Download docx - cassia indonesia

Transcript
Page 1: cassia indonesia

C. Laboratorium Minyak Atsiri Dan Bahan Penyegar

C.1 Minyak Atsiri

Ada 9 macam minyak atsiri yang diuji di Laboratorium minyak atsiri dan bahan penyengar

Minyak Daun Cengkeh SNI 06-2387-2006 Minyak Kenanga SNI 06-3949-1995 Minyak Fuli SNI 06-2322-1991 Minyak Pala SNI 06-2388-2006 Minyak Kayu Putih SNI 06-3954-2006 Minyak Nilam SNI 06-2385-2006 Minyak Sereh SNI 06-3953-1995 Minyak Cendana SNI 06-0009-1987 Minyak Akar Wangi SNI 06-2386-2006

Berikut ini adalah pengertian dari beberapa contoh minyak atsiri yang ada di laboratorium minyak atsiri dan bahan penyengar :

A. Minyak Daun Cengkeh

Minyak daun cengkeh adalah minyak yang diperoleh dari penyulingan daun cengkeh (Sprenget Bullock et Horrison) family Myrtacae.

B. Minyak KenangaMinyak Kenanga adalah minyak yang diperoleh dari penyulingan bunga tanaman kenanga (Canangium Odoratum Baill).

C. Minyak FuliMinyak fuli adalah minyak yang diperoleh dari penyulingan fuli yang dikeringkan. Yang dimaksud dengan fuli adalah serat tipis (Areolus) yang berwarna merah atau kuning muda yang terdapat diantara daging dan biji buah pala (Myristica Fragrans Houtt dan Myristica Argentica Linn). Minyak fuli digolongkan kedalam satu jenis mutu.

D. Minyak PalaMinyak pala adalah minyak yang diperoleh dengan cara penyulingan biji tanaman pala (myristica fragrans) (Houtt).

E. Minyak kayu PutihMinyakkayu putih adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan cara penyulingan daun dan ranting dari tanaman kayu putih (melaleuca leucadendron).

Page 2: cassia indonesia

F. Minyak NilamMinyak nilam adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan cara penyulingan daun tanaman nilam pogostemon cablin BENTH.

G. Minyak SerehMinyak sereh adalah minyak yang diperoleh dengan cara penyulingan daun tanaman andropogon nardus de jong.Minyak sereh digolongkan dalam satu jenis mutu dengan nama “java citronella oil”.

H. Minyak CendanaMinyak cendana adalah minyak yang diperoleh dari penyulingan batang, dahan dan akar tanaman cendana (santalum album LINN).

I. Minyak Akar WangiMinyak akar wangi adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan cara penyulingan akar tanaman akar wangi (vetiveria zizanioides) (L. Nash).

C.2. Bahan Penyegar

Disini yang termasuk bahan penyegar adalah :

Biji kopi SNI 01-2907-2008 Biji kakao SNI 01-2323-2008

C.2.1. Biji Kopi (SNI 01-2907-2008)

C.2.2. Istilah dan definisi

KopiBiji dari tanaman Coffe spp dalam bentuk bugil dan belum disangrai.

Biji HitamBiji kopi yang setengah atau lebih dari bagian luarnya berwarna hitam baik yang mengkilap maupun keriput.

Biji Hitam SebagianBiji kopi yang kurang dari setengah bagian luarnya berwarna hitam atau suatu bintik hitam kebiru-biruan tetapi tidak berlubang atau ditemukan lubang berwarna hitam yang lebih besar dari lubang tersebut.

Biji hitam pecahBiji kopi berwana hitam tidak utuh, berukuran sama dengan atau kurang dari ¾ bagian biji utuh, atau biji hitam sebagian pecah.

Kopi gelondong

Page 3: cassia indonesia

Buah kopi kering yang masih terbungkus dalam kulit majemuknya, baik dalam keadaan utuh maupun besarnya sama atau lebih dari ¾ bagian kulit majemuk yang utuh.

Biji coklat Biji kopi yang setengah atau lebih bagian luarnya berwarna coklat, yang lebih tua daripopulasinya, baik yang menkilap maupun keriput.Biji coklat yang pecah dinilai sebagai biji pecah.

Kulit kopi (Husk) ukuran besarKulit majemuk dari kopi gelondong dengan atau tanpa kulit ari dan kulit tanduk didalamnya, yang berukuran lebih besar dari ¾ bagian kulit majemuk yang utuh.

