Transcript
Page 1: Tugas TIK - Media komunikasi tradisional dan modern

TUGAS TIK

MEDIA KOMUNIKASI TRADISIONAL DAN MODERN

Disusun oleh:

xxxxxxxxxxxxxxxxx Kelas xxxxx

Sekolah xxxxxxx xxxxxxx 2012

Page 2: Tugas TIK - Media komunikasi tradisional dan modern

1

MEDIA KOMUNIKASI TRADISIONAL 1. Lonceng

Lonceng, Genta atau Bel adalah suatu peralatan sederhana yang digunakan untuk menciptakan bunyi. Bentuknya biasanya adalah sebuah tabung dengan salah satu sisi yang terbuka dan bergema saat dipukul. Alat untuk memukul dapat berupa pemukul panjang yang digantung di dalam lonceng tersebut atau pemu-kul yang terpisah. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), lonceng memiliki dua pengertian, pertama lonceng adalah semacam bel yang dibunyi-kan untuk menentukan waktu atau memberitahukan sesuatu, sedang-kan pengertian yang kedua, lonceng adalah jam besar atau arloji. Lon-ceng-lonceng besar pada umumnya terbuat dari logam namun lonceng-lonceng kecil dapat pula terbuat dari keramik atau porselen. Dahulu lonceng digunakan untuk mengabarkan suatu berita kepada

masyarakat dan sebagai penanda waktu. Lonceng atau genta digunakan di berbagai agama di dunia sebagai penanda waktu ibadah atau sebagai bagian dari perangkat ritual. Genta digunakan antara lain dalam ritual Buddhisme dan Hinduisme. Dalam agama Buddha genta digunakan untuk menandai waktu beribadah, genta besar biasanya diletakkan di wihara dan dibunyikan pada waktu-waktu tertentu. Pada agama Hindu terutama Hindu Bali genta kecil berukir wajra digunakan pedanda (pendeta) Hindu dalam ritual pemujaan. Lonceng juga digunakan oleh umat Kristiani untuk memberi tanda waktu beribadah, biasanya dibunyikan tiga kali, pada pukul 06.00. 12.00, dan 18.00. Lonceng digunakan pertama kali dalam gereja Katolik sekitar tahun 400 masehi, dan dianggap diperkenalkan oleh Paulinus, Uskup Nola, sebuah kota di Cam-pania, Italia. Penggunaannya menyebar luas dengan cepat dan tidak hanya digunakan untuk mengumpulkan umat dalam acara keagamaan, tetapi juga se-bagai peringatan ketika ada bahaya.

Lonceng Zygmunt di Krakow, Polandia. Sumber: http://upload.wikimedia.org

Page 3: Tugas TIK - Media komunikasi tradisional dan modern

2

2. Bedug

Bedug adalah alat musik tabuh seperti gendang. Bedug merupakan instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia, se-buah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu salat atau sembahyang. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau

sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi se-hingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh. 3. Kentongan

Pada jaman dahulu kita mengenal beberapa alat kumunikasi, seperti alat tiup dari kulit kerang untuk pen-duduk yang mendiami pesisir pantai; Bedug, terbuat dari kulit sapi/ kambing; untuk penduduk didaerah pedesaan dan pegunungan kita mengenalnya kentongan, terbuat dari batang kayu yang dipahat. na-mun alat komunikasi tradisional tersebut telah banyak digantikan oleh alat kumunikasi modern berupa telepon, baik selular maupun fixed phone.

Kentongan dibunyikan dengan cara dipukul, dibandingkan dengan alat komuni-kasi yang terbuat dari kulit kerang, alat komunikasi tradisional kentongan ini ma-sih sering dipergunakan, namun demikian fungsinya telah banyak bergeser. Pada jaman dahulu bunyi-bunyian kentongan dipergunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan bagi penduduk pedesaan, seperti pada saat adanya bencana, pencurian, kebakaran, rapat penduduk atau pertanda masuknya waktu Sholat bagi umat Islam, setiap peristiwa atau kegiatan, kentongan dibunyikan dengan pukulan yang berbeda, sehingga apabila penduduk mendengar suara

