Peraturan Absen

Embed Size (px)

Citation preview

Beberapa Peraturan Baru Belajar-Mengajar Pesantren

Peraturan Absen 1. Absensi dikatakan absah jika dilakukan oleh dosen atau komting atau yang ditunjuk komting secara tetap dalam satu semester. 2. Absensi dilakukan dengan cara memanggil (sebut nama) dengan keras didepan kelas, untuk menghindari kelalaian dosen ataupun mahasiswa. 3. Format absen yang sah ketika dikeluarkan oleh pihak pesantren. 4. Kolom tanggal tatap muka dan pertemuan wajib diisi, jika terjadi kelalaian, maka resiko ditanggung kelas. 5. Penulisan nama atau identitas mahasiswa secara manual tidak berlaku atau tidak absah ketika sudah melebihi tanggal batas akhir KPRS. 6. Jika karena satu hal, absensi dilakukan secara manual, maka absen tersebut wajib direkap pada yang asli oleh komting maksimal satu hari setelahnya. 7. Mahasiswa yang terlambat, sesuai dengan ketentuan sebelumnya tidak boleh absen walaupun dosennya telat, sebab dosen mendapatkan sangsi sendiri. 8. Pada kelas yang mengawali/berubah jam maka wajib lapor kepada bagian administrasi kemudian membuat absensi yang ada kontrol kolom jam masuk.

Aturan Cekal 1. Standart cekal ditiap mata kuliah yang telah diambil adalah ketika mahasiswa tersebut tidak memenuhi 70 % tatap muka dari total tatap muka yang telah dianggarkan oleh kurikulum dalam semester tersebut. 2. Mahasiswa dengan alasan apapun yang tidak memenuhi 70% tatap muka maka sudah pasti tercekal, kecuali untuk ijin sakit, maka maksimal ditambah 1 x (1 hari) tambahan selebihnya tercekal.

Mengenai ijin sakit 1. Ijin sakit harus berdasarkan keterangan dokter, baik klaim sakit maupun harus istirahat. 2. Ijin sakit dari ortu maksimal 1 x surat dalam 1 semester yang dianggap absah, dimana mewakili maksimal 3 hari. 3. Surat ijin sakit harus masuk ke bagian admin absen pesantren maksimal satu hari setelah masuk, melebihi 1 hari setelah mahasiswa tersebut masuk atau sembuh, maka dianggap tidak berlaku. 4. Mahasiswa yang secara jatah waktu tidak masuknya agar tak tercekal sudah habis (beserta tambahan 1 x toleransi sakit), tapi pada pertemuan berikutnya tidak bisa masuk karena sakit pula, maka mahasiswa tersebut tetap tercekal pada mata kuliah yang bersangkutan. 5. Mahasiswa yang ijin sakit (disertai surat ijin) berturut-turut melebihi batas tercekal, maka mahasiswa tersebut boleh mengajukan cuti di pesantren untuk mata kuliah yang bersangkutan, dan dianggap cuti ketika mengajukan cuti secara tertulis selambat-lambatnya 3 hari sebelum UAS dijadwalkan oleh pihak kurikulum. Jika berhalangan, pengajuan tersebut bisa dikirim dengan diwakilkan, dengan asumsi dokumen pengajuan cekalnya berasal dari mahasiswa yang bersangkutan.

6. Mahasiswa yang sakit melebihi batas tercekal, tapi sakitnya tidak berurutan, maka tetap tercekal. 7. Kalau waktu UAS dan pasca UAS mahasiswa tertentu sakit, maka bisa mengajukan cuti dan yang menetapkan berhak cuti adalah dewan cekal pesantren.

Cuti Prosedur Cuti ada dua yakni: 1. Umum Mahasiswa sejak dari awal mengajukan cuti langsung kepada dosen wali kemudian kepada BAAK. Ini dilakukan sebelum batas akhir KPRS usai. 2. Khusus Jika mahasiswa sakit secara berurutan telah melebihi batas standar cekal atau pada waktu UAS, maka mahasiswa tersebut dianjurkan mengajukan cuti. Dikatakan mahasiswa tersebut cuti ketika sudah mengajukan surat cuti secara tertulis kepada BAAK.

Tugas Komting 1. Memimpin kelas mengikuti proses belajar-mengajar di pesantren dengan berbagai aturan yang ada. 2. Mengambil absensi ditempat yang telah disediakan sebelum kuliah dimulai. 3. Mengembalikan absen setelah kuliah pada hari itu selesai pada tempat semula. 4. Mengawasi dan membantu proses absensi 4.1. Mengecek kolom tanggal , kolom pertemuan serta tanda tangan 4.2. Mengingatkan dan atau mengabsen mahasiswa yang hadir dalam perkuliahan setelah dengan persetujuan dosen. 4.3. Memberikan format laporan ajar kepada dosen eksternal 4.4. Melaporkan hasil laporan ajar dosen eksternal setiap akhir bulan kepada pihak absensi. 5. Menyiapkan peralatan kelas sebelum kuliah dimulai 6. Mengembalikan peralatan kelas pada tempatnya sesuai dengan aturan pihak prasarana ataupun administrasi pesantren 7. Mengkomunikasikan kesepakatan atau pengumuman-pengumuman tertentu baik yang berasal dari dosen terkait ataupun dari pihak departemen pesantren yang diamanahkan kepadanya. 8. Menampung aspirasi kelas untuk perbaikan belajar-mengajar untuk dikomunikasikan kepada pihak pesantren atau departemen terkait. 9. Bekerjasama dengan anggotanya agar proses-belajar mengajar berjalan dengan baik, kompetitif, jujur, disiplin dan semangat belajar yang tinggi. 10. Melaporkan masalah-masalah terkait dengan kebaikan kelasnya dalam mengikuti program belajar-mengajar dipesantren kepada departemen terkait dalam pesantren.

Surabaya, 27 Pebruari 2009 Mengetahui Perwakilan Manajemen Belajar Cabang Ranting Kertajaya Wonorejo Wijaya Kusuma

(..)

(..)

(..)

ST

SB

SS

SU

(..)

(..)

(..)

(..)