40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam faktor yang faktor yang lain dengan satunya memiliki andil dalam pendidikan. Salah satu tugas yang diemban oleh para pendidik adalah memahami akan berbagai faktor pendukung pendidikan tersebut. Diantara berbagai faktor tersebut adalah bagaimana para pendidik bisa memahami akan situasi dan kondisi, baik lingkungan maupun peserta didik itu sendiri. Peserta didik adalah manusia dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi, kebutuhan akan rasa aman, mendapatkan pengakuan, dan mengaktualisasi dirinya. Dalam tahap perkembangannya, siswa SMP/SMA berada pada periode perkembangannya yang sangat pesat dari segala aspek. Perkembangan yang sangat erat kaitannya dengan pembelajaran, yaitu: Perkembangan Aspek Kognitif Menurut Piaget(1970), periode yang dimulai pada usia 12 - 18 tahun, yaitu yang lebih kurang sama dengan usia siswa SMP/SMA, merupakan period of formal operation. Pada usia ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan berfikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (meaning fully) tanpa memerlukan objek yang kongkret atau bahkan objek yang visual. Siswa telah memahami hal-hal yang bersifat Kelompok I Kelas C PTIK UNIMA | Karakteristik dan Perbedaan Individu 1

Karakteristik dan perbedaan individu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Karakteristik dan perbedaan individu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam faktor yang faktor yang lain dengan

satunya memiliki andil dalam pendidikan. Salah satu tugas yang diemban oleh para pendidik

adalah memahami akan berbagai faktor pendukung pendidikan tersebut. Diantara berbagai

faktor tersebut adalah bagaimana para pendidik bisa memahami akan situasi dan kondisi, baik

lingkungan maupun peserta didik itu sendiri. Peserta didik adalah manusia dengan segala

fitrahnya. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi, kebutuhan akan rasa aman,

mendapatkan pengakuan, dan mengaktualisasi dirinya. Dalam tahap perkembangannya, siswa

SMP/SMA berada pada periode perkembangannya yang sangat pesat dari segala aspek.

Perkembangan yang sangat erat kaitannya dengan pembelajaran, yaitu:

Perkembangan Aspek Kognitif

Menurut Piaget(1970), periode yang dimulai pada usia 12 - 18 tahun, yaitu yang lebih

kurang sama dengan usia siswa SMP/SMA, merupakan period of formal operation. Pada

usia ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan berfikir secara simbolis dan bisa

memahami sesuatu secara bermakna (meaning fully) tanpa memerlukan objek yang kongkret

atau bahkan objek yang visual. Siswa telah memahami hal-hal yang bersifat imajinatif. Pada

tahap perkembangan ini juga berkembang ketujuh kecerdasan dalam Multiple

Intellegeneces yang dikemukakan oleh Gardner (1993) yaitu; kecerdasan linguistik,

kecerdasan logis metematis, mekerdasan musikal, kecerdasan spansial, kecerdasan kinestik

ragawi, kecerdasan intrapribadi, kecerdasan antarpribadi. Ketujuh kecerdasan ini seyogianya

dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik keilmuan pendidikan di berbagai jenjang

pendidikan.

Perkembangan Aspek Psikomotoris

Aspek psikomotoris merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui oleh guru.

Perkembangan aspek psikomotoris juga melalui beberapa tahap yaitu:

Tahap kognitif

Tahap asosiatif

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

1

Page 2: Karakteristik dan perbedaan individu

Tahap otonomi

Perkembangan Aspek Afektif

Afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik, yang juga

perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran. Aspek afektif tersebut dapat terlihat

selama pembelajaran, terutama ketika siswa bekerja kelompok. Oleh karena itu, selama

pembelajaran, guru senantiasa terus memantau dan mengamati aktifitas siswanya.

Peserta didik sebagai obyek dari pendidikan sangat urgen untuk diperhatikan dari berbagai

faktor. Faktor tersebut yang harus diperhatikan adalah tahap perkembangan dari peserta didik

tersebut. Diantara perkembangan perserta didik tersebut adalah bagaimana dari individu dan

karakteriststiknya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Memahami Individu dan Karakteristiknya.

2. Memahami Perbedaan Individu.

3. Memahami Aspek – Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu.

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

2

Page 3: Karakteristik dan perbedaan individu

BAB II

PEMBAHASAN

A. Individu dan Karakteristiknya1. Pengertian Individu

“Manusia” adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak

ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik objek formal

yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagia kondisinya.

Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai makhluk yang berpikir atau homo sapiens,

makhluk yang berbuat atau homo faber, makhluk yang dapat dididik atau homo educandum

dan seterusnya. Kini bangsa Indonesia telah menganut suatu pandangan, bahwa yang

dimaksud dengan manusia secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang merupakan

pengejawantahan manunggalnya berbagai berbagai ciri atau karakter hakiki atau sifat

kodrati manusia yang seimbang antar berbagai segi, yaitu antara segi (i) individu dan sosial,

(ii) jasmani dan rohani, dan (iii) dunia dan akhirat. Keseimbangan hubungan tersebut

menggambarkan keselarasan hubungan antara manusia dengan dirinya, manusia dengan

sesame manusia, manusia dengan alam sekitar atau lingkungannya, dan manusi dengan

Tuhan.

Dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan, akan lebih ditekankan hakekat

manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial. Individu berasal dari

kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang

dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan

berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang

terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Dalam kamus Echols & Shadaly (1975),

individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang, perseorangan, dan oknum.

Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu

sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup

yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.

Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar

belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk

membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

3

Page 4: Karakteristik dan perbedaan individu

perilaku yang telah ada pada dirinya. Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-

tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang

prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak

semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya

menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.

Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap

pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun

berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal

yang utama dalam hubungannya dengan manusia.

Manusia sebagai makhluk individu adalah bahwa manusia itu merupakan keseluruhan

atau totalitas yang tidak dapat dibagi. Maksudnya, manusia tidak dapat dipisahkan dari jiwa

dan raganya, rohani dan jasmani. Setiap manusia memiliki berbagai potensi manusiawi,

seperti bakat, minat, kebutuhan sosial – emosional - personal, dan kemampuan jasmaniah.

Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui proses pendidikan dan pengajaran, sehingga

dapat tumbuh dan berkembang secara utuh menjadi manusia dewasa atau matang.

Sejak lahir, bahkan sejak masih di dalam kandungan ibunya, manusia merupakan

kesatuan psikofisis atau psikosomatis yang tetrus mengalami pertumbuhan dan

perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan itu merupakan sifat kodrat manusia yang

harus mendapat perhatian secara saksama.

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan –

kebutuhan. Pada awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan

jasmaninya, ia belum peduli dengan apa saja yang terjadi diluar dirinya. Ia sudah senang bila

kebutuhan fisiknya sudah terpenuhi. Dalam perkembangan selanjutnya maka ia akan mulai

mengenal lingkungannya, membutuhkan alat komunikasi (bahasa), membutuhkan teman,

keamanan dan seterusnya. Semakin besar anak tersebut semakin banyak kebutuhan non fisik

atau psikologis yang dibutuhkannya.

2. Karakteristik Individu

Karakteristik individu itu sendiri adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada

pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungannya. Karakteristik bawaan

merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

4

Page 5: Karakteristik dan perbedaan individu

biologis maupun faktor sosial psikologis. Pada masa lalu, terdapat keyakinan

serta kepribadian terbawa pembawaan (heredity) dan lingkungan. Hal

tersebut merupakan dua faktor yang terbentuk karena faktor yang

terpisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian dan kemampuan

individu bawaan dan lingkungan dengan caranya sendiri-sendiri. Akan

tetapi, makin disadari bahwa apa yang dirasakan oleh banyak anak,

remaja, atau dewasa merupakan hasil dari perpaduan antara apa yang

ada di antara faktor -faktor biologis yang diturunkan dan pengaruh

lingkungan.

Nature dan Nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk

menjelaskan karakteristik - karakteristik individu dalam hal fisik, mental,

dan emosional pada setiap tingkat perkembangan. Nature (alam, sifat dasar)

adalah karakteristik yang dimiliki setiap individu dari sejak dia kecil. Nurture

(pemeliharaan, pengasuhan) adalah karakteristik yang disebabkan oleh faktor lingkungan

yang mempengaruhinya.

Sejauh mana seseorang dilahirkan menjadi seorang individu atau

sejauh mana seseorang dipengaruhi subjek penelitian dan diskusi.

Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor biologis

cenderung lebih bersifat tetap, sedangkan karakteristik yang berkaitan

dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Mengenai karakteristik individu, ada 3 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Karakteristik yang berkenaan dengan kemampuan awal (prerequisite skills), seperti

kemampuan intelektual, berpikir, dan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor.

2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosio - kultural.

3. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan kepribadian, seperti sikap, perasaan,

minat, dan lainnya.

Pemahaman karakteristik ini sangat penting dalam proses belajar mengajar, sehingga

bagi seorang guru informasi mengenai karakteristik individu sangat beguna dalam memilih

dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebih tepat, yang dapat menjamin kemudahan

belajar bagi setiap peserta didik.

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

5

Page 6: Karakteristik dan perbedaan individu

B. Perbedaan Individu

Dalam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua fakta yang menonjol, yaitu :

(i) semua diri manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan didalam pola perkembangannya, dan

(ii) di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia – secara

biologis dan sosial – tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.

Perbedaan - perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan

kualitatif.

Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai orang perorangan atau perseorangan.

Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan, berkaitan dengan

perbedaan individual perseorangan. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain.

Perbedaan ii disebut perbedaan individu atau perbedaan individual. Maka “perbedaan” dalam

“perbedaan individual” menurut Landgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi

pada aspek fisik maupun psikologis.

Secara umum, perbedaan individual yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan

pengajaran dikelas adalah faktor – faktor yang menyangkut kesiapan anak untuk menerima

pengajaran karena perbedaan tersebut akan menentukan sistem pendidikan

secara keseluruhan. Perbedaan - perbedaan tersebut harus diselesaikan

dengan pendekatan individualnya juga, tetapi tetap disadari bahwa

pendidikan tidak semata-mata bertujuan untuk mengembangkan individu

sebagai individu, tetapi juga dalam kaitannya dengan pola kehidupan

masyarakat yang bervariasi.

1. Bidang-Bidang Perbedaan

Dalam kaitannya dengan perbedaan individu hendaknya selalu diingat bahwa perbedaan

dalam kualitas atau ciri – ciri adalah berjenjang. Tidak ada penggolongan anak – anak ke

dalam satu kategori atau sama sekali tidak termasuk dalam suatu kategori.

Garry 1963 (Oxendine, 1984) mengkategorikan perbedaan individual ke dalam bidang –

bidang berikut:

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

6

Page 7: Karakteristik dan perbedaan individu

1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan,

dan kemampuan bertindak.

2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.

3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.

4. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.

5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.

Dalam kehidupan setiap manusia berhubungan dengan manusia lain dan lingkungan di

luar dirinya. Tiap manusia berhubungan dengan manusia lain, dengan sesamanya. Manusia

juga berhubungan dengan Sang Pencipta atau dengan Tuhan-nya, maka manusia beragama.

