salak dr inet

Embed Size (px)

Citation preview

Tanaman salak pondoh termasuk dalam kelompok tanaman Palmae yang tumbuh berumpun dan umumnya tumbuh berkelompok. Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesia. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea yang berbiji 1- 2 butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang tinggi. Klasifikasi dari buah salak dapat dilihat berikut (Widji Anarsis, 1996) : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Bangsa : Palmales Suku : Palmae Marga : Salacca Jenis : Salacca edulis Reinw. Tanaman salak termasuk suku pinang-pinangan, ordo Spadiceflorae, famili Palmaceae dengan beberapa spesies Salacca conferta, Salacca adulis, Salacca affinis, Salacca globoscans, dan Salacca wulliciana (Sudibyo, 1974). Menurut Suter (1988), panjang buah salak berkisar antara 4,46-6,13 cm, diameter 4,28-5,67 cm, dan berat buah berkisar antara 34,79-83,47 g. Variasi panjang, diameter, dan berat buah salak dipengaruhi oleh kultivar serta letak buah salak pada tandannya. Tanaman salak pondoh merupakan tanaman berumah dua, sehingga dapat diketemukan tanaman jantan dan tanaman betina. Bunga jantan tersusun seperti genteng, bertangkai dan berwarna coklat kemerah-merahan. Sedangkan bunga betina tersusun dari 1-3 bulir, bertangkai panjang dan mekar sekitar 1-3 hari. Perakaran salak pondoh terdiri dari akar serabut, yang sebagian besar berada di dalam tanah dan sebagian lagi muncul dipermukaan tanah. Perkembangan akar salak pondoh dipengaruhi oleh cara pengolahan tanah, pemupukan, tekstur tanah, sifat fisik dan kimia tanah, air tanah, lapisan bawah tanah, dan

lain-lain. Sedangkan batang salak pondoh termasuk pendek dan hampir tidak kelihatan secara jelas, karena selain ruas-ruasnya padat juga tertutup oleh pelepah daun yang tumbuhnya memanjang (Hieronymus Budi Santoso, 1990). Kriteria buah yang sudah siap dipanan dapat ditentukan melalui umur buah atau dengan memperhatikan penampakan buah. Umur panan buah salak pondoh adalah sekitar 5,5-6 bulan, sedangkan bila melihat dari penampakan buahnya, salak pondoh yang siap dipanen memiliki warna kulit buah bersih dan mengilap, bila dipegang terasa empuk dan kulitnya tidak keras serta beraroma khas (Widji Anarsis, 1996). Buah salak terdiri dari tiga bagian, yaitu kulit buah, daging buah yang diselubungi selaput tipis dan biji. Setiap buah salak pondoh memiliki satu biji, berwarna coklat kehitam-hitaman, keras, dan pada biji terdapat sisi cembung dan sisi datar (Hieronymus Budi Santoso, 1990). Buah salak pondoh muda rasanya manis dan ggurih, sedangkan buah salak pondoh tua rasanya manis, gurih, dan masir. Ketebalan daging buahnya antara 0,8 cm sampai 1,5 cm, dan warna daging buahnya putih kapur (Rahmat Rukmana, 1999). Sedangkan kanduingan gizi buah salak pondoh dalam tiap 100 gram buah salak segar menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan (1981), dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 2.1. Kandungan Gizi Buah Salak Per 100 gram Buah No 1 2 3 4 5 6 7 Kandungan gizi Kalori Protein Karbohidrat Kalsium Fosfor Zat besi Vitamin B Proporsi 77 kal 0,40 g 20,90 g 28,00 mg 18,00 mg 4,20 mg 0,04 mg