Kulit Kopi Berukuran SedangKulit majemuk dari kopi gelondong dengan atau tanpa kulit ari dan kulit tanduk didalamnya, yang berukuran ½ sampai dengan ¾ bagian kulit majemuk yang utuh.

Kulit Kopi Ukuran KecilKulit majemuk dari kopi gelondong dengan atau tanpa kulit ari dan kulit tanduk didalamnya, yang berukuran kurang dari ½ bagian kulit majemuk yang utuh.

Biji Berkulit TandukBiji kopi yang masih terbungkus oleh kulit tanduk, yang membungkus biji tersebut dalam keadaan utuh maupun besarnya sama dengan atau lebih besar dari ¾ bagian kulit tanduk utuh.

Kulit Tanduk Ukuran BesarKulit tanduk yang terlepas atau tidak terlepas dari biji kopi, yang berukuran lebih besar dari ¾ bagian kulit tanduk utuh.

Kulit Tanduk Ukuran Sedang Kulit tanduk yang terlepas atau tidak terlepas dari biji kopi yang berukuran ½ sampai ¾ bagian kulit tanduk utuh.

Kulit Tanduk Ukuran KecilKulit tanduk yang terlepas atau tidak terlepas dari biji kopi yang berukuran kurang dari ½ bagian kulit tanduk utuh.

Biji Pecah Biji kopi yang tidak utuh yang besarnya sama atau kurang dari ¾ bagian biji yang utuh.

Biji Muda

Page 4: cassia indonesia

Biji kopi yang kecil dan keriput pada seluruh bagian luarnya.

Biji Berlubang SatuBiji kopi yang berlubang satu akibat serangga-serangga.

Biji Berlubang Lebih Dari SatuBiji kopi yang berlubang lebih dari satu akibat serangga-serangga.

Biji Bertutul-tutulBiji kopi yang bertutul-tutul pada ½ atau lebih bagian luarnya. Ketentuan ini hanya berlaku untuk kopi yang diolah dengan cara pengolahan basah.

Ranting, Tanah, atau Batu Berukuran BesarRanting, tanah atau batu berukuran panjang atau diameter lebih dari 10 mm.

Ranting, Tanah atau Batu Berukuran Sedang Ranting, tanah atau batu berukuran panjang atau diameter 5 mm-10 mm.

C.2.3. Syarat Mutu

Tabel 1-Syarat Mutu Umum

No Kriteria Satuan Persyaratan1. Serangga hidup - Tidak ada2. Biji berbau busuk atau berbau

kapang- Tidak ada

3. Kadar air % fraksi massa Maks. 12,54. Kadar kotoran % fraksi massa Maks 0,5

C.2.4. Syarat mutu khusus Berdasarkan ukuran biji

Tabel 2- Syarat Mutu Khusus Kopi Robusta Pengolahan Kering

Ukuran Kriteria Satuan PersyaratanBesar Tidak lolos ayakan berdiameter

6,5 mm (Sieve No. 16)% fraksi massa Maks lolos 5

Kecil Lolos ayakan diameter 6,5 mm, tidak lolos ayakan berdiameter 3,5 mm (Sieve No. 9)

% fraksi massa Maks lolos 5

Page 5: cassia indonesia

Tabel 3- Syarat Mutu Khusus Kopi Robusta Pengolahan Basah

Ukuran Kriteria Satuan PersyaratanBesar Tidak lolos ayakan berdiameter

7,5 mm (Sieve No. 19)% fraksi massa Maks lolos 5

Sedang Lolos ayakan diameter 7,5 mm, tidak lolos ayakan berdiameter 6,5 mm (Sieve No. 16)

% fraksi massa Maks lolos 5

Kecil Lolos ayakan diameter 6,5 mm, tidak lolos ayakan berdiameter 5,5 mm (Sieve No 14)

% fraksi massa Maks lolos 5

Tabel 4-Syarat Mutu Khusus Kopi Arabica

Ukuran Kriteria Satuan PersyaratanBesar Tidak lolos ayakan berdiameter

6,5 mm (Sieve No. 16)% fraksi massa Maks lolos 5

Sedang Lolos ayakan diameter 6,5 mm, tidak lolos ayakan berdiameter 6 mm (Sieve No. 15)

