PENGERTIAN KOMUNIKASI

Embed Size (px)

Citation preview

A. KOMUNIKASI I.Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses interaksi dan pertukaran informasi dari satu individu dengan individu lainnya dimana melalui proses tsb, individu yang satu dapat mempengaruhi individu lainnya serta dapat diperoleh suatu pemahaman bersama. Definisi komunikasi menurut para ahli & praktisi komunikasi: 1.Dalam perkembangan praktik komunikasi manusia, etimologi kata "komunikasi mengalami peralihan makna dari bahasa Latin ke bahasa nggris yaitu "Common (dalam bahasa Latin "communis), yang berarti "bersama dengan dan "bersatu dengan. 2.Komunikasi adalah segala aktivitas interaksi manusia yang bersifadt human relationships disertai dengan pengalihan sebuah fakta. (Azriel Winnett, 2004) 3.Komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan system symbol linguistic, seperti system symbol verbal (kata-kata), verbal, non verbal. System ini dapat diasosiasikan secara langsung atau tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual). (Karfried Knapp, 2003) 4.Komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan dan perasaan. Proses ini meliputi informasi yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis dengan kata-kata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya maupun penampilan diri, menggunakan alat bantu di sekeliling kita sehingga sebuah pesan menjadi lebih kaya. (Hybels dan Weafer 1992; Liliweri, 2003) 5.Komunikasi (Walhstrom, 1992; Liliweri, 2003) : Penyataan diri yang efektif; Pertukaran pesan-pesan yang tertulis, pesan-pesan dalam percakapan, bahkan melalui imajinasi; Pertukaran informasi atau hiburan dengan kata-kata melalui percakapan atau dengan metode lain; Pengalihan informasi dari seseorang kepada orang lain; Pertukaran makna antarpribadi dengan system symbol; Proses pengalihan pesan melalui saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu. II.Unsur - Unsur Komunikasi 1.KomunikatorKomunikator adalah orang yang mau berkomunikasi dengan orang lain, disebut juga pembawa berita / pengirim pesan / sumber berita. Komunikator bisa individu, kelompok, keluarga atau organisasi yang mengambil inisiatif penyelenggaraan komunikasi dengan individu atau kelompok lain dan berperan untuk mengalihkan (transferring) pesan. 2.PesanUnsure kedua yang tak kalah penting adalah pesan. Pesan atau amanat adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambing atau gerakan atau gagasan yang dinyatakan oleh pengirim kepada orang lain. Sedangkan berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat dan akurat. Kedua sarana, yaitu komunikator dan pesan, lazim digunakan bersama dalam komunikasi. Artinya, komunikasi akan berlangsung jika ada komunikator dan pesan. Sedangkan unsur lain seperti saluran komunikasi, metode komunikasi, lingkungan dan umpan balik merupakan factor pendukung. 3. Saluran Komunikasi atau Media Saluran komunikasi adalah sarana untuk menangkap lambang yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk persepsi yang memberi makna terhadap suatu stimulus atau rangsangan. Persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung dari satu proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indra. Saluran komunikasi meliputi pendengaran (lambang berupa suara), penglihatan (lambang berupa sinar, pantulah sinar atau gambara), penciuman (lambang yang berupa bau-bauan), dan rabaan (lambang berupa rangsangan perabaan). 4. Komunikan Dalam proses komunikasi, selain unsur mewujudkan kegiatankomunikasi perlu dilengkapidengan keberadaan komunikan. Komunikan adalah pihak lain yang diajak berkomunikasi, yang merupakan sasaran dalam kegiatan komunikasi atau orang yang menerima berita atau lambang. Komunikan adalah individu, sekelompok orang, komunitas, organisasi, public, masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi. 5. Umpan Balik Komunikasi dinyatakan berhasil apabila komunikan mampu memberikan umpan balik yang berbentuk tanggapan atau respon. Umpan balik adalah arus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi. Umpan balik merupakan hasil atau akibat yang berbalik, guna bagi rangsangan atau dorongan untuk bertindak lebih lanjut atau merupakan tanggapan langsung dari pengamatan sebagai hasil dari kelakuan individu terhadap individu lain. III.Komponen Komunikasi Mendengarkan sangat penting peranannya dalam berkomunikasi, dan hal ini diantara lain terlihat pada komponen komunikasi, sbb : Mendengarkan ( 45 % ) Berbicara( 30 % ) Membaca( 15 % ) Menulis( 10 % ) Dari profil komponen tsb, terlihat bahwa kegiatan mendengarkan merupakan komponen tsb (45%) dari komunikasi. IV.Proses Komunikasi Proses komunikasi sebagai suatu proses interaksi, maka komunikasi sebaiknya dilakukan melalui proses dua arah, serta melibatkan adanya umpan balik. Karna umpan balik memainkan peranan penting, karena umpan balik memungkinkan bagi pengirim pesan merubah atau memperbaiki isi pesan, khususnya apabila pengirim pesan tak tercapai, atau pesan yang diterima meskipun dimengerti dan dilaksanakan oleh penerima berita, tetapi hal tsb ternyata tidak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pengirim berita. Bagan Proses Komunikasi

