28
PROPOSAL SKRIPSI PENERAPAN METODE SIX SIGMA DALAM PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KAYU LAPIS DI PT.TIRTA MAHAKAM RESOURCES Tbk Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : SYARIFAH MUTHMAINNAH 04.45246.00200.06 PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI

Proposal Tugas Akhir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknik industri universitas mulawaran

Citation preview

Page 1: Proposal Tugas Akhir

PROPOSAL SKRIPSI

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DALAM PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KAYU LAPIS DI

PT.TIRTA MAHAKAM RESOURCES Tbk

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh :

SYARIFAH MUTHMAINNAH04.45246.00200.06

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRIFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA2008

Page 2: Proposal Tugas Akhir

UNIVERSITAS MULAWARMAN FAKULTAS TEKNIK PS S1 TEKNIK SIPIL PERTAMBANGAN LINGKUNGAN INDUSTRI PS D3 TEKNIK PERTAMBANGAN

PROPOSALTUGAS SKRIPSI

Nama : Syarifah Muthmainnah

NIM : 04.45246.00200.06

Peminatan : Pengendalian Kualitas Statistik

Judul tugas Akhir : Penerapan Metode Six Sigma Dalam Pengendalian dan Peningkatan

Kualitas Poduk Kayu di PT. Tirta Makakam Resources Tbk

Usulan Pembimbing 1 : La Ode Ahmad Safar T., ST, MT

Usulan Pembimbing 2 : Juli Nurdiana, ST

Dilaksanakan : Semester Genap 2007 / 2008

1. Judul Skripsi

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DALAM PENGENDALIAN DAN

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KAYU LAPIS DI PT. TIRTA

MAHAKAM RESOURCES Tbk.

2. Latar Belakang Masalah

Kemajuan dan perkembangan zaman merubah cara pandang konsumen dalam

memilih sebuah produk yang diinginkan. Kualitas menjadi sangat penting dalam

memilih produk disamping faktor harga yang bersaing. Perbaikan dan

peningkatan kualitas produk dengan harapan tercapainya tingkat cacat produk

mendekati zero defect membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Perbaikan kualitas

dan perbaikan proses terhadap sistem produksi secara menyeluruh harus dilakukan

jika perusahaan ingin menghasilkan produk yang berkualitas baik dalam waktu

yang relatif singkat. Suatu perusahaan dikatakan berkualitas bila perusahaan

Page 3: Proposal Tugas Akhir

tersebut mempunyai sistem produksi yang baik dengan proses terkendali. Melalui

pengendalian kualitas (quality control) diharapkan bahwa perusahaan dapat

meningkatkan efektifitas pengendalian dalam mencegah terjadinya produk cacat

(defect prevention), sehingga dapat menekan terjadinya pemborosan dari segi

material maupun tenaga kerja yang akhirnya dapat meningkatkan produktifitas.

Industri perkayuan sebagai salah satu industri non migas yang mampu

menghasilkan devisa negara dalalam bentuk ekspor kayu olahan. Meskipun

beberapa tahun terakhir ini terjadi penutupan perusahaan-perusahan yang bergerak

dalam bidang perkayuan akibat dari krisis ekonomi dan moneter yang

berkepanjangan, pencabutan Hak Pengelolaan Hutan (HPH), kerusakan dan

kebakaran hutan yang menyebabkan kekurangan bahan baku, produksi berbiaya

tinggi sehingga tidak mampu bersaing dipasaran nasional dan internasional.

Namun demikian pemerintah berusaha untuk menjaga dan meningkatkan ekspor

nin migas yang merupakan salah satu penghasi devisa negara, dengan berbagai

cara mulai dari penghijauan, reboisasi, sampai peninjauan kembali pemberian

HPH kepada perusahaan-perusahaan kayu yang berkapabilitas.

