Transcript
Page 1: Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahun 1998 ialah tahun di mana Indonesia mengalami krisis multidimensi.

Krisis ini di awali dengan krisis ekonomi yang bermula dari bangkrutnya perusahaan-

perusahaan besar dan lembaga perbankan. Masyarakat yang awalnya berprofesi

sebagai pekerja tetap bernasib buruk menjadi pengangguran, sebab perusahaan-

perusahaan banyak mem-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) para pekerjanya. Sejak

krisis tersebut pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah mencapai 7-8 persen.

Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran akan

mengalami kekurangan biaya dalam memenuhi kebutuhannya. Dari sinilah tidak

sedikit orang rela melakukan apapun demi mendapatkan uang dengan melanggarar

norma yang berlaku, dan bertindak tidak wajar, atau dengan kata lain melakukan

kriminalitas. Oleh sebab inilah Indonesia mesti menciptakan lapangan pekerjaan

sebanyak-banyaknya dan mengurangi tingkat pengangguran. Perluasan kesempatan

kerja guna mengurangi pengangguran ini merupakan fundamental dalam

pembangunan ekonomi Indonesia serta mampu mengatasi persoalan-persoalan lain

yang disebabkan oleh perekonomian.

Semua negara-negara di dunia -tidak hanya Indonesia- telah banyak

meluncurkan program-program yang bertujuan untuk mengurangi pengangguran ini.

Dapat pula dikatakan bahwa pengangguran ialah momok bagi dunia karena sangat

berpengaruh terhadap kestabilan perekonomiannya. Bagi negara yang memiliki

sumber daya yang melimpah katakanlah Indonesia, idealnya memiliki tingkat

pengangguran yang sedikit. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Nyatanya sumber

daya alam ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian suatu

Kewirausahaan 1

Page 2: Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja

negara, melainkan yang berpengaruh ialah penduduknya. Apakah orang Indonesia

mampu memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya?

Kami simpulkan bahwa yang terpenting yang mesti dimiliki oleh orang

Indonesia ialah kewirausahaan. Kewirausahaan merupakan faktor kunci seperti yang

di ungkapkan oleh Prof. Lester C Thurow (1999) di dalam bukunya Building Wealth

1 yang secara jelas menyatakan, “Tidak ada institusi pengganti untuk para agen

wirausaha perorangan. Para pemenang permainan wirausaha menjadi makmur dan

berkuasa, tetapi tanpa wirausahawan perekonomian menjadi miskin dan lemah. Yang

tua tidak akan ada lagi; yang baru tidak dapat masuk”.

Peranan kewirausahaan dan budaya kewirausahaan dalam pembangunan

ekonomi dan sosial tidak bisa diremehkan. Kewirausahaan berkontribusi besar

terhadap pembangunan ekonomi. Transformasi ide-ide menjadi peluang ekonomi

merupakan inti dari kewirausahaan. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan ekonomi

telah maju secara signifikan oleh orang-orang yang memiliki jiwa kewirausahaan dan

inovatif, mampu memanfaatkan peluang dan berani mengambil risiko. Para wirausaha

sering menghasilkan solusi yang tepat dalam suatu kegiatan bisnis dan mereka selalu

menentang status quo yang intinya adalah selalu menyukai perubahan. Para

wirausaha, mereka adalah para pengambil resiko yang sering melihat suatu peluang

dari masalah masalah yang muncul yang bagi sebagian orang dianggap sebagai suatu

ancaman bagi keberadaan mereka.1

Dibutuhkan suatu kreatifitas dari masyarakat saat ini agar terhindar dari

pengangguran, hal yang pasti bisa dilakukan adalah berwirausaha. Jika dahulu

kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman

langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah bergeser karena

masyarakat yang tidak berbakat dan semua orang bisa melakukannya. Kewirausahaan

telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan

1 Sukidjo, Agustus 2005, Peran Kewirausahaan dalam Mengatasi Pengangguran di indonesia, Jurnal Economia, Volume 1 No. 1.

Kewirausahaan 2

Page 3: Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja

(ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk

memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.2

Sudah jelas sekali bahwa kewirausahaan ini berbicara soal mental. Indonesia

membutuhkan orang-orang yang bermental wirausaha untuk kemajuan ekonominya.

