Upload
amalia-rizky
View
1.271
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
5/16/2018 Proses Pengolahan Batu Bara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 1/10
Proses Pengolahan Batubara
Pendahuluan
Pada tulisan saya terdahulu yang berjudul “Indonesia di Persimpangan Jalan- Artikel
tentang prospektif energi Indonesia” dikemukakan mengenai batubara sebagai salah satu
alternative energi di masa sekarang dan yang akan datang. Lebih daripada itu, batubara bagi
Indonesia adalah salah satu pilihan dalam menentukan strategi energi. Bila kita
membandingakn dengan negara China sebagai kekuatan baru dunia yang memusatkan lebih
dari 70% sumber energinya dari batubara1)
. Sementara aktivitas penelitian di asia untuk
pemanfaatan batubara berpusat di Jepang, Australia dan China sendiri.
Apakah Batubara itu?
Adalah kekayaan alam yang dikategorikan sebagai energy fossil terbentuk dari proses
metamorfosa yang sangat lama. Strukturnya kimia batubara samasekali bukan rangkaiankovalen karbon sederhana melainkan merupakan polikondensat rumit dari gugus aromatik
dengan fungsi heterosiklik 2,3)
. Jumlah polikondensat yang banyak ini saling berikatan sering
disebut dengan “bridge-structure”. Secara optis batubara sering merupakan bongkahan
berporus tinggi dengan kadar air yang sangat berfariasi.
Proses pengolahan batubara sudah dikenal sejak seabad yang lalu, diantaranya:
Gasifikasi (coal gasification)
Secara sederhana, gasifikasi adalah proses konversi materi organik (batubara, biomass atau
natural gas) biasanya padat menjadi CO dan H2 (synthesis gases) dengan bantuan uap air dan
oksigen pada tekanan atmosphere atau tinggi. Rumus sederhananya:
Coal + H2O + O2 à H2 + CO
Fisher Tropsch proses
5/16/2018 Proses Pengolahan Batu Bara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 2/10
Fisher Tropsch adalah sintesis CO/H2 menjadi produk hidrokarbon atau disebut senyawa
hidrokarbon sintetik/ sintetik oil. Sintetik oil banyak digunakan sebagai bahan bakar mesin
industri/transportasi atau kebutuhan produk pelumas (lubricating oil).
(2n+1)H2 + nCO → CnH(2n+2) + nH2O
Hidrogenasi (hydrogenation)
Hidrogenasi adalah proses reaksi batubara dengan gas hydrogen bertekanan tinggi. Reaksi ini
diatur sedemikian rupa (kondisi reaksi, katalisator dan kriteria bahan baku) agar dihasilkan
senyawa hidrokarbon sesuai yang diinginkan, dengan spesifikasi mendekati minyak mentah.
Sejalan perkembangannya, hidrogenasi batubara menjadi proses alternativ untuk mengolah
batubara menjadi bahan bakar cair pengganti produk minyak bumi, proses ini dikenal dengan
nama Bergius proses, disebut juga proses pencairan batubara (coal liquefaction).
Pencairan Batubara (coal Liquefaction)
Coal liquefaction adalah terminologi yang dipakai secara umum mencakup pemrosesan
batubara menjadi BBM sintetik (synthetic fuel). Pendekatan yang mungkin dilakukan untuk
proses ini adalah: pirolisis, pencairan batubara secara langsung (Direct Coal Liquefaction-
DCL) ataupun melalui gasifikasi terlebih dahulu (Indirect Coal Liquefaction-ICL). Secara
intuitiv aspek yang penting dalam pengolahan batubara menjadi bahan bakar minyak sintetik
adalah: efisiensi proses yang mencakup keseimbangan energi dan masa, nilai investasi,
kemudian apakah prosesnya ramah lingkungan sehubungan dengan emisi gas buang, karena
ini akan mempengaruhi nilai insentiv menyangkut tema tentang lingkungan. Undang-Undang
No.2/2006 yang mengaatur tentang proses pencairan batubara.
