21
113 Jurnal At-Tajdid STRATEGI PEMBELAJARAN BUNYI DAN MUFRODAT Sugeng Riyadi * Abstrak: Learning media is indispensable in teaching and learn- ing activities using strategies that support learning to be launched. Learning media is one method to increase student motivation. Arabic teacher must know consonants studied Arabic, knowing consonant pronunciation of each method as well as makhraj and place of the voiceless or voiced. In this case there are three common ways dugu- nakan, namely by synthesis (stringing), analytical method (peel), and the combination of these two ways, namely analytical-synthesis. e first departure of the parts (syllables in Indonesian or letter sounds bersyakal in Arabic) toward wholeness (the word), while the latter de- parts from the integrity of the (words) toward the parts. Mufrodhat learning strategy in general is to ask students to listen, read and write berungkali, shows objects or demonstrate directly, giv- ing antonym or synonym, giving qiyasan of the vocabulary in ques- tion, provide a creative way to teach mufrodhat. Teach vocabulary of the students has been very popular used by teach- ers in each teaching with a variety of creativity, then any media used by teachers who want to innovate will always interesting and gives a lot of motivation of students. Keywords: learning strategies, Arabic, sound, mufrodat * Dosen Tetap STIT Muhammadiyah Pacitan

Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

113

Jurnal At-Tajdid

STRATEGI PEMBELAJARAN BUNYI DAN MUFRODAT

Sugeng Riyadi *

Abstrak: Learning media is indispensable in teaching and learn-ing activities using strategies that support learning to be launched. Learning media is one method to increase student motivation. Arabic teacher must know consonants studied Arabic, knowing consonant pronunciation of each method as well as makhraj and place of the voiceless or voiced. In this case there are three common ways dugu-nakan, namely by synthesis (stringing), analytical method (peel), and the combination of these two ways, namely analytical-synthesis. The first departure of the parts (syllables in Indonesian or letter sounds bersyakal in Arabic) toward wholeness (the word), while the latter de-parts from the integrity of the (words) toward the parts.Mufrodhat learning strategy in general is to ask students to listen, read and write berungkali, shows objects or demonstrate directly, giv-ing antonym or synonym, giving qiyasan of the vocabulary in ques-tion, provide a creative way to teach mufrodhat.Teach vocabulary of the students has been very popular used by teach-ers in each teaching with a variety of creativity, then any media used by teachers who want to innovate will always interesting and gives a lot of motivation of students.

Keywords: learning strategies, Arabic, sound, mufrodat

* Dosen Tetap STIT Muhammadiyah Pacitan

Page 2: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014114

Strategi Pembelajaran Bunyi dan Mufrodat

PENDAHULUAN

Mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses, yakni proses menga-tur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses be-lajar. Pada tahap berikutnya adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar.1

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan IPTEK tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, terutama sekali yang berkaitan dengan faktor-faktor pengajaran di sekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai guru, sehingga para guru dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara baik.

Media memiliki dampak yang positif dan sinergi yang mampu merubah sikap dan tingkah laku siswa ke arah perubahan yang krea-tif dan dinamis. Peran media sangat dibutuhkan dalam pembelajaran yang dalam perkembangannya saat sekarang media bukan hanya alat bantu tetapi merupakan bagian yang integral dalam sistem pendidikan dan pembelajaran.2 Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa media pembelajaran sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar de-ngan menggunakan strategi yang menunjang guna dapat melancarkan pembelajaran, dan media pembelajaran merupakan salah satu metode untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, dapat kita mengerti bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, tanggung jawab tidak hanya di bebankan pada seorang guru bagaimana harus mengatur atau mengelola kelas dan bagaimana memilih metode yang relevan dengan bahan ajar, namun tanggung jawab tersebut juga harus dibebankan pada siswa. Para siswa harus memiliki keaktifan dan motivasi yang tinggi un-tuk belajar baik itu di dalam kelas atau di luar kelas.3

Page 3: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014 115

Sugeng Riyadi

STRATEGI PEMBELAJARAN BUNYI

Dalam hal ini ada tiga cara yang lazim dugunakan, yaitu cara sintesis (merangkai), cara analitis (mengupas), dan gabungan dari dua cara ter-sebut, yaitu analitis-sintesis. Yang pertama berangkat dari bagian-bagian (suku kata dalam bahasa Indonesia atau bunyi huruf bersyakal dalam bahasa arab) menuju keutuhan (kata), sedangkan yang kedua berangkat dari keutuhan (kata) menuju bagian-bagian.

1. Cara Sintesis (Tarkibiyah)

Hal ini dimulai dengan mengenalkan bunyi huruf-huruf, kemudian dirangkai menjadi kata. Contoh: ن - ب - ت / ن ب ت / نبت

2. Cara Analitis (Tahliliyah)

Hal ini dimulai dengan kata, kemudian dikupas menjadi bunyi huruf-huruf, atau dimulai dengan kalimat, kemudian dikupas menjadi kata-kata, dan dikupas lagi menjadi huruf-huruf. Contoh:

ن - ب - ت / ن ب ت / نبت

Analitis ini biasanya dimulai dengan penyajian kata yang telah dike-nal oleh siswa, atau untuk bahasa asing dengan bantuan gambar.