Dalam makalah ini, penulis akan membahas soal pengangguran dan peran wirausaha

dalam mengurangi pengangguran serta menambah kesempatan kerja.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka dapat disimpulkan rumusan

masalahnya, yakni sebagai berikut:

1. Apa saja faktor-faktor penyebab pengangguran?

2. Apa saja solusi alternatif untuk menanggulangi pengangguran?

3. Bagaimana peran kewirausahaan dalam mengurangi pengangguran?

4. Apakah wirausaha menambah kesempatan kerja bagi masyarakat?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Kewirausahaan. Di samping bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut,

makalah ini juga dibuat untuk memaparkan faktor-faktor penyebab pengangguran,

solusinya, menjelaskan urgensi wirausaha dalam mengurangi tingkat pengangguran

dan dalam menambah kesempatan kerja bagi masyarakat, serta penulis berharap agar

makalah ini dapat dijadikan referensi bagi para pembaca.

2 Aribowo Suprajitno Adhi, Sri Bawono. Kecerdasan Entrepreuner. 2007. Dikutip dari Aulia Inneke Puspita, Peranan Pelatihan Kewirausahaan dalam Upaya Mengurangi Pengangguran di Indonesia, Ikatan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah se-Indonesia (IMADIKLUS).

Kewirausahaan 3

Page 4: Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja

BAB II

PEMBAHASAN

A. Masalah Pengangguran di Indonesia

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja

sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pada

umumnya pengangguran disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari

kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu

menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena

dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan

berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah

sosial lainnya.

Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa

mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen,

tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja

mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun. Sehingga, setiap tahun pasti ada sisa pencari

kerja yang tidak memperoleh pekerjaan dan menimbulkan jumlah pengangguran di

Indonesia bertambah.3 Tingkat pengangguran ini dipengaruhi oleh tingkat

pertumbuhan ekonomi. Karenanya akan dibahas mengenai pertumbuhan ekonomi

yang mempengaruhi pengangguran tersebut dalam pembahasan selanjutnya. Tingkat

pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran

dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi

pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan

3 Aulia Inneke Puspita, Peranan Pelatihan Kewirausahaan dalam Upaya Mengurangi Pengangguran di Indonesia, Ikatan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah se-Indonesia (IMADIKLUS).

Kewirausahaan 4

Page 5: Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja

kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek

psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran

yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial

sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka

panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Berikut

data dari BPS mengenai jumlah pengangguran di Indonesia.

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, 2010–2012

(juta orang)

Jenis Kegiatan Utama

2010 2011* 2012

Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Angkatan Kerja 116,0 116,53 119,40 117,37 120,41

Bekerja 117,41 108,21 111,28 109,67 112,80

Penganggur 8,59 8,32 8,12 7,70 7,61

2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 67,83 67,72 69,96 68,34 69,66

3. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 7,41 7,14 6,80 6,56 6,32

4. Pekerja tidak penuh 32,80 33,27 34,19 34,59 35,55

Setengah penganggur 15,27 5,26 15,73 13,52 14,87

Paruh waktu 17,53 18,01 18,46 21,06 20,68

*) sejak tahun 2011 menggunakan penimbang penduduk berdasarkan hasil SP2010

(final)

Sumber : bps

Kewirausahaan 5

Page 6: Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja

Berdasarkan sumbernya pengangguran dibedakan ke dalam beberapa jenis dan

macam pengangguran sebagai berikut:

1. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang

disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar

kerja dengan pembuka lamaran pekerja penganggur yang mencari lapangan pekerjaan

tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.

Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan

sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

2. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi

kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.

Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukang jualan durian yang

menanti musim durian.

3. Pengangguran Struktural

Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus

berkembang maju, sebagiaannya akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini

ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikut: produksi barang baru yang

lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan atas barang tersebut, biaya

pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi

industri sangat menurun oleh karena persaingan yang lebih serius dari negara-negara

lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut

menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur.

Dinamakan pengangguran struktural karena pengangguran ini disebabkan oleh

terjadinya perubahan struktur ekonomi.4

4. Pengangguran Siklikal4 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT. Grafindo Jakarta, 2013), hal. 329

Kewirausahaan 6

Page 7: Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang disebabkan oleh imbas naik

turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada

penawaran kerja. Misalnya, di negara-negara produsen bahan mentah pertanian

mengalami penurunan permintaan agregat, penurunan tersebut mungkin disebabkan

kemerosotan komoditas. Kemunduran ini menimbulkan efek pada perusahaan-

perusahaan lain yang berhubungan, yang juga akan mengalami kemorosotan dalam

permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan agregat ini mengakibatkan

perusahaan-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya, maka

pengangguran akan bertambah.5

Sedangkan secara rinci faktor-faktor yang menyebabkan pengangguran ialah

sebagai berikut6:

1. Keterbatasan jumlah lapangan kerja, sehingga tidak mampu menampung seluruh

pencari kerja.

