31
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat memahami standar kompetensi guru. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan-kesulitan. Tetapi, hal itu dapat teratasi atas bantuan dari berbagai pihak. Di sini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua teman- teman seperjuangan yang telah memberikan masukan positif. Penulis menyadari walaupun penulis telah bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin, pasti terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis selalu mengharapkan saran dan kritik membangun demi kesempurnaan di lain waktu. Akhirnya semoga apa yang telah penulis lakukan dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri. 1

Standar Kompetensi Guru

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Standar Kompetensi Guru

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, penulis dapat menyelesaikan

tugas ini. Tugas makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat memahami

standar kompetensi guru.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan-kesulitan.

Tetapi, hal itu dapat teratasi atas bantuan dari berbagai pihak. Di sini penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada semua teman-teman seperjuangan

yang telah memberikan masukan positif.

Penulis menyadari walaupun penulis telah bekerja keras dan berusaha semaksimal

mungkin, pasti terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis selalu

mengharapkan saran dan kritik membangun demi kesempurnaan di lain waktu.

Akhirnya semoga apa yang telah penulis lakukan dapat bermanfaat bagi kita

semua terutama bagi penulis sendiri.

Pontianak, 15 Desember 2011

Tim Penulis

1

Page 2: Standar Kompetensi Guru

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………2

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………….3

B. TUJUAN………………………………………………………….…….…3

C. RUMUSAN MASALAH………………………………………….………4

D. MANFAAT……………………………………………………….…….…4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………….

……………………….……5

A. PENGERTIAN STANDAR KOMPETENSI GURU………………..……5

B. MACAM-MACAM STANDAR KOMPETENSI GURU…….…….….…5

1. Kompetensi Pedagogik……………………………………………..….6

2. Kompetensi Kepribadian…………………………………...……….…9

3. Kompetensi Sosial…………………………………………….……...12

4. Kompetensi Profesional………………………………..………….…14

BAB III PENUTUP……………………………………...

…………………………...……18

A. KESIMPULAN…………………………………………..………………18

B. SARAN………………………………………………..…………………18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………19

2

Page 3: Standar Kompetensi Guru

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka untuk mewujudkan

semua itu sangat dibutuhkan peran pendidik yang professional. Hal ini

sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik

merupakan jabatan profesional. Guru yang professional harus selalu

berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, IPTEK, dan tuntutan

akan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan tidak selamanya berjalan dengan mulus. Ada berbagai masalah

yang datang, mulai yang berkaitan dengan kondisi guru contohnya adanya

keberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan

penguasaan pengetahuan maupun rendahnya kualitas pendidikan itu

sendiri contohnya kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang

diajarkan guru tidak maksimal. Sehubungan dengan itu, Undang-undang

No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional yang berisi

perintisan pembentukan Badan Akreditasi dan Sertifikasi Mengajar di

daerah merupakan bentuk dari upaya peningkatan kualitas tenaga

kependidikan secara nasional. Untuk menindaklanjuti ketentuan tersebut,

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen

Pendidikan Nasional mengembangkan standar kompetensi guru pada

setiap satuan dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

B. TUJUAN

Tujuan adanya standar kompetensi guru adala sebagai jaminan

dikuasainya tingkatan kompetensi minimal oleh guru sehingga yang

bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara professional, dapat dibina

secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan

3

Page 4: Standar Kompetensi Guru

terhadap proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai bidang

tugasnya.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan standar kompetensi guru

2. Apa saja yang termasuk kompetensi guru sesuai dengan Undang-

undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat (1)

kompetensi guru

D. MANFAAT

Adapun maanfaat disusunnya standar kompetensi guru adalah sebagai

acuan pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dam

pembinaan, maupun acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap

kompetensi guru untuk melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar dan

sebagainya bagi tenaga kependidikan.

