Upload
riza-septiana
View
548
Download
63
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, penulis dapat menyelesaikan
tugas ini. Tugas makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat memahami
standar kompetensi guru.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan-kesulitan.
Tetapi, hal itu dapat teratasi atas bantuan dari berbagai pihak. Di sini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua teman-teman seperjuangan
yang telah memberikan masukan positif.
Penulis menyadari walaupun penulis telah bekerja keras dan berusaha semaksimal
mungkin, pasti terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis selalu
mengharapkan saran dan kritik membangun demi kesempurnaan di lain waktu.
Akhirnya semoga apa yang telah penulis lakukan dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi penulis sendiri.
Pontianak, 15 Desember 2011
Tim Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………2
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………….3
B. TUJUAN………………………………………………………….…….…3
C. RUMUSAN MASALAH………………………………………….………4
D. MANFAAT……………………………………………………….…….…4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………….
……………………….……5
A. PENGERTIAN STANDAR KOMPETENSI GURU………………..……5
B. MACAM-MACAM STANDAR KOMPETENSI GURU…….…….….…5
1. Kompetensi Pedagogik……………………………………………..….6
2. Kompetensi Kepribadian…………………………………...……….…9
3. Kompetensi Sosial…………………………………………….……...12
4. Kompetensi Profesional………………………………..………….…14
BAB III PENUTUP……………………………………...
…………………………...……18
A. KESIMPULAN…………………………………………..………………18
B. SARAN………………………………………………..…………………18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………19
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka untuk mewujudkan
semua itu sangat dibutuhkan peran pendidik yang professional. Hal ini
sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik
merupakan jabatan profesional. Guru yang professional harus selalu
berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, IPTEK, dan tuntutan
akan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan tidak selamanya berjalan dengan mulus. Ada berbagai masalah
yang datang, mulai yang berkaitan dengan kondisi guru contohnya adanya
keberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan
penguasaan pengetahuan maupun rendahnya kualitas pendidikan itu
sendiri contohnya kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang
diajarkan guru tidak maksimal. Sehubungan dengan itu, Undang-undang
No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional yang berisi
perintisan pembentukan Badan Akreditasi dan Sertifikasi Mengajar di
daerah merupakan bentuk dari upaya peningkatan kualitas tenaga
kependidikan secara nasional. Untuk menindaklanjuti ketentuan tersebut,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional mengembangkan standar kompetensi guru pada
setiap satuan dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
B. TUJUAN
Tujuan adanya standar kompetensi guru adala sebagai jaminan
dikuasainya tingkatan kompetensi minimal oleh guru sehingga yang
bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara professional, dapat dibina
secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan
3
terhadap proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai bidang
tugasnya.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan standar kompetensi guru
2. Apa saja yang termasuk kompetensi guru sesuai dengan Undang-
undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat (1)
kompetensi guru
D. MANFAAT
Adapun maanfaat disusunnya standar kompetensi guru adalah sebagai
acuan pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dam
pembinaan, maupun acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap
kompetensi guru untuk melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar dan
sebagainya bagi tenaga kependidikan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN STANDAR KOMPENTENSI GURU
Standar adalah kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan
berdasarkan sumber, prosedur, dan manajeman yang efektif. Maksud dari
kriteria adalah sesuatu yang menggambarkan ukuran keadaan yang
dikehendaki. Sedangkan kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasa yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak. Arti lain kompetensi adalah spesifikasi dari
pengetahuan dan keterampilan dan sikap yang dimiliki seseorang serta
penerepannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang
dibutuhkan dilapangan. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh
setiap guru akan menunujukkan kualitas guru yang sebenarnya.
Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan maupun sikap professional dalam menjalankan
fungsi sebagai guru.
Jadi, kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.
Berdasarkan pengertian tersebut, standar kompetendi guru adalah suatu
pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati
bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap
bagi seorang tenaga kependidikan sehingga layak disebut kompetensi.
B. MACAM-MACAM STANDAR KOMPETENSI GURU
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen
pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Standar kompetensi guru
mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi
5
guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yang dimaksud yakni kemampuan pemahaman
tentang peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan
pembelajaran yang mendidik. Pemahaman tentang peserta didik
meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan anak sedangkan
Pembelajaran yang mendidik meliputi kemampuan merancang
pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan
hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan.