8 9 10

Vitamin C Air Bagian yang dimakan

2,00 mg 78,00 mg 50%

Jika dilihat dari tabel diatas, maka dapat dikatakan buah salak pondoh merupakan salah satu sumber karbohidrat alami, disebabkan kandungan karbohidaratnya yang mencapai 20,90 gram per 100 gram buah. Salak (Salacca edullis, REINW) merupakan tanaman asli Indonesia, termasuk ordo Spadiciflorde, family Palmae (Pinag-pinangan) (Santoso, 1990). Tanaman salak termasuk tanaman yang tidak berbatang sejati, berumah dua, berakar serabut, berbatang keras tetapi tidak mudah rebah. Tanaman ini tumbuh baik pada ketinggian antara 0-700 meter diatas permukaan laut pada tanah yang subur dan gembur (Osche, dkk., 1961). Tanaman salak berakar serabut menjalar mendatar di bawah permukaan tanah, dalam penyebarannya tidak luas, dangkal dan mudah rusak jika terkena air yang berlebihan. Di tanah yang tergenang air, akar tanaman salak akan sulit berhapus dan lama-kelamaan akan membusuk. Batang tanaman pendek dan hampir tidak kelihatan karena selain ruasnya padat juga tertutup oleh pelepah yang tersusun rapat. Daun salak tersusun roset berbentuk pedang, pangkal daun menyempit dan cembung pada bagian dibawah dan tepi daun berduri tajam (Anonim, 1992). Tahap pengembangan buah meliputi periode pendek pembelahan sel, periode panjang pembesaran sel, diikutidengan penuaan sel (maturity), selanjutnya adalah periode pemasakan (rippening) , dan akhirnya periode sanesence. Buah salak yang telah tua ditandai dengan sifat-sifat umum, seperti bentuk sisik semakin melebar, berkilat dan mudah dikupas, warna daging buah tidak pucat dengan biji yan gkeras berwarna coklat tua. Buah salak yang sudah tua ketika di pohon ditandai dengan tandan yang merunduk dan jika tandan digerak-gerakkan ada1-2 bauh salak yang jatuh maka keadaan ini menunjukkan bahwa buah salak siap dipanen (Anggrahini dan Suwedo, 1987). Di Indonesia terdapat beragam jenis salak yang umumnya dikenal nama masing-masing daerah tempat salak tersebut ditanam, seperti salak bali, pondoh, condet, Padang Sinempuan,

Manonjaya, Madura, Ambaraw, Kersikan, Swaru, dan lain-lain. Diantara berbagai jenis salak tersebut, yang memiliki prospek dan nilai komersial paling tinggi adalah salak podoh dan salak bali (Surachmat Kusumo, dkk. 1995). Mengenai nama salak pondoh Budi Santoso (1990), memiliki pendapat berbeda, menurutnya meskipun salak pondoh tersebut belum jelas siapakah yang pertama kali memberikan nama tersebut, namun kata pondoh itu sendiri berarti bunga kelapa yang kalau dicicipi rasanya manis. Buah salak pondoh yang ada di Kabupaten Sleman, daerah Istimewa Yogyakarta ada tiga jenis, yaitu Pondoh Hitam, Pondoh Super, dan Pondoh Manggala yang memiliki kulit bersisik yang tersusun rapi seperti genteng dan berduri halus serta biji berwarna coklat kehitaman. Warna kulit maupun warna daging buah dari ketiga jenis salak pondoh tersebut berbeda-beda, Salak Pondoh Hitam memiliki warna kulit buah hitam kelam dan aging buah berwarna putih susu, kulit buah Salak Pondoh Super berwarna coklat kekuningan dan daging buahnya berwarna coklat kekuningan, serta Salak Pondoh Manggala memiliki kulit buah berwarna coklat kekuningan dan sisik pada bagian pangkal kulit buah tersusun membentuk lorek (ada warna putih diantara sisik) serat daging buahnya berwarna putih susu (Djafaar, dkk., 1998).http://salacasand.wordpress.com/lebih-lengkap-tentang-salak-pondoh/ ikhsan Kalau makan salak, jangan buang kulit arinya. Setelah kulit luar dikupas, langsung saja makan. Dengan cara makan seperti itu, kita akan terhindar dari sembelit. Pernyataan begitu sering kita dengar belakangan. Tapi, benarkah? Menurut F.X. Wahyurin Mitano, pendapat tersebut benar. Sebab, dalam kulit ari salak itulah terdapat kandungan serat. Anjuran yang sama berlaku saat kita makan jeruk. Sebaiknya, jangan dimakan bulir jeruknya saja. Makan juga "pembungkus" jeruknya. "Kandungan serat itulah yang mengurangi kemungkinan menderita sembelit setelah makan salak," ungkap ahli gizi RSUD dr Soetomo tersebut. Kalaupun kulit ari atau pembungkus buah jeruk hendak dibersihkan, Wahyurin mengatakan boleh-boleh saja, namun jangan terlalu bersih. Cukup bersihkan kotoran yang mungkin menempel. Jangan buang bagian yang tampak seperti benang dan menempel di kulit dalam jeruk. "Itu juga mengandung serat," lanjutnya.

