Transcript
Page 1: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

TUGAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

“Perkembangan dan Perusakan dalam Hubungan Interpersonal”

Kelas: B

Oleh:

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS TARUMANAGARA

2010

Vera Prizelia Widodo 915080056

Mycelrrella-Pancho 915080063

Erin 915080065

Andika Permadi 915080145

Page 2: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

PENDAHULUAN

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai hubungan interpersonal. Sebagai mahluk

sosial kita pasti memiliki keinginan untuk berhubungan. Hal itu ditandai dengan banyaknya

hubungan yang kita jalan bahkan dalam satu waktu. Keluarga, persahabatan, pekerjaan maupun

percintaan adalah bentuk-bentuk hubungan yang kita jalani sehari-hari.

Hubungan interpersonal juga mengalami proses yang kita kenal sebagai siklus. Suatu

siklus secara sederhana ditandai dengan perkenalan – perkembangan – konflik - dan

resolusi/penyelesaian, begitu pun suatu hubungan. Setelah kita memahami esensi dari hubungan

interpersonal serta betapa pentingnya suatu hubungan dalam hidup seseorang (meningkatkan

afeksi serta memenuhi kebutuhan lainnya) maka selanjutnya kita perlu memahami lebih

mendalam mengenai perkembangan dan pembubaran hubungan.

Topik ini akan membahas seputar perkembangan dan pembubaran hubungan.

Bagaimanakah hubungan itu berkembang, dipelihara dan mengalami konflik yang akhirnya

mengarah pada berakhirnya suatu hubungan. Lebih jauh lagi akan dibahas mengenai penyebab

kedua proses ini dalam suatu hubungan serta cara-cara yang mungkin bisa ditempuh untuk

mengatasinya.

Page 3: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

PEMBAHASAN

1. PERKEMBANGAN HUBUNGAN

1.1. Teori Perkembangan Hubungan

Berikut ini adalah beberapa teori mengenai perkembangan hubungan yang dikemukakan

oleh para ahli: (De Vito, 2008, hal: 288)

a) Teori Pengurangan Ketidakpastian (Uncertainty Reduction Theory); menjelaskan

bahwa hubungan berkembang sebagai suatu proses mengurangi ketidakpastian

yang ada antara pelaku hubungan (Berger & Calabrese, 1975). Suatu hasil

penelitian mengklaim bahwa tingginya tingkat ketidakpastian dalam hubungan

dapat mengurangi kesukaan. Di sisi lain tingginya tingkat ketidakpastian mampu

meningkatkan kesukaan terhadapa seseorang (karena rasa penasaran).

b) Teori Atraksi (Attraction Theory); menurut teori ini, hubungan dikembangkan

terhadap pihak yang menarik bagi kita. Atraksi interpersonal seperti yang telah

dibahas pada bab sebelumnya yaitu meliputi: Kedekatan proximitas, ganjaran

(reward), ketertarikan fisik maupun psikologis, serta ekuitas atau kesamaan baik

dari segi sosioekonomi maupun pendidikan.

c) Teori Aturan (Rules Theory); menggambarkan hubungan persahabatan, cinta

maupun keluarga sebagai suatu interaksi yang dikendalikan oleh serangkaian

peraturan yang sah dan ditaati oleh pelaku hubungan tersebut. Ketika aturan

ditaati maka hubungan akan berkembang, begitu pun sebaliknya.

d) Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory); mengandung konsep reward

(ganjaran= apa yang kita terima dari pasangan, misalnya uang, dukungan, kasih

sayang) dan cost (biaya= apa yang kita berikan kepada pasangan, misalnya waktu,

usaha, konflik). Suatu hubungan digambarkan seperti transaksi dagang. Menurut

teori ini, seseorang cenderung untuk mengembangkan hubungan yang memberi

lebih banyak keuntungan. Secara sederhana bahwa kita akan membina hubungan

yang menghasilkan reward lebih besar (mampu memenuhi kebutuhannya).

e) Teori Ekuitas (Equity Theory); teori ini meyakini bahwa suatu hubungan yang

didasari oleh kesamaan atau kesetaraan akan mengarah pada pengembangan

Page 4: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

hubungan. Hubungan cenderung berkembang bila antar pelaku dalam hubungan

merasa diperlakukan sama. (Reward=Cost)

1.2. The Relationship License

Lisensi dalam suatu hubungan secara sederhana dapat dipahami sebagi suatu izin atau

perkenan dalam hubungan. Lisensi ini membatasi atau menjelaskan pengharapan, kebiasaan

maupun aturan dalam hubungan yang terjalin. Hak dan kewajiban yang dipahami bersama.

