Upload
mizukage-tree-tail
View
3
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas
Citation preview
TUGAS
SOSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
“Pendidikan dan Perubahan Sosial”
Dosen Pengampu : Drs. Sunarto, M. Ag
Oleh:
Shofrony Hidayat
201010010311008
JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah upaya yang sadar dilakuakan untuk meningkatkan kemampuan
individu agar dapat menentukan kehidupan secara mandiri. Pendidikan dalam pengertian modern
diartikan sebagai proses formal dan direncanakan dimana warisan kebudayaan dan norma-norma
sebuah masyarakat ditransmisikan dari generasi ke generasi, dan melalui tranmisi warisan itu
dikembangkan melalui penemuan ilmiah. Sedangkan pendidikan dalam pengertian konvesional
dipahami dengan memberikan meteri-materi kebudayaan dimaksudkan agar pengetahuan anak
tentang budaya manusia bertambah, jika kegiatan tersebut dilanjutkan kepada usaha
membentuk/membimbing kepribadian anak.
Pendidkan memiliki andil besar ndalam kehiduapan manusia, oleh sebab itu berikut ini
fungsi pendidikan yang berhungan dengan perbahan sosial di masyarakat, yaitu:
1. Fungsi pendidikan sebagai perubahan sosial.
Pada fungsi ini pendidikan berperan sebagai pencetak penemu-penemu baru dengan
hasil temuan mereka akan mempengaruhi kebudayaan masyarakat sehingga mengakibatkan
perubahan sosial yang cukup menyeluruh. Contohnya, penemuan komputer, rice cooker,
pesawat terbang, televisi, listrik generator, diessel dan sebagainya.
2. Fungsi memindahkan nilai-nilai budaya (trasformasi kebudayaan).
Pendidikan dapat dirumuskan sebagai proses kegiatan yang direncanakan untuk
memindahkan pengetahuan, sikap, nilai-nilai,serta kemampuan-kemapuan mental lainnya
dari satu generasi ke generasi lebih muda, seperti proses interaksi guru dan murid di kelas
dan sekolah ataupun di kelompok-kelompok warga belajar serta keluarga.
3. Fungsi mengembangkan dan memantapkan hubungan-hubungan sosial.
Fungsi ini membentuk peserta didik lebih mengetahui, memahami dan mengerti
kelompok-kelompok sosial yang ada di lingkungan sosial mereka. Dalam proses ini yang
lebih berperan adalah pendidikan nonformal dan informal, tetapi pendidikan formal juga
mempengaruhi sebagai wadah pengembangan secara akademis. Wajarlah kesempatan
pendidikan terbuka lebar untuk mendudkung keberhasilan pembangunan nasional. Hal ini
berarti memperbaiki citra masyarakat dari lingkungan primitif menuju ke masyarakat yang
modern dan berpandangan luas terhadap dunianya. Pendidikan membawa masyarakat ke arah
perubahan yang menuju ke perbaikan.
Sistem pendidikan di Indonesia terbagi atas tiga jalur dengan masing-masing jalur
memiliki sistem tersendiri, yaitu:
a. Pendidikan formal adalah satuan pendidikan yang diselenggarakan melalui sistem
persekolahan yang memiliki ciri-ciri antara lain terstruktur secara mapan, kurikulum
diatur secara nasional, memiliki jenjang yang mengikat, memiliki aturan yang ketat
dalam prosedur penerimaan murid baru (rekrutmen warga belajar), memiliki tata tertib
yang ketat dalam proses belajarnya.
b. Pendidikan nonformal adalah lembaga pendidikan di luar sistem persekolahan merupakan
jalur penyelenggaraan pendidikan yang berbeda dengan pendidikan persekolahan. Jalur
penyelenggara pendidikan nonformal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tidak terlalu ketat sistem pembelajaran, baik dari segi waktu, kurikulum, fasilitator,
sumber belajar maupun tempat pembelajaran.
2) Kurikulum diusahakan dapat sesuai dengan kebutuhan balajar.
3) Fasilitator dan sumber belajar diusahakan yang tersedia di lingkungan sekitar.
