Download docx - Alat komunikasi tradisional

Transcript
Page 1: Alat komunikasi tradisional

Alat komunikasi tradisional

1. Lonceng

Dahulu lonceng digunakan untuk mengabarkan suatu berita kepada masyrakat dan sebagai penanda waktu. Lonceng juga digunakan oleh umat Kristiani untuk memberi tanda waktu beribadah, biasanya dibunyikan tiga kali, pada pukul 06.00. 12.00, dan 18.00. Lonceng digunakan pertama kali dalam gereja Katolik sekitar tahun 400 masehi, dan dianggap diperkenalkan oleh Paulinus, Uskup Nola, sebuah kota di Campania, Italia. Penggunaannya menyebar luas dengan cepat dan tidak hanya digunakan untuk mengumpulkan umat dalam acara keagamaan, tetapi juga sebagai peringatan ada bahaya.

2. Asap

Suku bangsa Indian Amerika menggunakan asap sebagai alat untuk Berkomunikasi dengan sukunya ataupun kepada suku lainnya. Biasanya, asap digunakan untuk mengirimkan pesan rahasia. Kepulan asap mengandung

Page 2: Alat komunikasi tradisional

makna-makna tertentu yang hanya dapat dibaca oleh suku-suku di Indian, seperti kepulan satu kali yang berarti peringatan. Ketika mereka berperang alat ini juga digunakan untuk berkomunikasi dengan lawan.

3. Merpati pos

Mungkin merpati pos, kita semua sudah tahu kegunaannya pada masa lalu. Bukan hanya pada masa perang tapi sejak jaman dulu Merpati digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan jarak jauh. Pada masa perang kegunaannya lebih lagi, apalagi ketika alat komunikasi tidak berfungsi. Maka merpatilah salah satunya yang digunakan untuk menyampaikan pesan pesan militer rahasia. Sementara burung kenari dimanfaatkan untuk mendeteksi serangan gas beracun pada Perang Dunia I.

4. Kentongan

Page 3: Alat komunikasi tradisional

Kentongan merupakan media komunikasi di masyarakat Indonesia sejak dahulu kala. Biasanya, kentongan digunakan untuk memberitahu warga sebagai suatu peringatan telah terjadi sesuatu, misalnya kebakaran, kemalingan, dan bencana alam. Pada zaman kerajaan di nusantara, kentongan dan alat sejenisnya, seperti gong digunakan untuk mengumpulkan rakyat. Biasanya pukulan kentongan ini untuk memberikan suatu pengumuman kepada rakyat. Orang-orang yang mendengar suara kentongan dengan bergegas berkumpul untuk mendengarkan informasi, berita atau pengumuman. Dalam penggunaannya, untuk setiap daerah bunyi kentongan tidak memiliki standar yang baku. Setiap daerah memiliki kode atau arti tertentu terhadap suara kentongan, misalnya suara kentongan yang dipukul beberapa kali dengan cepat menandakan adanya bahaya kebanjiran atau kemalingan. Ditempat-tempat ibadah masih pula menggunakan peralatan tradisional sejenis kentongan seperti beduk dan lonceng

5. Daun Lontar

Kegiatan komunikasi pada masa lalu sudah menggunakan bahasa tulis pada media seperti, tulang hewan, prasasti dan daun lontar. Di Indonesia kegiatan surat menyurat telah ada sejak jaman kerajaan-kerajaan Hindu seperti, Pajajaran,

Page 4: Alat komunikasi tradisional

Mataram, Majapahit, Kutai, Mataram dan Sriwijaya. Biasanya, untuk berkirim surat kepada negeri tetangganya, pihak kerajaan menggunakan media daun lontar, kulit kayu dan kulit hewan, tulang hewan, dan lempengan batu. Umumnya media komunikasi yang digunakan adalah dengan daun lontar, dengan alasan daun lontar sangat mudah didapatkan.

6. Telepon KunoKuno

Telepon adalah alat telekomunikasi yang dapat mengirimkan pembicaraan melalui sinyal listrik. Umumnya penemu telepon adalah Alexander Graham Bell, dengan telepon pertama dibuat di Boston, Massachusetts, pada tahun 1876. Tetapi, penemu Italia Antonio Meucci telah menciptakan telepon pada tahun 1849, dan pada September 2001, Meucci dengan resmi diterima sebagai pencipta telepon oleh kongres Amerika, dan bukan Alexander Graham Bell.Kalau telepon kuno.

7. Bedug

Page 5: Alat komunikasi tradisional

Bedug adalah alat musik tabuh seperti gendang. Bedug merupakan instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu salat atau sembahyang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.