Kompetensi Guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan
diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18
Tahun 2007 tentang Guru, dinyatakan bahwasanya kompetensi yang
harus dimiliki oleh Guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi Guru tersebut
bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama lain
saling berhubungan dan saling mendukung.Kompetensi
pedagogik yang dimaksud dalam tulisan ini yakni antara lain
kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan
penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Pemahaman tentang
peserta didik meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan
anak. Sedangkan Pembelajaran yang mendidik meliputi kemampuan
merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran,
menilai proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan
secara berkelanjutan.
6
Menurut PP tentang Guru, bahwasanya kompetensi pedagogik guru
merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta
didik yang sekurang-kurangnya meliputi:
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.
Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga
memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada
sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek (mata
pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar
belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu, guru
memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan
pembelajaran di kelas. Secara otentik kedua hal tersebut dapat
dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar
(akta mengajar) dari lembaga pendidikan yang diakreditasi
pemerintah.
b. Pemahaman terhadap peserta didik.
Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak,
sehingga mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang
dilakukan pada anak didiknya. Guru dapat membimbing anak
melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami anak. Selain itu,
Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar
belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-
problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan
pendekatan yang tepat.
c. Pengembangan kurikulum/silabus.
Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum
pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik
lingkungan sekolah.
d. Perancangan pembelajaran.
Guru memiliki merencanakan sistem pembelajaran yang
memanfaatkan sumber daya yang ada. Semua aktivitas
pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat direncanakan
7
secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan
dapat timbul dari skenario yang direncanakan.
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan
menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk
dapat mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat
dilatih dan dikembangkan.
f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran.
Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru menggunakan
teknologi sebagai media. Menyediakan bahan belajar dan
mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi informasi.
Membiasakan anak berinteraksi dengan menggunakan teknologi.
g. Evaluasi hasil belajar.
Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran
yang dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar
anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, guru
harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan
pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi
secara akurat.
h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Guru memiliki kemampuan untuk membimbing anak, menciptakan
wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
kemampuan ini adalah dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas, berbasis pada perencanaan dan solusi atas
masalah yang dihadapi anak dalam belajar. Sehingga hasil belajar anak
dapat meningkat dan target perencanaan guru dapat tercapai. Pada
prinsipnya, Kesemua aspek kompetensi pedagogik di atas senantiasa
8
dapat ditingkatkan melalui pengembangan kajian masalah dan
alternatif solusi.
2. Kompetensi Kepribadian
Guru adalah sangat penting seorang guru memiliki sikap yang dapat
mempribadi sehingga dapat dibedakan ia dengan guru yang lain.
Memang, kepribadian menurut Zakiah Darajat disebut sebagai sesuatu
yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat
penampilan, tindakan, dan atau ucapan ketika menghadapi suatu
persoalan, atau melalui atasannya saja.
Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis.
Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku
seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal
tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan,
tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan
kepribadian seseorang. Begitu naik kepribadian seseorang maka akan
naik pula wibawa orang tersebut.
Kepribadian akan turut menentukan apakah para guru dapat disebut
sebagai pendidik yang baik atau sebaliknya, justru menjadi perusak
anak didiknya. Sikap dan citra negatif seorang guru dan berbagai
penyebabnya seharusnya dihindari jauh-jauh agar tidak mencemarkan
nama baik guru. Kini, nama baik guru sedang berada pada posisi yang
tidak menguntungkan, terperosok jatuh. Para guru harus mencari jalan
keluar atau solusi bagaimana cara meningkatnya kembali sehingga
guru menjadi semakin wibawa, dan terasa sangat dibutuhkan anak
didik dan masyarakat luas. Jangan sebaliknya.
Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar,
memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang
mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik
terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan
9
tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati
nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap dan
perilakunya). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi
keberhasilan belajar anak didik. Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat
dalam Syah (2000:225-226) menegaskan bahwa kepribadian itulah
yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang
baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau
penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik
yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami
kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Karakteristik kepribadian yang
berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya
adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis.
Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan
kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan
memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya
ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain
itu, ia memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah
cipta yang prematur dalam pengamatan dan pengenalan.