ODimengerti ODilaksanakan V.Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain : PerkembanganPersepsi Nilai Latar belakang sosial budaya EmosiJenis kelamin Sumber Berita (MESSAGE) Pengiriman Berita (ENCODER) Penerima Berita (DECODER) U M P A N B A L K NOSE Gangguan PengetahuanPeran dan hubungan Lingkungan Jarak Citra diri Kondisi fisik VI.Bentuk Komunikasi Ada beberapa bentuk komunikasi : a)Komunikasi massa b)Komunikasi intrapersonal (dalam diri sendiri) c)Komunikasi interpersonal, termasuk didalam komunikasi : Antara 2 orang Antara 3 orang atau lebih d)Komunikasi kelompok (group kecil maksimal 10 orang) Komunikasi Massa Penyampaian pesan dari seseorang kepada sekelompok orang / biasanya sebagian besar masyarakat. Misalnya pidato kampanya / khotbah. Komunikasi ntrapersonal Penyampaian pesan seseorang kepada diri sendiri.Misalnya : berbicara dalam hati.Komunikasi nterpersonal Penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain, bersifat 2 arah, secara verbal / non verbal. Misalnya : antara bidan dank lien. Komunikasi kelompok (bagian KP) Merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal menyangkut komunikasi seseorang dengan beberapa orang lainnya. Anggota kelompok masing-masing menyadari keberadaan anggota lainnya, mereka memiliki minat yang sama, dan bekerja sama untuk suatu tujuan. Misalnya : antara bidan dengan kelompok dukun bayi / kelompok ibu hamil. Contoh ; Cerita "kelahiran bayi sehat mengandung beberapa jenis komunikasi. OKomunikasi nterpersonal: Antara pak Ahmad dgn istrinya OKomunikasi ntrapersonal:Ketika pak Ahmad bagaimana "sya kok lupa.. OKomunikasi Massa:Pak Ahmad menyiarkan melalui radio OKomunikasi Kelompok:Pak Ahmad memberitahukakn kepada rekan kerjanya. B.KOMUNIKASI EFEKTIF I. Pengertian Komunikasi efektif Komunikasi efektif adalah tersampaikannya gagasan, pesan dan perasaan dengan cara yang baik dalam kontak sosial yang baik pulal. Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu. Komunikasi efektif terjadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. II.Proses Komunikasi Efektif Bagaimana efek suatu proses komunikasi pada seseorang terhadap pesan yang dikomunikasikan, bagaimana efeknya dapat diramalkan bagaimana timbul pada komunikan. Upaya untuk hal tsb dengan menciptakan "the condition of success in communication, yang diperkenalkan oleh Wilbur Scramm, yakni kondisi yang harus dipenuhi kita menginginkan suatu pesan dapat membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut adalah : 1)Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan. 2)Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju pada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti. 3)Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tsb. 4)Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. 5)Selanjutnya seorang komunikator harus meneliti sedalam-dalamnya tujuan komunikan (know your audience) meliputi hal-hal : Waktu yang tepat untuk suatu pesan Bahasa yang harus dipergunakan agar pesan dapat dimengerti Sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif Jenis kelompok di mana komunikasi akan dilaksanakan 6)Perlu juga diperhatikan bahwa komunikan dapat dan akan menerima sebuah pesan jika terdapat kondisi berikut secara simultan : komunikan dapat dan benar-benar mengerti pesan komunikasi. Pada saat komunikan mengambil keputusan, komunikan sadar bahwa keputusannya itu sesuai dengan tujuannya. Pada saat komunikan mengambil keputusan, komunikan sadar bahwa keputusan itu bersangkutan dengan kepentingan pribadinya. Komunikan mampu untuk menepati baik secara mental maupun secara fisik. Selanjutnya fakta fundamental yang harus diperhatikan oleh komunikator, bahwa : Komunikan terdiri dari berbagai orang yang saling berinteraksi satu sama lain dalam suatu jaringan pranata sosial, maka setiap orang merupakan subjek bagi berbagai pengaruh diantaranya adalah pengaruh dari komunikator. Komunikan membaca, mendengarkan, menonton komunikasi yang menyajikan pandangan hubungan pribadi yang mendalam. %anggapan yang diinginkan komunikator dari komunikan harus menguntungkan bagi komunikan, jika tidak komunikan tidak akan memberikan tanggapan. III.Unsur - Unsur daIam Membangun Komunikasi Efektif 1)Mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. 2)Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sifat empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum di dengarkan atau dimengerti oleh orang lain. 3)Dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu atau pun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. 