29
DOSEN : RUMYENI S.Sos M.soc Evawani Elysa Lubis M.si TUGAS KELOMPOK PRILAKU KKONSUMEN KELOMPOK ACUAN DAN PENGARUH KELUARGA DI SUSUN OLEH : ANDRINOVIAN ANGGI WISNU ANNISA ELISABETH Br.LINGGA FRANSISKA DESSY PUTRI HARUN AL RASYID MONICA UTARI PUTRI JANUARI WAHYU WINDIYANA SARI JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KELOMPOK ACUAN DAN KELUARGA ( ILMU KOMUNIKASI, HUBUNGAN MASYARAKAT, UNIVERSITAS RIAU)

Citation preview

Page 1: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

DOSEN : RUMYENI S.Sos M.soc

Evawani Elysa Lubis M.si

TUGAS KELOMPOK PRILAKU KKONSUMEN

KELOMPOK ACUAN DAN PENGARUH KELUARGA

DI SUSUN OLEH :

ANDRINOVIAN

ANGGI WISNU

ANNISA

ELISABETH Br.LINGGA

FRANSISKA DESSY PUTRI

HARUN AL RASYID

MONICA UTARI

PUTRI JANUARI WAHYU

WINDIYANA SARI

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2013 / 2014

Page 2: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat,

rakhmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Prilaku

Konsumen yang berjudul: “Kelompok Acuan dan Pengaruh Keluarga”.

Dalam penulisan tugas kuliah ini, penulis menyadari banyak pihak yang berperan

memberi bantuan dan dukungan baik secara moril maupu materil. Oleh sebab itu pada

kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dosen pembimbing mata kuliah

Prilaku Konsumen yaitu ibu Rumyeni S.sos M.soc beserta ibu Evawani Elysa Lubis M.si, dan

rekan-rekan kerja yang telah membantu dalam penyelesaian tugas kelompok kuliah ini.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan tugas kelompok mata kuliah

ini. Karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk

melengkapinya. Akhirnya penulis mengharapkan supaya kiranya tugas kelompok ini dapat

menpunyai manfaat bagi semuannya.

Pekanbaru, 20 April 2013

penulis

PRILAKU KONSUMEN| i

Page 3: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... ii

BAB I.............................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................................................................1

1.1. LATAR BELAKANG.........................................................................................................................1

1.2. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................1

1.3. MANFAAT DAN TUJUAN..............................................................................................................1

BAB II............................................................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................................................2

2.1 Pengertian Kelompok...................................................................................................................2

2.2 Kelompok Acuan...........................................................................................................................2

2.2.1 Jenis-Jenis Kelompok Acuan.................................................................................................2

2.2.2 Tiga Macam Pengaruh Kelompok Acuan..............................................................................3

2.2.3 Beberapa Kelompok Acuan yang Terkait dengan Konsumen................................................4

2.3 Sosialisasi Dan Fungsi Anggota Keluarga......................................................................................7

2.3.1 Fungsi-fungsi keluarga adalah sebagai berikut :...................................................................7

2.3.2 Pengambilan Keputusan Keluarga Dalam Pembelian...........................................................8

2.3.3 Siklus Kehidupan Keluarga dan Perlaku Pembelian............................................................10

2.3.4 Siklus Kehidupan Keluarga Tradisional................................................................................12

2.3.5 Implikasi Bagi Studi Perilaku Konsumen.............................................................................13

BAB III.........................................................................................................................................................14

PENUTUP....................................................................................................................................................14

3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................14

3.2 Kritik Dan Saran..........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................15

PRILAKU KONSUMEN | ii

Page 4: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

PRILAKU KONSUMEN | iii

Page 5: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pada awalnya kelompok acuan dibatasi secara sempit dan hanya mencakup kelompok-

kelompok dengan siapa individu berinteraksi secara langsung (keluarga dan teman-teman akrab).

Tetapi konsep ini secara berangsur-angsur telah diperluas termasuk pengaruh perorangan atau

kelompok secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh keluarga sangat berperan penting

bagi seseorang dalam memutuskan untuk membeli sesuatu yang diinginkan nya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain faktor kebudayaan,

faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Dalam yang merupakan bagian dari faktor

sosial. Pada zaman sekarang keberadaan suatu kelom dan pengaruh keluarga sangat

mempengaruhi pola dan prilaku konsumen, hal ini didasari oleh gaya hidup seorang konsumen,

semakin tinggi derajat dan keluarga tersebut, maka makin tinggi pula tingkat prilaku konsumen

mereka.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kelompok acuan?

