28

Click here to load reader

Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MODEL PAIKEM

DAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

DI SMA NEGERI 1 SE-EKS KAWEDANAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

Oleh Drs Sugeng HidayatMM (Pengawas Dikmen)

Drs Nur Kholiq (Kepala SMAN 1 Kembang)

A PENDAHULUANGuru merupakan sosok yang memiliki posisi yang sangat strategis dalam proses

pembelajaran Keberhasilan sebuah pendidikan salah satunya ditentukan oleh faktor

guru (Lihat Usman 1999 v) Zachari sebagaimana dikutip Arikunto (1993 210)

mengatakan bahwa guru merupakan the bottom line of success or failure Oleh sebab

itu sangatlah diperlukan adanya upaya yang terus menerus untuk meningkatkan kualitas

guru sebab peningkatan kualitas guru merupakan kunci utama untuk meningkatkan

kualitas pendidikan (Lihat Zamroni 2000 51 dan Tilar 2000 14)

Saat ini pemerintah kita tengah berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan

Menurut Fasli Jalal setidaknya ada empat aspek penting yang tengah menjadi program

pemerintah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yaitu aspek kurikulum tenaga

kependidikan sarana pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpresearchengines com0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan ini pemerintah melalui menteri

Pendidikan Nasional telah mencanangkan gerakan peningkatan mutu pendidikan pada

tanggal 2 Mei 2002 Gerakan ini dimaksudkan untuk memacu percepatan peningkatan

mutu pendidikan nasional yang tengah terpuruk Upaya peningkatan mutu pendidikan

ini semakin serius dilakukan dengan digulirkannya Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional (UUSPN) atau UU No 20 tahun 2003 yang diikuti dengan terbitnya Undang-

undang Guru dan Dosen (UUGD) atau UU no 14 tahun 2005

Namun harus diakui bahwa kunci utama peningkatan mutu pendidikan di sebuah

sekolah adalah guru Tanpa didukung oleh mutu guru yang baik upaya peningkatan

mutu pendidikan akan menjadi hampa sekalipun didukung oleh komponen lainnya

yang memadai Karena itu sangatlah beralasan apabila pemerintah saat ini lebih

memfokuskan peningkatan mutu guru sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan

mutu pendidikan Apalagi kondisi saat ini sangat menuntut perlunya keseriusan untuk

meningkatkan mutu guru

Melihat kenyataan di atas setiap lembaga pendidikan diharapkan untuk terus memacu

peningkatan mutu pendidikannya yang salah satunya adalah peningkatan mutu gurunya

Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah-sekolah swasta yang harus lebih serius

menghadapi persaingan ke depan yang lebih berat untuk tetap menjaga eksistensi dan

keberlangsungannya

SMA Negeri 1 Mlonggo SMA Negeri 1 Bangsri dan SMA Negeri 1 Kembang

merupakan tiga lembaga pendidikan Negeri yang memiliki potensi untuk terus

dikembangkan Tiga lembaga pendidikan tersebut saat ini memiliki jumlah siswa yang

lumayan banyak dibandingkan dengan sekolah-sekolah SMA lain di kota Jepara SMA

Negeri 1 Mlonggo saat ini memiliki tenaga kependidikan sebanyak 39 orang dan siswa

sebanyak 466 orang sementara SMA Negeri 1 Bangsri memiliki tenaga kependidikan

sebanyak 46 orang dengan siswa sebanyak 738 orang dan SMA Negeri 1 Kembang

memiliki tenaga kependidikan sebanyak 32 orang dengan siswa sebanyak 428 orang Di

samping itu kedua sekolah tersebut memiliki sarana pendidikan yang representativ

untuk dikembangkan Untuk tingkat negeri ketiga SMA tersebut pada dasarnya telah

memiliki daya saing namun demikian pada beberapa aspek pendidikan ada beberapa

kelemahan yang perlu untuk segera dihilangkan di antaranya adalah proses

pembelajaran yang masih mengacu pada metode-metode tradisional yang dalam hal ini

adalah metode ceramah yang paling dominan akibat dari kurangnya wawasan dan

ketrampilan guru dalam melakukan proses pembelajaran kontemporer yang dikenal

PAIKEM (Pembelajaran Aktiv Inovatif Kreatif Efektif amp Menyenangkan) CTL

Selain itu rendahnya kegiatan penelitian tindakan kelas di kalangan para guru akibat

kurangnya wawasan penelitian di kalangan mereka Sampai saat ini hampir semua guru

belum menerapkan model PAIKEM CTL dalam proses pembelajaran begitu juga

melakukan penelitian tindakan kelas hampir semua guru belum melakukannya

Atas dasar inilah perlu dilakukan peningkatan kompetensi guru di kedua lembaga

tersebut dalam melakukan proses pembelajaran dan penelitian yang ditujukan untuk

mencapai dua hal berikut

1 Meningkatkan wawasan dan ketrampilan guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan

Kembang Kabupaten Jepara tentang model pembelajaran berbasis PAIKEM CTL

sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran mereka

2 Meningkatkan wawasan dan ketrampilan guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan

Kembang Kabupaten Jepara tentang Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya

meningkatkan mutu pembelajaran mereka

Dengan kegiatan tersebut diharapkan akan memberikan manfaat bagi peningkatan

kompetensi guru dalam melakukan proses pembelajaran dan penelitian Tindakan Kelas

yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pembelajaran mereka dan secara khusus

akan memberikan manfaat kepada beberapa fihak antara lain

1 Bagi guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara kegiatan

ini akan memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan

proses pembelajaran berbasis PAIKEM CTL dan penelitian tindakan kelas

2 Bagi lembaga SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

kegiatan ini akan membantu meningkatkan Sumber Daya Manusianya yang

diharapkan akan menambah mutu lembaga

3 Bagi Dikpora Kabupaten Jepara kegiatan ini akan membantu upaya pengembangan

kualitas mutu pendidikan SMTA di Kabupaten Jepara

4 Bagi Pengawas Dikmenum kegiatan ini akan menunjukkan kontribusinya bagi

pengembangan lembaga pendidikan SMTA di Kabupaten Jepara

B TINJAUAN PUSTAKA

bull Model PAIKEMCTL

Model PAIKEMCTL merupakan salah satu model pembelajaran yang saat ini sedang

dikembangkan di lembaga pendidikan di Indonesia khususnya di lembaga pendidikan

tingkat dasar Untuk mengetahui lebih jauh model pembelajaran ini akan dipaparkan

hal-hal berikut

1 Apa itu PAIKEM CTL

Ada beberapa pendapat tentang Pakem CTL di antaranya sebagaimana disebutkan

oleh Nurhadi (20021) yakni salah satu pendekatan pembelajaran yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikidengan

penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat

Sementara itu Kunandar (2007 271) mengemukakan bahwa PakemCTL merupakan

konsep belajar yang beranggapan bahwa peserta didik akan belajar lebih baik jika

lingkungan diciptakan secara alamiah Artinya belajar akan lebih bermakna jika peserta

didik bekerja dan pengalami sendiri apa yang dipelajari bukan sekedar mengetahuinya

Pembelajaran tidak hanya sekedar kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru untuk

siswa tetapi bagaimana siswa mampu memaknai apa yang dipelajari

Sedangkan Wina Sanjaya (2007253) menyatakan sebagai suatu strategi pembelajaran

yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan

nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupannya

Dengan konsep ini paling tidak ada 3 hal yang harus dipahami yaitu pertama

PAIKEMCTL lebih menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan

materi artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung

Dengan demikian proses belajar tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima

pelajaran akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran Kedua

PAIKEMCTL lebih mendorong siswa untuk menemukan hubungan antara materi yang

dipelajari dengan situasi kehidupan nyata artinya siswa dituntut untuk dapat

menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata

Dengan demikian bagi siswa pada materi pelajaran akan bermakna secara fungsional

dan tertanam erat dalam memori siswa sehingga tidak mudah dilupakan Ketiga

PAIKEMCTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan artinya

PAIKEMCTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang

dipelajarinya tetapi bagaimana materi pelajaran dapat mewarnai perilakunya dalam

kehidupan sehari-hari Dengan kata lain materi pelajaran bukan untuk ditumpuk di otak

kemudian dilupakan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata

2 Mengapa harus PAIKEM CTL

Selama ini proses pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh model pembelajaran

tradisional yang monoton dan satu arah serta tidak menggairahkan siswa Untuk itu

diperlukan model pembelajaran baru yang

Lebih memberdayakan siswa-siswi

Tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi mendorong mereka

mengkontruksikan pengetahuan diibenaknya sendiri

Belajar melalui mengalami bukan menghafal

Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa-siswi

seperti siswa menonton temannya yang sedang akting bekerja dan berkarya dan

posisi guru mengarahkan

Pengajaran berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan yang

bari itu bukan pada hasilnya

Umpan balik sangat penting bagi siswa sebagai proses penilaianyang benar

Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok (Nurhadi 2002 2-

5)

3 Bagaimana Penerapan PAIKEM CTL dalam Pembelajaran

PAIKEMCTL merupakan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan

berpusat pada aktifitas belajar siswa bukan hanya pada aktifitas guru mengajar Untuk

itu maka guru harus merencanakan skenario (tahap-demi tahap) pembelajaran yang

akan dilaksanakannya dalam satu dua atau lebih pertemuan Adapun yang perlu

dipahami dan persiapkan oleh guru adalah

a Program mengajar bukan alat birokrasi untuk menyenangkan pimpinan tetapi yang

terpenting adalah skenario pembelajaran tahapdemi tahap dan media

pembelajarannya

b Dinding kelas penuh dengan tempelan hasil karya siswa (tidak hanya gambar

presiden atau tokoh-tokoh lainnya) peta (cetak atau hasil karya siswa) artikel

puisi komentar siswa pada salah satu peristiwa dan lain-lain Sebagai dampaknya

kemanapun siswa dikepung oleh informasi hasil karyanya

c Suasana kelas ramai gembira aktif efektif komunikatif dan menyenangkan dalam

belajar baik antar siswa maupun siswa dengan guru

d Sumber belajar tidak hanya buku paket yang ditentukan oleh pihak sekolah namun

televisi majalah remaja buku-buku bidang studi lainnya koran atau kertas bekas

bungkus obat-obatan dan lain-lain dapat digunakan sebagai sumber belajar

e Tempat belajar tidak harus di dalam kelas atau di sekolah tetapi setting belajar bisa

dimana saja yang terkait dengan tema yang bahas dan media diperlukan telah

tersedia

f Tes tetap dilakasanakan karena sebagai alat untuk melihat kemajuan siswa-siswi

Hanya saja untuk memberikan penilaian dilakukan dengan authentic assessment

atau penilaian yang sebenarnya Nilai ini diperoleh dari penampilan siswa sehari-

hari ketika belajar seperti

bull apakah ia sudah belajar dengan keras dan sungguh-sungguh

bull bagaimana hasil karyanya

bull bagaimana penampilannya ketika menyampaikan ide berdiskusi

menyelesaikan PR

bull bagaimana pertisipasinya dalam bekerja kelompok

bull bagaimana buku catatan sekolahnya

bull bagaimana hasil akhir yang harus diselesaikan

Semua itu merupakan sumber penilaian yang autentik dan nyata tidak hanya

bersumber pada nilai ulangan secara tertulis atau lisan

g Pendekatan PAIKEMCTL dengan pendekatan CBSA Quantum Learning student

aktive learning dan lain-lain adalah sama Artinya pendekatan ini berupaya

menghidupkan kelas atau kelas yang memberdayakan para siswa sehingga kelas

menjadi produktif dan menyenangkan Sedangkan perbedaannya hanya pada sisi

penekanan pada masing-masing pendekatan yang digunakan

h Metode yang terkelompok dalam PAIKEMCTL adalah

1) Small Group Discussion

Diskusi merupakan salah satu elemen belajar secara aktif untuk itu para siswa

diminta membuat kelompok kecil 4 sampai 5 orang mendiskusikan

bahanmateritema yang diberikan oleh guru atau diperoleh sendiri oleh anggota

tersebut Keuntungan yang diperoleh siswa dengan menggunakan metode ini

adalah

bull Menjadi pendengar yang baik

bull Bekerjasama untuk tugas yang sama

bull Memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif

bull Menghormati perbedaan pendapat

bull Mendukung pendapat salah satu temannya dengan bukti yang autentik

bull Menghargai sudut pandang yang bervariasi antara teman

Sedangkan kegiatan diskusi kecil ini dapat berupa

bull Membangkitkan ide

bull Menyimpulkan poin penting

bull Mengakses tingkat skill dan pengetahuan

bull Mengkaji kembeli topik di kelas sebelumnya

bull Menelaah latihan quis tugas menulis

bull Memproses outcame pembelajaran pada akhir kelas

bull Memberi komentar tentang jalannya kelas

bull Membandingkan teori isu dan interprestasi

bull Menyelesaikan masalah

bull Brainstroming

2) Role-Play amp simulation

Role-play dan Simulasi merupakan model yang membawa situasi pembelajaran

mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas seperti siswa memainkan peran

sebagai penjual dan pembeli atau menjadi imam dan makmum sholat dhuhur di

masjidmusholakelas sekolah Dengan demikian maka role-play dan simulasi

ini dapat berbentuk

bull Permainan peran (role playing) sebagai contoh salah siswa yang diberi

peran sebagai iman sholat wajib maka dia harus benar dalam membaca Al-

Qurrsquoan dan sesuai dengan maharijul huruf

bull Simulasi dalam bentuk permainan atau game hal ini dapat dilaksanakan

secara langsung dengan substansi materi pelajaran

bull Model komputer merupakan alternatif yang dapat dilakukan oleh guru

manakala substansi materi yang disajikan lebih efektif disajikan melalui

komputer

bull Diakui atau tidak bahwa simulasi dapat mengubah cara pandang para siswa

dengan jalan

bull Mempraktekkan kemampuan mereka secara umum seperti komunikasi

verbal maupun non-verbal

bull Mempraktekkkan kemampuan mereka secara khusus (pribadi) maupun tim

(kelompok)

bull Mengembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan persoalaan

(problem-solving)

bull Menggunakan kemampuan sintesis

bull Mengembangkan kemampuan empati

3) Discovery learning

Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik

diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka

membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri

4) Self Directed Learning (SDL)

SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari

perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah

dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi

arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah

dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk

menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab

mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya

5) Cooperative Learning

Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk

memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya

terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas

kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu

dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan

Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa

hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun

Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah

bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa

bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh

bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa

bull Ketrampilan sosial siswa

6) Collaborative Learning

Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa

berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok

mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja

kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya

Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok

sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang

bersifat open ended

7) Contextual Instruction

Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran

dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan

memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan

kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata

pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada

tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam

kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami

substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja

melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat

Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta

untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat

memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil

akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-

sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut

serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam

pembelajaran untuk belajar satu sama lain

8) Project Based Learning

Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam

belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian

(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan

kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati

9) Problem Based Learning and Inquiry

Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus

melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan

maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan

oleh para siswa antara lain

bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa

kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut

bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan

masalah

bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah

bull Menganalisis strategi pemecahan masalah

bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna

meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan

penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian

terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang

tepat untuk mengatasinya

1 Apa itu PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)

merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian

tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin

pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di

Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan

pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004

211)

Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)

memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can

organize the conditions under which they can learn from their own experiences and

make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu

mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman

mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya

penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan

pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas

sebuah proses aktifitas tertentu

Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)

menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social

dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh

prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah

menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan

professional

Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan

gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai

kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung

dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan

dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas

Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian

yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata

pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media

Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut

a Meningkatkan praktik pembelajaran

b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru

c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung

2 Apa Ciri-cirinya

Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)

memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen

dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai

berikut

a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara

langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja

b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis

c Fleksibel dan adaptif

d Partisipatori

e Self-evaluative

f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang

memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan

g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah

meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis

Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian

tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari

situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun

secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan

dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang

terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai

akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi

tersebut

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan

berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai

dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki

permasalahan riil yang terjadi di kelas

3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat

langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut

Bagan 1 Siklus prosedur PTK

Rencana Tindakan

Siklus 1

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 2

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 3

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

a Rencana Tindakan

Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan

ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan

pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah

praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya

Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta

fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di

lapangan

b Aksi

Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang

telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur

yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan

c Observasi

Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan

Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama

proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan

sebelumnya

Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan

acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan

d Refleksi

Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang

sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang

terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya

C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

bull Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut

bull Khalayak Sasaran

Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten

Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo

SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4

orang

bull Metode Kegiatan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan

Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar

melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD

Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah

Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula

SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara

bull Pelaksanaan Evaluasi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun

sebagaimana berikut

INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang

PROSES 1

1048707 Pelatihan

PAIKEMCTL

1048707 Pelatihan PTK

OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik

Aspek yang dievaluasiMetode yang

digunakan

Instrumen

Evaluasi

1 Wawasan dan Keterampilan

melakukan proses pembelajaran

berbasis PAIKEM

FGD Presentasi Lembar FGD

Checklist

2 Wawasan dan Keterampilan

melakukan penelitian tindakan

kelas

FGD Resitasi Lembar FGD

Rancangan PTK

Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut

Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya

tentang materi pelatihan

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1

Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1

Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga

SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang

Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri

oleh 12 orang guru

Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut

Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi

I0800-0900

Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL

Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

II 0900-1145

Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan

PAIKEMCTLIN PRACTICE

Simulasi dan Lembar

Presentasi ObservasiChecklist

1145-1230 ISHOMAIII1230-1330

Peserta memilikiwawasan tentangPTK

Apa Mengapa danBagaimana PTKitu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

IV1330-1500

Peserta mampumembuatrancangan PTK

MenyusunRancangan PTK

Resitasi danPraktek

HasilResitasi

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 2: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

Melihat kenyataan di atas setiap lembaga pendidikan diharapkan untuk terus memacu

peningkatan mutu pendidikannya yang salah satunya adalah peningkatan mutu gurunya

Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah-sekolah swasta yang harus lebih serius

menghadapi persaingan ke depan yang lebih berat untuk tetap menjaga eksistensi dan

keberlangsungannya

SMA Negeri 1 Mlonggo SMA Negeri 1 Bangsri dan SMA Negeri 1 Kembang

merupakan tiga lembaga pendidikan Negeri yang memiliki potensi untuk terus

dikembangkan Tiga lembaga pendidikan tersebut saat ini memiliki jumlah siswa yang

lumayan banyak dibandingkan dengan sekolah-sekolah SMA lain di kota Jepara SMA

Negeri 1 Mlonggo saat ini memiliki tenaga kependidikan sebanyak 39 orang dan siswa

sebanyak 466 orang sementara SMA Negeri 1 Bangsri memiliki tenaga kependidikan

sebanyak 46 orang dengan siswa sebanyak 738 orang dan SMA Negeri 1 Kembang

memiliki tenaga kependidikan sebanyak 32 orang dengan siswa sebanyak 428 orang Di

samping itu kedua sekolah tersebut memiliki sarana pendidikan yang representativ

untuk dikembangkan Untuk tingkat negeri ketiga SMA tersebut pada dasarnya telah

memiliki daya saing namun demikian pada beberapa aspek pendidikan ada beberapa

kelemahan yang perlu untuk segera dihilangkan di antaranya adalah proses

pembelajaran yang masih mengacu pada metode-metode tradisional yang dalam hal ini

adalah metode ceramah yang paling dominan akibat dari kurangnya wawasan dan

ketrampilan guru dalam melakukan proses pembelajaran kontemporer yang dikenal

PAIKEM (Pembelajaran Aktiv Inovatif Kreatif Efektif amp Menyenangkan) CTL

Selain itu rendahnya kegiatan penelitian tindakan kelas di kalangan para guru akibat

kurangnya wawasan penelitian di kalangan mereka Sampai saat ini hampir semua guru

belum menerapkan model PAIKEM CTL dalam proses pembelajaran begitu juga

melakukan penelitian tindakan kelas hampir semua guru belum melakukannya

Atas dasar inilah perlu dilakukan peningkatan kompetensi guru di kedua lembaga

tersebut dalam melakukan proses pembelajaran dan penelitian yang ditujukan untuk

mencapai dua hal berikut

1 Meningkatkan wawasan dan ketrampilan guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan

Kembang Kabupaten Jepara tentang model pembelajaran berbasis PAIKEM CTL

sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran mereka

2 Meningkatkan wawasan dan ketrampilan guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan

Kembang Kabupaten Jepara tentang Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya

meningkatkan mutu pembelajaran mereka

Dengan kegiatan tersebut diharapkan akan memberikan manfaat bagi peningkatan

kompetensi guru dalam melakukan proses pembelajaran dan penelitian Tindakan Kelas

yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pembelajaran mereka dan secara khusus

akan memberikan manfaat kepada beberapa fihak antara lain

1 Bagi guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara kegiatan

ini akan memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan

proses pembelajaran berbasis PAIKEM CTL dan penelitian tindakan kelas

2 Bagi lembaga SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

kegiatan ini akan membantu meningkatkan Sumber Daya Manusianya yang

diharapkan akan menambah mutu lembaga

3 Bagi Dikpora Kabupaten Jepara kegiatan ini akan membantu upaya pengembangan

kualitas mutu pendidikan SMTA di Kabupaten Jepara

4 Bagi Pengawas Dikmenum kegiatan ini akan menunjukkan kontribusinya bagi

pengembangan lembaga pendidikan SMTA di Kabupaten Jepara

B TINJAUAN PUSTAKA

bull Model PAIKEMCTL

Model PAIKEMCTL merupakan salah satu model pembelajaran yang saat ini sedang

dikembangkan di lembaga pendidikan di Indonesia khususnya di lembaga pendidikan

tingkat dasar Untuk mengetahui lebih jauh model pembelajaran ini akan dipaparkan

hal-hal berikut

1 Apa itu PAIKEM CTL

Ada beberapa pendapat tentang Pakem CTL di antaranya sebagaimana disebutkan

oleh Nurhadi (20021) yakni salah satu pendekatan pembelajaran yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikidengan

penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat

Sementara itu Kunandar (2007 271) mengemukakan bahwa PakemCTL merupakan

konsep belajar yang beranggapan bahwa peserta didik akan belajar lebih baik jika

lingkungan diciptakan secara alamiah Artinya belajar akan lebih bermakna jika peserta

didik bekerja dan pengalami sendiri apa yang dipelajari bukan sekedar mengetahuinya

Pembelajaran tidak hanya sekedar kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru untuk

siswa tetapi bagaimana siswa mampu memaknai apa yang dipelajari

Sedangkan Wina Sanjaya (2007253) menyatakan sebagai suatu strategi pembelajaran

yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan

nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupannya

Dengan konsep ini paling tidak ada 3 hal yang harus dipahami yaitu pertama

PAIKEMCTL lebih menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan

materi artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung

Dengan demikian proses belajar tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima

pelajaran akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran Kedua

PAIKEMCTL lebih mendorong siswa untuk menemukan hubungan antara materi yang

dipelajari dengan situasi kehidupan nyata artinya siswa dituntut untuk dapat

menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata

Dengan demikian bagi siswa pada materi pelajaran akan bermakna secara fungsional

dan tertanam erat dalam memori siswa sehingga tidak mudah dilupakan Ketiga

PAIKEMCTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan artinya

PAIKEMCTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang

dipelajarinya tetapi bagaimana materi pelajaran dapat mewarnai perilakunya dalam

kehidupan sehari-hari Dengan kata lain materi pelajaran bukan untuk ditumpuk di otak

kemudian dilupakan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata

2 Mengapa harus PAIKEM CTL

Selama ini proses pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh model pembelajaran

tradisional yang monoton dan satu arah serta tidak menggairahkan siswa Untuk itu

diperlukan model pembelajaran baru yang

Lebih memberdayakan siswa-siswi

Tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi mendorong mereka

mengkontruksikan pengetahuan diibenaknya sendiri

Belajar melalui mengalami bukan menghafal

Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa-siswi

seperti siswa menonton temannya yang sedang akting bekerja dan berkarya dan

posisi guru mengarahkan

Pengajaran berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan yang

bari itu bukan pada hasilnya

Umpan balik sangat penting bagi siswa sebagai proses penilaianyang benar

Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok (Nurhadi 2002 2-

5)

3 Bagaimana Penerapan PAIKEM CTL dalam Pembelajaran

PAIKEMCTL merupakan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan

berpusat pada aktifitas belajar siswa bukan hanya pada aktifitas guru mengajar Untuk

itu maka guru harus merencanakan skenario (tahap-demi tahap) pembelajaran yang

akan dilaksanakannya dalam satu dua atau lebih pertemuan Adapun yang perlu

dipahami dan persiapkan oleh guru adalah

a Program mengajar bukan alat birokrasi untuk menyenangkan pimpinan tetapi yang

terpenting adalah skenario pembelajaran tahapdemi tahap dan media

pembelajarannya

b Dinding kelas penuh dengan tempelan hasil karya siswa (tidak hanya gambar

presiden atau tokoh-tokoh lainnya) peta (cetak atau hasil karya siswa) artikel

puisi komentar siswa pada salah satu peristiwa dan lain-lain Sebagai dampaknya

kemanapun siswa dikepung oleh informasi hasil karyanya

c Suasana kelas ramai gembira aktif efektif komunikatif dan menyenangkan dalam

belajar baik antar siswa maupun siswa dengan guru

d Sumber belajar tidak hanya buku paket yang ditentukan oleh pihak sekolah namun

televisi majalah remaja buku-buku bidang studi lainnya koran atau kertas bekas

bungkus obat-obatan dan lain-lain dapat digunakan sebagai sumber belajar

e Tempat belajar tidak harus di dalam kelas atau di sekolah tetapi setting belajar bisa

dimana saja yang terkait dengan tema yang bahas dan media diperlukan telah

tersedia

f Tes tetap dilakasanakan karena sebagai alat untuk melihat kemajuan siswa-siswi

Hanya saja untuk memberikan penilaian dilakukan dengan authentic assessment

atau penilaian yang sebenarnya Nilai ini diperoleh dari penampilan siswa sehari-

hari ketika belajar seperti

bull apakah ia sudah belajar dengan keras dan sungguh-sungguh

bull bagaimana hasil karyanya

bull bagaimana penampilannya ketika menyampaikan ide berdiskusi

menyelesaikan PR

bull bagaimana pertisipasinya dalam bekerja kelompok

bull bagaimana buku catatan sekolahnya

bull bagaimana hasil akhir yang harus diselesaikan

Semua itu merupakan sumber penilaian yang autentik dan nyata tidak hanya

bersumber pada nilai ulangan secara tertulis atau lisan

g Pendekatan PAIKEMCTL dengan pendekatan CBSA Quantum Learning student

aktive learning dan lain-lain adalah sama Artinya pendekatan ini berupaya

menghidupkan kelas atau kelas yang memberdayakan para siswa sehingga kelas

menjadi produktif dan menyenangkan Sedangkan perbedaannya hanya pada sisi

penekanan pada masing-masing pendekatan yang digunakan

h Metode yang terkelompok dalam PAIKEMCTL adalah

1) Small Group Discussion

Diskusi merupakan salah satu elemen belajar secara aktif untuk itu para siswa

diminta membuat kelompok kecil 4 sampai 5 orang mendiskusikan

bahanmateritema yang diberikan oleh guru atau diperoleh sendiri oleh anggota

tersebut Keuntungan yang diperoleh siswa dengan menggunakan metode ini

adalah

bull Menjadi pendengar yang baik

bull Bekerjasama untuk tugas yang sama

bull Memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif

bull Menghormati perbedaan pendapat

bull Mendukung pendapat salah satu temannya dengan bukti yang autentik

bull Menghargai sudut pandang yang bervariasi antara teman

Sedangkan kegiatan diskusi kecil ini dapat berupa

bull Membangkitkan ide

bull Menyimpulkan poin penting

bull Mengakses tingkat skill dan pengetahuan

bull Mengkaji kembeli topik di kelas sebelumnya

bull Menelaah latihan quis tugas menulis

bull Memproses outcame pembelajaran pada akhir kelas

bull Memberi komentar tentang jalannya kelas

bull Membandingkan teori isu dan interprestasi

bull Menyelesaikan masalah

bull Brainstroming

2) Role-Play amp simulation

Role-play dan Simulasi merupakan model yang membawa situasi pembelajaran

mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas seperti siswa memainkan peran

sebagai penjual dan pembeli atau menjadi imam dan makmum sholat dhuhur di

masjidmusholakelas sekolah Dengan demikian maka role-play dan simulasi

ini dapat berbentuk

bull Permainan peran (role playing) sebagai contoh salah siswa yang diberi

peran sebagai iman sholat wajib maka dia harus benar dalam membaca Al-

Qurrsquoan dan sesuai dengan maharijul huruf

bull Simulasi dalam bentuk permainan atau game hal ini dapat dilaksanakan

secara langsung dengan substansi materi pelajaran

bull Model komputer merupakan alternatif yang dapat dilakukan oleh guru

manakala substansi materi yang disajikan lebih efektif disajikan melalui

komputer

bull Diakui atau tidak bahwa simulasi dapat mengubah cara pandang para siswa

dengan jalan

bull Mempraktekkan kemampuan mereka secara umum seperti komunikasi

verbal maupun non-verbal

bull Mempraktekkkan kemampuan mereka secara khusus (pribadi) maupun tim

(kelompok)

bull Mengembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan persoalaan

(problem-solving)

bull Menggunakan kemampuan sintesis

bull Mengembangkan kemampuan empati

3) Discovery learning

Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik

diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka

membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri

4) Self Directed Learning (SDL)

SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari

perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah

dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi

arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah

dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk

menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab

mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya

5) Cooperative Learning

Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk

memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya

terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas

kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu

dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan

Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa

hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun

Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah

bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa

bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh

bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa

bull Ketrampilan sosial siswa

6) Collaborative Learning

Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa

berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok

mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja

kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya

Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok

sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang

bersifat open ended

7) Contextual Instruction

Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran

dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan

memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan

kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata

pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada

tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam

kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami

substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja

melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat

Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta

untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat

memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil

akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-

sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut

serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam

pembelajaran untuk belajar satu sama lain

8) Project Based Learning

Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam

belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian

(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan

kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati

9) Problem Based Learning and Inquiry

Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus

melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan

maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan

oleh para siswa antara lain

bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa

kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut

bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan

masalah

bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah

bull Menganalisis strategi pemecahan masalah

bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna

meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan

penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian

terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang

tepat untuk mengatasinya

1 Apa itu PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)

merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian

tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin

pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di

Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan

pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004

211)

Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)

memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can

organize the conditions under which they can learn from their own experiences and

make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu

mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman

mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya

penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan

pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas

sebuah proses aktifitas tertentu

Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)

menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social

dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh

prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah

menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan

professional

Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan

gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai

kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung

dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan

dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas

Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian

yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata

pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media

Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut

a Meningkatkan praktik pembelajaran

b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru

c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung

2 Apa Ciri-cirinya

Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)

memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen

dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai

berikut

a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara

langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja

b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis

c Fleksibel dan adaptif

d Partisipatori

e Self-evaluative

f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang

memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan

g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah

meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis

Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian

tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari

situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun

secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan

dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang

terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai

akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi

tersebut

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan

berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai

dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki

permasalahan riil yang terjadi di kelas

3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat

langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut

Bagan 1 Siklus prosedur PTK

Rencana Tindakan

Siklus 1

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 2

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 3

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

a Rencana Tindakan

Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan

ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan

pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah

praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya

Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta

fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di

lapangan

b Aksi

Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang

telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur

yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan

c Observasi

Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan

Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama

proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan

sebelumnya

Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan

acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan

d Refleksi

Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang

sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang

terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya

C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

bull Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut

bull Khalayak Sasaran

Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten

Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo

SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4

orang

bull Metode Kegiatan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan

Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar

melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD

Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah

Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula

SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara

bull Pelaksanaan Evaluasi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun

sebagaimana berikut

INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang

PROSES 1

1048707 Pelatihan

PAIKEMCTL

1048707 Pelatihan PTK

OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik

Aspek yang dievaluasiMetode yang

digunakan

Instrumen

Evaluasi

1 Wawasan dan Keterampilan

melakukan proses pembelajaran

berbasis PAIKEM

FGD Presentasi Lembar FGD

Checklist

2 Wawasan dan Keterampilan

melakukan penelitian tindakan

kelas

FGD Resitasi Lembar FGD

Rancangan PTK

Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut

Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya

tentang materi pelatihan

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1

Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1

Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga

SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang

Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri

oleh 12 orang guru

Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut

Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi

I0800-0900

Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL

Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

II 0900-1145

Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan

PAIKEMCTLIN PRACTICE

Simulasi dan Lembar

Presentasi ObservasiChecklist

1145-1230 ISHOMAIII1230-1330

Peserta memilikiwawasan tentangPTK

Apa Mengapa danBagaimana PTKitu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

IV1330-1500

Peserta mampumembuatrancangan PTK

MenyusunRancangan PTK

Resitasi danPraktek

HasilResitasi

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 3: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

2 Meningkatkan wawasan dan ketrampilan guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan

Kembang Kabupaten Jepara tentang Penelitian Tindakan Kelas sebagai upaya

meningkatkan mutu pembelajaran mereka

Dengan kegiatan tersebut diharapkan akan memberikan manfaat bagi peningkatan

kompetensi guru dalam melakukan proses pembelajaran dan penelitian Tindakan Kelas

yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pembelajaran mereka dan secara khusus

akan memberikan manfaat kepada beberapa fihak antara lain

1 Bagi guru SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara kegiatan

ini akan memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan

proses pembelajaran berbasis PAIKEM CTL dan penelitian tindakan kelas

2 Bagi lembaga SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

kegiatan ini akan membantu meningkatkan Sumber Daya Manusianya yang

diharapkan akan menambah mutu lembaga

3 Bagi Dikpora Kabupaten Jepara kegiatan ini akan membantu upaya pengembangan

kualitas mutu pendidikan SMTA di Kabupaten Jepara

4 Bagi Pengawas Dikmenum kegiatan ini akan menunjukkan kontribusinya bagi

pengembangan lembaga pendidikan SMTA di Kabupaten Jepara

B TINJAUAN PUSTAKA

bull Model PAIKEMCTL

Model PAIKEMCTL merupakan salah satu model pembelajaran yang saat ini sedang

dikembangkan di lembaga pendidikan di Indonesia khususnya di lembaga pendidikan

tingkat dasar Untuk mengetahui lebih jauh model pembelajaran ini akan dipaparkan

hal-hal berikut

1 Apa itu PAIKEM CTL

Ada beberapa pendapat tentang Pakem CTL di antaranya sebagaimana disebutkan

oleh Nurhadi (20021) yakni salah satu pendekatan pembelajaran yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikidengan

penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat

Sementara itu Kunandar (2007 271) mengemukakan bahwa PakemCTL merupakan

konsep belajar yang beranggapan bahwa peserta didik akan belajar lebih baik jika

lingkungan diciptakan secara alamiah Artinya belajar akan lebih bermakna jika peserta

didik bekerja dan pengalami sendiri apa yang dipelajari bukan sekedar mengetahuinya

Pembelajaran tidak hanya sekedar kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru untuk

siswa tetapi bagaimana siswa mampu memaknai apa yang dipelajari

Sedangkan Wina Sanjaya (2007253) menyatakan sebagai suatu strategi pembelajaran

yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan

nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupannya

Dengan konsep ini paling tidak ada 3 hal yang harus dipahami yaitu pertama

PAIKEMCTL lebih menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan

materi artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung

Dengan demikian proses belajar tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima

pelajaran akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran Kedua

PAIKEMCTL lebih mendorong siswa untuk menemukan hubungan antara materi yang

dipelajari dengan situasi kehidupan nyata artinya siswa dituntut untuk dapat

menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata

Dengan demikian bagi siswa pada materi pelajaran akan bermakna secara fungsional

dan tertanam erat dalam memori siswa sehingga tidak mudah dilupakan Ketiga

PAIKEMCTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan artinya

PAIKEMCTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang

dipelajarinya tetapi bagaimana materi pelajaran dapat mewarnai perilakunya dalam

kehidupan sehari-hari Dengan kata lain materi pelajaran bukan untuk ditumpuk di otak

kemudian dilupakan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata

2 Mengapa harus PAIKEM CTL

Selama ini proses pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh model pembelajaran

tradisional yang monoton dan satu arah serta tidak menggairahkan siswa Untuk itu

diperlukan model pembelajaran baru yang

Lebih memberdayakan siswa-siswi

Tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi mendorong mereka

mengkontruksikan pengetahuan diibenaknya sendiri

Belajar melalui mengalami bukan menghafal

Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa-siswi

seperti siswa menonton temannya yang sedang akting bekerja dan berkarya dan

posisi guru mengarahkan

Pengajaran berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan yang

bari itu bukan pada hasilnya

Umpan balik sangat penting bagi siswa sebagai proses penilaianyang benar

Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok (Nurhadi 2002 2-

5)

3 Bagaimana Penerapan PAIKEM CTL dalam Pembelajaran

PAIKEMCTL merupakan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan

berpusat pada aktifitas belajar siswa bukan hanya pada aktifitas guru mengajar Untuk

itu maka guru harus merencanakan skenario (tahap-demi tahap) pembelajaran yang

akan dilaksanakannya dalam satu dua atau lebih pertemuan Adapun yang perlu

dipahami dan persiapkan oleh guru adalah

a Program mengajar bukan alat birokrasi untuk menyenangkan pimpinan tetapi yang

terpenting adalah skenario pembelajaran tahapdemi tahap dan media

pembelajarannya

b Dinding kelas penuh dengan tempelan hasil karya siswa (tidak hanya gambar

presiden atau tokoh-tokoh lainnya) peta (cetak atau hasil karya siswa) artikel

puisi komentar siswa pada salah satu peristiwa dan lain-lain Sebagai dampaknya

kemanapun siswa dikepung oleh informasi hasil karyanya

c Suasana kelas ramai gembira aktif efektif komunikatif dan menyenangkan dalam

belajar baik antar siswa maupun siswa dengan guru

d Sumber belajar tidak hanya buku paket yang ditentukan oleh pihak sekolah namun

televisi majalah remaja buku-buku bidang studi lainnya koran atau kertas bekas

bungkus obat-obatan dan lain-lain dapat digunakan sebagai sumber belajar

e Tempat belajar tidak harus di dalam kelas atau di sekolah tetapi setting belajar bisa

dimana saja yang terkait dengan tema yang bahas dan media diperlukan telah

tersedia

f Tes tetap dilakasanakan karena sebagai alat untuk melihat kemajuan siswa-siswi

Hanya saja untuk memberikan penilaian dilakukan dengan authentic assessment

atau penilaian yang sebenarnya Nilai ini diperoleh dari penampilan siswa sehari-

hari ketika belajar seperti

bull apakah ia sudah belajar dengan keras dan sungguh-sungguh

bull bagaimana hasil karyanya

bull bagaimana penampilannya ketika menyampaikan ide berdiskusi

menyelesaikan PR

bull bagaimana pertisipasinya dalam bekerja kelompok

bull bagaimana buku catatan sekolahnya

bull bagaimana hasil akhir yang harus diselesaikan

Semua itu merupakan sumber penilaian yang autentik dan nyata tidak hanya

bersumber pada nilai ulangan secara tertulis atau lisan

g Pendekatan PAIKEMCTL dengan pendekatan CBSA Quantum Learning student

aktive learning dan lain-lain adalah sama Artinya pendekatan ini berupaya

menghidupkan kelas atau kelas yang memberdayakan para siswa sehingga kelas

menjadi produktif dan menyenangkan Sedangkan perbedaannya hanya pada sisi

penekanan pada masing-masing pendekatan yang digunakan

h Metode yang terkelompok dalam PAIKEMCTL adalah

1) Small Group Discussion

Diskusi merupakan salah satu elemen belajar secara aktif untuk itu para siswa

diminta membuat kelompok kecil 4 sampai 5 orang mendiskusikan

bahanmateritema yang diberikan oleh guru atau diperoleh sendiri oleh anggota

tersebut Keuntungan yang diperoleh siswa dengan menggunakan metode ini

adalah

bull Menjadi pendengar yang baik

bull Bekerjasama untuk tugas yang sama

bull Memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif

bull Menghormati perbedaan pendapat

bull Mendukung pendapat salah satu temannya dengan bukti yang autentik

bull Menghargai sudut pandang yang bervariasi antara teman

Sedangkan kegiatan diskusi kecil ini dapat berupa

bull Membangkitkan ide

bull Menyimpulkan poin penting

bull Mengakses tingkat skill dan pengetahuan

bull Mengkaji kembeli topik di kelas sebelumnya

bull Menelaah latihan quis tugas menulis

bull Memproses outcame pembelajaran pada akhir kelas

bull Memberi komentar tentang jalannya kelas

bull Membandingkan teori isu dan interprestasi

bull Menyelesaikan masalah

bull Brainstroming

2) Role-Play amp simulation

Role-play dan Simulasi merupakan model yang membawa situasi pembelajaran

mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas seperti siswa memainkan peran

sebagai penjual dan pembeli atau menjadi imam dan makmum sholat dhuhur di

masjidmusholakelas sekolah Dengan demikian maka role-play dan simulasi

ini dapat berbentuk

bull Permainan peran (role playing) sebagai contoh salah siswa yang diberi

peran sebagai iman sholat wajib maka dia harus benar dalam membaca Al-

Qurrsquoan dan sesuai dengan maharijul huruf

bull Simulasi dalam bentuk permainan atau game hal ini dapat dilaksanakan

secara langsung dengan substansi materi pelajaran

bull Model komputer merupakan alternatif yang dapat dilakukan oleh guru

manakala substansi materi yang disajikan lebih efektif disajikan melalui

komputer

bull Diakui atau tidak bahwa simulasi dapat mengubah cara pandang para siswa

dengan jalan

bull Mempraktekkan kemampuan mereka secara umum seperti komunikasi

verbal maupun non-verbal

bull Mempraktekkkan kemampuan mereka secara khusus (pribadi) maupun tim

(kelompok)

bull Mengembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan persoalaan

(problem-solving)

bull Menggunakan kemampuan sintesis

bull Mengembangkan kemampuan empati

3) Discovery learning

Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik

diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka

membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri

4) Self Directed Learning (SDL)

SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari

perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah

dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi

arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah

dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk

menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab

mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya

5) Cooperative Learning

Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk

memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya

terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas

kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu

dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan

Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa

hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun

Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah

bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa

bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh

bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa

bull Ketrampilan sosial siswa

6) Collaborative Learning

Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa

berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok

mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja

kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya

Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok

sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang

bersifat open ended

7) Contextual Instruction

Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran

dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan

memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan

kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata

pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada

tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam

kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami

substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja

melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat

Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta

untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat

memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil

akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-

sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut

serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam

pembelajaran untuk belajar satu sama lain

8) Project Based Learning

Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam

belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian

(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan

kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati

9) Problem Based Learning and Inquiry

Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus

melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan

maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan

oleh para siswa antara lain

bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa

kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut

bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan

masalah

bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah

bull Menganalisis strategi pemecahan masalah

bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna

meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan

penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian

terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang

tepat untuk mengatasinya

1 Apa itu PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)

merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian

tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin

pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di

Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan

pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004

211)

Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)

memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can

organize the conditions under which they can learn from their own experiences and

make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu

mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman

mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya

penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan

pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas

sebuah proses aktifitas tertentu

Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)

menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social

dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh

prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah

menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan

professional

Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan

gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai

kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung

dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan

dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas

Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian

yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata

pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media

Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut

a Meningkatkan praktik pembelajaran

b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru

c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung

2 Apa Ciri-cirinya

Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)

memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen

dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai

berikut

a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara

langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja

b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis

c Fleksibel dan adaptif

d Partisipatori

e Self-evaluative

f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang

memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan

g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah

meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis

Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian

tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari

situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun

secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan

dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang

terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai

akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi

tersebut

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan

berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai

dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki

permasalahan riil yang terjadi di kelas

3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat

langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut

Bagan 1 Siklus prosedur PTK

Rencana Tindakan

Siklus 1

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 2

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 3

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

a Rencana Tindakan

Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan

ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan

pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah

praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya

Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta

fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di

lapangan

b Aksi

Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang

telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur

yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan

c Observasi

Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan

Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama

proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan

sebelumnya

Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan

acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan

d Refleksi

Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang

sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang

terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya

C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

bull Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut

bull Khalayak Sasaran

Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten

Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo

SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4

orang

bull Metode Kegiatan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan

Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar

melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD

Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah

Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula

SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara

bull Pelaksanaan Evaluasi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun

sebagaimana berikut

INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang

PROSES 1

1048707 Pelatihan

PAIKEMCTL

1048707 Pelatihan PTK

OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik

Aspek yang dievaluasiMetode yang

digunakan

Instrumen

Evaluasi

1 Wawasan dan Keterampilan

melakukan proses pembelajaran

berbasis PAIKEM

FGD Presentasi Lembar FGD

Checklist

2 Wawasan dan Keterampilan

melakukan penelitian tindakan

kelas

FGD Resitasi Lembar FGD

Rancangan PTK

Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut

Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya

tentang materi pelatihan

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1

Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1

Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga

SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang

Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri

oleh 12 orang guru

Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut

Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi

I0800-0900

Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL

Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

II 0900-1145

Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan

PAIKEMCTLIN PRACTICE

Simulasi dan Lembar

Presentasi ObservasiChecklist

1145-1230 ISHOMAIII1230-1330

Peserta memilikiwawasan tentangPTK

Apa Mengapa danBagaimana PTKitu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

IV1330-1500

Peserta mampumembuatrancangan PTK

MenyusunRancangan PTK

Resitasi danPraktek

HasilResitasi

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 4: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

Sementara itu Kunandar (2007 271) mengemukakan bahwa PakemCTL merupakan

konsep belajar yang beranggapan bahwa peserta didik akan belajar lebih baik jika

lingkungan diciptakan secara alamiah Artinya belajar akan lebih bermakna jika peserta

didik bekerja dan pengalami sendiri apa yang dipelajari bukan sekedar mengetahuinya

Pembelajaran tidak hanya sekedar kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru untuk

siswa tetapi bagaimana siswa mampu memaknai apa yang dipelajari

Sedangkan Wina Sanjaya (2007253) menyatakan sebagai suatu strategi pembelajaran

yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan

nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupannya

Dengan konsep ini paling tidak ada 3 hal yang harus dipahami yaitu pertama

PAIKEMCTL lebih menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan

materi artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung

Dengan demikian proses belajar tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima

pelajaran akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran Kedua

PAIKEMCTL lebih mendorong siswa untuk menemukan hubungan antara materi yang

dipelajari dengan situasi kehidupan nyata artinya siswa dituntut untuk dapat

menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata

Dengan demikian bagi siswa pada materi pelajaran akan bermakna secara fungsional

dan tertanam erat dalam memori siswa sehingga tidak mudah dilupakan Ketiga

PAIKEMCTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan artinya

PAIKEMCTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang

dipelajarinya tetapi bagaimana materi pelajaran dapat mewarnai perilakunya dalam

kehidupan sehari-hari Dengan kata lain materi pelajaran bukan untuk ditumpuk di otak

kemudian dilupakan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata

2 Mengapa harus PAIKEM CTL

Selama ini proses pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh model pembelajaran

tradisional yang monoton dan satu arah serta tidak menggairahkan siswa Untuk itu

diperlukan model pembelajaran baru yang

Lebih memberdayakan siswa-siswi

Tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi mendorong mereka

mengkontruksikan pengetahuan diibenaknya sendiri

Belajar melalui mengalami bukan menghafal

Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa-siswi

seperti siswa menonton temannya yang sedang akting bekerja dan berkarya dan

posisi guru mengarahkan

Pengajaran berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan yang

bari itu bukan pada hasilnya

Umpan balik sangat penting bagi siswa sebagai proses penilaianyang benar

Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok (Nurhadi 2002 2-

5)

3 Bagaimana Penerapan PAIKEM CTL dalam Pembelajaran

PAIKEMCTL merupakan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan

berpusat pada aktifitas belajar siswa bukan hanya pada aktifitas guru mengajar Untuk

itu maka guru harus merencanakan skenario (tahap-demi tahap) pembelajaran yang

akan dilaksanakannya dalam satu dua atau lebih pertemuan Adapun yang perlu

dipahami dan persiapkan oleh guru adalah

a Program mengajar bukan alat birokrasi untuk menyenangkan pimpinan tetapi yang

terpenting adalah skenario pembelajaran tahapdemi tahap dan media

pembelajarannya

b Dinding kelas penuh dengan tempelan hasil karya siswa (tidak hanya gambar

presiden atau tokoh-tokoh lainnya) peta (cetak atau hasil karya siswa) artikel

puisi komentar siswa pada salah satu peristiwa dan lain-lain Sebagai dampaknya

kemanapun siswa dikepung oleh informasi hasil karyanya

c Suasana kelas ramai gembira aktif efektif komunikatif dan menyenangkan dalam

belajar baik antar siswa maupun siswa dengan guru

d Sumber belajar tidak hanya buku paket yang ditentukan oleh pihak sekolah namun

televisi majalah remaja buku-buku bidang studi lainnya koran atau kertas bekas

bungkus obat-obatan dan lain-lain dapat digunakan sebagai sumber belajar

e Tempat belajar tidak harus di dalam kelas atau di sekolah tetapi setting belajar bisa

dimana saja yang terkait dengan tema yang bahas dan media diperlukan telah

tersedia

f Tes tetap dilakasanakan karena sebagai alat untuk melihat kemajuan siswa-siswi

Hanya saja untuk memberikan penilaian dilakukan dengan authentic assessment

atau penilaian yang sebenarnya Nilai ini diperoleh dari penampilan siswa sehari-

hari ketika belajar seperti

bull apakah ia sudah belajar dengan keras dan sungguh-sungguh

bull bagaimana hasil karyanya

bull bagaimana penampilannya ketika menyampaikan ide berdiskusi

menyelesaikan PR

bull bagaimana pertisipasinya dalam bekerja kelompok

bull bagaimana buku catatan sekolahnya

bull bagaimana hasil akhir yang harus diselesaikan

Semua itu merupakan sumber penilaian yang autentik dan nyata tidak hanya

bersumber pada nilai ulangan secara tertulis atau lisan

g Pendekatan PAIKEMCTL dengan pendekatan CBSA Quantum Learning student

aktive learning dan lain-lain adalah sama Artinya pendekatan ini berupaya

menghidupkan kelas atau kelas yang memberdayakan para siswa sehingga kelas

menjadi produktif dan menyenangkan Sedangkan perbedaannya hanya pada sisi

penekanan pada masing-masing pendekatan yang digunakan

h Metode yang terkelompok dalam PAIKEMCTL adalah

1) Small Group Discussion

Diskusi merupakan salah satu elemen belajar secara aktif untuk itu para siswa

diminta membuat kelompok kecil 4 sampai 5 orang mendiskusikan

bahanmateritema yang diberikan oleh guru atau diperoleh sendiri oleh anggota

tersebut Keuntungan yang diperoleh siswa dengan menggunakan metode ini

adalah

bull Menjadi pendengar yang baik

bull Bekerjasama untuk tugas yang sama

bull Memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif

bull Menghormati perbedaan pendapat

bull Mendukung pendapat salah satu temannya dengan bukti yang autentik

bull Menghargai sudut pandang yang bervariasi antara teman

Sedangkan kegiatan diskusi kecil ini dapat berupa

bull Membangkitkan ide

bull Menyimpulkan poin penting

bull Mengakses tingkat skill dan pengetahuan

bull Mengkaji kembeli topik di kelas sebelumnya

bull Menelaah latihan quis tugas menulis

bull Memproses outcame pembelajaran pada akhir kelas

bull Memberi komentar tentang jalannya kelas

bull Membandingkan teori isu dan interprestasi

bull Menyelesaikan masalah

bull Brainstroming

2) Role-Play amp simulation

Role-play dan Simulasi merupakan model yang membawa situasi pembelajaran

mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas seperti siswa memainkan peran

sebagai penjual dan pembeli atau menjadi imam dan makmum sholat dhuhur di

masjidmusholakelas sekolah Dengan demikian maka role-play dan simulasi

ini dapat berbentuk

bull Permainan peran (role playing) sebagai contoh salah siswa yang diberi

peran sebagai iman sholat wajib maka dia harus benar dalam membaca Al-

Qurrsquoan dan sesuai dengan maharijul huruf

bull Simulasi dalam bentuk permainan atau game hal ini dapat dilaksanakan

secara langsung dengan substansi materi pelajaran

bull Model komputer merupakan alternatif yang dapat dilakukan oleh guru

manakala substansi materi yang disajikan lebih efektif disajikan melalui

komputer

bull Diakui atau tidak bahwa simulasi dapat mengubah cara pandang para siswa

dengan jalan

bull Mempraktekkan kemampuan mereka secara umum seperti komunikasi

verbal maupun non-verbal

bull Mempraktekkkan kemampuan mereka secara khusus (pribadi) maupun tim

(kelompok)

bull Mengembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan persoalaan

(problem-solving)

bull Menggunakan kemampuan sintesis

bull Mengembangkan kemampuan empati

3) Discovery learning

Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik

diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka

membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri

4) Self Directed Learning (SDL)

SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari

perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah

dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi

arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah

dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk

menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab

mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya

5) Cooperative Learning

Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk

memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya

terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas

kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu

dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan

Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa

hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun

Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah

bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa

bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh

bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa

bull Ketrampilan sosial siswa

6) Collaborative Learning

Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa

berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok

mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja

kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya

Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok

sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang

bersifat open ended

7) Contextual Instruction

Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran

dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan

memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan

kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata

pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada

tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam

kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami

substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja

melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat

Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta

untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat

memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil

akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-

sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut

serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam

pembelajaran untuk belajar satu sama lain

8) Project Based Learning

Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam

belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian

(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan

kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati

9) Problem Based Learning and Inquiry

Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus

melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan

maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan

oleh para siswa antara lain

bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa

kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut

bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan

masalah

bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah

bull Menganalisis strategi pemecahan masalah

bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna

meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan

penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian

terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang

tepat untuk mengatasinya

1 Apa itu PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)

merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian

tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin

pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di

Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan

pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004

211)

Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)

memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can

organize the conditions under which they can learn from their own experiences and

make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu

mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman

mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya

penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan

pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas

sebuah proses aktifitas tertentu

Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)

menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social

dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh

prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah

menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan

professional

Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan

gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai

kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung

dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan

dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas

Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian

yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata

pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media

Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut

a Meningkatkan praktik pembelajaran

b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru

c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung

2 Apa Ciri-cirinya

Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)

memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen

dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai

berikut

a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara

langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja

b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis

c Fleksibel dan adaptif

d Partisipatori

e Self-evaluative

f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang

memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan

g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah

meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis

Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian

tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari

situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun

secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan

dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang

terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai

akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi

tersebut

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan

berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai

dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki

permasalahan riil yang terjadi di kelas

3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat

langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut

Bagan 1 Siklus prosedur PTK

Rencana Tindakan

Siklus 1

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 2

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 3

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

a Rencana Tindakan

Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan

ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan

pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah

praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya

Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta

fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di

lapangan

b Aksi

Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang

telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur

yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan

c Observasi

Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan

Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama

proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan

sebelumnya

Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan

acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan

d Refleksi

Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang

sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang

terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya

C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

bull Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut

bull Khalayak Sasaran

Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten

Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo

SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4

orang

bull Metode Kegiatan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan

Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar

melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD

Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah

Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula

SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara

bull Pelaksanaan Evaluasi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun

sebagaimana berikut

INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang

PROSES 1

1048707 Pelatihan

PAIKEMCTL

1048707 Pelatihan PTK

OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik

Aspek yang dievaluasiMetode yang

digunakan

Instrumen

Evaluasi

1 Wawasan dan Keterampilan

melakukan proses pembelajaran

berbasis PAIKEM

FGD Presentasi Lembar FGD

Checklist

2 Wawasan dan Keterampilan

melakukan penelitian tindakan

kelas

FGD Resitasi Lembar FGD

Rancangan PTK

Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut

Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya

tentang materi pelatihan

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1

Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1

Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga

SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang

Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri

oleh 12 orang guru

Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut

Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi

I0800-0900

Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL

Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

II 0900-1145

Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan

PAIKEMCTLIN PRACTICE

Simulasi dan Lembar

Presentasi ObservasiChecklist

1145-1230 ISHOMAIII1230-1330

Peserta memilikiwawasan tentangPTK

Apa Mengapa danBagaimana PTKitu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

IV1330-1500

Peserta mampumembuatrancangan PTK

MenyusunRancangan PTK

Resitasi danPraktek

HasilResitasi

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 5: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

Belajar melalui mengalami bukan menghafal

Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa-siswi

seperti siswa menonton temannya yang sedang akting bekerja dan berkarya dan

posisi guru mengarahkan

Pengajaran berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan yang

bari itu bukan pada hasilnya

Umpan balik sangat penting bagi siswa sebagai proses penilaianyang benar

Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok (Nurhadi 2002 2-

5)

3 Bagaimana Penerapan PAIKEM CTL dalam Pembelajaran

PAIKEMCTL merupakan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan

berpusat pada aktifitas belajar siswa bukan hanya pada aktifitas guru mengajar Untuk

itu maka guru harus merencanakan skenario (tahap-demi tahap) pembelajaran yang

akan dilaksanakannya dalam satu dua atau lebih pertemuan Adapun yang perlu

dipahami dan persiapkan oleh guru adalah

a Program mengajar bukan alat birokrasi untuk menyenangkan pimpinan tetapi yang

terpenting adalah skenario pembelajaran tahapdemi tahap dan media

pembelajarannya

b Dinding kelas penuh dengan tempelan hasil karya siswa (tidak hanya gambar

presiden atau tokoh-tokoh lainnya) peta (cetak atau hasil karya siswa) artikel

puisi komentar siswa pada salah satu peristiwa dan lain-lain Sebagai dampaknya

kemanapun siswa dikepung oleh informasi hasil karyanya

c Suasana kelas ramai gembira aktif efektif komunikatif dan menyenangkan dalam

belajar baik antar siswa maupun siswa dengan guru

d Sumber belajar tidak hanya buku paket yang ditentukan oleh pihak sekolah namun

televisi majalah remaja buku-buku bidang studi lainnya koran atau kertas bekas

bungkus obat-obatan dan lain-lain dapat digunakan sebagai sumber belajar

e Tempat belajar tidak harus di dalam kelas atau di sekolah tetapi setting belajar bisa

dimana saja yang terkait dengan tema yang bahas dan media diperlukan telah

tersedia

f Tes tetap dilakasanakan karena sebagai alat untuk melihat kemajuan siswa-siswi

Hanya saja untuk memberikan penilaian dilakukan dengan authentic assessment

atau penilaian yang sebenarnya Nilai ini diperoleh dari penampilan siswa sehari-

hari ketika belajar seperti

bull apakah ia sudah belajar dengan keras dan sungguh-sungguh

bull bagaimana hasil karyanya

bull bagaimana penampilannya ketika menyampaikan ide berdiskusi

menyelesaikan PR

bull bagaimana pertisipasinya dalam bekerja kelompok

bull bagaimana buku catatan sekolahnya

bull bagaimana hasil akhir yang harus diselesaikan

Semua itu merupakan sumber penilaian yang autentik dan nyata tidak hanya

bersumber pada nilai ulangan secara tertulis atau lisan

g Pendekatan PAIKEMCTL dengan pendekatan CBSA Quantum Learning student

aktive learning dan lain-lain adalah sama Artinya pendekatan ini berupaya

menghidupkan kelas atau kelas yang memberdayakan para siswa sehingga kelas

menjadi produktif dan menyenangkan Sedangkan perbedaannya hanya pada sisi

penekanan pada masing-masing pendekatan yang digunakan

h Metode yang terkelompok dalam PAIKEMCTL adalah

1) Small Group Discussion

Diskusi merupakan salah satu elemen belajar secara aktif untuk itu para siswa

diminta membuat kelompok kecil 4 sampai 5 orang mendiskusikan

bahanmateritema yang diberikan oleh guru atau diperoleh sendiri oleh anggota

tersebut Keuntungan yang diperoleh siswa dengan menggunakan metode ini

adalah

bull Menjadi pendengar yang baik

bull Bekerjasama untuk tugas yang sama

bull Memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif

bull Menghormati perbedaan pendapat

bull Mendukung pendapat salah satu temannya dengan bukti yang autentik

bull Menghargai sudut pandang yang bervariasi antara teman

Sedangkan kegiatan diskusi kecil ini dapat berupa

bull Membangkitkan ide

bull Menyimpulkan poin penting

bull Mengakses tingkat skill dan pengetahuan

bull Mengkaji kembeli topik di kelas sebelumnya

bull Menelaah latihan quis tugas menulis

bull Memproses outcame pembelajaran pada akhir kelas

bull Memberi komentar tentang jalannya kelas

bull Membandingkan teori isu dan interprestasi

bull Menyelesaikan masalah

bull Brainstroming

2) Role-Play amp simulation

Role-play dan Simulasi merupakan model yang membawa situasi pembelajaran

mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas seperti siswa memainkan peran

sebagai penjual dan pembeli atau menjadi imam dan makmum sholat dhuhur di

masjidmusholakelas sekolah Dengan demikian maka role-play dan simulasi

ini dapat berbentuk

bull Permainan peran (role playing) sebagai contoh salah siswa yang diberi

peran sebagai iman sholat wajib maka dia harus benar dalam membaca Al-

Qurrsquoan dan sesuai dengan maharijul huruf

bull Simulasi dalam bentuk permainan atau game hal ini dapat dilaksanakan

secara langsung dengan substansi materi pelajaran

bull Model komputer merupakan alternatif yang dapat dilakukan oleh guru

manakala substansi materi yang disajikan lebih efektif disajikan melalui

komputer

bull Diakui atau tidak bahwa simulasi dapat mengubah cara pandang para siswa

dengan jalan

bull Mempraktekkan kemampuan mereka secara umum seperti komunikasi

verbal maupun non-verbal

bull Mempraktekkkan kemampuan mereka secara khusus (pribadi) maupun tim

(kelompok)

bull Mengembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan persoalaan

(problem-solving)

bull Menggunakan kemampuan sintesis

bull Mengembangkan kemampuan empati

3) Discovery learning

Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik

diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka

membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri

4) Self Directed Learning (SDL)

SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari

perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah

dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi

arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah

dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk

menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab

mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya

5) Cooperative Learning

Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk

memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya

terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas

kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu

dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan

Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa

hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun

Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah

bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa

bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh

bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa

bull Ketrampilan sosial siswa

6) Collaborative Learning

Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa

berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok

mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja

kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya

Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok

sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang

bersifat open ended

7) Contextual Instruction

Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran

dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan

memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan

kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata

pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada

tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam

kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami

substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja

melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat

Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta

untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat

memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil

akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-

sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut

serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam

pembelajaran untuk belajar satu sama lain

8) Project Based Learning

Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam

belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian

(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan

kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati

9) Problem Based Learning and Inquiry

Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus

melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan

maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan

oleh para siswa antara lain

bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa

kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut

bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan

masalah

bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah

bull Menganalisis strategi pemecahan masalah

bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna

meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan

penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian

terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang

tepat untuk mengatasinya

1 Apa itu PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)

merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian

tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin

pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di

Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan

pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004

211)

Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)

memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can

organize the conditions under which they can learn from their own experiences and

make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu

mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman

mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya

penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan

pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas

sebuah proses aktifitas tertentu

Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)

menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social

dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh

prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah

menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan

professional

Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan

gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai

kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung

dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan

dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas

Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian

yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata

pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media

Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut

a Meningkatkan praktik pembelajaran

b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru

c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung

2 Apa Ciri-cirinya

Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)

memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen

dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai

berikut

a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara

langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja

b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis

c Fleksibel dan adaptif

d Partisipatori

e Self-evaluative

f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang

memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan

g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah

meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis

Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian

tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari

situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun

secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan

dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang

terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai

akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi

tersebut

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan

berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai

dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki

permasalahan riil yang terjadi di kelas

3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat

langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut

Bagan 1 Siklus prosedur PTK

Rencana Tindakan

Siklus 1

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 2

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 3

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

a Rencana Tindakan

Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan

ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan

pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah

praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya

Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta

fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di

lapangan

b Aksi

Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang

telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur

yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan

c Observasi

Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan

Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama

proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan

sebelumnya

Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan

acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan

d Refleksi

Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang

sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang

terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya

C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

bull Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut

bull Khalayak Sasaran

Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten

Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo

SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4

orang

bull Metode Kegiatan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan

Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar

melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD

Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah

Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula

SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara

bull Pelaksanaan Evaluasi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun

sebagaimana berikut

INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang

PROSES 1

1048707 Pelatihan

PAIKEMCTL

1048707 Pelatihan PTK

OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik

Aspek yang dievaluasiMetode yang

digunakan

Instrumen

Evaluasi

1 Wawasan dan Keterampilan

melakukan proses pembelajaran

berbasis PAIKEM

FGD Presentasi Lembar FGD

Checklist

2 Wawasan dan Keterampilan

melakukan penelitian tindakan

kelas

FGD Resitasi Lembar FGD

Rancangan PTK

Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut

Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya

tentang materi pelatihan

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1

Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1

Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga

SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang

Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri

oleh 12 orang guru

Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut

Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi

I0800-0900

Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL

Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

II 0900-1145

Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan

PAIKEMCTLIN PRACTICE

Simulasi dan Lembar

Presentasi ObservasiChecklist

1145-1230 ISHOMAIII1230-1330

Peserta memilikiwawasan tentangPTK

Apa Mengapa danBagaimana PTKitu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

IV1330-1500

Peserta mampumembuatrancangan PTK

MenyusunRancangan PTK

Resitasi danPraktek

HasilResitasi

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 6: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

atau penilaian yang sebenarnya Nilai ini diperoleh dari penampilan siswa sehari-

hari ketika belajar seperti

bull apakah ia sudah belajar dengan keras dan sungguh-sungguh

bull bagaimana hasil karyanya

bull bagaimana penampilannya ketika menyampaikan ide berdiskusi

menyelesaikan PR

bull bagaimana pertisipasinya dalam bekerja kelompok

bull bagaimana buku catatan sekolahnya

bull bagaimana hasil akhir yang harus diselesaikan

Semua itu merupakan sumber penilaian yang autentik dan nyata tidak hanya

bersumber pada nilai ulangan secara tertulis atau lisan

g Pendekatan PAIKEMCTL dengan pendekatan CBSA Quantum Learning student

aktive learning dan lain-lain adalah sama Artinya pendekatan ini berupaya

menghidupkan kelas atau kelas yang memberdayakan para siswa sehingga kelas

menjadi produktif dan menyenangkan Sedangkan perbedaannya hanya pada sisi

penekanan pada masing-masing pendekatan yang digunakan

h Metode yang terkelompok dalam PAIKEMCTL adalah

1) Small Group Discussion

Diskusi merupakan salah satu elemen belajar secara aktif untuk itu para siswa

diminta membuat kelompok kecil 4 sampai 5 orang mendiskusikan

bahanmateritema yang diberikan oleh guru atau diperoleh sendiri oleh anggota

tersebut Keuntungan yang diperoleh siswa dengan menggunakan metode ini

adalah

bull Menjadi pendengar yang baik

bull Bekerjasama untuk tugas yang sama

bull Memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif

bull Menghormati perbedaan pendapat

bull Mendukung pendapat salah satu temannya dengan bukti yang autentik

bull Menghargai sudut pandang yang bervariasi antara teman

Sedangkan kegiatan diskusi kecil ini dapat berupa

bull Membangkitkan ide

bull Menyimpulkan poin penting

bull Mengakses tingkat skill dan pengetahuan

bull Mengkaji kembeli topik di kelas sebelumnya

bull Menelaah latihan quis tugas menulis

bull Memproses outcame pembelajaran pada akhir kelas

bull Memberi komentar tentang jalannya kelas

bull Membandingkan teori isu dan interprestasi

bull Menyelesaikan masalah

bull Brainstroming

2) Role-Play amp simulation

Role-play dan Simulasi merupakan model yang membawa situasi pembelajaran

mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas seperti siswa memainkan peran

sebagai penjual dan pembeli atau menjadi imam dan makmum sholat dhuhur di

masjidmusholakelas sekolah Dengan demikian maka role-play dan simulasi

ini dapat berbentuk

bull Permainan peran (role playing) sebagai contoh salah siswa yang diberi

peran sebagai iman sholat wajib maka dia harus benar dalam membaca Al-

Qurrsquoan dan sesuai dengan maharijul huruf

bull Simulasi dalam bentuk permainan atau game hal ini dapat dilaksanakan

secara langsung dengan substansi materi pelajaran

bull Model komputer merupakan alternatif yang dapat dilakukan oleh guru

manakala substansi materi yang disajikan lebih efektif disajikan melalui

komputer

bull Diakui atau tidak bahwa simulasi dapat mengubah cara pandang para siswa

dengan jalan

bull Mempraktekkan kemampuan mereka secara umum seperti komunikasi

verbal maupun non-verbal

bull Mempraktekkkan kemampuan mereka secara khusus (pribadi) maupun tim

(kelompok)

bull Mengembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan persoalaan

(problem-solving)

bull Menggunakan kemampuan sintesis

bull Mengembangkan kemampuan empati

3) Discovery learning

Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik

diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka

membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri

4) Self Directed Learning (SDL)

SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari

perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah

dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi

arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah

dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk

menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab

mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya

5) Cooperative Learning

Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk

memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya

terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas

kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu

dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan

Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa

hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun

Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah

bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa

bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh

bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa

bull Ketrampilan sosial siswa

6) Collaborative Learning

Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa

berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok

mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja

kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya

Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok

sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang

bersifat open ended

7) Contextual Instruction

Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran

dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan

memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan

kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata

pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada

tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam

kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami

substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja

melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat

Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta

untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat

memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil

akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-

sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut

serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam

pembelajaran untuk belajar satu sama lain

8) Project Based Learning

Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam

belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian

(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan

kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati

9) Problem Based Learning and Inquiry

Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus

melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan

maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan

oleh para siswa antara lain

bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa

kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut

bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan

masalah

bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah

bull Menganalisis strategi pemecahan masalah

bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna

meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan

penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian

terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang

tepat untuk mengatasinya

1 Apa itu PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)

merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian

tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin

pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di

Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan

pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004

211)

Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)

memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can

organize the conditions under which they can learn from their own experiences and

make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu

mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman

mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya

penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan

pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas

sebuah proses aktifitas tertentu

Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)

menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social

dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh

prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah

menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan

professional

Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan

gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai

kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung

dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan

dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas

Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian

yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata

pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media

Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut

a Meningkatkan praktik pembelajaran

b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru

c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung

2 Apa Ciri-cirinya

Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)

memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen

dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai

berikut

a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara

langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja

b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis

c Fleksibel dan adaptif

d Partisipatori

e Self-evaluative

f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang

memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan

g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah

meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis

Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian

tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari

situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun

secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan

dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang

terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai

akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi

tersebut

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan

berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai

dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki

permasalahan riil yang terjadi di kelas

3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat

langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut

Bagan 1 Siklus prosedur PTK

Rencana Tindakan

Siklus 1

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 2

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 3

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

a Rencana Tindakan

Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan

ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan

pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah

praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya

Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta

fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di

lapangan

b Aksi

Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang

telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur

yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan

c Observasi

Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan

Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama

proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan

sebelumnya

Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan

acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan

d Refleksi

Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang

sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang

terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya

C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

bull Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut

bull Khalayak Sasaran

Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten

Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo

SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4

orang

bull Metode Kegiatan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan

Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar

melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD

Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah

Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula

SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara

bull Pelaksanaan Evaluasi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun

sebagaimana berikut

INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang

PROSES 1

1048707 Pelatihan

PAIKEMCTL

1048707 Pelatihan PTK

OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik

Aspek yang dievaluasiMetode yang

digunakan

Instrumen

Evaluasi

1 Wawasan dan Keterampilan

melakukan proses pembelajaran

berbasis PAIKEM

FGD Presentasi Lembar FGD

Checklist

2 Wawasan dan Keterampilan

melakukan penelitian tindakan

kelas

FGD Resitasi Lembar FGD

Rancangan PTK

Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut

Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya

tentang materi pelatihan

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1

Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1

Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga

SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang

Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri

oleh 12 orang guru

Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut

Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi

I0800-0900

Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL

Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

II 0900-1145

Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan

PAIKEMCTLIN PRACTICE

Simulasi dan Lembar

Presentasi ObservasiChecklist

1145-1230 ISHOMAIII1230-1330

Peserta memilikiwawasan tentangPTK

Apa Mengapa danBagaimana PTKitu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

IV1330-1500

Peserta mampumembuatrancangan PTK

MenyusunRancangan PTK

Resitasi danPraktek

HasilResitasi

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 7: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

bull Mengkaji kembeli topik di kelas sebelumnya

bull Menelaah latihan quis tugas menulis

bull Memproses outcame pembelajaran pada akhir kelas

bull Memberi komentar tentang jalannya kelas

bull Membandingkan teori isu dan interprestasi

bull Menyelesaikan masalah

bull Brainstroming

2) Role-Play amp simulation

Role-play dan Simulasi merupakan model yang membawa situasi pembelajaran

mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas seperti siswa memainkan peran

sebagai penjual dan pembeli atau menjadi imam dan makmum sholat dhuhur di

masjidmusholakelas sekolah Dengan demikian maka role-play dan simulasi

ini dapat berbentuk

bull Permainan peran (role playing) sebagai contoh salah siswa yang diberi

peran sebagai iman sholat wajib maka dia harus benar dalam membaca Al-

Qurrsquoan dan sesuai dengan maharijul huruf

bull Simulasi dalam bentuk permainan atau game hal ini dapat dilaksanakan

secara langsung dengan substansi materi pelajaran

bull Model komputer merupakan alternatif yang dapat dilakukan oleh guru

manakala substansi materi yang disajikan lebih efektif disajikan melalui

komputer

bull Diakui atau tidak bahwa simulasi dapat mengubah cara pandang para siswa

dengan jalan

bull Mempraktekkan kemampuan mereka secara umum seperti komunikasi

verbal maupun non-verbal

bull Mempraktekkkan kemampuan mereka secara khusus (pribadi) maupun tim

(kelompok)

bull Mengembangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan persoalaan

(problem-solving)

bull Menggunakan kemampuan sintesis

bull Mengembangkan kemampuan empati

3) Discovery learning

Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik

diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka

membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri

4) Self Directed Learning (SDL)

SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari

perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah

dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi

arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah

dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk

menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab

mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya

5) Cooperative Learning

Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk

memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya

terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas

kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu

dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan

Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa

hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun

Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah

bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa

bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh

bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa

bull Ketrampilan sosial siswa

6) Collaborative Learning

Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa

berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok

mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja

kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya

Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok

sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang

bersifat open ended

7) Contextual Instruction

Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran

dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan

memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan

kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata

pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada

tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam

kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami

substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja

melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat

Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta

untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat

memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil

akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-

sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut

serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam

pembelajaran untuk belajar satu sama lain

8) Project Based Learning

Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam

belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian

(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan

kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati

9) Problem Based Learning and Inquiry

Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus

melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan

maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan

oleh para siswa antara lain

bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa

kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut

bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan

masalah

bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah

bull Menganalisis strategi pemecahan masalah

bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna

meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan

penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian

terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang

tepat untuk mengatasinya

1 Apa itu PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)

merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian

tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin

pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di

Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan

pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004

211)

Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)

memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can

organize the conditions under which they can learn from their own experiences and

make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu

mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman

mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya

penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan

pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas

sebuah proses aktifitas tertentu

Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)

menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social

dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh

prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah

menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan

professional

Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan

gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai

kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung

dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan

dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas

Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian

yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata

pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media

Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut

a Meningkatkan praktik pembelajaran

b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru

c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung

2 Apa Ciri-cirinya

Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)

memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen

dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai

berikut

a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara

langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja

b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis

c Fleksibel dan adaptif

d Partisipatori

e Self-evaluative

f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang

memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan

g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah

meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis

Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian

tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari

situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun

secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan

dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang

terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai

akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi

tersebut

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan

berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai

dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki

permasalahan riil yang terjadi di kelas

3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat

langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut

Bagan 1 Siklus prosedur PTK

Rencana Tindakan

Siklus 1

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 2

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 3

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

a Rencana Tindakan

Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan

ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan

pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah

praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya

Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta

fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di

lapangan

b Aksi

Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang

telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur

yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan

c Observasi

Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan

Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama

proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan

sebelumnya

Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan

acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan

d Refleksi

Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang

sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang

terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya

C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

bull Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut

bull Khalayak Sasaran

Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten

Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo

SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4

orang

bull Metode Kegiatan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan

Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar

melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD

Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah

Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula

SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara

bull Pelaksanaan Evaluasi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun

sebagaimana berikut

INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang

PROSES 1

1048707 Pelatihan

PAIKEMCTL

1048707 Pelatihan PTK

OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik

Aspek yang dievaluasiMetode yang

digunakan

Instrumen

Evaluasi

1 Wawasan dan Keterampilan

melakukan proses pembelajaran

berbasis PAIKEM

FGD Presentasi Lembar FGD

Checklist

2 Wawasan dan Keterampilan

melakukan penelitian tindakan

kelas

FGD Resitasi Lembar FGD

Rancangan PTK

Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut

Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya

tentang materi pelatihan

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1

Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1

Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga

SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang

Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri

oleh 12 orang guru

Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut

Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi

I0800-0900

Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL

Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

II 0900-1145

Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan

PAIKEMCTLIN PRACTICE

Simulasi dan Lembar

Presentasi ObservasiChecklist

1145-1230 ISHOMAIII1230-1330

Peserta memilikiwawasan tentangPTK

Apa Mengapa danBagaimana PTKitu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

IV1330-1500

Peserta mampumembuatrancangan PTK

MenyusunRancangan PTK

Resitasi danPraktek

HasilResitasi

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 8: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

3) Discovery learning

Metode belajar yang difokuskan pada pemanfatan informasi yang tersedia baik

diberikan oleh dosen maupun mahasiswa mencari sendiri dalam rangka

membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri

4) Self Directed Learning (SDL)

SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif siswa sendiri mulai dari

perencanaan pelaksanaan dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah

dijalani Sedangkan peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator memberi

arahan bimbingan dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah

dilakukan oleh siswa Dengan demikian metode ini sangat bermanfaat untuk

menyadarkan dan memberdayakan siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab

mereka sendiri baik dalam bentuk fikiran maupun tindakan yang dilakukannya

5) Cooperative Learning

Merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh guru untuk

memecahkan suatu masalah atau mengerjakan salah satu tugas yang materinya

terstruktur Kelompok ini terdiri atas beberapa siswa dengan kapasitas

kemampuan yang sangat beragam Karena itu materi yang dibahas perlu

dilakukan langkah-langkah diskusinya hingga produk akhir yang dihasilkan

Semua kegiatan ini ditentukan dan dikontrol oleh guru sedangkan tugas siswa

hanya mengikuti prosedur yang sudah dirancang oleh oleh guru Adapun

Manfaat yang dapat dirasakan oleh para siswa dengan metode ini adalah

bull Kebiasan belajar aktif pada diri siswa

bull Rasa tanggungjawab individu dan kelompok akan tumbuh

bull Kemampuan dan ketrampilan bekerjasama antar siswa

bull Ketrampilan sosial siswa

6) Collaborative Learning

Merupakan metode belajar yang menitiktekankan pada kerjasama antar siswa

berdasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok

mulai dari pembentukan kelompok didasarkan pada minat prosedur kerja

kelompok penentuan waktu dan tempat kerja kelompok sampai pada hasilnya

Semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok

sedangkan peran guru hanya memberikan tugas atau dalam bentuk kasus yang

bersifat open ended

7) Contextual Instruction

Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran

dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan

memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan

kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata

pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada

tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam

kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami

substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja

melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat

Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta

untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat

memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil

akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-

sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut

serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam

pembelajaran untuk belajar satu sama lain

8) Project Based Learning

Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam

belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian

(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan

kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati

9) Problem Based Learning and Inquiry

Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus

melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan

maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan

oleh para siswa antara lain

bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa

kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut

bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan

masalah

bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah

bull Menganalisis strategi pemecahan masalah

bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna

meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan

penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian

terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang

tepat untuk mengatasinya

1 Apa itu PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)

merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian

tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin

pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di

Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan

pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004

211)

Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)

memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can

organize the conditions under which they can learn from their own experiences and

make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu

mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman

mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya

penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan

pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas

sebuah proses aktifitas tertentu

Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)

menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social

dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh

prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah

menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan

professional

Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan

gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai

kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung

dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan

dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas

Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian

yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata

pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media

Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut

a Meningkatkan praktik pembelajaran

b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru

c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung

2 Apa Ciri-cirinya

Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)

memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen

dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai

berikut

a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara

langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja

b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis

c Fleksibel dan adaptif

d Partisipatori

e Self-evaluative

f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang

memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan

g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah

meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis

Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian

tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari

situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun

secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan

dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang

terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai

akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi

tersebut

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan

berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai

dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki

permasalahan riil yang terjadi di kelas

3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat

langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut

Bagan 1 Siklus prosedur PTK

Rencana Tindakan

Siklus 1

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 2

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 3

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

a Rencana Tindakan

Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan

ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan

pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah

praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya

Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta

fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di

lapangan

b Aksi

Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang

telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur

yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan

c Observasi

Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan

Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama

proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan

sebelumnya

Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan

acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan

d Refleksi

Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang

sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang

terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya

C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

bull Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut

bull Khalayak Sasaran

Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten

Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo

SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4

orang

bull Metode Kegiatan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan

Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar

melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD

Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah

Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula

SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara

bull Pelaksanaan Evaluasi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun

sebagaimana berikut

INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang

PROSES 1

1048707 Pelatihan

PAIKEMCTL

1048707 Pelatihan PTK

OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik

Aspek yang dievaluasiMetode yang

digunakan

Instrumen

Evaluasi

1 Wawasan dan Keterampilan

melakukan proses pembelajaran

berbasis PAIKEM

FGD Presentasi Lembar FGD

Checklist

2 Wawasan dan Keterampilan

melakukan penelitian tindakan

kelas

FGD Resitasi Lembar FGD

Rancangan PTK

Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut

Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya

tentang materi pelatihan

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1

Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1

Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga

SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang

Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri

oleh 12 orang guru

Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut

Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi

I0800-0900

Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL

Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

II 0900-1145

Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan

PAIKEMCTLIN PRACTICE

Simulasi dan Lembar

Presentasi ObservasiChecklist

1145-1230 ISHOMAIII1230-1330

Peserta memilikiwawasan tentangPTK

Apa Mengapa danBagaimana PTKitu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

