6
1 JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS TERAPI OKUPASI DENGAN TEKNIK KOLASE TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK AUTIS DI SLB PGRI PLOSOKLATEN KEDIRI Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa ENI FITRIANA NIM: 10010044038 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA 2014

TERAPI OKUPASI DENGAN TEKNIK KOLASE TERHADAPKEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK AUTIS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : ENI FITRIANA

Citation preview

Page 1: TERAPI OKUPASI DENGAN TEKNIK KOLASE TERHADAPKEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK AUTIS

1

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

TERAPI OKUPASI DENGAN TEKNIK KOLASE TERHADAP

KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK AUTIS DI SLB PGRI

PLOSOKLATEN KEDIRI

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabayauntuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian

Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa

ENI FITRIANANIM: 10010044038

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYAFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA2014

Page 2: TERAPI OKUPASI DENGAN TEKNIK KOLASE TERHADAPKEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK AUTIS

2

PENGARUH TERAPI OKUPASI DENGAN TEKNIK KOLASE TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIKHALUS ANAK AUTIS DI SLB PGRI PLOSOKLATEN KEDIRI

Eni Fitriana10010044038 dan Wiwik Widajati(PLB-FIP UNESA, e-mail: [email protected])

Abstract: Autism children is child with serious pervasive development disturbance and spread in developmentarea so that caused divergence from normal children development. That case can influence to children activity likes finemotoric skill so that it required an exact treatment and suitable with the autism children’s needs. The problem of finemotoric skill was a serious problem which should be handled. It always included the activities relating with fine motoricskill in learning implementation such as the activity of writing, drawing, coloring, cutting, attaching, etc. therefore, finemotoric practice required doing to autism children one of them through occupation therapy with collage techniqueinvolving the activity to children’s fingers. Based on the observation result of pre research, the subject had hindrance infine motoric skill which consisted of five aspects i.e. the skill of handling, taking, pinching, holding and attaching.

This research had purpose to prove the influence of occupation therapy with collage technique toward finemotoric skill of autism children. This research used quantitative approach with pre experiment one group pre test andpost test design. The subjects were 6 autism children 6-8 years old studied in SLB PGRI Plosoklaten Kediri. The datacollection method used action test and the data analysis technique used statistic non parametric sign test.

The result obtained was Z counted (Zh) = 2,05 and was compared with critic value one side 1,64 so that Zh> Ztable i.e. 2,05 > 1,64. In this way it could be stated that Ho was refused and Ha was accepted which meant there wasinfluence of occupation therapy with collage technique toward fine motoric skill to autism children in SLB PGRIPlosoklaten Kediri.Keywords: occupation therapy with collage technique, fine motoric skill, autism children.

PENDAHULUANKemampuan motorik halus (fine motors skills)

merupakan kemampuan untuk melakukan aktivitas yangmemerlukan otot-otot kecil pada tangan.Kemampuanmotorik halus sangatlah penting, karena diperlukan untukmelakukan aktivitas sehari-hari.Hal ini juga berlaku untukanak-anak, misalnya saja ketika anak berada di sekolah,anak banyak mengerjakan hal seperti menggunting,menempel, menulis, mewarnai dan sebagainya, semuaaktivitas tersebut memerlukan kemampuan gerak otot-ototkecil pada tangan.Hal ini sangatlah penting dalamkehidupan mereka dan dapat secara langsungmempengaruhi rasa percaya diri anak dan kesuksesannyadi sekolah. Jika kemampuan motorik halus tidakberkembang dengan baik, aktivitas anak juga akanterganggu karena keterbatasan kemampuan yang merekamiliki.

Menurut Astati (1995:21), gerak halus/motorikhalus adalah gerak yang hanya menggunakan otot-otottertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,membutuhkan koordinasi gerak dan daya konsentrasiyang baik, contohnya memegang benda kecil antara ibujari dan telunjuk, menyortir benda sesuai denganbentuknya, menggunting, memotong, menulis dansebagainya. Menurut Hurlock (2000:150) motorik secaraumum memberikan sumbangan bagi perkembangan anak,misalnya kesehatan yang baik, katarsis emosional,kemandirian, hiburan diri, sosialisasi, serta konsep diri.