Bedug Sumber: http://upload.wikimedia.org

Bermain kentongan Sumber: www.deteksibasketball.com

Page 4: Tugas TIK - Media komunikasi tradisional dan modern

3

kentongan, mereka akan paham pesan yang disampaikannya dari jenis bunyinya. Pada saat ini bunyi kentongan tidak lagi setandar seperti dahulu, karena kentongan ini banyak dipergunakan oleh penjual-penjual makanan ke-liling, di mana bunyinya disesuaikan selera masing-masing. Banyak jenis-jenis kentongan, mulai dari yang kecil sampai yang besar dan dari yang terbuat dari bahan bambu sampai dengan bahan yang terbuat dari batang kayu jati bahkan besi (lonceng). Pada umumnya kentongan jaman dahulu terbuat dari batang kayu jati utuh, dengan ukuran yang cukup besar (diameter 40 Cm dan tinggi 1,5 M - 2 M yang dipahat sehingga berlubang, dan dari lubang itulah bunyi-bunyian akan keluar apabila dipukul serta ditempatkan di kantor-kantor pedesaan atau di Langgar/ Surau. Kentongan bekas peninggalan jaman dahulu yang terbuat dari kayu jati dan ukurannya seperti tersebut di atas, dapat direferensikan sebagai koleksi barang seni peninggalan budaya Indonesia yang jumlahnya sangat terbatas, biasanya menjadi barang koleksi yang dipelihara sebagai benda kuno peninggalan sejarah masa lalu. 4. Prasasti

Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Pene-muan prasasti pada sejumlah situs arkeologi, menandai akhir dari zaman prasejarah, yakni babakan dalam sejarah kuno Indonesia yang masyarakatnya belum mengenal tu-lisan, menuju zaman sejarah, dimana masyarakatnya sudah mengenal tulisan. Ilmu yang mem-pelajai tentang prasasti disebut Epi-grafi. Di antara berbagai sumber sejarah

kuno Indonesia, seperti naskah dan berita asing, prasasti dianggap sumber ter-penting karena mampu memberikan kronologis suatu peristiwa. Ada banyak hal yang membuat suatu prasasti sangat menguntungkan dunia penelitian masa lampau. Selain mengandung unsur penanggalan, prasasti juga mengungkap se-jumlah nama dan alasan mengapa prasasti tersebut dikeluarkan. Dalam pengertian modern di Indonesia, prasasti sering dikaitkan dengan tulisan di batu nisan atau di gedung, terutama pada saat peletakan batu pertama atau peresmian suatu proyek pembangunan. Dalam berita-berita media massa, misalnya, kita sering mendengar presiden, wakil presiden, menteri, atau kepala daerah meresmikan gedung A, gedung B, dan seterusnya dengan peng-

Batu bertulis dari Sumatera Barat Sumber: http://upload.wikimedia.org

Page 5: Tugas TIK - Media komunikasi tradisional dan modern

4

guntingan pita dan penandatanganan prasasti. Dengan demikian istilah prasasti tetap lestari hingga sekarang. Isi prasasti lainnya berupa keputusan pengadilan tentang perkara perdata (dise-but prasasti jayapatra atau jayasong), sebagai tanda kemenangan (jayacikna), tentang utang-piutang (suddhapatra), dan tentang kutukan atau sumpah. Prasasti tentang kutukan atau sumpah hampir semuanya ditulis pada masa kerajaan Sriwijaya. Serta adapula prasasti yang berisi tentang genealogi raja atau asal usul suatu tokoh. Sampai kini prasasti tertua di Indonesia teridentifikasi berasal dari abad ke-5 Masehi, yaitu prasasti Yupa dari kerajaan Kutai, Kalimantan Timur. Prasasti tersebut berisi mengenai hubungan genealogi pada masa pemerintahan raja Mulawarman. Prasasti Yupa merupakan prasasti batu yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Periode terbanyak pengeluaran prasasti terjadi pada abad ke-8 hingga ke-14. Pada saat itu aksara yang banyak digunakan adalah Pallawa, Prenagari, Sanskerta, Jawa Kuna, Melayu Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna. Bahasa yang digunakan juga bervariasi dan umumnya adalah bahasa Sanskerta, Jawa Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna. Batu bertulis dari Sumatera Barat Prasasti dapat ditemukan dalam bentuk angka tahun maupun tulisan singkat. Angka tahun dapat ditulis dengan angka maupun candrasengkala, baik kata-kata maupun tulisan. Tulisan singkat dapat ditemukan pada dinding candi, pada am-bang pintu bagian atas dan pada batu-batu candi. Pada zaman kerajaan Islam, prasasti menggunakan aksara dan bahasa Arab ataupun aksara Arab namun berbahasa Melayu aksara Pegon. Sebagian besar prasasti terdapat pada lempengan-lempengan tembaga bersurat, makam, mas-jid, hiasan dinding, baik di masjid maupun dirumah para bangsawan, pada cincin cap dan cap kerajaan, mata uang, meriam, dll. Pada masa yang lebih muda yaiyu masa kolonial, aksara Latin banyak digunakan, meliputi bahasa-bahasa Inggris, Portugis, dan Belanda. Prasasti Latin umumnya terdapat pada gereja-gereja, rumah dinas pejabat kolonial, benteng-benteng, tugu peringatan, meriam, mata uang, cap, dan makam. Prasasti beraksara dan berbahasa Cina juga dike-nal di Indonesia yang tersebar antara masa Klasik sampai masa Islam. Prasasti tersebut terdapat pada mata uang, benda-benda porselin, gong perunggu dan batu-batu kubur yang biasanya terbuat dari batuan pualam. Bahan yang digunakan untuk menuliskan prasasti biasanya berupa batu atau lempengan logam, daun, dan kertas. Selain andesit, batu yang digunakan adalah batu kapur, pualam, dan basalt. Dalam arkeologi, prasasti batu disebut upala prasasti. Prasasti logam yang umumnya terbuat dari tembaga dan perunggu, bi-asa disebut tamra prasasti. Hanya sedikit sekali prasasti yang berbahan lem-baran perak dan emas. Adapula yang disebut ripta prasasti, yakni prasasti yang ditulis di atas lontar atau daun tal. Beberapa prasasti terbuat tanah liat atau tablet yang diisi dengan mantra-mantra agama Buddha.