Salak, lanjut Wahyurin, juga mengandung gizi lain yang tak boleh dipandang

sebelah mata. Misalnya betakaroten. Berdasar data Pusat Litbang Gizi dan Makanan Depkes, dalam 100 gram salak terkandung betakaroten 5,5 kali lebih banyak daripada mangga. Kandungan betakaroten salak juga tiga kali lebih tinggi daripada jambu biji. Sayang, tak dijelaskan perbandingan kandungan betakaroten salak dengan wortel, sumber betakaroten paling dikenal orang. "Paling tidak, salak bisa menjadi alternatif sumber betakaroten selain wortel," terang perempuan yang akrab disapa Ririn itu. Dalam 100 gram salak, masih menurut Ririn, juga terkandung 77 kalori, 0,4 gram protein, 20,9 gram karbohidrat, 28 gram kalsium, dan 18 gram fosfor. Kandungan zat besinya 4,2 mg per 100 gram salak. Tiap 100 gram salak juga mengandung 0,04 mg vitamin B dan 2 mg vitamin C. "Itu kandungan gizi rata-rata salak, baik salak pondoh maupun salak jenis lain," ucapnya. Melihat tabel di atas, terutama kadar karbohidrat, penderita diabetes melitus (kencing manis) sebaiknya mengurangi konsumsi salak. Buah itu juga tak disarankan bagi penderita tifus dan penyakit lain yang membutuhkan diet rendah serat. "Kandungan serat yang tinggi justru membahayakan kesehatan pasien," tuturnya. Penderita talasemia (salah satu jenis penyakit darah), lanjut Ririn, juga diminta mengurangi konsumsi salak. Sebab, kadar zat besi salak cukup tinggi. Pada penderita talasemia, penumpukan Fe bisa membahayakan organ lain, misalnya limpa. "Buah yang mengandung Fe biasanya berwarna mencolok, merah atau kekuningan. Namun, ada juga buah yang mengandung Fe tinggi, tetapi tidak berwarna merah atau kekuningan, yakni salak," papar Ririn. (ai/soe) http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=101751

SUDAH 12 TAHUN NAMA SALAK PONDOH HILANG DI PASAR MANCANEGARA. PADAHAL PADA 1994 - 1997 SALAK ASLI SLEMAN, YOGYAKARTA, ITU MENEMBUS JEPANG DAN MALAYSIA. SAYANG, EKSPOR TERHENTI KARENA 60% BUAH BUSUK. PENGIRIMAN LEWAT LAUT SELAMA SEPEKAN JADI BIANG KELADI. KINI PONDOH KEMBALI UNJUK GIGI. SEBANYAK 4 - 5 TON SALAK TERBANG KE CHINA SETIAP HARI. Dengan pesawat terbang kendala lamanya transportasi teratasi. Sebanyak 4 - 5 ton salak lolos sortir dari kebun di Sleman, Yogyakarta, dikumpulkan di gudang eksportir di Kentheng, Kecamatan Turi, Yogyakarta. Di sana Salacca zalacca mulus berbobot 59 - 72 g per buah atau isi 14 - 17 buah per kg dikemas dalam kardus. Setiap dus berbobot 21 kg. Ia lantas diangkut ke Jakarta, Singapura, lalu mendarat di negeri Tirai Bambu via udara. 'Hanya 2 x 24 jam salak sudah tiba di China,' kata Surya Agung, pemilik CV Surya Alam Sejahtera Indomerapi (SAS), eksportir salak.