Page 6: Alat komunikasi tradisional

TEKNOLOGI KOMUNIKASI TRADISIONAL

Page 7: Alat komunikasi tradisional

NAMA: AYUNISA SILAFITRI

KELAS /NO. ABSEN:VII D/07

Alat Komunikasi Zaman Sekarang

1. alat komunikasi Telephone

telephone adalah salah satu jenis alat komunikasi jarak jauh, dengan menggunakan teknologi

kabel, nah dari tahun ke tahun telekomunikasi telephone ini terus berkembang sehingga sekarang

telepone menggunakan sistem frequensi udara yang disebut dengan handphone itulah beberapa

contoh alat komunikasi modern

2. alat komunikasi FAX

pax adalah cara pengiriman surat melalui nomor telephone dengan cara di

printer, dalam waktu hitungan menit surat anda akan diterima oleh rekan

anda, biasanya fax digunakan oleh kantor dan perusahaan

Page 8: Alat komunikasi tradisional

gambar alat komunikasi modern

3. Internet alat komunikasi masa kini

Di jaman sekarang teknologi yang semakin berkembang internet menjadi

suatu kebutuhan pokok, dimana pesan bisa secara langsung diterima,

apalagi sekarang berkembangnnya jejaring social, sehingga memudahkan

orang berinteraksi satu dengan yang lainnya

gambar alat komunikasi modern

4. Pos surat alat komunikasi jaman sekarang

dulu orang mengirimkan surat melalui merpati pos, nmun sekarang sesuai

dengan perkembangan jaman akhirnya posisi tersebut menjadi berubah

dengan adanya layanan kantor pos, dan kantor pos indonesiapun

berlambang merpati, pos adalah cara mengirimkan surat terhadap rekan

atau sahabat maupun dipakai untu keperluan lainnya

Page 9: Alat komunikasi tradisional

5. Televisi

media paling populer yang menampilkan berbagai informasi secara massal

ALAT KOMUNIKASI MODERN

Page 10: Alat komunikasi tradisional

NAMA : AYUNISA SILAFITRI

KELAS/NO.ABSEN : VII/07

BIOGRAFI WAYANGBatara Guru

20 November 2009 oleh Putra Lokajaya

Batara Guru (Manikmaya, Dewa Siwa) merupakan Dewa yang merajai kahyangan. Dia

yang mengatur wahyu kepada para wayang, hadiah, dan ilmu-ilmu. Batara Guru

mempunyai sakti (istri) Dewi Uma, dan mempunyai beberapa anak.

Berikut adalah urutan anak-anak Batara Guru, dimulai dari yang paling sulung

(menurut tradisi wayang Jawa):

1. Batara Sambu

2. Batara Brahma

3. Batara Indra

4. Batara Bayu

5. Batara Wisnu

6. Batara Ganesha

7. Batara Kala

8. Hanoman

Ditulis dalam Dewa-Dewi Wayang |

Page 11: Alat komunikasi tradisional

Batara Ganesha

20 November 2009 oleh Putra Lokajaya

Ganesa adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh

umat Hindu, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa

pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. Lukisan dan

patungnya banyak ditemukan di berbagai penjuru India; termasuk Nepal, Tibet dan

Asia Tenggara. Dalam relief, patung dan lukisan, ia sering digambarkan berkepala

gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan

Pilleyar. Dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan dianggap merupakan salah satu

putera Bhatara Guru (Siwa). Berbagai sekte dalam agama Hindu memujanya tanpa mempedulikan

golongan. Pemujaan terhadap Ganesa amat luas hingga menjalar ke umat Jaina, Buddha, dan di luar

India.

Ditulis dalam Dewa-Dewi Wayang |

Hanoman

20 November 2009 oleh Putra Lokajaya

Hanoman (Sanskerta: Hanuman) atau Hanumat, juga disebut sebagai Anoman, adalah

salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu, sekaligus tokoh protagonis dalam

wiracarita Ramayana yang paling terkenal. Ia adalah seekor kera putih dan merupakan

putera Batara Bayu dan Anjani, saudara dari Subali dan Sugriwa. Menurut kitab Serat

Pedhalangan, tokoh Hanoman sebenarnya memang asli dari wiracarita Ramayana,

namun dalam pengembangannya tokoh ini juga kadangkala muncul dalam serial Mahabharata,

sehingga menjadi tokoh antar zaman. Di India, hanoman dipuja sebagai dewa pelindung dan beberapa

kuil didedikasikan untuk memuja dirinya.