3. Analitis-sintesis (Tahliliyah-Tarkibiyah)

Hal ini merupakan penggabungan kedua metode.4

Dari masalah-masalah penting yang dihadapi guru bahasa Arab se-bagai bahasa kedua adalah cara menguasai/mengatasi kesulitan-kesulitan pengucapan yang dihadapi siswa. Tidak syak lagi bahwa permulaan me-mungkinkan dalam mengetahui bunyi-bunyi yang serupa dan yang ber-beda antara dua struktur tersebut. Perbandingan ini mengajarkan kita untuk studi kontras bahasa atau analisa kontras. Dan analisa ini mem-punyai manfaat bagi guru bahasa Arab dari beberapa sisi:1. Guru mengetahui bunyi-bunyi bahasa yang bersekutu antara baha-

sa Arab dan bahasa Ibu.2. Guru mengetahui bunyi-bunyi yang ada dalam bahasa Arab dan

yang tidak ada dalam bahasa Ibu.

Page 4: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014116

Strategi Pembelajaran Bunyi dan Mufrodat

3. Guru mengetahui bunyi-bunyi yang ada dalam bahasa Ibu dan yang tidak ada dalam bahasa Arab dan yang akan diterapkan oleh murid dalam bahasa Arab.

4. Guru mampu dengan pengetahuannya untuk meramalkan kesu-litan pengucapan yang dihadapi siswa dari sekitar struktur bunyi yang khusus ada dalam bahasa Arab dan bahasa Ibu.

5. Guru mampu menafsirkan sebab-sebab kesulitan pengucapan siswa untuk menempatkan kesulitan ini pada posisinya, jika guru mam-pu dengan pengetahuannya untuk mempertemukan dua bahasa ini, akan mengetahui cara mentransfer / memindahkan pengaruh guru dari suatu bahasa ke bahasa yang lainnya, cara mempenga-ruhi bahasa Ibu sebagai bahasa kedua dan cara mempengaruhi ba-hasa kedua sebagai bahasa Ibu.5

KONSONAN BAHASA ARAB

Sebagian manfaat bagi guru bahasa Arab adalah mengetahui kon-sonan- konsonan bahasa Arab yang dipelajari, mengetahi metode pengucapan tiap konsonan serta makhrajnya dan tempat dari yang ti-dak bersuara ataupun yang bersuara. Konsonan-konsonan itu adalah se-bagai berikut:.waqaf, bilabial, bersuara ب .1.waqaf, dua gigi (apiko-interdental), tidak bersuara ت .2.waqaf, dua gigi (apiko-interdental), bersuara د .3.waqaf, dua gigi, ditafhimkan, tidak bersuara ط .4.waqaf, dua gigi, ditafhimkan, bersuara ض .5.waqaf, velar (langit-langit lembut), tidak bersuara ك .6.waqaf, pharynx, tidak bersuara ق .7.waqaf, larynx, tidak bersuara ء .8mazaji, palatal, bersuara ج .9frikatif, labiodental, tak bersuara ف .10frikatif, antara dua gigi, tak bersuara ث .11frikatif, antara dua gigi, bersuara ذ .12latsawy (gusi), tak bersuara, frikatif س .13frikatif, latsawy, bersuara ز .14

Page 5: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014 117

Sugeng Riyadi

frikatif, latsawy, ditafhimkan, tak bersuara ص .15frikatif, antara dua gigi, ditafhimkan, bersuara ظ .16frikatif, palatal, tak bersuara ش .17frikatif, velar, tak bersuara خ .18frikatif, velar, bersuara غ .19frikatif, pharynk, tak bersuara ح .20frikatif, pharynk, bersuara ع .21frikatif, larynk, tak bersuara, pangkal tenggorok ه .22nasal, bilabial, bersuara lemah م .23nasal, latsawy, bersuara ن .24lateral, latsawy, bersuara ل .25trill/getar, latsawy, bersuara ر .26semi vokal, bilabial, bersuara و .27semi vokal, palatal, bersuara ي .28

Konsonan Bahasa Arab dari Segi Pengucapan terbagi sebagai ber-ikut:1. Konsonan waqaf (hambat) : ء، ق، ك، ض، ط، د، ت، ب2. Konsonan mazaji : ج3. Konsonan frikatif/geser : ح، ع، خ، ش، ظ، ص، ز، س، ذ، ث، ف4. Konsonan lateral/liqwida : ن، م5. Konsonan getar/trill : ل6. Konsonan nasal : ر7. Konsonan semi vokal : ي، و

Dari segi pengucapan, konsonan bahasa Arab sebagai berikut:1. Konsonan bilabial : و، م، ب2. Konsonan labiodental : ف3. Konsonan apiko interdental : ض، ط، د، ت4. Konsonan aviko aveolar : ظ، ص، ذ، ث5. Konsonan latsawi/gusi : ر، ل، ن، ز، س6. Konsonan palatal : س، ج7. Konsonan ghoriy : ي8. Konsonan velar : غ، خ، ك

Page 6: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014118

Strategi Pembelajaran Bunyi dan Mufrodat

9. Konsonan pharynk : ع، ح، ق10. Konsonan larynk : ه، ء

Dari segi bersuara atau tidaknya, konsonan bahasa Arab:6

1. Konsonan tak bersuara: ه، ح، خ، ش، ص، س، ث، ف، ء، ق، ك، ط، تJumlahnya 13 konsonan.

2. Konsonan bersuara: ي، و، ر، ل، ن، م، ع، غ، ظ، ز، ذ، ض، د، ب Jumlah 15 konsonan dan bentuknya diperjelas bersandar

pada konsonan bahasa Arab.