Hubungan lisensi dalam hubungan dengan topik tulisan ini adalah bahwa lisensi ini akan

meluas sebagai bentuk pengembangan hubungan dan semakin terbatas sebagai bentuk

perusakan atau penurunan hubungan.

Dalam suatu hubungan, lisensi bisa bersifat resiprokal (sama/saling) dan ada juga yang

tidak resiprokal. Tidak resiprokal dimaksudkan bahwa dalam hubungan, ada pihak yang

memiliki wewenang atau hak lebih besar dibanding yang lain. Misalnya ada yang memiliki

jam malam lebih longgar dibanding lainnya, ataupun mengenai porsi bicara dalam keluarga.

1.3. Tahap Perkembangan Hubungan

Hubungan dalam kehidupan kita terbagi atas dua siklus, yaitu: “menuju kebersamaan”

dan “menuju perpisahan”. Seorang ahli Knapp (1984;Knapp dan Vangelesti, 1992)

menuliskan mengenai tahap-tahap membangun, mengalami dan mengakhiri hubungan serta

jenis komunikasi yang digunakan dalam tahap hubungan tersebut.

Dalam siklus hubungan, komunikasi memainkan peran yang penting serta berbeda-beda

dalam tahap hubungan. Dalam tahap awal, komunikasi ditujukan untuk mengenal lawan

bicara sehingga dapat diambil keputusan mengenai hubungan tersebut (apakah hubungan

dapat diteruskan, topik apa yang akan dibicarakan selanjutnya, harus seberapa dekatkah

hubungan ini). Setelah fase ini, komunikasi berperan dalam memelihara, mengembangkan,

dan meningkatkan hubungan, juga untuk merundingkan perbedaan-perbedaan yang akan

memberikan kepuasan dalam berhubungan. Selama tahap terakhir, komunikasi membantu

para pelaku komunikasi dalam mengakhiri hubungan, memutuskan perasaan, berpisah

secara positif (idealnya) (Rosenfeld dan Kendrick,1984)

Page 5: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

MENUJU KEBERSAMAAN

Terdapat lima tahap dalam “menuju kebersamaan” yang akan dibahas satu persatu.

Tahap Memulai (initating) merupakan tahap yang sangat awal yang terdiri dari usaha-

usaha yang kita lakukan dalam percakapan dengan orang yang baru kita kenal. Saat awal

masuk kuliah, tentu kita mulai melakukan percakapan untuk mengenal teman-teman baru

kita dalam kelas. “hei, apa kabar?” ,“senang berkenalan dengan anda”, “hei”. Bertujuan

dalam mengadakan kontak serta menyatakan minat.

Penjajakan (experimenting) adalah fase dimana kita mencoba topik-topik percakapan

untuk mengenal orang lain. Biasanya kita mengajukan banyak pertanyaan dan berbasa-

basi. “ Darimana asal SMA kamu?”, “Apakah hobi yang kamu sukai?”, “Mengapa

memilih fakultas komunikasi?”. Dalam tahap ini, kita mencari kemiripan-kemiripan serta

perbedaan-perbedaan karena akan lebih mudah berbicara kepada seseorang yang

memiliki suatu persamaan dengan kita.

Penggiatan (intensifying) menandai awal keintiman, berbagi informasi dan awal

informalitas yang lebih besar. Tahap ini ditandai dengan banyak perubahan dalam

perilaku komunikasi, baik komunikasi verbal ataupun komunikasi nonverbal, yang terjadi

ketika kenalan menjadi teman akrab. Melihat dalam dunia kampus, kita dalam melihat

banyak pasangan-pasangan muda serta memperhatikan tingkat kedekatan mereka.

Kedekatan fisik, tangan yang berpegangan, dan kontak mata yang lebih sering, adalah

petunjuk nonverbal yang menyatakan bahwa hubungan mereka menjadi intensif. Terdapat

derajat keterbukaan mengenai diri sendiri yang lebih besar (“kedua orangtuaku bercerai”,

“aku bukanlah anak yang baik”).