Manusia hidup berkelompok dan berkeluarga, sesuai dengan sifat dan genetic orang tuanya.

Secara kodrati, manusia memiliki potensi dasar yang secara esensial membedakan

manusia dengan hewan, yaitu pikiran, perasaan, dan kehendak.

Adapun bidang – bidang dari perbedaannya, yakni:

a. Perbedaan Kognitif

Menurut Bloom, proses belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah,

menghasilkan 3 pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomy bloom, yaitu

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan

kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berarti

ia menguasai segala sesuatu yang diketahui, dalam arti pada dirinya terbentu suatu

persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.

Kemampuan kognitif menggambarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

tiap – tiap orang. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Proses

belajr mengajar adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif, diatur dan

direncanakan untuk mengembangkan faktor dasar yang telah dimiliki oleh anak. Tingkat

kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes hasil belajar.

Inteligensi (kecerdasan) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang.

Antara kecerdasan dan nilai kemampuan kognitif berkolerasi tinggi dan positif, semakin

tinggi nilai kecerdasan seseorang semakin tinggi kemampuan kognitifnya.

b. Perbedaan Individual dalam Kecakapan Bahasa

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

7

Page 8: Karakteristik dan perbedaan individu

ransangan indra saraf sensoris(perintah)

pusat

respon penerima saraf motorik(kegiatan) perintah

Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam

kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan

berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam

bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan

berbahasa dangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor

fisik (organ bicara).

Banyak penelitian eksperimental telah dilakukan dengan tujuan untuk menemukan

faktor – faktor psikologis yang mendasari keberhasilan atau kegagalan dalam

penguasaan bahasa. Individu – individu yang memasuki kegiatan – kegiatan di sekolah

formal, pada dasarnya telah membawa kebiasaan – kebiasaan sebagai hasil belajar, baik

dari lingkungan pendidikan prasekolah maupun dari latar belakang kehidupan

sebelumnya.

c. Perbedaan dalam Kecakapan Motorik

Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk

melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk

melakukan kegiatan. Kegiatan – kegiatan tersebut terjadi karena kerja saraf yang

sistematis.

Dari gambar di atas, saraf pusat (otak) yang melaksanakan fungsi sentral dalam

proses berpikir merupakan factor penting di dalam koordinasi kecakapan motorik.

Ketidaktepatan dalam pembentukan persepsi dan penyampaian perintah, akan

menyebabkan terjadinya kekeliruan respon dan atau kegiatan – kegiatan yang kurang

sesuai dengan tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa inteligensi merupakan

faktor dalam bentuk yang lebih tinggi dari keterampilan motorik. Secara umum

koordinasi motorik dan kecakapan untuk melakukan suatu kegiatan yang kompleks

membutuhkan keterampilan motorik yang lebih kompleks pula.

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

8

Page 9: Karakteristik dan perbedaan individu

Kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat

kemampuan berpikir. Karena kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan berpikir

setiap orang berbeda-beda, maka hal itu membawa akibat terhadap kecakapan motorik

masing – masing, dan dengan demikian kecakapan motorik setiap individu akan berbeda

-beda pula.

d. Perbedaan dalam Latar Belakang

Dalam suatu kelompok siswa, perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka

masing – masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari

potensi individu untuk menguasai bahan pelajaran.

Minat dan sikap individu terhadap sekolah dan mata pelajaran tertentu, kebiasaan –

kebiasaan kerja sama, kecakapan atau kemauan untuk berkonsentrasi pada bahan –

bahan pelajaran, dan kebiasaan – kebiasaan belajar semuanya merupakan faktor – faktor

perbedaan antara para siswa.

e. Perbedaan dalam Bakat

Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut

akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan den pemupukan secara

tepat. Sebaliknya bakat tidak dapat berkembang sama sekali, manakala lingkungan tidak

memberikan kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada ransangan dan

pemupukan yang menyentuhnya.

Perkembangan bakat dimiliki siswa secara individual. Meskipun inteligensi umum

merupakan faktor dari hamper semua atau bahkan semua bidang penampilan atau

performasi, namun hasil tes inteligensi yang selama ini dilaksanakan beum terkait

dengan beberapa bidang belajar seperti keterampilan motorik, musik, seni, dan olah raga.

Hasil tes inteligensi lebih banyak berhubungan dengan keberhasilan atau kemampuan

bidang akademik.

f. Perbedaan dalam Kesiapan Belajar

Perbedaan latar belakang keluarga dan lingkungan, yang meliputi perbedaan sosio-

ekonomi dan sosiokultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya,

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

9

Page 10: Karakteristik dan perbedaan individu

anak – anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama

dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas, dalam hal ini pelajaran di sekolah.

Kondisi fisik yang sehat, dalam kaitannya dengan kesehatan dan penyesuaian diri

ang memuaskan terhadap pengalaman – pengalaman, disertai dengan rasa ingin tahu

yang amat besar terhadap orang – orang dan benda – benda, membantu berkembangnya

kebiasaan berbahasa dan belajar yang diharapkan. Sikap apatis, pemalu, dan kurang

percaya diri, akibat dari kesehatan yang kurang baik, cacat tubuh, dan latar belakang

yang miskin pengalaman, mempengaruhi perkembangan pemahaman dan ekspresi diri.

C. Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu

Dalam pembahasan materi ini, pertumbuhan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan

perubahan – perubahan fisik yang secara kuantitatif semakin besar dan atau panjang, sedangkan

istilah perkembangan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan terjadinya perubahan –

perubahan aspek psikologis dan aspek sosial.