Page 6: Tugas TIK - Media komunikasi tradisional dan modern

5

5. Daun Lontar

Lontar (dari bahasa Jawa: ron tal, "daun tal") adalah daun siwalan atau tal (Borassus flabellifer atau pal-myra) yang dikeringkan dan dipakai sebagai bahan naskah dan keraji-nan. Artikel ini terutama membahas lontar sebagai bahan naskah manuskrip. Lontar sebagai bahan naskah di-pakai di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Nusantara banyak ditemukan naskah lontar dari Sunda (Jawa Barat), Jawa, Bali, Madura, Lombok, dan Sulawesi Selatan.

Setiap lempir lontar yang akan ditulisi, biasanya diberi garis dahulu supaya nanti kalau menulis tidak mencong-mencong. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sebuah alat yang disebut panyipatan. Tali-tali kecil direntangkan pada dua paku bambu. Lalu dibawahnya ditaruh lempir-lempir lontar. Tali-tali ini lalu diberi tinta dan ditarik. Rentangan tali yang ditarik tadi lalu mental dan mencipratkan tinta ke lempiran lontar sehingga terbentuk garis-garis. Pisau untuk menulisi lontar. Lalu lontar yang sudah siap ditulisi ditulisi menggunakan pisau tulis yang di Bali disebut pengropak atau pengutik. Di Jawa Barat dalam bahasa Sunda disebut dengan istilah péso pangot. Sang penulis sebenarnya mengukir aksara pada lempir-lempir lontar ini. Setelah selesai ditulis sebuah lempir, biasanya pada kedua sisi, maka lempir harus dihitamkan. Cara menghitamkan dilakukan dengan menggunakan kemiri yang dibakar sampai mengeluarkan minyak. Lalu kemiri-kemiri ini diusapkan pada lempir dan ukiran aksara-aksara tadi jadi terlihat tajam karena jelaga kemiri. Minyak kemiri sekaligus juga menghilangkan tinta-tinta garisan. Lalu setiap lempir dibersihkan dengan lap dan kadangkala diolesi dengan minyak sereh supaya bersih dan tidak dimakan serangga. Lalu tumpukan lempir-lempir ini disatukan dengan sebuah tali melalui lubang tengah dan diapit dengan sepasang pengapit yang di Bali disebut sebagai takepan. Namun kadangkala lempir-lempir disimpan dalam sebuah peti kecil yang disebut dengan nama kropak di Bali (di Jawa kropak artinya adalah naskah lontar).

Lukisan di atas daun lontar Sumber: www.isi-dps.ac.id

Page 7: Tugas TIK - Media komunikasi tradisional dan modern

6

MEDIA KOMUNIKASI MODERN 1. Telegrapf

Telegraf merupakan sebuah me-sin/alat yang menggunakan teknologi telegrafi untuk mengirim dan menerima pesan dari jarak jauh. Kata telegraf yang sering didengar saat ini, secara umum merupakan telegraf elektrik. Telegraf ditemukan oleh seorang warga Amerika Serikat bernama Samuel F.B. Morse ber-sama dengan asistennya Alexander Bain. Telegraf elektrik pertama kali dite-mukan oleh Samuel Thomas von Sömmering pada tahun 1809. Ke-mudian pada tahun 1832, Baron