Untuk lebih memahami Konsonan Bahasa Arab Dari Segi Pengucapan, berikut ini penjelasan dari istilah-istilah di atas:1. Mazji: bunyi yang terdiri dari waqof/geser, contoh: ج2. Waqof: bunyi yang terhambat ketika pengucapannya dalam setiap

hembusan nafas, kemudian diletuskan (explosif). Hambatan nafas ini disudahi dengan melepaskan atau lidah, contoh: ب

3. Ihtikaki/gerak/gesek/geser: bunyi yang digesekkan ketika ber-nafas (udara keluar) dengan sedikit/sebagian gesek saja, contoh: ف

4. Nasal: bunyi yang keluar bersamaan dengan hembusan nafas dari hidung saja, contoh: م

5. Janiby/literal: bunyi yang keluar bersama hembusan nafas dari sisi mulut/bibir, contoh: ل

6. Getar/trill: bunyi yang bergetar ketika bersentuhan ujung lidah de-ngan gusi gigi, contoh: ر

7. Semi vocal: bunyi yang diucapkan seperti vocal tapi tercerai berai seperti konsonan, contoh: و

8. Bilabial: bunyi yang bersekutu dalam ucapannya bibir atas dan bibir bawah, contoh: ب

9. Labiodental: bunyi yang bersekutu dalam ucapannya bibir bawah dengan gigi atas, contoh: ف

10. Apiko Alveolar: bunyi yang saling sentuh atau berdekatan antara ujung lidah dengan dua gigi dari dalam, contoh: ت

11. Antara dua gigi: bunyi yang bertemu antara ujung lidah dengan gigi atas dan gigi bawah atau yang mendekati dari tempat bertemu ke-duanya, contoh: ث

Page 7: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014 119

Sugeng Riyadi

12. Litsawiy: bunyi yang saling sentuh atau berdekatan antara ujung li-dah dengan gusi, contoh: س

13. Palatal: bunyi yang saling sentuh antara ujung lidah sebagai artiku-lasinya antara gusi dan langit-langit keras, atau yang mendekati itu, contoh: ج

14. Ghoriy: bunyi yang saling sentuh atau yang mendekati tengah lidah dengan articulator langit-langit keras, dengan titik sentuh dimulut bagian atas dekat gusi, contoh: ي

15. Velar: Bunyi yang bersentuhan antara pangkal lidah yang lembut sebagai titik artikulasi pada mulut bagian atas yang lain di belakang langit-langit keras, contoh: ك

16. Larynk: bunyi yang keluar dari tenggorokan, contoh: ق17. Iarynk: bunyi yang keluar dari kerongkongan, contoh: ه18. Voiceless: bunyi yang pengucapannya pita suara tidak ikut bergetar,

contoh: ت19. Vioce: bunyi yang pengucapannya pita suara ikut bergetar, contoh: د

VOKAL BAHASA ARAB7

Vokal-vokal bahasa arab ada enam:1. Fathah pendek: vokal tengah terpusat tidak dibulatkan bersuara2. Dlommah pendek: vokal tinggi belakang dibulatkan bersuara3. Kasroh pendek: vokal tinggi depan, tidak dibulatkan, bersuara4. Dlommah panjang: vokal tinggi belakang, tidak dibulatkan, bersu-

ara5. Fathah panjang: vokal rendah terpusat, tidak dibulatkan, bersuara6. Kasroh panjang: vokal tinggi depan, tidak dibulatkan, bersuara.

Vokal-vokal bahasa arab terbagi dua: 1. Vokal pendek: tiga hal yang nampak dalam kata2. Vokal pendek: tiga hal yang tampak dalam kata

Vokal dapat dibagi pula dalam dua macam:1. Vokal yang dibulatkan: vokal yang membulatkan dua bibir yaitu

dlommah pendek dan panjang.

Page 8: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014120

Strategi Pembelajaran Bunyi dan Mufrodat

2. Vokal yang tidak dibulatkan: vokal yang tidak membulatkan dua bibir yaitu yaitu vokal-vokal yang lain.

Dari segi gerak lidah di mulut vokal terbagi tiga macam:1. Vokal atas: kasroh pendek dan panjang, dlommah pendek dan pan-

jang2. Vokal sedang biasa: fathah pendek3. Vokal rendah: fathah panjang.

Dari segi bagian lidah yang bersatu dalam pengucapannya vokal terbagi menjadi:1. Vokal depan: kasroh pendek dan panjang2. Vokal tengah/pusat: fathah pendek dan fathah panjang3. Vokal belakang: dlommah pendek dan panjang

KESULITAN PENGUCAPAN

Ketika siswa non-Arab yang belajar bahasa Arab terdapat kesulitan yang dihadapi yang berhubungan dengan pengucapan. Kesulitan ini di-sebabkan oleh beberapa faktor:1. Siswa terkadang terasa sulit mengucapkan beberapa bunyi bahasa

Arab yang tidak ada dalam bahasa ibu.2. Siswa mendengar beberapa bunyi bahasa Arab yang samar yang

menyerupai suara-suara dalam bahasa ibunya, dan bersama guru-nya siswa mencari letak perbedaan bunyi tersebut.