Efisiensi pencairan batubara menjadi BBM sintetik adalah 1-2 barrel/ton batubara4)
. Jika
diasumsikan hanya 10% dari deposit batubara dunia dapat dikonversikan menjadi BBM
sintetik, maka produksi minyak dunia dari batubara maksimal adalah beberapa juta
barrel/hari. Hal ini jelas tidak dapat menjadikan batubara sebagai sumber energi alternativ
bagi seluruh konsumsi minyak dunia. Walaupun faktanya demikian, bukan berarti batubara
tidak bisa menjadi jawaban alternativ energi untuk kebutuhan domestik suatu negara. Faktor
yang menjadi penentu adalah: apakah negara itu mempunyai cadangan yang cukup dan
teknologi yang dibutuhkan untuk meng-konversi-kannya. Jika diversivikasi sumber energi
menjadi strategi energi suatu negara, pastinya batubara menjadi satu potensi yang layak untuk
dikaji menjadi salah satu sumber energi, selain sumber energi terbarukan (angin, solar cell,
geothermal, biomass). Tetapi perlu kita ingat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mempertimbangkannya tidaklah tanpa batas, karena sementara negara2 lain sudah melakukan
kebijakan-kebijakan konkret domestik maupun luar negeri untuk mengukuhkan strategi
energi untuk kepentingan negaranya.
Pencairan batubara metode langsung (DCL)
Pencairan batubara metode langsung atau dikenal dengan Direct Coal Liquefaction-DCL,
dikembangkan cukup banyak oleh negara Jerman dalam menyediakan bahan bakar pesawat
terbang. Proses ini dikenal dengan Bergius Process, baru mengalami perkembangan lanjutan
setelah perang dunia kedua.
5/16/2018 Proses Pengolahan Batu Bara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 3/10
DCL adalah proses hydro-craacking dengan bantuan katalisator. Prinsip dasar dari DCL
adalah meng-introduksi-an gas hydrogen kedalam struktur batubara agar rasio perbandingan
antara C/H menjadi kecil sehingga terbentuk senyawa-senyawa hidrokarbon rantai pendek
berbentuk cair. Proses ini telah mencapai rasio konversi 70% batubara (berat kering) menjadi
sintetik cair. Pada tahun 1994 proses DCL kembali dikembangkan sebagai komplementasi
dari proses ICL terbesar setelah dikomersialisasikan oleh Sasol Corp.
Tahun 2004 kerjasama pengembangan teknologi upgrade (antara China Shenhua Coal
Liquefaction Co. Ltd. dengan West Virginia University) untuk komersialisasi DCL rampung,
untuk kemudian pembangunan pabrik DCL kapasitas dunia di Inner Mongolia. Dalam Phase
pertama pabrik ini akan dihasilkan lebih dari 800.000 ton bahan bakar cair pertahunnya.
Berikut adalah kapasitas produksi Shenhua DCL Plant, Inner Mongolia5)
Phase I:
Plant Cost Estimate : 800 mio. USD
Coal Input estimate : 2,1 mio. MT/a
Yield of oil products : 845.300 MT/a
Estimate production cost : USD 24/bbl
Komposisi oil products yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Diesel : 591.900 (MT/a)
Naphtha : 174.500 (MT/a)
LPG : 70.500 (MT/a)
Liquid Ammonia : 8.300 (MT/a)
Total : 845.300 (MT/a)
Dari table di atas dapat dilihat bahwa perkiraan harga produksi tiap-tiap produk BBM sintetik
adalah sebesar USD 24 per barrel, jauh lebih rendah dibandingkan harga minyak mentahdunia saat ini yang berkisar di atas USD 60/barrel. Dengan beberapa data penunjang saja,
maka break event point-nya sudah dapat dihitung.
