10
PROSPEK BISNIS TERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWA ( PE ) *) Oleh SAPTO WALUYO, **) I. Pendahuluan Ternak kambing merupakan ruminansia kecil yang mempunyai arti besar bagi rakyat kecil yang jumlahnya sangat banyak. Ditinjau dari aspek pengembangannya ternak kambing sangat potensial bila diusahakan secara komersial, hal ini disebabkan ternak kambing memiliki beberapa kelebihan dan potensi ekonomi antara lain : tubuhnya relatif kecil, cepat mencapai dewasa kelamin, pemeliharaannya relatif mudah, tidak membutuhkan lahan yang luas, investasi modal usaha relatif kecil, mudah dipasarkan sehingga modal usaha cepat berputar. Selain itu ternak kambing juga memiliki kelebihan lain yaitu : reproduksinya efisien dan dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun, memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan, tahan terhadap panas dan beberapa penyakit serta prospek pemasaran yang baik. Ternak kambing memiliki peluang yang tinggi sebagai komoditas ekspor, terutama ke Timur Tengah, sampai saat ini Indonesia belum mampu mengisi peluang ekspor kambing secara kontinyu sebab populasinya masih sangat sedikit. Setiap tahunya sekitar 2,5 juta umat muslim wajib melakukan korban, maka setidaknya minimal sekitar 1 juta ekor kambing dibutuhkan untuk kurban tersebut, dengan demikian peluang pasar komoditas ternak kambing sangat cerah. II. Prospek Bisnis Kambing Perah Kambing perah memang masih terasa asing bagi sebagian masyarakat. Produk susunyapun masih sangat ekseklusif karena *) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009 **) Praktisi/Peternak 1

PROSPEK PENGEMBANGAN KAMBING PERANAKAN ETAWA

  • Upload
    ickhwan

  • View
    134

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROSPEK PENGEMBANGAN KAMBING PERANAKAN ETAWA

PROSPEK BISNIS TERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWA ( PE ) *)

OlehSAPTO WALUYO, **)

I. Pendahuluan

Ternak kambing merupakan ruminansia kecil yang mempunyai

arti besar bagi rakyat kecil yang jumlahnya sangat banyak. Ditinjau dari

aspek pengembangannya ternak kambing sangat potensial bila

diusahakan secara komersial, hal ini disebabkan ternak kambing memiliki

beberapa kelebihan dan potensi ekonomi antara lain : tubuhnya relatif

kecil, cepat mencapai dewasa kelamin, pemeliharaannya relatif mudah,

tidak membutuhkan lahan yang luas, investasi modal usaha relatif kecil,

mudah dipasarkan sehingga modal usaha cepat berputar.

Selain itu ternak kambing juga memiliki kelebihan lain yaitu :

reproduksinya efisien dan dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun, memiliki

daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan, tahan terhadap panas

dan beberapa penyakit serta prospek pemasaran yang baik.

Ternak kambing memiliki peluang yang tinggi sebagai komoditas

ekspor, terutama ke Timur Tengah, sampai saat ini Indonesia belum

mampu mengisi peluang ekspor kambing secara kontinyu sebab

populasinya masih sangat sedikit.

Setiap tahunya sekitar 2,5 juta umat muslim wajib melakukan

korban, maka setidaknya minimal sekitar 1 juta ekor kambing dibutuhkan

untuk kurban tersebut, dengan demikian peluang pasar komoditas ternak

kambing sangat cerah.

II. Prospek Bisnis Kambing Perah

Kambing perah memang masih terasa asing bagi sebagian

masyarakat. Produk susunyapun masih sangat ekseklusif karena dijual

dan didistribusikan dalam jumlah terbatas. Padahal dengan khasiatnya

dalam meningkatkan kesehatan tubuh, membantu dan mengatasi

sejumlah penyakit, serta menambah kecantikan, jelas bisnis kambing

perah sangat menggiurkan. Apalagi hal ini didukung oleh harga jual

susu yang sangat tinggi. Tentu bisnis ini akan semakin menarik bila

produk dari kambing perah diperkenalkan secara luas kepada

masyarakat.