2. Keterbatasan kemampuan yang dimiliki pencari kerja, sehingga pencari kerja

tidak mampu mengisi lowongan kerja karena tidak memenuhi persyaratan

kemampuan dan keterampilan yang diperlukan. Dalam keadaan ini, sebenarnya

terjadi mismatch and mislink, di satu pihak banyak lowongan pekerjaan yang

memerlukan tenaga kerja, di lain pihak banyak lulusan yang menganggur karena

tidak memiliki kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja.

3. Keterbatasan informasi, yakni tidak memiliki informasi dunia usaha mana yang

memerlukan tenaga kerja serta persyaratan apa yang diperlukan. Keterbatasan

informasi dapat disebabkan yang bersangkutan tidak memiliki akses informasi,

atau kurangnya pengetahuan dan pemahaman pencari kerja.

4. Tidak meratanya lapangan kerja. Daerah perkotaan banyak tersedia lapangan

pekerjaan sedangkan di pedesaan sangat terbatas. Akibatnya terjadilah urbanisasi.

Namun demikian perlu disadari bahwa lapangan kerja di perkotaan memerlukan

keterampilan dan kemampuan tertentu, sehingga tenaga kerja dari pedesaan yang

5 Ibid., hal. 3296 Sukidjo, Agustus 2005, Peran Kewirausahaan dalam Mengatasi Pengangguran di indonesia, Jurnal Economia, Volume 1 No. 1. Hal. 19-20

Kewirausahaan 7

Page 8: Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja

tidak memiliki keterampilan justru akan menjadi penganggur sehingga menambah

jumlah pengangguran yang telah ada.

Dapat disimpulkan bahwa faktor kunci yang menyebabkan pengangguran

adalah kurangnya lapangan pekerjaan, keterbatasan kemampuan atau kurangnya

keterampilan pada para pencari kerja.

B. Upaya untuk Mencegah Pengangguran

Untuk mengatasi pengangguran, ada dua cara yang dapat dilakukan oleh

pemerintah. Pemerintah dapat mengatasi pengangguran secara langsung dan tidak

langsung. Dalam mengatasi penganguran secara langsung pemerintah bisa

menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya dengan merata, sedangkan

dalam mengatasi pengangguran secara tidak langsung pemerintah perlu membekali

pengetahuan, keterampilan dan sikap kewirausahaan pada para pencari kerja melalui

pengembangan kewirausahaan.

Penciptaan lapangan pekerjaan hendaknya didukung bukan hanya oleh

pemerintah tetapi juga oleh swasta (wirausaha). Untuk dapat menciptakan lapangan

kerja diperlukan usaha yang terpadu guna meningkatkan investasi. Meningkatnya

investasi akan berdampak pada peningkatan laju pertumbuhan ekonomi. Kesempatan

kerja akan terjadi apabila laju ekonomi mengalami kenaikan sebagai akibat makin

tingginya aktivitas ekonomi yang memerlukan tambahan tenaga kerja. Secara teori,

setiap laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1 (satu) persen akan mampu menyerap

tenaga kerja sebesar 400.000 orang. Singkatnya, untuk mengurangi pengangguran

maka pertumbuhan ekonomi Indonesia paling minimal mesti bertumbuh 1%. Dan,

tingkat pertumbuhan ekonomi Indenesia dipengaruhi oleh investasi. Sedangkan

investasi merupakan salah satu dari kegiatan wirausaha. Jadi, wirausaha memiliki

peranan yang sangat besar terhadap tingkat pengangguran di Indonesia.

Kewirausahaan 8

Page 9: Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja

Wirausaha ialah modal sebenarnya dalam mengatasi pengangguran. Dengan

berwirausaha, seseorang mampu merekrut sekurang-kurangnya satu orang atau

dirinya sendiri untuk menjadi seorang pekerja (tidak menganggur). Dengan sikap

kewirausahaan, para penganggur akan berani melakukan usaha sendiri sehingga dapat

menciptakan lapangan kerja baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Jadi, lapangan

pekerjaan ini akan bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah wirausaha di

Indonesia.

Kenyataan yang terjadi di Indonesia, banyak orang yang tidak memiliki sikap

kewirausahaan ini. Kebanyakan dari masyarakat selalu berorientasi menjadi pekerja

(karyawan/pegawai) ketimbang berorientasi menjadi pencari karyawan (wirusaha).