Perkembangan - perkembangan dasar atau esensi dari lingkungan belajar - mengajar yang

sehat adalah suasana belajar yang secara nyata dapat menumbuhkan munculnya perasaan yang

terdapat antara siswa dan guru di dalam kelas. Perasaan - perasaan yang mendasari transaksi

belajar mengajar tersebut tergantung pada peran guru dalam menciptakan situasi belajar yang

kondusif dan sehat adalah situasi belajar yang dapat menumbuhkan perasaan dekat antara guru

dan anak, merasa saling membutuhkan, saling menghargai, dan sebagainya. Dengan perasaan

salaing memperhatikan yang terdapat antara guru dan anak dalam proses belajar mengajar, sikap

guru yang merupakan cerminan perasaan yang melandasi transaksi belajar mengajar diantaranya

adalah:

Penerimaan (acceptance), sikap ini meliputi pengenalan dan pengakuan terhadap berbagai

kemampuan dan keterbatasan mental, emosi, fisik, dan sosial yang dimiliki anak.

Rasa aman, rasa ini merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu memperoleh

pemenuhan sehingga dalam proses belajar mengajar diperlukan pula adanya rasa disayangi

dan diterima oleh kelompok dan guru.

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

10

Page 11: Karakteristik dan perbedaan individu

Pemahaman akan adanya individualitas (differences), pemahaman pendidik bahwa tidak ada

manusia yang sama serta perilaku siswa selalu bersifat unik menjadikan diperlukan

kesabaran dalam menghadapi berbagai perilaku anak.

Setiap individu pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan dan fisik dan perkembangan

nonfisik yang meliputi aspek – aspek intelek, emosi, social, bahasa, bakat khusus, nilai dan

moral, serta sikap.

1. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik adalah perubahan - perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala

primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan - perubahan ini meliputi: perubahan ukuran

tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin yang utama  (primer) dan ciri

kelamin kedua (sekunder). Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua

kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistem endokrin. Endokrin adalah kelenjar yang

tidak mempunyai saluran untuk mengalirkan hasil sekresi (pengeluaran hasil kelenjar atau

sel secara aktifnya.

Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih

panjang, dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga ia dewasa.

a. Pertumbuhan Sebelum Lahir

Manusia itu ada dimulai dari suatu proses pembuahan (pertemuan set telur dan

sperma) yang membentuk suatu set kehidupan, yang disebut embrio. Embrio manusia

yang telah berumur satu bulan, berukuran sekitar setengah sentimeter. Pada umur dua

bulan ukuran embrio itu membesar menjadi dua setengah sentimeter dan disebut janin

atau "fetus". Baru setelah satu bulan kemudian (jadi kandungan telah berumur tiga

bulan), janin atau fetus tersebut telah berbentuk menyerupai bayi dalam ukuran kecil.

Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat

kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ - organ tubuh dan

susunan jaringan saraf membentuk sistem yang lengkap. Pertumbuhan dan

perkembangan janin diakhiri saat kelahiran. Kelahiran pada dasarnya merupakan

pertanda kematangan biologis dan jaringan saraf masing - masing komponen biologis

mampu berfungsi secara mandiri.

b. Pertumbuhan Setelah Lahir

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

11

Page 12: Karakteristik dan perbedaan individu

Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan lanjutan pertumbuhannya

sebelum lahir dan berlangsung sampai masa dewasa. Selama tahun pertama dalam

pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar sepertiga dari

panjang badan semula dan berat badannya akan bertambah menjadi sekitar tiga kalinya.

Sejak lahir sampai dengan umur 25 tahun, perbandingan ukuran badan individu, dari

pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia sampai dengan

proporsi yang ideal di masa dewasa. Dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar di atas menunjukkan bahwa setiap bagian fisik seseorang individu akan

terus mengalami perubahan karena pertumbuhan, sehingga masing – masing komponen

tubuh akan mencapai tingkat kematangan untuk menjalankan fungsinya. Jaringan saraf

otak atau saraf sentral akan tumbuh dengan cepat karena saraf pusat itu akan menjadi

sentral dalam menjalankan fungsi jaringan saraf di seluruh tubuh manusia.

Pertumbuhan fisik manusia berbeda dengan pertumbuhan fisik pada hewan. Pada aal

setelah bayi itu dilahirkan, respon terhadap segala ransangan dari luar dirinya dilakukan

secara refleks dan belum terkoordinasi. Respon yang bersifat refleks ini akan berakhir

atau menjadi lebih terarah apada sasaran saat bayi berumur 4 sampai 5 bulan.

Kapasitas saraf sensoris seorang bayi sangat berbatas. Bai yang baru lahir

pendengarannya amat baik dan penglihatannya masih lemah. Begitu pula saraf sensoris

yang lain seperti perabaan, penciuman, dan pencernaan berkembang sejalan dengan saraf

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

12

Page 13: Karakteristik dan perbedaan individu

penglihatan. Perkembangan fungsi saraf sensoris semakin sempurna dan lengkap,

sehingga anak mampu menginterpretasikan apa yang ia lihat, dengar, sentuh, dan

rasakan. Semua ini merupakan potensi yang berfungsi bagi terbentuknya pengetahuan

seseorang.

Pertumbuhan dan perkembangan fungsi biologis setiap orang memiliki pola dan

urutan yang teratur. Pola dan urutan pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik ini di

ikuti oleh perkembangan kemampuan mental spiritual dan perkembangan sosial.

Pertumbuhan fisik anak di bagi menjadi empat periode utama, dua periode di tandai

dengan pertumbuhan yang cepat dan dua periode lainnya di cirikan oleh pertumbuhan

yang lambat.

Menurut Muhammad Syafi,I di kutip dari Prof. Dani Al Hafiz, secara garis besar

tumbuh kembang dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

Tumbuh kembang fisik; meliputi perumahan dalam ukuran besar dan fungsi

individu.

