12
Page 1 Demokrasi Ekonomi di Indonesia by Katriani Puspita Ayu, SE, MA

Sistem EKonomi Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistem EKonomi Indonesia

Citation preview

The Blue RingsPage *
Etika Pancasila adalah landasan moral dan kemanusiaan yang dijiwai semangat nasionalisme (kebangsaan) dan kerakyatan, yang kesemuanya bermuara pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Intisari Pancasila (Eka Sila) menurut Bung Karno adalah gotongroyong atau kekeluargaan, sedangkan dari segi politik Trisila yang diperas dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa (monotheisme) sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi.
Page *
Landasan Sistem Ekonomi Indonesia
Bung Hatta (3 Febuari 1946 di Yogyakarta) menyatakan bahwa dasar ekonomi Indonesia terpancang dalam UUD 1945 Bab Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan Pasal 34.
Pengamat Ekonomi Indonesia Sumitro Djojohadikusumo dalam pidatonya di Washington DC – Amerika Serikat pada tanggal 22 Febuari 1949 menegaskan bahwa Indonesia menganut sistem ekonomi campuran.
‘ bagian-bagian vital (penting) akan dinasionalisasikan oleh Pemerintah, sedangkan lainnya bebas dijalankan oleh swasta’
Pengimplementasikan sistem ekonomi campuran ini pada kenyataannya sistem ekonomi Indonesia mengarah kepada suatu bentuk baru, disebut dengan sistem ekonomi Pancasila
Page *
Asas yang mendasari Sistem Ekonomi Indonesia -Prof. Dr. Sri Edi Swasono, Penasihat Menteri PPN & Guru Besar Fakultas Ekonomi UI
Sistem ekonomi Indonesia yang menganut sistem demokrasi Pancasila sangat berbeda dengan sistem demokrasi ekonomi yang dianut oleh paham barat.
Demokrasi Ekonomi Pancasila dasarnya adalah paham usaha bersama dan asas kekeluargaan (mutualism and brotherhood), sedangkan dalam ekonomi barat berdasarkan pada paham liberalisme dan individualisme.
Page *
Bung Hatta sendiri menyebutnya sebagai “jalan lurus”, yaitu “jalan Pancasila”.
Di sinilah dalam konsepsi ekonomi Bung Hatta, pembangunan adalah proses humanisasi, memanusiakan manusia, bahwa yang dibangun adalah rakyat, bahwa pembangunan ekonomi adalah pendukung pembangunan rakyat. Di dalam kehidupan ekonomi yang berlaku adalah “daulat-rakyat” bukan “daulat-pasar”.
Bung Hatta menegaskan pula bahwa di dalam membangun perekonomian nasional berlaku “doktrin demokrasi ekonomi”, bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang, kemakmuran adalah bagi semua orang, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat.
Page *
Pemikiran Bung Hatta
pemikiran Bung Hatta mengenai disain ekonomi nasional Indonesia, berkaitan dengan Pasal 33 (ayat 1) UUD 1945 yang berbunyi  “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan, sebagai berikut:
“…Perekonomian tentu meliputi seluruh wadah ekonomi, tidak saja badan usaha koperasi, tetapi juga meliputi BUMN dan juga badan usaha swasta.
Disusun artinya adalah bahwa perekonomian, tidak dibiarkan tersusun sendiri melalui mekanisme dan kekuatan pasar, secara imperatif tidak boleh dibiarkan tersusun sendiri mengikuti kehendak dan selera pasar.
Peran Negara tidak hanya sekedar mengintervensi, tetapi menata, mendesain dan merestruktur, untuk mewujudkan kebersamaan dan asas kekeluargaan serta terjaminnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Page *
Hal ini berbeda dengan demokratisasi dalam demokrasi ekonomi barat, yaitu demokratisasi berarti privatisasi, liberalisasi dan deregulasi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa paham ekonomi Indonesia adalah humanisme yang berdasar kebersamaan dan asas kekeluargaan, yang merupakan ruh dari Pancasila dan UUD 1945, (sebagaimana dimuat di Pasal 33 Ayat I,2,3 ).