2. Bagaimana sosialisasi dan fungsi keluarga itu?

1.3. MANFAAT DAN TUJUAN

Manfaat dari makalah yang kami buat ini adalah,kita bisa lebih mengerti tentang Prilaku

Konsumen danbisa menambah pengetahuan kita .sehingga disaat kita akan mengambil keputusan

untuk membeli kita tahu apa yang harus kita lakukan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan makalah ini adalah :

Sebagai salah satu syarat untuk menuntaskan tugas kelompok Prilaku Konsumen

Sebagai penambah wawasan bagi penulis dan pembaca

Untuk mengetahui pengertian kelompok acuan dan pengaruh keluarga

Untuk hal-hal yang mempengaruhi prilaku konsumen terhadap keputusan untuk membeli berdasarkan kelompok acuan dan pengaruh keluarga.

PRILAKU KONSUMEN| 1

Page 6: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kelompok

Sebuah kelompok (group) merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang-orang yang

saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama, tujuan tersebut bisa merupakan tujuan

individu atau tujuan bersama. Di dalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok di mana

konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari

konsumen tersebut. Kelompok mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara, yaitu

Kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen.

Anggota-anggota keompok seringkali membuat keputusan bersama-sama sebagai

sebuah kelompok.

2.2 Kelompok Acuan

Kelompok acuan (reference group) adalah seorang individu atau sekelompok orang yang

secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang

sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif dan

kognitif dan perilaku. Kelompok acuan akan memberikan standar dan nilai yang akan

mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam perspektif pemasaran, kelompok acuan adalah

kelompok yang berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan

konsumsi. Seorang ayah adalah kelompok acuan bagi anak-anaknya, anak-anaknya tersebut akan

meminta izin ayahnya jika mereka ingin membeli sesuatu.

2.2.1 Jenis-Jenis Kelompok Acuan

1. Kelompok Formal dan Informal

Kelompok formal adalah kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan

keanggotaan yang terdaftar secara resmi, misalnya Serikat Pekerja Indonesia, partai politik,

universitas, perusahaan. Kelompok formal biasanya terdaftar secara hukum di pemerintah.

PRILAKU KONSUMEN | 2

Page 7: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

Kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki strukur organisasi secara

tertulis dan resmi, sifat keanggotaan tidak tercatat. Kelompok informal biasanya terbentuk karena

hubungan sosial, misalnya kelompok bermain badminton, kelompok senam kebugaran, kelompok

arisan, kelompok rukun tetangga. Anggota kelompok informal biasanya berjumlah sedikit dan

berinteraksi secara dekat dan tatap muka secara intensif dan rutin.

2. Kelompok Aspirasi dan Disosiasi

Kelompok aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti

norma, nilai maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuannya. Anggota dari

kelompok aspirasi berusaha membuat asosiasi dengan orang lain yang dijadikan acuannya dengan

cara bersikap dan berperilaku yang sama dengan orang tersebut. Anggota kelompok aspirasi tidak

harus menjadi anggota dari kelompok acuannya, atau antara nggota kelompok aspirasi tidak harus

terikat dan saling berkomunikasi. Anak-anak muda senang meniru cara berpakaian para selebriti

dari Amerika. Mereka bahkan berusaha meniru perilakunya. Anak-anak muda ni disebut sebagai

kelompok aspirasi, sedangkan selebriti Amerika sebagai kelompok acuannya.

Kelompok disosiasi adalah seseorang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari

asosiasi dengan kelompok acuan. Contohnya para anggota Partai Keadilan selalu menunjukkan

ketertiban dalam berdemonstrasi, yang sangat berbeda dengan perilaku demo dari kelompok

lainnya. Partai keadilan berusaha membuat citra yang berbeda dari kelompok lain. Partai

Keadilan bisa dianggap sebagai kelompok disosiasi.

2.2.2 Tiga Macam Pengaruh Kelompok Acuan

1. Pengaruh Normatif

Pengaruh normatif adalah pengaruh dari kelompok acuan terhadap seseorang melalui

norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti. Pengaruh normatif akan semakin kuat

terhadap seseorang untuk mengikuti kelompok acuan, jika ada tekanan kuat untuk mematuhi

norm-norma yang ada, penerimaan sosial sebagai motivasi kuat serta produk dan jasa yang dibeli

akan terlihat sebagai simbol dari norma sosial.

