7

Persepsi dan Sikap Pemilih Terhadap Asosiasi dan Atribut Kandidat Capres dan Cawapres 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Executive Summary Intrans

Citation preview

Page 1: Persepsi dan Sikap Pemilih Terhadap Asosiasi dan Atribut Kandidat Capres dan Cawapres 2014
Page 2: Persepsi dan Sikap Pemilih Terhadap Asosiasi dan Atribut Kandidat Capres dan Cawapres 2014

Meskipun Pilpres baru akan digelar setelah pemilihan umum legislatif April 2014, namun nama-nama kandidat calon Presiden dan calon Wakil Presiden RI sudah mulai bermunculan. Berbagai lembaga survey telah meluncurkan prediksi mengenai popularitas dan elektabilitas kandidat Capres dan Cawapres bersamaan dengan prediksi hasil perolehan suara partai politik pada Pemilu 2014 yang akan datang.

Kebanyakan lembaga survey menggunakan metodologi kuantitatif dalam mengukur popularitas dan elektabilitas para kandidat, sangat sedikit jika bisa dikatakan belum ada lembaga yang memfokuskan diri dengan menggunakan metode kualitatif. Dua metodologi ini memiliki argumentasi dan asumsi yang jauh berbeda, meski saling melengkapi satu sama lain.

Metode kuantitatif menyajikan “trend” yang sedang berkembang mengenai pilihan masyarakat. Sementara metode kualitatif, menyajikan hal yang lebih mendalam melalui kekuatan narasi dan konteks yang menyelami lebih dalam substansi kecenderungan mengapa seseorang menjatuhkan pilihannya kepada satu figur tertentu. Riset Institute for Transformation Studies (IntranS) kali ini menyajikan temuannya dengan menggunakan metode kualitatif.

Prolog

1

Page 3: Persepsi dan Sikap Pemilih Terhadap Asosiasi dan Atribut Kandidat Capres dan Cawapres 2014

Riset ini melibatkan 150 orang responden yang dibagi ke dalam 10 kelompok Focus Group Discussion (FGD). Yang diadakan mulai bulan Mei hingga Juli 2013.

Dalam setiap diskusi, dilakukan pendalaman substansi pertanyaan riset dengan menggunakan metode diskusi mendalam dengan dipandu oleh seorang fasilitator. Pendalaman substansi dengan mengukur persepsi, afektif dan preferensi responden terhadap 20 nama kandidat capres dan cawapres. Hasil diskusi ini yang kemudian di jadikan sebagai temuan riset dan disajikan dalam bentuk narasi temuan riset.

Metodologi

2

Page 4: Persepsi dan Sikap Pemilih Terhadap Asosiasi dan Atribut Kandidat Capres dan Cawapres 2014

Dalam diskusi mengenai persepsi dan sikap pemilih terhadap atribut kandidat Capres dan Cawapres ditemukan:

1. Persepsi dan sikap yang berbeda ketika responden memilih Capres dan Cawapres. Dalam memilih Capres, atribut merakyat atau kedekatan dengan rakyat menjadi penentu utama dalam menentukan pilihan responden. Sementara untuk Cawapres, persepsi responden cukup ketat dalam melihat latar belakang profesi, pengalaman dan rekam jejak (track record) kandidat. Hal ini sangat dipengaruhi oleh referensi pasangan ideal dari responden adalah pasangan Soekarno-Hatta dan SBY-JK.

2. Hal yang baru muncul dalam penelitian ini, bahwa responden cukup memperhatikan faktor keharmonisan rumah tangga dalam menentukan kandidat Capres. Kandidat yang mampu mengkapitalisasi atribut “keluarga” cukup mempengaruhi minat dan sikap responden dalam menentukan pilihan.

3. Secara konsisten, responden mengidentifikasi beberapa nama hanya sebagai presiden, tanpa pernah memasukkannya dalam kategori Cawapres. Jokowi tidak pernah disebutkan sebagai kandidat Cawapres, begitu juga dengan Surya Paloh dan megawati Soekarnoputri. Hal yang sama terjadi ketika menilai soal kandidat Cawapres, beberapa nama seperti Hary Tanoe dan Ginanjar Kartasasmita tidak pernah disebutkan sebagai kandidat Capres, nama mereka hanya disebut sebagai kandidat Cawapres.

4. Dalam hal atribut “track record,” responden tidak hanya melihat kasus korupsi sebagai rekam jejak kandidat. Tapi juga kasus: kriminal, bisnis, keluarga, pernyataan politik, keberpihakan dan kasus Hak Asasi Manusia.

5. Responden tidak lagi melihat latar belakang kesukuan dalam menganalisis kandidat. Juga ketika dihadapkan pada pilihan antara Sipil dan Militer, responden tidak terlalu mempersoalkan hal tersebut, meski mayoritas lebih memilih kepemimpinan sipil ketimbang militer.