3. Siswa suka keliru dalam mengenali apa yang didengar, maka da-lam ucapannya itupun berdasar yang dia dengar, maka kesalahan dengar ini jadi kesalahan ucap.

4. Siswa suka keliru dalam mengenali perbedaan yang penting an-tara beberapa bunyi bahasa Arab dan mengira hal itu tak penting karena diukur dengan bahasa ibunya, maka bunyi tak berbeda an-tara ذ، س atau ط، ث atau ط، ت

dia akan condong untuk memindahkan perbedaan ini sebagai-mana yang ia dengar dalam bahasa Arab/ketika mengucapkan da-lam bahasa Arab.

Page 9: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014 121

Sugeng Riyadi

5. Siswa kadang lemah dalam bahasa Arab yang fasih, yang di-tunjang bahsa ibunya. Maka orang-orang Amerika cenderung mengidlofatkan bunyi P/V untuk bahasa Arab, karena bunyi ter-sebut digunakan dalam bahasa ibunya.

6. Siswa kadang mengucapkan bunyi bahasa Arab sebagaimana yang diucapkan dalam bahasa ibunya, tidak seperti mengucapkan dalam bahasa Arab yang benar, seperti orang Amerika jika mengucapkan bahasa Arab, karena itu titik artikulasinya (gusi) harus diubah تpada gigi, dan hal ini bias berhasil dengan menganalogikan bahasa Arab.

7. Siswa merasa sulit mengucapkan bunyi-bunyi bahasa Arab de-ngan perilaku tertentu seperti: ذ، و، ت

8. Kadang terdapat bunyi yang bersekutu antara bahasa Arab dengan bahasa ibu, tapi bunyi ini membuat kesulitan siswa dalam berbagai posisi. Maka untuk orang Inggris tidak mengucapkan ه dalam kata yang lain dalam bahasa ibunya, memaksa bahwa hal itu mengu-capkannya di awal kata/tengah. Untuk itu jika ه di akhir kata da-lam bahasa Arab akan sulit dalam ucapan siswa-siswa Inggris/Amerika.

9. Diantara bunyi-bunyi yang sulit yang dirasakan oleh non-Arab adalah ظ، ص، ض، ط

10. Semua ini adalah bunyi-bunyi yang berat atau dilembutkan/di-lipatkan yang diucapkan dengan ditafhimkan, yaitu melipat atau memutar dan siswa juga sulit dalam membedakan dari ت، ط dari ،د .ذ، ظ dari س، ص dari ض

11. Bunyi yang sulit خ dan غ bahkan untuk membedakan keduanya ka-dang sulit pula bagi siswa Arab.

12. Seperti itu sulit untuk non-Arab dalam mambedakan ق، ك، ع، ء، ه13. Non-Arab sulit membedakan antara ء dan fathah pendek.14. Siswa sulit mengenali perbedaan antara fathah pendek dan pan-

jang seperti سامر، مسر dan قوتل، قتل15. Sulit membedakan antara dlommah pendek dan panjang 16. Sulit membedakan antara kasroh pendek dan panjang زير، ز ر

Page 10: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014122

Strategi Pembelajaran Bunyi dan Mufrodat

17. Sulit untuk mengucapkan ر Arab yang bergetar diulang-ulang. Kadang-kadang mengucapkannya seperti orang Amerika atau tidak diucapkan apabila ditemukan sebagaimana orang Inggris mangucapkannya.8

PENGERTIAN, TUJUAN DAN FUNGSI KOSAKATA (AL-MUFRADAT)

Pengertian Kosakata (al-Mufradat)

Kosakata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata atau khaza-nah kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupa-kan bagian dari suatu bahasa tertentu9. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk menyusun kalimat baru.10 Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gam-baran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya.

Kosakata adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah baha-sa. Peran kosakata dalam menguasai empat kemahiran berbahasa sangat diperlukan sebagaimana yang dinyatakan Vallet adalah bahwa kemam-puan untuk memahami empat kemahiran berbahasa tersebut sangat bergantung pada penguasaan kosakata seseorang.11 Meskipun demikian pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya mempelajari kosakata. Dalam arti untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya de-ngan menghafal sekian banyak kosakata.

Kosakata merupakan kumpulan kata-kata tertentu yang akan membentuk bahasa. Kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang si-fatnya bebas. Pengertian ini membedakan antara kata dengan morfem. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang tidak bisa dibagi atas ba-gian bermakna yang lebih kecil yang maknanya relative stabil.5 Maka kata terdiri dari morfem-morfem, misalnya kata mu’allim (معلم) dalam bahasa Arab terdiri dari satu morfem. Sedangkan kata al-mu’allim (المعلم) mempunyai dua morfem yaitu ال dan معلم. Adapun kata yang mempunyai tiga morfem adalah kata yang terbentuk dari morfem-morfem yang mana masing-masing morfem mempunyai arti khusus. Misalnya kata al-mu’allimun (المعلمون) yang terdiri dari tiga morfem yaitu ال, معلم dan ون.