4)Kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. 5)Sikap renda hati merupakan unsur yang terkait dengan hokum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. C.HUBUNGAN ANTAR MANUSIA I.Pengertian Hubungan Antar Manusia Munurut Hugo Cabot dan Joseph A Kahl (1967), hubungan antar manusia adalah suatu sosiologi konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah "interaksi dengan pengaruh psikologisnya. Hubungan antar manusia dalam arti luas adalah menemukan, mengidentifikasi masalah, dan membahasnya untuk mencari pemecahan.II.Tujuan Hubungan Antar Manusia %ujuan penggunaan hubungan antar manusia adalah memanfaatkan pengetahuan tentang factor sosial dan psikologis dalam penyesuaian diri manusia sedemikian rupa sehingga penyesuaian diri ini terjadi dengan serasi dan selaras, dengan ketegangan dan pertentangan sedikit mungkin. Proses penyesuaian diri terjadi bukan pada satu pihak saja, melainkan pada lebih dari dua pihak. III.Tekhnik - Tekhnik Hubungan Antar Pribadi 1.%7:89 (Percaya) Adalah mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan ydang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko (Giffin, 1967). a)MenerimaAdalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan. b)EmpatiAdalah memahami orang lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita. Berempati artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain. c)KejujuranKita akan menaruh percaya pada orang yang terbuka, atau tidak mempunyai pretensi yang dibuat-buat. Kejujuran menyebabkan prilaku kita dapat diduga (predictable). ni mendorong orang lain untuk percaya kepada kita. .Sikap Suportif Adalah sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi. Orang yang bersikap defensive bila ia tidak menerima, tidak jujur dan tidak empatis. Dengan sikap defensive komunikasi interpersonal akan gagal, karena orang defensive akan lebih bangayk melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang memehami pesan orang lain. Gibb menyebutkan enam perilaku yang menimbulkan perilaku suportif, terdapat dalam daftar : IkIIim Defensif 1.Evaluasi 2.Kontrol 3.Strategi 4.Netralisasi5.Superioritas 6.Kepastian IkIim kISuportif 1.Deskriptif 2.Orientasi masalah 3.Spontanitas 4.Empati 5.Persamaan 6.Provisionalisme 3.5033/0/3088(Sikap Terbuka) Lawan dari sifat terbuka adalah dogmatism. Sehingga untuk memahami sikap terbuka, terlebih dahulu mengidentifikasi karakteristik orang dogmatis. IV.Konsep Diri 1.Pengertian Konsep Diri Menurut William D. Brooks, konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian anda tentang diri anda. Jadi konsep diri meliputi apa yang anda pikirkan dan apa yang anda rasakan tentang diri anda. Karena itu, Anita %aylor (1977) mendefinisikan konsep diri adalah "all you think and feel about you, the entire complex of beliefs and attitudes you hold about yourself. Dengan demikian, ada dua komponen konsep diri yaitu komponen kognitif dan komponen efektif. Boleh jadi komponen kognitifnya berupa "saya ini orang bodoh, dan komponen efektifnya berupa "saya senang diri saya bodoh, ini lebih baik bagi saya, atau komponen kognitifnya sama, tetapi komponen efektifnya adalah "saya malu sekali karena saya menjadi orang bodoh. Dalam psikologi sosial, komponen kognitif disebut citra diri ( self image), dan komponen efektif disebut harga diri (self esteem). Keduanya menurut William D. Brooks dan Philip Emmert (1976) berpengaruh besar pada pola komunikasi interpersonal. .Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri actor factor yang mempengaruhi konsep diri antara lain : Orang lain Kelompok rujukan (#eferensi Group) 3.Pengaruh Konsep Diri pada Komunikasi InterpersonaI Sukse komunikasi interpersonal banyak tergantung dari kualitas konsep diri anda : positif atau negative. Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert (1976), ada 5 tanda orang yang memiliki konsep diri negative, yaitu : Peka pada kritik Responsif terhadap pujian Hiperkritis Merasa tidak disenangi orang lain Pesimis terhadap kompetisi Konsep diri yang positif ditandai dengan : Merasa setara atau sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi dan tidak rendah, walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuannya tertentu, latar belakang keluarga, dan sikap orang lain terhadapnya. Menerima pujian tanpa rasa malu, atau berpura-pura rendah hati, dan menerima penghargaan tanpa merasa bersalah. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. Mampu memperbaiki dirinnya karena sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya. Meyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya, walaupun menghadapi kelompok yang kuat. %etapi ia juga merasa dirinya cukup tangguh untuk memgubah prinsip-prinsip itu bila pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan ia salah. Mampu bertindak berdasarkakn penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya. %idak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang terjadi besok, apa yang telah terjadi waktu yang lalu, dan apa yang terjadi pada waktu sekarang. Memiliki keyakinan pada kemampuan mengatasi persoalan, bahkan ketika ia menghadapi kegagalan atau kemunduran. Sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain. Cenderung menolak orang lain untuk memdominasi. Sanggup mengaku kepada orang lain, bahwa ia mampu merasakan berbagai dorongan dan keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari kecewa yang mendalam sampai kepuasan yang mendalam pula. Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan meliputi perkerjaan, permainan, ungkapan diri yang kreatif, persahabatan atau sekedar mengisi waktu. Peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan social yang telah diterima, terutama pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain. V.Teory Johary Windows Komunikasi yang dilakukan tanpa mengenal sasaran, maka yang disalahkan adalah komunikatornya. Komunikator adalah pengambil inisiatif terjadinya suatu proses komunikasi. Dia harus mengenal dirinya, sebab dengan mengenal diri kita dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada pada diri kita. Untuk memahami diri sendiri Joseph Luft dan Harrington Ingham mengembangkan konsep Johari Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai sebuah jendela. 'Jendela tsb terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang di sembunyikan. Keempat sel tsb adalah gelap tidak disadari. Berikut ini disajikan gambar ke 4 sel tsb. JOHARI WINDOW( Jendela Johari ) DR %ERBUKA (Diketahui diri sendiri & orang lain) DR BU%A (%idak diketahui diri sendiri tetapi diketahui orang lain. Diri %ersembunyi / Rahasia (Diketahui diri sendiri, tapi tidak diketahui orang lain) Diri Gelap (%idak diketahui diri sendiri maupun orang lain) D.KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP / K) I.Pengertian KIP / K Komunikasi interpersonal adalah pertukaran informasi, perasaan atau pemikiran antar manusia (individu) secara tatap muka, verbal dan non verbal. Karena sifat dari interaksi ini adalah langsung dan segera, komunikasi interpersonal merupakan inti dari semua hubungan antar manusia, sedangkan proses komunikasi interpersonal adalah suatu proses dua arah lingkaran interaktif dimana pihak-pihak yang berkomunikasi saling bertukar pesan secara verbal dan non verbal (arus pesan). Kedua pihak menjadi pengirim maupun penerima pesan. Dalam proses ini si penerima menafsirkkan pesan si pengirim sebelumnya dan memberikan tanggapan dengan pesan yang baru, dengan kata lain komunikasi interpersonal adalah proses tatap muka penyampaian informasi dan saling pengertian antara dua atau lebih individu. Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tsb. Proses konseling menggambarkan adanya kerjasama antara bidan selaku konselor dengan klien dalam mencari tahu tentang masalah yang dihadapi klien. Proses ini memerlukan keterbukaan dari klien dan bidan agar mencapai jalan keluar pemecahan masalah klien. Manfaat konseling adalah meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal masalah, merumuskkan alternative, memecahkan masalah dan memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah secara mandiri. II.Factor - Faktor Penghambat KIP / K

aktor-faktor penghambat KP / K antara lain : a)aktor ndividual O aktor fisik OSudut pandang Oaktor sosialOBahasa b)aktor-faktor yang berhubungan dengan interaksi O%ujuan dan harapan terhadap komunikasi OSikap terhadap interaksi OPembawaan diri seorang terhadap orang lain (seperti kehangatan, perhatian, dukungan) OSejarah hubungan c)aktor Situasional Percakapan diperngaruhi oleh kondisi lingkungan, situasi percakapan kesehatan antara bidan dan klien akan berbeda dengan situasi percakapan antara polisi dengan pelanggar lalu lintas. d)Kompetensi dalam melakukan percakapan Agar efektif, suatu interaksi harus menunjukkan perilaku kompeten dari kedua pihak. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah : OKegagalan menyampaikan informasi penting OPerpindahan topic bicara yang tidak lancer OSalah pengertian Hal hal penting dalam hubungan interpersonalAda berbagai sisi dalam suatu interaksi individu, verbal atau non verbal. Bidan hendaknya menaruh perhatian betul tidak saja terhadap tanda-tanda verbal, tetapi juga terhadap perilaku non verbal. %anda-tanda verbal dan non verbal yang bidan tunjukan kepada klien dapat mempunyai efek panjang terhadap apa yang kita ingin capai. Jika kita mengharapkan klien kembali untuk melakukan pemeriksaan, melahirkan dan mendapat asuhan kesehatan lainnya, kita pertama-pertama harus mendapat kepercayaan klien dan menunjukkan perhatian terhadapat klien. Bidan perlu introspeksi terhadapat perilaku sendiri maupun terhadap perilaku klien. ndikator hubungan interpersonal yang positif Menyambut klien dengan cara yang dapat diterima mereka Ramah dan terbuka Menyediakan waktu untuk mendengarkan merekaMenjawab semua pertanyaan dengan benar / memuaskan %etap sabar meskipun klien menanyakan hal yang sama berulang- ulang Sikap lain-lain yang memungkinkan untuk lebih berpartisipasi dalam asuhannya, adalah : percaya, memperhatikan, pengertian, saling menghormati, dan kesediaan untuk membantu. III.Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap KIP / K 1)Memahami diri sendiri Pemahaman diri bertujuan untuk mengetahui dan mengenal siapakah diri kita, apakah persepsi anda dengan orang lain terhadap diri sendiri sama. Misalnya mungkin anda sudah merasa ramah, namun menurut orang lain belum, anda masih judes, galak dan lain-lain. Pemahaman diri meliputi pengetahuan tentang siapa aku, apa kelemahanku, bagaimana perasaanku, apa keinginanku, dan sebagainya. Pemahaman diri penting karena pekerjaan bidan berhadapan dengan berbagai pengalaman dan kondisi biologis, psikologis, sosiologis dari kliennya. )Pengetahuan, keterampiIan, dan sikap yang dimiIiki konseIor Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas sebagai komunikator maupun konselor dipengaruhi 3 hal, yaitu : Aspek Kognitif, Psikomotrik, dan Afektif (perasaan, sifat, dan sikap). Pengetahuan menunjukkan aspek kognitif, keterampilan mencerminkan aspek psikomotor, dan sikap mencerminkan aspek afektif. Bidan dalam melaksanakakn tugasnya sebagai komunikator dan konselor, dipengaruhi 3 aspek tsb. Keberhasilannya tergantung dari pengetahuan, dan sikap yang dimiliki. Ketiga aspek tsb saling terintegrasi. Pengetahuan dan sikap yang harus dimiliki seorang bidan sebagai konselor antara lain : a)Pengetahuan (Kognitif) Meliputi pengetahuan tentang : Kesehatanlmu kebidanan dan kandungan Masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan pasca persalinan dan upaya pencegahan serta penatalaksanaanya. Keyakinan akan adat istiadat dan normal tertentu Alat / metode kontrasepsi Hubungan antar manusia Komunikasi interpersonal dan konseling Psikologi b)Keterampilan (Psikomotorik) Harus terampil dalam : Membantu proses persalinan dan berbagai masalah kesehatan Menggunakan alat-alat pemeriksaan tubuh klien Melakukan komunikasi interpersonal dan konseling Menggunakan alat bantu visual untuk membantu pemberian informasi kepada klien Mengatasi situasi genting yang dihadapi klien Membantu klien dalam membuat keputusan Selain pengetahuan dan keterampilan tsb di atas, bahwa bidan harus memiliki dan menguasai kompetensi yang meliputi :Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu social, kesehatan masyarakat dan etika yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggisesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua. Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi dini, pengotan atau rujukan. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir. Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan 5 tahun). Bidan merupakan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita / ibu dengan gangguan system reproduksi. c)Sikap (Afektif) Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain Bersikap ramah, sopan dan santun Menerima klien apa adanya Empati terhadap klien Membantu dengan tulus %erbuka terhadap pendapat orang lain Menurut Carl Rogers agar konseling efektif, ada 3 kualitas diri (sikap) yang perlu dimiliki oleh seorang konselor : E (Empathy) / empati : memandang dengan kerangka berpikir klien, berusaha memahami dan berpikir bersama klien. A(Authenticity) / otentik atau congruence / kongktruen atau genuineness : konselor tahu perasaannya sendiri, memahami diri sendiri, yang dialami dan dirasakan tidak selaras, tidak berpura-pura .R (Unconditional Positif regard) atau acceptance. Menerima klien apa adanya, tanpa syarat, menghormati dan menghargai. 3)Pengaruh pemahaman diri terhadap KIP / K Bidan perlu memahami bagaimana menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan, dan kegembiraan klien. Bidan harus tahu bagaimana dirinya sendiri bersikap, apakah mudah cemas, mudah tersinggung, dan sebagainya, sehingga ia tahu keterbatasan diri sewaktu melayani klien. Bidan yang tidak memahami dirinya sendiri, kemungkinan akan mengalami kesulitan memahami apa yang dialami klien. Misalnya tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut bidan, bidan tidak akan dapat berkomunikasi dengan baik, karena kurang dapat menerima klien apa adanya. E.KETERAMPILAN OBSERVASI I.Tingkah Laku VerbaI dan Non VerbaI a.