Pengintegrasian (integrating) terjadi bila dua orang mulai menganggap diri mereka

sendiri sebagai pasangan. Pada saat itu, kedua orang tersebut aktif memupuk semua

minat, sikap dan kualitas yang tampaknya membuat mereka unik menjadi pasangan. “

Aku merasa merasa bagian dari dirimu “, “ Yah, kita seperti sudah bersatu. Apa yang

terjadi padamu terjadi juga padaku”.

Pengikatan (bonding) adalah tahap yang lebih formal atau ritualistik. Ia bisa berbentuk

pertunangan atau perkawinan, namun “berhubungan tetap” juga merupakan suatu bentuk

pengikatan. Lewat pengikatan pasangan tersebut memperoleh dukungan sosial atau

Page 6: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

kelembagaan bagi hubungan mereka. “ Aku ingin selalu bersamamu”, “Mari kita

menikah saja”.

MENUJU PERPISAHAN

Lima tahap berikutnya dalam analisis Knapp menggambarkan kemerosotan yang dapat

terjadi dalam hubungan yang lebih mencapai tahap pengikatan.

Pembedaan (differenting) terjadi bila dua orang memutuskan bahwa mungkin hubungan

mereka terlalu membatasi. Sekarang mulai memusatkan perhatian kepada perbedaan-

perbedaan daripada kemiripan-kemiripan. Semakin menekankan individualitas dan dalam

berkomunikasi sering terjadi perselisihan. “ Kadang-kadang aku tidak memahamimu. Ini

satu perbedaan diantara kita” , “ Aku tidak suka menghadiri keramaian”.

Pembatasan (circumscribing) adalah suatu tahap yang menunjukan bahwa pasangan

mulai mengurangi frekuensi dan keintiman komunikasi. Mereka kembali bersikap lebih

formal, seolah-olah keduanya tidak mengenal satu sama lain secara baik. “ Apakah tidak

apa-apa kalau aku berjalan-jalan sekarang?” “ Aku tidak peduli. Lakukanlah apa yang

ingin kamu lakukan”.

Stagnasi (stagnating) menunjukan kemerosotan hubungan yang semakin jauh sehingga

para peserta mencoba untuk bertahan, karena alasan-alasan agama, atau keuangan, atau

untuk kebaikan anak-anak mereka, atau faktor-faktor lain yang tidak berhubungan dengan

daya tarik pasangannya. Komunikasi yang dilakukan seperti dengan orang-orang asing. “

Apa yang akan kita bicarakan?” , “ Baik. Aku tahu apa yang akan kau katakan dan kau

tahu apa yang akan kukatakan’’.

Penghindaran (avoiding) adalah suatu taktik untuk meminimalkan penderitaan atas

pengalaman hubungan yang merosot sama sekali. Seperti contoh pisah ranjang,

perceraian sering terjadi. Pasangan-pasangan tinggal dalam satu rumah terkadang hidup

sendiri-sendiri. Para pelaku masih harus tinggal berdekatan, namun mereka mampu

menjaga kontak yang minimum. “Aku begitu sibuk, aku tidak tahu kapan aku bisa

bertemu denganmu.”, “ Bila aku tak bisa menerimamu, bila kau mencoba untuk

menemuiku, harap maklum.”

Pemutusan (terminating) adalah tahap final dalam suatu hubungan. Umumnya, semakin

lama dan semakin penting hubungan tersebut, maka semakin menyakitkan pemutusan

Page 7: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

hubungan tersebut. “ Aku tidak ingin bertemu engkau lagi!” atau “ Aku akan selalu

menghormatimu, tapi aku tidak mencintaimu lagi”.

2. PEMELIHARAAN HUBUNGAN

Merupakan suatu perilaku menjaga kelangsungan suatu hubungan. Pemeliharaan

hubungan memiliki fungsi tertentu, yaitu:

Menjaga keutuhan hubungan; mempertahankan kesamaan, mencegah berakhirnya

suatu hubungan.

Menjaga hubungan seperti sedia kala; mencegah tindakan yang terlalu berpengaruh

buruk terhadap keintiman suatu hubungan.

Menjaga kepuasan dalam hubungan; memelihara keseimbangan yang sesuai antara

reward dan pinalties dalam hubungan.