Seorang konsumen cenderung akan mengikuti apa yang dikatakan atau disarankan oleh

kelompok acuan jika ada tekanan kuat untuk mengikuti norma-norma yang ada. Pengaruh

semakin kuat jika ada sanksi sosial bagi konsumen yang tidak mengikuti sara dari kelompok

acuan. Seorang bawahan ada kewajiban atau norma untuk meminta izin kepada atasannya, jika ia PRILAKU KONSUMEN | 3

Page 8: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

ingin melakukan sesuatu yang berkaitan degan pekerjaannya. Seorang anak akan minta

persetujuan orang tuanya jika ia ingin memeli suatu produk yang berharga mahal. Jika si anak

tidak melakukannya, orang tua mungkin akan memberikan sanksi sosial atau teguran bahkan

hukuman kepada si anak.

Motivasi untuk mematuhi norma seringkali tidak cukup kuat untuk mempengaruhi

perilaku seseorang kecuali jika produk dan jasa yang akan dibeli menggambarkan publicly

conspicuous (produk yang terlihat pemakaiannya oleh orang lain, misalnya mobil, rumah,

pakaian) dalam pembelian dan penggunaannya. Jika produk dan jasa yang dibeli akan terlihat

oleh publik atau orang lain dalam pemakaiannya, maka konsumen akan berusaha mematuhi

norma-norma yang diarahkan oleh kelompok acuan tersebut. Karena produk dan jasa yang dibeli

akan menggambarkan citra diri konsumen tersebut.

2. Pengaruh Ekspresi Nilai

Kelompok acuan akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa

eksprsesi nilai. Seorang konsumen akan membeli kendaraan mewah dengan tujuan agar orang

lain bisa memandangnya sebagai orang yang sukses atau kendaraan tersebut dapat meningkatkan

citra dirinya. Konsumen tersebut merasa bahwa orang-orang yang memiliki kendaraan mewah

akan dihargai dan dikagumi oleh orang lain. Konsumen memiliki pandangan bahwa orang lain

menilai kesuksesan seseorang dicirikan oleh pemilikan kendaraan mewah, karena itu ia berusaha

memiliki kendaraan tersebut agar bisa dipandang sebagai seseorang yang telah sukses.

3. Pengaruh Informasi

Kelompok acuan akan mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seorang konsumen

karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya sarannya karena ia memiliki pengetahuan dan

informasi yang lebih baik. Seorang dokter adalah kelompok acuan bagi para pasiennya. Pasien

menganggap bahwa dokter memiliki pengetahuan dan inforamasi yang dipercaya, selain itu

secara sosial dan peraturan dokter adalh profesi yang memiliki otoritas dalam membuat resep

obat.

2.2.3 Beberapa Kelompok Acuan yang Terkait dengan Konsumen

1. Kelompok Persahabatan (Friendship Groups)

PRILAKU KONSUMEN | 4

Page 9: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

Konsumen membutuhkan teman dan sahabat sesamanya. Memiliki teman atau sahabat

merupakan naluri dari konsumen sebagai makhluk sosial. Teman dan sahabat bagi seorang

konsumen akan memenuhi beberapa kebutuhan konsumen diantaranya kebutuhan akan

kebersamaan, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk mendiskusikan berbagai masalah ketika

konsumen merasa enggan untuk membicarakannya dengan orang tua atau saudara kandung.

Konsumen yang memiliki teman adalah tanda bahwa ia telah membina hubungan sosial dengan

dunia luar. Pendapat dan kesukaan teman seringkali mempengaruhi pengambilan keputusan

konsumen dalam membeli dan memilih produk dan merek. Kelompok persahabatan adalah

kelompok informasi dan mungkin bisa berbentuk kelompok primer atau sekunder.

2. Kelompok Belanja (Shopping Groups)

Kelompok belanja adalah dua atau lebih orang konsumen yang berbelanja bersama pada

waktu yang sama. Kelompok belanja bisa merupakan kelompok persahabatan atau keluarga,

namun bisa juga orang lain yang bertemu di toko untuk membeli produk bersama. Ketika

konsumen datang ke toko mungkin sendiri, tetapi berjumpa orang lain di toko yang sama.