%ingkah laku / komunikasi verbal Mempunyai karakteristik : Jelas dan ringkas Komunikasi berlangsung efektif, sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan, makin kecil kemungkinan terjadi kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan bicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan yang disampaikan. Penerima pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana. Ringkas dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secara sederhana. Perbendaharaan kata Penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien. Komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan oleh bidan, klien menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan istilah yang dimengerti oleh klien. Arti denotative dan konotatif Dalam berkomunikasi dengan klien dan keluarganya, bidan harus mampu memilih kata-kata yang tidak banyak disalahtafsirkan, terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien. Arti denotative memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Kata "serius dipahami oleh klien sebagai suatu kondisi mendekati kematian, tetapi bidan akan menggunakan kata "krisis untuk menjelaskan keadaan yang mendekati kematian. ntonasi Suara komunikator mampu mempengaruhi arti pesan. Nada suara pembicaraan mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. Bidan harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan klien karena maksud untuk menyampaikan rasa tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalang oleh intonasi nada suara bidan. Kecepatan berbicara Keberhasilan komunikasi verbal dipengaruhi oleh kecepatan bicara dan tempo bicara yang tepat. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bidan sedang menyembunikan sesuatu terhadap klien. Bidan sebaiknya tidak berbicara dengan cepat sehingga kata-kata tidak jelas. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal tertentu, member waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti kata.Selaan yang tepat dapat dilakukan dengan memikirkan apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya, menyimak isyarat nonverbal dari pendengar yang mungkin menunjukkan ketidakmengertian. Bidan juga bisa menanyakan kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu lambat atau cepat dan perlu untuk diulang. HumorHumor meningkatkan keberhasilah bidan dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Dugan (1988) menyatakan bahwa tertawa membantu mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres sehingga meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Namun bidan perlu berhati-hati jangan menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien. b.%ingkah laku / komunikasi non verbal Pengertian Perilaku non verbal adalah mencakup segala ungkapan dalam bentuk cara menatap mata, bahasa tubuh, kualitas suara, merupakan indicator penting yang mengungkapkan apa yang sedang terjadi dalam diri klien. DR Hess (1970) mengartikan bahasa tubuh sebagai gerakan refleksif dan non refleksif. Sebagian atau seluruh badan digunakan seseorang untuk mengkomunikasikan pesan emosional kedunia luar. Dia menekankan bahwa bahasa tubuh yang tidak bicara ini amat tergantung kepada perbedaan budayan dan lingkungan. %ujuan melakukan observasi perilaku nonverbal OPerilaku nonverbal amat diperlukakn untuk konselor memahami atau memperjelas makna bahasa klien yang diucapkan seorang klien. ODengan membaca bahasa tubuh klien akan timbul sikap empati, memahami dan menghargai klien (peka terhadap klien) Memahami klien dan memperoleh informasi yang sesuai dan lengkap tentang perasaan, kebutuhan dan harapannya. c.%ingkah laku / komunikasi non verbal Penampilan fisik Penampilan fisik bidan mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan kebidanan yang diterima. Penampilan merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. kesan pertama timbul 20 detik sampai empat menit pertama. 84% dari kesan terhadap seseorang berdasarkan penampilannya. Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status sosial, pekerjaan, agama, budaya dan konsep diri. Bidan yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif. Sikap tubuh dan cara berjalan Sikap tubuh dan cara berjalan mencerminkan konsep diri, alam perasaan dan kesehatan. Bidan dapat menyimpulkan informasi yang bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh factor fisik seperti rasa sakit, obat atau fraktur. Ekspresi wajahWajah merupakan bagian tubuh yang paling ekspresif. Hasil penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah, yaitu terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan dipersepsikan sebagai orang yang dapat dipercaya dan memungkinkan untuk menjad pengamat yang baik. Bidan sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara dengan klien. Oleh Karena itu, ketika berbicara, bidan sebaiknya duduk sehingga tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar. SentuhanKasih sayang, dukungan emosional dan perhatian diberikan melalui sentuhan. Sentuhan merupakan bagian penting dalam hubungan bidan-klien, namun harus memperhatikan norma sosial. Ketika memberikan asuhan kebidanan, bidan menyentuh klien, seperti ketika memandikan, melakukan pemeriksaan fisik, atau membantu