4) Pengaturan waktu disesuaikan dengan waktu luang warga belajar.
c. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh keluarga dan berbagai
satuan yang ada di masyarakat sesuai dengan kebutuhan belajar masyarakat. Pendidikan
informal memiliki ciri lebih fleksibel dibanding jalur pendidikan formal dan pendidikan
nonformal. Contohnya; pendidikan dalam keluarga dapat menyelenggarakan pendidikan
sendiri di dalam keluarganya sesuai kebutuhan belajar yang dirumuskan dalam keluarga
tersebut berdasarkan filosofi dan pendangan hidupnya.
Dari ketiga jalur pendidikan tersebut memiliki perbedaan yang sangat mencolok dalam jalur
pendidikan informal dengan kedua jalur lainnya terletak pada perancangan programnya.
B. Pengertian Perubahan Sosial
Setiap inovasi merupakan pemanfaatan unsur-unsur budaya yang tidak dapat dipungkiri
dan pelanggaran terhadap aspek-aspek status quo budaya. Sejarah mencatat bahwa yang
diinginkan bukan sekedar perubahan tetapi lebih pada stabilitas. Masyarakat berusaha
memelihara kontinyuitas kehidupan sosial, baik dalam keadaan stabil maupun dalam proses
perubahan sosial.
Perubahan sosial adalah perubahan untuk mencapai ketentraman sosial yang stabil.
Stabilitas tidak hanya pada kondisi sosial yang ideal, tetapi juga pada kodisi normal. Menurut
Zaltman dan Duncan menyimpulkan bahwa perubahan sosial adalah pembelajaran kembali
individu atau kelompok sebagai reaksi terhadap adanya tuntutan aktivitas dalam situasi yang
baru, yang menghasilkan perubahan baik,dalam bentuk dan atau fungsi sistem sosial.
Sistem pendidikan yang maju, sikap menghargai pendapat/ karya milik orang lain,
orientasi masa depan, penduduk yang heterogen, serta sistem pelapisan masyarakat yang terbuka.
Hal-hal tersebut merupakan faktor pendorong dalam perubahan sosial. Dalam pembahasan ini
yang sangat mempengaruhi perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dewasa ini adalah
orientasi kehidupan ke masa depan sehingga memajukan sistem pendidikan agar dapat mencetak
penemuan-penemuan baru yang akhirnya mampu menggeser tatanan yang berlaku di
masyarakat.
C. Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial
Pada permulaan abad ini pembentukan sistem interpretasi perubahan sosial berlaku; dan
kegagalan para filosof sosial untuk menghasilkan konsep ilmiah yang dapat dilaksanakan
sebagian bertanggung jawab atas ketertinggalan pendekatan historis untuk perubahan sosial dan
studi sosiologi tentang perubahan itu sendiri.
a. Asimilasi
Asimilasi adalah mengembangkan sikap-sikap yang sam, walaupun kadang-kang bersifat
emosional bertujuan mencapai kesatuan atau paling sedikit mencapai integrasi dalam
organisasi sehingga dua kelompok yang berasimilasi akan menghilangkan perbedaan diantara
mereka. Seseorang yang berasimilasi terhadap suatu kelompok tidak akan membedakan
dirinya dengan para anggota kelompok tersebut.
Proses yang dilalui para imigran di Amerika untuk mengambil alih adat, cara, nilai dan
sebagainya dari masyarakat Amerika disebut asimilasi. Hal ini secara sosiologis sejajar
dengan studi akulturasi masyarakat primitif dan petani kedalam teknik, nilai dan sebagainya
dari kehidupan perindustrian.
b. Ekologi sosial
Para ahli ekologi sosial menerapkan konsep ekologi pada studi tentang hubungan spasial
berbagai kelas dalam populasi perkotaan, masing-masing kelas di anggap setara dengan
spesies tanaman atau hewan. Gagal mengetahui bahwa perubahan sosial merupakan
fenomena yang kompleks dan tidak pasti yang tidak dapat dijelaskan dari segi yang setara
dengan ilmu fisika atau biologi.
c. Ketertinggalan sosial
Dengan kemajuan teknologi terjadi gangguan pada tatanan sosial yang ada, sehingga
menimbulkan ketegangan antara teknik baru dengan berbagai aspek organisasional dari
sistem sosial. Hasilnya adalah ketertinggalan sosial, yaitu ketidak seimbangan antara
teknologi baru dengan organisasi sosial yang lama. Inti dari teori Ogburn adalah ide bahwa
perubahan pertama kali terjadi dalam teknologi bahan.
d. Akselerasi budaya
Hart menyimpulkan bahwa perubahan sosial bersifat linear dan akseleratif (cepat), dan
bahwa arah perubahan menuju peningkatan efisiensi dan efektivitas. Kesalahan dasar Hart
adalah menggunakan kriteria kuantitatif sebagai indikator tingkat perubahan dalam struktur
masyarakat.