2.1. Alasan Pemeliharaan Hubungan

Pemeliharaan hubungan dilakukan bukan hanya dikarenakan keharusan untuk melakukan

itu, melainkan ada beberapa alasan yang melatarbelakanginya. Berikut adalah alasan

mengapa pemeliharaan hubungan itu dilakukan berdasarkan teori yang telah dijabarkan

sebelumnya:

Berdasarkan teori atraksi, pemeliharaan hubungan terjadi ketika pelaku hubungan

menyadari pentingnya ketertarikan satu sama lain. Misalnya, ketika kita tertarik

dengan seorang artis dan berkesempatan untuk mengenalnya, tentu kita akan

berupaya memelihara hubungan yang terjalin tersebut.

Berdasarkan sudut pandang teori pertukaran sosial, pemeliharaan hubungan

berlangsung sepanjang hubungan dipandang menguntungkan (ganjaran lebih besar

dari biaya). Perbandingan mandiri menggambarkan bahwa orang akan memelihara

hubungan yang memberikan keuntungan lebih dari yang kita harapkan. Perbandingan

alternatif menggambarkan kecenderungan orang untuk memelihara hubungan yang

ada ketika dipandang tak mampu menemukan hubungan lain yang lebih nyaman

dibanding hubungan berjalan (hubungan yang terjalin saat ini). Bahkan sekalipun

anda merasa hubungan ini jauh dari yang diharapkan.

Page 8: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

Berdasarkan teori ekuitas, pemeliharaan hubungan dilakukan ketika pelaku hubungan

merasa apa yang dilakukan sama dengan apa yang pasangan lakukan terhadapnya.

Jadi apa yang kita terima sama dengan apa yang kita berikan, maka hubungan akan

dipelihara.

Alasan lain pemeliharaan hubungan dilakukan adalah sebagai berikut:

Kedekatan emosial = sering kali hubungan dipelihara dengan didasari alasan bahwa

adanya ikatan emosional (saling mencintai, saling melayani serta tidak menemukan

hubungan yang lebih menyenangkan dibanding hubungan saat ini).

Kenyamanan = perasaan nyaman dengan keadaan yang meliputi kita saat ini,

malasnya membina hubungan baru tentu mengarahkan kita untuk bertahan dan

memelihara hubungan yang sudah ada.

Anak-anak = pasangan yang telah memiliki anak cendenrung mempertahankan

hubungan demi anak-anak mereka. Keretakan hubungan diasumsikan berpengaruh

terhadap tumbuh kembang anak baik fisik maupun mentalnya.

Ketakutan = seseorang dapat mengalami ketakutan dalam menghadapi dunia luar,

keterasingan, menghadapi orang lain sebagai “lajang” bahkan kecemasan

menghadapi pengeluaran finasial berlebih merupakan alasan lain mengapa orang

memilih untuk memelihara kelangsungan hubungan.

Inertia/Kelemahan = kecenderungan untuk diperhatikan dan diingatkan membuat

orang memelihara hubungannya dengan pasangan agar tidak kehilangan pihak yang

menjaga dan merawatnya.

Komitmen = sebuah penelitian menemukan fakta bahwa komitmen wanita lebih erat

hubungannya dalam pemeliharaan hubungan serta lebih stabil dibandingkan yang

lainnya. Hal ini dimaksudkan bahwa wanita senderung memelihara hubungan

didasari oleh keterikatan pada komitmen.

Strategi Pemeliharaan Hubungan.

Dalam waktu-waktu ini, banyak orang berminat dalam mempelajari pemeliharaan

hubungan, atau dengan ungkapan sederhana, bagaimana orang-orang memelihara

hubungan yang akrab dan memuaskan.

Page 9: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

Studi Canary dan Stafford (1992) mengidentifikasikan lima strategi

pemeliharaaan hubungan yang terbukti dalam hubungan-hubungan jangka panjang, yaitu:

Positivitas: Bekerja sama, gembira, optimistik, tidak mengkritik, sabar dan pemaaf,

mencoba membangun penghargaan diri orang lain (lewat pujian dan cara lain).

Keterbukaan: Mendorong penyingkapan pikiran dan perasaan orang lain, menyatakan

perasaan sendiri tentang hubungan, mendiskusikan kualitas hubungan juga keputusan-

keputusan mengenai hubungan-hubungan pada masa lalu, dan apa yang orang butuhkan

dan inginkan dari hubungan tersebut.