Ditulis dalam Dewa-Dewi Wayang, Tokoh Mahabharata, Tokoh Ramayana |

Batara Kala

20 November 2009 oleh Putra Lokajaya

Dalam ajaran agama Hindu, Kala adalah putera Dewa Siwa yang bergelar sebagai

dewa penguasa waktu (kata kala berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya waktu).

Dewa Kala sering disimbolkan sebagai rakshasa yang berwajah menyeramkan, hampir

tidak menyerupai seorang Dewa. Dalam filsafat Hindu, Kala merupakan simbol bahwa

Page 12: Alat komunikasi tradisional

siapa pun tidak dapat melawan hukum karma. Apabila sudah waktunya seseorang meninggalkan dunia

fana, maka pada saat itu pula Kala akan datang menjemputnya. Jika ada yang bersikeras ingin hidup

lama dengan kemauan sendiri, maka ia akan dibinasakan oleh Kala. Maka dari itu, wajah Kala sangat

menakutkan, bersifat memaksa semua orang agar tunduk pada batas usianya.

Ditulis dalam Dewa-Dewi Wayang |

Batara Indra

20 November 2009 oleh Putra Lokajaya

Dalam ajaran agama Hindu, Indra adalah dewa cuaca dan raja kahyangan. Oleh orang-

orang bijaksana, ia diberi gelar dewa petir, dewa hujan, dewa perang, raja surga,

pemimpin para dewa, dan banyak lagi sebutan untuknya sesuai dengan karakter yang

dimilikinya. Menurut mitologi Hindu, Beliau adalah dewa yang memimpin delapan

Wasu, yaitu delapan dewa yang menguasai aspek-aspek alam.

Dewa Indra terkenal di kalangan umat Hindu dan sering disebut dalam susastra Hindu, seperti kitab-

kitab Purana (mitologi) dan Itihasa (wiracarita). Dalam kitab-kitab tersebut posisinya lebih menonjol

sebagai raja kahyangan dan memimpin para dewa menghadapi kaum raksasa. Indra juga disebut

dewa perang, karena Beliau dikenal sebagai dewa yang menaklukkan tiga benteng musuhnya

(Tripuramtaka). Ia memiliki senjata yang disebut Bajra, yang diciptakan oleh Wiswakarma, dengan

bahan tulang Resi Dadici. Kendaraan Beliau adalah seekor gajah putih yang bernama Airawata. Istri

Beliau Dewi Saci.

Ditulis dalam Dewa-Dewi Wayang |

Batara Wisnu

20 November 2009 oleh Putra Lokajaya

Dalam ajaran agama Hindu, Wisnu (disebut juga Sri Wisnu atau Narayana) adalah

Dewa yang bergelar sebagai shtiti (pemelihara) yang bertugas memelihara dan

melindungi segala ciptaan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Dalam filsafat Hindu

Waisnawa, Ia dipandang sebagai roh suci sekaligus dewa yang tertinggi. Dalam filsafat

Adwaita Wedanta dan tradisi Hindu umumnya, Dewa Wisnu dipandang sebagai salah

satu manifestasi Brahman dan enggan untuk dipuja sebagai Tuhan tersendiri yang menyaingi atau

sederajat dengan Brahman.

Ditulis dalam Dewa-Dewi Wayang |

Page 13: Alat komunikasi tradisional

Batara Brahma

20 November 2009 oleh Putra Lokajaya

Menurut ajaran agama Hindu, Brahma (Dewanagari: Brahma) adalah Dewa pencipta.

Dalam filsafat Adwaita, ia dipandang sebagai salah satu manifestasi dari Brahman

(sebutan Tuhan dalam konsep Hinduisme) yang bergelar sebagai Dewa pencipta. Dewa

Brahma sering disebut-sebut dalam kitab Upanishad dan Bhagawadgita.

Ditulis dalam Dewa-Dewi Wayang |

Semar

20 November 2009 oleh Putra Lokajaya

Kyai Lurah Semar Badranaya adalah nama tokoh panakawan paling utama dalam

pewayangan Jawa dan Sunda. Tokoh ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus

penasihat para kesatria dalam pementasan kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana.

Tentu saja nama Semar tidak ditemukan dalam naskah asli kedua wiracarita tersebut

yang berbahasa Sansekerta, karena tokoh ini merupakan asli ciptaan pujangga Jawa.

Ditulis dalam Dewa-Dewi Wayang, Punakawan | Komentar Dimatikan

Silsilah Mahabarata

13 November 2009 oleh Putra Lokajaya

Definisi Silsilah

Menurut Kamus Basa Sunda oleh M.A. Satjadibrata, arti silsilah itu ialah rangkaian keturunan

seseorang yang ada kaitannya dengan orang lain yang menjadi istrinya dan sanak keluarganya.