Tumbuh kembang intelektual; meliputi kepandaian komunikasi, bermain, berhitung

dan membaca.

Tumbuh kembang emosional; meliputi kemampuan membentuk ikatan batin,

berkasih sayang, menangani kegelisahan, mengelola sifat agresif/marah.

Perlu diingat bahwa pertumbuhan dan perkembangan setiap individu bersifat unik.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor genetik (faktor bawaan),

lingkungan (baik itu biologis ataupun psikologis) dan perilaku (keadaan/perilaku pada

keluarga). Agar pertumbuhan dan perkembangan anak optimal, harus diperhatikan:

Lingkungan; harus mendukung kesehatan biologis dan psikologis anak

Gizi; harus cukup dan seimbang

Keteraturan ke pelayanan kesehatan; meliputi pemberian imunisasi

Istirahat dan tidur; harus cukup, hindari kelelahan.

2. Intelek

Menurut Wechler merumuskaan intelektual/intelligensi sebagai "keseluruhan

kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan

mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Intelegensi/intelektual bukanlah suatu

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

13

Page 14: Karakteristik dan perbedaan individu

yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendiskripsikan perilaku

individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual”.( Dani, 2008) . Perkembangan

dapat diartikan ”suatu proses perubahan pada diri individu atau organisme, baik fisik

(jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang

berlangsung secara sistematis progresif, dan berkesinambungan” (Syamsu Yusuf: 83). Dan

semua para ahli sependapat bahwa yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah suatu

proses perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih dewasa, namun mereka

berbeda-beda pendapat tentang bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam bentuknya

yang hakiki. (Ani Cahyadi, Mubin, 2006 : 21-22).

Hubungannya dengan intelektual remaja bahwa inteligensi bukanlah suatu yang bersifat

kebendaan, melainkan suatui fiksi ilmiah untuk mendeskripsiskan prilaku induvidu yang

berkaitan dengan kemampuan intelektualnya. Dalam mengartikan inteligensi (kecerdasan)

ini, para ahli mempunyai pengertian yang beragam. Diantaranya menurut C.P. Chaplin

(1975) mengartikan inteligensi itu sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri

terhadap situasi baru secara cepat dan efektif (Syamsu Yusuf).

Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Karena

pikiran pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang lazim

atau kemampuan berpikir, dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan

fungsinya secara baik.

Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan intelek ini ditunjukkan pada

perilakunya, yaitu tindakan menolak dan memilih sesuatu. Tindakan itu berarti telah

mendapatkan proses mempertimbangkan atau proses analisis, evaluasi sampai dengan

kemampuan menarik kesimpulan dan keputusan. Perkembangan kemampuan berpikir ini

dikenal sebagai perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif seseorang menurut Piaget

(Sarlito, 1991) mengikuti tahap – tahap sebagai berikut.

1. Tahap pertama : Masa sensori motorik ( 0,0 - 2,5 tahun ).

Masa ketika bayi mempergunakan sistem pengindraan dan aktifitas motorik mengenal

lingkungannya. Bayi memberikan reaks motorik atas rangsangan – rangsangan yang

diterimanya dalam bentuk reflex. Reflex – reflex ini kemudian berkembang lagi menjadi

gerakan – gerakan yang lebih canggi, misalnya berjalan.

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

14

Page 15: Karakteristik dan perbedaan individu

2. Tahap kedua : Masa pra-operasional (2,0 - 7,0 tahun).

Kemampuan anak menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Kemampuan

simbolik memungkinkan anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-

hal yang telah lewat.

3. Tahap ketiga : Masa konkreto prerasional (7,0 - 11,0 tahun).

Melakukan berbagai macam tugas yang konkret.

a. identifikasi : mengenali sesuatu

b. negasi : mengingkari sesuatu

c. reprokasi : mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal.

4. Tahap keempat : Masa operasional (11,0 - dewasa).

Dalam usia remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu berfikir abstrak dan

hipotesis, memperkirakan apa yang mungkin terjadi, dan mengambil kesimpulan.

Menurut Andi Mappiare (1982) hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek itu

antara lain:

1. Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu

berpikir reflektif.

2. Banyaknya pengalaman dan latihan - latihan memecahkan masalah sehingga seseorang

bisa berpikir proporsional.

3. Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun

hipotesis - hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan

menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru

dan benar.

3. Emosi

Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus di miliki oleh manusia.

Emosi merupakan gejala perasaan di sertai dengan perubahan atau perilaku fisik. Seperti

marah yang di tunjukan dengan teriakan seorang yang gembira akan melonjak-lonjak sambil

tertawa lebar, dan sebaliknya.

Emosi yang terkait pada hal - hal yang bersifat fisiologis disebut sebagai emosi primer,

biasanya berlangsung sejak bayi lahir hingga usia 6 bulan, dan mulai berkurang pada usia

sekitar 1 tahun. Bentuk emosi primer adalah gembira, sedih, tidak suka, marah, terkejut dan

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

15

Page 16: Karakteristik dan perbedaan individu

takut. Emosi - emosi primer ini bisa di tampilkan dalam bentuk yang intens, kuat, atau bisa

juga ditampilkan dalam bentuk yang sedang - sedang saja. Pada usia sekitar 1½ tahun yaitu

setelah bayi mengenali bahwa diri berbeda dari orang lain maka bayi akan mengembangkan

emosi yang sekunder, yaitu emosi yang terkait dengan kesadaran dirinya, disebut juga emosi

yang dikaitkan dengan kehadiran orang lain. Emosi sekunder ini juga akan mengalami

perkembangan. Pada awalnya bayi mengembangkan rasa empati (kalau melihat teman

menangis, bayi ikut menangis), dia juga bisa merasa iri pada anak lain atau pada adik kalau

sudah ada adik, selain itu bayi sudah bisa menunjukkan rasa malu. Empati, rasa iri dan rasa

malu ini mulai berkembang sekitar usia 1½ hingga usia 2 tahun.