Yang menjadikan proses DCL sangat bervariasi adalah beberapa faktor dibawah:
Pencapaian dari sebuah proses DCL sangat tergantung daripada jenis feedstock
/(spesifikasi batubara) yang dipergunakan, sehingga tidak ada sebuah sistem yang bisa
optimal untuk digunakan bagi segala jenis batubara.
Jenis batubara tertentu mempunyai kecenderungan membentuk lelehan (caking
perform), sehingga menjadi bongkahan besar yang dapat membuat reaktor kehilangan
5/16/2018 Proses Pengolahan Batu Bara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 4/10
tekanan dan gradient panas terlokalisasi (hotspot). Hal ini biasanya diatasi dengan
mencampur komposisi batubara, sehingga pembentukan lelehan dapat dihindari.
Batubara dengan kadar ash yang tinggi lebih cocok untuk proses gasifikasi terlebih
dahulu, sehingga tidak terlalu mempengaruhi berjalannya proses.
Termal frakmentasi merupakan phenomena yang terjadi dimana serpihan batubara
mengalami defrakmentasi ukuran hingga berubah menjadi partikel-partikel kecil yang
menyumbat jalannya aliran gas sehingga menggangu jalannya keseluruhan proses.
Hal ini dapat diatasi dengan proses pengeringan batubara terlebih dahulu sebelum
proses konversi pada reaktor utama (Lihat skema Brown Coal Liquefaction di bawah).
Proses Pencairan Batubara Muda rendah emisi (Low Emission Brown Coal
Liquefaction)
Tahapan proses pencairan batubara muda (Brown Coal Liquefacion):
1. Pengeringan/penurunan kadar air secara efficient
2. Reaksi pencairan dengan limonite katalisator
3. Tahapan hidrogenasi untuk menghasilkan produk oil mentah
4. Deashing Coal Liquid Bottom/heavy oil (CLB)
5. Fraksinasi/pemurnian light oil (desulfurisasi,pemurnian gas,destilasi produk)
Cooperative Study of Development of Low Grade Coal Liquefaction Technology, 2003
Landasan dalam mengembangkan ujicoba produksi (pilot scale) proses pencairan batubara
adalah:
Produk liquid oil yang dihasilkan harus mencapai lebih dari 50%
Proses pengoperasian harus berjalan dengan kontinuitas lebih daripada 1500 jam. Tahapan proses deashing harus mencapai kadar ash (abu) < 500 ppm.
5/16/2018 Proses Pengolahan Batu Bara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 5/10
Optimalisasi/pengembangan proses pengeringan (dewatering) baru.
Batubara
Di Amerika, industri batubara sedang menggembar-gemborkan rencana untuk mengubah
jutaan ton batubara menjadi diesel ataupun bahan bakar cair lainnya. Beberapa pihak menilairencana ini merupakan sebuah proses yang mahal dan tidak efisien. Alasannya sederhana:
masalah lingkungan. Batubara cair diproduksi saat batubara dikonversi menjadi bahan bakar
cair yang dapat digunakan untuk transportasi. Terdapat dua metode untuk mengkonversi
batubara menjadi bahan bakar cair: - Direct liquefaction Pada metode ini, batubara dilarutkan
pada temperatur dan tekanan tinggi. Proses ini sangat efisien, namun produk cair
membutuhkan pemurnian lebih jauh untuk dapat menghasilkan karakteristik bahan bakar
yang bagus. - Indirect liquefaction Pada metode ini, batubara digasifikasi untuk membentuk
syngas (campuran hidrogen dan karbon monoksida). Syngas tersebut selanjutnya
dikondensasi dengan menggunakan katalis (tahap Fischer-Tropsch) untuk menghasilkan
produk berkualitas tinggi.