Schilling membuat telegraf elektrik pertama. Carl Friedrich Gauss dan Wilhelm Weber merupakan orang pertama yang menggunakan telegraf elektrik untuk alat komunikasi tetap pada tahun 1833 di Göttingen. Telegraf komersil pertama dibuat oleh William Fothergill Cooke dan dipasarkan pada Great Western Rail-way di Inggris. Telegraf ini dipatenkan di Inggris pada tahun 1837. Telegram ini dikirimkan pada jarak 13 mil/21 km dari stasiun Paddington ke West Drayton dan mulai dioperasikan pada tanggal 9 April 1839. Pada tahun 1843, seorang penemu asal Skotlandia, Alexander Bain, menemu-kan sebuah alat yang bisa dikatakan merupakan sebuah mesin faksimil pertama. Ia menyebut penemuannya ini dengan “recording telegraph” (teleraf perekam). Telegraf yang ditemukan Bain ini mampu mengirimkan gambar menggunakan kawat elektrik. Pada tahun 1855, seorang biarawan Italia, Giovanni Caselli, juga membuat sebuah telegraf elektrik yang dapat mengirimkan pesan. Caselli menamai penemuannya ini dengan “Pantelegraf”. Pantelegraf telah sukses digunakan dan diterima sebagai saluran telegraf antara kota Paris dan Lyon. Sebuah telegraf elektrik, pertama kali dengan bebas ditemukan dan dipatenkan di Amerika Serikat pada tahun 1837 oleh Samuel F. B. Morse. Asistennya, Alfred Vail, membuat kode morse yang menyimbolkan huruf dengan Morse. Telegraf Amerika pertama dikirimkan oleh Morse pada tanggal 6 Januari 1838 melalui 2 mil / 3 km kawat di Speedwell Ironworks dekat Morristown, New Jersey. Pesannya dibaca "Seorang penunggu yang sabar bukanlah pecundang" (A pa-tient waiter is no loser) dan pada tanggal 24 Mei 1844, ia mengirim sebuah pesan “Apa yang telah Tuhan ciptakan" (What hath God wrought) dari the Old Supreme Court Chamber di Gedung DPR di Washington kepada Mt. Clare Depot

Telegraph Sumber: www.nextstoptupperlake.org

Page 8: Tugas TIK - Media komunikasi tradisional dan modern

7

di Baltimore. Morse/Vail telegraf dengan cepat disebarkan pada 2 dasawarsa berikutnya. Kabel lintas atlantik mulai dicoba digunakan pada tahun 1857, 1858, dan 1865. Kabel pada tahun 1957 hanya dioperasikan beberapa kali. Kabel telegraf komer-sil pertama yang mampu melintasi samudera atlantik berhasil diselesaikan pada tanggal 18 Juli 1866. Australia merupakan penghubung pertama dunia pada Oktober 1872 melalui telegraf bawah laut di Darwin. Hal ini menimbulkan berita baru bagi dunia. Ke-majuan teknologi telegraf selanjutnya terjadi pada awal tahun 1970, ketika Tho-mas Edison menemukan "telegraf dua arah dengan rangkap dua penuh" (full du-plex two-way telegraf) dan melipatgandakan kapasitasnya dengan menemukan guadruplex pada tahun 1874. Edison mendaftarkannya pada lembaga pe-matenan US dan duplex telegraf berhasil dipatenkan pada tanggal 1 september 1874. Pada Awal tahun 1830, telegraf elektrik berkembang dengan digunakannya tegangan listrik untuk mengontrol elektromagnet yang didengarkan pada ujung-ujung transmisi. Keterbatasan teknologi saat itu adalah hasil pengiriman kode melalui kabel tidak dapat di print. Kemudian, telegrap elektrik dikembangkan dengan menggunakan elektromagnet receiver. Dengan elektromagnet receiver, kode morse dapat ditranslate dari pendengarnya dalam bentuk tulisan, 2. Telepon

Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampai-kan pesan suara (terutama pesan yang berbentuk percakapan). Ke-banyakan telepon beroperasi dengan menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon sehingga memungkinkan pengguna telepon untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya. Suara yang bergetar di udara dise-but gelombang bunyi. Setiap gelom-bang bunyi dapat merambat melalui sinyal arus listrik yang melalui kabel. Ketika kita berbicara menggunkan

telepon, gelombang bunyi dari suara kita, merambat melalui arus listrik mengalir di sepanjang kabel hingga diterima dalam bentuk getaran udara yang menghasil-kan gelombang bunyi yang dapat didengar oleh penerima telepon.