Anak autis sama seperti anak-anak lain, merekamembutuhkan bimbingan dan dukungan lebih dari orangtua dan lingkungannya untuk tumbuh dan berkembangagar dapat hidup mandiri (Danuatmaja, 2003:2). MenurutSunartini (dalam Azwandi, 2005:16) menjelaskan bahwa

autistik diartikan sebagai gangguan perkembanganpervasif yang ditandai oleh adanya abnormalitas dankelainan yang muncul sebelum anak berusia 3 tahun,dengan ciri-ciri fungsi yang abnormal dalam tiga bidang:interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang terbatasdan berulang.

Menurut Hurlock (2000:155), kemampuanmotorik halus anak normal pada usia 4 bulan adalahmenggenggam dan menjangkau, pada usia 5 bulan anakmampu memegang dan menggenggam, sedangkan padausia 8 bulan anak sudah mampu memungut benda antaraibu jari dan telunjuk. Salahsatuhambatan padaanak autisadalah permasalahanan motorik halussepertikurangmampunyamemegang,mengambil, menjimpit(mengambil antara ibu jari dan telunjuk), menggenggam,dan menempel.Sebagian penyandang autisme mempunyaiperkembangan motorik halus maupun motorik kasar yangkurang baik, gerak-geriknya kasar dan kurang luwes biladibandingkan dengan anak-anak lain seumurannya.Padaanak autis perlu diberikan bantuan, dalam penelitian inidengan terapi okupasi untuk membantu menguatkan,memperbaiki koordinasi dan keterampilan otot-otothalusnya supaya anak bisa melakukan keterampilan otottangan (Azwandi, 2005:120).

Berdasarkan observasi prapenelitian pada tanggal27 November 2013 dan wawancara pada tanggal 28November 2013 kepada pihak guru yang mengajar diSLBPGRI Plosoklaten Kediri, penelitimengamatisejumlah6anak autisyangbersekolah di sekolah tersebutmenunjukkan bahwakemampuan motorik halusnya belumsepenuhnya berkembang dengan baik. Kemampuanmotorik halus dalam hal iniyaitumemegang,mengambil,menjimpit (mengambil antaraibu jari dan telunjuk), menggenggam, serta

Page 3: TERAPI OKUPASI DENGAN TEKNIK KOLASE TERHADAPKEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK AUTIS

3

menempel.Halini disebabkan karena di sekolah lebihmenekankan pada pembelajaran akademik, kegiatanmotorik halus yang kurang bervariasi, metode sertaalat/media yang kurang menarik sehingga kemampuanmotorik halus anak kurangberkembang.Permasalahanpada anak autis diSLB PGRIPlosoklaten Kediriinimemerlukan penanganandanlatihan khusus untukmengembangkankemampuanmotorikhalusnya, diantaranya melalui terapi okupasidengan teknik kolase.

Pada anak-anak ini perlu diberikan bantuan terapiokupasi untuk membantu menguatkan, memperbaikikoordinasi dan keterampilan motorik halusnya, misalnyaotot-otot jari tangan sangat penting dikuatkan dan dilatihsupaya anak bisa menulis dan melakukan keterampilanotot tangan. Adapun cara yang digunakan untuk melatihmotorik halus disini adalah melalui terapi okupasi denganteknik kolase. Dalam kegiatan ini anak akan dilatihuntuk menggunakan kemampuan gerak otot-ototkecilnya sehingga bisa dikembangkan secaraoptimal, yaitu dengan memegang, mengambil,menjimpit (mengambil antara ibu jari dan telunjuk),menggenggam, serta menempel biji-bijian dan ampaskelapa berwarna-warni pada pola gambar buah (apel, jeruk,dan mangga), hewan (kupu-kupu, dan ikan lumba-lumba),serta gambar bunga (tulip dan anggrek).

