Proposal Metlit JUDUL BARU

Embed Size (px)

Citation preview

PROSES PEMBELAJARAN TARI DI SANGGAR SEKAR ARUM PADA ANAK USIA DINI DI METRO MALL BANDUNG

A. LATAR BELAKANG Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak yang digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah sehingga sesuai dengan tema,maksud dan tujuan atau isi tarian. Dengan gerak tubuh yang sesuai maka seorang penata tari atau yang sering disebut koreografer dapat menyampaikan isi hatinya kepada penonton atau audience. Melihat gerak sebagai media ungkap dalam menari berarti dapat dikatakan bahwa setiap orang yang bisa bergerak pasti bisa menari. Tidak terkecuali anak-anak usia dini atau prasekolah. Anak pada masa usia prasekolah sangat membutuhkan hal-hal yang mampu memicu perkembangan fisik maupun psikisnya ke arah yang positif. Tentunya hal ini adalah yang diinginkan oleh setiap orang tua. Anak memiliki kemampuan motorik halus maupun kasar yang baik. Misalnya mampu bergerak secara normal bahkan lebih. Berlari cepat, kemampuan mengkoordinasikan gerak sehingga anak terlihat lebih gesit dan cekatan. Kemampuan mengekspresikan diri secara spontan maupun dengan bimbingan. Dalam menari, anak dibimbing untuk melakukan gerak dengan baik. hal ini tentunya akan membantu pertumbuhan fisik anak. Menari membentuk anak untuk memiliki kemampuan mengkoordinasikan gerak satu dengan gerak berikutnya. Bahkan menari dapat melatih anak untuk mampu mengkoordinasikan gerak dengan musik atau irama yang mengiringi tarian. Dengan kata lain menari dapat melatih gerak tubuh anak menjadi lebih baik, baik itu dari aspek pertumbuhan fisik maupun koordinasi gerak.

Selain kemampuan motorik, seorang anak juga diharapkan memiliki kemampuan emosional yang seimbang bahkan tidak hanya standar, dengan menari dapat melatih anak untuk mengontrol emosionalnya dengan baik. Anak yang memiliki keseimbangan emosional yang baik akan lebih mampu menghadapi permasalahan sesuai umur mereka. Dalam menari anak diajarkan bagaimana mengekspresikan tarian atau penjiwaan. Kebanyakan tarian anak bertemakan kegembiraan, sehingga ekspresi yang di ajarkanpun tentunya tentang kegembiraan. Namun ada juga tarian yang berkisah tentang kesedihan, sehingga anakpun dituntut untuk mampu mengekspresikannya. Kemampuan mengekspresikan diri dalam menari merupakan aspek yang dapat membentuk psikologis anak. Anak memiliki daya imajinasi yang kuat, dan memiliki kemampuan mengendalikan atau mengontrol emosi. Dalam menari juga dituntut kerjasama kelompok, apabila tarian tersebut dalam bentuk grup atau kelompok. Hal ini berarti akan melatih anak bagaimana cara kerjasama yang baik dan menghargai teman yang satu dengan yang lainnya. Aspek yang tidak kalah penting dalam menari adalah kemampuan menghafal rangkai gerak satu dengan yang lain. Tarian tidak hanya terdiri dari satu bentuk gerak, tetapi biasanya terdiri dari beberapa gerak yang dirangkai menjadi satu kesatuan yang utuh. Hal ini menuntut orang yang menari untuk memiliki daya ingat atau hafalan yang kuat. Dengan hafalan atau daya ingat yang baik berarti penari akan mampu menyampaikan tarian secara utuh. Aspek ini melatih anak untuk memiliki daya ingat yang baik dan juga bagaimana cara mengingat yang baik. Menari sebagai media untuk membentuk motorik, emosional dan daya ingat anak, tentunya tidak lepas dari teknik atau metoda penyampaian guru atau pelatih tari kepada anak. Tentunya metoda yang digunakan dalam penyampaian materi tari kepada anak harus menarik, sesuai dengan kondisi anak usia prasekolah baik fisik maupun psikisnya. Metoda yang menarik akan menciptakan rasa nyaman kepada anak dalam menari. Anak akan menari dengan rasa senang tidak merasa terpaksa. Anak akan berekspresi sesuai yang diinginkan oleh anak maupun oleh tema tarian itu sendiri.