Jaminan: Menekankan komitmen kepada orang lain, mengisyaratkan hubungan punya

masa depan, menunjukkan cinta dan kesetian.

Jaringan: Menghabiskan waktu bersama kawan-kawan biasa; menunjukkan kesedian

bersama keluarga dan kawan-kawan orang lain, melibatkan mereka dalam aktivitas.

Tugas: Berbagi kewajiban dan tugas bersama, termasuk tanggung jawab rumah tangga

(Canary dan Stafford,1992,diadaptasi dari halaman 262-263).

2.2. Komunikasi sebagai Pemeliharaan Hubungan

Berikut ini beberapa contoh cara untuk memelihara suatu hubungan:

Berlaku baik. Lebih sopan, ceria dan bersahabat. Hindarilah mengkritik. Perilaku

prososial meliputi percakapan mengenai masa depan bersama seperti liburan

bersama atau membeli rumah/apartemen baru. Selain itu berperilaku romantis dan

afektif juga termasuk di dalam kategori ini.

Komunikasikan. Bicarakan banyak hal, termasuk hal-hal sepele.

Terbukalah. Penyingkapan diri merupakan salah satu langkah tepat, saling

bertukar pikiran mengenai hubungan yang berjalan (apa yang diinginkan dalam

hubungan serta apa saja yang tidak boleh dilanggar dalam hubungan)

Beri jaminan. Memastikan pasangan kita merasa nyaman. Bisa dengan menjaga

atau memanjakan, mengekspresikan rasa sayang serta perhatian.

Lakukan aktivitas bersama-sama. Lewati waktu bersama-sama seperti bermain,

membersihkan rumah, berbelanja bahkan aktivitas yang tidak menentu (sepele).

Duduk bersama atau berjalan-jalan bersama tanpa tujuan pasti, yang penting

menghabiskan waktu bersama.

Page 10: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

Berpikir positif. Buatlah hubungan berjalan menyenangkan, misalnya dengan

memegang tangan, dan melakukan aktifitas yang menyenangkan pasangan.

Kembangkan apa yang disukai pasangan dari diri Anda. Misalnya menjaga

penampilan fisik tetap, bahkan semakin menarik bagi pasangan.

3. KERUSAKAN HUBUNGAN

Kerusakan hubungan menggambarkan suatu keadaan melemahnya ikatan dalam

hubungan yang terjalin. Kerusakan hubungan ini ditandai dengan kemunduran yang bisa

terjadi baik secara bertahap maupun mendadak. Kemunduran bertahap misalnya akibat

kedekatan dengan orang ketiga dan kedekatan ini menggerus hubungan yang lama.

Kemunduran mendadak bisa bisa timbul karena aturan dasar dalam suatu hubungan tak lagi

berlaku secara baik, dengan kata lain bahwa aturan yang paling esensial dalam hubungan

(misalnya tentang keuangan maupun privasi) telah dilanggar. Selain itu, kerusakan secara

mendadak juga bisa didasari pemikiran bahwa pelaku hubungan menyadari bahwa tak ada

lagi gunanya mempertahankan hubungan.

Berdasarkan teori yang telah dikenalkan sebelumnya, kerusakan dalam hubungan bisa

muncul ketika anda merasa ketertarikan yang mengikat hubungan kini. Baik salah satu

maupun kedua pihak pelaku hubungan tak lagi merasa tertarik pada pasangannnya baik secara

fisik maupun emosional. Di saat kedekatan mulai merenggang maupun munculnya perbedaan

yang signifikan di antara pelaku hubungan hingga mengaburkan kesamaan yang telah terjalin.

Berdasarkan teori pertukaran sosial, kerusakan hubungan terjadi ketika biaya dirasakan

lebih besar dibanding ganjaran. Selain itu, suatu hubungan bisa rusak ketika kita merasa telah

menemukan hubungan lain yang dirasa lebih baik dengan orang lain. Sedangkan menurut

teori kesamaan, kerusakan muncul ketika pelaku hubungan menganggap dirinya tak mendapat

perlakuan yang layak/sama dari pasangannya.