Menurut Dr Setyadjit MAppSc, peneliti di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen, Bogor, Jawa Barat, secara alami salak matang sulit diekspor karena hanya tahan simpan 7 - 8 hari dalam suhu ruang. Itu bisa diatasi dengan merendam buah dalam larutan mengandung 6% lilin. 'Lilin menyumbat pori-pori kulit sehingga laju respirasi buah terhambat,' kata Setyadjit. Dengan teknik pelilinan buah tahan simpan hingga 14 - 16 hari. Cara lain buah dipanen lebih muda saat kematangan 60 - 70%. Surya Agung memilih cara terakhir untuk memenuhi permintaan dari negeri Panda. 'China memang minta buah dipanen saat matang 60 - 70% agar tahan simpan,' kata pria 33 tahun itu. Cirinya kulit belum menguning alias masih kehitaman. Duriduri halus pun masih banyak. Itu kira-kira 5 - 6 bulan sejak penyerbukan. Konsumen di China tetap menyukai buah muda karena pondoh manis meski dipetik lebih awal. Sebelum dikirim duri halus dibersihkan menggunakan mesin agar tak melukai konsumen.

Jiran tergiurCara itu terbukti menggiurkan Malaysia. 'Kini mereka minta 1.500 ton per tahun,' ujar Surya. Lima belas tahun silam permintaan mereka 15 ton sekali kirim. Pengiriman belum rutin karena hanya 40% buah yang bisa dijual. Menurut Tri Sudarsono, peneliti salak di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu, laju ekspor pondoh ke China diharapkan menjadi pionir ekspor buah Nusantara setelah manggis. 'Salak komoditas buah ekspor nomor 2 setelah manggis,' tutur Kafi Kurnia, ketua Asosiasi Ekspor Impor Buah dan Sayuran Segar Indonesia. Tengok saja catatan ekspor SAS Indomerapi sejak Oktober 2008. Dengan harga jual US$3/kg setara Rp30.000/kg (kurs US$1=Rp10.000), nilai ekspor salak pondoh Rp120-juta - Rp150-juta per hari. Sebetulnya permintaan negeri Tirai Bambu 20 ton/hari. Itu untuk memenuhi kebutuhan pasar di 10 provinsi. Sayang, karena pasokan terbatas, pekebun di Sleman hanya sanggup memasok seperempat dari total permintaan. Importir di China mensyaratkan salak hasil budidaya secara organik. 'Lahan harus terbebas dari kontaminasi virus atau bakteri penyebab penyakit,' kata Sugi Hartono, pengendali mutu dan logistik CV SAS Indomerapi. Dari 40 kelompok tani mitra, baru 4 kelompok yang lolos seleksi dengan total luas lahan 80 ha. Kelompok tani itu tersebar di 4 kecamatan: Turi, Tempel, Pakem, dan Srumbung. Harga diterima pekebun mitra Rp7.000/kg saat panen raya pada Desember - Januari dan Mei Juni. Saat paceklik Rp13.000 - Rp15.000/kg, jauh lebih tinggi ketimbang harga beli untuk pasar lokal yang hanya Rp2.000 - Rp4.000/kg. Itu karena buah mesti benar-benar mulus. Tidak boleh terkelupas, tergores, atau memar.

Laba berlipatTingginya harga tentu membawa berkah bagi pekebun mitra. Contohnya Sari Siswanto, pekebun di Dusun Projaya, Depok, Sleman. Dari lahan 8.000 m2, pria 58 tahun itu memanen 16 ton salak/tahun. Sebanyak 90% di antaranya lolos sortir untuk pasar ekspor. Dengan harga jual Rp7.000/kg, omzet peraih anugerah Petani Teladan Nasional 2008 itu Rp112-juta/tahun atau Rp9,3-juta/bulan. Biaya produksi salak pondoh organik tergolong murah. Karena dibudidayakan secara organik, pekebun hanya memberi pupuk kandang. Penggunaan pestisida dilarang. 'Kalau dihitung-hitung,

