25
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Humas dan Manajemen Humas Istilah humas pertama kali dikenalkan oleh Thomas Jefferson (mantan presiden Amerika Serikat) pada tahun 1807. Humas (human relations) pada waktu itu dikaitkan dengan istilah “foreign relations”. 1 Pada saat itu hubungan masyarakat dihubungkan dengan kerjasama dengan negara lain. Namun dalam perkembangannya muncul beberapa pendapat tentang pengertian hubungan masyarakat di kalangan para ilmuwan, di antaranya : 1. Glennand Denny Griswold (1966) Public relation is the management function which evaluates public attitudes, identifies the policies and procedures of an individual or organization with the public interest, and executes a program of action turn public understanding and acceptance. 2 Jadi, hubungan masyarakat merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai dan menyimpulkan sikap-sikap publik, menyesuaikan kebijakan dan prosedur instansi atau organisasi untuk mendapatkan pengertian dan dukungan dari masyarakat. 3 2. Oemi Abdurrachman M.A. Hubungan masyarakat adalah menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka 1 H. Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 90. 2 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 143-144. 3 H. Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen... hlm. 90. 6

Bab ii

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Bab ii

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Humas dan Manajemen Humas

Istilah humas pertama kali dikenalkan oleh Thomas Jefferson (mantan presiden Amerika

Serikat) pada tahun 1807. Humas (human relations) pada waktu itu dikaitkan dengan istilah

“foreign relations”.1 Pada saat itu hubungan masyarakat dihubungkan dengan kerjasama

dengan negara lain. Namun dalam perkembangannya muncul beberapa pendapat tentang

pengertian hubungan masyarakat di kalangan para ilmuwan, di antaranya :

1. Glennand Denny Griswold (1966)

Public relation is the management function which evaluates public attitudes,

identifies the policies and procedures of an individual or organization with the

public interest, and executes a program of action turn public understanding and

acceptance.2

Jadi, hubungan masyarakat merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk

menilai dan menyimpulkan sikap-sikap publik, menyesuaikan kebijakan dan

prosedur instansi atau organisasi untuk mendapatkan pengertian dan dukungan dari

masyarakat.3

2. Oemi Abdurrachman M.A.

Hubungan masyarakat adalah menumbuhkan hubungan baik antara segenap

komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan pengertian, motivasi, dan

partisipasi. Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan

pengertian dan kemauan baik (good will) publiknya serta memperoleh opini publik

yang menguntungkan (atau untuk menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan

yang baik dengan publik).

3. The International Public Relationship Association (IPRA)

Public relation is a management function of a continuing and planned character,

through which public and private organizations and institutions seek to win and

retain the understanding, sympathy, and support of those with whom they are or

1 H. Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 90.

2 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 143-144.

3 H. Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen... hlm. 90.

6

Page 2: Bab ii

maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to achieve

by planned and widespread information more productive co-operation and more

efficient fulfilment of their common interest.4

Di sini dijelaskan bahwa hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari

karakter yang terencana dan berkelanjutan di ranah publik yang meliputi organisasi

dan institusi tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman, simpati, dan

dukungan dari masyarakat yang secara langsung maupun tidak, terlibat dalam

pengevaluasian opini publik dan untuk mencapai tujuan yang lebih produktif-

kooperatif dan efisien melalui informasi yang terencara dan tersebar luas.

4. Menurut definisi kamus terbitan Institute of Public Relation (IPR), yakni sebuah

lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan November 1987

Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan

berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling

pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Jadi humas adalah

suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian

kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara

berkesinambungan dan teratur.

5. Menurut kamus Fund and Wagnal, American Strandard Desk Dictionary terbitan

1994

Humas diartikan sebagai segenap kegiatan dan teknik/ kiat yang digunakan oleh

organisasi atau individu untuk menciptakan dan memelihara sesuatu sikap dan

tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan sepak terjangnya.

Pada pertemuan asosiasi-asosiasi humas seluruh dunia di Mexico City, Agustus 1978,

ditetapkan definisi humas sebagai berikut:

“Suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan,

memprediksikan setiap kemungkinan konsekuensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan

dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, mengimplementasikan program-program

tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau kepentingan

khalayaknya.”

