30
By : Wahidin 1 IMAN KEPADA ALLAH Tujuan Pembelajaran : Untuk Meningkatkan Keimanan Kepada Allah STAIN SALATIGA 2012

IMAN KEPADA ALLAH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

deskripsi dan perwujudun keimanan kepada Allah sebagai rukun iman pertama

Citation preview

Page 1: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin

1

IMAN KEPADA ALLAH

Tujuan Pembelajaran : Untuk Meningkatkan Keimanan Kepada Allah

STAIN SALATIGA2012

Page 2: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 22

• Mengenal ALLAH dapat kita lakukan dengan cara memahami sifat-sifat-Nya. Kita tidak dapat mengenal ALLAH melalui zat-Nya, karena membayangkan zat ALLAH itu adalah suatu perkara yang sudah di luar batas kesanggupan akal kita sebagai makhluk ALLAH.

• Untuk memahami sifat-sifat ALLAH itu, kita memerlukan dalil aqli dan dalil naqli. Dalil aqli adalah dalil yang bersumber dari akal (aqli dalam bahasa Arab = akal). Dalil naqli adalah dalil yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Page 3: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 3

Sifat-Sifat AllahNo Sifat Wajib Sifat Mustahil

1 Wujud Ada Adam Tidak ada

2 Qidam Dahulu Huduus Baru

3 Baqa' Kekal Fana Rusak

4Mukhalafatuhu lil

hawaditsBerbeda dengan ciptaan-

NyaMumatsalatuhu lil

hawaditsSama dengan ciptaan-

Nya

5 Qiyamuhu binafsihi Berdiri dengan sendirinya Ihtiyaju lighairihi Membutuhkan yang lain

6 Wahdaniyyah Esa atau Tunggal Ta'addud Berbilang

7 Qudrah Berkuasa 'Ajzun Lemah

8 Iradah Berkehendak Karahah Terpaksa

9 Ilmu Mengetahui Jahlun Bodoh

10 Hayat Hidup Mautun Mati

11 Sam'un Mendengar Samamum Tuli

12 Basar Melihat Umyun Buta

13 Kalam Berkata Bukmun Bisu

14 Qadirun Yang Berkuasa 'Ajizun Yang maha lemah

15 Muridun Yang Berkehendak Mukrahun Yang maha terpaksa

16 'Alimun Yang Mengetahui Jahilun Yang maha bodoh

17 Hayyun Yang Hidup Mayyitun Yang mati

18 Sami'un Yang Mendengar Ashamma Yang maha tuli

19 Basirun Yang Melihat A'maa Yang maha buta

20 Mutakallimun Yang Berbicara Abkama Yang maha bisu

Page 4: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 4

1. WUJUD Vs ‘ADAM

ADA• Kita tidak dapat melihat wujud ALLAH secara langsung, tetapi dengan menggunakan akal, kita dapat menyaksikan ciptaan-Nya.

Alam semesta ini.

• Sesungguhnya Rabb kamu ialah ALLAH yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak ALLAH. Maha suci ALLAH, Rabb semesta alam. (QS. Al-A'râf: 54)

Page 5: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 5

Page 6: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 6

2. Qidam Vs HUDUUS

DAHULU• ALLAH adalah yang paling awal sebelum adanya alam semesta ini. Adanya ALLAH berbeda dengan adanya alam

semesta beserta isinya. Perbedaan tsb terdapat pada kejadian dan prosesnya. Kita ambil contoh: Adanya hujan didahului oleh terjadinya penguapan air laut. Berbeda dengan alam semesta ini, adanya ALLAH tidak didahului oleh sebab-sebab tertentu, karena ALLAH zat yang paling awal. ALLAH adalah pencipta alam semesta, tidak mungkin hasil ciptaan lebih dulu ada dari Sang Penciptanya.

• Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Hadîd: 3)

Page 7: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 7

Page 8: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 8

3. BAQO’ Vs FANA

KEKAL• Semua makhluk yang ada di alam semesta ini, baik itu manusia, binatang, tumbuhan, planet, bintang,

bulan, dll, suatu saat akan mengalami kerusakan dan akhirnya mengalami kehancuran. Hanya ALLAH SWT, Sang Pencipta, yang tidak akan rusak dan hancur, karena ALLAH bersifat kekal.

• Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS. Ar-Rahmân: 26-27)

Page 9: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 9

Page 10: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 10

4. MUKHOLAFATU LILHAWADISI ’ Vs MUMUSTSALATU LIL HAWADITS

BERBEDA DENGAN MAKHLUK-NYA

• Analogi : pelukis dengan lukisannya, pembuat patung dengan patung karyanya, apakah ada kesamaan antara pencipta dengan hasil ciptaannya?

• ... Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Asy-Syûra: 11)

• Dengan memahami sifat ALLAH ini, semoga kita tidak akan terjebak pada perbuatan takhyul dan syirik, yaitu menyembah selain ALLAH atau menyekutukan ALLAH. Tak ada suatu pun selain ALLAH yang pantas disembah. Menyembah selain ALLAH adalah perbuatan yang hina dan merendahkan martabat manusia sendiri.

Page 11: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 11

Page 12: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 12

5. QIYAMUHU BINAFSIHI ’ Vs IHTIYAJU LIGHOIRIHI

BERDIRI SENDIRI

• Keberadaan makhluk ALLAH, tidak lepas dari bantuan yang lain. Manusia lahir karena ada kedua orangtuanya, tumbuh dan berkembang karena dipelihara dan dirawat oleh orangtuanya. Bahkan setelah besar pun, manusia tetap tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.

• ALLAH, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. (QS. Ali-Imran: 2)

• Sadarlah kita, bahwa ternyata kita ini makhluk yang sangat lemah, karena tidak mampu hidup tanpa bantuan orang lain.

Page 13: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 13

Page 14: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 14

6. WAHDANIYAH Vs TA’ADUD

ESA/ TUNGGAL• Keesaan ALLAH itu mutlak. Artinya keesaan ALLAH meliputi zat, sifat, maupun

perbuatan-Nya. Meyakini keesaan ALLAH, merupakan hal yang sangat prinsipil, sehingga seseorang dianggap muslim atau tidak, tergantung pada pengakuan tentang keesaan ALLAH. Mustahil ALLAH lebih dari satu. Apabila itu terjadi, tentulah tidak akan tercipta alam semesta yang teratur ini. Keteraturan alam semesta telah membuktikan pada kita bahwa ALLAH itu Tunggal.

• Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain ALLAH, tentulah keduanya itu sudah rusak binasa. Maka Maha Suci ALLAH yang mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (QS. Al-Anbiyâ: 22)

• Dengan menghayati sifat wahdaniyyah ini, kita akan terhindar dari berbagai paham ketuhanan. Ada 2 macam paham ketuhanan, yaitu monoteisme dan politeisme. Monoteisme menyatakan bahwa Tuhan adalah satu, sedang politeisme menyatakan bahwa tuhan lebih dari satu. Agama-agama yang memiliki kepercayaan banyak dewa dan dewi yang mengatur alam semesta ini, adalah salah satu contoh paham politeisme.

Page 15: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 15

Page 16: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 16

7. QUDROH Vs ‘AJZUN

KUASA• Kekuasaan ALLAH adalah kekuasaan yang sempurna, karena kekuasaan

ALLAH tidak terbatas. Hal ini tentu berbeda dengan manusia yang mempunyai kelemahan dan keterbatasan. Bagi ALLAH, jika ALLAH telah berkehendak melakukan atau tidak melakukan sesuatu, maka tidak ada suatu pun yang dapat menghalangi-Nya.

• ... Sesungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 20)

• Sungguh tidak patut kita sebagai manusia bersifat sombong dengan kekuasaan yang kita miliki, karena sebesar apa pun kekuasaan kita, kekuasaan ALLAH pasti lebih besar, dan yang Terbesar. Jika ALLAH berkehendak, Dia dapat menghilangkan kekuasaan kita dalam sekejap, dan kita tak akan berdaya untuk mempertahankannya.

Page 17: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 17

Page 18: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 18

8. IRADAH Vs KAROHAH

BERKEHENDAK• ALLAH memiliki sifat selalu berkehendak. Kehendak ALLAH sesuai

kemauan ALLAH sendiri, tak ada rasa terpaksa atau dipaksa oleh pihak lain. Kehendak ALLAH juga tidak dipengaruhi oleh pihak lain. Kehendak ALLAH tidak terbatas, karena Ia dapat melakukan apa saja tanpa ada kuasa lain yang dapat mencegah-Nya. Manusia juga berkehendak, tapi kehendak manusia adalah terbatas pada kemampuannya sendiri.

– Manusia boleh berkehendak, namun ALLAH jualah yang menentukan hasilnya.