berpakaian. Perlu disadari bahwa keadaan sakit membuat klien tertanggung pada bidan untuk melakukan kontak interpersonal sehingga sulit untuk menghindari sentuhan. Bradley & Edinburg (1982) dan Wilson & Kneisl (1992) menyatakan bahwa perlu diperhatikan apakah penggunaan sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh klien sehingga harus dilakukan dengan kepekaan dan hati-hati. d.Klasifikasi perilaku non verbal Berdasarkan penelitian, tingkah laku nonverbal dapad dikelompokkan menjadi : Body motion atau kinesics behavior. %ermasuk didalamnya : gestures (gerak isyarat), gerakan tubuh, peryataan air muka, perilaku / gerakan mata. Physical characteristic (karakteristik fisik) : yang termasuk tanda-tanda fisik yang tak bergerak seperti bau badan / mulut, berat, tinggi, dan sebagainya.%ouching behavior, yaitu perilaku-perilaku dalam kokntak dengan orang lain seperti usapan, salaman, ucapan selamat tinggadl, memukul, dan memegang. Paralanguage, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan lisan / bahasa / suara, termasuk kualitas bahasa seperti tekanan suara, ritma /irama, tempo, artikulasi, resonansi, dan karakteristik vocal. Proxemics. Penggunaan jarak atau kedekatan. Artifac : penggunaan lipstick, parfum, kacamata, wig, dan lain-lain. Environmental factors : penggunaan perabotan, dekorasi interior, lampu-lampu, harum-harum, warna, temperature, music, suara. II.Pengamatan dan penafsiran / interpretasi Pengamatan obyektif adalah berbagai tingakah laku yang kita Iihat dan dengar. Misalnya : jalan mondar mandir, tangan dikepala, dan sebagainya.Bidan perlu mengamati tingkah laku klien secara verbal dan non verbal untuk mengidentifikasi pesan-pesan yang tidak sejalan (sinkron dan campur aduk). Hal-hal apa saja yang telah dilihat, didengar dan dirasakan dari sisi klien. Bidan menggabungkan informasi ke dalam tiga kategori, hal-hal yang diamati / diobservasi yaitu : a)%ingkah laku non verbal klien Penampilan umum : keterampilan Cara menatap Menatap mata / tidak : melihat ke bawah / kea rah sudut ruang Bahasa tubuh Postur kaku / terlalu banyak bergerak / ada gerakan tertentu / tidak bertenaga, tegang, dan sebagainya Kualitas suara dan gaya bicaraSuara keras / lemah, intonasi jelas / datar, gagap / tegas, dan sebagainya. Merupakan indicator penting yang mengungkapkan apa yang sedang terjadi pada klien. b)%ingkah laku verbal kllien Kapan klien beralih topic Apa saja kata-kata kunci Penjelasan-penjelasan yang disampaikan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. c)Kesenjangan tingkah laku verbal dan non verbal klien Kesesuaian antara tingkah laku verbal dan non verbal Kesesuaian antara dua buah pertanyaan Kesesuaian antara apa yang diucapkan dan apa yang dikerjakan. Seorang bidan yang tajam pengamatannya akan memperhatikan bahwa ada beberapa konflik / ketidaksesuaian antara tingkah laku verbal dan non verbal, antara 2 buah pertanyaan antara apa yang diucapkan dan apa yang dikerjakan. Penafsiran adalah kesan yang kita berikan terhadap apa yang kita lihat (amati) dan kita dengar : Misalnya : Kesal karena terlalu lama menunggu Marah karena tidak diperhatikan oleh bidan Sedih karena abortus Dan lain-lain Pengamatan tingkah laku non verbal menunjuk kita untuk melakukan suatu penafsiran. Kemungkinan penafsiran bisa saja salah. Perlu dilakukan penelaahan lebih lanjut dengan bertanya atau mendengarkan secara aktif. III.Tujuan keterampiIan observasi Menjelaskan tingkah laku verbal dan non verbal sebagai obyek observasi Menjelaskan perbedaan antara pengamatan obyektif dan penafsiran Menerapkan keterampilan observasi KETERAMPILAN MEMBINA HUBUNGAN BAIK Membina hubungan baik adalah dasar dari pemberian konseling pada klien. Dengan adanya hubungan yang baik akan menciptakan keterbukaan dari klien terhadap bidan. Ada 3 cara yang membantu klien merasa aman setelah membuka informasi pribadinya, yakni : 1)Mengakhiri pembicaraan secara halus Konselor perlu mengetahui proses mengakhiri pembicaraan yang biasanya berlangsung. Ketika mendekati akhir sebuah pembicaraan konseling, sebaiknya konselor : Memberi tanda bahwa pembicaraan akan berakhir Membuat rangkuman Mengatakan bahwa hasil pembicaraan tidak harus dipraktikkan Memberikan penegasan Mengajak untuk melanjutkan pembicaraan di waktu lain Memberikan pernyataan tertutup Mengubah topic pembicaraan 2)Memperhatikan kelangsungan hubungan dimasa mendatangKetika mengetahui bahwa anda adalah seorang pendengar yang baik, klien mungkin akan berbicara lagi dengan anda di waktu lain. Pada umumnya keinginan itu tidak akan menimbulkan masalah bagi anda jika klien tidak terlalu sering melakukannya. 