3.1. Penyebab Kerusakan Hubungan

Banyak hal yang bisa memicu rusaknya suatu hubungan. Secara umum kita mengetahui

kehampaan (merasa sendirian meski memiliki hubungan nyata) bisa mengarah pada

buyarnya cara pandang kita pada hubungan yang sedang berjalan. Serupa dengan hal itu,

ketika dalam suatu hubungan salah satu maupun kedua pelaku hubungan mulai kehilangan

Page 11: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

hasrat untuk memelihara atau peduli satu sama lain, serta tidak ada lagi kemauan untuk

mengembangkan hubungan dan saling berbagi, maka hubungan akan terarah pada

kehancuran.

Berikut ini merupakan penyebab-penyebab rusaknya dalam hubungan:

Komunikasi yang buruk; kesalahpahaman serta kurangnya keterbukaan.

Adanya campur tangan pihak ketiga; merasa lebih nyaman dengan partner baru. Bisa

juga karena campur tangan pihak ketiga yang terlalu jauh. Hal ini sering terlihat ketika

dalam satu rumah yang dihuni sepasang suami-istri, mertua turut tinggal bersama.

Perubahan dalam hubungan; Hubungan pun bisa mengalami perubahan, mengingat

sebagi manusia kita begitu dinamis dan kadang kala emosional. Perubahan

kesepakatan, perubahan perilaku maupun kebiasaan yang dipandang tidak

sesuai/menyenangkan, bahkan kasus kecanduan pun bisa memicu kerusakan

hubungan. Contohnya suami yang tiba-tiba jarang pulang, atau sahabat yang tiba-tiba

sering berbohong dan jarang berkumpul.

Permasalahan seks dan pekerjaan; Permasalahan disfungsi seksual maupun intensitas

hubungan seksual juga turut menjadi penyebab rusaknya suatu hubungan. Selain itu,

terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan juga menjadi alasan yang lazim diakui orang

sebagai penyebab rusaknya hubungan. Hal ini banyak terlihat pada hubungan orang

tua dan anak.

Kesulitan keuangan; merupakan mayoritas penyebab rusaknya hubungan. Blumstein

dan Schwatz, 1983; menemukan bahwa sebagian besar pasangan memandang

kesulitan keuangan sebagai masalah utama dalam hubungan. Uang dipandang bernilai

penting dan menggambarkan kekuasaan. Ketika salah satu pasangan merasa lebih

berkuasa karena menghasilkan uang berlebih, maka kerusakan hubungan berpotensi

untuk terjadi.

Keyakinan dalam hubungan; Suatu hubungan yang serius tentunya didasari oleh suatu

keyakinan antar pelaku hubungan. Secara logis dapat dikatakan bahwa ketika salah

satu dari pelaku hubungan merasa apa yang dilalui dalam hubungan mulai tidak

realistis, dimana keyakinan satu sama lain memudar, maka hubungan cenderung

memburuk.

Page 12: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

3.2. Dampak yang Timbul dari Kerusakan Hubungan

Secara normal, orang cenderung memandang kerusakan suatu hubungan sebagai hal yang

negatif. Meskipun demikian, hal ini bisa membawa dampak positif pula.

Dari sisi negatif, yang mungkin paling jelas terlihat adalah rasa kehilangan atas

keuntungan yang biasanya diperolah dalam hubungan tersebut. Selanjutnya, ada rasa

kehilangan kepercayaan diri dan berubahnya pandang terhadap harga diri (menjadi rendah

diri), merasa tidak diiinginkan bahkan mungkin perasaan bersalah. Ketika hubungan

mengalami kerusakan, kita merasa bersalah karena tidak berlaku benar, bahkan cenderung

memperbesar kesalahan akibat dorongan emosi. Kita menjadi merasa bertanggung jawab

atas kerusakan yang terjadi.

Lebih jauh lagi, rusaknya suatu hubungan juga menandai munculnya masalah baru

perihal keuangan. Beban pengeluaran yang bisanya ditanggung bersama kini akan menjadi

tanggung jawab sendiri, contohnya biaya makan, belanja bulanan, asuransi maupun tempat

tinggal.

3.3. Komunikasi dalam Kerusakan Hubungan

Kerusakan hubungan ditandai dengan pola komunikasi sebagai berikut:

Penolakan (Withdrawal)

Secara nonverbal, ruang pribadi semakin besar; berkurangnya sentuhan dan kontak

mata; berkurangnya kesamaan serta menghindari penggunaan barang yang

berhubungan dengan pasangan (Miller & Parks, 1982; Knapp & Vangelisti, 2009).

