2
Pewarnaan Negatif Pewarnaan negatif bukan digunakan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Zat warna tidak akan mewarnai sel melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga sel tampak transparan dengan latar belakang hitam. Prinsip dasar dari perwarnaan bakteri adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadinya ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna. Pewarnaan negatif atau peawarna asam dapat terjadi karena senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel. Oleh karena itu sel menjadi tidak berwarna. Contoh pewarna yang biasa digunakan yaitu tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat dan eosin. Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina (Hadiotomo, 1990).

pewarnaan negatif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pewarnaan negatif

Pewarnaan Negatif

Pewarnaan negatif bukan digunakan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai

latar belakangnya menjadi hitam gelap. Zat warna tidak akan mewarnai sel melainkan

mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga sel tampak transparan dengan latar

belakang hitam. Prinsip dasar dari perwarnaan bakteri adalah adanya ikatan ion antara

komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut

kromogen. Terjadinya ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen

seluler maupun pada pewarna. Pewarnaan negatif atau peawarna asam dapat terjadi

karena senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral,

dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang

bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel. Oleh karena itu sel menjadi tidak

berwarna. Contoh pewarna yang biasa digunakan yaitu tinta cina, larutan nigrosin,

asam pikrat dan eosin.

Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada

pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan

bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang

sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan

cat nigrosin atau tinta cina (Hadiotomo, 1990).

Sumber :

Page 2: pewarnaan negatif

http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/19/teknik-pewarnaan-mikroorganisme/ diakses tanggal

27 Februari 2011 jam 06:48

http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-5-morfologi-mikroba.html diakses tanggal 27 Februari

2011 jam 06:52

http://capuholic.blogspot.com/2010/02/pewarnaan-negatif.html diakses tanggal 27 Februari 2011 jam

07:46