24
Perilaku Kelompok: Kohesivitas Kelompok dan Kepemimpinan

Perilaku Kelompok

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Psikologi Sosial

Citation preview

Page 1: Perilaku Kelompok

Perilaku Kelompok: Kohesivitas Kelompok dan Kepemimpinan

Page 2: Perilaku Kelompok

OutlinePerilaku Kelompok: Kohesivitas

Kelompok dan Kepemimpinan Sendiri vs KelompokSumber-sumber ikatan dalam kelompok, Kohesivitas KelompokTeori Perilaku KolektifSocial Power and Leadership

Analisis kasus IndonesiaVariabel yang penting untuk penelitian

Sosiologi Pedesaan

Page 3: Perilaku Kelompok

Sendiri vs. KelompokLoneliness dan Aloness

Loneliness : ketidaknyamanan psikologis atas perasaan terpisah atau terisolasi dari orang lain.

Aloness : memisahkan diri dari orang lain. Dampaknya dapat berupa loneliness ataupun rasa bahagia dengan menyendiri.

KelompokDua orang atau lebih yang berhubungan dalam

relasi sosial yang interdependen terhadap lingkungannya (termasuk individu/kelompok lain) dan yang mengidentifikasi dirinya sebagai “satu”.

Page 4: Perilaku Kelompok

Sumber-sumber Ikatan dalam KelompokExpressive Bonds : berdasarkan ketertarikan

kita terhadap anggota kelompok yang lain Social Satisfaction disebut “Primary Group”

Instrumental Bonds : berdasarkan kesamaan komitmen untuk mencapai tujuan tertentu “Secondary Group”

Normative Bonds : berdasarkan norma-norma kelompok yang diadopsi oleh seseorang sebagai standar untuk mengevaluasi tingkah lakunya “Reference Group”

Oppression Bonds : kelompok yang anggotanya sama-sama mengalami penindasan dari kelompok lain “Minority Group” atau “Oppressed Group”

Page 5: Perilaku Kelompok

Memelihara Ikatan SosialRituals

“Tindakan sosial yang memiliki makna simbolis, yang dilakukan pada acara-acara tertentu yang ditetapkan oleh tradisi” memperkuat identitas kelompok,”

Segregation“Pemisahan kelompok, baik berdasarkan lokasi geografis, fasilitas, maupun aktivitas” privilege

Page 6: Perilaku Kelompok

Perilaku Kolektif

Page 7: Perilaku Kelompok

Dasar Perilaku KolektifAudience and Coaction Effect.

Performance seseorang ketika melakukan pekerjaan sendiri dengan ketika ada orang lain seringkali berbeda:Meningkatkan performa (facilitate)

Ketika pekerjaan yang dilakukan mudah / well-learned

Memperburuk (inhibit)Ketika pekerjaan yang dilakukan lebih kompleks

Page 8: Perilaku Kelompok

Conformity (Konformitas)Coactions mempengaruhi perilaku kita

melalui Norms dan Conformity. Norms adalah standar yang ditentukan oleh coactor, sedangkan conformity adalah perilaku-perilaku kita yang disesuaikan dengan norms tersebut.

Norms terbentuk oleh interaksi sosial, berperan sebagai aturan yang menekan sesorang untuk melakukan konformitas.

Page 9: Perilaku Kelompok

Faktor yang Mempengaruhi Konformitas (cont’d)Karakteristik Individu

Motivasi : evaluatively motivated (being liked) or informational motivated (being right)?

Gender : perempuan relatif lebih konformis?Status : status sosial tinggi = konformitas

rendah?Karakteristik Grup

Kohesivitas : ketertarikan terhadap suatu kelompok

Ukuran Kelompok MayoritasKebulatan Suara MayoritasTiming of dissent

Page 10: Perilaku Kelompok

Faktor yang Mempengaruhi KonformitasAdanya Norma Sosial Deskriptif dan Noma

Sosial InjungtifNorma deskriptif/himbauan: deskripsi apa yang

orang lakukan pada situasi tertentu. Norma injungtif/perintah: apa yang harus

dilakukan, apa yang diterima dan tidak diterima.

Budaya : Invididualis vs Kolektivis?

Page 11: Perilaku Kelompok

Mengapa Seseorang Terkadang Memilih untuk Menolak Konformitas

1. Individuation: Kebutuhan untuk mempertahankan individualitas atau identitas pribadi kita.

2. Kebebasan dan keinginan untuk kempertahankan kontrol atas kehidupan kita

Page 12: Perilaku Kelompok

Pengaruh Minoritas pada KonformitasAgar minoritas dapat mempengaruhi mayoritas, menurut Moscovici (1976, dalam Wiggins et al, 1994):internal konsensus konsistensi menunjukkan kepastian dan confidence.

Hasil penelitian lainnya:Mayoritas compliance (public conformity),

Dasar konformitas: go along with majorityMinoritas conversion (private conformity).