Frasa ‘menganalisis kecenderungan’ mengisyaratkan bahwa dalam humas kita juga perlu

menerapkan teknik-teknik penelitian ilmu sosial dalam merencanakan suatu program atau

4 Sulistyorini, Manajemen... hlm. 144

7

Page 3: Bab ii

kampanye kehumasan. Definisi tersebut juga menyejajarkan asek-aspek kehumasan dengan

aspek-aspek ilmu sosial dari organisasi, yakni menonjolkan tanggungjawab organisasi kepada

kepentingan publik atau kepentingan masyarakat luas. Setiap organisasi dinilai berdasarkan

sepak terjangnya. Humas itu jelas berkaitan dengan niat baik dan reputasi.5

Karena urgensi keberadaan humas dalam suatu organisasi inilah perlu diciptakan sebuah

wadah yang mampu mengelola dan mengatur kegiatan humas, yakni manajemen humas.

Manajemen humas adalah suatu proses dalam menangani perencanaan, pengorganisasian,

pengkomunikasian serta pengkoordinasian terhadap masyarakat secara serius dan rasional dalam

upaya pencapaian tujuan bersama dari organisasi atau lembaga yang diwakilinya.6

Kita harus menyadari bahwa masyarakat memiliki peranan yang sangat penting terhadap

keberadaan, kelangsungan, bahkan kemajuan lembaga pendidikan karena merupakan salah satu

parameter penentu nasib suatu lembaga pendidikan (dalam hal ini sekolah). Di sini, kepercayaan

masyarakat menjadi salah satu kunci kemajuan lembaga pendidikan. Ketika masyarakat memiliki

kepercayaan terhadap lembaga pendidikan, mereka akan mendukung penuh bukan saja dengan

memasukkan putra-putrinya ke dalam lembaga pendidikan tersebut, tetapi bahkan mempengaruhi

orang lain untuk melakukan hal yang sama, begitu pula sebaliknya. Ini berarti masyarakat merupakan

komponen strategis yang harus mendapat perhatian penuh oleh manajer pendidikan.7

B. Tujuan dan Sasaran Humas

Tujuan sentral humas yang akan dicapai adalah tujuan organisasi, sebab humas dibentuk

atau digiatkan guna menunjang manajemen yang berupaya mencapai tujuan organisasi. Telah

kita ketahui bahwa organisasi adalah kerangka kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu,

dan kerangka itu adalah pengerahan manusia-manusia secara terarah yang dinamakan

manajemen. Jelasnya, organisasi merupakan “raga”, dan manajemen adalah “jiwanya”.

Organisasi tanpa manajemen dapat diibaratkan raga tanpa nyawa, jadi organisasi yang

demikian tidak berfungsi atau mati. Sebaliknya, manajemen tanpa organisasi sama dengan

jiwa tanpa raga, yang berarti tiada berbentuk, yang berarti juga tanpa tujuan yang akan

dicapai. Sebab adanya tujuan kalau ada organisasi. Dengan kata lain, suatu organisasi

dibentuk karena ada tujuan yang akan dicapai.

Tujuan organisasi yang diperjuangkan oleh manajemen dan ditunjang oleh humas itu

bergantung pada sifat organisasi. Tujuan organisasi dalam bentuk perusahaan berbeda dengan

organisasi yang berbentuk lembaga pendidikan, berbeda pula dengan organisasi yang

berbentuk pemerintah dan sebagainya.

5 Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Groups, 2008), hlm. 202-204

6 http://elmisbah.wordpress.com/manajemen-humas/ diakses pada tanggal 7 September 2013 pukul 07.16 WIB

7 Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, (Penerbit Erlangga: PT Gelora Aksara Pratama), hlm. 183.

8

Page 4: Bab ii

Sifat organisasi dapat berbeda, tetapi dalam kegiatan humas terdapat kesamaan, yakni

upaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik. Dalam hubungan

ini, tujuan khusus dapat berjenis-jenis, tujuan sentral adalah tujuan organisasi.

Sehubungan dengan itu, tujuan sentral hubungan dalam masyarakat antara lain sebagai

berikut :

1. Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak.

2. Memperkukuh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan

masyarakat.

3. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.

Sedangkan tujuan khusus humas adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback) dari masyarakat atas kebijakan-

kebijakan yang ditempuh lembaga.

2. Untuk menunjukkan transparasi pengelolaan lembaga pendidikan sehingga memiliki

akuntabilitas publik yang tinggi. Caranya adalah dengan mengembangkan pembinaan

pengertian tentang semua aspek/ bidang pelaksanaan program pendidikan di sekolah.