Page 11: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014 123

Sugeng Riyadi

Dalam pembelajaran bahasa Arab ada beberapa masalah dalam pembelajaran kosakata yang disebut problematika kosakata (مشكالت Hal itu terjadi karena dalam pembelajaran kosakata mencakup .(صرفيةdidalamnya tema-tema yang kompleks yaitu perubahan derivasi, perubahaninfleksi, katakerja, mufrad, tatsniyah, jama’, ta’nîts, tadzkîr dan makna leksikal dan fungsional.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan kumpulan kata-kata yang membentuk bahasa yang diketahui seseorang dan kumpulan kata tersebut akan ia digunakan dalam menyusun kalimat atau berkomunikasi dengan masyarakat. Komunikasi seseorang yang dibangun dengan penggunaan kosakata yang tepat dan memadai menunjukkan gambaran intelejensia dan tingkat pendidikan si pemakai bahasa.

Tujuan Pembelajaran Mufradat

Tujuan umum pembelajaran kosakata (mufrodat) bahasa arab ada-lah sebagai berikut:1. Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa atau mahasiswa, baik

melalui bahan bacaan maupun fahm al-musmu’.2. Melatih siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan kosakata

itu dengan baik dan benar karena pelafalan yang baik dan benar mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar pula.

3. Memahami makna kosakata, baik secara denotasi atau leksikal (berdiri sendiri) maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan gramatikal).

4. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradat itu dalam ber-ekspresi lisan (berbicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai de-ngan konteksnya yang benar.

Makna dan Fungsi Kosakata (al-Mufradât)

Kosakata sebagai khazanah kata atau leksikon akan mempunyai fungsi bilamana mempunyai makna. Makna sebuah kata dapat dibeda-kan menjadi makna denotatif (أصلى) dan makna konotatif (إضافى). Makna

Page 12: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014124

Strategi Pembelajaran Bunyi dan Mufrodat

denotatif (أصلى) terdiri dari makna hakiki dan makna kiasan, makna asal dan makna istilah. Misalnya kata al-Umm (األم) dalam bahasa Arab, makna hakikinya adalah “ibu yang melahirkan anak”, sedang makna kiasan terlihat bila kata al-Umm (األم) digunakan dalam Umm al-Kitâb yang berarti (الاتف) Makna asal misalnya terdapat kata al-Hâtif .(أم الكتاب)“orang yang berbisik”, sedang makna istilah maksudnya adalah “telepon”.

Makna konotatif adalah makna tambahan yang mengandung nuansa atau kesan khusus sebagai akibat dari pengalaman para pemakai bahasa. Menurut Harimurti makna konotatif adalah makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca). Sebagai contoh, kata al-Umm (األم) makna konotattifnya adalah kasih sayang atau perlindungan.

Ditinjau dari segi fungsi, kosakata (al-mufradât) dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:1. Al-Mufradât al-Mu’jamiyah (الفردات العجمية) yaitu kosakata yang mem-

punyai makna dalam kamus seperti kata بيت ، قمر، قلم.2. Al-Mufradât al-Wadzîfiyah (الوظيفية yaitu kosakata yang (الفردات

mengemban suatu fungsi tertentu, misalnya hurûf al-jar, asmâ al-Isyârah, asmâ al-Maushûl, dlamâir, dan lain-lain yang sejenis dengannya.

Dari dua macam kosakata tersebut, perlu dicatat bahwa diantara Al-Mufradât al-Mu’jamiyahterdapat beberapa hal yang perlu diperhati-kan, sebagai berikut:1. Terdapat beberapa kosakata yang memiliki kemiripan makna, se-

perti kata رأى , نظر, لحظ , شاهد (melihat, memandang, memperhatikan dan menyaksikan).

2. Terdapat beberapa kata yang mempunyai makna denotatif yang sama namun mengandung makna konotattif yang berbeda atau berbeda dalam konteks penggunaanya, seperti kata توفـي , yang مات dapat diartikan dalam bahasa Indonesia dengan “mati, meninggal, tewas, wafat atau mampus”.

Page 13: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014 125

Sugeng Riyadi

Kata yang memiliki beberapa makna yang berbeda, seperti kata فصل yang bisa berarti “kelas”, "musim" atau “pasal” dan “bab”.

Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan kosakata (al-mufra-dât) tersebut perlu diperhatikan dan diketahui oleh orang-orang yang berprofesi sebagai pengajar bahasa khususnya bahasa Arab.12

PRINSIP­PRINSIP PEMILIHAN KOSAKATA (AL­MUFRADÂT)

Dasar atau asas-asas yang menjadi prinsip acuan pemilihan kata atau kosakata dapat diuraiakan sebagai berikut: 1. Frequency (tawatur), yaitu frekuensi penggunaan kata-kata yang

tinggi dan sering itulah yang harus menjadi pilihan. 2. Range (tawazzu’), yaitu mengutamakan kata-kata yang banyak di-

gunakan baik di negara Arab maupun di negara-negara non Arab atau di suatu negara tertentu yang mana kata-kata itu lebih sering digunakan.

3. Availability (mataahiyah), mengutamakan kata-kata atau kosakata yang mudah dipelajari dan digunakan dalam berbagai media atau wacana.

4. Familiarity (ulfah), yakni mendahulukan kata-kata yang sudah di-kenal dan cukup familiar didengar, seperti penggunaan kata شس le-bih sering digunakan dari pada kata ,كاء padahal keduanya sama ذ maknanya.