Selanjutnya hingga usia 2½ tahun bayi bisa mengembangkan rasa bangga akan diri,

misalnya “Andi sekarang punya mobil baguuuusss sekali”. Bersamaan dengan itu ia juga

mengembangkan rasa bersalah dan rasa malu. Emosi - emosi ini terkait dengan penilaian dia

terhadap dirinya sendiri, karena disini anak mulai mengenali aturan aturan sosial yang

berlaku dan ia juga mulai bisa menggunakan standar - standar atau aturan - aturan sosial

yang berlaku di lingkungannya untuk menilai tingkah lakunya secara sederhana.

Contohnya, “Arisman usia 3 tahun, karena tidak bisa mengendalikan dirinya ketika

marah pada teman, dia memukul teman hingga teman menangis. Orang tua Arisman sudah

pernah memberi tahu pada Arisman bahwa memukul teman akan menyebabkan teman

merasa kesakitan, jadi kalau teman melakukan kekeliruan sebaiknya teman itu diberi

tahu ,jangan dipukul. Ketika melihat teman menangis, Arisman baru sadar bahwa dia

melakukan kesalahan, muncul rasa bersalah pada Arisman”.

Para ahli juga mengungkapkan bahwa rasa aman dan nyaman yang terbina pada masa

usia dini ini kelak akan membuat individu merasa bahwa lingkungan itu aman dan nyaman,

bahwa orang lain bukanlah tokoh yang menakutkan. Rasa aman ini akan membuat anak

lebih berani untuk melakukan penjelajahan kedalam lingkungannya, dan akan memperkaya

khasanah pengalaman dalam pembentukan pribadi/individu kecilnya.

4. Sosial

Bayi lahir dalam keadaan yang sangat lemah. Ia tidak mampu hidup terus tanpa bantuan

orang lain, terutama ibunya, jadi setiap orang membutuhkan orang lain. Dalam proses

pertumbuhan setiap orang tidak dapat berdiri sendiri. Setiap manusia memerlukan

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

16

Page 17: Karakteristik dan perbedaan individu

lingkungan dan senantiasa akan memerlukan manusia lainnya. Akhirnya manusia mengenal

kehidupan bersama, kemudian bermasyarakat atau berkehidupan sosial. Dalam

perkembangannya setiap orang akhirnya mengetahui bahwa manusia itu saling membantu

dan di bantu , memberi dan di beri.

Secara potensial (fitriah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicon),

kata Plato. Namun, untuk mewujudkan potensi tersebut ia harus berada dalam interaksi

dengan lingkungan manusia-manusia lain (ingat kisah Singh Zingh di India dan Itard di

Perancis, bayi yang disusui dan dibesarkan binatang tidak dapat dididik kembali untuk

menjadi manusia biasa).

a) Proses sosialisasi dan perkembangan sosial

Secepat individu menyadari bahwa di luar dirinya itu ada orang lain, maka mulailah

pula menyadari bahwa ia harus belajar apa yang seyogianya ia perbuat seperti yang

diharapkan orang lain. Proses belajar untuk menjadi makhluk sosial ini disebut

sosialisasi. Perkembangan sosial, dapat diartikan sebagai sequence dari perubahan yang

bersinambungan dalam perilaku individu untuk menjadi rnakhluk sosial yang dewasa.

b) Kecenderungan Pola Orientasi Sosial

Branson (Loree, 1970:87-89) mengidentifikasi berdasarkan hasil studi

longitudinalnya terhadap anak usia 5 - 16 tahun bahwa ada tiga pola kecenderungan

sosial pada anak, yakni withdrawal - expansive, reactivity - placidity dan passivity -

dominance. Kalau seseorang telah memperhatikan orientasinya pada salah satu pola

tersebut, maka cenderung diikutinya sampai dewasa.

5. Bahasa

Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam

pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan

dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan sesuatu pengertian,

seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka.

Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa

merupakan anugerah dari Tuhan Allah, yang dengannya manusia dapat mengenal atau

memahami dirinya, sesama manusia, alam, dan penciptanya serta mampu memposisikan

dirinya sebagai makhluk berbudaya dan mengembangkan budayanya.

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

17

Page 18: Karakteristik dan perbedaan individu

Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berpikir individu. Perkembangan

pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk

pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan. Fungsi bahasa adalah sebagai alat

komunikasi. Bicara adalah bahasa suara, bahasa lisan dan perkembangan awal berbahasa

lisan, bayi menyampaikan isi pikiran atau perasannya dengan tangis atau ocehan.

Perkembangan lebih lanjut bayi yang berusia 6 - 9 bulan mulai berkomunikasi dengan satu

kata atau dua kata. Dengan demikian seterusnya anak mulai mampu menyusun kalimat tiga

kata untuk menyatakan maksud atau keinginannya. Perkembangan pikiran itu dimulai pada

usia 1,6 - 2,0 tahun, yaitu pada saat anak dapat menyusun kalimat dua atau tiga kata. Laju

perkembangan itu sebagai berikut.

a. Usia 1,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat positif, seperti: “bapak makan”.

b. Usia 2,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat negatif (menyangkal), seperti: “Bapak

tidak makan”.

c. Pada usia selanjutnya, anak dapat menyusun pendapat:

1) Kritikan: “ini tidak boleh, ini tidak baik”.

2) Keragu-raguan: barangkali, mungkin, bisa jadi, ini terjadi apabila anak sudah

menyadari akan kemungkinan ke khilafannya.