Konsumen secara tidak sengaja akan bertanya kepada konsumen yang baru dikenalnya mengenai

produk atau jasa yang akan dibelinya. Jika beruntung, konsumen tersebut mungkin banyak

memberikan informasi yang diketahuinya mengenai produk dan merek. Informasi tersebut sering

memberkan input penting bagi seseorang dalam mengambil keputusan. Informasi tersebut akan

mengurangi rasa khawatir akan risiko salah dalam membeli produk.

3. Kelompok Kerja (Work Groups)

Konsumen yang telah bekerja akan menghabiskan waktunya 35-40 jam di tempat kerja. Ia

akan berinteraksi dengan teman-teman sekerjanya baik dalam tim kecil maupun teman kerja

lainnya dari bagian lain. Interaksi yang sering dan intensif memungkinkan teman-teman sebagai

kelompok kerja mempengaruhi perilaku konsumsi dan pengambilan keputusan konsumen dalam

membeli produk dan jasa dan pemilihan merek. Kelompok kerja bisa berbentuk kelompok kerja

formal, jika kelompok kerja tersebut bekerja sebagai satu tim yang dibentuk oleh perusahaan.

Kelompok kerja bisa juga berbentuk informal, jika kelompok kerja tersebut terdiri atas orang-

orang yang bekerja di perusahaan yang sama.

PRILAKU KONSUMEN | 5

Page 10: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

Kelompok kerja informal akan saling bertemu saat makan siang, kegiatan sosial atau

pulang bersama. Kedua kelompok kerja tersebut akan mempengaruhi konsumen dalam memilih

merek dan produk yang akan dibelinya.

4. Kelompok atau Masyarakat Maya (Virtual Groups or Communities)

Melalui internet dan e-mail seorang konsumen yang masih belajar di sekolah dasar

sekarang bisa mencari teman dari kota lain bahkan dari negara lain, ia bisa berhubungan dengan

teman sebayanya dari berbagai belahan dunia tersebut, kapan saja ia mau. Seorang konsumen

bisa membuk internet dan bergabung dengan masyarakat internet, ia memiliki akses yang luas

untuk mencari masyarakat internet yang sesuai dengan kebutuhannya kemudian bergabung

dengan masyarakat tersebut.

5. Kelompok Pegiat Komsumen (Consumer Action Groups)

Konsumen yang kecewa dalam pembelian produk dan jasa, akan melakukan beberapa

tindakan, yaitu :

Diam dan kesal dan menyampaikan kekecewaannya kepada teman

Berkirim surat ke tempat pembelian atau mendatangi toko untuk mengeluh dan minta

ganti rugi

Berkirim surat dan mengeluh kepada surat kabar atau majalah, atau mengadu ke lembaga

perlindungan konsumen

Apapun yang dilakukan konsumen ketika kecewa terhadap produk adalah gambaran

tindakan protes dari konsumen. Konsumen memerlukan kelompok yang bisa membantunya

ketika dirugikan oleh produsen. Perlindungan konsumen semakin dipentingkan dan diperhatikan

ketika telah diundangkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999.

PRILAKU KONSUMEN | 6

Page 11: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

2.3 Sosialisasi Dan Fungsi Anggota Keluarga

1. Sosialisasi Anak Sebagai Konsumen

Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat bagi semua anggota keluarga.

Keluarga memiliki fungsi utama untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia bagi

semua anggotanya terutama anak-anak, termasuk di dalamnya adalah fungsi untuk menjadikan

anak sebagai seorang konsumen.

Fungsi- fungsi keluarga yang berjalan baik merupaka prasyarat penting untuk tercapainya

kesejahteraan seluruh anggota keluarga. Undang-undang No.10 tahun 1992 tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembnagunan Keluarga Sejahtera.

2.3.1 Fungsi-fungsi keluarga adalah sebagai berikut :

Fungsi keagamaan, yaitu untuk mendorong dan mengembangkan anggotanya agar

kehidupan keluarga menjadi wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk

menjadi insan-insan agamis yang penuh imam dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Fungsi sosial budaya, memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya

untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu

kesatuan.

Fungsi cinta kasih, memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan

anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya, serta hubungan kekerabatan

antargenerasi sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang

penuh cinta kasih lahir dan batin.

Fungsi melindungi, yaitu keluarga berkewajiban untuk melindungi seluruh anggotanya

sehingga memperoleh rasa aman secara fisik dan psikis.

Fungsi sosialisasi dan pendidikan, memberikan pesan kepada keluarga untuk mendidik

keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan kehidupan dimasa depan. Keluarga

wajib memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya sehingga mereka memeliki

pengetahuan, keterampilan dan keahlian yang bermanfaat baginya sebagai kerja masa

depan.