4

Page 5: Standar Kompetensi Guru

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STANDAR KOMPENTENSI GURU

Standar adalah kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan

berdasarkan sumber, prosedur, dan manajeman yang efektif. Maksud dari

kriteria adalah sesuatu yang menggambarkan ukuran keadaan yang

dikehendaki. Sedangkan kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,

keterampilan, dan nilai-nilai dasa yang direfleksikan dalam kebiasaan

berpikir dan bertindak. Arti lain kompetensi adalah spesifikasi dari

pengetahuan dan keterampilan dan sikap yang dimiliki seseorang serta

penerepannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang

dibutuhkan dilapangan. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh

setiap guru akan menunujukkan kualitas guru yang sebenarnya.

Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan

pengetahuan, keterampilan maupun sikap professional dalam menjalankan

fungsi sebagai guru.

Jadi, kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.

Berdasarkan pengertian tersebut, standar kompetendi guru adalah suatu

pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati

bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap

bagi seorang tenaga kependidikan sehingga layak disebut kompetensi.

B. MACAM-MACAM STANDAR KOMPETENSI GURU

Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen

pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional

yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Standar kompetensi guru

mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi

5

Page 6: Standar Kompetensi Guru

guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada

SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yang dimaksud yakni kemampuan pemahaman

tentang peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan

pembelajaran yang mendidik. Pemahaman tentang peserta didik

meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan anak sedangkan

Pembelajaran yang mendidik meliputi kemampuan merancang

pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan

hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan.

Kompetensi Guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan,

dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan

diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18

Tahun 2007 tentang Guru, dinyatakan bahwasanya  kompetensi yang

harus dimiliki oleh Guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi Guru tersebut

bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama lain

saling berhubungan dan saling mendukung.Kompetensi

pedagogik yang dimaksud dalam tulisan ini yakni antara lain

kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan

penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Pemahaman tentang

peserta didik meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan

anak. Sedangkan Pembelajaran yang mendidik meliputi kemampuan

merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran,

menilai proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan

secara berkelanjutan.

6

Page 7: Standar Kompetensi Guru

Menurut PP tentang Guru, bahwasanya kompetensi pedagogik guru

merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta

didik yang sekurang-kurangnya meliputi:

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.

Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga

memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada

sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek (mata

pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar

belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu, guru

memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan

pembelajaran di kelas. Secara otentik kedua hal tersebut dapat

dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar

(akta mengajar) dari lembaga pendidikan yang diakreditasi

pemerintah.

b. Pemahaman terhadap peserta didik.

Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak,

sehingga mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang

dilakukan pada anak didiknya. Guru dapat membimbing anak

melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami anak. Selain itu,

Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar

belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-

problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan

pendekatan yang tepat.

c. Pengembangan kurikulum/silabus.

Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum

pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik

lingkungan sekolah.

d. Perancangan pembelajaran.

Guru memiliki merencanakan sistem pembelajaran yang

memanfaatkan sumber daya yang ada. Semua aktivitas

pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat direncanakan

7

Page 8: Standar Kompetensi Guru

secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan

dapat timbul dari skenario yang direncanakan.

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.

Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan

menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk

dapat mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat

dilatih dan dikembangkan.

f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran.

Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru menggunakan

teknologi sebagai media. Menyediakan bahan belajar dan

mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi informasi.

Membiasakan anak berinteraksi dengan menggunakan teknologi.

g. Evaluasi hasil belajar.

Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran

yang dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar

anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, guru

harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan

pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi

secara akurat.

h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.

Guru memiliki kemampuan untuk membimbing anak, menciptakan

wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk

mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan

kemampuan ini adalah dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas, berbasis pada perencanaan dan solusi atas

masalah yang dihadapi anak dalam belajar. Sehingga hasil belajar anak

dapat meningkat dan target perencanaan guru dapat tercapai. Pada

prinsipnya, Kesemua aspek kompetensi pedagogik di atas senantiasa

8

Page 9: Standar Kompetensi Guru

dapat ditingkatkan melalui pengembangan kajian masalah dan

alternatif solusi.

2. Kompetensi Kepribadian

Guru adalah sangat penting seorang guru memiliki sikap yang dapat

mempribadi sehingga dapat dibedakan ia dengan guru yang lain.