PT. Tirta Mahakam Resources, Tbk sebagai salah satu industri perkayuan

yang berkembang menjadi industri perkayuan terpadu di kalimantan timur

berusaha untuk melakukan perbaikan produk dan kualitas secara terus menerus

sehingga dapat bertahan. Meminimumkan cacat adalah usaha yang harus

dilakukan secara berkesinambungan dalam hal peningkatan kualitas suatu produk.

Oleh karena itu, sangat penting bagi PT. Tirta Mahakam untuk menerapkan salah

satu metode pengendalian dan peningkatan kualitas yang dapat membantu

mengurangi cacat dalam memproduksi kayu lapis. Berkaitan dengan permintaan

konsumen, PT. Tirta Mahakam selalu berusaha mempertahankan kepercayaan

pelanggan. Hal tersebut dilakukan dengan selalu meningkatkan kualitas produk

kayu lapis yang dihasilkan, walaupun pada kenyataannya selalu ada produk yang

tidak memenuhi spesifikasi yang diharapakan sehingga terpaksa dilakukan reject

atau return. Salah satu metode yang dipakai untuk peningkatan dan pengendalian

kualitas ialah Six Sigma. Metode ini merupakan salah satu metode yang akurat

Page 4: Proposal Tugas Akhir

yang mampu meminimalkan dan meniadakan cacat (zero defect) pada produk

serta mempertahankan dan memaksimalkan kesuksesan di perusahaan.

3. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini ialah mengenai produksi

yang dilakukan oleh PT. Tirta Mahakam dalam menghasilkan produk kayu lapis

apakah telah sesuai dengan kualitas yang diinginkan serta metode apa yang

dipakai dalam upaya pengendalian kualitas dari produksi kayu lapis.

4. Tujuan Tugas Akhir

Tujuan dari diadakannya penelitian ini ialah :

a. Menentukan faktor-faktor kritis (CTQ = Critical to Quality) yang

berpengaruh pada timbulnya cacat dari produk yang dihasilkan.

b. Mengukur kemampuan proses dalam menghasilkan produk yang

memenuhi spesifikasi dengan metode Six Sigma.

c. Memberikan usulan perbaikan terhadap sistem produksi berdasarkan hasil

eksperimen.

5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada :

a. Bagian yang diteliti mengenai cacat dalam proses produk kayu lapis.

b. Produk kayu lapis yang diteliti ialah jenis kayu meranti merah yang

memiliki finir 5 lapis (5 ply).

c. Tidak membahas biaya kualitas.

6. Tinjauan Pustaka

a. Kualitas (Quality)

Page 5: Proposal Tugas Akhir

Masalah kualitas adalah masalah yang sangat penting dalam industri, baik

industri barang maupun jasa. Kualitas berarti menyangkut kepuasan konsumen,

bagaimana agar didapatkan barang atau jasa yang memuaskan konsumen. Untuk

itu produksi perlu dikontrol, yang berarti performance dari mesin atau penghasil

barang atau jasa tersebut harus diperhatikan. Dalam hal ini kualitas itu sendiri

menyangkut pekerja, mesin, metode kerja, material, dan lingkungan kerja.

Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda , dan bervariasi dari yang

konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari kualitas

biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti :

performansi (performance), keandalan (reliability), mudah dalam penggunaan

(easy of use), dan estetika (esthetics). Menurut Vincent dalam bukunya Total

Quality Management mendefinisikan kualitas adalah segala sesutu yang mampu

memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the nees of sustomers).

Menurut Deming, kualitas adalah sebuah segitiga interaksi antara produk,

konsumen, konsumen dengan caranya menggunakan produk tersebut, dan

pelatihan terhadap konsumen. Definisi tersebut mencakup aspek fungsional,

kesesuaian, dan persepsi dari produk oleh konsumen. Perancang produk harus

memperhitungkan bagaimana produk akan digunakan walaupun sebenarnya bukan

merupakan fungsi sebenarnya dari produk tersebut.