*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak

1

Page 2: PROSPEK PENGEMBANGAN KAMBING PERANAKAN ETAWA

Pada dasarnya jenis kambing perah merupakan ternak

dwiguna. Artinya, kambing dipelihara untuk menghasilkan susu dan

daging. Diantara kambing-kambing perah, kambing PE (peranakan

Etawah) termasuk tipe kambing perah unggul, karena memiliki

kemampuan memproduksi susu sebanyak 1,5 – 3 liter/hari. Dengan

kemampuan produksi susu tersebut maka kambing perah PE cukup

signifikan untuk dikembangkan sebagai ternak penghasil susu yang

sangat potensial. Selain itu kambing PE pun sangat adaptif dengan

topografi di segala wilayah, tidak memerlukan lahan luas dan

pembudidayaannya relatif mudah sehingga dapat dijadikan bisnis

keluarga dalam upaya peningkatan dan memperbaiki gizi buruk.

Dalam waktu dua tahun kambing Peranakan Etawa ( PE ) dapat

beranak tiga kali dengan setiap kali beranak rata-rata dua ekor.

Kambing dara siap dikawinkan umur 10 bulan, dengan lama

kebuntingan sekitar 147 – 160 hari. Masa produksi atau laktasi dapat

mencapai delapan kali atau berumur 7 tahun. Harga susu di pasaran

saat ini mencapai Rp. 10.000 – Rp. 20.000/liter, sementara harga bibit

umur 4 – 8 bulan adalah Rp 35.000 - Rp 45.000/ kg berat hidup. Dari

uraian tersebut dapat dikatakan bahwa kambing PE memiliki dua

keunggulan, yaitu sebagai ternak perah dan sebagai kambing potong.

Mengingat potensi di wilayah kita, seperti sumberdaya alam,

potensi tenaga kerja, lingkungan sangat mendukung, maka

pengembangan peternakan kambing penghasil susu dan daging dapat

dilakukan melalui sistem pertanian terpadu baik organik maupun

spesifik lokalita dengan mengintegrasikan tanaman dan peternakan.

Dengan pengembangan sektor tersebut, diharapkan petani

peternak akan meningkat pendapatan dan kesejahteraannya yang

pada gilirannya akan meningkatkan kesehatan dan meningkatkan

pengetahuan, serta meningkatkan pendidikan putra-putri yang akan

menciptakan sebuah generasi terdidik yang siap pakai sebagai:”

sumber daya manusia yang mampu menyerap alih teknologi”.

Untuk itu diperlukan kerja keras, kerjasama dan kerja orientasi

jangka panjang sehingga antara lembaga pemerintah, swasta dan

praktisi di lapangan dan pengusaha terjalin secara sinergi dan

berkesinambungan.

III. Teknik Beternak Kambing Peranakan Etawa (PE)

*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak

2

Page 3: PROSPEK PENGEMBANGAN KAMBING PERANAKAN ETAWA

Dalam berusaha di bidang peternakan tentunya kita ingin agar

hasil yang dicapai tidak mengecewakan, oleh karena itu dalam

memulai usaha beternak kambing kita harus mengetahui berbagai hal

yang menyangkut cara beternak yang baik, meliputi :

Pemilihan bibit

Dalam pemilihan bibit kambing yang akan diternakkan, kita dapat

memilih baik buruknya kambing melalui pemilihan bibit kambing

secara umum

Umur Kambing

Cara menentukan umur dengan melihat gigi

Perkiraan umur

Gigi seri susu sudah tumbuh semua Kurang dari 1 th2 Gigi seri susu sudah berganti gigi

tetap1 – 2 tahun

4 Gigi seri susu sudah berganti gigi tetap

2 – 3 tahun

6 Gigi seri susu sudah berganti gigi tetap

3 – 4 tahun

8 Gigi seri susu sudah berganti gigi tetap

4 – 5 tahun

Gigitetap sudah mengalami keausan/tanggal

Lebih dari 5 th

Aspek fisiologis kambing PE

Kambing peranakan etawa (PE) adalah hasil persilangan

antara kambing etawa asli India dengan kambing kacang

Indonesia. Semakin mendekati ciri-ciri kambing etawa,

kambing PE akan menghasilkan susu yang berkualitas dan

banyak. Ciri-ciri tersebut adalah adanya gelambir pada leher,

rambut banjang dan lebat terutama di bagian paha belakang,

tulang hidung cembung dan telinga terkulai/kepleh panjang

dan melipat.

Pakan

Secara alamiah ternak kambing lebih menyukai rambanan

(daun-daunan) daripada rumput. Hampir sebagian besar

keberhasil usaha peternakan ditentukan oleh semakin efisiennya

penggunaan pakan, karena biaya tertinggi adalah pada pakan.