Pemahaman program yang dilakukan di sekolah sangat penting diketahui masyarakat

dengan tujuan, agar mereka termotivasi untuk bisa memberikan bantuan yang

maksimal terhadap terlaksananya program-program sekolah tersebut. Bantuan yang

dimaksud misalnya : para orang tua tertarik dan termotivasi untuk memasukkan

putra-putrinya ke sekolah, memberikan bantuan finansial tanpa diminta pihak

sekolah.

3. Untuk mendapatkan dukungan riil dari masyarakat terhadap kelangsungan lembaga

pendidikan. Dalam hal ini, diharapkan sekolah memperoleh partisipasi, dukungan

dan bantuan secara konkrit dari masyarakat baik berupa tenaga, sarana maupun dana

demi kelancaran tercapainya tujuan pendidikan. Semua program hubungan

masyarakat dengan sekolah jika sudah dilaksanakan secara terus menerus dan

berhasil sehingga mereka dapat termotivasi untuk bekerja sama, selanjutnya tujuan

hubungan sekolah dengan masyarakat ini dapat diwujudkan.

4. Menumbuhkan dan membangkitkan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada

masyarakat terhadap kelangsungan program pendidikan di sekolah secara tepat dan

hemat.

5. Mengikutsertakan masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

sekolah. Masalah yang dipecahkan menyangkut siswa, guru, perlengkapan ,

keuangan dan perumusan tujuan sekolah.

9

Page 5: Bab ii

6. Menampung harapan-harapan tentang tujuan pendidikan disekolah. Program

hubungan sekolah dengan masyarakat salah satunya diarahkan untuk menampung

harapan-harapan masyarakat tentang tujuan sekolah. Tujuan sekolah perlu diketahui

dan disepakati bersama oleh pihak sekolah dan masyarakat melalui pertemuan-

pertemuan rutin antara sekolah dengan masyarakat. Hal ini perlu karena lulusan

sekolah akan kembali ke masyarakat maka tujuan harus sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

Menurut Elsbree dan McNally (1959, dalam Purwanto, 1995: 190), bermacam-macam

tujuan seperti dikemukakan di atas dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok, yaitu:

1. Untuk mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak.

2. Untuk mempertinggi tujuan-tujuan dan mutu kehidupan masyarakat.

3. Untuk mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam membantu

pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah.8 Dalam konteks mewujudkan

pendidikan yang berkualitas, partisipasi masyarakat adalah kesadaran dan kepedulian

masyarakat melakukan aktivitas-aktivitas turut serta mengambil keputusan,

melaksanakan dan mengevaluasi keputusan dalam suatu program pendidikan di

sekolah secara proporsional dilandasi dengan kesepakatan.9

Tujuan dan sasaran erat sekali hubungannya. Tujuan bersifat kualitatif abstrak, sasaran

kuantitatif konkret. Dalam konsepnya, kepala Humas perlu mencantumkan dengan jelas siapa

saja publik ekstern yang dijadikan sasaran. Kejelasan sasaran yang dituju oleh kegiatan

Humas itu penting karena berkaitan dengan teknik komunikasi yang akan dilancarkan dan

jenis media yang akan digunakan.

Sesuai dengan namanya, hubungan masyarakat menjadikan masyarakat sebagai

sasarannya. Namun masyarakat inipun masih dibagi ke dalam beberapa golongan, yakni

orangtua siswa, alumni lembaga pendidikan yang bersangkutan, instansi lain, dunia kerja,

serta warga masyarakat pada umumnya.10

Selain kejelasan sasaran, yang tidak boleh luput dari perhatian adalah faktor men, petugas

yang sesuai dengan kepakarannya. Petugas yang dilibatkan dalam kegiatan Humas untuk

mencapai tujuan yang telah dirumuskan adalah mereka dari kelompok Humas sendiri, yang

antara satu dengan lainnya itu berbeda dalam spesialisasi profesinya. Di Humas organisasi-

8 Mulyono, Manajemen… hlm. 212

9 Fattah, Nanang, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah, (Bandung: Pustaka

Bani Quraisy, 2003), hlm. 117.

10 Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2008), hlm. 361-363

10

Page 6: Bab ii

organisasi besar terdapat redaktur pres release, redaktur majalah organisasi, redaktur grafis,

juru foto, juru kamera video, juru kamera film, penulis pidato, peneliti, juru kliping, petugas

meja informasi, dan lain-lain.

Dilibatkannya para petugas ada yang secara individual, ada pula yang secara

berkelompok, bergantung pada jenis pekerjaan yang akan digarap dan tujuan serta sasaran

yang akan dicapai. Dalam pembuatan suatu konsep humas perlu ditetapkan penunjuk

personalia untuk pelaksanaan tugas tertentu, yang disesuaikan dengan keahliannya masing-

masing.