Selain metoda penyampaian, sebaiknya memperhatikan materi tarian yang akan disampaikan kepada anak usia prasekolah. Materi tari tari harus sesuai dengan kondisi fisik dan psikis anak. Hal ini berarti bentuk gerak dan tema tarian harus sesuai dengan perkembangan anak. Sanggar Sekar Arum ini merupakan sanggar dengan jumlah peserta didik usia dini yang cukup banyak karena sanggar ini menerapkan metode pembelajaran kepada anak dengan cara yang yang tepat, sehingga anak tidak jenuh untuk mempelajarinya. Dari point-point di atas banyak faktor pendukung yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, di sanggar Sekar Arum mempunyai strategi yang sangat unik karena proses pembelajaran diselenggarakan di mall. Penerapan strategi ini sangatlah bagus karena sangat mendukung proses pembelajaran tari dari usia dini, dimana lingkungan tempat pembelajaran tidak membuat para peserta didik bosan dan dapat membentuk mental para peserta didik karena mereka sudah terbiasa latihan ditempat umum, dan dilihat oleh orang banyak. Sanggar Sekar Arum ini mulai menggunakan sarana berlatih di mall ini sejak 2 tahun yang lalu, dimana pada awal mulanya sanggar ini melaksanakan proses pembelajaran ditempat pada umumnya digunakan oleh sanggar-sanggar tari. Semenjak proses pembelajaran dilaksanakan di mall, peserta didik menjadi lebih antusias, lebih aktif, cepat tangkap dalam menerima materi, tidak cepat bosan, suasananya lebih kondusif terutama para peserta didik yang masih kecil. Proses pembelajaran atau strategi yang digunakan di sanggar Sekar arum sangat menarik karena dengan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak usia dini akan menciptakan rasa nyaman dan tidak keterpaksaan dalam menari, sehingga anak tidak jenuh untuk mempelajarinya. Dengan proses pembelajaran atau strategi yang sesuai dengan kondisi anak usia dini, dapat membantu membangkitkan gairah belajar para peserta didik dalam berkreativitas dan bereksplorasi terhadap materi yang diberikan. Para peserta didik juga mendapatkan banyak manfaat selain keterampilannya dalam menari, mengetahui latar belakang dari tari tersebut, meningkatkan daya kreativitas serta perubahan budi pekertinya kearah yang lebih baik.

Hal ini membuat penulis tertarik untuk memahami secara utuh bagaimana proses pembelajaran atau strategi yang tepat untuk diterapkan kepada anak usia dini Oleh karena itu, untuk memahami secara utuh proses pembelajaran dan strategi atau teknik cara pembelajaran yang sesuai kepada anak usia dini dengan baik, penulis mengajukan penelitian dengan judul: PROSES PEMBELAJARAN TARI DI SANGGAR SEKAR ARUM PADA USIA DINI YANG DISELENGGARAKAN DI METRO MALL .

B.

RUMUSAN MASALAH Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembelajaran atau strategi-strategi yang digunakan sesuai dengan kebutuhannya kepada anak dengan baik. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan dalam beberapa bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. 2. Bagaimana cara penyajian materi tari kepada anak usia dini sesuai Bagaimana pengaruh minat peserta didik terhadap metode yang kerbutuhannya ? diterapkan oleh sanggar Sekar Arum yang menggunakan mall sebagai sarana pelaksanaannya ? 3. Bagaimana strategi-strategi pembelajaran yang tepat diterapkan kepada anak usia dini untuk memperoleh hasil yang maksimal ? C. DEFINISI / BATASAN ISTILAH Judul penelitian ini adalah " PROSES PEMBELAJARAN SANGGAR SEKAR ARUM PADA USIA DINI YANG DISELENGGARAKAN DI METRO MALL ". Sedangkan untuk memperjelas maksud dari judul tersebut dan dalam upaya untuk menghindari kesalah pahaman serta kekeliruan penafsiran tentang judul tersebut, maka penulis ketengahkan arti kata atau istilah yang terdapat dalam judul yang berdasarkan pada pengertian dalam kamus dan standar pengertian umum yang berlaku dengan batasan-batasan.