Proses Pembuatan Coal to Liquid
Bahan bakar cair turunan batubara ini memiliki sifat bebas sulfur, berkadar partikulat rendah
dan berkadar nitrogen oksida rendah. Kelebihan lain dari penggunaan batubara cair adalah
batubara tersedia di seluruh dunia, sehingga dapat meningkatkan energy security dari suatu
daerah. Namun, beberapa pihak menolak pengguanaan batubara cair ini sebagai bahan bakar
alternatif. Dalam penggunaannya, batubara cair sebagai bahan bakar alternatif dinilai dapat:
5/16/2018 Proses Pengolahan Batu Bara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 6/10
1. Meningkatkan dampak negatif dari penambangan batubara 2. Menimbulkan efek global
warming sebesar hampir dua kali lipat per gallon bahan bakar
Emisi CO2 CTL
Penyebaran skala besar pabrik batubara cair dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan
dari penambangan batubara. Penambangan batubara akan memberikan dampak negatif yang
berbahaya. Penambangan ini dapat menyebabkan limbah yang beracun dan bersifat asam
serta akan mengkontaminasi air tanah. Selain dapat meningkatkan efek berbahaya terhadap
lingkungan, peningkatan produksi batubara juga dapat menimbulkan dampak negatif pada
orang-orang yang tinggal dan bekerja di sekitar daerah penambangan. Produksi batubara cair
membutuhkan batubara dan energi dalam jumlah yang besar. Proses ini juga dinilai tidak
efisien. Faktanya, 1 ton batubara hanya dapat dikonversi menjadi 2 barel bensin. Proseskonversi yang tidak efisien, sifat batubara yang kotor, dan kebutuhan energi dalam jumlah
yang besar tersebut menyebabkan batubara cair menghasilkan hampir dua kali lipat emisi
penyebab global warming dibandingkan dengan bensin biasa. Walaupun karbon yang
terlepas selama produksi ditangkap dan disimpan, batubara cair tetap akan melepaskan 4
hingga 8 persen polusi global warming lebih banyak dibandingkan dengan bensin biasa.
5/16/2018 Proses Pengolahan Batu Bara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 7/10
Emisi Berbagai Bahan Bakar
Beberapa ahli menyatakan bahwa penggunaan batubara cair termasuk kategori “bersih”
karena bebas sulfur, namun saat batubara diubah menjadi bahan bakar transportasi, dua aliran
karbon dioksida terbentuk: satu dari pabrik produksi batubara cair dan satu dari pipa
pembuangan kendaraan yang membakar bahan bakar tersebut. Emisi dari pabrik produsenbatubara cair lebih besar daripada pabrik produsen dan pemurnian minyak mentah untuk
memproduksi bensin, diesel, dan bahan bakar transportasi lainnya. Selain berdampak negatif
pada global warming, batubara cair juga memiliki dampak negatif lain terhadap lingkungan.
Lebih dari 4 gallon air dibutuhkan untuk setiap gallon bahan bakar yang diproduksi. Hal ini
akan mengancam persediaan air yang terbatas. Dampak-dampak di atas menjelaskan bahwa
penggunaan batubara sebagai bahan bakar alternatif berbahaya bagi lingkungan dan tidak
sejalan dengan pencarian solusi masalah global warming. Beberapa pihak menilai
dibandingkan dengan menggunakan batubara cair sebagai bahan bakar alternatif, lebih baik
berinvestasi untuk industri energi yang lebih ramah lingkungan dan membantu kita
menyelesaikan permasalahan global warming. Batubara cair, dilihat dari dampak negatif di
atas, bukanlah jawaban yang tepat untuk masa depan energi dunia.
batubara merupakan salah satu jenis bahan bakar untuk pembangkit energi,disamping gas alam dan minyak bumi. Berdasarkan atas cara penggunaannyasebagai penghasil energi diklasifikasikan:
a. Penghasil energi primer dimana batubara yang langsung dipergunakan untukindustri, misalnya pemakaian batubara sebagai bahan bakar bunker (dalam industrisemen dan pembangkit listrik tenaga uap), pembakaran kapur, bata, genting, bahanbakar lokomotif, pereduksi proses metallurgi, kokas konvensional, bahan bakar tidak
berasap.