Terapi okupasi merupakan usaha penyembuhanmelalui kesibukan atau pekerjaan tertentu.MenurutKusnanto (dalam Danuatmaja, 2003:71), terapi okupasiadalah usaha penyembuhan terhadap anak yangmengalami kelainan mental dan fisik dengan jalanmemberikan keaktifan kerja.Kolase merupakan salah saturagam latihan terapi okupasi. Dalam Muharrar danVerayanti (2013:8) dijelaskan bahwa kolase adalahsebuah teknik menempel berbagai macam unsur kedalamsatu frame sehingga menghasilkan karya seni yang baru.Dapat diuraikan pula pengertian kolase yaitu merupakankarya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahanyang bermacam-macam selama bahan dasar tersebutdapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnyadapat menyatu menjadi karya yang utuh, sehingga dapatdikatakan bahwa bahan apapun yang dapatdikolaborasikan sehingga menjadi karya seni rupa duadimensi dapat dijadikan bahan kolase (Sukardi,2008:5.4).

Tujuan terapi okupasi adalah mengembalikanfungsi fisik serta motorik baik motorik halus maupunmotorik kasar, mental, sosial, dan emosi, denganmengembangkannya seoptimal mungkin sertamemelihara fungsi yang masih baik dan mengarahkannyasesuai dengan keadaan individu agar dapat hidup yanglayak di masyarakat. Sedangkan kegunaan kolase secaraumum adalah untuk melatih kemampuan motorik halusanak, melatih konsentrasi, melatih memecahkan masalah,meningkatkan kreativitas, serta pengenalan bentuk danwarna (Nurjatmika, 2012:83).Terapi okupasi denganteknik kolase melatih anak melakukan aktivitas yangmenggunakan otot-otot kecil pada tangan sehinggavariabel ini penting untuk diteliti sebagai upaya untukmengembangkan kemampuan motorik halus anak autis.

Pada penelitian sebelumnya oleh Kumalasaritentang peningkatan perkembangan motorik halus anakmelalui kegiatan kolase dari bahan bekas di TamanKanak-kanak Aisyiyah Simpang IV Agam dijelaskanbahwa berkembangnyamotorikhalusanak,menumbuhkanrasa percayadirianakuntuk melaksanakankegiatandanmeningkatkanrasa ingintahuanakpada suatukegiatan.Perkembanganmotorikhalusanakmengalamipeningkatanyangbaikkarenahampirsemua anakbisa melakukankegiatanmengisipola gambardanmampumenyelesaikantugasnya sendiri.Dengankegiatankolasedapatmeningkatkanperkembanganmotorikhalusanakkarenadalamkolasejuga dapatmelatihotot-ototkecilsepertijarijemaridan tanganyangmenumbuhkankecerdasandan koordinasi mata dan tangan.

Dilihat dari kemampuan motorik halus anak autisyang masih kurang, dimana gerak-geriknya kasar dankurang luwes maka perlu dilakukan hal yang serupa agarmembantu mengembangkan kemampuan motorikhalusnya.Berdasarkan uraian tersebut tentangkemampuan motorik halus dan terapi okupasi denganteknik kolase serta adanya penelitian sebelumnya yangmendukung, maka perlu adanya penelitian tentangpengaruh terapi okupasi dengan teknik kolase terhadapkemampuan motorik halus anak autis di SLB PGRIPlosoklaten Kediri.

METODEPenelitian ini menggunakan jenis penelitian pra

eksperimen.Rancangan yang digunakan adalah “onegroup pre-test post-test desaign”, yaitu sebuaheksperimen yang dilakukan pada suatu kelompok tanpaadanya kelompok control atau kelompokpembanding.Teknik pengumpulan data pada penelitianini melalui metode tes. Analisis data adalah cara yangdigunakan dalam proses penyederhanaan data kedalamdata yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikandengan menggunakan rumus statistik non parametrikjenis uji tanda (sign test).HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang diperoleh pada penelitianselanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dengan harapandata-data tersebut dapat dipahami dandimengerti dengan mudah. Adapun data yang diperoleh

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Hasil Pre Tes Kemampuan Motorik HalusAnak Autis di SLB PGRI Plosoklaten Kediri

No. Nama Siswa Nilai1. Sa 42,242. Ad 46,553. Zu 43,974. Wa 40,525. Af 40,526. Se 42,24