Hal ini juga termasuk menghindari percakapan, terutama keinginan untuk

mendengarkan.

Menutup diri (Decline in self-disclosure)

Mengurangi penyingkapan diri terhadap pasangan dilakukan karena kita memandang

pasangan tak lagi mampu menerima kita apa adanya, tidak mendukung maupun

empati.

Pengingkaran/pembohongan (Deception)

Berkembang sebagai akhir/hancurnya hubungan. Pisah tempat, tidak berkabar bahkan

memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan kegiatan lain (bisa jadi dengan orang

Page 13: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

lain) yang tidak berhubungan dengan pasangan. Kebohongan juga digunakan untuk

menutupi rasa malu karena tidak ingin dipandang rendah.

Pesan positif dan negatif (Positive and Negative messages)

Pada hubungan yang sedang bermasalah, intensitas pesan negatif semakin meningkat

seiring dengan berkurangnya pesan positif. Memuji beralih menjadi kritikan. Perilaku

dalam hubungan pada dasarnya tidak berubah, namun cara pandang terhadap perilaku

tersebutlah yang berubah. Kebiasaan yang dulu dimaklumi dan dianggap lucu kini

menjadi menyebalkan. Permintaan terhadap perilaku menyenangkan seperti “Tolong

ambilkan handukku” semakin berkurang, sebaliknya tuntutan agar pasangan

mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan semakin meningkat, seperti “Hentikan

memakai handukku untuk mengelap tanganmu!” (Lederer, 1984). Bahkan dalam

kondisi hubungan yang bermasalah, pesan positif cenderung disampaikan secara

negatis. Misalnya, “Aku ingin secangkir kopi untuk sarapanku, sayang”

disampaikan ,” Mana kopiku, aku sudah terlambat!”.

4. PERBAIKAN HUBUNGAN

Untuk memperbaiki suatu hubungan dapat ditempuh dengan beberapa cara;

4.1. Perbaikan Interpersonal

a. Recognize the problem. Mengenali masalah. Pertama identifikasi masalah yang ada

dan tentukan apa yang salah dalam interaksi anda, lalu pikirkan hal-hal apa yang harus

diubah untuk memperbaiki hal ini. Cobalah untuk memandang permasalahan yang ada

dari sudut pandang yang lain, serta mendiskusikan keluhan-keluhan yang ada tanpa

menyalahkan pihak manapun.

b. Engage in Productive Communication and Conflict Resolution. Menggunakan

komunikasi yang produktif dalam menyelesaikan konflik. Beberapa langkah yang

dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut: saling memberikan pesan berisi motivasi

dan kebutuhan, saling bertukar perspektif, introspeksi diri, berusaha menjadi

pendengar yang baik dan selalu melakukan komunikasi yang terbuka.

c. Pose Posible Solution. Tentukan solusi yang memungkinkan. Ketika masalah sudah

teridentifikasi, pilihlah salah satu solusi yang memudahkan penyelesaian suatu

masalah

Page 14: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

d. Affirm Each Other. Saling menguatkan satu sama lain. Setiap anggota dalam

kelompok harus saling menguatkan dan memberi dukungan untuk menghasilkan

ganjaran yang positif satu sama lain. Salah satu caranya adalah berbicara dengan

positif. Tunjukkan sikap yang saling menghargai, seperti memberikan senyuman,

menggenggam tangan. Sikap-sikap memghargai ini haruslah: spesifik, fokus kepada

kebaikan masa depan, dapat dilakukan sehari-hari, dan mudah untuk dieksekusi.

e. Integrate solutions into normal behavior. Menggabungkan solusi-solusi yang ada

untuk diterapkan dalam situasi normal. Jadikan solusi yang ada sebagai aktivitas

sehari-hari supaya solusi tersebut dijadikan sebagai kebiasaan. Saling membantu satu

sama lain, saling member pujian, serta menghargai satu sama lain.

f. Risk. Ambil resiko. Harus berani mengambil resiko, untuk mampu beradaptasi, untuk

mengambil tugas dan tanggung jawab baru.