Hasil survei Litbang Media Group menunjukan bahwa sebanyak 70% orang ingin

menjadi PNS dan hanya 20% yang ingin menjadi wirausaha.

Padahal mencari pekerjaan tidak semudah apa yang dipikirkan, buktinya

terdapat ribuan lulusan perguruan tinggi yang mestinya menjadi pekerja/pegawai

malah menjadi pengangguran. Susahnya mencari pekerjaan bahkan bagi lulusan

perguruan tinggi ini disebabkan ketidaksesuaian tingkat pendidikan atau keterampilan

yang dimiliki oleh para pencari kerja dengan kebutuhan perusahaan (lapangan

pekerjaan).

“Umumnya perusahaan atau penyedia lapangan kerja membutuhkan tenaga yang

siap pakai, artinya sesuai dengan pendidikan dan keterampilannya, namun dalam

kenyataan tidak banyak tenaga kerja yang siap pakai tersebut. Justru yang banyak

adalah tenaga kerja yang tidak sesuai dengan job yang disediakan,”7

Oleh karenanya, pemerintah mutlak mesti membangun atau memasyarakatkan

sikap wirausaha ini di masyarakat. Bagaimanapun, satu wirausaha yang sukses akan

mampu mempengaruhi para pegawainya/pekerjanya sehingga mereka yang awalnya

menjadi pekerja dari para wirausaha yang sukses itu, akan termotivasi untuk menjadi

seperti atasannya. Dengan kata lain, wirausaha memiliki pengaruh yang besar dalam

7 http://www.geocities.com. html, masalah pengangguran di indonesia. Jevuska blog

Kewirausahaan 9

Page 10: Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja

membangun mental masyarakat Indonesia, menambah lapangan pekerjaan, mengatasi

pengangguran, dan memperkuat ekonomi Indonesia.

Satu saja wirausaha akan melahirkan wirausaha yang lain, semakin banyak

wirausaha maka semakin banyak pula lapangan pekerjaan sehingga pengangguran

akan teratasi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang tercipta oleh wirausaha.

C. Peran Wirausaha

Peran kewirausahaan bagi pertumbuhan ekonomi tidak hanya sekadar

meningkatkan output dan pendapatan perkapita, namun juga melibatkan pengenalan

atau penerapan perubahan dalam struktur bisnis maupun masyawakat (Hisrich, Peters,

dan Shepherd, 2008). Perubahan tersebut diikuti dengan pertumbuhan atau

peningkatan output yang memungkinkan kesejahteraan yang lebih besar bagi

berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. Dalam pandangan ekonomi, inovasi

merupakan salah satu kunci dalam mengembangkan produk maupun jasa baru di

pasar, yang mampu menstimulasi investasi pada perusahaan-perusahaan yang baru

berdiri.8

Kewirausahaan dapat dipandang sebagai salah satu komponen dari modal

sumber daya manusia (Scultz, 1971). Kewirausahaan mampu menciptakan berbagai

penemuan-penemuan produk dan jasa baru bagi konsumen. Kewirausahaan di

berbagai negara terbukti mampu membuka peluang kerja, membuka pasar baru, dan

dalam jangka panjang mampu menciptakan stabilitas perekonomian bangsa secara

menyeluruh sebagai dampak dari pertumbuhan usaha di berbagai sektor.

Timmons dan Spineli (2009) menggambarkan peran wirausaha yang mampu

mengubah dunia dalam 40 tahun terakhir. Menurut mereka ada 4 transformasi atau

evolusi kewirausahaan (entrepreneurial transformation), yaitu: kewirausahaan

sebagai paradigma baru dalam manajemen; kewirausahaan sebagai paradigma baru 8 Franky Slamet, Hetty Karunia Tunjungsari, Mei Le, Dasar-dasar Kewirausahaan: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Indeks, 2014), hal. 2

Kewirausahaan 10

Page 11: Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja

dalam pendidikan; kewirausahaan sebagai paradigma baru dalam manajemen usaha

nonprofit dan filantropi; serta kewirausahaan sebagai kurikulum dalam sekolah

bisnis. Transformasi ini mempengaruhi bagaimana masyarakat dunia menjalani

kehidupan sehari-hari, bekerja, belajar, hingga menikmati waktu luang mereka.

