Macam – Macam Majas
A. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang
dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat
atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar. Berikut ini
termasuk majas pertentangan:
1. Hiperbola
Hiperbola adalah lukisan suatu peristiwa atau keadaan sebenarnya yang dilebih-lebihkan.
Contoh:
- Anak yang berjalan itu terlihat kurus kering.
- Suara penonton bergemuruh membelah angkasa.
- Orang tua itu mabuk kemenangan.
2. Litotes
Litotes adalah kiasan yang mempergunakan ungkapan merendahkan diri atau tidak mau
menyebutkan yang sebenarnya.
Contoh:
- Kalau bapak pergi ke Solo, Sudilah mampir ke gubuk kami.
- Maukah engkau menerima pemberian sekedarnya ini?
- Apa yang kami lakukan hanya setitik embun di samudra.
3. Paradoks
Paradoks adalah ungkapan berlawanan atau kebalikan yang sebenarnya guna tidak
menyakiti hati.
Contoh:
- Dia masih saja kesepian di tempat yang seramai ini.
- Bibi selalu tersenyum walaupun hatinya terluka.
- Dalam perkara korupsi itu, ia jatuh ke atas hingga ia bebas dari hukuman.
4. Antonomasia
Antonomasia adalah penyebutan terhadap seseorang berdasarkan ciri khusus yang
dimilikinya.
Contoh:
- Sssssttt, lihat! Si cerewet datang. Kalian tidak perlu bertanya.
- Macam-macam! Biar si gendut saja nanti yang menghadapinya.
- Kemarin saya lihat si Kacamata hitam keluar bersama-sama dengan si Kribo. Benar
tidak?
1
5. Oksimoron
Oksimoron adalah pengungkapan yang mengandung pendirian/pendapat terhadap sesuatu
yang mengandung hal-hal yang bertentangan.
Contoh:
- Memang benar musyawarah itu merupakan wadah untuk mencari kesepakatan.
Namun tidak jarang menjadi wadah pertentangan para pesertanya.
- Siaran radio dapat dipakai untuk sarana persatuan dan kesatuan, tetapi dapat juga
sebagai alat untuk memecah belah suatu kelompok masyarakat atau bangsa.
- Olahraga mendaki bukit memang menarik, tetapi juga sangat berbahaya.
6. Kontradiksio
Kontradiksio adalah pengungkapan yang memperlihatkan pertentangan dengan yang
sudah dikatakan lebih dulu sebagai pengecualian.
Contoh:
- Sebenarnya semua saudaranya, yang dulu-dulu pandai, hanya dia sendiri yang
bodoh. Mungkin saja karena malasnya.
- Malam itu gelap gulita, tanpa kerlip kunang-kunang yang sebentar tampak dan
sebentar hilang.
7. Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
- Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
- Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.
8. Anakronisme
Anakronisme adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian
dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu.
Contoh:
- Dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali. (saat itu jam
belum ada)
2
B. Majas Pertautan
Majas pertautan dibedakan menjadi :
1. Metonimia
Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri (merk) atau nama hal yang ditautkan
dengan orang, barang atau hal, sesuai penggantinya.
Contoh:
- Ayah suka mengisap gudang garam. (Maksudnya rokok)
- Si Jangkung dipakai sebagai sebagai pengganti orang yang mempunyai ciri
jangkung.
2. Sinedok
Sinedok adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama
keseluruhan atau sebaliknya.
Contoh:
- Sudah seminggu ini Iwan tidak tampak batang hidungnya. (Padahal yang dimaksud
bukan hanya batang hidung)
- Indonesia berhasil memboyong kembali piala Thomas. (Padahal yang berhasil hanya
satu regu bulu tangkis.
Sinedok dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Pars Pro Toto
Pars pro toto adalah penyebutan sebagian untuk maksud keseluruhan.
Contoh:
- Jauh-jauh telah kelihatan berpuluh-puluh layar di sekitar pelabuhan itu.
- Selama ini kemana saja kau? Sudah lama tak nampak batang
hidungmu. Nenek selalu menanyakan kau.
- Ia harus bekerja keras sejak pagi hingga sore karena banyak mulut yang
harus disuapi.
- Kita akan mengadakan selamatan sebagai rasa syukur karena kita naik
kelas semua. Untuk itu biaya kita tanggung bersama
tiap kepala dikenakan iuran sebesar Rp 1.500,00
b. Totem Pro Parte
Totem pro parte adalah majas penyebutan keseluruhan untuk maksud sebagian
saja.
Contoh:
- Dalam musim kompetisi yang lalu, kita belum apa-apa. Tetapi dalam
tahun ini, sekolah kita harus tampil sebagai juara satu.
- Dalam pertandingan musim lalu, Indonesia dapat meraih medali emas.
3
3. Alusio
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau hal
dengan menggunakan peribahasa yang sudah umum ataupun mempergunakan sampiran
pantun yang isinya sudah dimaklumi. Majas ini disebut juga majas kilatan.