Memang, kepribadian menurut Zakiah Darajat disebut sebagai sesuatu

yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat

penampilan, tindakan, dan atau ucapan ketika menghadapi suatu

persoalan, atau melalui atasannya saja.

Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis.

Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku

seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal

tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan,

tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan

kepribadian seseorang. Begitu naik kepribadian seseorang maka akan

naik pula wibawa orang tersebut.

Kepribadian akan turut menentukan apakah para guru dapat disebut

sebagai pendidik yang baik atau sebaliknya, justru menjadi perusak

anak didiknya. Sikap dan citra negatif seorang guru dan berbagai

penyebabnya seharusnya dihindari jauh-jauh agar tidak mencemarkan

nama baik guru. Kini, nama baik guru sedang berada pada posisi yang

tidak menguntungkan, terperosok jatuh. Para guru harus mencari jalan

keluar atau solusi bagaimana cara meningkatnya kembali sehingga

guru menjadi semakin wibawa, dan terasa sangat dibutuhkan anak

didik dan masyarakat luas. Jangan sebaliknya.

Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar,

memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan pengembangan sumber daya manusia.  Kepribadian yang

mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik

terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan

9

Page 10: Standar Kompetensi Guru

tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati

nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap dan

perilakunya). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi

keberhasilan belajar anak didik. Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat

dalam Syah (2000:225-226)  menegaskan bahwa kepribadian itulah

yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang

baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau

penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik

yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami

kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Karakteristik kepribadian yang

berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya

adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis.

Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan

kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan

memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya

ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain

itu, ia memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah

cipta yang prematur dalam pengamatan dan pengenalan.

Macam-macam kompetensi kepribadian seorang guru yaitu:

a. Mantap dan stabil

Meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi

guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan

norma

b. Berakhlak mulia

selalu bertindak sesuai dengan norma agama (imtaq, jujur. Ikhlas,

suka menolong.

c. Arif dan bijaksana

menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta

didik, sekolah, dan masyarakay dan menunujukkan keterbukaan

dan berpikir dan bertindak

d. Berwibawa

10

Page 11: Standar Kompetensi Guru

memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didi

dan memiliki perilaku yang disegani.

e. Dewasa

menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan

memiliki etos kerja sebagai guru

f. Jujur

Bertindak menyampaikan sesuatu dengan apa adanya, sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki olehnya. Misalkan seorang

pendidik ditanya oleh peserta didiknya namun tidak dapat

menjawab pertanyaan tersebut maka mengatakan yang sebenarnya

bahwa ia tidak tahu, dan tidak menjawab dengan asal-asalan

sehingga tidak dapat memuaskan akal peserta didiknya.

g. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat

Bertindak dengan tiingkah laku baik yang dapat dicontoh oleh

peserta didik dan masyarakat .

h. Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri

Dikaitkan dalam pencapaian utuh pendidikan yang dicirikan antara

lain; mengkaji strategi berfikir reflektif untuk melakukan penilaian

kinerja sendiri, memecahkan masalah dan meningkatkan

kinerjanya untuk kepentingan pendidikan, membiasakan diri

menilai kinerjanya sendiri dan melakukan refleksi untuk perbaikan

di masa depan, dan menindaklanjuti hasil penilaian kinerjanya

untuk kepentingan peserta didik

i. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan

Sebagai pendidik yang dicirikan keinginan melatih diri dalam

memanfaatkan berbagai sumber untuk meningkatkan

pengetahuan/ketrampilan/dan kepribadian, mengikuti berbagai

kegiatan yang menunjang pengembangan profesi keguruan,

melakukan berbagai kegiatan yang memupuk kebiasaan membaca

dan menulis, mengembangkan dan menyelenggarakan kegiatan

yang menunjang profesi guru

11

Page 12: Standar Kompetensi Guru

3. Kompetensi Sosial

Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya

dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas

merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut

Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah

“kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif

dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta

didik, dan masyarakat sekitar”. Surya (2003:138) mengemukakan

kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang

agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Kompetensi

sosial guru tercermin melalui indicator:

a. interaksi guru dengan siswa,

b. interaksi guru dengan kepala sekolah,

c. interaksi guru dengan rekan kerja,

d. interaksi guru dengan orang tua siswa, dan

e. interaksi guru dengan masyarakat.