IV1330-1500

Peserta mampumembuatrancangan PTK

MenyusunRancangan PTK

Resitasi danPraktek

HasilResitasi

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 9: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

7) Contextual Instruction

Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan isi mata pelajaran

dengan situsi nyata dalam kehidupan sehari-hari di lingkup sekolah dan

memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan

kenyataan yang dihadapinya Dengan demikian kompetensi yang dituntut mata

pelajaran ini adalah para siswa dapat membuat perencanaan secara tertulis pada

tema yang ditentukan hingga tema dapat ditampilkan atau disajikan di dalam

kelas atau di laboraturium Dengan kata lain siswa tidak hanya memahami

substansi materi dalam pembelajaran di bangku sekolah secara teori saja

melainkan juga contoh-contoh nyata yang harus dilakukannya setiap saat

Sebagai hasi akhir yang telah dilakukan oleh para siswa maka siswa diminta

untuk mempresentasikan di depan kelas selanjutnya siswa lainnya dapat

memberikan saran atau masukan demi perbaikan selanjutnya Sebagai hasil

akhir guru dan para siswa dapat memanfaatkan pengetahuan secara bersama-

sama untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran tersebut

serta memberikan kesempatan pada semua orang yang telibat dalam

pembelajaran untuk belajar satu sama lain

8) Project Based Learning

Merupakan metode belajar yang sistematis dengan melibatkan siswa dalam

belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian penggalian

(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan

kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati

9) Problem Based Learning and Inquiry

Merupakan metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan para siswa harus

melakukan pencarianpenggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan

maslah tersebut Untuk itu maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan

oleh para siswa antara lain

bull Menerima masalah yang relevan dengan salah satu atau beberapa

kompetensi yang dituntut mata pelajaran tersebut

bull Melakukan pencarian data dan informasi yang releven untuk memecahkan

masalah

bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah

bull Menganalisis strategi pemecahan masalah

bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna

meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan

penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian

terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang

tepat untuk mengatasinya

1 Apa itu PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)

merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian

tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin

pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di

Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan

pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004

211)

Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)

memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can

organize the conditions under which they can learn from their own experiences and

make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu

mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman

mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya

penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan

pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas

sebuah proses aktifitas tertentu

Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)

menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social

dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh

prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah

menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan

professional

Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan

gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai

kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung

dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan

dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas

Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian

yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata

pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media

Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut

a Meningkatkan praktik pembelajaran

b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru

c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung

2 Apa Ciri-cirinya

Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)

memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen

dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai

berikut

a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara

langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja

b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis

c Fleksibel dan adaptif

d Partisipatori

e Self-evaluative

f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang

memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan

g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah

meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis

Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian

tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari

situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun

secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan

dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang

terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai

akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi

tersebut

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan

berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai

dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki

permasalahan riil yang terjadi di kelas

3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat

langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut

Bagan 1 Siklus prosedur PTK

Rencana Tindakan

Siklus 1

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 2

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 3

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

a Rencana Tindakan

Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan

ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan

pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah

praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya

Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta

fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di

lapangan

b Aksi

Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang

telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur

yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan

c Observasi

Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan

Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama

proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan

sebelumnya

Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan

acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan

d Refleksi

Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang

sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang

terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya

C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

bull Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut

bull Khalayak Sasaran

Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten

Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo

SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4

orang

bull Metode Kegiatan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan

Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar

melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD

Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah

Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula

SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara

bull Pelaksanaan Evaluasi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun

sebagaimana berikut

INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang

PROSES 1

1048707 Pelatihan

PAIKEMCTL

1048707 Pelatihan PTK

OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik

Aspek yang dievaluasiMetode yang

digunakan

Instrumen

Evaluasi

1 Wawasan dan Keterampilan

melakukan proses pembelajaran

berbasis PAIKEM

FGD Presentasi Lembar FGD

Checklist

2 Wawasan dan Keterampilan

melakukan penelitian tindakan

kelas

FGD Resitasi Lembar FGD

Rancangan PTK

Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut

Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya

tentang materi pelatihan

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1

Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1

Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga

SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang

Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri

oleh 12 orang guru

Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut

Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi

I0800-0900

Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL

Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

II 0900-1145

Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan

PAIKEMCTLIN PRACTICE

Simulasi dan Lembar

Presentasi ObservasiChecklist

1145-1230 ISHOMAIII1230-1330

Peserta memilikiwawasan tentangPTK

Apa Mengapa danBagaimana PTKitu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

IV1330-1500

Peserta mampumembuatrancangan PTK

MenyusunRancangan PTK

Resitasi danPraktek

HasilResitasi

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 10: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

bull Menata dan mengkaitkan data dengan masalah

bull Menganalisis strategi pemecahan masalah

bull Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Salah satu ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh guru saat ini guna

meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya adalah ketrampilan melakukan

penelitian tindakan kelas Dengan penelitian ini guru akan memeliki kepedulian

terhadap problem yang muncul di kelas lalu berusaha untuk menemukan solusi yang

tepat untuk mengatasinya

1 Apa itu PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut Classroom Action Research (CAR)

merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan atau action research Penelitian

tindakan ini secara historis dikembangkan oleh seorang psikolog social Kurt Lewin

pada tahun 1946 Ia mengembangkan penelitian ini pada serangkaian masyarakat di

Negara Amerika pada masa pasca perang utamanya yang berkaiatan dengan

pekerjaannya dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu (Sukardi 2004

211)

Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan Kemmis dan Taggart (1982)

memberikan definisi action research sebagai The way groups of people can

organize the conditions under which they can learn from their own experiences and

make their experience accessible to others artinya cara kelompok individu

mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman

mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain Ini artinya

penelitian tindakan dilakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan harapan

pengalaman tersebut dapat diakses oleh orang lain guna meningkatkan kualitas

sebuah proses aktifitas tertentu

Sementara Elliot sebagaimana dikutip oleh Suwarsih Madya (2006 9 ndash 10)

menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi social

dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindkan di dalamnya Seluruh

prosesnya diagnosis perencanaan pelaksanaan pemantauan dan pengaruh telah

menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan

professional

Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan

gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai

kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung

dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan

dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas

Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian

yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata

pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media

Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut

a Meningkatkan praktik pembelajaran

b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru

c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung

2 Apa Ciri-cirinya

Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)

memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen

dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai

berikut

a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara

langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja

b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis

c Fleksibel dan adaptif

d Partisipatori

e Self-evaluative

f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang

memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan

g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah

meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis

Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian

tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari

situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun

secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan

dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang

terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai

akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi

tersebut

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan

berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai

dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki

permasalahan riil yang terjadi di kelas

3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat

langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut

Bagan 1 Siklus prosedur PTK

Rencana Tindakan

Siklus 1

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 2

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 3

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

a Rencana Tindakan

Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan

ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan

pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah

praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya

Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta

fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di

lapangan

b Aksi

Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang

telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur

yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan

c Observasi

Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan

Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama

proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan

sebelumnya

Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan

acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan

d Refleksi

Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang

sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang

terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya

C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

bull Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut

bull Khalayak Sasaran

Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten

Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo

SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4

orang

bull Metode Kegiatan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan

Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar

melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD

Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah

Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula

SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara

bull Pelaksanaan Evaluasi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun

sebagaimana berikut

INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang

PROSES 1

1048707 Pelatihan

PAIKEMCTL

1048707 Pelatihan PTK

OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik

Aspek yang dievaluasiMetode yang

digunakan

Instrumen

Evaluasi

1 Wawasan dan Keterampilan

melakukan proses pembelajaran

berbasis PAIKEM

FGD Presentasi Lembar FGD

Checklist

2 Wawasan dan Keterampilan

melakukan penelitian tindakan

kelas

FGD Resitasi Lembar FGD

Rancangan PTK

Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut

Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya

tentang materi pelatihan

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1

Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1

Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga

SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang

Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri

oleh 12 orang guru

Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut

Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi

I0800-0900

Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL

Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

II 0900-1145

Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan

PAIKEMCTLIN PRACTICE

Simulasi dan Lembar

Presentasi ObservasiChecklist

1145-1230 ISHOMAIII1230-1330

Peserta memilikiwawasan tentangPTK

Apa Mengapa danBagaimana PTKitu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

IV1330-1500

Peserta mampumembuatrancangan PTK

MenyusunRancangan PTK

Resitasi danPraktek

HasilResitasi

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 11: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

Nama penelitian tindakan menonjolkan ciri khusus penelitian ini untuk mencobakan

gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat menambah pengetahuan mengenai

kurikulum pengajaran dan pembelajaran Penelitian tindakan berurusan langsung

dengan praktik di lapangan dalam situasi alami Apabila penelitian tindakan

dilakukan di kelas maka penelitian tersebut disebut dengan penelitian tindakan kelas

Dari sini dapat dikatakan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian

yang dilakukan oleh praktisi (guru dosen) untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas atau laboratorium dengan objek kajian semua mata

pelajaran di sekolah yang berkaitan dengan Belajar Strategi pembelajaran Media

Asesmen (penilaian) Pengembangan pribadi dan Kurikulum

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk tujuan berikut

a Meningkatkan praktik pembelajaran

b Meningkatkan pemahaman praktik oleh guru

c Meningkatkan situasi tempat pelaksanaan pembelajaran berlangsung

2 Apa Ciri-cirinya

Sebagai bagian dari penelitian tindakan maka penelitian tindakan kelas (PTK)

memiliki ciri-ciri umum sebagaimana yang dimiliki oleh penelitian tindakan Cohen

dan Manion (1980) menyebut beberapa ciri umum penelitian tindakan sebagai

berikut

a Situasional kontekstual berskala kecil proktis terlokalisasi dan secara

langsung relevan dengan situasi nyata dunia kerja

b Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah praktis

c Fleksibel dan adaptif

d Partisipatori

e Self-evaluative

f Perubahan dalam prktik didasari pengumpulan informasi atau data yang

memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan

g Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya lemah

meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis

Dari ciri-ciri sebagaimana yang tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian

tindakan kelas dilakukan atas dasar situasi riil yang terjadi di kelas Berangkat dari

situasi riil tersebut kemudian disusun langkah-langkah pemecahan yang disusun

secara sistematis Langkah-langkah pemecahan tersebut dalam praktik di lapangan

dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang

terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai

akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi

tersebut

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan

berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai

dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki

permasalahan riil yang terjadi di kelas

3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat

langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut

Bagan 1 Siklus prosedur PTK

Rencana Tindakan

Siklus 1

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 2

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 3

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

a Rencana Tindakan

Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan

ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan

pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah

praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya

Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta

fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di

lapangan

b Aksi

Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang

telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur

yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan

c Observasi

Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan

Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama

proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan

sebelumnya

Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan

acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan

d Refleksi

Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang

sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang

terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya

C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

bull Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut

bull Khalayak Sasaran

Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten

Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo

SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4

orang

bull Metode Kegiatan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan

Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar

melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD

Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah

Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula

SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara

bull Pelaksanaan Evaluasi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun

sebagaimana berikut

INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang

PROSES 1

1048707 Pelatihan

PAIKEMCTL

1048707 Pelatihan PTK

OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik

Aspek yang dievaluasiMetode yang

digunakan

Instrumen

Evaluasi

1 Wawasan dan Keterampilan

melakukan proses pembelajaran

berbasis PAIKEM

FGD Presentasi Lembar FGD

Checklist

2 Wawasan dan Keterampilan

melakukan penelitian tindakan

kelas

FGD Resitasi Lembar FGD

Rancangan PTK

Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut

Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya

tentang materi pelatihan

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1

Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1

Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga

SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang

Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri

oleh 12 orang guru

Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut

Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi

I0800-0900

Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL

Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

II 0900-1145

Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan

PAIKEMCTLIN PRACTICE

Simulasi dan Lembar

Presentasi ObservasiChecklist

1145-1230 ISHOMAIII1230-1330

Peserta memilikiwawasan tentangPTK

Apa Mengapa danBagaimana PTKitu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