Di organisasi setingkat sekolah, pengelolaan kerja Humas perlu dilakukan untuk

melaksanakan hubungan dengan masyarakat secara terus menerus dan berkesinambungan,

sehingga masyarakat tetap memiliki kegairahan yang tinggi untuk membantu program

sekolah. Untuk melihat sejauh mana kerja sama antara sekolah dan masyarakat terlaksana

secara efektif, maka diperlukan adanya kesepakatan bersama sebagai pedoman agar tidak

terjadi salah pengertian dikemudian hari. 11

C. Fungsi dan Tugas Humas dalam Lembaga Pendidikan

Sekolah merupakan lembaga yang hanya terdapat di dalam masyarakat manusia.

Sebaliknya hanya masyarakat manusia yang memerlukan dan menyelenggarakan lembaga

yang disebut sekolah. Antara keduanya terdapat hubungan yang bersifat saling bergantung

satu sama lain.

Sekolah sebagai organisasi, diharuskan melaksanakan fungsi organisasinya dalam

penerapan administrasi pendidikan, dengan memperhatikan komponen lingkungan sebagai

salah satu faktor penting dalam pendidikan. Lingkungan merupakan kekuatan pendorong di

belakang perilaku organisasi. Organisasi dikondisikan oleh lingkungan dan kelangsungan

hidup orang-orang bergantung pada kemampuan menafsirkan lingkungan yang nyata dan

beradaptasi dengannya. Organisasi harus mengurus lingkungan eksternal dan menggunakan

strategi adaptifnya yang terbaik agar mampu untuk tumbuh dan terus hidup. Masyarakat

sebagi lingkungan sekolah harus diperhatikan dan dikondisikan oleh sekolah agar masyarakat

dapat terlibat dalam pengelolaan sekolah.

Fungsi utama hubungan masyarakat adalah menumbuhkan dan mengembangkan

hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, intern dan ekstern, dalam

rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya

menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga/ organisasi. Fungsi

11 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya: eLKAF, 2006), hlm 114-116

11

Page 7: Bab ii

Humas ini diharapkan menjadi “mata” dan “telinga” serta “tangan kanan” bagi top

manajemen dari organisasi/ lembaga pendidikan.

Edwin Emery menyatakan bahwa fungsi hubungan masyarakat adalah :

“Upaya yang terencana dan terorganisasi dari sebuah lembaga untuk menciptakan

hubungan yang saling bermanfaat dengan berbagai publiknya.”

Secara umum, sasaran kegiatan Hubungan masyarakat, baik swasta maupun pemerintah

adalah menciptakan opini publik yang menguntungkan sekolah dan lembaga pemerintah yang

bersangkutan. Untuk mencapai tujuan atau sasaran tersebut, perlu diupayakan hubungan yang

harmonis antara Hubungan masyarakat dengan lingkungannya.

Pendapat publik yang menguntungkan dapat dicapai melalui pendekatan pribadi. Bagi

Hubungan masyarakat swasta, pendekatan pribadi ini dapat menciptakan kondisi yang

menguntungkan bagi sebuah industri, kelompok konsumen dan sebagainya. Sedangkan bagi

Hubungan masyarakat pemerintah, pendekatan pribadi diadakan terutama untuk mendapatkan

pengesahan dari Dewan Perwakilan Rakyat agar renacana undang-undang dapat diterima.

Pendapat umum yang menunjang, merupakan kunci tercapainya tujuan sesuatu sekolah atau

lembaga.

Menurut Mulyasa, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menggalang

partisipasi masyarakat dalam lembaga pendidikan (sekolah):

1. Melibatkan masyarakat dalam berbagai program dan kegiatan di sekolah yang besifat

sosial kemasyarakatan. Misalnya, bakti sosial, perpisahan, peringatan hari besar

nasional dan keagamaan, serta pentas seni.

2. Mengidentifikasi tokoh masyarakat, yaitu orang-orang yang mampu mempengaruhi

masyarakat pada umumnya.

3. Melibatkan tokoh masyarakat tersebut dalam berbagai program dan kegiatan sekolah

yang sesuai dengan minat mereka.

4. Memilih waktu yang tepat untuk melibatkan masyarakat sesuai dengan kodisi dan

perkembangan masyarakat.

