Upload
ickhwan
View
134
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
PROSPEK BISNIS TERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWA ( PE ) *)
OlehSAPTO WALUYO, **)
I. Pendahuluan
Ternak kambing merupakan ruminansia kecil yang mempunyai
arti besar bagi rakyat kecil yang jumlahnya sangat banyak. Ditinjau dari
aspek pengembangannya ternak kambing sangat potensial bila
diusahakan secara komersial, hal ini disebabkan ternak kambing memiliki
beberapa kelebihan dan potensi ekonomi antara lain : tubuhnya relatif
kecil, cepat mencapai dewasa kelamin, pemeliharaannya relatif mudah,
tidak membutuhkan lahan yang luas, investasi modal usaha relatif kecil,
mudah dipasarkan sehingga modal usaha cepat berputar.
Selain itu ternak kambing juga memiliki kelebihan lain yaitu :
reproduksinya efisien dan dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun, memiliki
daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan, tahan terhadap panas
dan beberapa penyakit serta prospek pemasaran yang baik.
Ternak kambing memiliki peluang yang tinggi sebagai komoditas
ekspor, terutama ke Timur Tengah, sampai saat ini Indonesia belum
mampu mengisi peluang ekspor kambing secara kontinyu sebab
populasinya masih sangat sedikit.
Setiap tahunya sekitar 2,5 juta umat muslim wajib melakukan
korban, maka setidaknya minimal sekitar 1 juta ekor kambing dibutuhkan
untuk kurban tersebut, dengan demikian peluang pasar komoditas ternak
kambing sangat cerah.
II. Prospek Bisnis Kambing Perah
Kambing perah memang masih terasa asing bagi sebagian
masyarakat. Produk susunyapun masih sangat ekseklusif karena dijual
dan didistribusikan dalam jumlah terbatas. Padahal dengan khasiatnya
dalam meningkatkan kesehatan tubuh, membantu dan mengatasi
sejumlah penyakit, serta menambah kecantikan, jelas bisnis kambing
perah sangat menggiurkan. Apalagi hal ini didukung oleh harga jual
susu yang sangat tinggi. Tentu bisnis ini akan semakin menarik bila
produk dari kambing perah diperkenalkan secara luas kepada
masyarakat.
*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak
1
Pada dasarnya jenis kambing perah merupakan ternak
dwiguna. Artinya, kambing dipelihara untuk menghasilkan susu dan
daging. Diantara kambing-kambing perah, kambing PE (peranakan
Etawah) termasuk tipe kambing perah unggul, karena memiliki
kemampuan memproduksi susu sebanyak 1,5 – 3 liter/hari. Dengan
kemampuan produksi susu tersebut maka kambing perah PE cukup
signifikan untuk dikembangkan sebagai ternak penghasil susu yang
sangat potensial. Selain itu kambing PE pun sangat adaptif dengan
topografi di segala wilayah, tidak memerlukan lahan luas dan
pembudidayaannya relatif mudah sehingga dapat dijadikan bisnis
keluarga dalam upaya peningkatan dan memperbaiki gizi buruk.
Dalam waktu dua tahun kambing Peranakan Etawa ( PE ) dapat
beranak tiga kali dengan setiap kali beranak rata-rata dua ekor.
Kambing dara siap dikawinkan umur 10 bulan, dengan lama
kebuntingan sekitar 147 – 160 hari. Masa produksi atau laktasi dapat
mencapai delapan kali atau berumur 7 tahun. Harga susu di pasaran
saat ini mencapai Rp. 10.000 – Rp. 20.000/liter, sementara harga bibit
umur 4 – 8 bulan adalah Rp 35.000 - Rp 45.000/ kg berat hidup. Dari
uraian tersebut dapat dikatakan bahwa kambing PE memiliki dua
keunggulan, yaitu sebagai ternak perah dan sebagai kambing potong.
Mengingat potensi di wilayah kita, seperti sumberdaya alam,
potensi tenaga kerja, lingkungan sangat mendukung, maka
pengembangan peternakan kambing penghasil susu dan daging dapat
dilakukan melalui sistem pertanian terpadu baik organik maupun
spesifik lokalita dengan mengintegrasikan tanaman dan peternakan.
Dengan pengembangan sektor tersebut, diharapkan petani
peternak akan meningkat pendapatan dan kesejahteraannya yang
pada gilirannya akan meningkatkan kesehatan dan meningkatkan
pengetahuan, serta meningkatkan pendidikan putra-putri yang akan
menciptakan sebuah generasi terdidik yang siap pakai sebagai:”
sumber daya manusia yang mampu menyerap alih teknologi”.
Untuk itu diperlukan kerja keras, kerjasama dan kerja orientasi
jangka panjang sehingga antara lembaga pemerintah, swasta dan
praktisi di lapangan dan pengusaha terjalin secara sinergi dan
berkesinambungan.