Rata-rata 42,67

Page 4: TERAPI OKUPASI DENGAN TEKNIK KOLASE TERHADAPKEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK AUTIS

4

Tabel 4.2 Data Hasil Pos Tes Kemampuan Motorik HalusAnak Autis di SLB PGRI Plosoklaten Kediri

No. Nama Siswa Nilai1. Sa 67,242. Ad 75,863. Zu 68,974. Wa 66,385. Af 62,936. Se 68,10Rata-rata 68,25

Tabel 4.3 Tabel Rekapitulasi Hasil Pre Tes dan Pos TesMotorik Halus Anak Autis di SLB PGRI Plosoklaten

Kediri

No. Nama SiswaNilai pre

tesNilai pos

tes1. Sa 42,24 67,242. Ad 46,55 75,863. Zu 43,97 68,974. Wa 40,52 66,385. Af 40,52 62,936. Se 42,24 68,10

Rata-rata 42,67 68,25

Tabel 4.4 Tabel Kerja PerubahanTanda KemampuanMotorik Halus Anak Autis di SLB PGRI Plosoklaten

Kediri

No.NamaSiswa

NilaiTanda

perubahanPre tes Pos tes

1. Sa 42,24 67,24 +2. Ad 46,55 75,86 +3. Zu 43,97 68,97 +4. Wa 40,52 66,38 +5. Af 40,52 62,93 +6. Se 42,24 68,10 +

Rata-rata 42,67 68,25 X = 6

Uji statistik :

Zh =μ

σ

=, –,

= 2,05Pada hasil perhitungan nilai kritis/ resiko

kesalahan untuk α = 5 %, maka pengambilankeputusannya menggunakan pengujian satu sisi karenapeneliti sudah mengetahui arah dari hubungan antaravariabel x dan variabel y dengan α = 5 % maka Ztabel1,64, maka:Ha diterima apabila Zh ≥1,64Ho diterima jika Zh ≤ 1,64

Dalam menganalisis data penelitianmenggunakan rumus statistik non parametrik denganmenggunakan rumus uji tanda (sign test) karena datanya

bersifat kuantitatif yaitu dalam bentuk bilangan atauangka dan jumlah subyek peneitiannya kecil, yaknikurang dari 30 orang. Perhitungan rumus uji tandadiperoleh Zh = 2,05 lebih besar dari nilai kritis Z tabel 5% yaitu 1, 64 sehingga hipotesis kerja yang menyatakanbahwa ada pengaruh terapi okupasi dengan teknik kolaseterhadap kemampuan motorik halus anak autis di SLBPGRI Plosoklaten Kediri diterima dan Ho ditolak. Dapatdisimpulkan bahwa terapi okupasi dengan teknik kolaseberpengaruh rerhadap kemampuan motorik halus anakautis di SLB PGRI Plosoklaten Kediri.

Kemampuan motorik halus adalah gerak yangmenggunakan otot-otot tertentu saja dan dilakukan olehotot-otot kecil.Gerakan motorik halus membutuhkankoordinasi mata dan tangan, koordinasi gerak dan dayakonsentrasi yang baik.Kemampuan motorik halus perludiajarkan dengan tujuan untuk membantu menguatkan,memperbaiki koordinasi dan keterampilan otot-otothalusnya supaya anak bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti anak pada umumnya.Anak autis memilikipermasalahan pada aspek motorik halusnya, maka terapiokupasi diperlukan untuk membantu mengatasipermasalahan tersebut (Sujarwanto, 2005:183).

Terdapat beberapa siswa autis di SLB PGRIPlosoklaten Kediri yang mengalami hambatan dalamkemampuan motorik halus dalam hal memegang,mengambil, menjimpit (mengambil antara ibu jari dantelunjuk), menggenggam, dan menempel.Permasalahanpada anak autis di sekolah tersebut memerlukanpenanganan dan latihan khusus untuk mengembangkankemampuan motorik halusnya, diantaranya melalui terapiokupasi dengan teknik kolase sehingga peneliti dapatmembuktikan pengaruh terapi okupasi dengan teknikkolase terhadap kemampuan motorik halus anak autis diSLB PGRI Plosoklaten Kediri.