b. Penghasil energi sekunder dimana batubara yang tidak langsung dipergunakanuntuk industri misalnya pemakaian batubara sebagai bahan bakar padat (briket),bahan bakar cair (konversi menajadi bahan bakar cair) dan gas (konversi menjadibahan bakar gas), bahan bakar dalam industri penuangan logam (dalam bentukkokas). Selain itu batubara dipergunakan bukan sebagai bahan bakar antara lainsebagai reduktor pada peleburan timah, pabrik ferro nikel, industri besi dan baja,pemurnian pada industri kimia (dalam bentuk karbon aktif), pembuatan kalsiumkarbida (dalam bentuk kokas atau semi kokas).
Jenis Bahan Bakar
Jenis bahan bakar yang umum dipergunakan dalam industri adalah :
a. Bahan bakar gas : gas alamb. Bahan bakar cair : minyak bumic. Bahan bakar padat : batubara
Ketiga bahan bakar tersebut pada dasarnya terdiri dari :
1. Combustible Material
Yaitu bahan-bahan yang dapat dibakar atau dioksidasi oleh oksigen dari udara.
5/16/2018 Proses Pengolahan Batu Bara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 8/10
Bahan tersebut pada umumnya terdiri dari : Fixed Carbon, Hidrocarbon Compounds,Sulfur, Nitrogen, Phospor, dll.
2. Non Combustible Material
Yaitu bahan-bahan yang tidak dapat dibakar atau dioksidasi oleh oksigen. Bahan initersisa dalam ujud padat yang disebut abu (ash) yang mengandung SiO2, Al2O3,Fe2O3, CaO dan Alkali dan ujud gas yang berbentuk H2O atau CO2.
Bahan bakar batubara banyak mengandung non combustible materials dalambentuk abu dan air, sedangkan bahan bakar minyak praktis tak mengandung noncombustible materials kecuali kadang-kadang sedikit carbon dioksida. Kandungannon combustible materials dalam bahan bakar umumnya tak diingini karena akanmenurunkan nilai bakar atau menurunkan suhu nyala.
Terjadinya Impurities
Seperti diketahui batubara yang diambil dari hasil penambangan selalu mengandungbahan-bahan pengotor (impurities). Dikenal 2 jenis impurities yaitu inherentimpurities dan eksternal impurities.
a. Inherent Impurities merupakan pengotor bawaan yang terdapat dalam batubara.Batubara yang sudah dicuci bersih (bentuk bongkah), ketika dibakar habis ternyatamasih memberikan sisa abu. Pengotor bawaan ini terjadi bersama-sama pada waktuterjadi proses pembentukan batubara (ketika masih berupa gelly). Pengotor ini dapatberupa mineral seperti gypsum, anhidrit, pirit, silica, markasit dan dapat pula
berbentuk tulang-tulang binatang (diketahui ada senyawa pospor dari hasil analisaabu).
b. External Impurities, merupakan pengotor luar yang berasal dari prosespenambangan antara lain terbawanya lapisan penutup, kejadian ini sangat umumdan sulit dihindarkan khususnya pada kegiatan tambang terbuka.
Currently 1.32/5
1
2 3
4
5
1.3 /5 (22 votes)
batubara merupakan endapan organic yang mutunya sangat ditentukan olehbeberapa factor antara lain tempat terdapatnya cekungan, umur dan banyaknyakontaminasi. Didalam penggunaannya perancangan mesin yang mempergunakanbatubara sebagai bahan bakar harus menyesuaikan dengan kualitas batubaranyaagar mesin yang dipergunakan tahan lama.