Di samping pendekatan-pendekatan tersebut, terdapat cara-cara lain dalam menjalin

hubungan dengan masyarakat. James J. Jones menawarkan lima cara, yaitu

1. Melalui aktivitas-aktivitas para siswa kurikuler.

2. Melalui aktivitas-aktivitas pengajar.

3. Melalui kegiatan ekstrakurikuler.

4. Melalui kunjungan masyarakat atau para orangtua ke lembaga pendidikan.

5. Melalui media massa.

12

Page 8: Bab ii

Dalam Panduan Manajemen Sekolah, disebutkan cara-cara berikut untuk berhubungan

dengan masyarakat:

1. Melaksanakan program-program kemasyarakatan, seperti kebersihan lingkungan.

2. Mengadakan open house, yang member kesempatan kepada masyarakat luas untuk

mengetahui program dan kegiatan sekolah.

3. Menerbitkan bulletin sekolah, majalah, atau lembar informasi yang secara berkala

memuat kegiatan dan program sekolah untuk diinformasikan kepada masyarakat.

4. Mengundang tokoh untuk menjadi pembicara atau pembina suatu program sekolah.

5. Membuat program kerjasama sekolah dengan masyarakat, misalnya perayaan hari-

hari nasional dan perayaan keagamaan.

Upaya menjalin hubungan lembaga dengan masyarakat diharapkan membuahkan hasil

nyata bagi lembaga pendidikan. Made Pidarta menyatakan bahwa hubungan kerjasama

lembaga dengan masyarakat melalui pendekatan situasional, memungkinkan lembaga itu tetap

tegak berdiri. Sebab, ia berada dan hidup bersama masyarakat yang sekaligus menjadi

mercusuar dan inovator bagi masyarakat. Manfaat kerjasama juga harus bias dirasakan

masyarakat sehingga terjadi dampak yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak atau

simbiosis mutualisme. Mengenai keuntungan kedua belah pihak ini, Stoop mengatakan bahwa

kerjasama seperti ini mengisyaratkan adanya informasi yang kontinu antara lembaga

pendidikan dengan masyarakat. Informasi itu seharusnya bersifat dua arah, yaitu dari lembaga

ke masyarakat dan dari masyarakat ke lembaga pendidikan.

Secara teoritis, ketika ketiga unsur yang terdiri atas kekuasaan, kemauan, dan peluang

telah menyatu, maka sangat mudah mewujudkan hubungan yang baik antara lembaga dengan

masyarakat. Artinya, apabila kekuasaan untuk menggerakkan dimiliki, kemauan untuk

menggerakkan telah tertanam dengan kuat, dan peluang untuk menggerakkan terbuka lebar,

seharusnya todak ada kesulitan lagi. Walaupun, kadang realita menunjukkan gejala lain yang

menuntut manajer lebih cermat lagi dalam mengelola masyarakat. Manajemen masyarakat

ternyata tidak semudah mengumpulkan orang banyak. Berkaitan dengan kenyataan ini,

Pidarta menegaskan bahwa pada intinya, peranan manajer dalam meningkatkan hubungan

lembaga pendidikan dengan masyarakat ialah menjalin kerjasama yang erat dengan para

tokoh masyarakat.12

Hubungan masyarakat mempunyai fungsi timbal balik, ke luar dan ke dalam. Keluar, ia

harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran (image) masyarakat yang positif

12 Qomar, Mujamil, Manajemen… hlm. 186-189

13

Page 9: Bab ii

terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi dan lembaganya. Kedalam, ia berusaha

mengenali, mengidentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang

negatif dalam masyarakat sebelum sesuatu kebijakan atau tindakan dilakukan. Hal ini berarti

ia harus mengetahui dari dekat apa yang terjadi dalam sekolah atau lembaganya, termasuk

ketentuan kebijakan dan perencanaan tindakan. Ia yang berperan dalam membina hubungan

baik antar lembaga atau organisasinya dengan masyarakat dan engan media massa. Fungsi

pokoknya adalah mengatur lalu lintas, sirkulasi informasi internal dan eksternal dengan

memberikan ionformasi serta penjelasan seluas mungkin kepada publik mengenai kebijakan,

program serta tindakan-tindakan lembaga/organisasi, agar dapat dipahami sehingga

memperoleh publik support dan public acceptance.

Memang secara ideal Hubungan masyarakat itu dapat bertindak sebagai juru bicara

organisasinya, disamping juga sebagai koordinator dari semua lalu lintas informasi dengan

masyarakat. Untuk bisa melaksanakan tugasnya secara sempurna, adalah wajar apabila

hubungan masyarakat ditempatkan dalam kedudukan sebagai bagian dari mekanisme

pengambilan keputusan, dan karena itu juga harus dekat dengan pejabat pengambil

keputusan. 13

Secara umum, tugas pokok humas adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat atau

pihak-pihak lain yang membutuhkannya.

2. Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan

informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.

3. Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan

informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat

tertentu.

4. Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang

masalah pendidikan.

5. Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja

sama.

6. Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan untuk kemajuan

pelaksanaan pendidikan.14

D. Prinsip-prinsip Kerja Humas

1.  Integrity (Keterpaduan)

13 Sulistyorini, Manajemen… hlm 147-149

14 http://elmisbah.wordpress.com/manajemen-humas/ diakses pada tanggal 7 September 2013 pukul 07.16 WIB

14

Page 10: Bab ii

Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dengan

masyarakat harus terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan, disampaikan dan disuguhkan

kepada masyarakat harus informasi yang terpadu antara informasi kegiatan akademik maupun

informasi kegiatan yang bersifat non akademik.

Biasanya sering terjadi sekolah tidak menginformasikan atau menutupi sesuatu yang

sebenarnya menjadi masalah sekolah dan perlu bantuan atau dukungan orang tua murid. Oleh

sebab itu sekolah harus sedini mungkin mengantisipasi kemungkinan adanya salah persepsi,

salah interpretasi tentang informasi yang disajikan dengan melengkapi informasi yang akurat

dan data yang lengkap, sehingga dapat diterima secara rasional oleh masyarakat. Hal ini

sangat penting untuk meningkatkan penilaian dan kepercayaan masyarakat atau orang tua

murid terhadap sekolah, atau dengan kata lain transparansi sekolah sangat diperlukan, lebih-

lebih dalam era reformasi dan abad informasi ini, masyarakat akan semakin kritis dan berani

memberikan penilaian secara langsung tentang sekolah.

Selain itu, yang dimaksud keterpaduan adalah keterkaitan antara kepala sekolah,

masyarakat, dan keluarga yang merupakn satu kesatuan yang saling berhubungan.15

2. Continuity (Berkesinambungan)

Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat, harus

dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat tidak

hanya dilakukan secara insedental atau sewaktu-waktu, misalnya satu kali dalam satu tahun

atau sekali dalam satu semester, hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan meminta

bantuan keuangan kepada orang tua atau masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan

masyarakat selalu beranggapan apabila ada panggilan sekolah untuk datang ke sekolah selalu

dikaitkan dengan uang. Akibatnya mereka cenderung untuk tidak menghadiri atau sekedar

mewakilkan kepada orang lain untuk menghadiri undangan sekolah. Apabila ini terkondisi,

maka sekolah akan sulit mendapat dukungan yang kuat dari semua orang tua murid dan

masyarakat.

Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan sekolah, permasalahan-permasalahan

sekolah bahkan permasalahan belajar siswa selalu muncul dan berkembang setiap saat, karena

itu maka diperlukan penjelasan informasi yang terus menerus dari sekolah untuk masyarakat

atau orang tua murid, sehingga mereka sadar akan pentingnya keikutsertaan mereka dalam

meningkatkan mutu pendidikan putra-putrinya.

3. Simplicity (Sederhana)

Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dengan masyarakat yang

dilakukan baik komunikasi personal maupun komunikasi kelompok  pihak pemberi informasi

15 Mulyono, Manajemen… hlm. 214

15

Page 11: Bab ii

(sekolah) dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat.

Informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan langsung maupun  melalui

media hendaknya disajikan dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik

pendengar (masyarakat setempat).

Prinsip kesederhanaan ini juga mengandung makna bahwa: informasi yang disajikan

dinyatakan dengan kata-kata yang penuh persahabatan dan mudah dimengerti. Banyak

masyarakat yang tidak memahami istilah-istilah yang sangat ilmiah, oleh sebab itu

penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan dengan tingkat pemahaman masyarakat.

4. Coverage (Menyeluruh)

Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup semua aspek,

faktor atau substansi yang perlu disampaikan dan diketahui oleh masyarakat, misalnya

program ekstra kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial teaching dan lain-lain kegiatan. Prinsip

ini juga mengandung makna bahwa segala informasi hendaknya:

a. Lengkap, artinya tidak satu informasipun yang harus ditutupi atau disimpan,  padahal

masyarakat atau orang tua murid mempunyai hak untuk mengetahui keberadaan dan

kemajuan sekolah dimana anaknya belajar. Oleh sebab itu informasi kemajuan sekolah,

masalah yang dihadapi sekolah serta prestasi yang dapat dicapai sekolah harus

dinformasikan kepada masyarakat.

b. Akurat, artinya informasi yang diberikan memang tepat dan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, dalam kaitannya ini juga berarti bahwa informasi yang diberikan jangan

dibuat-buat atau informasi yang obyektif.

c. Up to date, berarti informasi yang diberikan adalah informasi perkembangan, kemajuan,

masalah dan prestasi sekolah terakhir.

