain produk, desain interior atau arsitekturinterior, desain tekstil, seni keramik, seni lukis, seni patung dan kriya kayu-logam-kulit-keramik dan sebagainya.

I Gusti Bagus Sugriwa dalam tulisannya Dasar-dasar Kesenian Bali, mengatakanbahwa “seni” berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “sani”, yang berarti pemujaan,pelayanan, donasi, permintaan atau pencarian yang jujur (IGB Sugriwa, 1957:219-233). Seni menurut WJS Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia(1976) yaitu suatu karya yang dibuat atau diciptakan dengan kecakapan yang luarbiasa seperti sanjak, lukisan, dan sebagainya. Atau kecakapan menciptakan sesuatuyang elok dan indah. Definisi seni menurut Ki Hadjar Dewantara adalah : “Segala

25

perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, hinggadapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya” (1962:330). SedangkanThomas Munro mengatakan: “Seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkanefek-efek psikologis atas manusia lainnya yang melihat. Efek tersebut mencakuptanggapan-tanggapan yang berujud pengamatan, pengenalan imajinasi, rasionalmaupun emosional” (1963:419). Lebih lanjut Herbert Read (1962), mengatakanbahwa lahirnya sebuah karya seni melalui beberapa tahapan sebagai suatu proses.Tahapan yang pertama adalah pengamatan kualitas-kualitas bahan seperti tekstur,warna dan banyak lagi kualitas fisik lainnya yang sulit untuk didefinisikan. Tahapankedua yaitu adanya penyusunan hasil daripada pengamatan kualitas tadi danmenatanya menjadi suatu susunan. Dan ketiga yaitu proses suatu obyektifikasi daritahapan-tahapan di atas yang berhubungan dengan keadaan sebelumnya. Keindahanyang berakhir pada tahapan pertama belum dapat disebut seni, karena seni jauhtelah melangkah ke arah emosi atau perasaan. Seni telah mengarah pada ungkapansebagai “pengekspresian” dengan tujuan untuk komunikasi perasaan.

Berdasarkan uraian di atas dan pengertian secara umum, seni dapatditerjemahkan (diinterpretasikan) sebagai ungkapan atau ekspresi, bentuk, arti,simbol, abstrak, indah, guna atau pakai, kepandaian atau kepintaran atau kemahiranatau ketangkasan, wakilan (representatif), cantik, molek, mungil atau kecil, rumit,halus, fungsi, kreasi, imajinasi, intuisi dan lain sebagainya

Sentra Kerajinan Keramik IndonesiaIndonesia memiliki sejumlah sentra dan pusat produksi keramik yang cukup

terkenal. Tiga di antaranya adalah keramik Sanur, Bali; keramik Kasongan,Jogjakarga; dan keramik Plered, Jawa Barat.

Keramik Sanur (Bali)Sanur merupakan daerah yang sudah amat dikenal di pulau Bali, terutama

dengan keindahan pantainya. Selain keindahan pantainya, Sanur juga dikenalkerajinan keramiknya. pertumbuhan seni keramik yang sudah tradisi dan inimerupakan sumber mata pencaharian bagi para perajin gerabah. mereka jugamembuat benda benda dekoratif seperti tegel berlukisan adegan wayang atau motifmotif mitologi Bali.

Perkembangan pariwisata yang pesat telah menantang masyarakat seniman danindustri kerajinan Bali untuk meningkatkan pelayanan dan produksi dalam jumlahbesar. keramik merupakan karya seni terapan yang berfungsi untuk menghias mejamakan, hiasan dinding, atau souvenir. secara umum perlengkapan keramik yangdibuat dengan tangan di suatu sanggar akan sulit untuk bersaing dengan piringcangkir yang dihasilkan dengan pabrik modern. tetapi keramik yang dibuat denganputaran dan sentuhan tangan seniman memiliki ciri khas seperti segiartistik,goresan,warna,tekstu, dan lain lain

26

Keramik Kasongan (Jogjakarta)Kasongan merupakan suatu wilayah di kabupaten Bantul Jogjakarta. Daerah ini

dikenal sebagai sentral kerajinan keramik.Pada mulanya sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai

pembuat gerabah. hal ini telah terjadi turun temurun. Namun akhirnya Kasonganberkembang menjadi sentra keramik yang dikenal di berbagai daerah.

Salah satu sentra keramik

27

Keramik yang dihasilkan dari Kasongan berkualitas tinggi dan produk yang dihasilakannya beraneka ragam. Keberhasilan ini tak lepas dari tangan dingin senimanSapto Hudoyono yang telah berhasil menjadikan tangan perajin menghasilkankeramik modern.

Perkembangan pariwisata yang baik di Jogja membuat keramik Kasongan makindiminati. hampir setiap daerah di wilayah nusantara memiliki potensi seni keramikselain Jogja dan Bali tempat lain misalnya Klaten (Jawa Tengah), Nusa TenggaraBarat (NTB), Banjarnegara, Malang, dan sebagainya. Bahkan ada kesamaan beberapasentra keramik seperti di setiap daerah menghasilkan kendi.