Ada empat pilar pendidikan yang akan membuat manusia semakin

maju:

a. Learning to know (belajar untuk mengetahui), artinya belajar itu

harus dapat memahami apa yang dipelajari bukan hanya dihafalkan

tetapi harus ada pengertian yang dalam.

b. Learning to do (belajar, berbuat/melakukan), setelah kita

memahami dan mengerti dengan benar apa yang kita pelajari lalu

kita melakukannya.

c. Learning to be (belajar menjadi seseorang). Kita harus mengetahui

diri kita sendiri, siapa kita sebenarnya? Untuk apa kita hidup?

Dengan demikian kita akan bisa mengendalikan diri dan memiliki

kepribadian untuk mau dibentuk lebih baik lagi dan maju dalam

bidang pengetahuan.

d. Learning to live together (belajar hidup bersama). Sejak Tuhan

Allah menciptakan manusia, harus disadari bahwa manusia tidak

12

Page 13: Standar Kompetensi Guru

dapat hidup sendiri tetapi saling membutuhkan seorang dengan

yang lainnya, harus ada penolong. Karena itu manusia harus hidup

bersama, saling membantu, saling menguatkan, saling menasehati

dan saling mengasihi, tentunya saling menghargai dan saling

menghormati satu dengan yang lain.

Pada butir ke 4 di atas, tampaklah bahwa kompetensi sosial mutlak

dimiliki seorang guru. Yang dimaksud dengan kompetensi sosial

adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28

ayat 3 butir d). Karena itu guru harus dapat berkomunikasi dengan baik

secara lisan, tulisan, dan isyarat; menggunakan teknologi komunikasi

dan informasi; bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik; bergaul

secara santun dengan masyarakat sekitar.

Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya

dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas

merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut

Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah

“kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif

dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta

didik, dan masyarakat sekitar”. 

Untuk mengembangkan kompetensi sosial seorang pendidik, kita perlu

tahu target atau dimensi-dimensi kompetensi ini. Beberapa dimensi ini,

misalnya, dapat kita saring dari konsep life skills. Dari 35 life skills

atau kecerdasan hidup itu, ada 15 yang dapat dimasukkan ke dalam

dimensi kompetensi sosial, yaitu: (1) kerja tim, (2) melihat peluang,

(3) peran dalam kegiatan kelompok, (4) tanggung jawab sebagai

warga, (5) kepemimpinan, (6) relawan sosial, (7) kedewasaan dalam

13

Page 14: Standar Kompetensi Guru

berelasi, (8) berbagi, (9) berempati, (10) kepedulian kepada sesama,

(11) toleransi, (12) solusi konflik, (13) menerima perbedaan, (14) kerja

sama, dan (15) komunikasi.

4. Kompetensi Professional

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan materi

pelajaran secara luas dan mendalam”. Surya (2003:138)

mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan

yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru

profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian

dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya

beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa

kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.

Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan

oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru

ini sangat berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Hakikat

profesi guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang

memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan

oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada

kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang

kependidikan. 

Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang

profesional adalah guru yang kompeten (berkemampuan). Karena itu,

kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan

dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan

kemampuan tinggi. Profesionalisme seorang guru merupakan suatu

keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu

pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan

manusia termasuk gaya belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah

yang memiliki guru dengan kompetensi profesional akan menerapkan

“pembelajaran dengan melakukan” untuk menggantikan cara mengajar

14

Page 15: Standar Kompetensi Guru

dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan. 