biaya produksi salak pondoh hanya Rp1.000/kg,' ujar Sari. Artinya didapat laba Rp6.000/kg. Contoh lain Sujari. Dari 400 rumpun yang ditanam di lahan 1.500 m2, pekebun di Dusun Projaya itu memanen 3,2 ton salak/tahun. Dengan harga jual Rp7.000/kg, omzetnya Rp22,4-juta/tahun atau Rp1,8-juta/bulan. Pasar lokal bukan tak menjanjikan. Ada permintaan dari 41 outlet pasar swalayan - setara kebutuhan 20 ton/hari - yang masuk ke SAS Indomerapi. Permintaan itu baru terpenuhi 12 - 15 ton per minggu. Hukum pasar pun berlaku. Permintaan tinggi mendongkrak harga salak di tingkat pekebun. Pengepul berani membeli Rp4.000/kg. Sebelum 2008, harga jual hanya Rp2.500 - Rp3.000/kg. Kenaikan harga itu merembet ke sentra salak pondoh di Kabupaten Magelang - berjarak 30 km dari Sleman. Di sanalah Agus Suryono memanen 25 kg salak pondoh per hari dari lahan 5.000 m2. Dengan harga jual Rp4.000/kg, Agus meraih omzet Rp100.000/hari. Dengan asumsi biaya produksi Rp1.000/kg, labanya Rp75.000/hari atau Rp2,25-juta/bulan.

Luar sentraTingginya permintaan dan harga jual salak pondoh membuat daerah lain pun tergiur mengebunkan. Sebut saja di Desa Cimara, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Luas areal tanam salak pondoh di daerah berketinggian 222 - 290 m dpl itu pada 2002 hanya 6 ha. Pada 2009 menjadi 30 ha. Meski ditanam di luar Sleman, pondoh sama enaknya dengan yang ditanam di sentra. Pantas bila ia jadi buah tangan yang digemari pengguna kendaraan yang melintasi jalur Kuningan - Jakarta. Sekadar contoh, dari lapak Sobari Sopet terjual rata-rata 100 kg per hari. Harga jual Rp6.500 Rp8.000/kg. Pada akhir pekan penghasilan pekebun salak itu meningkat 2 kali lipat. Terbukti pondoh digemari di tanahair, juga negeri jauh. (Imam Wiguna/Peliput: Faiz Yajri dan Lastioro A Tambunan)http://74.125.153.132/search?q=cache:QwZGgCKoP4AJ:www.trubusonline.co.id/members/ma/mod.php%3Fmod%3Dpublisher%26op%3Dviewarticle %26cid%3D5%26artid %3D1833+permintaan+salak+pondoh&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id 2009

Permintaan terhadap salak pondoh dari pasar China terus meningkat dalam tiga bulan terakhir. Volumenya sekarang mencapai 8 ton per hari. Bagi petani, terbukanya peluang ekspor buah berjuluk snake fruit alias buah sisik naga tersebut adalah berkah lantaran panenan mereka terbeli dengan harga tinggi, yakni Rp5.750 per kg (Februari 2009, Red). Bahkan aktivitas ekspor ini mendongkrak harga salak pondoh di pasar lokal. Biasanya saat panen raya, harga bisa anjlok sampai Rp1.500 per kg. Namun panen raya Desember-Januari tahun lalu, harga salak sisa ekspor saja bermain pada rentang Rp2.000Rp3.250.

Ari Erta Kumala Hidayati http://www.agrina-online.com/show_article.php?

rid=10&aid=1751 Selama ini, para petani dapat menjual salak super berkisar antara Rp 4.000/kg hingga Rp 5.000/kg. Kalau salak biasa, harga jualnya paling tinggi hanya Rp 1.000/kg, sehingga petani kurang bergairah untuk memeliharanya, ujar Ade Samsu, petani salak super di Desa Dawagung Kecamatan Rajapolah. Redi Mulyadi http://www.kabarindonesia.com/berita.php? pil=26&jd=Harga+Salak+Super+Khas+Tasik+Cukup+Tinggi&dn=2009081800223 8 2009 Permintaan salak pondoh untuk pasar luar negeri tidak hanya dari China tetapi juga dari negara Malaysia. Menurut Surya dalam Yajri et al (2009), permintaan salak pondoh dari Malaysia pada tahun 2009 mencapai 1.500 ton per tahun, padahal lima belas tahun silam permintaan mereka 15 ton sekali kirim dan pengiriman tidak dilaksanakan secara rutin.