The Juran Institute, sebuah lembaga pengembangan kualitas terkemuka yang

dimiliki oleh Dr. Joseph M. Juran salah satu guru dalam manajemen kualitas

mendefinisikan dua komponen dasar dari kualitas, yaitu :

1. Fitur produk

Merupakan karakteristik produk yang membuat produk tersebut menarik bagi

konsumen.

2. Kesesuaian atau kemampuan produk dalam memenuhi fitur tersebut.

Dapat disebut juga kemampuan produk secara konsisten untuk memberikan

on-target performance setiap digunakan, dibawah semua kondisi operasional

tanpa ada efek samping.

Berdasarkan berbagai macam pendapat mengenai definisi kualitas, maka dapat

disimpulkan bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan/konsumen. Produk yang

Page 6: Proposal Tugas Akhir

terlampau canggih karena tidak mengindahkan kebutuhan konsumen akan

ditinggalkan konsumennya walaupun memiliki kualitas tinggi. Oleh karena itu

produk yang akan dihasilkan akan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan

konsumen serta dapat digunakan dengan mudah dan diproduksi dengan cara baik

dan benar.

Menurut Garvin, yang dikutip Vincent Gaspersz,menentukan dimensi kualitas

barang dapat dilakukan melalui delapan dimensi, sebagai berikut :

1. Performance

Hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan

karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli

barang tersebut.

2. Features

Aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan

dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.

3. Reliability

Hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang

berhasil menjalankan funginya setiap kali digunakan dalam periode waktu

tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.

4. Conformance

Hal yang berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang

telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan pada keinginan pelanggan.

Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain

produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.

5. Durability

Suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai

barang.

6. Serviceability

Karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan,

dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.

7. Aesthetics

Page 7: Proposal Tugas Akhir

Merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai

estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari

preferensi individual.

8. Perceived Quality

Kualitas yang dirasakan bersifat subyektif, berkaitan dengan perasaan

pelanggan dalam mengkonsumsi produk seperti : harga diri, moral, dan

lain-lain.

b. Pengendalian Kualitas (Quality Control)

Dengan persaingan yang amat ketat, permasalahannya menjadi bagaimana

menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan biaya produksi yang kecil

atau harga yang bersaing ini adalah implikasi dari teori produksi. Karena banyak

hal yang terkait dalam proses menghasilkan produk dengan kualitas yang baik

maka aspek-aspek yang terkait dalam hal kualitas produksi juga semakin rumit.

Kualitas produksi akan menyangkut segala aspek organisasi atau hubungan antar

bagian dalam organisasi. Begitu juga aspek teknis terhadap hasil produksi untuk

mendapatkan kesesuaian dengan standar kualitas yang didefinisiskan.

Untuk dapat selalu mempertahankan kualitas yang baik serta konsisiten,

diperlukan suatu aktivitas yang disebut pengendalian kualitas. Pengendalian

kualitas secara umum dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem yang digunakan

untuk memelihara atau menjaga level kualitas yang diinginkan dalam suatu

produk atau jasa. Pengendalian kualitas juga mempunyai pengertian penggunaan

teknik-teknik dan aktivitas-aktivitas dalam upaya mencapai, mempertahankan,

dan memperbaiki kualitas dari suatu produk atau jasa. Pengendalian kualitas dapat

dibagi menjadi dua, yaitu :

a. On-line Quality Control

Merupakan pengendalian kualitas pada saat proses produksi sedang berjalan,

seperti pendiagnosaan dan penyesuaian proses, pengontrolan proses, dan

inspeksi hasil proses.

b. Off-line Quality Control

Page 8: Proposal Tugas Akhir

Adalah usaha-usaha yang bertujuan mengoptimalkan rancanganproses dan

produk sebagai pendukung usaha on-line quality control. Off-line Quality

Control ini dilakukan sebelum atau sesudah proses.