Wirausaha –katakanlah dalam sektor informal- memiliki keunggulan di

antaranya, banyak menyerap tenaga kerja dan tahan terhadap resesi ekonomi. Pada

tahun 2010 sekitar 90,8 juta penduduk Indonesia bekerja pada sektor informal.

Terdapat sekitar 50,7 juta jenis usaha informal yang berbentuk wirausaha dalam

bidang makanan hingga tekstil. Menurut Kasali (2010) kekuatan ekonomi Indonesia

terletak pada sektor informal yang berbentuk wirausaha tersebut.

Wirausaha mampu menopang ketidakmampuan pemerintah dalam

menciptakan lapangan pekerjaan. Wirausaha ini mampu menyerap tenaga kerja dari

berbagai macam kalangan baik itu orang yang berpendidikan tinggi maupun yang

rendah serta tidak memiliki kemampuan. Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa

sektor informal dalam bentuk wirausaha masih dominan dalam menyerap tenaga

kerja di Jakarta.9 Pakar ekonomi Didik J. Rachbini (2010) menegaskan, wirausaha -

khususnya di sektor informal- mengisi seluruh sudut perekonomian nasional, dari

sektor pertanian dalam arti luas, sektor industri, perdagangan, dan sektor jasa lainnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa wirausaha memiliki peranan untuk menopang

ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan mampu

menyerap tenaga kerja, sehingga mampu mengurangi pengangguran.

BAB III

PENUTUP

9http://bappenas.go.id/files/3513/5027/3734/kajianperansektorinformal.pdf . Tgl. 21 Nov 2015.

Kewirausahaan 11

Page 12: Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja

Kesimpulan

Sejak krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998, masyarakat

yang menganggur semakin menumpuk. Sebab perusahaan-perusahaan banyak yang

pailit sehingga banyak pekerja yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan

menjadi penganggur. Pengangguran merupakan masalah serius yang dihadapi bukan

hanya oleh Indonesia namun juga oleh dunia karena pengangguran memiliki

pengaruh besar terhadap pembangunan ekonomi suatu bangsa dan dunia.

Melihat kasus krisis moneter tersebut, maka sudah jelas bahwa tingkat

pengangguran ini dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara. Saat krisis yakni

saat pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kemerosotan, tingkat pengangguran

di Indonesia menjadi semakin tidak terbendung. Dari sinilah perlu disadari peran

wirausaha dalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

Secara spesifik, pengangguran ini disebabkan oleh kurangnya lapangan

pekerjaan dan mental wirausaha pada para pencari kerja (masyarakat Indonesia).

Maka dari itu pemerintah mesti mengatasi pengangguran ini dengan dua cara:

menambah lapangan pekerjaan dan membangun mental wirausaha di masyarakat.

Wirausaha merupakan modal yang sebenarnya untuk mengatasi

pengangguran. Sebab satu wirausaha saja akan mampu merekrut sekurang-kurangnya

seorang atau dirinya sendiri untuk tidak menganggur. Dalam menciptakan lapangan

pekerjaan, -jelas- pemerintah tidak akan mampu jika tanpa peran wirausaha (swasta)

yang membantunya. Bahkan yang paling berperan dalam menciptakan lapangan

pekerjaan ialah wirausaha. Tidak dapat dipungkiri, wirausaha memiliki peran yang

sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi hingga wirausaha mampu mengubah dunia

dalam 40 tahun terakhir sebagaimana menurut Timmons dan Spineli. Singkatnya,

wirausaha ialah pahlawan untuk mengatasi pengangguran, pengentasan kemiskinan,

dan pemerataan kesejahteraan.

Kewirausahaan 12

Page 13: Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja

Daftar Pustaka

Kashmir, Kewirausahaan, Edisi Revisi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011)

Franky Slamet, Hetty Karunia Tunjungsari, Mei Le, Dasar-dasar Kewirausahaan:

Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Indeks, 2014).

http://www.geocities.com.

http://bappenas.go.id.

Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT. Grafindo Jakarta,

2013).

Suradi, Peranan Sektor Informal dalam Penanggulangan Kemiskinan, Informasi,

Volume 16 No. 03, 2011.

Sukidjo, Agustus 2005, Peran Kewirausahaan dalam Mengatasi Pengangguran di

indonesia, Jurnal Economia, Volume 1 No. 1.

Aulia Inneke Puspita, Peranan Pelatihan Kewirausahaan dalam Upaya Mengurangi

Pengangguran di Indonesia, Ikatan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah se-

Indonesia (IMADIKLUS).

Kewirausahaan 13


Recommended