D. Pendidikan dalam Perspektif Perubahan Sosial
Pendidikan sebagai suatu proses yang mengubah perilaku individu dalam konteks teori
perubahan social akan mempunyai dampak terjadinya perubahan baik pada tingkat individu
sebagai agen maupun tingkat kelembagaan yang mampu mengubah struktur social yang ada
dalam masyarakat. Pendidikan dapat menimbulkan perubahan dalam masyarakat dan sebaliknya,
jika masyarakat mengalami perubahan, secara tidak langsung sitem pendidikan juga mengalami
perubahan.
Arah pembangunan dibidang pendidikan sangat ditentukan oleh tuntutan masyarakat
sesuai dengan kebudayaan. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah memegang
peranan penting karena daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. Terdapat beberapa factor terjadinya
tuntutan penerapan desentralisasi pendidikan (NCREL, 1995), antara lain sebagai berikut;
1) Tuntutan orang tua, kelompok masyarakat, para legislator, bisnis dan perhimpunan guru
untuk turut serta mengotrol sekolah dan penilaian pendidikan.
2) Adanya anggapan bahwa struktur pendidikan yang terpusat tidak dapat bekerja dengan
baik dalam meningkatkan partisipasi siswa.
3) Ketidakmampuan birokrasi yang ada untuk merespon secara efektif kebutuhan sekolah
setempat dan masyarakat yang beragam.
4) Penampilan fisik sekolah dinilai tidak memenuhi tunututan baru dari masyarakat.
Disamping beberapa factor tersebut, terdapat bebebrapa factor yang lain tentang
desentarlisasi pendidikan di Indonesia. Beberapa factor tersebut menurut Sutopo (2004) antara
lain sebagai berikut;
1) Terjadinya tuntutan reformasi di segala bidang termasuk bidang pendidikan.
2) Kurangnya perssaingan antar daerah dalam memajukan pendidikan karena tuntutan
nasional yang seragam.
3) Tuntutan masyarakat untuk mandiri sesuai dengan kemampuan daerah untuk
menyelenggarakan dan memajukan bidang pendidikan.
4) Ketidaksesuaian tuntutan nasional dengan potensi sunber daya yang dimiliki daerah.
5) Adanya ketergantungan pemerintah daerah ke pemerintah pusat.
6) Kurangnya kreatifitas daerah, sekolah dan personil penyelenggara dan lain-lainnya.
Berdasarkan tuntutan desentralisasi tersebut, maka sistem pendidikan juga mengalami
perubahan dan demikian pula implementasinya, semua daerah merasa mempunyai kepentingan
untuk mengembangkan daerahnya melalui pendidikan.
E. Kesimpulan
Pendidikan dan perubahan sosial merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dan
sangat berkaitan antara satu dengan yang lain. Pendidikan sebagai lembaga yang dapat dijadikan
sebagai agen perubahan sosial dan sekaligus menentukan arah perubahan sosial yang disebut
dengan pembangunan masyarakat. Sedangkan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat
dapat dirancang sesuai dengan arah perubahan, tetapi perubahan juga terjadi setiap saat tanpa
dirancang karena pengaruh budaya dari luar.
Pendidikan adalah upaya yang sadar dilakukan untuk meningkatkan kemampuan individu
agar dapat menentukan kehidupan secara mandiri. Pendidikan didefinisikan oleh siapapun
menurut aliran maupun dapat dianalisis berdasarkan suatu system. Analisis terhadap system
pendidikan dapat dilakukan dari input, output dan outcome, dimana input sangat menentukan
proses pendidikan dan proses akan menentukan output pendidikan. Outcome berpengaruh
terhadap perubahan social yang terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Muhadjir, Noeng.1981.Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial.Sarasin: Yogyakarta.
“Pendidikan dan Perubahan Sosial” http://aminnatul-widyana.blogspot.com/2011/07/pendidikan-
dan-perubahan-sosial.html (diakses 17 Juni 2013)