Menurut J.M. Juran, pengendalian kualitas terdiri atas tiga aspek yang dikenal

dengan konsep trilogi kualitas, yaitu :

1. Quality Planning

Pada tahapan ini produsen harus :

Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen, baik konsumen internal

maupun eksternal

Merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen

Merancang proses produksi untuk produk tersebut

Proses produksi harus sesuai dengan spesifikasi

2. Quality Control

Pengendalian kualitas produk pada saat proses produksi. Pada tahapan ini,

produsen harus :

Mengidentifikasi faktor kritis yang harus dikendalikan berpengaruh pada

kualitas

Mengembangkan alat dan metode pengukurannnya

Mengembangkan standar bagi faktor kritis

3. Quality Improvement

Kegiatan ini dilakukan jika ditemui ketidaksesuaian antara kondisi aktual

dengan kondisi standar. Metode Six Sigma merupakan tindakan yang berada

pada tahapan ini.

c. Alat-Alat Pengendalian Kualitas

Menurut Edward Deming (Deming, W.E., 1982) penyelesaian masalah

pengendalian kualitas yang ada dalam perusahaan bisa dilakukan pendekatan

dengan The Seven Magnificient Quality Tools atau 7 alat pengendalian kualitas

yang terdiri atas :

1. Flowchart

Fokus pada proses dan fungsi-fungsi atribut-atribut sumber daya input,

pemasok (suplier) dan konsumen internal.

Page 9: Proposal Tugas Akhir

2. Check Sheet

Merupakan suatu form yang digunakan untuk menuliskan data yang

hendak dicari serta mengecek data, baik data masa lalu maupun

pengamatan saat ini. Informasi yang diperoleh dari check sheet merupakan

bentuk yang sederhana, yang dirancang untuk memungkinkan

penggunanya mencatat data khusus dan dapat diamati mengenai satu atu

beberapa variabel.

Tabel Check Sheet Produk Kayu lapis

Jenis Defect Reject Total Keterangan

Core Lap IIIII 5

Thick and Thin IIIII IIIII IIIII 15

Press Mark IIIII III 8

Cacat mata kayu III 3

3. Histogram

Histogram berfungsi untuk mengetahui distribusi data yang ada.

4. Diagram Pareto

Bertujuan untuk mengidentifikasikan masalah-masalah utama berdasar

informasi yang telah didapat agar dapat mengambil keputusan mana yang

harus diprioritaskan. Prinsip dasarnya mengatakan bahwa 80% masalah

yang timbul pada suatu produk yang dihasilkan disebabkan oleh 20% dari

suatu macam karakteristik dalam proses produksi (faktor penyebab).

Page 10: Proposal Tugas Akhir

Pareto diagram berisi skala vertikal dan skala horizontal. Skala vertikal

berisi frekuensi dan prosentase sedangkan skala horizontal berisi kategori

kejadian atau masalah. Langkah-langkah yang digunakan untuk menyusun

diagram pareto ialah :

a. Menentukan kategori klasifikasi data, misalnya berdasarkan masalah,

penyebab, jenis kecacatan, dan lain-lain.

b. Mengumpulkan data dalam jangka waktu tertentu (menggunakan check

sheet).

c. Menghitung frekuensi tiap kategori dan mengurutkan kategori dari

yang mempunyai frekuensi terbesar hingga terkecil.

d. Menghitung prosentase kumulatifnya.

e. Menggambar diagram dan menemukan masalah utama.

5. Cause and Effect Diagram

Diagram sebab akibat yang terkenal dengan istilah diagram tulang ikan

(fishbone diagram) diperkenalkan pertama kali oleh seorang pakar kualitas

jepang yaitu Prof. Kaoru Ishikawa, Tokyo University. Diagram ini

digunakan untuk menganalisa dan menentukan faktor-faktor yang

berpengaruh secara signifikan dalam menentukan karakteristik kualitas

output pekerja. Selain itu juga untuk mencari penyebab-penyebab

kecacatan. Dalam fishbone diagram menggunakan enam pola sebab utama

timbulnya kecacatan yaitu manusia, mesin dan peralatan, metode kerja,

lingkungan kerja, serta material/bahan baku.