III. Teknik Beternak Kambing Peranakan Etawa (PE)
*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak
2
Dalam berusaha di bidang peternakan tentunya kita ingin agar
hasil yang dicapai tidak mengecewakan, oleh karena itu dalam
memulai usaha beternak kambing kita harus mengetahui berbagai hal
yang menyangkut cara beternak yang baik, meliputi :
Pemilihan bibit
Dalam pemilihan bibit kambing yang akan diternakkan, kita dapat
memilih baik buruknya kambing melalui pemilihan bibit kambing
secara umum
Umur Kambing
Cara menentukan umur dengan melihat gigi
Perkiraan umur
Gigi seri susu sudah tumbuh semua Kurang dari 1 th2 Gigi seri susu sudah berganti gigi
tetap1 – 2 tahun
4 Gigi seri susu sudah berganti gigi tetap
2 – 3 tahun
6 Gigi seri susu sudah berganti gigi tetap
3 – 4 tahun
8 Gigi seri susu sudah berganti gigi tetap
4 – 5 tahun
Gigitetap sudah mengalami keausan/tanggal
Lebih dari 5 th
Aspek fisiologis kambing PE
Kambing peranakan etawa (PE) adalah hasil persilangan
antara kambing etawa asli India dengan kambing kacang
Indonesia. Semakin mendekati ciri-ciri kambing etawa,
kambing PE akan menghasilkan susu yang berkualitas dan
banyak. Ciri-ciri tersebut adalah adanya gelambir pada leher,
rambut banjang dan lebat terutama di bagian paha belakang,
tulang hidung cembung dan telinga terkulai/kepleh panjang
dan melipat.
Pakan
Secara alamiah ternak kambing lebih menyukai rambanan
(daun-daunan) daripada rumput. Hampir sebagian besar
keberhasil usaha peternakan ditentukan oleh semakin efisiennya
penggunaan pakan, karena biaya tertinggi adalah pada pakan.
Berkaitan dengan alasan tersebut pemberian pakan secara
ekonomis dan teknis memenuhi persyaratan dilandasi kebutuhan
sebagai berikut :
*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak
3
Kebutuhan hidup pokok, artinya kebutuhan makanan pokok
meskipun ternak kambing sudah tidak mengalami
pertumbuhan dan aktivitas.
Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan makanan
yang diperlukan ternak kambing untuk memproduksi jaringan
tubuh dan menambah bobot badan.
Kebtuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan makanan yang
diperlukan ternak kambing untuk proses reproduksi
(kebuntingan)
Kebutuhan untuk laktasi, yaitu kebtuhan makanan yang
diperlukan untuk memproduksi air susu.
Kesehatan
Faktor kesehatan sangat menentukan keberhasilan usaha
peternakan. Oleh karena itu menjaga kesehatan ternak harus
menjadi prioritas utama disamping pakan dan tatalaksana yang
memadai.
Secara umum penyakit yang sering menyerang ternak
kambing adalah :
a) Kudis atau scabies
b) Cacingan
c) Kembung/Tympani
d) Radang kelenjar susu / Mastitis
e) Penyakit mulut dan kuku
f) Belatungan / Miasis
IV. Susu Kambing Komposisi dan Manfaatnya
Menurut para ahli, komposisi susu kambing dan bentuk
morfologinya sangat unik, ini disebabkan butiran lemak susu sangat
homogen dan berdiameter sangat kecil (mikro) sehingga sangat mudah
diserap oleh organ pencernaan. Oleh karena itu konsumen susu
kambing sangat jarang mengalami diare meskipun mempunyai
kepekaan dalam penyerapan lactose (lactose intolerance). Bahkan
komposisi susu kambingpun memiliki kemiripan dengan air susu ibu
(ASI). Oleh karena itu susu kambing dapat digunakan sebagai
pengganti ASI (PASI). Hal ini disebabkan kandungan yang terdapat
dalam susu kambing tidak jauh berbeda dengan ASI, bahkan
*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak
4
kandungan kalsium dan mineral lainnya jauh lebih tinggi dari pada ASI
maupun susu sapi.
Dalam tabel 1 ditunjukan komparasi antara ASI, Susu kambing
dan Susu sapi.
Tabel 1. Perbandingan komposisi susu sapi, susu kambing dan air susu ibu
per 100 gram.
