3
 Untuk mengatasi pulpitis, pasien tidak perlu lagi dicabut atau dikonservasi giginya, tetapi cukup disuntik antibiotik. Mereka yang pernah mengalami sakit gigi pasti akan merasa sangat tersiksa karena tidak jarang rasa sakit itu menjalar hingga saraf- saraf otak. Saking tak tertahankan rasa nyerinya, tidak aneh jika penderita sering ur ing- ur inga n. Da lam is ti la h me di s, pen yaki t yang menyerang gi gi hi ngga menyebabkan rasa nyut-nyutan yang tidak tertahankan itu disebut dengan pulpitis. Pulpit is merupaka n sebuah pera dangan pada pulpa gigi oleh ba kteri semisal Streptococcus, Propionibacterium, Eubacterium, dan Actinomyces. Menurut Tetiana Haniastuti, dosen biologi mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, bakteri itu meginfeksi gigi sehingga terjadi pembengkakan di dalam pulpa yang menekan sara f sehin gga menyebab kan saki t. Dia menga taka n sejauh ini untuk mengobati sakit gigi tersebut para dokter melakukan terapi dengan met ode kon vens ion al. Dok ter aka n mel aku kan per awa tan sal ura n aka r ber upa pulpektomi atau pulpotomi. Pulpektomi adalah pengam bilan seluruh jaringan akar dan korona gigi, dan pulpotomi berarti mengambil jaringan akar dan korona gigi  y an g mengalami in fe ks i, sementara ja ri ng an yang ada pada sa lu ra n akar di ti nggalkan. Metode konvensiona l yang kerap be rupa pengonservasian dan pencabutan akan merusak gigi. Teknik yang terbilang “radikal” itu dilakukan dengan pertimbangan agar penderita tidak mengalami sakit yang lebih parah. Selain itu, teknik tersebut dilakukan untuk mencegah rasa sakit menyebar ke seluruh jaringan gigi . Pada perawatan saluran akar gigi , dilak ukan penga mbila n selu ruh jarin gan pul pa yan g mel ipu ti pembul uh dar ah, ser abu t sar af, dan jar ing an ika t. Hal itu mengakibatkan adanya ruang kosong yang biasanya diganti dengan bahan pengisi sa lu ra n ak ar, mi sa lnya gu tta pe rc ha . Perawa ta n sa lu ran ak ar gi gi secara konvensional akan menimbulkan konsekuensi pada kerapuhan gigi. Gigi tidak kuat lagi karena struktur jaringannya rapuh. Apabila menerima tekanan  ya ng kua t, gigi aka n mudah pat ah. Menuru t Tet ian a yang jug a, doktor bid ang mik robi ologi ora l dar i Uni vers ita s Nii gat a, Jepang , itu lan taran ket erbatasan ekonomi, tek nologi, dan pengetahuan para dokter gigi, di Indonesia pencabutan gigi merupakan tindakan yang lazim dilakukan pada pasien pulpitis. “Bahkan pasien sendiri yang meminta agar gigi mereka dicabut untuk mempercepat hilangnya rasa sa ki t, uj ar pe re mp uan ya ng ak ra b di pa ng gi l Ha ni it u. Le bi h la nj ut, Ha ni menu turk an seben arnya gigi yang tanggal atau ompong karen a dica but tida klah menyelesaikan masalah. Justru, gigi ompong menjadi awal dari persoalan-persoalan lain, semisal hilangnya ruang untuk kemunculan gigi permanen.  Apabila hal itu terjadi pada gigi permanen, akan menyebabkan gigi mudah tanggal ka rena adanya infe ksi ja ringan tula ng dan sendi (pocke t peri odonta l) . Hani,

Untuk mengatasi pulpitis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Untuk mengatasi pulpitis

5/13/2018 Untuk mengatasi pulpitis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/untuk-mengatasi-pulpitis 1/3

Untuk mengatasi pulpitis, pasien tidak perlu lagi dicabut atau dikonservasi giginya,

tetapi cukup disuntik antibiotik. Mereka yang pernah mengalami sakit gigi pasti

akan merasa sangat tersiksa karena tidak jarang rasa sakit itu menjalar hingga saraf-

saraf otak. Saking tak tertahankan rasa nyerinya, tidak aneh jika penderita sering

uring-uringan. Dalam istilah medis, penyakit yang menyerang gigi hingga

menyebabkan rasa nyut-nyutan yang tidak tertahankan itu disebut dengan pulpitis.

Pulpitis merupakan sebuah peradangan pada pulpa gigi oleh bakteri semisal

Streptococcus, Propionibacterium, Eubacterium, dan Actinomyces. Menurut Tetiana

Haniastuti, dosen biologi mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada

(UGM), Yogyakarta, bakteri itu meginfeksi gigi sehingga terjadi pembengkakan di

dalam pulpa yang menekan saraf sehingga menyebabkan sakit. Dia mengatakan

sejauh ini untuk mengobati sakit gigi tersebut para dokter melakukan terapi dengan

metode konvensional. Dokter akan melakukan perawatan saluran akar berupa

pulpektomi atau pulpotomi. Pulpektomi adalah pengam bilan seluruh jaringan akar

dan korona gigi, dan pulpotomi berarti mengambil jaringan akar dan korona gigi

  yang mengalami infeksi, sementara jaringan yang ada pada saluran akar

ditinggalkan. Metode konvensional yang kerap berupa pengonservasian dan

pencabutan akan merusak gigi. Teknik yang terbilang “radikal” itu dilakukan dengan

pertimbangan agar penderita tidak mengalami sakit yang lebih parah. Selain itu,

teknik tersebut dilakukan untuk mencegah rasa sakit menyebar ke seluruh jaringan

gigi. Pada perawatan saluran akar gigi, dilakukan pengambilan seluruh jaringanpulpa yang meliputi pembuluh darah, serabut saraf, dan jaringan ikat. Hal itu

mengakibatkan adanya ruang kosong yang biasanya diganti dengan bahan pengisi

saluran akar, misalnya gutta percha. Perawatan saluran akar gigi secara

konvensional akan menimbulkan konsekuensi pada kerapuhan gigi.