Macam-macam kompetensi kepribadian seorang guru yaitu:
a. Mantap dan stabil
Meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi
guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan
norma
b. Berakhlak mulia
selalu bertindak sesuai dengan norma agama (imtaq, jujur. Ikhlas,
suka menolong.
c. Arif dan bijaksana
menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta
didik, sekolah, dan masyarakay dan menunujukkan keterbukaan
dan berpikir dan bertindak
d. Berwibawa
10
memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didi
dan memiliki perilaku yang disegani.
e. Dewasa
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan
memiliki etos kerja sebagai guru
f. Jujur
Bertindak menyampaikan sesuatu dengan apa adanya, sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki olehnya. Misalkan seorang
pendidik ditanya oleh peserta didiknya namun tidak dapat
menjawab pertanyaan tersebut maka mengatakan yang sebenarnya
bahwa ia tidak tahu, dan tidak menjawab dengan asal-asalan
sehingga tidak dapat memuaskan akal peserta didiknya.
g. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
Bertindak dengan tiingkah laku baik yang dapat dicontoh oleh
peserta didik dan masyarakat .
h. Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri
Dikaitkan dalam pencapaian utuh pendidikan yang dicirikan antara
lain; mengkaji strategi berfikir reflektif untuk melakukan penilaian
kinerja sendiri, memecahkan masalah dan meningkatkan
kinerjanya untuk kepentingan pendidikan, membiasakan diri
menilai kinerjanya sendiri dan melakukan refleksi untuk perbaikan
di masa depan, dan menindaklanjuti hasil penilaian kinerjanya
untuk kepentingan peserta didik
i. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan
Sebagai pendidik yang dicirikan keinginan melatih diri dalam
memanfaatkan berbagai sumber untuk meningkatkan
pengetahuan/ketrampilan/dan kepribadian, mengikuti berbagai
kegiatan yang menunjang pengembangan profesi keguruan,
melakukan berbagai kegiatan yang memupuk kebiasaan membaca
dan menulis, mengembangkan dan menyelenggarakan kegiatan
yang menunjang profesi guru
11
3. Kompetensi Sosial
Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya
dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas
merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut
Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah
“kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar”. Surya (2003:138) mengemukakan
kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang
agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Kompetensi
sosial guru tercermin melalui indicator:
a. interaksi guru dengan siswa,
b. interaksi guru dengan kepala sekolah,
c. interaksi guru dengan rekan kerja,
d. interaksi guru dengan orang tua siswa, dan
e. interaksi guru dengan masyarakat.
Ada empat pilar pendidikan yang akan membuat manusia semakin
maju:
a. Learning to know (belajar untuk mengetahui), artinya belajar itu
harus dapat memahami apa yang dipelajari bukan hanya dihafalkan
tetapi harus ada pengertian yang dalam.
b. Learning to do (belajar, berbuat/melakukan), setelah kita
memahami dan mengerti dengan benar apa yang kita pelajari lalu
kita melakukannya.
c. Learning to be (belajar menjadi seseorang). Kita harus mengetahui
diri kita sendiri, siapa kita sebenarnya? Untuk apa kita hidup?
Dengan demikian kita akan bisa mengendalikan diri dan memiliki
kepribadian untuk mau dibentuk lebih baik lagi dan maju dalam
bidang pengetahuan.
d. Learning to live together (belajar hidup bersama). Sejak Tuhan
Allah menciptakan manusia, harus disadari bahwa manusia tidak
12
dapat hidup sendiri tetapi saling membutuhkan seorang dengan
yang lainnya, harus ada penolong. Karena itu manusia harus hidup
bersama, saling membantu, saling menguatkan, saling menasehati
dan saling mengasihi, tentunya saling menghargai dan saling
menghormati satu dengan yang lain.
Pada butir ke 4 di atas, tampaklah bahwa kompetensi sosial mutlak
dimiliki seorang guru. Yang dimaksud dengan kompetensi sosial
adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28
ayat 3 butir d). Karena itu guru harus dapat berkomunikasi dengan baik
secara lisan, tulisan, dan isyarat; menggunakan teknologi komunikasi
dan informasi; bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik; bergaul
secara santun dengan masyarakat sekitar.
Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya
dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas
merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut
Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah
“kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar”.
Untuk mengembangkan kompetensi sosial seorang pendidik, kita perlu
tahu target atau dimensi-dimensi kompetensi ini. Beberapa dimensi ini,
misalnya, dapat kita saring dari konsep life skills. Dari 35 life skills
atau kecerdasan hidup itu, ada 15 yang dapat dimasukkan ke dalam
dimensi kompetensi sosial, yaitu: (1) kerja tim, (2) melihat peluang,
(3) peran dalam kegiatan kelompok, (4) tanggung jawab sebagai
warga, (5) kepemimpinan, (6) relawan sosial, (7) kedewasaan dalam
13
berelasi, (8) berbagi, (9) berempati, (10) kepedulian kepada sesama,
(11) toleransi, (12) solusi konflik, (13) menerima perbedaan, (14) kerja
sama, dan (15) komunikasi.
4. Kompetensi Professional
Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam”. Surya (2003:138)
mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan
yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru
profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian
dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya
beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa
kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.
Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan
oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru
ini sangat berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Hakikat
profesi guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan
oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada
kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang
kependidikan.
Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang
profesional adalah guru yang kompeten (berkemampuan). Karena itu,
kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan
dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan
kemampuan tinggi. Profesionalisme seorang guru merupakan suatu
keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu
pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan
manusia termasuk gaya belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah
yang memiliki guru dengan kompetensi profesional akan menerapkan
“pembelajaran dengan melakukan” untuk menggantikan cara mengajar
14
dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan.
Ciri seseorang yang memiliki kompetensi apabila dapat melakukan
sesuatu, hal ini sesuai dengan pendapat Munandar bahwa, kompetensi
merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari
pembawaan dan latihan. Pendapat ini, menginformasikan dua faktor
yang mempengaruhi terbentuknya kompetensi, yakni ;
a. faktor bawaan, seperti bakat
b. faktor latihan, seperti hasil belajar
Menurut Soedijarto, Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu
menguasai antara lain
a. disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran,
b. bahan ajar yang diajarkan,
c. pengetahuan tentang karakteristik siswa,
d. pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan,
e. pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar,
f. penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran,
g. pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu merencanakan,
memimpin, guna kelancaran proses pendidikan.
Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan
tugas mengajarnya dengan berhasil. Adapun kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 3 (tiga) yaitu ; kompetensi
pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional mengajar.
Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan
oleh ketiganya dengan penekanan pada kemampuan mengajar.
Dengan demikian, bahwa untuk menjadi guru profesional yang
memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan ketiga kompetensi
tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat dalam diri setiap
guru atau calon guru untuk mewujudkannya. Sebagai seorang guru
perlu mengetahui dan menerapkan beberapa prinsip mengajar agar
15
seorang guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu
sebagai berikut :
a. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada
materi mata pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan
berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
b. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif
dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
c. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian
pelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas
perkembangan peserta didik.
d. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi),
agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajarannya
yang diterimanya.
e. Sesuai dengan prinsip repitisi dalam proses pembelajaran,
diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-
ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.
f. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan
antara mata pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan
sehari-hari.
g. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik
dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara
langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan
yang didapatnya.
h. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina
hubungan sosial, baik dalam kelas maupun diluar kelas.
i. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara
individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya
tersebut.
j. Guru juga dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta
menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan
16
siswa serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan
kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan
pengembangan.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Standar kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang
dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga
kependidikan sehingga layak disebut kompetensi. Kompetensi guru
meliputi:
1. Kompetensi pedagogik yang dimaksud yakni kemampuan pemahaman
tentang peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan
pembelajaran yang mendidik.
2. Kompetensi kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru
dalam menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan
keterbukaan psikologis.
3. Komppetendi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama
guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam.
B. SARAN
-
18
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, Rubin Adi. 2010. Guru dan Kompetensi Sosial. (online).
(http://www.sttkharisma.org/index.php?
option=com_content&view=article&id=19:kompetensi-sosial-
guru&catid=5:artikel-pendidikan&Itemid=16, diunduh tanggal 07
Desember 2011).
Akharil. 2011. Kompetensi Profesionalisme Guru. (online). (http://akharil.blogspot.com/2011/04/kompetensi-sosial-guru.html, diunduh tanggal 07 Desember 2011).
Akharil. 2011. Kompetensi Sosial Guru. (online).
(http://akharil.blogspot.com/2011/04/kompetensi-sosial-guru.html,
diunduh tanggal 07 Desember 2011).
Junaidi, Wawan. 2009. Pengertian Standar Kompetensi Guru. (online).
(http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/07/pengertian-standar-
kompetensi-guru.html, diunduh tanggal 07 Desember 2011).
Mahmuddin. 2009. Kompetensi Pedagogik Guru Indonesia. (online).
(http://mahmuddin.wordpress.com/2008/03/19/kompetensi-pedagogik-
guru-indonesia/, diunduh tanggal 07 Desember 2011).
Rasto. 2008. Kompetensi Guru. (online).
(http://rasto.wordpress.com/2008/01/31/kompetensi-guru/, diunduh
tanggal 07 Desember 2011).
19
MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN
STANDAR KOMPETENSI GURU
Disusun oleh
1. Ayu Galuh Febriyanti
2. Mardiansyah
3. Ratih Mauliyani
4. Riza Septiana
5. Fatonny Fakhrurrazie
6. Lia Hermawati
KELOMPOK 3
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
20
2011
21