Komposisi Kimia Susu Sapi Susu Kambing Air Susu Ibu
Protein (gr)Lemak (gr)Karbohidrat (gr)Kalori (kal)Fosfor (gr)Magnesium (gr)Besi (gr)Natrium (gr)Kalium (gr)Thiamin (mg)Vitamin A (IU)Ribotlapin (mg)Niacin (mg)Vitamin B6(mg)Asam Askorbat (mg)Trytophan (gr)Threonine (gr)Isoleusine (gr)Leucine (gr)
3,33,34,7611913
0,0549
1520,041260,160,080,040,94
0,0460,1490,1990,322
3,6 *)4,24,569
134 *)14 *)0,0550 *)
204 *)0,05 *)
1850,14
0,28 *)0,05 *)1,29
0,0440,163*) 0,207 *)0,314
1,04,46,970323
0,031751
0,0142410,040,180,015,00
0,0170,1490,0560,095
Sumber : USDA, 1976 dalam Dwi Susanto 2005.*) Kandungan nya lebih tinggi
Tabel 2. Kandungan Nutrisi Pada Susu Kambing
Nutrisi KandunganAir (g)Energi ( K kal)Energi (kj)Protein (g)Total lemak (g)aKarbohidrat (g)Serat (g)Ampas (g)
Mineral :- Kalsium, Ca (mg)- Besi, Fc (mg)- Magnesium, Mg (mg)- Fosfor, P (mg)- Kalium atau pofassium (mg)- Natrium Na (mg)- Seng, Zu (mg)- Tembaga, Cu (mg)- Mangan, Mn (mg)
8768
2883,54,14,40
0,8
1330,05
13,97110204490,3
0,0460,018
*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak
5
- Sekruium , Se (mcg)Vitamin- Vitamin C (mg)- Tiamin (mg)- Riboflavin (mg)- Niacin (mg)- Asam pantotemat (mg)- Vitamin B6 (mg)- Folate (mcg)- Vitamin B12 (mg)- Vitamin A (IU)- Vitamin A, RE (mcg)- Vitamin D (IU)- Vitamin E (mg)
Lemak - Asam lunak jenuh, saturated (g)- Asam lemak tak jenuh, monosaturated
(g)- Asam lemak tak jenuh,
polyunsaturated (g)- Kolesterol (mg)
Asam amino- Triptofan (g)- Treonin (g)- Isoleusin (g)- Leusin (g)- Lisin (g)- Nitionin (g)- Cistin (g)- Fenilalanin (g)- Tirosin (g)- Valin (g)- Arginin (g)- Histiolin (g)- Alanin (g)- Asam aspartat (g)- Asam glutamat (g)- Glisin (g)- Prolin (g)- Serin (g)
1,4
1,290,0480,1380,2770,3100,046
0,60,06518556120,9
2,6671,1090,14911,4
0,0440,1630,2070,3140,290,08
0,0460,1550,1790,24
0,1190,0890,1180,21
0,6260,05
0,3680,181
Sumber : www.asiamaya.com dalam Dwi Susanto. 2005.
4.1. Peluang Pasar Susu Kambing
Peluang pasar dan pemasaran menjadi suatu hal yang
sangat vital bagi kelangsungan suatu usaha. Usaha yang sehat
adalah usaha yang dapat membidik secara tepat, benar dan cerdas
tentang semua aspek produksi dan pemasaran, hal ini harus
terprogram dan terintegrasi secara terencana dan bertahap.
*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak
6
Untuk susu kambing, peluang pasarnya masih sangat
terbuka, hal ini didukung dengan beberapa data di lapangan
sebagai berikut :
Hingga saat ini susu kambing masih diproduksi dalam
jumlah sangat terbatas, karena populasi kambing perah
masih terbatas.
Permintaan pasar sangat besar, tetapi belum dapat terpenuhi
akibat produksi yang masih terbatas.
Susu kambing memiliki keunggulan spesifik yang tidak
dimiliki produk susu dari ternak lain seperti sapi perah,
karena susu kambing selain untuk menjaga kesehatan juga
berkasiat untuk pengobatan dan kecantikan.
Harga jual produk masih cukup tinggi karena susu kambing di
nilai merupakan produk istimewa dan pasokannya masih
terbatas. (Rp. 10.000 – 20.000/ltr)
Susu kambing sangat digemari konsumen luar negeri,
sehingga berpeluang sebagai komoditi ekspor.
4.2. Manfaat Susu Kambing
Menurut para ahli, komposisi kimia susu kambing dan
bentuk morfologisnya sangat unik. Ini disebabkan butiran lemak
susu sangat homogen dan berdiameter sangat kecil (mikro)
sehingga sangat mudah diserap oleh organ pencernaan.
Berdasarkan informasi dari internet dengan alamat website
www.m.sia.com , susu kambing memiliki kasiat yang dapat mengatasi
beberapa penyakit antara lain : gangguan pencernaan, gangguan
ginjal, migraine, hepatitis A, asma, Tubercullosis (TBC), Bronchitis,
anemia (pucat), sakit kuning (jaundice), kerapuhan tulang
(osteoporosis), insomnia (tidak dapat tidur), ibu mengandung atau
menyusui anak, pemulihan stamina setelah operasi,
perkembangan keseimbangan mental anak, penyakit jantung fase
awal, pembentukan sel darah dan jaringan (tissue), penghilang
noda hitam (flek wajah), pelicin dan penegang kulit muka. Hal ini
diperkuat pula oleh Arsa Tanius, 2005. disamping penyakit diatas
susu kambing dapat menyembuhkan penyakit lemah syawat,
ejakulasi dini (edi tansil), asam urat dan penyakit reumatik
*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak
7
Sumber Pustaka :
Dwi Susanto dan Budiana. 2005. SUSU KAMBING. Penebar Swadaya. Jakarta
Bambang Agus Murtidjo. 1992. MEMELIHARA KAMBING SEBAGAI TERNAK POTONG DAN PERAH. Kanisius. Jogyakarta.
Tony setiawan dan Arsa Tarsius. 2005. BETERNAK KAMBING PERAH PERANAKAN ETAWA. Penebar Swadaya. Jakarta
*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak
8