Berkaitan dengan alasan tersebut pemberian pakan secara

ekonomis dan teknis memenuhi persyaratan dilandasi kebutuhan

sebagai berikut :

*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak

3

Page 4: PROSPEK PENGEMBANGAN KAMBING PERANAKAN ETAWA

Kebutuhan hidup pokok, artinya kebutuhan makanan pokok

meskipun ternak kambing sudah tidak mengalami

pertumbuhan dan aktivitas.

Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan makanan

yang diperlukan ternak kambing untuk memproduksi jaringan

tubuh dan menambah bobot badan.

Kebtuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan makanan yang

diperlukan ternak kambing untuk proses reproduksi

(kebuntingan)

Kebutuhan untuk laktasi, yaitu kebtuhan makanan yang

diperlukan untuk memproduksi air susu.

Kesehatan

Faktor kesehatan sangat menentukan keberhasilan usaha

peternakan. Oleh karena itu menjaga kesehatan ternak harus

menjadi prioritas utama disamping pakan dan tatalaksana yang

memadai.

Secara umum penyakit yang sering menyerang ternak

kambing adalah :

a) Kudis atau scabies

b) Cacingan

c) Kembung/Tympani

d) Radang kelenjar susu / Mastitis

e) Penyakit mulut dan kuku

f) Belatungan / Miasis

IV. Susu Kambing Komposisi dan Manfaatnya

Menurut para ahli, komposisi susu kambing dan bentuk

morfologinya sangat unik, ini disebabkan butiran lemak susu sangat

homogen dan berdiameter sangat kecil (mikro) sehingga sangat mudah

diserap oleh organ pencernaan. Oleh karena itu konsumen susu

kambing sangat jarang mengalami diare meskipun mempunyai

kepekaan dalam penyerapan lactose (lactose intolerance). Bahkan

komposisi susu kambingpun memiliki kemiripan dengan air susu ibu

(ASI). Oleh karena itu susu kambing dapat digunakan sebagai

pengganti ASI (PASI). Hal ini disebabkan kandungan yang terdapat

dalam susu kambing tidak jauh berbeda dengan ASI, bahkan

*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak

4

Page 5: PROSPEK PENGEMBANGAN KAMBING PERANAKAN ETAWA

kandungan kalsium dan mineral lainnya jauh lebih tinggi dari pada ASI

maupun susu sapi.

Dalam tabel 1 ditunjukan komparasi antara ASI, Susu kambing

dan Susu sapi.

Tabel 1. Perbandingan komposisi susu sapi, susu kambing dan air susu ibu

per 100 gram.

Komposisi Kimia Susu Sapi Susu Kambing Air Susu Ibu

Protein (gr)Lemak (gr)Karbohidrat (gr)Kalori (kal)Fosfor (gr)Magnesium (gr)Besi (gr)Natrium (gr)Kalium (gr)Thiamin (mg)Vitamin A (IU)Ribotlapin (mg)Niacin (mg)Vitamin B6(mg)Asam Askorbat (mg)Trytophan (gr)Threonine (gr)Isoleusine (gr)Leucine (gr)

3,33,34,7611913

0,0549

1520,041260,160,080,040,94

0,0460,1490,1990,322

3,6 *)4,24,569

134 *)14 *)0,0550 *)

204 *)0,05 *)

1850,14

0,28 *)0,05 *)1,29

0,0440,163*) 0,207 *)0,314

1,04,46,970323

0,031751

0,0142410,040,180,015,00

0,0170,1490,0560,095

Sumber : USDA, 1976 dalam Dwi Susanto 2005.*) Kandungan nya lebih tinggi

Tabel 2. Kandungan Nutrisi Pada Susu Kambing

Nutrisi KandunganAir (g)Energi ( K kal)Energi (kj)Protein (g)Total lemak (g)aKarbohidrat (g)Serat (g)Ampas (g)

Mineral :- Kalsium, Ca (mg)- Besi, Fc (mg)- Magnesium, Mg (mg)- Fosfor, P (mg)- Kalium atau pofassium (mg)- Natrium Na (mg)- Seng, Zu (mg)- Tembaga, Cu (mg)- Mangan, Mn (mg)

8768

2883,54,14,40

0,8

1330,05

13,97110204490,3

0,0460,018

*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak

5

Page 6: PROSPEK PENGEMBANGAN KAMBING PERANAKAN ETAWA

- Sekruium , Se (mcg)Vitamin- Vitamin C (mg)- Tiamin (mg)- Riboflavin (mg)- Niacin (mg)- Asam pantotemat (mg)- Vitamin B6 (mg)- Folate (mcg)- Vitamin B12 (mg)- Vitamin A (IU)- Vitamin A, RE (mcg)- Vitamin D (IU)- Vitamin E (mg)