5. Coverage (syumuul), yakni kemampuan daya cakup suatu kata un-tuk memiliki beberapa arti, sehingga menjadi luas cakupannya. Misalnya kata يبت lebih luas daya cakupannya dari pada kata منـزل .

6. Significance (ahammiyah), yakni mengutamakan kata-kata yang memiliki arti yang signifikan untuk menghindari kata-kata umum yang banyak ditinggalkan atau kurang lagi digunakan.

7. Arabism, yakni mengutamakan kata-kata Arab dari kata-kata sera-pan yang diarabisasi dari bahasa lain. Misalnya kata الاتف, الذيـاع , التلفاز secara berurutan ini harus diutamakan pemilihannya dari pada kata التليفون , الراديو dan 13.التلفزيون

Page 14: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014126

Strategi Pembelajaran Bunyi dan Mufrodat

STRATEGI PEMBELAJARAN MUFRODHAT

Methode pembelajaran pada hakikatnya adalah teknik-teknik da-lam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang jenisnya beraga-ma dan pemanfaatannya disesuaikan dengan kebutuhan. Begitu pula hal-nya dengan embelajaran bahasa arab khususnya kosakata (al-Mufradât) ini menuntut adanya metode-metode dasar yang dapat diterapkan tan-pa mengharuskan adanya sarana-sarana yang tidak terjangakau oleh lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa arab. Namun bila ada sarana dan media yang memadai tentunya akan lebih baik dan sangat membantu suksesnya methode-methode dan teknik-teknik pem-belajaran.14

Dalam pembelajaran kosakata (al-Mufradât) ada baiknya di mulai dengan kosakata dasar yang tidak mudah berubah, seperti halnya isti-lah kekerabatan, nama-nama bagian tubuh, kata ganti, kata kerja pokok serta bebrapa kosakata lain yang mudah untuk dipelajari. Method yang bisa digunakan dalam pembelajarannya antara lain yaitu method secara langsung, method meniru dan menghafal, methode aural-oral approach, methode membaca, methode gramatika-translation, methode dengan menggunakan media kartu bergamabar dan alat peraga serta pembela-jaran dengan lagu atau menyanyi arab. Teknik yang dapat dilakukan yak-ni dengan berbagai teknik permaianan bahasa, misalnya dengan perban-dingan, memperhatikan susunan huruf, penggunaan kamus dan lainnya.

Effendi mejelaskan lebih rinci tentang tahapan dan teknik-teknik pembelajaran kosakata (al-mufrodat) atau pengalaman siswa dalam mengenal dan memperoleh makna kata, sebagai berikut: 1. Mendengarkan kata. Ini merupakan tahapan pertama yaitu de-

ngan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengar-kan kata-kata yang diucapkan pengajar atau media lain, baik berdi-ri sendiri maupun didalam kalimat. Apabila unsur bunyi dari kata itu sudah dikuasai oleh siswa, maka untuk selanjutnya siswa akan mampu mendengarkan secara benar.

2. Mengucapkan kata. Dalam tahap ini, pelajra memberikan kesem-patan kepada siswa untuk mengucapkan kata yang telah didengar-

Page 15: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014 127

Sugeng Riyadi

nya. Mengucapkan kata baru akan membantu siswa mengingat kata tersebut dalam waktu yang lebih lama.

3. Mendapatkan makna kata. Pada tahap ini hendaknya pengajar menghindari terjemahan dalam memberikan arti kata kepada sis-wa, kareba bila hal itu dilakukan maka tidak akan terjadi komuni-kasi langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari, sementara mak-na kata pun akan cepat dilupakan oleh siswa. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan oleh pengajar untuk menghindari terjemahan dalam memperoleh arti suatu kata, yaitu dengan pemberian kon-teks kalimat, definisi sederhana, pemakaian foto/gambar, sinonim, antonym, memperlihatakn benda asli atau tiruannya, peragaan ge-rakan tubuh dan terjemahan sebagai alternative terakhir bila suatu kata memang benar-benar sukar untuk dipahami siswa.

4. Menbaca kata. Setelah melalui tahap mendengat, mengucapkan dan memahami makna kata-kata, baru pengajar menulisnya di papan tulis. Kemudian siswa diberikan kesempatan membaca kata terse-but dengan suara keras.

5. Menulis kata. Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu bi-lamana ia diminta untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca) mengingat karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa.

6. Membuat kalimat. Tahap terakhir dari kegiatan pembelajaran ko-sakata adalah menggunakan kata-kata baru itu dalam sebuah kali-mat yang sempurna, baik secara lisan maupun tulisan. Guru harus kreatif dalam memberikan contoh kalimat-kalimat yang bervari-asi dan siswa diminta untuk menirukannya. Dalam menyusun kalimat-kalimat itu hendaknya digunakan kata-kata yang produktif dan actual agar siswa dapat memahami dan memperguankannya sendiri.

7. Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kosakata di atas ten-tunya dapat dijadikan acuan para pengajar bahasa arab, walaupun tidak semua kata-kata baru harus dikenalkan dengan prosedur dan langkah-langkah tersebut. Factor alokasi waktu dalam hal ini juga

Page 16: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014128

Strategi Pembelajaran Bunyi dan Mufrodat

harus diperhitungkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemilihan kata-kata tertentu yang dianggap mudah atau kata-kata yang me-mang hanya dapat dipahami secara baik dan utuh maknanya bila-mana dihubungkan serta disesuaikan dengan konteks wacana.15

STRATEGI PEMBELAJARAN KOSAKATA TINGKAT DASAR (MUBTADI’)

Strategi pembelajaran kosakata (al-mufrodat) pada tingkat dasar ini pengajar dapan menggunakan beberapa strategi antara lain:1. Menggunakan nyanyian atau lagu dalam pembelajaran bahasa

Arab, dapat dibedakan antara bernyanyi sambil belajar dan bela-jar sambil bernyanyi. Penggunaan lagu dalam pembelajaran mufro-dat dapat menggunakan kejenuhan belajar, dan dapat memberikan kesenangan kepada pembelajar dapat meningkatkan penguasaan mufrodat atau menambah perbendaharaan mufradat.

2. Menunjukkan benda yang dimaksud seperti mendatangkan sam-pelnya atau benda aslinya, contoh: pengajar menunjukkan pensil didepan siswa pada saat belajar menyebutkan kalimat mirsamun, dan menunjukkan bolpoin ketika menyebut kalimat qolamun.

3. Meminta siswa membaca berulang kali, pengajar bisa meminta sis-wa membaca kosakata baru yang didapatkan dari sebuah teks ber-ulang kali, sehingga diharapkan dia dapat menemukan artinya se-telah merangkai dengan kata yang lain dalam teks yang dibacanya.

4. Mendengarkan dan menirukan bacaan, dan mengulang-ngulang bacaan serta menulisnya sampai siswa benar-benar paham dan menguasainya.

Penggunaan lagu dalam pembelajaran mufrodat ini bertujuan un-tuk memotivasi siswa melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih baik yang dapat membantu mempermudah peningkatan kecerdasan dan daya pikir kreatif siswa, sedangkan kegiatan penulisan mufrodat ini berhasil meningkatkan ketrampilan menulis siswa dan memberikan kesempat-an untuk memperoleh pemahaman mengenai mufrodat yang disajikan, adapun kegiatan menirukan bacaan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam berbicara, dan kegiatan merespon mufrodat

Page 17: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014 129

Sugeng Riyadi

yang diucapkan dapat mengembangkan segi afektif dalam berkomuni-kasi dan memberikan kesempatan untuk menyimak secara baik.

STRATEGI PEMBELAJARAN KOSAKATA TINGKAT MENENGAH (MU­

TAWASSID)

Strategi pembelajaran kosakata (al-mufrodat) pada tingkat mene-ngah ini pengajar dapat menggunakan beberapa strategi, antara lain:

1. Menggunakan peragaan tubuh

Guru dapat menunjukkan makana kosakata yang hendak di-ajarkan dengan memperagakan, seperti pengajar memperagakan orang yang sedang makan, yang menjelaskan kata akala yang mem-peunyai arti sedang makan.

2. Menulis kata-kata

Penguasaan siswa terhadapa kosakata akan sangat terbantu bi-laman ia diminta untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca) mengingat kaarasteriktik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa.

3. Dengan bermain peran

Seperti mengajar memerankan orang sakit yang memegangi perut dan dokter memeriksanya. Bentuk bermain drama ini biasa-nya dilaksanakan dengan bermain drama (masrohiyah).

4. Memberikan padanan kata (sinonim)

Guru dapat memberikan kata yang mempunyai makna sama tapi mempunyai makna sama, tetapi menggunakan kosakata yang berbeda, seperti (waktu) pengajar memberikan kata qo’ada penga-jar dapat menyebutkan sinonimnya yaitu Jalasa.

5. Memberi lawan kata atau antonim

Guru dapat memberikan kata yang maknanya berlawanan de-ngan kosa kata yang hendak diajarkan, seperti pengajar dapat men-jelaskan thawil dengan menyebutkan lawan katanya qoshir.

Page 18: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014130

Strategi Pembelajaran Bunyi dan Mufrodat

6. Memberikan asosiasi makna

Guru dapat menjelaskan kata madrasah dengan memberikan asosiasi dengan menyebutkan kata-kata seperti: tholib, mudarris, sabburah, dll. Sehingga pikiran siswa akan tertuju pada satu kata yaitu sekolah.

7. Guru menyebutkan akar kata dan derivasinya (kata yang mengala-mi perubahan) Guru dapat menjelaskan kata maktab dengan meng-gunakan akar katanya berserta derivasinya seperti kataba yaktubu kitabah dst. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami kosa kata sesuai dengan perubahan kalimatnya.16

STRATEGI PEMBELAJARAN KOSAKATA TINGKAT LANJUT (MUTA-

QODDIM)

Strategi pembelajaran kosakata (al-mufradat) pada tingkat lanjut ini pengajar dapat menggunakan beberapa strategi antara lain:1. Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.2. Mencari makna kata dalam kamus3. Ketika mengajarkan kosakata baru, pengajar dapat meminta siswa

langsung mencari maknanya dalam kamus.4. Mengacak mufradat agar menjadi susunan kata yang benar5. Meletakkan kata dalam kalimat6. Memilih contoh mufradat yang baik untuk siswa, jangan sampai

mengajar mufradat yang mendidik apalagi provokatif seperti dho-roba, qotala, rofasa.