Contoh:
- Menggantang asap saja kerjamu sejak tadi. (Membual/beromong-omong).
- Ah, kau ni memang tua-tua keladi. (Maksudnya makin tua makin menjadi).
4. Eufemisme
Eufemisme adalah majas kiasan halus sebagai pengganti ungkapan yang terasa kasar dan
tidak menyenangkan. Eufemisme digunakan untuk menghindarkan diri dari sesuatu yang
dianggap tabu atau menggantikan kata lain dengan maksud bersopan santun.
Contoh:
- Orang itu memang bertukar akal. (Pengganti gila)
- Kalau dalam hutan jangan menyebut-nyebut nenek. (Pengganti harimau)
- Pemerintah telah mengadakan penyesuaian harga BBM. (Pengganti menaikkan)
5. Inversi
Inversi adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kaimat.
Contoh :
- Kuraba mitlaliur Jepang dari baja hitam.
4
C. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Adapun dalam
pemanfaatanya. majas perbandingan dibagi menjadi 8, yaitu:
1. Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya
berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai,
bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.
Contoh :
- Hatinya lebut bagaikan salju.
- Rupanya cantik laksana bidadari kahyangan .
2. Metafora
Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa
perbandingan analogis.
Contoh:
- Buku adalah Jendela Dunia.
- Istriku adalah Belahan Jiwaku.
- Rumahku Surgaku.
3. Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah
mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh :
- Api itu melalap rumah warga.
- Hembusan angin dengan lembut menyapaku.
- Lahar merapi itu terus meronta ingin keluar.
4. Alegori
Alegori adalah menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
- Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing,
yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala
sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
5. Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda,
binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contoh:
5
- Jangan sampai kita terjerat jebakan lintah darat itu.
- Dasar lelaki hidung belang.
- Ia adalah kembang desa di kampung ini.
6. Simile
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan
penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
Contoh:
- Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta
berkorban apa saja.
6
D. Majas Sindiran
Majas Sindiran terdiri atas:
1. Ironi
Ironi yaitu majas yang menyatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya dengan maksud
untuk menyindir orang.
Contoh :
- Hai cantik nian wajahnya seperti rembulan.
- Kamu itu masih anak ingusan janganlah ikut campur masalah orang dewasa.
- Cepat benar engkau datang sampai-sampai semua undangan telah pulang.
2. Sinisme
Sinisme yaitu majas sindiran yang menggunakan kata-kata sebaliknya, seperti ironi tetapi
kasar.
Contoh :
- Sudahlah, aku bosan mendengar ocehanmu.
- Kalau kau tak mau diam aku patahkan batang lehermu
3. Sarkasme
Sarkasme yaitu majas sindiran yang sangat kasar dan menyakitkan.
Contoh :
- Dasar buaya darat kau telah menipu aku.
- Lelaki hidung belang itu tak pantas untukmu
7
E. Majas Penegasan
Majas Penegasan terdiri atas:
1. Pleonasme
Pleonasme yaitu majas yang menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu
dikatakan lagi.
Contoh :
- Heni berjalan maju ke depan.
- Kucing itu masuk ke dalam.
2. Repetisi
Repetisi yaitu majas yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata
berkali-kali
Contoh:
- Rindu itu menyakitkan. Rindu itu penantian. Rindu itu angan-angan.
- Cinta adalah misteri. Cinta adalah kesetiaan. Cinta adalah pengorbanan.
3. Pararelisme
Pararelisme yaitu seperti majas repetisi, tetapi dipakai dalam puisi.
Pararelisme dibagi dua :
a. Anafora
Anafora adalah pengulangan kata atau frase yang terdapat di awal kalimat.
Contoh:
- Kau lah segalanya untukku.
- Kau lah pujaan hati ini
- Kau lah pengobat rindu ini
b. Epifora
Epifora adalah pengulangan kata atau frase yang terdapat di akhir kalimat.
Contoh :
- Kalau kau mau, aku akan datang
- Kalau kau minta, aku akan datang
- Jika kau berkenan, aku akan datang
4. Klimaks
Klimaks yaitu majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan
menggunakana urutan kata yang makin lama makin memuncak pengertiannya.
Contoh :
- Psikologi perkembangan mempelajari usia pernatal, balita, batita, kanak-kanak,
remaja, dewasa sampai manula.
8
5. Anti Klimaks
Anti klimaks yaitu majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan
menggunakan urutan kata-kata yanbg makin lama makin melemah pengertiannya.
Contoh :
- Jangankan istana, gedung atau rumah, gubug pun aku tak punya.
DAFTAR PUSTAKA
http://mulanovich.blogspot.com/2013/01/kumpulan-majas-gaya-bahasa-
beserta.html#ixzz3C0O511N7
http://mbahkarno.blogspot.com/2012/08/macam-macam-majas-perbandingan-beserta.html
http://kamuslife.com/2012/03/jenis-jenis-majas-perbandingan-contoh-majas-perbandingan.html
9