% fraksi massa Maks lolos 5

Kecil Lolos ayakan diameter 6 mm, tidak lolos ayakan berdiameter 5 mm (Sieve No 13)

% fraksi massa Maks lolos 5

Tabel 5- Mutu Khusus kopi Peaberry dan Kopi Polyembrio

Jenis Kriteria Satuan PersyaratanPeaberry Tanpa ketentuan lolos ayakan % fraksi massa Maks lolos 5

Polyembrio

Tanpa ketentuan lolos ayakan dan tidak masuk klasifikasi biji pecah

- -

Page 6: cassia indonesia

Berdasarkan system nilai cacat

Tabel 6-Syarat Penggolongan Mutu Kopi Robusta dan ArabikaMutu persyaratan

Mutu 1 Jumlah nilai cacat maksimum 11*Mutu 2 Jumlah nilai cacat 12 sampai dengan 25Mutu 3 Jumlah nilai cacat 26 sampai dengan 44Mutu 4a Jumlah nilai cacat 45 sampai dengan 60Mutu 4b Jumlah nilai cacat 61 samapai dengan 80Mutu 5 Jumlah nilai cacat 81 samapai dengan 150Mutu 6 Jumlah nilai cacat 151 samapai dengan 225CATATAN Untuk kopi arabika mutu 4 tidak dibagi menjadi sub mutu 4a dan 4b penentuan besarnya nilai cacat dari setiap biji cacat dicantumkan dalam table 7.

Untuk kopi peaberry dan polyembrio

Tabel 7 Penentuan besarnya nilai cacat biji kopi

No. Jenis Cacat Nilai Cacat1 1 (satu) biji hitam 1 (satu)2 1 (satu) biji hitam sebagian ½ (setengah)3 1 (satu) biji hitam pecah ½ (setengah)4 1 (satu) biji gelondong 1 (Satu)5 1 (satu) biji coklat ¼ (seperempat)6 1 (satu) biji kopi ukuran besar 1 (satu)7 1 (satu) biji ukuran sedang ½ (setengah)8 1 (satu) kulit kopi ukuran kecil 1/5 (seperlima) 9 1 (satu) biji berkulit tanduk ½ (setengah)10 1 (satu)kulit tanduk ukuran besar ½ (setengah)11 1 (satu) kulit tanduk ukuran sedang 1/5 (seperlima)12 1 (satu) kulit tanduk ukuran kecil 1/10 (sepersepuluh)13 1 (satu) biji pecah 1/5 (seperlima)14 1 (satu) bijimuda 1/5 (seperlima)15 1 (satu) biji berlubang satu 1/10 (sepersepuluh)16 1 (satu) biji berlubang lebih dari satu 1/5 (seperlima)17 1 (satu) biji bertutul – tutul 1/10 (sepersepuluh)18 1 (satu) ranting, tanah, atau batu

berukuran besar 5 (lima)

19 1 (satu) ranting, tanah, atau batu berukuran sedang

2 (dua)

20 1 (satu) ranting, tanah, atau batu berukuran kecil

1 (satu)

KETERANGAN Jumlah nilai cacat dihitung dari contoh uji seberat 300 g. jika satu biji kopi mempunyai lebih dari satu nilai cacat, maka penentuan nilai cacat tersebut didasarkan pada bobot nilai cacat terbesar.

C.3. Biji Kakao (SNI 2323-2008)

Page 7: cassia indonesia

Jenis-jenis Komoditi Kakao

1. Klasifikasi botani tanaman kakao dapat digambarkan sebagai berikut : divisi termasuk kedalam spermatophyte, sub divisi adalah angiospermae, kelas adalah dicotyledonae, keluarga adalah sterculiaceace, genus adalah theobroma dan merupakan species theobrama cacao L. jenis kakao yang terbanyak dibudidayakan adalah jenis (criollo amerika tengah dan amerika selatan), Forastero, dan trinitaro, jenis criollo (criollo amerika tengah dan amerika selatan) menghasilkan biji kakao bermutu sangat baik dan dikenal sebagai kakao mulia, fine flavour cacao choiced cacao, atau edel cacao. Jenis forastero menghasilkan biji kakao bermutu sedang dan dikenal sebagai ordinary cacao atau bulk cacao. Jenis trinitario yang merupakan hibrida alami dari criollo dan forastero sehingga menghasilkan biji kakao yang dapat termasuk fine flavour cacao atau bulk cacao. Jenis trinitario yang banyak ditanam di Indonesia adalah hybrid djati runggo (DR) dan uppertimazone hybrid (kakao lindak).