IV1330-1500

Peserta mampumembuatrancangan PTK

MenyusunRancangan PTK

Resitasi danPraktek

HasilResitasi

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 12: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

dapat mengalami perubahan-perubahan atas dasar hasil evaluasi dan refleksi yang

terus dilakukan oleh peneliti yang terlibat secara aktif dalam proses penelitian sampai

akhirnya ditemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang riil terjadi

tersebut

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti bekerja secara kolaboratif dan

berpartisipasi aktif mulai dari merumuskan masalah merencanakan tindakan sampai

dengan melakukan refleksi untuk mengukur keberhasilannya memperbaiki

permasalahan riil yang terjadi di kelas

3 Bagaimana Prosedur Pelaksanaannya

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat

langkah penting (Sukardi 2003 212-213) seperti bagan berikut

Bagan 1 Siklus prosedur PTK

Rencana Tindakan

Siklus 1

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 2

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Siklus 3

Refleksi

AksiObservasi

Rencana Tindakan

Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

a Rencana Tindakan

Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan

ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan

pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah

praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya

Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta

fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di

lapangan

b Aksi

Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang

telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur

yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan

c Observasi

Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan

Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama

proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan

sebelumnya

Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan

acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan

d Refleksi

Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang

sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang

terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya

C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

bull Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut

bull Khalayak Sasaran

Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten

Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo

SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4

orang

bull Metode Kegiatan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan

Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar

melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD

Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah

Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula

SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara

bull Pelaksanaan Evaluasi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun

sebagaimana berikut

INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang

PROSES 1

1048707 Pelatihan

PAIKEMCTL

1048707 Pelatihan PTK

OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik

Aspek yang dievaluasiMetode yang

digunakan

Instrumen

Evaluasi

1 Wawasan dan Keterampilan

melakukan proses pembelajaran

berbasis PAIKEM

FGD Presentasi Lembar FGD

Checklist

2 Wawasan dan Keterampilan

melakukan penelitian tindakan

kelas

FGD Resitasi Lembar FGD

Rancangan PTK

Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut

Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya

tentang materi pelatihan

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1

Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1

Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga

SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang

Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri

oleh 12 orang guru

Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut

Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi

I0800-0900

Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL

Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

II 0900-1145

Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan

PAIKEMCTLIN PRACTICE

Simulasi dan Lembar

Presentasi ObservasiChecklist

1145-1230 ISHOMAIII1230-1330

Peserta memilikiwawasan tentangPTK

Apa Mengapa danBagaimana PTKitu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

IV1330-1500

Peserta mampumembuatrancangan PTK

MenyusunRancangan PTK

Resitasi danPraktek

HasilResitasi

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 13: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

Yakni serangkaian tindakan yang menggambarkan strategi dan teknik yang akan

ditempuh oleh peneliti guna memperbaiki situasi dan kondisi riil yang membutuhkan

pemecahan Dalam rencana tindakan ini peneliti menggambarkan langkah-langlah

praktis yang akan ditempuh dalam proses penelitiannya

Rencana tindakan harus disusun dengan seksama dan berorientasi ke depan serta

fleksibel dalam arti dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan tuntutan yang terjadi di

lapangan

b Aksi

Yakni serangkaian tindakan prktis sebagai implementasi dari rencana tindakan yang

telah disusun sebelumnya Dalam aksinya peneliti harus selalu mengacu pada prosedur

yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rencana tindakan

c Observasi

Yakni langkah mengamati apa yang terjadi di lapangan selama proses aksi dilakukan

Dalam observasi ini peneliti merekam kejadiankejadian penting yang terjadi selama

proses aksi dilakukan dengan menggunakan instrument tertentu yang telah dipersiapkan

sebelumnya

Hal ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data lapangan yang dapat dijadikan

acuan untuk melakukan evaluasi terhadap aksi yang sudah dilakukan

d Refleksi

Yakni melakukan proses evaluasi dan perenungan kembali terhadap aksi-aksi yang

sudah dilakukan dalam rangka mengukur dan menilai kelemahan-kelemahan yang

terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya

C METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

bull Kerangka Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut

bull Khalayak Sasaran

Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten

Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo

SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4

orang

bull Metode Kegiatan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan

Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar

melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD

Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah

Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula

SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara

bull Pelaksanaan Evaluasi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun

sebagaimana berikut

INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang

PROSES 1

1048707 Pelatihan

PAIKEMCTL

1048707 Pelatihan PTK

OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik

Aspek yang dievaluasiMetode yang

digunakan

Instrumen

Evaluasi

1 Wawasan dan Keterampilan

melakukan proses pembelajaran

berbasis PAIKEM

FGD Presentasi Lembar FGD

Checklist

2 Wawasan dan Keterampilan

melakukan penelitian tindakan

kelas

FGD Resitasi Lembar FGD

Rancangan PTK

Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut

Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya

tentang materi pelatihan

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1

Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1

Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga

SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang

Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri

oleh 12 orang guru

Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut

Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi

I0800-0900

Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL

Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

II 0900-1145

Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan

PAIKEMCTLIN PRACTICE

Simulasi dan Lembar

Presentasi ObservasiChecklist

1145-1230 ISHOMAIII1230-1330

Peserta memilikiwawasan tentangPTK

Apa Mengapa danBagaimana PTKitu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

IV1330-1500

Peserta mampumembuatrancangan PTK

MenyusunRancangan PTK

Resitasi danPraktek

HasilResitasi

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 14: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

bull Khalayak Sasaran

Pelatihan ini diikuti oleh semua guru yang ada di SMA Negeri 1 Bangsri Kabupaten

Jepara berjumlah 12 orang terdiri dari 4 orang guru dari SMA Negeri 1 Mlonggo

SMA Negeri 1 Bangsri 4 dan orang guru dari SMA Negeri 1 Kembang sebanyak 4

orang

bull Metode Kegiatan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan menggunakan pendekatan

Experiental Learning di mana peserta pelatihan dikondisikan untuk dapat belajar

melalui pengalaman langsung Karena itu metode yang digunakan berupa FGD

Simulasi dan Presentasi dengan meminimalkan penggunaan metode ceramah

Sedangkan tempat berlangsungnya pelatihan di aula masing-masing SMA yaitu aula

SMA Negeri 1 Bangsri dan aula SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara

bull Pelaksanaan Evaluasi

Untuk mengetahui tingkat pencapaian pelatihan ini maka pelaksanaan evaluasi disusun

sebagaimana berikut

INPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Kurang

PROSES 1

1048707 Pelatihan

PAIKEMCTL

1048707 Pelatihan PTK

OUTPUTPeserta dengan kompetensiMelakukan PAIKEMCTL danPTK yang Lebih Baik

Aspek yang dievaluasiMetode yang

digunakan

Instrumen

Evaluasi

1 Wawasan dan Keterampilan

melakukan proses pembelajaran

berbasis PAIKEM

FGD Presentasi Lembar FGD

Checklist

2 Wawasan dan Keterampilan

melakukan penelitian tindakan

kelas

FGD Resitasi Lembar FGD

Rancangan PTK

Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut

Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya

tentang materi pelatihan

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1

Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1

Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga

SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang

Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri

oleh 12 orang guru

Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut

Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi

I0800-0900

Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL

Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

II 0900-1145

Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan

PAIKEMCTLIN PRACTICE

Simulasi dan Lembar

Presentasi ObservasiChecklist

1145-1230 ISHOMAIII1230-1330

Peserta memilikiwawasan tentangPTK

Apa Mengapa danBagaimana PTKitu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

IV1330-1500

Peserta mampumembuatrancangan PTK

MenyusunRancangan PTK

Resitasi danPraktek

HasilResitasi

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 15: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

Aspek yang dievaluasiMetode yang

digunakan

Instrumen

Evaluasi

1 Wawasan dan Keterampilan

melakukan proses pembelajaran

berbasis PAIKEM

FGD Presentasi Lembar FGD

Checklist

2 Wawasan dan Keterampilan

melakukan penelitian tindakan

kelas

FGD Resitasi Lembar FGD

Rancangan PTK

Adapun ukuran keberhasilan kegiatan ini menggunakan pedoman berikut

Berhasil Jika 70 peserta mampu meningkatkan wawasan dan ketrampilannya

tentang materi pelatihan

D HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berupa pelatihan dimulai di SMA Negeri 1

Bangsri pada hari Sabtu tanggal 13 Nopember 2010 bertempat di SMA Negeri 1

Bangsri Kabupaten Jepara dengan dihadiri oleh seluruh guru SMA Negeri 1 di ketiga

SMA tersebut sebanyak 12 orang kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kembang

Kabupaten Jepara pada hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2010 di Aula yang dihadiri

oleh 12 orang guru

Adapun materi dan jadwal pelatihan sebagai berikut

Pert Tujuan Materi Pelatihan Metode Evaluasi

I0800-0900

Peserta memilikiwawasan tentangPAIKEMCTL

Apa Mengapa danBagaimanaPAIKEMCTL itu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

II 0900-1145

Peserta mampu PAIKEMCTL mempraktekkan

PAIKEMCTLIN PRACTICE

Simulasi dan Lembar

Presentasi ObservasiChecklist

1145-1230 ISHOMAIII1230-1330

Peserta memilikiwawasan tentangPTK

Apa Mengapa danBagaimana PTKitu

CeramahDialog FGD

LembarDiskusi

IV1330-1500

Peserta mampumembuatrancangan PTK

MenyusunRancangan PTK

Resitasi danPraktek

HasilResitasi

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 16: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan dua kali pada masing-masing sekolah

dengan peserta yang berbeda

Substansi materi yang disajikan dalam pelatihan ini tergambar dalam jadwal di

atas sementara realisasi dan hasilnya dapat digambarkan sebagai berikut

Pelatihan diawali dengan menjelaskan materi PAIKEM CTL meliputi apa itu

pakemCTL mengapa harus pakemCTL bagaimana dan metode yang ada pada

pakemCTL Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab atau dialog antara penyaji

dengan peserta dan peserta dengan peserta seputar PAIKEMCTL dan berbagai

metodenya dikaitkan dengan berbagai mata pelajaran yang disajikan di jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Jepara

Setelah itu peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok masing-masing kelompok

membuat persiapan pembelajaran pada salah satu mata pelajaran yang akan disajikan

Setelah masing-masing kelompok membuat persiapan pembelajaran salah satu

perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil timnya

Di saat salah satu kelompok memberikan presentasi peserta atau kelompok lain

diberi kesempatan untuk menanggapi materi yang disajikan oleh salah kelompok yang

menyajikan

Kemudian penyaji memberi penguatan kepada keempat kelompok terhadap

materi pembelajaran yang sudah dipresentasikan

Dari observasi terhadap proses dan presentasi yang dilakukan oleh peserta dapat

disimpulkan bahwa mayoritas peserta telah memahami konsep PAIKEMCTL

meskipun dalam implementasinya masih membutuhkan pendampingan

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pelatihan PTK Pelatihan ini dimulai

dengan membagi kelas menjadi lima kelompok Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan tentang konsep PTK kemudian menyampaikan hasilnya Dari hasil

diskusi yang mereka lakukan diperoleh adanya berbagai macam pemahaman tentang

PTK yang menggambarkan belum difahaminya konsep PTK secara jelas

Bertolak dari hasil diskusi tersebut tutor kemudian memberikan ilustrasi

sederhana dan analogi ringan tentang bagaimana proses PTK dimulai dan apa

sebenarnya hasil yang ingin dicapai dari kegiatan PTK Dengan ilustrasi dan analogi

ringan yang dikemukakan mulai terbuka wawasan peserta tentang PTK

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 17: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

Untuk menambah jelas pemahaman mereka tentang konsep PTK tutor

kemudian memberikan penjelasan singkat konsep PTK yang dilanjutkan dengan tanya

jawab dan dialog sehingga pemahaman peserta semakin meningkat

Setelah itu peserta diberi lembar tugas untuk menyusun rancangan PTK Dari

tugas yang mereka kerjakan diperoleh hasil bahwa mayoritas peserta telah meningkat

pemahamannya terhadap konsep PTK dan mampu membuat rancangan PTK

E PENUTUP

Dari pelatihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

1 Bahwa pelatihan model pembelajaran berbasis PAIKEMCTL dan pelatihan PTK

secara umum dapat meningkatkan wawasan peserta tentang kedua konsep tersebut

2 Bahwa pelatihan ini dapat dikatakan berhasil karena mayoritas peserta mengalami

peningkatan pemahaman terhadap kosep PAIKEMCTL dan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Dari pelatihan ini beberapa hal direkomendasikan

1 Hendaknya Pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

berusaha memanfaatkan hasil pelatihan tentang konsep PAIKEMCTL untuk

meningkatkan mutu pembelajarannya dan terus mengembangkan model

pembelajaran tersebut

2 Hendaknya pihak SMAN 1 Mlonggo Bangsri dan Kembang Kabupaten Jepara

memiliki agenda khusus untuk mencanagkan PTK bagi setiap gurunya

3 Hendaknya pelatihan semacam ini terus dikembangkan di Sekolah-sekolah

Muhammadiyah guna membantu peningkatan mutunya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing

Page 18: Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Model Paikem Smanba 2010

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Ke Arah Pemahaman PTK Makalah disampaikan pada pembekalan

PPL Mahasiswa Jurusan Tarbiyah FAI UMM tanggal 20 Juli 2007

Arikunto Suharsimi 1993 Manajemen Pengajaran Secara Manusiaw Jakarta Rineka

Cipta

Cohen Louis and Lawrence Manion 1980 Research Method in Education London and

New York Roudledge

Fasli Jalal Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (kurikulum tenaga kependidikan sarana

pendidikan dan kepemimpinan satuan pendidikan

(httpre-searchenginescom0807junaidihtml diakses tanggal 10 Pebruari 2008)

Kunandar 2007 Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru Jakarta PTRajaGrafindo Persada

Madya Suwarsih 2006 Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Bandung Alfabeta

Nurhadi 2002 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning CTL)

Malang Universitas Negeri Malang

Sanjaya Wina 2007 Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Sukardi 2003 Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya

Yogyakarta Bumi Aksara

Tilaar HAR 2000 Paradigma Baru Pendidikan Nasional Jakarta Rineka Cipta

Tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu Dasar Pertanian

Kesehatan Sosial Teknik dalam Tanya jawab seputar Unit Pengembangan

Materi dan Proses Pembelajaran di PT 2005 Direktorat Pembinaan Akademik dan

Kemahasiswaan Dikti Diknas

Usman Moh Uzer 1999 Menjadi Guru Profesiona Bandung Remaja Rosdakarya

Zamroni2000 Paradigma Pendidikan Masa Depan Yogyakarta BIGRAF Publishing