Dengan demikian masyarakat dapat memberikan penilaian sejauh mana sekolah dapat

mencapai misi dan visi yang disusunnya.

5. Constructiveness (Konstruktif)

Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif  dalam arti sekolah

memberikan informasi yang konstruktif  kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat

akan memberikan respon hal-hal positif tentang sekolah  serta mengerti dan memahami secara

detail berbagai masalah yang dihadapi sekolah. Apabila hal tersebut dapat mereka mengerti,

akan merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong mereka untuk memberikan bantuan

kepada sekolah sesuai dengan permasalahan sekolah yang perlu mendapat perhatian dan

pemecahan bersama. Hal ini menuntut sekolah untuk membuat daftar masalah yang perlu

dikomunikasikan secara terus menerus kepada sasaran masyarakat tertentu.

16

Page 12: Bab ii

Prinsip ini juga berarti dalam penyajian informasi hendaknya obyektif tanpa emosi dan

rekayasa tertentu, termasuk dalam hal ini memberitahukan kelemahan-kelemahan sekolah

dalam memacu peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Penjelasan yang konstruktif  akan menarik bagi masyarakat dan akan diterima oleh

masyarakat tanpa prasangka tertentu, hal ini akan mengarahkan mereka untuk berbuat sesuatu

sesuai dengan keinginan sekolah. Untuk itu informasi yang ramah, obyektif  berdasarkan

data-data yang ada pada sekolah.

6. Adaptability (Kesesuaian)

Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan keadaan

di dalam lingkungan masyarakat tersebut. Penyesuaian dalam hal ini termasuk penyesuaian

terhadap aktivitas, kebiasaan, budaya (culture) dan bahan informasi yang ada dan berlaku di

dalam kehidupan masyarakat. Bahkan pelaksanaan kegiatan hubungan dengan masyarakat

pun harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Misalnya saja masyarakat daerah pertanian

yang setiap pagi bekerja di sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home

visit) pada pagi hari.

Pengertian-pengertian yang benar dan valid tentang opini serta faktor-faktor yang

mendukung akan dapat menumbuhkan kemauan bagi masyarakat untuk berpartisipasi ke

dalam pemecahan persoalan-persoalan yang dihadapi sekolah.16

7. Flexibility (Keluwesan)

Program-program kerja humas sewaktu-waktu mampu menerima perubahan yang

terjadi.17

E. Bentuk dan Realisasi Kerjasama Humas dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dan masyarakat dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid, antara

guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini dimaksudkan

agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat

mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri anak.

2. Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang

memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan

masyarakat tempat sekolah itu berada. Untuk itu diperlukan hubungan kerja sama

antara kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan kurikulum

16 http://fadillawekay.wordpress.com/2013/04/23/3/ diakses pada tanggal 19 September 2013 pukul 12.09 WIB

17 Mulyono, Manajemen… hlm. 215

17

Page 13: Bab ii

sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan masyarakat.

Demikian pula tentang pemilihan bahan pengajaran dan metode-metode

pengajarannya.

3. Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara sekolah dengan

lembaga-lembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti

hubungan kerja sama antara sekolah satu dengan sekolah-sekolah lainnya, kepala

pemerintah setempat, ataupun perusahaan-perusahaan Negara, yang berkaitan dengan

perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.18

Berkenaan dengan jenis-jenis kerjasama humas dengan masyarakat tersebut, ada

sejumlah teknik yang dapat diterapkan oleh lembaga pendidikan untuk menjalin hubungan

baik dengan masyarakat khususnya orangtua murid, yaitu:

1. Teknik Tertulis

Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis

yang dapat digunakan meliputi:

a. Buku kecil pada permulaan tahun ajaran

Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata

tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur, hari-hari efektif. Kemudian buku kecil

ini dibagikan kepada orang tua murid, hal ini biasanya dilaksanakan di taman

kanak-kanak (TK).

b. Pamflet

Pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga

pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar.