6. Dalam skenario usia, responden lebih memilih pasangan MUDA-MUDA dan MUDA-TUA, daripada pasangan TUA-TUA dan TUA-MUDA.

Temuan Umum

3

Page 5: Persepsi dan Sikap Pemilih Terhadap Asosiasi dan Atribut Kandidat Capres dan Cawapres 2014

Presiden RI 2014: “Ndeso”

Penentuan rangking untuk Capres RI 2014 dilakukan dengan menggabungkan seluruh kriteria atribut yang sudah ditentukan oleh responden. Hasilnya sebagai berikut:

1. Seluruh prasyarat atribut ideal dimenangkan oleh Jokowi. Sehingga diyakini, jika Jokowi maju dalam Pilres 2014, Jokowi akan memenangkan kursi Presiden 2014 secara mutlak dan meyakinkan.

2. Minat dan sikap responden yang memenangkan Jokowi sebenarnya banyak dipengaruhi oleh atribut “merakyat.” Bukan dari rekam jejak dan keputusan politik yang diambil oleh Jokowi, tapi mebih banyak karena persepsi responden, mengidentifikasi Jokowi sebagai “rakyat kebanyakan” dengan menggunakan bahasa “Ndeso” sebagai atribut yang berarti “merakyat”. Jadi Jokowi = rakyat = Ndeso.

3. Secara berurutan hasil riset ini menunjukkan peluang Pilpres 2014 adalah: Jokowi, Jusuf Kalla, Megawati, Prabowo Subianto, Abu Rizal Bakrie, Wiranto, Mahfud MD, Surya Paloh, Dahlan Iskan dan Gita Wirjawan

Persaingan Ketat Kursi Wakil Presiden RI 2014

Penentuan rangking untuk Cawapres RI 2014 dilakukan dengan menggabungkan seluruh kriteria atribut yang sudah ditentukan oleh responden. Hasilnya sebagai berikut:

1. Kriteria atribut berupa profesionalisme, cerdas, solusi ekonomi, rendah hati didominasi oleh kandidat muda, terkhusus Gita Wirjawan dan Hary Tanoesoedibjo

2. Sementara atribut berupa pengalaman dalam karir dan teruji dalam hal integritas banyak didominasi oleh tokoh senior, terkhusus asal Golkar seperti Ginanjar Kartasasmita, Akbar Tanjung dan Jusuf Kalla

3. Responden cukup mengalami kesulitan ketika harus menetukan ranking tingkat minat dan sikap mereka terhadap kandidat Cawapres (ketat dalam persaingan). Namun setelah mempertimbangkan seluruh atribut maka responden memilih Ginanjar Kartasasmita di posisi teratas dengan selisih tidak jauh berbeda dengan Gita Wirjawan dan Hary Tanoesoedibjo.

4. Persepsi pemilih terhadap Cawapres sangat dipengaruhi oleh kriteria atribut ideal Cawapres dan skenario pasangan MUDA-MUDA dan MUDA-TUA. Serta juga persepsi pasangan ideal Soekarno-Hatta dan SBY-JK.

Secara berurut hasil riset ini menetapkan kandidat Wapres RI 2014 adalah: Ginanjar Kartasasmita, Gita Wirjawan, Hary Tanoe, Abu Rizal Bakrie, Mahfud MD, Jusuf Kalla, Wiranto, Dahlan Iskan, Akbar Tanjung dan Joko Suyanto.

CAPRES & CAWAPRES RI 2014

4

Page 6: Persepsi dan Sikap Pemilih Terhadap Asosiasi dan Atribut Kandidat Capres dan Cawapres 2014

Dari hasil FGD yang dilakukan, ditemukan faktor-faktor yang menentukan minat dan sikap pemilih terhadap kandidat Capres dan Cawapres:

1. Faktor Kebudayaan (Budaya, Sub Budaya dan Kelas Sosial)

2. Faktor-Faktor Sosial (Kelompok Referensi, Keluarga, Peranan dan Status)

3. Faktor-Faktor Pribadi (Usia, Pekerjaan, Keadaan Ekonomi, Gaya Hidup, Kepribadian dan Konsep Diri)

4. Faktor-Faktor Psikologis (Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Kepercayaan dan Sikap)

5

Temuan LAIN

Page 7: Persepsi dan Sikap Pemilih Terhadap Asosiasi dan Atribut Kandidat Capres dan Cawapres 2014

Hasil penelitian kualitatif ini memberikan gambaran bahwa asosiasi dan atribut yang melekat pada para kandidat Capres maupun Cawapres sangat penting dalam menentukan pilihan responden terhadap kandidat tertentu. Responden atau pemilih bukanlah benda diam yang tidak memiliki penilaian persepsi, afektif dan preferensi dalam menentukan minat dan sikap mereka.

Hasil penelitian ini tidak hanya menggambarkan urutan kemenangan antara satu kandidat dengan kandidat yang lain, tapi lebih jauh lagi memberikan gambaran mengenai kelebihan dan kekurangan satu sama lain melalui potret para responden atau pemilih. Sehingga penelitian IntranS kali ini, juga dapat dijadikan sebagai alat untuk melakukan “civic education” ataupun alat pendidikan bagi pemilih di semua lapisan masyarakat.

Jakarta, 14 Juli 2013

6

PENUTUP