Lemak - Asam lunak jenuh, saturated (g)- Asam lemak tak jenuh, monosaturated

(g)- Asam lemak tak jenuh,

polyunsaturated (g)- Kolesterol (mg)

Asam amino- Triptofan (g)- Treonin (g)- Isoleusin (g)- Leusin (g)- Lisin (g)- Nitionin (g)- Cistin (g)- Fenilalanin (g)- Tirosin (g)- Valin (g)- Arginin (g)- Histiolin (g)- Alanin (g)- Asam aspartat (g)- Asam glutamat (g)- Glisin (g)- Prolin (g)- Serin (g)

1,4

1,290,0480,1380,2770,3100,046

0,60,06518556120,9

2,6671,1090,14911,4

0,0440,1630,2070,3140,290,08

0,0460,1550,1790,24

0,1190,0890,1180,21

0,6260,05

0,3680,181

Sumber : www.asiamaya.com dalam Dwi Susanto. 2005.

4.1. Peluang Pasar Susu Kambing

Peluang pasar dan pemasaran menjadi suatu hal yang

sangat vital bagi kelangsungan suatu usaha. Usaha yang sehat

adalah usaha yang dapat membidik secara tepat, benar dan cerdas

tentang semua aspek produksi dan pemasaran, hal ini harus

terprogram dan terintegrasi secara terencana dan bertahap.

*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak

6

Page 7: PROSPEK PENGEMBANGAN KAMBING PERANAKAN ETAWA

Untuk susu kambing, peluang pasarnya masih sangat

terbuka, hal ini didukung dengan beberapa data di lapangan

sebagai berikut :

Hingga saat ini susu kambing masih diproduksi dalam

jumlah sangat terbatas, karena populasi kambing perah

masih terbatas.

Permintaan pasar sangat besar, tetapi belum dapat terpenuhi

akibat produksi yang masih terbatas.

Susu kambing memiliki keunggulan spesifik yang tidak

dimiliki produk susu dari ternak lain seperti sapi perah,

karena susu kambing selain untuk menjaga kesehatan juga

berkasiat untuk pengobatan dan kecantikan.

Harga jual produk masih cukup tinggi karena susu kambing di

nilai merupakan produk istimewa dan pasokannya masih

terbatas. (Rp. 10.000 – 20.000/ltr)

Susu kambing sangat digemari konsumen luar negeri,

sehingga berpeluang sebagai komoditi ekspor.

4.2. Manfaat Susu Kambing

Menurut para ahli, komposisi kimia susu kambing dan

bentuk morfologisnya sangat unik. Ini disebabkan butiran lemak

susu sangat homogen dan berdiameter sangat kecil (mikro)

sehingga sangat mudah diserap oleh organ pencernaan.

Berdasarkan informasi dari internet dengan alamat website

www.m.sia.com , susu kambing memiliki kasiat yang dapat mengatasi

beberapa penyakit antara lain : gangguan pencernaan, gangguan

ginjal, migraine, hepatitis A, asma, Tubercullosis (TBC), Bronchitis,

anemia (pucat), sakit kuning (jaundice), kerapuhan tulang

(osteoporosis), insomnia (tidak dapat tidur), ibu mengandung atau

menyusui anak, pemulihan stamina setelah operasi,

perkembangan keseimbangan mental anak, penyakit jantung fase

awal, pembentukan sel darah dan jaringan (tissue), penghilang

noda hitam (flek wajah), pelicin dan penegang kulit muka. Hal ini

diperkuat pula oleh Arsa Tanius, 2005. disamping penyakit diatas

susu kambing dapat menyembuhkan penyakit lemah syawat,

ejakulasi dini (edi tansil), asam urat dan penyakit reumatik

*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak

7

Page 8: PROSPEK PENGEMBANGAN KAMBING PERANAKAN ETAWA

Sumber Pustaka :

Dwi Susanto dan Budiana. 2005. SUSU KAMBING. Penebar Swadaya. Jakarta

Bambang Agus Murtidjo. 1992. MEMELIHARA KAMBING SEBAGAI TERNAK POTONG DAN PERAH. Kanisius. Jogyakarta.

Tony setiawan dan Arsa Tarsius. 2005. BETERNAK KAMBING PERAH PERANAKAN ETAWA. Penebar Swadaya. Jakarta

*) Disampaikan pada Lokakarya FMA di BPP Dampit tanggal 1 Juni 2009**) Praktisi/Peternak

8