Pamphlet ini selain di bagikan ke wali murid juga bias di sebarkan ke masyarakat

umum, selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk

promosi lembaga.

c. Berita kegiatan murid

Berita ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selebaran kertas yang berisi

informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah atu

pesantren. Dengan membacanya orang tua murid mengetahui apa yang terjadi di

lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan murid.

d. Catatan berita gembira

Tehnik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan murid, keduanya sama-sama

ditulis dan disebarkan ke orang tua. Hanya saja catatan berita gembira ini berisi

18 http://elmisbah.wordpress.com/manajemen-humas/ diakses pada tanggal 7 September 2013 pukul 07.16 WIB

18

Page 14: Bab ii

tentang keberhasilan seoran murid. Berita tersebut ditulis di selebaran kertas dan

disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat.

e. Buku kecil tentang cara membimbing anak

Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala

sekolah atau guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi

tentang cara membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan

kepada orang tua murid (Bafadhol, 2005: 63).

2. Teknik Lisan

Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat juga lisan, yaitu:

a. Kunjungan rumah

Dalam rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak sekolah dapat

mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga atupun tokoh masyarakat.

Melalui kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya.

Apabila setiap anak diketahui problemnya secara totalitas, maka program

pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya.

Hal ini akan memperlancar mancapai tujuan program pendidikan sekolah tersebut.

b. Panggilan orang tua

Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah sesekali juga memanggil

orang tua murid datang ke sekolah. Setelah dating, mereka diberi penjelasan

tentang perkembangan pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi

penjelasan khusus tentang perkembangan pendidikan anaknya.

c. Pertemuan

Dengan tehnik ini berarti sekolah mengundang masyarakat dalam acara pertemuan

khusus untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi sekolah.

Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh

semua pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya disusun

terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam setiap akan mengadakan pertemuan

sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.

3. Teknik Peragaan

Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang

masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah. Peragaan yang

diselenggarakan bias berupa pameran keberhasilan murid. Misalkan di TK

menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi, atau biasanya di pesantren

ketika mengadakan pengajian ditampilkan santri-santri yang hafal nadhom alfiyah.

Pada kesempatan itu kepala sekolah atau guru atau juga pengasuh kalau di pondok

19

Page 15: Bab ii

pesantren dapat menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan

juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program

itu.

4. Teknik Elektronik

Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan

sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan

sarana elektronik, misalkan dengan telpon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai

sarana untuk promosi pendidikan.19

Di samping membina hubungan baik dengan orangtua murid, humas juga bisa

mengadakan kerjasama dengan para alumni, dunia usaha atau dunia kerja, dan

instansi lain.

Dari para alumni, sekolah memperoleh masukan tentang kekurangan sekolah

yang perlu dibenahi, upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk perbaikan. Juga

melalui alumni dapat dihimpun dana bagi peningkatan kesejahteraan guru dan

karyawan maupun perbaikan pembangunan sekolah. Bahkan, mengundang para

alumni itu sendiri untuk menyampaikan pengalaman keberhasilannya untuk

memotivasi atau menularkan pengetahuannya untu penyegaran dan tambahan

wawasan bukan hanya untuk para siswa tetapi juga para guru dan warga sekolah

lainnya.

Mengenai hubungan dengan dunia usaha (kerja), biasanya merupakan wilayah

guru bimbingan dan konseling. Ini bisa dilaksanakan dengan mengundang tokoh

yang berhasil untuk dating ke sekolah. Keberhasilan tokoh tersebut akan memotivasi

semua pihak untuk melakukan hal yang serupa. Selain itu, bisa juga dengan

mengirim anak didik ke dunia usaha/ kerja. Ini akan menguntungkan kedua belah

pihak. Dunia usaha/ kerja memperoleh tenaga yang murah sedangkan para siswa

mendapatkan pengalaman kerja yang berharga.

Sedangkan hubungan dengan instansi lain dapat diwujudkan dengan:

1. Hubungan dengan sekolah lain

Kerjasama ini dapat dibina melalui MGMP, MKS, MGP, K3S, K3M (Kelompok

Kerja Kepala Madrasah).

2. Hubungan dengan lembaga/ badan-badan pemerintahan swasta

19 http://elmisbah.wordpress.com/manajemen-humas/ diakses pada tanggal 7 September 2013 pukul 07.16 WIB

20

Page 16: Bab ii

Misalnya, kerjasama dengan bank dalam rangka penggalangan dana “gemar

menabung pelajar”. Begitu juga kerjasama dengan pertamanan dalam rangka

penghijauan.20

20 Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana, Manajemen… hlm. 364

21