perekonomian indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Krisis ekonomi yang melanda indonesia membuat Indonesian miracle selama pemerintahan sueharto tidak berarti apa-apa. Industri manufaktur yang merupakan andalan ekonomi indonesia sebagai sumber nilai tambah juga sangat terpukul oleh krisis ekonomi. Yang membuat hancurnya sektor ini adalah akibat turunnya kemampuan belanja masyarakat dan lesunya kegiatan -kegiatan ekonomi domestik yang membuat menurunnya jumlah permintaan agregat yang terdiri atas final demand dari masyarakat dan intermediate demand dari sektor-sektor ekonomi(termasuk industri itu sendiri) terhadap produk-produk manufaktur.sedangka dampaknya melalu sisi penawaran agregat i terutama karena tingginya suku bunga pinjaman,terbatasnya kredit dar bank, mahalnya bahan baku impor. Semua ini membuatbanyak perusahaan-perusahaan di sektor industri terpaksa menghentikan seluruh atau sebagiandari kegiatan produksi mereka. Indonesia merupaka salah satu negara yang paling terpukul di antara negara-negara lainnya di Asia yang juga terkena dampak krisis ekonomi.

Perkembangan ekspor bisa bertahan positif selama masa krisis ekonomi terutama karena adanya harga saing internasionallam dolar AS yang dinikmati oleh komoditas-komoditas pertaniandan jumlah produk-produk manufaktur yang menggunakan komponen atau bahan baku lokal. Namun dalam nilai riil semua sektor mengalami pertumbuhan negatif kecuali listrik, gas, dan air minum. Dengan pertumbuhan 2,6%. Sektor pertanian mengalami pertumbuhan -0,7%dan sektor industrimanufaktur -11,4%. Tahun 1999 beberapa sektor mengalami perbaikan, terutama listrik, gas, dan air minumyang pertumbuhannya mencapai 8% lebih.tahun 200, dua tahun setelah krisis ekonomi semua sektor dapat dikatakan telah mengalami recovery.

FAKTOR PENENTU PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 1. Faktor internal Selama tahun 2000 fundamental ekonomi mengalami perbaikan nyata, walaupun lajunya lambat sehingga masih jauh dari kondisi yang baik atau kuat. Sebagai contoh, perkembaga tingkat inflasi selama tahun 1998- 200 memang menunjukkan adanya perbaikan, laju pertumbuhan ekonomi sudah kembali positif walaupun masih lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan rata-rata per tahun sselama dekade 1990-an, dan cadangan devisa meningkat terus yang sebagian kecil bersumber dari hasil eksport dan sisanya dari pinjaman luar negri. Pemulihan ekonomi di indonesia berjalan lambat dikarenakan peroses perbaikan fundamental ekonomi nasional tidak disertai kestabilan politik dan keamanan yang memadai , penyelesaian konflik sosial , serta kepastian hukum. Faktor-faktor non ekonomi ini merupakan aspek-aspek penting dalam menentukan tingkat resiko yang terdapat di dalam suatu negara yang menjadi dasar keputusan bagi pelaku-pelaku bisnis,khususnya asing , untuk melakukan usaha di negara tersebut. Ketidak stabilan politik dan konflik sosisl, baik horisontal maupun vertikal yang terus berlangsung pada tahun 2001 membuat tingkat country risk indonesia semakin tinggi. Ini merupakan penghalang bagi pertumbuhan investasi di Indonesia khususnya PMA. Tingginya country risk Idonesia yang tinggi sejak krisis hingga saat ini juga menjadi penyebabutama tidak stabilnya nilai rupiah. Asumsi nilai tukar rupiah yang mendasari

proyeksi indef mengenai perkembangan perekonomian nasional tahun2001 ini juga dapat di nilai terlalu optimis karena tingginya country risk dan sedikitnya arus modal yang masuk ke Indonesiamembuat pemerintah menghadapi kesulitan untuk memenuhi asumsi nilai tukar tersebut.