– Maksud hati ingin memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai.

– Sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya akan jatuh juga.– Di atas langit masih ada langit

Page 19: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 19

Page 20: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 20

9. ILMU Vs JAHLUN

MENGETAHUI• Segala yang ada di alam raya ini, baik yang besar maupun yang

kecil, yang terlihat maupun yang tersembunyi, tidak ada yang luput dari pengetahuan ALLAH. ALLAH Maha Luas ilmunya, begitu luasnya ilmu ALLAH sehingga jika seluruh air di lautan ini dijadikan tinta dan seluruh pohon dijadikan alat tulisnya, tak akan mampu menuliskan ilmu ALLAH.

• Katakanlah (kepada mereka): Apakah kamu akan memberitahukan kepada ALLAH tentang agamamu (keyakinanmu), padahal ALLAH mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan ALLAH Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Hujurât: 16)

Page 21: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 21

Page 22: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 22

10. HAYAT Vs MAUTUN

HIDUP• Hidupnya ALLAH berbeda dengan hidupnya manusia. ALLAH hidup

tidak bergantung dengan yang lain, sedang manusia hidupnya sangat bergantung dengan yang lain. ALLAH hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian, bahkan mengantuk pun tidak.

• ALLAH tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur... Al-Baqarah: 255

• ALLAH Maha Hidup, tidak mengantuk, tidak tidur, apalagi mati. Dan selama itu pula ALLAH selalu mengurus dan mengawasi seluruh makhluk ciptaan-Nya. Oleh sebab itu hendaknya kita selalu berhati-hati dalam segala tindakan, karena gerak-gerik kita selalu diawasi dan dicatat oleh ALLAH, tak ada yang terlewatkan.

Page 23: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 23

Page 24: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 24

11. SAMA’ Vs SAMAMUN

MENDENGAR• ALLAH Maha Mendengar. Pendengaran ALLAH tidak terbatas dan tidak

terhalang oleh jarak, ruang, dan waktu. Selemah apa pun suara, ALLAH mendengarnya. Berbeda dengan manusia, pendengarannya sangat terbatas.

• ...Dan ALLAH-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Mâidah: 76)

• Dengan menyadari sifat sam'un ALLAH ini, semestinyalah kita senantiasa bertingkah laku, bersikap, berbicara, dan berpikir dengan bahasa yang santun dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang baik lagi bermanfaat. Karena ALLAH selalu mendengar segala perkataan manusia, baik yang terucap maupun hanya sekedar bisikan di dalam hati.

Page 25: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 25

12. BASHOR Vs ‘AMA

MELIHAT • Mustahil ALLAH buta, karena ALLAH Maha sempurna. Penglihatan

ALLAH bersifat mutlak, tidak terhalang oleh apa pun. ALLAH melihat segala sesuatu, baik yang besar dan kecil, yang nampak dan tersembunyi. Penglihatan ALLAH bersifat terus-menerus, ALLAH tidak pernah lalai walau sedetik pun dari melihat segala perbuatan kita.

• Sesungguhnya ALLAH mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hujurât: 18)

• Dengan memahami sifat basar ALLAH ini, hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Kita sadar bahwa kita tidak bisa membohongi atau menyembunyikan kebohongan apa pun di hadapan ALLAH.

Page 26: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 26

Page 27: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 27

13. KALAM Vs BUKMUN

BERFIRMAN• Bukti ALLAH bersifat kalam dapat kita lihat dari kitab-kitab-Nya

yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Al-Quran yang sering kita baca dan kita lafadzkan setiap hari, adalah firman ALLAH yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.

• ...Dan ALLAH telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (QS. An-Nisâ: 164)

• Adanya firman ALLAH menjadi bukti bagi kita bahwa ALLAH memperhatikan kita sebagai hamba-Nya. Dengan perantara nabi dan rasul, ALLAH membimbing manusia untuk melakukan amal saleh sesuai yang diajarkan dalam kitab ALLAH.

Page 28: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 28

Page 29: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 29

SIFAT MAKNAWIYAH

14. Qadirun = Yang Berkuasa

15. Muridun = Yang Berkehendak

16. 'Alimun = Yang Mengetahui

17. Hayyun = Yang Hidup

18. Sami'un = Yang Mendengar

19. Basirun = Yang Melihat

20. Mutakallimun = Yang Berbicara

Page 30: IMAN KEPADA ALLAH

By : Wahidin 3030

Terima Kasih