Material Manusia

Metode Mesin

Page 11: Proposal Tugas Akhir

6. Scatter Plot

Berfungsi untuk mepelajari faktor-faktor yang berpengaruh dalam

menentukan karakteristik kualitas dan melihat hubungan antara data dan

faktor.

7. Control Chart

Merupakan suatu grafik garis dengan nilai tengah dan batas-batas kontrol.

Tujuan dari control chart (peta kendali) ialah memonitor suatu proses dan

mendeteksi perubahan-perubahan dalam output, mendeteksi keadaan

terkendali atau tidak terkendali. Secara garis besar peta kendali terdiri atas

dua tipe yaitu peta kendali variabel dan peta kendali atribut. Peta kendali

variabel digunakan pada karakteristik kualitas yang dapat diukur, seperti

dimensi berat atau volume. Sedangkan peta kendali atribut digunakan

dalam mengidentifikasi produk yang tidak sesuai dengan karakteristik

kualitas atau cacat. Peta kendali atribut terdiri atas peta kendali untuk

bagian tak sesuai (P), ketidaksesuaian (C), dan ketidaksesuaian per unit

(U). Dalam penelitian ini menggunakan peta kendali atribut (jenis-P)

8. Peta Kendali-P

Peta kendali yang paling serbaguna dan banyak digunakan adalah peta

kendali-P. peta kendali ini adalah peta kendali yang menggambarkan produk yang

tidak sesuai karena tidak memenuhi spesifikasi dan hanya dapat diterapkan untuk

karakteristik mutu atribut. Peta kendali-P dapat diterapkan bila hasil suatu

pemerikasaan merupakan penggolongan barang sebagai yang diterima atau yang

ditolak. Peta kendali-P merupakan suatu peta yang menunjukkan cacat dari benda

kerja karena memilki satu atau lebih kecacatan. Langkah-langkah dan rumus

untuk konstruksi peta kendali-P :

1. Mengumpulkan data yang menggambarkan jumlah yang diperikasa (n) dan

jumlah produk cacat (D)

Page 12: Proposal Tugas Akhir

2. Probabilitas sebuah produk tidak memenuhi spesifikasi (menjadi produk

yang cacat) adalah :

Pi=Di

ni

dimana :

Di = jumlah produk cacat dalam populasi

ni = total jumlah produk dalam populasi

3. Menghitung rata-rata bagian cacat dengan menggunakan rumus :

P=ΣD i

ni

4. Menghitung batas kendali dengan menggunakan rumus :

UCL = p + 3√ p(1- p )n

Batas Tengah = P

LCL = p - 3√ p (1- p )n

Dimana :

UCL = upper control limit (batas kontrol atas)

LCL = lower control limit (batas kontrol bawah)

d. Six Sigma

General Electric (GE) sebagai salah satu perusahaan yang sukses menerapkan

six sigma menyatakan, “Six Sigma merupakan proses siiplin tinggi yang

membantu kita mengembangkan dan menghantarkan produk mendekati sempurna.

Ide sentral di belakang Six Sigma jika anda dapat mengukur berapa banyak cacat

yang Anda miliki dalam suatu proses, Anda secara sistematis dapat mengatasi

bagaimana menekan dan menempatkan diri Anda dekat dengan Zero defect. Six

Sigma telah mengubah DNA GE, mengubah cara kerja GE, dalam setiap tindakan

pada setiap produk GE”.

Page 13: Proposal Tugas Akhir

Menurut Vincent Gaspersz, Six Sigma ialah metode terstruktur dan

berdasarkan fakta (fact based) yang merupakan penerapan metode stattistik untuk

proses bisnis dalam meningkatkan efesiensi operasional yang berakibat pada

peningkatan value (nilai) suatu organisasi. Six Sigma didasarkan pada pengukuran

untuk mengurangi variasi atau inkonsistensi dari suatu sistem bisnis dalam

perusahaan. Elemen umpan balik eksternal adalah pihak-pihak yang memberitahu

perusahaan bahwa perusahaan telah memenuhi tujuannya dan perusahaan masih

berada di jalurnya. Elemen ini mencakup profit, kepuasan pelanggan, dan

berbagai sumber lainnya.