Menurut Kusnanto (dalam Danuatmaja, 2003:71),terapi okupasi adalah usaha penyembuhan terhadap anakyang mengalami kelainan mental dan fisik dengan jalanmemberikan keaktifan kerja.Kolase merupakan salah saturagam latihan terapi okupasi. Menurut Muharrar danVerayanti (2013:8), kolase adalah sebuah teknikmenempel berbagai macam unsur kedalam satu framesehingga menghasilkan karya seni yang baru. Tujuanterapi okupasi adalah mengembalikan fungsi fisik sertamotorik baik motorik halus maupun motorik kasar,mental, sosial, dan emosi, dengan mengembangkannyaseoptimal mungkin serta memelihara fungsi yang masihbaik dan mengarahkannya sesuai dengan keadaanindividu agar dapat hidup yang layak di masyarakat.Sedangkan kegunaan kolase secara umum adalah untukmelatih kemampuan motorik halus anak, melatihkonsentrasi, melatih memecahkan masalah,meningkatkan kreativitas, serta pengenalan bentuk danwarna (Nurjatmika, 2012:83).Terapi okupasi denganteknik kolase melatih anak melakukan aktivitas yangmenggunakan otot-otot kecil pada tangannya.

Sesuai dengan penelitian terdahulu yangdilaksanakan oleh Kumalasari pada tahun 2005 tentangpeningkatan perkembangan motorik halus anak melaluikegiatan kolase dari bahan bekas di Taman Kanak-kanakAisyiyah Simpang IV Agam dengan hasil yang

Page 5: TERAPI OKUPASI DENGAN TEKNIK KOLASE TERHADAPKEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK AUTIS

5

signifikan. Berdasarkan analisis data yang telahdipaparkan dapat dibuktikan bahwa pengaruh kegiatankolase efektif dalam meningkatkan kemapuan motorikhalus di Taman Kanak-kanak Simpang IVAgam.Berdasarkan hal tersebut peneliti menerapkannyakembali pada anak autis yang mengalami hambatandalam kemampuan motorik halus yang bersekolah diSLB PGRI Plosoklaten Kediri dengan tujuanmengembangkan kemampuan motorik halus anak autissupaya bisa berkembang sebagaimana mestinya.

Berdasarkan hasil analisis data denganmenggunakan rumus uji tanda menunjukkan bahwa terapiokupasi dengan teknik kolase berpengaruh terhadapkemampuan motorik halus anak autis di SLB PGRIPlosoklaten Kediri.Hal ini dapat dibuktikan padabesarnya nilai Zh atau Z hitung 2, 05 lebih besardibandingkan dengan nilai Z tabel 1, 64 pengujian satusisi sehingga dapat dikatakan Ho ditolak dan Haditerima.Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh terapiokupasi dengan teknik kolase terhadap kemampuanmotorik halus anak autis di SLB PGRI PlosoklatenKediri.

Sesuai dengan problema yang dialami anak autissalah satunya yaitu pada aspek motorik halus, makakegiatan terapi okupasi diarahkan untuk membantumengatasi permasalahan tersebut (Sujarwanto,2005:183).Sebagian penyandang autisme mempunyaiperkembangan motorik halus maupun motorik kasar yangkurang baik, gerak-geriknya kasar dan kurang luwes biladibandingkan dengan anak-anak lain seumurannya.Padaanak autis perlu diberikan bantuan terapi okupasi untukmembantu menguatkan, memperbaiki koordinasi danketerampilan otot-otot halusnya supaya anak bisamelakukan keterampilan otot tangan (Azwandi,2005:120).

SIMPULANSimpulan penelitian merupakan jawaban dari

rumusan masalah sesuai dengan tujuan yang didasarkanatas fakta dan makna temuan-temuan hasil penelitian.Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan terapiokupasi dengan teknik kolase terhadap kemampuanmotorik halus anak autis di SLB PGRI Plosoklaten Kedirimaka dapat disimpulkan bahwa “ Ada pengaruh terapiokupasi dengan teknik kolase terhadap kemampuanmotorik halus anak autis di SLB PGRI PlosoklatenKediri”.