2. Pasar kakao dunia membedakan antara dua kategori utama kakao yaitu “fine or flavour” dan “bulk or ordinary”. Secara umum, kakao jenis fine atau flavour di produksi dari pohon kakao jenis criollo atau trinitario, sementara kakao jenis bulk berasal dari pohon kakao jenis forastero. Nama Criollo, Forastero, dan Trinitario menunjukkan tiga jenis atau kelompok utama dari populasi pohon kakao (theobrama cacao).

Ruang Lingkup Standar ini menetapkan penggolongan, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji syarat lulus uji, syarat penandaan, pengemasan dan rekomendasi biji kakao.

Acuan Normatif SNI 19-0428-1998 petunjuk pengambilan contoh padatan

Istilah dan Defenisi

Biji Kakao

Page 8: cassia indonesia

Biji tanaman kakao (Theobroma Cacao L) yang berasal dari biji kakao mulia atau kakao lindak yang telah melalui proses pemeraman, dicuci atau tanpa dicuci, dikeringkan dan dibersihkan.

Biji Kakao MuliaBiji kakao yang berasal dari tanaman kakao jenis criolo dan trinitario serta hasil persilangan.

Biji Kakao LindakBiji kakao yang berasal dari tanaman kakao jenis forastero.

Biji PecahBiji kakao dengan bagian yang hilang berukuran setengah (1/2) atau kurang dari bagian biji kakao yang utuh.

Biji CacatBiji kakao yang berjamur, salty, biji berserangga, biji pipih, biji berkecambah.

Biji BerjamurBiji kakao yang di tumbuhi jamur di bagian dalamnya dan apabila di belah dapat terlihat dengan mata.

Biji BerseranggaBiji kakao yang bagian dalamnya terdapat serangga pada stadia apapun atau terdapat. Bagian – bagian dari tubuh serangga atau yang memperlihatkan kerusakan karena serangga yang dapat dilihat oleh mata.

Biji Pipih Biji kakao yang tidak mengandung keeping biji atau keping bijinya tidak dapat di belah.

Biji BerkecambahBiji kakao yang kulitnya telah pecah atau berlubang karena pertumbuhan lembaga.

Biji Tidak Terfermentasi ( Biji Statty)Pada kakao lindak memperlihatkan separuh atau lebih permukaan irisan keping biji berwarna keabu-abu seperti sabak atau biru keabu-abuan bertekstur padat dan pejal dan pada kakao yang mulia permukaannyaberwarna putih kotor.

Biji Fermentasi Biji yang memperlihatkan ¾ atau lebih permukaan irisan keping biji berwarna coklat, berongga dan beraroma khas kakao.

Pecahan BijiBiji kakao yang berukuran kurang dari ½ bagian biji kakao yang utuh.

Pecahan Kulit

Page 9: cassia indonesia

Bagian kulit biji kakao tanpa keping biji.

Benda AsingBenda-benda lain yang bukan berasal dari tanaman kakao.

Kotoran (waste)Benda-benda berupa plasenta, biji dempet (cluster), pecahan biji, pecahan kulit, biji pipih, ranting, dan benda lainnya yang berasal dari tanaman kakao.

Keping Biji Biji kakao tanpa biji

Biji Berbau Asap Abnormal atau Benda AsingBiji yang berbau asap, berbau amis atau bau asing lainnya yang ditentukan metode uji.

Serangga HidupSerangga pada stadia apapun yang ditemukan hidup pada partai barang.

Serangga HidupBiji kakao yang melekat (dempet) tiga atau lebih yang tidak dapat dipisahkan dengan satu tangan.

Plasenta Bagian dari buah kakao tempat melekatnya biji.

PenggolonganMenurut jenis tanaman, biji kakao digolongkan dalam :

1. Jenis mulia ( fine cocoa/f)2. Jenis lindak (Bulk cocoa/B)

Menurut jenis mutunya, biji kakao digolongkan dalam 3 jenis mutu :1. Mutu 12. Mutu 23. Mutu 3

Menurut ukuran beserta bijinya, yang dinyatakan dengan jumlah biji per 100 gram contoh, biji kakao digolongkan dalam 5 golongan ukuran dengan penandaan.AA : maksimum 85 biji perseratus gramA : 86 – 100 biji perseratus gramB : 101 – 110 biji perseratus gram C : 111 -120 biji perseratus gramS : Lebih Besar Dari 120 Biji

Page 10: cassia indonesia

Syarat Mutu- Syarat Umum

- Tabel 1- Persyaratan MutuNo.