Telepon kabel (PSTN) Sumber: www.smarthome.com

Page 9: Tugas TIK - Media komunikasi tradisional dan modern

8

Telepon genggam (Nokia 5110) Sumber: http://images.google.com

3. Telpon Genggam (Handphone)

Telepon seluler (ponsel) atau telepon genggam (tel-gam) atau handphone (HP) atau disebut pula adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mem-punyai kemampuan dasar yang sama dengan tele-pon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon mengguna-kan kabel (nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sis-tem GSM (Global System for Mobile Telecommuni-cations) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access). Badan yang mengatur telekomunikasi se-luler Indonesia adalah Asosiasi Telekomunikasi Se-luler Indonesia (ATSI).

4. Faksimile

Faksimile atau biasa dikenal dengan faks, berasal dari kata 'fac simile' (make similar) dalam bahasa latin, yang artinya membuat salinan yang sama dengan aslinya. Dalam bidang yang lain, mesin faks juga dapat disebut telecopier. Mesin faks adalah peralatan komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan do-kumen dengan menggunakan suatu perangkat yang mampu beroperasi melalui jaringan telepon dengan ha-sil yang serupa dengan aslinya.

Sedangkan Menurut A.G. Pringgodigdo, mesin faks adalah sistem transmisi tanpa kawat untuk gambar-gambar dan grafik-grafik dengan cara mengatur sinar cahaya dan foto elektrik sel serta mengubah bagian gelap dan terang dari suatu bahan sehingga dapat dipancarkan dalam suara, lalu pesawat penerima akan mengubahnya kembali seperti aslinya kepada kertas yang telah diolah secara ilmiah. Selain mengirimkan dokumen, mesin faks juga mampu menghantarkan

Mesin faksimile Sumber: www.hafeezcentre.pk

Page 10: Tugas TIK - Media komunikasi tradisional dan modern

9

citra foto dengan fasilitas half tone. Mesin faks biasanya terdiri dari modem, me-sin fotokopi, alat pemindai gambar, dan alat pencetak data (printer). 5. Televisi

Televisi merupakan alat telekomu-nikasi yang berfungsi menangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision, yang memiliki arti jauh (tele) dan tampak(vision). Jadi, televisi berarti melihat jarak jauh. Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak yang terlibat baik perorangan maupun badan usaha. Penemuan televisi tidak dapat dipisahkan dari penemuan hukum dasar gelombang eletromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831).

Televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1920-an, dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan. Sejak 1970-an, kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk untuk melihat materi siaran serta hasil rekaman. Dalam tahun-tahun terakhir, siaran televisi telah dapat diakses melalui Internet, misalnya melalui iPlayer dan Hulu. Walaupun terdapat bentuk televisi lain seperti televisi sirkuit tertutup, namun jenis televisi yang paling sering digunakan adalah televisi penyiaran, yang dibuat ber-dasarkan sistem penyiaran radio yang dikembangkan sekitar tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkekuatan tinggi untuk memancarkan gelombang televisi ke penerima gelombang televisi. Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui gelombang radio VHF dan UHF dalam jalur frekuensi yang ditetapkan antara 54-890 megahertz. Kini gelombang TV juga sudah memancarkan jenis suara stereo ataupun bunyi keliling di banyak negara. Hingga tahun 2000, siaran TV dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini ber-alih ke teknologi penyiaran digital. Televisi telah memainkan peran penting dalam sosialisasi abad ke-20 dan ke-21. Pada tahun 2010, iPlayer digunakan dalam aspek media sosial dalam bentuk layanan televisi internet, termasuk di antaranya adalah Facebook dan Twitter.

Televisi tabung (CRT) Sumber: http://images.google.com

Page 11: Tugas TIK - Media komunikasi tradisional dan modern

10

Referensi: http://id.wikipedia.org/wiki/Lonceng (1 Agustus 2012). http://id.wikipedia.org/wiki/Bedug (1 Agustus 2012). http://pesonaantik.blogspot.com/2008/06/kentongan-sebagai-alat-komunikasi-kuno.html (1 Agustus 2012). http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti (1 Agustus 2012). http://id.wikipedia.org/wiki/Lontar (1 Agustus 2012). http://id.wikipedia.org/wiki/Telegraf (1 Agustus 2012). http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi (1 Agustus 2012). http://id.wikipedia.org/wiki/Faksimile (1 Agustus 2012). http://id.wikipedia.org/wiki/Telepon (1 Agustus 2012). http://id.wikipedia.org/wiki/Telepon_genggam (1 Agustus 2012). http://id.wikipedia.org/wiki/Radio (1 Agustus 2012). Budiyanto, Ida Bagus dan Raden Roro Phitsa Maulina. 2010. Mengenal

Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional


Recommended