Gigi tidak kuat lagi karena struktur jaringannya rapuh. Apabila menerima tekanan

  yang kuat, gigi akan mudah patah. Menurut Tetiana yang juga, doktor bidang

mikrobiologi oral dari Universitas Niigata, Jepang, itu lantaran keterbatasanekonomi, tek nologi, dan pengetahuan para dokter gigi, di Indonesia pencabutan gigi

merupakan tindakan yang lazim dilakukan pada pasien pulpitis. “Bahkan pasien

sendiri yang meminta agar gigi mereka dicabut untuk mempercepat hilangnya rasa

sakit,” ujar perempuan yang akrab dipanggil Hani itu. Lebih lanjut, Hani

menuturkan sebenarnya gigi yang tanggal atau ompong karena dicabut tidaklah

menyelesaikan masalah. Justru, gigi ompong menjadi awal dari persoalan-persoalan

lain, semisal hilangnya ruang untuk kemunculan gigi permanen.

 Apabila hal itu terjadi pada gigi permanen, akan menyebabkan gigi mudah tanggal

karena adanya infeksi jaringan tulang dan sendi (pocket periodontal). Hani,

Page 2: Untuk mengatasi pulpitis

5/13/2018 Untuk mengatasi pulpitis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/untuk-mengatasi-pulpitis 2/3

 bersama-sama dengan Profesor Hoshino Etsuro dari Universitas Niigata, Jepang,

mengembangkan metode pengobatan sakit gigi yang lebih canggih. Metode itu

dikenal dengan nama Lesion Sterilization and Tissue Repair 3Mix-MP SavePulp Th

erapy (LSTR). “Metode ini akan banyak mendapatkan penentangan dari kalangan

praktisi kedokteran gigi. Pasalnya, LSTR mengubah banyak hal mengenai paradigma

penanganan sakit gigi,” kata Hani. Tidak Merusak Menurut Hani, metode LSTR yang

diaplikasikan di Indonesia tidak merusak gigi seperti halnya metode pencabutan

gigi. Metode itu tetap mempertahankan vitalitas gigi dengan cara mencegah infeksi

pulpa. Caranya dengan memberikan antibiotik yang dinjeksikan ke dalam pulpa.

Masuknya antibiotik itu diharapkan bisa membunuh bakteri.

Ketika terjadi pembunuhan bakteri atau meredanya aktivitas bakteri tersebut, pada

  waktu bersamaan, terjadi regenerasi sel gigi. Adanya regenerasi memungkinkan

dilakukannya perbaikan jaringan gigi, terutama di daerah pulpa. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan Hoshino dengan cara in vitro dan in situ, kombinasi tiga

antibiotik, yaitu metronidazole, ciprofl oxacin, dan minocycline, terbukti efektif 

membunuh bakteri oral yang ditemukan pada karies maupun lesi-lesi di saraf gigi

(endodontik). Pada kasus pulpitis, pasien yang gigi permanennya dirawat dengan

metode LSTR mengaku tidak lagi merasakan sakit. Selain itu, gigi berfungsi secara

normal. Parameter tersebut mengindikasikan keberhasilan metode LSTR. Hani juga

 berhasil melakukan uji coba dengan teknik immunohistokimiawi, yaitu suatu teknik penentuan lokasi antigen (protein target) dalam jaringan atau sel menggunakan

reaksi antigen-antibodi.

Serabut saraf dan sel-sel odon toblas (sel pembentuk dentin) pada pulpa gigi tetap

 vital. “Jika odontoblas masih vital, maka akan mampu membentuk dentin tersier

sehingga terjadi perbaikan jaringan gigi,” paparnya. Selama ini, terapi endodontik 

akibat pulpitis harus dilakukan oleh dokter spesialis konservasi gigi yang jumlahnya

 belum banyak. Para ahli itu memiliki keterampilan dan peralatan khusus. Namun,dengan teknik LSTR, tidak diperlukan dokter yang memiliki spesialisasi konservasi,

dokter gigi umum pun dapat mengaplikasikan metode tersebut. Selain mudah

dilakukan, metode itu memungkinkan vitalitas gigi tetap dipertahankan. Dengan

  begitu, fungsi gigi secara normal tetap terjaga. Hani mengatakan banyak pasien

mengeluh ketika harus datang berulang kali ke dokter gigi. Mereka umumnya

menyayangkan banyak waktu yang terbuang untuk meng antre dan bolak-balik dari

rumah ke dokter. Adanya metode LSTR menjadikan waktu periksa lebih singkat.

Pasien cukup sekali datang, dan proses terapi langsung selesai. Keunggulan lain dari

metode LSTR ialah biaya yang harus dikeluarkan pasien lebih sedikit. Pasalnya,

Page 3: Untuk mengatasi pulpitis

5/13/2018 Untuk mengatasi pulpitis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/untuk-mengatasi-pulpitis 3/3

metode itu hanya memanfaatkan suntikan antibiotik.

hay/L-2