Jenis UJi Satuan Persyaratan

1 Serangga hidup - Tidak ada2. Kadar air % fraksi massa Maksimum 7,53. Biji berbau asap atau

hammy dan berbau asing lainnya

- Tidak ada

4. Kadar benda asing - Tidak ada

Syarat KhususTabel 2 – Persyaratan mutu

Satuan dalam persenJenis Mutu Persyaratan

Kakao Mulia (Fine Cocoa)

Kakao Lindak (Bulk Cocoa)

Kadar biji berjamur (biji/biji)

Kadar biji staty (biji/biji)

Kadar biji berserangga (biji/biji)

Kadar kotoran waste

Kadar biji berkecambah (biji/ biji)

I – F I – B Maks. 2 Maks. 3 Maks. 1 Maks. 1,5 Maks. 2II – F II – B Maks. 4 Maks. 8 Maks. 2 Maks. 2,0 Maks. 3III – F III – B Maks. 4 Maks. 20 Maks. 2 Maks. 3,0 Maks. 3

Page 11: cassia indonesia

C. Laboratorium Minyak Atsiri Dan Bahan Penyegar

5.1.1. PENENTUAN BILANGAN ASAM MINYAK NILAM

Alat: Erlenmeyer Neraca analitik Buret

Bahan: Minyak nilam Etanol KOH Indicator pp

Prosedur kerja:1. Timbang Erlenmeyer kosong2. Tambahkan 4 gr minyak nilam3. Tambahkan 5 ml etanol4. Tambahkan 5 tetes indicator pp5. Tunggu sampai tanda tetesan berwarna merah muda.

Perhitungan:

Bilangan asam =

56 ,1xVxNM

=

56 ,1x 1,7 x0,13 ,99

=

9 ,5373 ,99

= 2,3902

Page 12: cassia indonesia

5.1.2. PENENTUAN BOBOT JENIS MINYAK SEREH

Alat: Neraca analitik Piknometer Penangas air

Bahan: Minyak sereh Etanol Aquades

Prosedur kerja:1. Cuci dan bersihkan piknometer, kemudian basuh berturut- turut dengan etanol2. Keringkan bagian dalam piknometer tersebut dengan arus udara kering dan sisipkan

tutupnya3. Biarkan piknometer didalam lemari timbangan selama 30 menit dan timbang (M)4. Isi piknometer dengan aquades, keringkan5. Celupkan piknometer kedalam penangas air pada suhu 20oC ± 0,2oC selama 30 menit.

Sisipkan penutupnya dan keringkan piknometernya.6. Biarkan piknometer didalam lemari timbang selama 30 menit, kemudian timbang

dengan isinya (M1).7. Kosongkan piknometer tersebut, cuci dengan etanol, kemudian keringkan dengan arus

udara kering.8. Isi piknometer dengan contoh minyak (M. sereh) dan hindari adanya gelembung-

gelembung udara.9. Celupkan kembali piknometer kedalam penangas air pada suhu 20oC ± 0,2oC selamat

30 menit. Sisipkan tutupnya dan keringkan piknometer tersebut.10. Biarkan piknometer didalam lemari timbang selamat 30 menit dan timbang (M2)

Keterangan:

Bobot jenis: d2020 =

M 2−MM 1−M

M1= massa piknometer berisi aquadesM = massa dalam gram, piknometer kosongM2 = massa, piknometer berisi contoh M (M. sereh)

Page 13: cassia indonesia

Perhitungan:

d2020 =

M 2−MM 1−M (14/119) d20

20=

M 2−MM 1−M (223/14)

=

53 ,2304−31 ,056156 ,1076−31,0561 =

38 ,0534−29 ,173239 ,1970−29 ,1732

=

22 ,174325 ,0515 =

8 ,880210 ,0238

= 0,8851= 0,8859

5.1.3. PENENTUAN KADAR AIR KOPI DENGAN METODE OVEN

Alat: Neraca analitik Cawan Oven Desikator

Bahan: Kopi

Prosedur kerja:

1. Timbang cawan kosong2. Tambahkan 10 gr kopi3. Masukkan ke oven dengan suhu 130oC selama 16 jam (ditutupannya dibuka)4. Setelah 16 jam keluarkan cawan tersebut5. Masukkan ke desikator, dinginkan hingga suhu ruangan6. Setelah dingin, timbang cawan beserta isinya.