3) Menarik kesimpulan analogi, seperti: anak melihat ayahnya tidur karena sakit, pada

waktu lain anak melihat ibunya tidur, dia mengatakan bahwa ibu tidur karena sakit.

Dalam berbahasa, anak dituntut untuk menuntaskan atau menguasai empat tugas pokok

yang satu sama lainnya saling berkaitan. Apabila anak berhasil menuntaskan tugas yang

satu, maka berarti juga ia dapat menuntaskan tugas-tugas yang lainnya. Keempat tugas itu

adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain. Bayi memahami

bahasa orang lain, bukan memahami kata-kata yang diucapkannya, tetapi dengan

memahami kegiatan /gerakan atau gesturenya (bahasa tubuhnya).

2. Pengembangan Perbendaharaan kata-kata anak berkembang dimulai secara lambat pada

usia dua tahun pertama, kemudian mengalami tempo yang cepat pada usia prasekolah

dan terus meningkat setelah anak masuk sekolah.

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

18

Page 19: Karakteristik dan perbedaan individu

3. Penyusunan Kata-kata menjadt kalimat, kemampuan menyusun kata-kata menjadi

kalimat pada umumnya berkembang sebelum usia dua tahun. Bentuk kalimat pertama

adalah kalimat tunggal (kalimat satu kata) dengan disertai: “gesture” untuk melengkapi

cara berpikirnya.

4. Ucapan. Kemampuan kata-kata merupakan hasil belajar melalui imitasi (peniruan)

terhadap suara-suara yang didengar anak dan orang lain (terutama orangtuanya). Pada

usia bayi, antara 11-18 bulan, pada umumnya mereka belum dapat berbicara atau

mengucapkan kata-kata secara jelas, sehingga sering tidak dimengerti maksudnya.

Kejelasan ucapan itu baru tercapai pada usia sekitar tiga tahun. Hasil studi tentang suara

dan kombinasi suara menunjukkan bahwa anak mengalami kemudahan dan kesulitan

dalam huruf - huruf tertentu.

Ada dua tipe perkembangan bahasa anak, yaitu sebagai berikut.

1. Eqocentric Speech

2. Socialized Speech, yang terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya

atau dengan lingkungannya. Perkembangan ini dibagi ke dalam lima bentuk:

a) adapted information, di sini terjadi saling tukar gagasan atau adanya tujuan bersama

yang dicari,

b) critism, yang menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang

lain,

c) command (perintah), request (permintaan) dan threat (ancaman),

d) questions (pertanyaan), dan

e) answers (jawaban).

Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut yaitu:

1. Faktor Kesehatan. Kesehatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi

perkembangan bahasa anak, terutama pada usia awal kehidupannya. Apabila pada usia

dua tahun pertama, anak mengalami sakit terus - menerus, maka anak tersebut cenderung

akan mengalami kelambatan atau kesulitan dalam perkembangan bahasanya. Oleh

karena itu, untuk memelihara perkembangan bahasa anak secara normal, orangtua perlu

memper hatikan kondisi kesehatan anak. Upaya yang dapat ditempuh adalah dengan cara

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

19

Page 20: Karakteristik dan perbedaan individu

memberikan ASI, makanan yang bergizi, memelihara kebersihan tubuh anak atau secara

reguler memeriksakan anak ke dokter atau ke puskesmas.

2. Inteligensi Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat inteligensinya. Anak

yang perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai inteligensi normal

atau di atas normal.

3. Status Sosial Ekonomi Keluarga. Beberapa studi tentang hubungan antara perkembangan

bahasa dengan status sosial ekonomi keluarga menunjukkan bahwa anak yang berasal

dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasa dibandingkan

dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini terjadi mungkin

disebabkan oleh perbedaan kecerdasan atau kesempatan belajar (keluarga miskin diduga

kurang memperhatikan perkembangan bahasa anaknya), atau kedua-duanya (Hetzer &

Reindorf dalam E. Hurlock. 1956).

4. Jenis kelamin (Sex). Pada tahun pertama usia anak, tidak ada perbedaan dalam vokalisasi

antara pria dengan wanita. Namun mulai usia dua tahun, anak wanita menunjukkan

perkembangan yang lebih cepat dari anak pria.

5. Hubungan Keluarga. Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi

dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orangtua yang

mengajar, melatih dan memberikan contoh berbahasa kepada anak.

6. Bakat Khusus

Bakat merupakan kemampuan tertentu yang di miliki oleh seseorang individu yang

hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan kemampuan itu dapat berkembang.

Tiga dimensi bakat yang dikemukakan oleh Guilford :

(i) dimensi perceptual

(ii) dimensi psikomotorik

(iii) dimensi intelektual

Seseorang yang berbakat akan cepat dapat di amati sebab kemampuan yang di miliki

akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat khusus merupakan salah satu

kemampuan untuk bidang tertentu seperti seni, olah raga, atau keterampilan.

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

20

Page 21: Karakteristik dan perbedaan individu

Pemberian nama terhadap jenis - jenis bakat biasanya dilakukan berdasar atas bidang apa

bakat tersebut berfungsi, seperti bakat matematika, bakat bahasa, bakat olah raga, bakat seni,

bakat musik, bakat klerikal, bakat guru, bakat dokter, dan sebagainya. Dengan demikian,

maka macam bakat akan sangat tergantung pada konteks kebudayaan di mana seseorang

individu hidup dan dibesarkan. Kondisi - kondisi lingkungan  yang bersifat memupuk bakat

anak adalah keamanan psikologis dan kebebasan psikologis. Anak akan merasa aman secara

psikologis apabila:

a. Pendidik dapat menerimanya sebagaimana adanya, tanpa syarat dengan segala kekuatan

dan kelemahannya, serta kepercayaan padanya bahwa  pada dasarnya ia baik dan

mampu.

b. Pendidik mengusahakan suasana di mana anak tidak merasa “dinilai” oleh orang lain.