Selain ini Pasal 33 Ayat 1 mengamanatkan bahwa perekonomian Indonesia “disusun” sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dalam artian perekonomian Indonesia “tidak dibiarkan tersusun sendiri secara bebas oleh kehendak/kekuatan pasar semata”, tetapi negara perlu menyusun, menata dan merencana. Hal ini mengamanatkan pentingnya peran Bappenas sebagai perencana pembangunan nasional kita.
Page *
Pancasila, berdasarkan atas asas kekeluargaan dan kegotong-royongan nasional.
Ciri-ciri dari Sistem Ekonomi Pancasila:
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
Badan-badan vital dan dianggap penting dikuasai oleh Negara.
Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat.
Sumber-sumber kekayaan dan keuangan Negara diawasi sepenuhnya oleh Lembaga-lembaga Perwakilan Rakyat dan diatur dalam kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.
Peran pemerintah sangat dibutuhkan tetapi tidak dominan, begitu juga terhadap pihak swasta yang tidak boleh mendominasi. Keduanya haruslah saling kooperatif dan saling mendukung.
Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki,dan hak mengenai kehidupan yang layak.
Pemerintah mengakui adanya hak milik perorangan dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
Potensi, inisiatif, dan kreativitas setiap Warga Negara didukung sepenuhnya oleh Negara, namun dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.
Page *
Dalam bidang perekonomian Indonesia, peran rakyat adalah sentral-substansial dan bukan marginal residual. Sedangkan paham ekonomi barat kehidupan ekonominya berdasarkan kompetisisme yang berlandaskan paham liberalism, neoliberalisme, kapitalisme, neokapitalisme, dan fundamentalisme pasar.
Dalam sistem ekonomi Indonesia, kepentingan masyarakat adalah hal yang utama bukan orang-perseorangan
Dalam demokrasi Pancasila berlaku “daulat rakyat”.
Asas keke­luargaan adalah brotherhood sebagai pernyataan adanya tanggungjawab bersama untuk menjamin kepentingan bersama, kemajuan bersama dan kemakmuran bersama, layaknya makna brotherhood yang mengutamakan kerukunan dan solidaritas.
Page *
Ekonomi Indonesia yang “sosialistik” sampai 1966 berubah menjadi “kapitalistik” bersamaan dengan berakhirnya Orde Lama (1959-1966).
Selama Orde Baru (1966-1998) sistem ekonomi dinyatakan didasarkan pada Pancasila dan kekeluargaan yang mengacu pasal 33 UUD 1945, tetapi dalam praktek meninggalkan ajaran moral, tidak demokratis, dan tidak adil.
Ketidakadilan ekonomi dan sosial sebagai akibat dari penyimpangan/penyelewengan Pancasila dan asas kekeluargaan telah mengakibatkan ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial yang tajam yang selanjutnya menjadi salah satu sumber utama krisis moneter tahun 1997.
Page *
Aturan main sistem ekonomi Pancasila yang lebih ditekankan pada sila ke-4 Kerakyatan (yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan) menjadi slogan baru yang diperjuangkan sejak reformasi.
Melalui gerakan reformasi banyak kalangan berharap hukum dan moral  dapat dijadikan landasan pikir dan landasan kerja.
Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang memihak pada dan melindungi kepentingan ekonomi rakyat melalui upaya-upaya dan program-program pemberdayaan ekonomi rakyat. Sistem ekonomi kerakyatan adalah sub-sistem  dari sistem ekonomi Pancasila,  yang  diharapkan mampu meredam ekses  kehidupan  ekonomi  yang liberal.
Page *
TUGAS!!!!!!
Tema :Sistem Ekonomi Pancasila di Indonesia pasca reformasi (saat ini)
Kumpulkan minggu depan