Perhitungan:

=

M 1−M 2M 1−Mo x 100% keterangan:

=

102 ,6147−101 ,1786102 ,6147−92,578 x 100% Mo= Berat cawan kosong

=

1 ,436110 ,0367 x 100% M1= Berat cawan tutup sebelum pengeringan

= 0,1430 x 100% M2= Berat cawan tutup sesudah pengeringan= 14,3 %

Page 14: cassia indonesia

5.1.4. PENENTUAN KADAR AIR KOPI DENGAN ALAT CERATESTER

Alat:

Ceratester

Bahan:

Kopi

Prosedur kerja:

1. Timbang 100 gr sampel kopi

2. Masukkan ke ceratester

3. Lihat kadar air kopi pasaran

Perhitungan:

Y = 1,13 x – 2,403 = 1,13.11,5 – 2,403 = 12,995 – 2,403 = 10,592 = 10,6

Page 15: cassia indonesia

5.1.5. MENCARI JENIS BIJI KAKAO

Alat-alat yang digunakan : - Kaca arloji - Neraca Analitika - Pisau Carter

Bahan yang digunakan : Biji Kakao

Prosedur Kerja :1. Hitunglah berat kaca arloji2. Kemudian timbang 100 gr kakao3. Lalu kakao dibelah menjadi 2 bagian dengan menggunakan pisau carter4. Kemudian lihatlah bagian dalamnya dan termasuk dalam golongan yang mana 5. Lalu hitunglah dengan menggunakan rumus

x300

x100 %

Perhitungan :

Jumlah biji kakao keseluruhan = 108100

gram

- Biji slaty = 14 =14300

x100 %=4,66 %

- Biji berserangga = 9

= 9

300x100 %=3 %

- Biji berjamur = 1

= 1

300x100 %=0,33 %

Berat cawan 38.0185100.2061 138.2246

Jumlah biji kakao keseluruhan 108 biji / 100 gram

Page 16: cassia indonesia

UPT. BPSMB – MEDANDINAS DEPERINDAGSU

F O R M A T

Kode / No : F / 024Halaman : 1 dari 1Terbit/Tgl/Versi : 1/05 – 05 – 06/1

Judul : Hasil Analisa Kopi Sistem Nilai Cacat

F I l e : F / HAKSNC - RS

LAPORAN HASIL ANALISA

- No. Contoh : 1207 - Tgl. Terima Contoh : 15-8-2011- Tgl Analisa : 16-9-2011- Tgl. Selesai Analisa : 16-9-2011- Grade : 6

NO. JENIS CACAT

NILAI CACAT

JUMLAH CACAT

JUMLAH NILAI

CACAT

PARAFPELAKSANA PENYELIA

1 biji hitam 1 13 13 LIA2 biji hitam sebahagian ½ 116 583 biji hitam pecah ½4 biji gelondongan 15 biji coklat ¼ 302 75,56 husk ukuran besar 17 husk ukuran sedang ½8 husk ukuran kecil 1/59 biji berkulit tanduk ½

10. kulit tanduk uk besar ½ 11. kulit tanduk uk sedang 1/512. kulit tanduk uk kecil 1/1013. biji pecah 1/5 208 41,614. biji muda 1/515. biji berlubang 1 1/10 42 4,216. biji berlubang lebih dari satu 1/5 75 1517. biji bertutul-tutul (proses basah) 1/1018 Ranting, tanah, batu ukuran besar 519. Ranting, tanah, batu ukuran sedang 220. Ranting, tanah, batu ukuran kecil 1

TOTAL NILAI CACAT 756 207,3

- Adanya serangga hidup : tidak ada- Biji berbau busuk dan atau berbau kapang : tidak ada- Kadar air (%) : 10,6- Lolos ayakan (%) (b/b) Ø 7,5 mm, Ø 6,5 :

Dan Ø 5,5 mm, Ø 6 mm, Ø 5 mm, Ø 3,5- Kadar kotoran : 0 %- Hasil analisa / kesimpulan : Mutu 6

………………………………………………………………………………………………………………………………………………