Dasar konformitas: give thought consistently private belief , sehingga dapat lebih powerful untuk menghasilkan social change (Moscovici, 1980 dalam Wiggins et al, 1994)

Page 13: Perilaku Kelompok

Cooperative TaskAktivitas kolektif dari sekelompok individu yang mempengaruhi outcome (reward and cost) bagi setiap individu. Outcome dinilai melalui hasil kolektif.

Efek terhadap konformitas dan performa:Group PolarizationGroupthink

Efek terhadap Cooperative Response dan Performa:Social Loafing / kemalasan sosialSocial Dilema: noncooperative response

(kepentingan pribadi) atau cooperative response (keberhasilan kolektif)?

Page 14: Perilaku Kelompok

Social DilemaMerupakan penyebab hasil kerja kolektif yang tidak sesuai harapan.Bentuk Social Dilema:

Free-Rider Effect : mengandalkan orang lainSucker Effect : khawatir orang lain mengambil

manfaat dari pekerjaan kita Social fences : Apapun yang mencegah tindakan

positif; dan Social Traps : Tragedy of the commonConditional effect : Cooperative response yang

lebih baik dalam cooperative task dibanding individual task.

Page 15: Perilaku Kelompok

Penyebab Social Dilema1. Group Task Structure

Simultaneous-unitary-additive taskMengatasinya:

Divisible and Sequential taskNon additive task

2. Reward Distribution Equally or Equity? Unequal-unequitable : distribusi reward

yang tidak adil atau terjadi “sucker effect” Gender difference

Page 16: Perilaku Kelompok

Penyebab Social Dilema3. Komunikasi dan tekanan normatif

Pemahaman atas Goal dan standar yang dibutuhkan untuk mencapainya

Kesepakatan atas hukuman informal “Common fate” cohesive bond

4. Discontinuity effectSebagai individu atau sebagai anggota dari suatu kelompok?

Page 17: Perilaku Kelompok

Social PowerSocial power / Kekuataan sosial adalah

proses interaksi sosal dimana satu belah pihak memproduksi perubahan yang direncanakan pada sikap dan perilaku pihak lain. Pihak yang menyebabkan perubahan disebut

sebagai the source (of power); Pihak yang mengalami perubahan disebut the

target (of power).

Page 18: Perilaku Kelompok

LeadershipWiggins, et al., 1994 : “power over the

members of one’s group”Leadership is a negotiated exchangeBaik the source maupun the target keduanya

memiliki power, meskipun tidak sama besar, dan power arrangement ini dapat direnegosiasikan dari waktu ke waktu

Page 19: Perilaku Kelompok

Sumber Leadership Power 1. Reward and Coercive Resource2. Expert (Influence) Resource3. Informational (Persuasion) Resource4. Personal Resource5. Normative (Authority) Resource

Page 20: Perilaku Kelompok

Contoh Kelompok di Indonesia:“PNPM Mandiri”

Page 21: Perilaku Kelompok
Page 22: Perilaku Kelompok

PNPMJenis kelompok : Secondary Group, dibangun

berdasarkan kesamaan komitmen untuk mencapai tujuan “Instrumental Bond”

Leadership : Fasilitator sebagai Leader dengan Normative (Authority) Resource

Permasalahan yang mengganggu kohesivitas: non-cooperative respose “Social Traps” dalam PNPM pinjaman bergulir. Penyebab: minimnya komunikasi dan tekanan normatif.

How’s your opinion?

Page 23: Perilaku Kelompok

Daftar PustakaBaron, Robert A dan Donn Byrne. 2003. Psikologi

Sosial: edisi kesepuluh. [Terjemahan] Ratna Djuwita, penerj. ID: Penerbit Erlangga, Bab 9

Wiggins, J., Wiggins, B. and Zanden, J. 1994. Social Psychology: fifth edition. US: McGraw-Hill, Inc, Bab 4, 9 dan 11

[PNPM] Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri. 2012. Paket Informasi 2012-2013. [Internet], [Diunduh 2013 November 26, 12:54] Tersedia pada www.pnpm-mandiri.org/perpustakaan/buku/PNPM_Mandiri_Info_Kit_2012.pdf

Page 24: Perilaku Kelompok

Relevansi dengan Topik PenelitianRencana penelitian :

“Sistem MRV (Monitoring, Reporting, Verification) Emisi Gas Rumah Kaca berbasis Institusi Lokal”

Tahapan awalnya : identifikasi kelompok-kelompok di desa yang dapat berperan dalam MRV

Indikator yang perlu dilihat:Kekuatan kelompok (ikatan dan kohesivitas)Conformity anggota-anggota kelompokPerforma kelompok dalam melalukan Cooperative TaskLeader dan sumber kekuatan leader untuk

menggerakkan kelompok