SARANBerdasarkan hasil penelitian yang telah

dilaksanakan bahwa terapi okupasi dengan teknik kolasememiliki pengaruh terhadap kemampuan motorik halusanak autis di SLB PGRI Plosoklaten Kediri, penelitimengajukan beberapa saran yang ditujukan untukberbagai pihak, yaitu:1. Berdasarkan hasil penelitian, terapi okupasi dengan

teknik kolase dapat digunakan sebagai salah satustimulus untuk mengembangkan kemampuan motorikhalus anak autis. Disarankan kepada guru untukmenerapkan terapi okupasi dengan teknik kolase atau

teknik-teknik lain yang lebih bervariasi untukpengembangan kemampuan motorik halus anakberkebutuhan khusus terutama anak autis.

2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya, terapi okupasidengan teknik kolase dapat digunakan sebagai referensipeneliti lain dan dapat dikembangkan agar lebihbervariasi dalam pengembangan kemampuan motorikhalus.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta.Astati. 1995. Terapi Okupasi, Bermain, dan Musik Untuk

Anak Tunagrahita. Bandung: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi ProyekPendidikan Tenaga Guru.

Azwandi, Yosfan. 2005. Mengenal Dan MembantuPenyandang Autisme. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional Direktorat JenderalPendidikan Tinggi Direktorat PembinaanPendidikan Tenaga Kependidikan danKetenagaan Perguruan Tinggi.

Budiyanto dan Handarini, Suci. 2011. Modul 1Peningkatan Kompetensi Guru Siswa AutismSpectrum Disorders dengan PendekatanPositive Partnerships.Surabaya 30 Juni 2011.

Chalidah, Ellah Siti. 2005. Terapi Permainan Bagi AnakYang Memerlukan Layanan PendidikanKhusus. Jakarta: Depdiknas.

Danuatmaja, Bonny. 2004. Terapi Anak Autis Di Rumah.Jakarta: Puspa Swara.

Delphie, Bandi. 2009. Pendidikan Anak Autistik. Sleman:KTSP.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.2003. KamusBesar Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.

Handojo. 2004. Autisma: Petunjuk Praktis dan PedomanMateri untuk Mengajar Anak Normal, Autisdan Perilaku Lain. Jakarta: Bhuana IlmuPopuler.a

Hapsari, Apriliana Tita. 2012. Pengaruh BermainMenara Kunci Terhadap KemampuanMotorik Halus Anak Cerebral Palsy Kelas 1di YPAC Malang. Skripsi tidak diterbitkan.Surabaya: PLB FIP Unesa.

Hurlock, B Elizabeth. 2000. Perkembangan Anak Jilid 1.Jakarta: Erlangga.

Kumalasari, Effi. 2005. Peningkatan perkembanganMotorik Halus Anak Melalui Kegiatan KolaseDari Bahan Bekas di Taman Kanak-kananAisyiyah Simpang IV Agam. Jurnal PesonaPAUD, (Online), Vol. 1, No. 1,(http://www.portal garuda.org, diakses 9November 2013).

Muharrar, Syakir dan Sri, Verayanti. 2013. Kolase,Montase,Mozaik. Semarang: Esensi.

Nurjatmika, Yusep. 2012. Ragam Aktivitas Harian UntukTK. Jogjakarta: Diva Press.

Page 6: TERAPI OKUPASI DENGAN TEKNIK KOLASE TERHADAPKEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK AUTIS

6

Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak– Kanak. Jakarta: Litera.

Saleh, Samsubar. 1996. Statistik Non Parametrik Edisi 2.Yogyakarta: BPFE.Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Alfabeta.Sugiyono.2010. Statistika Untuk penelitian. Bandung:Alfabeta.Sukardi, Evan S. dan Hajar, Pamandhi.2008.Seni

Keterampilan Anak.Jakarta: UniversitasTerbuka.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009.Metode penelitianPendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013.Metode penelitianPendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan PenilaianSkripsi Universitas Negeri Surabaya.Surabaya: Unesa University Press.