PRILAKU KONSUMEN | 7

Page 12: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

Fungsi reproduksi yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan yang

direncanakan dapat menunjang terciptanya kesejahteraan manusia.

Fungsi ekonomi, yaitu fungsi keluarga untuk menyediakan kebutuhan fisik yang cukup

dan memadai bagi semua anggota keluarga. Keluarga berkewajiban menyediakan makan,

minuman, pakaian, rumah, pemeliharaan kesehatan, pendidikan yang baik bagi semua

anggotanya. Kebutuhan tersebut bisa diperoleh jika keluarga memperoleh pendapatan dari

hasil bekerja. Karena itu orang tua wajib untuk mencari nafkah untuk menghadapi semua

anggotanya.

Fungsi pembinaan lingkungan memberikan pada setiap keluarga kemampuan

menempatkan diri secara serasi, selaras dan seimbang sesuai daya dukung alam dan

lingkungan yang berubah secara dinamis.

2.3.2 Pengambilan Keputusan Keluarga Dalam Pembelian

Anggota keluarga saling mempengaruhi dalam kepeutusan pembelian dan konsumsi suatu

produk.masing-masing anggota keluarga memiliki peran dalam pengambilan keputusan.seorang

anggota keluarga mungkin memiliki lebih dari satu peran.berikut diuraikan beberapa peran

anggota keluarga dalam pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut :

Inisiator (initiator), seorang anggota keluarga yang memiliki ide atau gagasan untuk

mereka mengkonsumsi suatu produk, ia akan memberikan informasi kepada anggota

keluarga lain untuk dipertimbangkan dan untuk memudahkan mengambil keputusan.

Pemberi pengaruh (influencer), seorang anggota keluarga yang selalu diminta

pendapatnya mengenai suatu produk atau merek yang akan dibeli dan dikonsumsi,ia

diminta pendapatnya mengenai criteria dan atribut produk yang sebaiknya dibeli

Penyaring informasi (gatekeeper), seorang anggota keluarga yang menyaring semua

informasi yang masuk ke dalam keluarga tersebut,seorang ibu mungkin tidak akan

menceritakan mainan mainan baru yang ada ditoko kepada anak- anaknya,agar mereka

tidak akan menjadi konsumtif.

Pengambil keputusan (decider), seorang anggota keluarga yang memiliki wewenang

untuk memutuskan apakah membeli suatu produk atau suatu merek.ibu biasanya memiliki

wewenang untuk memutuskan mengenai makanan apa yang baik bagi keluarga,dan menu

apa yang disajikan sehari – hari.seorang ibu mungkin akan meminta ijin kepada bapak

PRILAKU KONSUMEN | 8

Page 13: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

untuk membeli barang-barang yang berharga mahal,atau keduanya mengambil keputusan

bersama.

Pembeli (buyer),seorang anggota keluarga yang membeli suatu produk,atau yang diberi

tugas untuk melakukan pembelian produk.ibu mungkin akan menyuruh anaknya untuk

membeli beras yang sudah habis,atau menyuruh pembantu rumah tangganya untuk

berbelanja setiap hari.

Pengguna (user), seorang anggota keluarga yang menggunakan atau mengkonsumsi suatu

produk atau jasa.sebuah produk mungkin akan dikonsumi oleh semua anggota

keluarga,misalnya nasi.akan tetapi,beberapa produk mungkin hanya dikonsumsi oleh

anggota keluarganya yang berusia muda saja ,misalnya susu bayi atau diaper.

Siklus Hidup Keluarga

Siklus hidup keluarga menggambarkan tahap-tahap yang dijalani oleh sebuah keluarga

dengan semakin meningkatkan usia anggota keluarga. Siklus hidup keluarga dimulai dengan

masa lajang (bujangan), menikah, memiliki anak, membesarkan anak, anak-anak pindah, orang

tua sendiri tanpa anak, pasangan tua. Memahami siklus hidup keluarga juga membawa implikasi

penting bagi starategi pemasaran produk dan jasa. Setiap tahap keluarga akan menggambarkan

kebutuhan yang berbeda, sehingga keluarga pun akan membutuhkan produk dan jasa yang

berbeda. kelahiran anak akan menyebabkan keluarga memiliki pola belanja dan konsumsi yang

berbeda dibandingkan ketika belum memiliki anak. Pasangan yang memiliki anak balita akan

membeli susu bayi, diaper, semua produk perawatan bayi. Keluarga pun mungkin akan

membutuhkan jasa pengasuh untuk anaknya.