Six Sigma bukan semata-mata merupakan inisiatif kualitas. Six Sigma

merupakan inisiatif bisnis untuk mendapatkan dan menghilangkan penyebab

kesalahan atau cacat pada output proses bisnis yang penting dimata pelanggan.

Six Sigma dapat dijelaskan dalam dua perspektif yaitu :

1. Perspektif Statistik

Menurut perspektif ini, proses Six Sigma adalah proses yang hanya

menghasilkan 3,4 DPMO (defect per million opportunity). DPMO ialah

ukuran kegagalan dalam program peningkatan kualitas Six Sigma yang

menunjukan kegagalan per sejuta kesempatan. DPMO tidak hanya sekedar

cacat saja, namun merupakan rasio cacat dibandingkan dengan peluang

jumlah kemungkinan cacat yang terjadi.

2. Perspektif Metodologi

Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan

masalah dan peningkatan proses melalui fase DMAIC (Define, Measure,

Analyze, Improve, Control). DMAIC merupakan jantung analisis Six

Sigma yang menjamin voice of customer berjalan dalam keseluruhan

proses sehingga produk yang dihasilkan memuaskan keinginan pelanggan.

Page 14: Proposal Tugas Akhir

Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-

persyaratan pelanggan, dan membangun tim.

Measure adalah fase mengukur tingkat kecacatan pelanggan.

Analyze adalah fase menganalisis sebab-sebab masalah pada proses.

Improve adalah fase meningkatkan proses dan menghilangkan sebab-

sebab cacat.

Control adalah fase mengontrol kinerja proses dan menjamin cacat

tidak muncul.

Terdapat enam aspek kunci yang perlu diperhatikan dalam aplikasi konsep Six

Sigma, yaitu :

1. Identifikasi karakteristik produk yang memuaskan pelanggan (sesuai

dengan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan).

2. Mengklasifikasikan semua karakteristik kualitas sebagai CTQ (Critical To

Quality) .

3. Menentukan apakah setiap CTQ itu dapat dikendalikan melalui

pengendalian material, mesin, proses-proses kerja, dan lain-lain.

4. Menetukan batas maksimum toleransi untuk setiap CTQ sesuai yang

diinginkan pelanggan (menentukan nilai USL dan LSL dari setiap CTQ).

5. Menentukan maksimum variasi proses atau nilai maksimum standar

deviasi untuk setiap CTQ.

6. Mengubah desain produk dan proses sedemikian rupa agar mampu

mencapai target Six Sigma.

Voice of the Customer

measure

Institutionalization

analyzedefine improve control

Page 15: Proposal Tugas Akhir

Tah

ap P

engo

lah

anD

ata

Identifikasi Data Yang Dibutuhkan

Tah

ap P

ersi

apan

Tah

ap P

engu

mp

ula

nD

ata

7. Metodologi

Tahapan-tahapan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :

T

Y

T

Y

Identifikasi MasalahPerumusan masalah pada bagian Quality Control PT. Tirta Mahakam

Batasan Masalah

Penentuan penyebab umum terjadinya cacat

Menentukan kapabilitas proses untuk mengetahui tingkat performansiproses produksi kayu lapis

Studi Pendahuluan

Data Primer Data hasil wawancara dan survey di perusahaan

Tujuan penelitian

Studi Literatur

Data SekunderData alur produksi kayu lapis, tingkat produksi kayu lapis,dan data produksi kayu lapis yang tidak sesuai/cacat selama 2008

Penentuan CTQ kunci dalam proses produksi (dengan fishbone diagram dan AHP)

Pengukuran produk kayu lapis yang cacat

Validasi

A

Membuat diagram pareto untuk menentukan CTQ paling potensial

Membuat peta kontrol (Peta-P)