Ciri seseorang yang memiliki kompetensi apabila dapat melakukan

sesuatu, hal ini sesuai dengan pendapat Munandar bahwa, kompetensi

merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari

pembawaan dan latihan. Pendapat ini, menginformasikan dua faktor

yang mempengaruhi terbentuknya kompetensi, yakni ;

a. faktor bawaan, seperti bakat

b. faktor latihan, seperti hasil belajar

Menurut Soedijarto, Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu

menguasai antara lain

a. disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran,

b. bahan ajar yang diajarkan,

c. pengetahuan tentang karakteristik siswa,

d. pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan,

e. pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar,

f. penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran,

g. pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu merencanakan,

memimpin, guna kelancaran proses pendidikan.

Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan

yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan

tugas mengajarnya dengan berhasil. Adapun kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 3 (tiga) yaitu ; kompetensi

pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional mengajar.

Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan

oleh ketiganya dengan penekanan pada kemampuan mengajar. 

Dengan demikian, bahwa untuk menjadi guru profesional yang

memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan ketiga kompetensi

tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat dalam diri setiap

guru atau calon guru untuk mewujudkannya. Sebagai seorang guru

perlu mengetahui dan menerapkan beberapa prinsip mengajar agar

15

Page 16: Standar Kompetensi Guru

seorang guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu

sebagai berikut :

a. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada

materi mata pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan

berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.

b. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif

dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.

c. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian

pelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas

perkembangan peserta didik.

d. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan

pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi),

agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajarannya

yang diterimanya. 

e. Sesuai dengan prinsip repitisi dalam proses pembelajaran,

diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-

ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.

f. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan

antara mata pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan

sehari-hari.

g. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik

dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara

langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan

yang didapatnya.

h. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina

hubungan sosial, baik dalam kelas maupun diluar kelas.

i. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara

individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya

tersebut. 

j. Guru juga dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta

menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan

16

Page 17: Standar Kompetensi Guru

siswa serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan

kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan

pengembangan.

17

Page 18: Standar Kompetensi Guru

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Standar kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang

dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk

penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga

kependidikan sehingga layak disebut kompetensi. Kompetensi guru

meliputi:

1. Kompetensi pedagogik yang dimaksud yakni kemampuan pemahaman

tentang peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan

pembelajaran yang mendidik.

2. Kompetensi kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru

dalam menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan

keterbukaan psikologis.

3. Komppetendi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama

guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi

pelajaran secara luas dan mendalam.

B. SARAN

-

18

Page 19: Standar Kompetensi Guru

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, Rubin Adi. 2010. Guru dan Kompetensi Sosial. (online).

(http://www.sttkharisma.org/index.php?

option=com_content&view=article&id=19:kompetensi-sosial-

guru&catid=5:artikel-pendidikan&Itemid=16, diunduh tanggal 07

Desember 2011).

Akharil. 2011. Kompetensi Profesionalisme Guru. (online). (http://akharil.blogspot.com/2011/04/kompetensi-sosial-guru.html, diunduh tanggal 07 Desember 2011).

Akharil. 2011. Kompetensi Sosial Guru. (online).

(http://akharil.blogspot.com/2011/04/kompetensi-sosial-guru.html,

diunduh tanggal 07 Desember 2011).

Junaidi, Wawan. 2009. Pengertian Standar Kompetensi Guru. (online).

(http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/07/pengertian-standar-

kompetensi-guru.html, diunduh tanggal 07 Desember 2011).

Mahmuddin. 2009. Kompetensi Pedagogik Guru Indonesia. (online).

(http://mahmuddin.wordpress.com/2008/03/19/kompetensi-pedagogik-

guru-indonesia/, diunduh tanggal 07 Desember 2011).

Rasto. 2008. Kompetensi Guru. (online).

(http://rasto.wordpress.com/2008/01/31/kompetensi-guru/, diunduh

tanggal 07 Desember 2011).

19

Page 20: Standar Kompetensi Guru

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

STANDAR KOMPETENSI GURU

Disusun oleh

1. Ayu Galuh Febriyanti

2. Mardiansyah

3. Ratih Mauliyani

4. Riza Septiana

5. Fatonny Fakhrurrazie

6. Lia Hermawati

KELOMPOK 3

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

20

Page 21: Standar Kompetensi Guru

2011

21