PKMK

Embed Size (px)

Citation preview

PALIASA (Kleinhovia hospita Linn.) Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies Deskripsi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Dilleniidae : Malvales : Sterculiaceae : Kleinhovia : Kleinhovia hospita Linn :

Pohon berbelukar, selalu hijau, dengan mahkota membulat dan taburan bunga yang tegak dan buah berwarna pink. Pepagan melekah, keabu-abuan di luar, kekuningan di dalam. Daun tunggal, berseling, membundar telur sampai menjantung, gundul di kedua permukaan. Perbungaan malai terminal, renggang muncul dari mahkota; bunga lebar sekitar 5 mm, pink muda, daun kelopak memita melanset, daun mahkota kuning. Buah kapsul berselaput yang membulat, merekah pada rongganya, masing-masing rongga berbiji 12. Biji membulat, keputihan. Manfaat :

1. Di Kepulauan Solomon, Kleinhovia hospita dipakai sebagai: kayu bakar. Ranting yang memuntir dipakai untuk hiasan seperti pegangan pisau. Cabang pohon yang lurus dipakai sebagai kaso rumah, selain itu juga dipakai untuk tongkat penyangga pada tanaman gadung. Daun muda dapat dimakan sebagai sayuran. Jus daun dipakai untuk mencuci mata. 2. Di Papua Nugini dan Kepulauan Solomon, kambium yang telah diolah dapat menyembuhkan pneumonia. Daunnya dapat untuk mencuci rambut untuk menghilangkan kutu rambut. Juga sebagai tanaman hias karena perbungaan malainya yang berwarna merah muda. Kleinhovia hospita memerlukan percobaan

lebih lanjut bila akan digunakan untuk reforestasi, karena umum dijumpai di daerah terbuka yang ditinggalkan dan di hutan sekunder. Jenis ini sangat bagus untuk tanaman hias, dengan perawakannya yang hampir sama dengan Hibiscus tiliaceus L. 3. Berdasarkan penelitian dosen dari Fakultas Farmasi UNHAS, Kleinhovia hospital dapat menjadi obat penyakit Lever. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh dosen yang bekerja dalam tim ini menemukan bahwa dengan dikonsumsi dalam jangka waktu tiga hari dengan teratur maka secara berangsur-angsur penyakit Lever yang diderita berkurang dan membantu dalam proses penyembuhan dalam hal ini menurunkan nilai SGOT dan SGPT (hasil laboratorium). KASUMBA TURATE (Cathamus tinctorius Linn.) Kerajaan Divisi Anak Divisi Kelas Anak kelas : Plantae : Magnoliophyta : Angiospermae : Magnoliopsida : Sympetalae

Bangsa : Asterales Suku Marga Jenis Deskripsi : Tegak lurus bercabang banyak, tanaman menahun, tinginya 30-180 cm. Sistem akar terbentuk dengan baik, berwarna coklat kehijauan, akar tebal dan gemuk, menusuk sampai 3 m kedalam tanah, cabang sampingnya tipis mendatar, sebagaian besar terdapat diatas 30 cm. Tangkai berbentuk selinder, padat dengan intisari lunak, berkayu didekat pangkal. Daun tersusun secara spiral dengan ukuran 4-20 cm x 1-5 cm. Tepi daun berduri-bergerigi, berwarna hijau gelap mengkilap dan berbentuk herba ketika masih muda, berubah menjadi keras dan kaku setelah tua. Bagian kepala terletak di ujung berbentuk jambangan besar, panjang sekitar 4 cm dan diameter 2,5-4 : Asteraceae : Carthamus : Carthamus tinctorius Linn.