In-control

Buang data diluar kontrol

Page 16: Proposal Tugas Akhir

Tah

ap

An

alis

isD

ata

Kes

imp

ula

n

8. Relevansi

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bukan hanya

bagi peneliti tetapi juga bagi pihak perusahaan dimana penelitian dilaksanakan.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh ialah :

a. Memberikan alternatif agar terbentuk proses produksi yang lancar dan

dapat mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas, sehingga

dapat menghindari dan mengurangi cacat dari produk yang dihasilkan

serta berkualitas tinggi.

b. Memberikan masukan kepada perusahaan mengenai pengendalian kualitas

dengan metode Six Sigma.

Penentuan setting level faktor

Pelaksanaan eksperimen

Dari hasil pengolahan data kemudian dianalisa mengenai penyebab utama yang mengakibatkan terjadinya cacat pada produk kayu lapis

Disimpulkan hasil yang didapat dari analisis data dan memberikan saran

Analisis dan interprestasi hasil eksperimen

Pelaksanaan produksi dengan kondisi setting optimal

Menentukan stasiun kerja kritis tempat terjadinya cacat

Pengujian CTQ penyebab timbulnya cacat pada kayu lapis

A

Penyusunan rancangan eksperimen (DoE)

Page 17: Proposal Tugas Akhir

9. Jadwal kegiatan

Penelitian dilaksanakan di bagian Quality Control PT. Tirta Mahakam

Resources. Untuk menyelesaikan penelitian ini diperkirakan akan membutuhkan

waktu kurang lebih 6 (enam) bulan terhitung sejak persiapan penyusunan proposal

penelitian. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:

No

BulanFebruari Maret April Mei Juni Juli 

Kegiatan

1 Persiapan                                                

2Penyusunan proposal                                                

3Penyerahan proposal                                                

4 Seminar proposal                                                5 Pengumpulan data                                                6 Pengolahan data                                                

7Asistensi dengan dosen pembimbing                                                

8 Seminar hasil                                                

9Persiapan pendadaran                                                

10 Pendadaran                                                

10. Daftar Pustaka

B.N. Marbun dan Eko Henryanto. 1985. Pengendalian Mutu Terpadu. Pustaka

Binaman Pressindo : Jakarta.

Gaspersz, Vincent. 2001. Total Quality Management. PT Gramedia Pustaka

Utama : Jakarta.

Hendradi, C.Tri. 2006. Statistik SIX SIGMA dengan Minitab (Panduan Cerdas

Inisiatif Kualitas). Andi :Yogyakarta.

Montgomery, Douglas C. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik.

Universitas Gajah Mada : Yogyakarta.

Page 18: Proposal Tugas Akhir

Samarinda, 27 Maret 2008

Ketua Program Studi, Yang mengusulkan,

La ode A. Safar T., ST.MT. Syarifah Muthmainnah

NIP. 132.262.275 NIM : 04.45246.00200.06

Page 19: Proposal Tugas Akhir

Tabel Konversi DPMO ke Nilai Six Sigma

Nilai DPMO Nilai DPMO Nilai DPMOSix Sigma   Six Sigma   Six Sigma  

0 933200 2.125 265950 4.25 30000.125 915450 2.25 226600 4.375 20500.25 894400 2.375 190800 4.5 13000.375 869700 2.5 158700 4.625 9000.5 841300 2.625 130300 4.75 600

0.625 809200 2.75 105600 4.875 4000.75 773400 2.875 84550 5 2300.875 734050 3 66800 5.125 180

1 691500 3.125 52100 5.25 1301.125 645650 3.25 40100 5.375 801.25 598750 3.375 30400 5.5 301.375 549750 3.5 22700 5.625 23.351.5 500000 3.625 16800 5.75 16.7

1.625 450250 3.75 12200 5.875 10.051.75 401300 3.875 8800 6 3.41.875 354350 4 6200    

2  308500 4.125 4350    

Page 20: Proposal Tugas Akhir