Kendi merupakan salah satu keramik berciri khas Indonesia. kendi berasal daribahasa sanskrit ''kundika'' yang berarti tempat air. Kendi mempunyai badan lonjong,panjang, berleher sempit dengan mulut kecil menyerupai pipa dan ujung corotnyaberbentuk cangkir. Bentuk seperti ini dapat dilihat pada gambar relief candiBorobudur, Jawa Tengah, dan candi Dieng Jawa Tengah. Kendi di jaman modern iniselain sebagai benda terapan sekarang berfungsi sebagai benda hias keindahanruang.

Benda lain yang memiliki peranan dalam kebudayaan bangsa kita di masalampau adalah guci. Selain berfungi sebagai tempat penyimpanan makanan danminuman juga dipakai untuk kegiatan sakral. Di Kalimantan, guci dipakai untukupacara adat, untuk menyimpan mayat sebelum di kubur, pesta adat, dansebagainya.

Aneka macam produk keramik

Teknik pembuatan guci yang primitif dengan cara membuat pilihan tanah liatyang panjang lalu ditumpuk dan dihaluskan permukaannya. Kemudian ditemukanteknik putar pada klin, yaitu alat putar dari kayu. Segumpal tanah liat siap dipakai diletakan pada sebuah landasan lalu diputar dan dibentuk dengan tangan.

28

Corak hiasan guci juga bermacam-macam terutama juga nampak hiasan ularnaga, yang memiliki ke agungan juga kekuasaan. kecuali naga nampak pula hiasanbinatang lain seperti rusa, ikan, dan lain sebagainya.

Selain dihias alam binatang, guci-guci juga berhiaskan alam tumbuh tumbuhan,bunga bungaan, daun, bambu, delima, bunga krisan yang semua dihubungkandengan perlambangan yang baik.

Keramik Plered (Jawa Barat)Keramik di Jawa Barat maju pesat dengan sentra di daerah Plered. Keramik yang

dihasilkan dengan beragam fungsi yaitu keramik pakai dan keramik hias.Kerajinan keramik di Plered dimulai tahun 1990-an dengan membuat barang-

barang rumah tangga. Kini dengan adanya pembinaan dari DepartemenPerindustrian, kerajinan keramik Plered maju pesat dengan hasil keramik yangberkualitas baik dan desain yang bervariasi.

29

Referensi

http://ajeng100894.blogspot.com/2009/05/karya-seni-terapan-gerabah.html,diakses tanggal 10 januari 2013

http://bisnisukm.com/berburu-gerabah-dan-keramik-di-kasongan.html, diaksestanggal 10 januari 2013

http://dianvalen.wordpress.com/materi-ajar, diakses tanggal 10 januari 2013

http://download.isi-dps.ac.id/download/category/14-artikel-2?download=370%3apengertian-gerabah&start=60, diakses tanggal 10 januari2013

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/06/13/geliat-industri-gerabah-di-banyumulek-lombok-469343.html, diakses tanggal 10 januari 2013

http://goesmul.blogspot.com/2012/02/pengertian-seni-rupa-keramik.html, diaksestanggal 10 januari 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/keramik , diakses tanggal 10 januari 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/seni_keramik, diakses tanggal 10 januari 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/seni_rupa_terapan, diakses tanggal 10 januari 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/tembikar, diakses tanggal 10 januari 2013

http://ipahappy.blogspot.com/2011/04/apa-itu-tembikar.html, diakses tanggal 10januari 2013

http://jogjakarta.panduanwisata.com/daerah-istimewa-jogjakarta/bantul/gerabah-kasongan, diakses tanggal 10 januari 2013

http://kasongankeramik.blogspot.com/2012/01/seni-budaya-macam-macam-seni-rupa.html, diakses tanggal 10 januari 2013

http://posrupa.blogspot.com/p/fungsisr.html, diakses tanggal 10 januari 2013

http://repository.upi.edu/operator/upload/t_psn_0706305_chapter2.pdf, diaksestanggal 10 januari 2013

http://repository.upi.edu/operator/upload/t_psn_0909992_chapter1.pdf, diaksestanggal 10 januari 2013

30

http://seni.kps.sch.id/seni-terapan-daerah, diakses tanggal 10 januari 2013

http://senikriyaa.blogspot.com, diakses tanggal 10 januari 2013

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/ppm%20keramik.pdf, diakses tanggal10 januari 2013

http://wacananusantara.org/gerabah, diakses tanggal 10 januari 2013

http://www.bi.go.id/nr/rdonlyres/8f2c95a0-93a0-42c0-bd68-ffaad126d1b9/15929/usahakerajinangerabah1.pdf, diakses tanggal 10 januari2013

http://www.djavacraft.com/berita-detail?id=7, diakses tanggal 10 januari 2013

http://www.fsrd.itb.ac.id/wp-content/uploads/2006/10/jurnal%20rekacipta%20volume%202%20tahun%202006.pdf, diakses tanggal 10 januari 2013

http://www.isi-dps.ac.id/berita/pengertian-gerabah, diakses tanggal 10 januari 2013

http://www.kinanthisouvenir.com/aneka-tembikar, diakses tanggal 10 januari 2013