Tahap siklus keluarga nomor satu sampai nomor tujuh adalah bentuk keluarga tradisional

yang umun dijumpai disemua negara, sedangkan tahap keluarga nomor delapan sampai sebelas

menggambarkan bentuk keluarga yang bukan jumlahnya mungkin jauh lebih kecil dari keluarga

tradisional. Seorang bujangan umumnya akan menikah, dan pasangan yang menikah umumnya

ingin segera memiliki anak, membesarkannya, menyekolahkannya, kemudian anak-anaknya akan

hidup mandiri dan meninggalkan orang tuanya. Inilah gambaran keluarga tradisional. Akan tetai,

di dalam masyarakat akan dujumpai bentuk-bentuk keluarga lainnya, misalnya keluarga tanpa

anak . mereka tidak memiliki anak karena alasan kesehatan atau alasan lainnya.

PRILAKU KONSUMEN | 9

Page 14: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

Mereka tidak memiliki anak bukan karena atas kehendaknya, karena meraka telah

berusaha untuk mendapatkannya. Dinegara-negara maju, dijumpai pasangan-pasangan menikah

yang tidak memiliki anak karena atas kehendaknya, mereka memutuskan untuk tidak memiliki

anak karena alasan karier. Inilah yang sebut sebagai voluntarily childless couple. Karena berbagai

sebab, banyak suami dan istri yang bercerai. Perceraian menyebabkan salah seorang suami atau

istri harus tinggal bersama anak-anaknya. Inilah yang disebut sebagai keluarga orang tua tunggal.

2.3.3 Siklus Kehidupan Keluarga dan Perlaku PembelianKeluarga berubah bersama waktu, melewati serangkaian tahap. Proses ini disebut

siklus kehidupan keluarga (SKK).

1. Tahap Single

Walaupun pendapatan relatif rendah, mereka menjadi sasaran dari sedikit permintaan

yang kaku, maka konsumen di dalam tahap ini umumnya memiliki pendapatan bebas yang besar.

Sebagian dari pendapatan ini digunakan untuk membeli mobil dan peralatan dasar serta peralatan

untuk tempat tinggal mereka yang pertama jauh dari rumah --- biasanya sebuah apartemen.

Mereka cenderung lebih mengikuti mode dan berorientasi pada rekreasi, menghabiskan sebagian

besar pendapatan mereka untuk busana, minuman keras, makanan diluar rumah, liburan,

pengejaran waktu senggang dan produk serta jasa lain yang terlibat dalam permainan perkawinan.

2. Pasangan yang baru menikah

Pasangan yang baru menikah dan tanpa anak biasanya lebih kaya secara financial

daripada sebelumnya dan pada masa dating yang tidak terlalu lama lagi karena istri biasanya

bekerja. Keluarga pada tahap ini juga membelanjakan sebagian besar dari pendaptan mereka

untuk mobil, busana, liburan, dan kegiatan waktu senggang lain. Mereka juga mempunyai angka

pembelian yang tinggi dan pembelian rata-rata tertinggi untuk barang yang tahan lama,

khususnya perabot dan peralatan rumah tangga dan barang mahal lain, dan tampaknya lebih

rentan terhdapa iklan didalam tahap ini.

3. Sarang lengkap I (Full nest I)

Dengan adanya anak pertama, beberapa istri berhenti bekerja diluar rumah, dan sebagai

akibat pendapatan keluarga menurun. Pada saat yang sama, anak kecil menimbulkan masalah PRILAKU KONSUMEN | 10

Page 15: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

baru yang mengubah cara keluarga membelanjakan pendpatannya. Dua pasangan tersebut

mungkin pindah rumha pertama mereka, membeli perabot dan perlengkapan untuk anak mereka,

membeli mesin cuci, alat pengering dan barang pemeliharaan rumah, dan membeli produk seperti

makanan bayi, obat gosok, obat batuk, vitamin, mainan, mobil, kereta luncur, dan sepatu luncur.

Kebutuhan ini mengurang tabungan keluarga dan suami serta istri kerap merasa tidak puas

dengan posisi keuangan mereka.

4. Sarang lengkap II (Full Nest II)

Pada tahap ini, anak terkecil berusia 6 tahun atau lebih, pendapatan suami membaik, dan

istri kembali bekerja dirumah.