Kata dan istilah yang perlu penulis ketengahkan sebagai berikut 1. Pembelajaran : menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. 2. Usia dini : dapat diartikan dari penggabungan dua berarti umur dan dini yang berarti se kata, usia yang sangat muda. D. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini setelah merumuskan beberapa masalah adalah : 1. Mengetahui cara penyajian materi tari kepada anak usia dini sesuai

awal mungkin. Jadi usia dini mempunyai arti umur yang

dengan kebutuhannya. 2. Mengetahui Bagaimana pengaruh minat peserta didik terhadap metode yang diterapkan oleh sanggar Sekar Arum yang menggunakan mall sebagai sarana pelaksanaannya. 3. Mengetahui strategi-strategi atau teknik-teknik yang tepat dalam proses pembelajaran tari kepada anak usia dini. E. MANFAAT PENELITIAN Dari informasi yang ada, penelitian ini diharapkan mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut : 1. Secara teoritis a. b. Dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut mengenai hal yang sama dengan lebih mendalam dikemudian hari. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dibidang kependidikan.

c.

Mengembangkan atau mengadaptasi metode pembelajaran sehingga dapat diterapkan dengan tepat.

2. Secara Praktis a. Bagi peneliti : Memberikan pengalaman berharga dengan mengetahui kondisi nyata dilapangan, sehingga dapat membandingkannya dengan teori yang didapat selama perkuliahan. Dengan diilaksanakannya penelitian ini, peneliti akan menemukan pengalaman berfiki dalam memecahkan persoalan pendidikan dan pengajaran. Mengetahui dengan pasti salah satu metode pembelajaran yang diterapkan dilapangan. b. Bagi Guru kesenian : Sebagai motivasi guru untuk lebih terampil dalam berinteraksi dengan peserta didik. Sebagai acuan bagi guru dalam menyampaikan materi dengan proses pembelajaran secara tepat dan sesuai kebutuhan. F. LANDASAN TEORI Pada landasan teori akan diterangkan teori-teori yang berhubungan dengan judul penulisan ini. 1 Manfaat- manfaat seni tari kepada anak Pembinaan seni tari kepada anak melalui pembelajaran tari anak sangat dibutuhkan karena pelajaran tari bukan hanya bertujuan untuk mempelajari sikap gerak saja, namun juga sikap mental, kedisiplinan, sehingga pendidikan tari itu dapat menjadi salah satu media pendidikan

anak. Dari dasar-dasar tersebut dapat ditunjukkan bahwa pendidikan tari adalah salah satu sarana bagi usaha pembentukan pribadi anak.

2

Dasar-dasar pembinaan tari kepada anak Memperkenalkan tari pada anak bagaimana teknik memperkenalkan tari pada anak yang tepat, sehingga anak tidak jenuh untuk mempelajarinya. Hal ini harus kita pahami secara utuh apa tari itu, bagaimana menari itu, untuk siapa tarian itu, dan dimana kita menari, empat hal inilah sebagai dasar untuk pengenalan tari kepada anak. Pemahaman awal sangat perlu, sehingga tari tidak hanya dianggap sebagai keterampilan ansich. Anggapan sementara pihak yang mengatakan bahwa pelajaran tari hanya sebagai pelajaran praktek tidak beralasan, karena kenyataan tari juga memiliki latar belakang sejarah yang sangat kompleks terkait dengan perjalanan budaya suatu bangsa. Namun yang lebih penting guru harus mampu menunjukkan bahwa tari adalah salah satu sumber pendidikan yang efektif jika diterapkan kepada anak dari usia sedini mungkin. G. ASUMSI Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis merumuskan asumsi sebagai berikut : proses pembelajaran tari pada usia dini di sanggar Sekar arum yang diselenggarakan di mall, sangatlah cocok karena membantu membentuk mental para peserta didik karena sudah terbiasa latihan ditempat umum dan dilihat orang banyak dan membuat para peserta didik usia dini tidak cepat bosan

H.

METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian dan metode Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang mampu meberikan deskripsi secara detail dan analisa mengenai kualitas atau isi dari suatu pengalaman manusia. Hal ini membuat penelitian kualitatif dapat menggambarkan suatu kehidupan dari sisi yang berbeda berdasarkan sudut pandanga dari setiap orang yang mengamatinya (Marvasti, 2004). Penelitian kualitatif ini merupakan bentuk penelitian yang secara aktif melibatkan peneliti untuk mengumpulkan dan menggunakan data-data empiris dengan berbagai cara dan metode (Norman K Denzin and Yvonna S. Lincoln, 2003:4-5). Sedangkan metode yang digunakan adalah metode studi kasus yaitu studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.

B. Populasi dan sampel Arikunto (1998: 115) berpendapat Populasi merupakan subyek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (1997: 57) menjelaskan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh populasi untuk adalah dipelajari wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kuantitasdan peneliti kemudianditarik kesimpulannya. Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang memiliki ciri-ciri yang akan diteliti. Populasi

dari penelitian ini adalah seluruh peserta didik sanggar tari SEKAR ARUM yang saat ini sudah mempunyai peserta didik berjumlah 279 orang dan 5 orang pengajar. Menurut Arikunto (2002:10) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel pada penelitian ini adalah para peserta didik dan para pengajar di sanggar tari SEKAR ARUM yang memiliki kriteria sebagai berikut : a. para peserta didik anak-anak yang berumur 5-11 tahun b. para pengajar yang ada di sanggar SEKAR ARUM C. Lokasi Penelitian Sanggar SEKAR ARUM di METRO MALL BANDUNG. D. Instrumen penelitian Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: 1) Observasi Observasi merupakan suatu pengamatan yang dilakukan dengan teliti san sistematis untuk tujuan tertentu. 2) Wawancara Wawancara marupakan teknik pengeumpulan informasi melalui komunikasi secara langsung dengan responden. Teknik wawancara dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data tentang pendapat siswa mengenai proses belajar yang dialami oleh mereka.

3) Catatan Lapangan Catatan Lapangan digunakan sebagai pengumpul data dalam penilaian kualitatif untuk mencatat kejadian-kejadian selama proses berlangsung. E. Teknik pengumpulan data Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Data yang diperoleh dengan teknik-teknik tersebut dikumpulkan secara bertahap pada setiap pelaksanaan pembelajaran F. Teknik analisis data Arikunto (1998: 236) menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil.Terkait dengan hal itu maka diperlukan adanya tehnik analisis data. 1. Mengorganisasikan Data Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recoeder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah

didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.

2.

Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap

data, perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam mekukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat. Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap halhal diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap penagalaman permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek. 3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada

kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan factor-faktor yang ada

4.

Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi

terwujud, peneliti masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternative penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternative penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdpat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternative lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran. 5. Menulis Hasil Penelitian Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakaiadalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti

benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.

I. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI Abstraksi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Lampiran BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. F. Batasan/Definisi Istilah Asumsi

G. Metode dan Pendekatan BAB II : LANDASAN TEORITIS BAB III : METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan B. Teknik Pengumpulan Data C. Teknik Analisis Data D. Lokasi Penelitian E. Instrumen Penelitian BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran

J. JADWAL PENELITIAN N o 1. Langkah-langkah penelitian Mengadakan survey lapangan untuk merumuskan 2. masalah-masalah yang akan dipecahkan Menentukan materi serta data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan 3. 4. 5. 6. 7. 8. pokok dasar dalam maslah Penyusunan proposal Sidang proposal Revisi proposal Memasuki lapangan, melihats secara langsung pokok permasalahan Menganalisis data, menumpulkan bukti yang diperoleh Mendeskripsikan hasil dari lapangan Mei Juni Juli Agus Sep Okt

untuk diinterpretasi 9. Penyusunan penelitian (skripsi) 10 Pra sidang . 11 Revisi penelitian . 12 Sidang .

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka cipta. Denzin, Norman K. and Yvonna S. Lincoln (2003). Handbook of Qualitative Research. Thousand Oaks, California: Sage Publications. Moleong, Lexy J (1991). Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda Karya. Sukmadinata, Nana Syaodih; (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Thomas, J. (1972). The variation of memory with time for information appearing during a lecture. Studies in Adult Education, 4, 57-62 http://psych.uiuc.edu/