7. Menyusun kalimat yang benar dari beberapa mufradat yang telah disediakan.

8. Memberikan harokat kata9. Menerjemahkan kosakata kedalam bahasa ibu. Cara ini merupakan

jalan terakhir, ketika seluruh cara digunakan tidak mampu member pemahaman siswa. Guru tidak dianjurkan terburu-buru menggna-kan cara ini, Karena cara ini berdampak negative terhadap perkem-bangan kebahasaan siswa seperti malas membuka kamus, berasosi-asi dan sebagainya.17

Page 19: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014 131

Sugeng Riyadi

PENUTUP

Dalam hal ini ada tiga cara yang lazim dugunakan, yaitu cara sintesis (merangkai), cara analitis (mengupas), dan gabungan dari dua cara ter-sebut, yaitu analitis-sintesis. Yang pertama berangkat dari bagian-bagian (suku kata dalam bahasa Indonesia atau bunyi huruf bersyakal dalam bahasa arab), menujuhan keutuhan (kata), sedangkan yang kedua ber-angkat dari keutuhan (kata) menuju bagian-bagian.1. Sintesis (Tarkibiyah)2. Analitis (Tahliliyah)3. Analitis-sintesis (Tahliliyah-Tarkibiyah)

Kosakata merupakan kumpulan huruf-huruf yang memben-tuk bahasa yang diketahui seseorang dan kumpulan huruf tersebut akan digunakan untuk menyusun kalimat atau sebagai alat komu-nikasi.

4. Strategi pembelajaran mufrodhat secara umum adalah a. Meminta siswa menddengarkan, membaca berungkali dan

menulisnya.b. Menunjukkan benda atau meragakan secara langsung.c. Memberikan antonym ataupun sinonimnya.d. Memberikan qiyasan terhadap kosakata yang dimaksud.e. Memberikan cara dengan sekreatif mungkin dalam mengajar-

kan mufrodhat.

Mengajarkan kosakata terhadap siswa sudah sangat popular digu-nakan guru pada setiap pengajarannya dengan berbagai kekreatifannya, maka media apapun yang digunakan oleh guru yang mau berinovasi pasti akan slalu menarik dan memberikan banyak motivasi siswa. [ ]

ENDNOTES

1 M. Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual ( Jakar-ta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 117.

2 Raka Joni T., Strategi Belajar-Mengajar: Suatu Tinjauan Pengantar ( Jakarta: Depdikbud,1984), hlm. 64

Page 20: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014132

Strategi Pembelajaran Bunyi dan Mufrodat

3 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2005), hlm. 72

4 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2012), hlm. 110

5 Djamarah S.B. dan Zain A., Belajar & Pembelajaran Bahasa Arab, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 58

6 M. Ali Khuli, Asaalib Tadries al Lughah al ‘Arabiyyah, ( Riyadl: Maktab Al- Faraj Daar al Tijariyyah, 1986), hlm. 79

7 Dahlan J., Metode Belajar-Mengajar Bahasa Arab (Surabaya: Al Ikhlas, 1992)8 I.N.S. Degeng, Strategi Pembelajaran Mengorganisasi Isi dengan Model Elabor-

asi (Malang: IKIP, 1997), hlm. 112.9 http://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata10 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik ( Jakarta: PT.Gramedia Pustaka

Utama, 1983), hlm. 21311 Ibid, hlm. 21412 Ibid, hlm. 2913 Degeng, Strategi Pembelajaran., hlm. 11214 Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, Cet. I (Malang:

UIN Press, 2011), hlm. 9715 Kasmawati, “Metode dan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab”, dalam manadoc-

hantiq.piles.wordpress.com.16 Taufiqurrohman, Belajar Bahasa Arab Melalui Lagu, 2009, html di akses pada

12 Oktober 2010.17 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar ( Jakarta: Grasindo, 2002), hlm. 98

DAFTAR PUSTAKA

A., Djamarah S.B. dan Zain, Belajar & Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Degeng, I.N.S., Strategi Pembelajaran: Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi, Malang: IKIP Malang, 1997.

Effendy, Ahmad Fuad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang: Misykat, 2005.

………………………., Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang: Misykat, 2012.

Gulo, W., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Grasindo, 2002.http://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata

Page 21: Sugeng riyadi strategi pembelajaran bunyi

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 3, No. 2, Juli 2014 133

Sugeng Riyadi

J., Dahlan, Metode Belajar-Mengajar Bahasa Arab, Surabaya: Al Ikhlas, 1992

Kasmawati, “Metode dan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab”, dalam ma-nadochantiq.piles.wordpress.com.

Khuli, M. Ali, Asaalib Tadries al Lughah al ‘Arabiyyah, Riyadl: Maktab Al- Faraj Daar al Tijariyyah, 1986.

Kridalaksana, Harimurti, Kamus Linguistik, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1983.

Muslich, M., KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Mustofa, Syaiful, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, Cet. I, Malang: UIN Press, 2011.

T., Raka Joni, Strategi Belajar-Mengajar: Suatu Tinjauan Pengantar, Jakarta: Depdikbud,1984.

Taufiqurrohman, Belajar Bahasa Arab Melalui Lagu, 2009, Html di akses pada 12 Oktober 2010.