Akibatnya, posisi keuangan keluarga biasanya meningkat. Pola kosumsi terus sangat

dipengaruhi oleh anak-anak mereka karena keluarga cendrung membeli makanan dan supply

untuk kebersihan dalam kemasan berukuran lebih besar, sepeda, piano, dan pelajaran music.

5. Sarang lengkap III (Full Nest III)

Sementara keluarga bertambah tua, posisi keuangannya biasanya terus membaik karena

penddaptan suami bertambah, istri kembali bekerja atau mendapat gaji lebih tinggi dan anak-anak

mendapatkan uang dari kerja sambilan. Keluarga umumnya mengganti beberapa bagian perabot,

membeli satu mobil lagi, membeli beberapa peralatan mewah, dan membelanjakan banyak uang

untuk pelayanan perawatan gigi dan untuk pendidikan anak-anak.

6. Sarang Kosong I (Empty Nest I)

Pada tahap ini keluarga paling puas dengan posisi keuangan mereka dan jumlah uang

yang ditabung karena pendapatan terus bertambah dan anak-anak suddah meninggalkan rumah

dan tidak lagi bergantung kepada orang tua mereka dalam hal keuangan. Pasangan tersebut kerap

membuat perbaikan rumah, membeli barang mewah dan membelanjakan proporsi yang lebih

besar dari pendapatan mereka untuk liburan, perjalana dan rekreasi.

7. Sarang Kosong II (Empty Nest II)

Pada waktu ini, kepala rumah tangga sudah pension sehingga pasangan tersebut biasanya

menderita penurunan nyata dalam pendapatan. Pengeluaran menjadi lebih berorientasi pada

PRILAKU KONSUMEN | 11

Page 16: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

kesehatan, berpusat pada barang-barang seperti peralatan kedokteran, produk perawatan medis

yang membantu kesehatan tidur dan pencernaan dan barang kali rumah yang lebih kecil,

apartemen atau kondominium di daerah yang beriklim lebih ramah.

8. Orang yang Bertahan Sendiri (Solitary Survivor)

Bila masih bekerja, orang yang bertahan ini masih menikmati pendapatan yang besar.

Mereka mungkin menjual rumah mereka, biasanya membelanjakan uang lebih banyak untuk

liburan, rekreasi dan jenis produk seperti jasa berorientasi kesehatan seperti disebutkan di atas.

9. Orang yang Bertahan Sendiri dan Sudah Pensiun (Retired Solitary Survivor

Orang yang bertahan sendiri dan sudah pension mengikuti pola konsumsi umum yang

sama kecuali pada skala yang lebih rendah karena penurunan pendapatan. Selain itu, individu ini

mempunyai kebutuhan khusus akan perhatian, kasih saying dan keamanan.

2.3.4 Siklus Kehidupan Keluarga TradisionalLintasan melewati kehidupan di deskripsikan oleh siklus kehidupan keluarga (SKK) yang

tradisional. SKK mendeskripsikan pola yang didapatkan di antara keluarga ketika mereka

menikah, mempunyai anak, meninggalkan rumah, kehilangan pasangan hidup dan pension. Pada

tahap ini di deskripkan ddi atas bersama dengan perilaku konsumen yang dihubungkan dengan

masing-masing tahap. Versi lain seperti Murphy dan Staples, mengakui perkembangan

kontemporer dari perceraian, ukuran keluarga yang lebih kecil dan usia perkawinan yang

ditangguhkan.

SKK sudah diperlihatkan sebagai penjelasan yang membantu mengenai perilaku

konsumen bahkan pada tingkat yang begitu dasar seperti beberapa banyak energy yang

dikonsumsi oleh keluarga. Penambahan data ekonomi membantu dalam pemakaian SKK

tradisional untyuk menjelaskan perilaku konsumen. Wagner dan Hanna ,mendapatkan bahwa

SKK tidak meramalkan keputusan mengenai produk seperti pakaian dan juga variabel social

ekonomi, khususnya pendapatan.

PRILAKU KONSUMEN | 12

Page 17: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

2.3.5 Implikasi Bagi Studi Perilaku Konsumen

Keluarga sangat penting dalam studi perilaku konsumen karena dua las an. Pertama,

keluarga adalah unit pemakaian dan pembelian untuk banyak produk konsumen. Kedua, keluarga

adalah pengaruh utama pada sikap perilaku individu.

Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang dihubungakan melalui

darah, perkawin, atau adopsi dan yang tinggal bersama. Rumah tangga berbeda dengan keluarga

berdasarkan pendeskripsian semua orang, baik yang berkerabat maupun tidak, yang menempati

suatu unit perumahan.

Anggota keluarga (rumah tangga) memegang berbagai peranan yang mencakupi penjaga

pintu,pemberi pengaruh, pengambilan keputusan, pembeli dan pemakai. Jadi pengaruh pasangan

hidup, anak, atau anggota keluarga yang lain dalam keluarga bervariasi menurut sumber daya

anggota kelusrga, jenis produk, tahap dalam siklus kehidupan, dan tahap dalam keputusan

pembelian.

Siklus kehidupan keluarga (SKK) meneskripsikan bagaimana keluarga berubah sepanjang

waktu. Rancangan tradisional dalam menganalisis SKK sudah diperbaharui dengan matriks pasar

konsumen dari tahap kehidupan yang menekankan pendapatan relative suatu keluarga dalam

setiap tahap. Matriks ini dibangun berdasrkan 6 tahap : Single muda, pasangan muda, orang tua

muda, keluarga separuh baya, rumah tangga separuh baya, dan rumah tangga tua.

Keluarga dan rumah tangga berubah dalam struktur an komposisinya di antara perubahan

terbaru yang penting adalah naiknya rumah tangga single, ukuran keluarga yang lebih kecil, dan

bertambahnya jumlah orang yang bercerai dan rumah tangga dari orang yang menikah kembali.

Jadi kelompok masyarakat dan keluarga sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Hal

tersebut dapat kita lihat dari contoh berikut ini :

Seseorang yang bekerja di suatu institusi tertentu mempengaruhi produk apa yang akan di

beli. Misalnya, seseorang yang bekerja di sebuah perusahaan yang usudah memiliki kelas social

yang tinggi dan sudah memiliki banyak relasi, maka dia sebagai pegawai mungkin akan membeli

barang atau produk yang ber-merk yang memiliki kualitas yang baik. Hal ini diakibatk oleh

adanya pengaruh dari kelompok masyarakat yang ada di institusi tersebut, yang mempengaruhi

perilaku konsumen dalam membeli satu produk.

PRILAKU KONSUMEN | 13

Page 18: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kelompok sosial maupun

keluarga. Sosialisasi adalah proses bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan, keahlian, dan

hubungan social yang menyebabkan ia mampu berpartisipasi sebagai anggota masyarakat.

Kelompok acuan (reference group) merupakan seorang individu atau sekelompok orang yang

secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang

sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif dan

kognitif dan perilaku. Kelompok acuan akan memberikan standar dan nilai yang akan

mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam perspektif pemasaran, kelompok acuan adalah

kelompok yang berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan

konsumsi.

Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat bagi semua anggota keluarga. Keluarga

memiliki fungsi utama untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia bagi semua

anggotanya terutama anak-anak, termasuk di dalamnya adalah fungsi untuk menjadikan anak

sebagai seorang konsumen. Fungsi- fungsi keluarga yang berjalan baik merupaka prasyarat

penting untuk tercapainya kesejahteraan seluruh anggota keluarga antara lain, fungsi keagamaan,

fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi melindungi, fungsi sosialisasi dan pendidikan,

fungsi reproduksi, fungsi ekonomi serta fungsi pembinaan lingkungan.

3.2 Kritik Dan Saran

Demikian makalah yang kami buat, kami mohon kritik dan saran dari pembaca demi

kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah kami ini bemanfaat bagi pembaca dalam

kehidupan nya.

PRILAKU KONSUMEN | 14

Page 19: Perilaku Konsumen (Kelompok 3)

DAFTAR PUSTAKA

John C. Mowel dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Edisi 5. Penerbit Erlangga.

Nugroho J. Setiadi, SE., MM. 2003. Perilaku Konsumen dan Implikasi untuk Strategi dan

Penelitian Pemasaran. Penerbit Kencana.

Sumarwan, Dr. Ir. Ujang, M.Sc. 2002. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam

Pemasaran. Penerbit Ghalia Indonesia.

pengaruh-keluarga-dan-kelompok.com

http://bankskripsi.com/article/pengaruh+keluarga+kelompok+perilaku+konsumen

http://andinicliquers.wordpress.com/2010/11/03/pengaruh-kelompok-dan-keluarga-dalam-

perilaku-konsumen/

PRILAKU KONSUMEN | 15