Memberi penilaian terhadap seseorang dapat dirasakan sebagai ancaman, sehingga

menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri.

c. Pendidikan memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan,

dan perilaku anak, dapat menempatkan diri dalam situasi anak dan melihat dari sudut

pandang anak. Dalam suasana ini anak merasa aman untuk mengungkapkan bakatnya.

7. Sikap, Nilai, dan Moral

Bloom mengemukakan bahwa tujuan akhir proses belajar di kelompokkan menjadi tiga

sasaran yaitu:

a. Penguasaan pengetahuan (kognitif)

b. Pengiasaan nilai dan sikap (afektif)

c. Penguasaan psikomotorik

Masa bayi belum mengenal moral, karena bayi belum mengenal nilai dan suara hati.

Perilakunya belum di bimbing oleh norma - norma moral. Pada awalnya pengenalan moral,

nilai dan perilaku serta tindakan itu masih bersifat paksaan akan tetapi sejalan dengan

perkembangan inteleknya berangsur - angsur anak mulai mengikuti berbagai ketentuan yang

berlaku di dalam kehidupannya.

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

21

Page 22: Karakteristik dan perbedaan individu

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap individu memiliki karakter yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Dapat di lihat dari segi perbedaan fisik, sosial, kepribadian, intelegensi, dan kemampuan dasar

seseorang. Serta perbedaan kecakapan seseorang atau kepandaian yang semuanya itu sangat

barpengaruh terhadap prilaku individu. Dengan demikian tingkat perbedaan antara individu

yang satu dengan yang lainnya berbeda - beda, sesuai dengan kepribadian masing-masing.

Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau

dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang,

umur tulang dan keseimbangan metabolic. Perkembangan adalah bertambah kemampuan (skill)

dalam struktur da fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan

sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan. Sel -

sel tubuh, jaringan tubuh, organ - organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa,

sehingga masing - masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga emosi, dan intelektual.

Intelegensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan keseluruhan kemampuan

individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai

lingkungan secara efektif.

Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku fisik. Seperti

marah, senang, sedih, ceria dan sebagainya.

Dalam perkembangannya setiap orang akhirnya mengetahui bahwa manusia itu saling

membantu dan di bantu , memberi dan di beri. Secara potensial manusia dilahirkan sebagai

makhluk sosial. Namun, untuk mewujudkan potensi tersebut ia harus berada dalam interaksi

dengan lingkungan manusia-manusia lain.

Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa

merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa merupakan

anugerah dari Tuhan Allah, yang dengannya manusia dapat mengenal atau memahami

dirinya, sesama manusia, alam, dan penciptanya serta mampu memposisikan dirinya sebagai

makhluk berbudaya dan mengembangkan budayanya.

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

22

Page 23: Karakteristik dan perbedaan individu

Bakat merupakan kemampuan tertentu yang di miliki oleh seseorang individu yang

hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan kemampuan itu dapat berkembang.

Bloom mengemukakan bahwa tujuan akhir proses belajar di kelompokkan menjadi tiga

sasaran yaitu: Penguasaan pengetahuan (kognitif), Pengiasaan nilai dan sikap (afektif),

Penguasaan psikomotorik.

B. Saran

Dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu kritik, pendapat, dan saran yang bersifat dan dapat membangun

sangat diharapkan, agar laporan ini menjadi jauh lebih baik dan dapat memberikan manfaat serta

dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

C.

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

23

Page 24: Karakteristik dan perbedaan individu

TANYA – JAWAB

1. Bagaimana tindakan kita nantinya sebagai guru, menghadapi status latar belakang sosial

siswa yang berbeda – beda? (Natanael Tinangon – Kelompok 3)

Menurut kami, peranan guru sangat penting dalam perkembangan peserta didik. Dan

cara yang tepat yaitu guru melakukan pendekatan dengan siswa – siswa yang ada dan

tidak memandang perbedaan dan status sosial yang ada pada siswa serta membuat

semua siswa itu sama dan tidak membeda – bedakan. Hal itu merupakan salah satu

kunci dalam menghadapi status latar belakang sosial siswa yang berbeda – beda.

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

24

Page 25: Karakteristik dan perbedaan individu

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Syafi.2009.Melihat Tingkah Anak: Suatu Pendekatan dalam Pendidikan.Semarang:

PT. Makmur Jaya.

Sunarto, Hartono Agung.2008.Perkembangan Peserta Didik.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

http://abyfarhan7.blogspot.com/2011/12.pengertian-individu-keluarga-dan.html

http://ebookbrowse.com/download-karakteristik-dan-perbedaan-individu-dalam-perkembangan-

peserta-pdf-d328618101

http://ebookbrowse.com/karakteristik-dan-perbedaan-individu-pdf-d261092623

http://ebookbrowse.com/makalah-karakteristik-dan-perbedaan-individu-dalam-perkembangan-

peserta-didik-pdf-d328283251

http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/01/karakteristik-dan-perbedaan-individu/

http://kreasimudaunisi.blogspot.com/2010/04/makalah-aspek-aspek-pertumbuhan-dan.html

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/aspek-aspek-perkembangan-perilaku-dan.html

http://pengantarpendidikan.files.wordpress.com/2011/02/karakteristik-dan-perbedaan-individu-

dalam-perkembangan-peserta.pdf

http://www.keyshe.com/komunitas/showthread.php?tid=298

| Karakteristik dan Perbedaan Individu

25