cm, hanya mengandung bunga-bunga tunggal (florest). Memiliki banyak kelopak involucral, tersusun spiral, bagian luar membujur dan menyempit diatas bagian dasar, 3-7 cm x 0,5-1,6 cm. Bagian atas seperti daun dan spinescent, tegak atau menyebar, tidak terkatup, dengan rambut panjang pada tepi bawah, berwarna hijau lebih muda daripada daun, bagian bawah terkatup, berwarna putih kehijauan, berambut panjang pada bagian luar, khususnya pada tepi, sedangkan pada bagian dalam glabrous; disekitar bagian tengah kepala, kontriksinya menjadi kurang jelas dan bagian yang seperti daun menjadi tidak nampak; kelopak yang paling dalam berbentuk lanset, 22,5 cm x 1-4 mm, ujung spinescent, ciliate. Dasar bunganya rata sampai berbentuk kerucut, banyak, tegak, bebulu putih dengan panjang 1-2 cm dan terdapat 20-80 bunga tunggal (Florest) berkelamin ganda, tubular, aktinomorf, panjangnya sekitar 4 cm glabrous, kebanyakan berwarna jingga kemerahan yang menjadi merah gelap saat mekar, kadang-kadang kuning; mahkotanya tersusun oleh 5 lobus, panjang tubular 18-22 mm, lobus menyebar, sedikit oblongata sampai linier, 7 mm x 1 mm; benang sari 5, epipetalous, tertanam pada bagian mulut, filamen 1-2 mm, anthers 5 mm, berkumpul, membentuk kolom; ovarium berbentuk elips, panjangnya 3,5-4,5 mm, satu sel, satu ovulet, bearing cakram pada bagian atas; penghalang tipis, panjang 2830 mm, glabrous, mendesak mulut kolom serbuk sari, stigma panjangnya 5 mm, bifidus, kuning, dengan rambut pendek Manfaat : Bunga tanaman kasumba turate dikenal sebagai pewarna alami pada makanan dan kosmetik yang bagus dan aman, serta dapat digunakan untuk pengobatan dalam bentuk infus untuk penyakit-penyakit yang berhubungan dengan system sirkulasi. Di Cina, bunganya digunakan untuk pengobatan pada penyakit seperti penyumbatan pembuluh darah diotak, sterilitas pada laki-laki, rematik dan bronkhitis, dan sebagai teh tonik untuk memperkuat sirkulasi darah dan hati. Pengobatan dengan kasumba juga menunjukkan efek yang bermanfaat pada sakit dan pembengkakan karena trauma. Kasumba turate juga biasanya digunakan oleh masyarakat di daerah Sulawesi Selatan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit campak (morbili)

II. ANALISIS PASAR 1. Wilayah Pemasaran a. Masyarakat yang saat ini banyak menggunakan seduhan simplisia baik untuk konsumsi harian untuk menjaga kesehatan maupun untuk tujuan mengobati penyakit (obat tradisional). b. Pelajar dan/atau mahasiswa yang saat ini banyak menggunakan simplisia dalam praktik di laboratorium serta sebagai sampel dalam penelitian. c. Perusahaan yang membutuhkan simplisia untuk bahan baku maupun bahan tambahan untuk produknya. 2. Sasaran Konsumen a. Penduduk Makassar, perusahaan, kampus, sekolah, siswa SMP-SMU, mahasiswa UMI, UIN, UIT, STIFA, dan UNHAS sebagai pasar yang produktif dalam membuat penelitian yang memanfaatkan bahan-bahan alam untuk digunakan sebagai obat. b. Majunya teknologi dewasa ini memudahkan bahan-bahan alam untuk diolah menjadi berbagai macam produk farmasi. Sehingga permintaan akan ketersediaan simplisia akan selalu meningkat. c. Perusahaan-perusahaan juga semakin banyak yang memanfaatkan bahan-bahan alam sebagai bahan baku dan bahan tambahan dalam pembuatan produknya, karena dapat memesan tanpa minimum orderm sehingga dapat memesan sesuai kebutuhan. 3. Strategi Pemasaran a. Spanduk Dipasang ditempat lokasi usaha, serta beberapa tempat srategis lainnya seperti, depan pintu I Universitas Hasanuddin, Jl.Pettarani, Jl.Urip Sumiharjo, Jl.Sultan Hasanuddin.

b. Surat kabar Beriklan di iklan kecil dan kerjasama barter promo di surat kabar seperti Fajar, Tribun Timur, dan Kompas. c. Brosur Membagikan brosur ditempat lokasi usaha, serta beberapa tempat srategis lainnya seperti, depan pintu I Universitas Hasanuddin, Jl.Pettarani, Jl.Urip Sumiharjo, Jl.Sultan Hasanuddin. d. Pamflet Membagikan pamflet ditempat lokasi usaha, serta beberapa tempat srategis lainnya seperti, depan pintu I Universitas Hasanuddin, Jl.Pettarani, Jl.Urip Sumiharjo, Jl.Sultan Hasanuddin. e. SMS (Short Message Service) dan BBm (BlackBerry Messanger) dari Handphone atau Internet Mengirim SMS atau BBm kepada teman, saudara, atau kerabat mengenai bisnis simplisia ini. f. Manusia Menggunakan teknik word of mouth (mulut ke mulut), pemberitahuan dari teman ke teman yang lain mengenai usaha yang dijalankannya. 4. Pesaing Beberapa pasar yang menyediakan simplisia dalam kemasan merupakan pesaing dalam bidang ini. Namun, kami menawarkan keunggulan dalam hal penjagaan dan pengawasaan mutu simplisia. III. ANALISIS PRODUKSI Kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu 12 bulan, meliputi budidaya tanaman obat, penyediaan bibit tanaman obat, dan produksi simplisia tanaman obat. a. Budidaya tanaman obat Budidaya ini dilakukan untuk tanaman-tanaman khas Makassar yang sudah umum dikenal masyarakat yang digunakan sebagai obat berupa Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.), Kasumba Turate (Cathamus tinctorius Linn.),