Silsilah tersebut adalah merupakan suatu susunan keluarga dari atas ke bawah dan ke samping,

dengan menyebutkan nama keluarganya.

Arti silsilah itu bersifat universal, yang artinya orang-orang di seluruh dunia mempunyai silsilah

keturunannya dan pula, di seluruh benua akan dimaklumi, bahwa semua orang pasti akan

mengagungkan leluhurnya. Kita sering membaca silsilah keturunan para raja yang termasuk sejarah

atau silsilah para penguasa yang memerintah suatau daerah, baik yang ditulis pada prasasti maupun

Page 14: Alat komunikasi tradisional

benda lain yang artinya bukan hanya untuk dikenal saja, tetapi untuk digaungkan oleh segenap

masyarakatnya, dan dikenang akan jasa-jasanya.

Ditulis dalam Artikel, Tokoh Mahabharata | Komentar Dimatikan

Sang Hyang Tunggal

13 November 2009 oleh Putra Lokajaya

Sang Hyang Tunggal adalah suami dari Dewi Wiranti putri dari Sang Hyang

Rekatatama. Serta ayah dari Batara Ismaya (Semar), Batara Antaga (Togog) dan

Batara Manikmaya (Guru).

Ditulis dalam Dewa-Dewi Wayang | Komentar Dimatikan

Batara Bayu

13 November 2009 oleh Putra Lokajaya

Bayu (Sanskerta: Vayu, baca: Bayu, disebut juga Waata atau Pawana atau Prana)

dalam agama Hindu adalah Dewa utama, bergelar sebagai Dewa angin. Udara (Vayu)

atau angin (Pavana) merupakan salah satu unsur dalam Panca Maha Bhuta, lima

elemen dasar dalam ajaran agama Hindu.

Ditulis dalam Dewa-Dewi Wayang | Komentar Dimatikan

Batara Candra

13 November 2009 oleh Putra Lokajaya

Dalam agama Hindu, Candra adalah dewa bulan, sekaligus seorang Graha. Candra juga

disamakan dengan Soma, dewa bulan dalam Weda-Weda. Kata Soma merujuk kepada

minuman manis dari tanaman, sehingga Candra menjadi penguasa tanaman dan

tumbuhan.

Ditulis dalam Dewa-Dewi Wayang | Komentar Dimatikan

Gandhari – Catatan Pinggir

8 November 2009 oleh Putra Lokajaya

Ia bisa diselamatkan dari para penujum, tapi bisakah ia dibela dari nasib? Sejak Raja

Subala mendengar ramalan buruk itu, ia perintahkan agar siapa saja yang hendak

membaca masa depan tak diperkenankan masuk ke istana. Baginda tak akan lupa

Page 15: Alat komunikasi tradisional

ucapan brahmana yang datang di musim semi itu—penujum terakhir yang diantar dengan bergegas ke

luar balairung: ”Kelak, putri Paduka akan hidup dalam gelap, mungkin karena getir.”

Tentu saja Gandhari tak mendengar kata-kata itu.

Ditulis dalam Dinasti Kuru, Goenawan Muhammad, Korawa, Pembacaan Modern, Tokoh Mahabharata | Komentar

Dimatikan

Gandari

8 November 2009 oleh Putra Lokajaya

Gandari (Sansekerta: Gandhari) adalah nama seorang tokoh dalam wiracarita Hindu,

Mahabharata. Dalam kisah, ia merupakan puteri Subala, Raja Gandhara (di masa

sekarang disebut Kandhahar), yaitu wilayah yang meliputi Pakistan barat daya dan

Afganistan timur, dan namanya diambil dari sana. Gandari menikahi Dretarastra,

pangeran tertua di Kerajaan Kuru. Semenjak bersuami, Gandari sengaja menutup matanya sendiri

agar tidak bisa menikmati keindahan dunia karena ingin mengikuti jejak suaminya.

Gandari melahirkan seratus putera, (secara keseluruhan dikenal sebagai Korawa), dan seorang puteri

bernama Dursala yang menikahi Jayadrata. Pada saat kehamilannya, ia merasa iri dengan Kunti yang

sudah memiliki anak, sedangkan ia sendiri belum dikaruniai anak.

Page 16: Alat komunikasi tradisional

BIOGRAFI WAYANG

Page 17: Alat komunikasi tradisional

NAMA : AYUNISA SILAFITRI

KELAS/NO.ABSEN: VII D/07