4.2. Perbaikan Intrapersonal

Tidak ada alasan apapun yang dapat dibenarkan untuk berasumsi. Selain itu, satu-satunya

asumsi yang diijinkan adalah asumsi-asumsi yang membangun. Bagaimanapun juga, suatu

komunikasi dapat berkembang dan ditingkatkan oleh orang itu sendiri.

5. PEMBUBARAN HUBUNGAN

5.1. Penyebab Pembubaran Hubungan

Terkait beberapa alasan, ada kalanya suatu hubungan harus dipertahankan. Namun, ada

kalanya sebuah pemutusan hubungan menimbulkan suatu keuntungan. Jika interaksi yang

Anda miliki merugikan Anda, sudah sebaiknya Anda menyudahi hubungan tersebut.

Misalnya saja kekerasan dalam hubungan antar kekasih, sudah lebih baik Anda putuskan

hubungan Anda. Atau kaum homoseksual, yang harus menjauhkan diri dari homofobik

dibandingkan harus sakit hati.

Tapi penting bagi kita, jika kita membangun hubungan dengan orang lain atas beberapa

macam alasan dan apapun yang terjadi dengan hubungan Anda, Anda harus tetap berupaya

untuk mempertahankan hubungan tersebut.

Page 15: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

5.2. Strategi dalam Membubarkan Hubungan

Dalam memutuskan hubungan, tentunya harus ada alasan yang tepat untuk memutuskan

hubungan baik untuk diri Anda sendiri maupun untuk rekan Anda. Harus ada strategi untuk

melepaskan sebuah hubungan. Ada 5 strategi yang dapat dilakukan:

1. Gunakan intonasi bicara yang positif

2. Jangan mencari-cari kesalahan orang lain

3. Berikan alasan yang masuk akal untuk memutuskan hubungan

4. Kurangi intensitas hubungan

5. Melakukan pengurangan untuk mengurangi ekslusivitas dan meningkatkan intensitas

hubungan

5.3. Berhadapan dengan Penyelesaian Suatu Hubungan

Pecahkan Lingkaran Depresi dan Kesepian

Biasanya pemutusan hubungan akan memberikan rasa kesepian dan depresi, biasanya

perasaan itu hanya berlangsung selama tiga sampai empat hari. Ketika depresi yang

dirasakan sudah terlalu berlebihan, saatnya bagi Anda untuk merujuk pada para ahli.

Ambil Waktu Jeda

Untuk bertahan dari godaan dalam kembali ke dalam hubungan atau kesulitan memulai

hubungan baru biasanya berhadapan dengan objektivitas. Yang pertama, perbaharui

hubungan dengan diri sendiri, mengenali diri sendiri sebagai individu yang unik.

Berusaha untuk mempersiapkan diri sendiri untuk hubungan yang baru.

Beri Dukungan kepada Penghargaan Diri

Biasanya penghargaan diri akan berkurang, Anda sering merasa bersalah, merasa tidak

diinginkan dan tidak dicintai. Sebenarnya, pemutusan hubungan merupakan suatu

pembelajaran terhadap diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.

Tinggalkan atau Hindari Hal-Hal yang Tidak Nyaman

Jauhkan diri Anda dari barang-barang yang mengingatkan Anda terhadap kisah masa lalu

Anda, baik hal-hal kecil seperti foto, pigura, pajangan, maupun tempat-tempat yang

sering Anda kunjungi bersama.

Page 16: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

Cari Dukungan

Jangan memaksakan diri untuk mengatasi masalah Anda sendiri. Tetapi carilah orang

lain, baik teman atau keluarga dan jelaskan pada mereka bahwa Anda membutuhkan

dukungan. Carilah orang-orang yang positif dan mampu membimbing Anda.

Hindari Pengulangan Hal-Hal Negatif

Banyak orang yang jatuh ke lubang yang sama beberapa kali. Jalanilah hubungan yang

baru dengan keunikan hubungan itu sendiri. Jadikan hubungan masa lalu Anda sebagai

pengalaman dan pembelajaran.

Page 17: Tugas Kelompok 2 Relationship Development and Deterioration

DAFTAR PUSTAKA

De Vito, Joseph, 2008. The Interpersonal Communication Book. 12th Edition. USA: Pearson

International Edition.

L.Tubbs, Stewart, Sylvia Moss, 2001. Human Communication: Principles and Context.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.