PENGENALAN UMUM KUALITAS BATUBARA
5/16/2018 Proses Pengolahan Batu Bara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 9/10
Batubara merupakan bahan baku pembangkit energy dipergunakan untuk industry.Mutu dari batubara akan sangat penting dalam menentukan peralatan yangdipergunakan. Untuk menentukan kualitas batubara, beberapa hal yang harusdiperhatikan adalah : High heating value (kcal.kg), Total moisture (%), Inherent
moisture (%), Volatile matter (%), Ash content (%), Sulfur content (%), coal size (%),Hardgrove grindability index (<3mm, 40mm, 50mm), Fixed carbon (%),Phosposrus/chlorine (%), Ultimate analysis : (carbon, hydrogen, oxygen, nitrogen,sulfur, ash), ash fusion temperature.
a. High Heating Value (HHV)
High heating value sangat berpengaruh terhadap pengoperasian alat, seperti :pulverizer, pipa batubara, wind box, burner. Semakin tinggi high heating value makaaliran batubara setiap jamnya semakin rendah sehingga kecepatan coal feederharus disesuaikan.
b. Moisture Content
Kandungan moisture mempengaruhi jumlah pemakaian udara primernya, padabatubara dengan kandungan moisture tinggi akan membutuhkan udara primer lebihbanyak guna mengeringkan batubara tersebut pada suhu keluar mill tetap.
c. Volatile Matter
Kandungan volatile matter mempengaruhi kesempurnaan pembakaran dan
intensitas nyala api. Kesempurnaan pembakaran ditentukan oleh : Fixed Carbon
Fuel Ratio = ---------------------
Volatile Matter
Semakin tinggi fuel ratio maka carbon yang tidak terbakar semakin banyak.
d. Ash Content dan Komposisi
Kandungan abu akan terbawa bersama gas pembakaran melalui ruang bakar dandaerah konveksi dalam bentuk abu terbang atau abu dasar. Sekitar 20% dalambentuk abu dasar dan 80% dalam bentuk abu terbang. Semakin tinggi kandunganabu dan tergantung komposisinya mempengaruhi tingkat pengotoran (fouling),keausan dan korosi peralatan yang dilalui.
e. Sulfur Content
Kandungan sulfur berpengaruh terhadap tingkat korosi sisi dingin yang terjadi padaelemen pemanas udara, terutama apabila suhu kerja lebih rendah dari letak embunsulfur, disamping berpengaruh terhadap efektifitas penangkapan abu pada peralatanelectrostatic precipator.
f. Coal Size
5/16/2018 Proses Pengolahan Batu Bara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proses-pengolahan-batu-bara 10/10
Ukuran butir batubara dibatasi pada rentang butir halus dan butir kasar. Butir palinghalus untuk ukuran <3mm, sedang ukuran paling kasar 50mm. butir paling halusdibatasi dustness dan tingkat kemudahan diterbangkan angin sehingga mengotorilingkungan. Tingkat dustness dan kemudahan beterbangan masih ditentukan pula
oleh kandungan moisture batubara.
g. Hardgrove Grindability Index (HGI)
Kapasitas mill (pulverizer) dirancang pada Hardgrove grindability index tertentu,maka untuk HGI lebih rendah kapasitasnya lebih rendah dari nilai patoknya untukmenghasilkan fineness yang sama.
h. Ash Fusion Characteristic
Ash Fusion Characteristic akan mempengaruhi tingkat fouling, slagging dan operasi
blower.
PARAMETER KUALITAS BATUBARA
Cukup banyak parameter untuk menentukan kualitas batubara antara lain :
1. Total moisture (%) *) **) ***)2. Inherent moisture (%) *) **) ***)3. Ash content (%) *) **)4. Volatile matter (%) *) **)
5. Fixed carbon6. Calorific value (kcal/kg) *) **)7. Total sulphur (%) ***)8. Index hardgrove *) **)9. Index muai bebas ***)10. Roga index ***)11. Gray king ***)12. Diatometri ***)13. Nitrogen (%) **)14. Phosphor *)15. P2O5 *)
16. Plastometri ***)
Keterangan :*) Diperlukan datanya untuk PLTU**) Diperlukan datanya untuk bahan bakar***) Diperlukan datanya untuk industry kokas metallurgi