Bagore, Sanrego, Kayu Sappang. Tanaman ditanam di Hutan Tumbuhan Obat Farmasi pada lahan-lahan tertentu yang luasnya disesuaikan dengan jenis tanaman tersebut, sehingga tidak bercampur dengan jenis tanaman lain. Tanaman ini dirawat dan diberi pupuk sehingga pertumbuhannya optimal b. Pembibitan tanaman obat Pembibitan dilakukan dalam pot, 10 pot untuk masing-masing tanaman. Tanaman dirawat dengan seksama ditanam di dalam pot dan polybag. Ukuran pot dan polybag yang digunakan adalah beragam ukuran, disesuaikan dengan besar tanamannya. c. Produksi simplisia Produksi simplisia melewati beberapa proses yaitu pemanenan, penyortiran, pencucian, pengeringan, dan pengemasan. Tanaman obat yang akan dijadikan simplisia dipanen dari hasil budidaya dari Hutan Tanaman Obat Farmasi, kemudian disortir sehingga diperoleh bagian yang layak sedangkan bagian yang tidak bagus dibuang. Kemudian tanaman tersebut dicuci dengan air yang mengalir sampai air bilasan tidak terlihat kotor. Setelah bersih, tanaman obat ditiriskan ditempat teduh dan dihamparkan agar air mongering. Untuk tanaman obat berupa rimpang, dilakukan perajangan untuk mempermudah proses selanjutnya. Tebal pengukuran kira-kira 5-7 mm. dan untuk daun-daun dengan permukaan yang lebar, juga dilakukan perajangan sehingga mudah dalam proses pengeringan. Pengeringan tanaman obat dilakukan dengan menggunakan mesin pengering (oven) yang tersedia di laboratorium penelitian Farmasi. Simplisia tanaman obat ditimbang berat keringnya, kemudian disortir sehingga diperoleh simplisia yang bagus, dan dikemas. Simplisia dalam plastik kemasan, dimasukkan kedalam kemasan kertas, dan diberi label yang mencantumkan beberapa informasi, antara lain : tempat produksi, berat simplisia, khasiat tanaman, dan cara pemakaian simplisia. Keunggulan produk ini disbanding produk lain dipasaran yaitu proses pengerjaannya yang dilakukan sendiri mulai dari pembibitan hingga menjadi

simplisia, oleh karena itu mutu dari produk simplisia ini dapat dijamin dengan baik, untuk pemesanan juga tidak dikenai jumlah minimum, sehingga pelanggan dapat memesan dari jumlah kecil hingga besar, kondisi tanah dan cuaca yang cocok di Hutan Tumbuhan Obat Farmasi sangat mendukung untuk kesuburan tanaman obat tersebut. Evaluasi dilakukan pada saat proses produksi selesai, dan evaluasi menyeluruh dilakukan setiap 1 minggu sekali. Evaluasi ini berupa hal-hal teknis yang masih kurang atau perlu diperbaiki lagi, dan evaluasi pelayanan pada pelanggan. III. ANALISIS KEUANGAN Proyeksi Investasi Yang Diperlukan Dalam Satu TahunNO 1. 2. Investasi yang diperlukan Bibit tanaman Paliasa Bibit Turate 3. 4. 5. Bibit tanaman Bagore Bibit tanaman Sanrego Bibit Sappang 6. 7. 8. 9. 10. Pupuk Pot Polybag Plastik Kemasan Pembuatan Kertas 11. Pembuatan Kertas Label Total Kemasan tanaman Kayu tanaman Kasumba Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

Penentuan Harga Pokok PenjualanNO 1. 2. 3. 4. 5. Produk Simplisia Paliasa Simplisia Kasumba Turate Simplisia Bagore Simplisia Sanrego Simplisia Kayu Sappang Harga (Rp)

Proyeksi Neraca Awal TahunAktiva Hutang Lancar : Aktiva Tetap Modal dari : 1. 2. Jumlah Aktiva : Rp Jumlah Passiva : Rp Modal Passiva

Ndaa tau ma lanjutkii :(