3)Menunjuk konselor yang lebih kompeten Ketika klien datang kepada konselor berulangkali dan menceritakan hal yang sama, maka konselor harus menyadari bahwa klien membutuhkan bantuan khusus dari konselor yang lebih kompeten. Hubungan bersifat tidak pasti atau permanen. Hubungan memiliki factor-faktor yang membantu untuk menentukan batas teritori percakapan kita. 1.actor-faktor yang membantu untuk menentukan batas teritori percakapan : a)Status Status adalah kedudukan yang anda akui pada orang lain dikaitkan dengan anda. Anda melihat diri anda sendiri tinggi atau rendah dalam status hubungan anda dengan orang lain. Orang memberi status pada orang lain. Status adalah bukti derajat penghargaan, keakraban atau penolakan terhadap orang lain. b)KekuatanKekuatan adalah kendali manusia untuk mendesak satu sama lain. Jika anda dapat mempengaruhi atau mengendalikan sikap seseorang dengan segala cara maka anda mempunyai kekuatan atas mereka. c)PeranPeran adalah perilaku yang diharapkan seseorang terhadap orang lainnya. Orang cenderung bercakap-cakap dengan orang lain sesuai perannya. Misalnya jika anda seorang Bidan maka orang akan cenderung bercakap-cakap dengan anda sesuai peran anda sebagai seorang bidan. d)Kegemaran Percakapan dapat berhasil pada orang yang walau tidak saling mengenal tetapi memiliki kegemaran yang sama, sehingga dapat terjalin suatu hubungan. 2.Sikap dan perilaku dasar yang dibutuhkan Dalam membina hubungan baik terdapat sikap dann perilaku dasar yang dibutuhkan seorang bidan yaitu dapat menerapkan SOLER dalam melakukan komunikasi dengan klien. SOLER merupakan akronim dari : S O L E R

S:ace your clients Squarely (menghadap ke klien) dan smile / nod at client (senyum / mengangguk ke klien) O :Open and non-judgemental facial expressions (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai) L :Lean towards client (tubuh condong ke klien) E :eye contact in a culturally-acceptable manner (kontak mata atau tatap mata sesuai cara dan budaya setempat) R :Relaxed and friendly manner (santai dan sikap bersahabat) ntonasi dan volume suara dapat mencerminkan sikap hangat / tidaknya seseorang. Suara yang keras, mengebu-gebu, kurang menunjukkan kehangatan dibandingkan dengan volume dan intonasi suara yang lembut, tidak terlalu keras. %iga hal penting lain yang perlu diperhatikan pada waktu melakukan konseling agar hubungan baik lebih mantap, yaitu : Menunjukkan tanda perhatian verbal, yang dimaksud adalah kata-kata pendek seperti : hemm., ya, IaIu, oh ya, terus, begitu, ya, dan penguIangan kata-kata penting yang diucapkan oleh klien. Menjalin kerjasama, dalam koseling, bidan yang baik adalah bidan yang mementingkan hubungan baik dengan klien. Hal ini akan terwujud apabila selama proses konseling bidan selalu berusaha bekerjasama dengan klien. Memberi respon yang positif, pujian dan dukungan. Memberi pujian maksudnya mengungkapkan persetujuan atau kekaguman sehingga mendorong tingkah laku yang baik, penghargaan terhadap usasha yang dilakukan klien dengan baik. Member dukungan maksudnya member dorongan, kepercayaan dan harapan pada klien, agar klien tahu bahwa bidan percaya klien dapat mengatasi masalah dan membantu klien mengatasi masalahnya. Contoh perilaku respon positif yang mendukung terciptanya hubungan baik : Bersalaman dengan ramah Mempersilahkan duduk Bersabar %idak menginterupsi / memotong pembicaraan klien Menjaga rahasia klien %idak melakukan penilaian (misal : menyalahkan klien) Mendengarkan dengan penuh perhatianMenanyakan alasan kedatangan klien Menghargai apapun pertanyaan maupun pendapat klien. MENDENGAR AKTIF 1.KeterampiIan Mendengar Dalam komunikasi interpersonal dan konseling (KP / K) terdapat 4 bentuk mendengarkan yang bisa kita gunakan sesuai dengan situasi yang dihadapi, yaitu : a)Mendengar pasif (diam) Dilakukan antara lain bila klien sedang menceritakan masalahnya : berbicara tanpa henti, menggebu-gebu dengan ekspresi perasaan kesal atau sedih. Selain itu bila berhenti sejenak, konselor dapat mendengar pasif untuk memberikan kesempatan menenangkan diri. b)Memberi tanda perhatian verbal dan non verbalDilakukan antara lain sewaktu klien berbicara panjang tentang peristiwa yang terjadi pada dirinya. Selain diam, konselor mendengarkan dengan memberikan ungkapan kata verbal untuk menyemangati klien berbicara. Seperti : Hmm., yaa., lalu., oh... begitu, terus., atau sesekali mengangguk. c)Mengajukan pertanyaan untuk mendalami dan klarifikasiDilakukan bila konselor ingin mendalami apa yang diucapkan / diceritakan klien. Misalnya : "Bagaimana hubungan ibu dengan saudara-saudara suami? "Apakah maksud ibu dengan perbuatan yang tidak layak itu? d)Mendengar aktif Yaitu dengan memberikan umpan balik / merefleksikan isi ucapan dan persaan klien. Melakukan refleksi yang tepat dan menghargai perasaan klien merupakan hal yang perlu dan penting dalam proses konseling. Sebelum klien siap dan mau mengatakan situasinya, mendengarkan pilihan-pilihan, dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi, klien terlebih dahulu harus percaya bahwa konselor mendengarkan dan mengerti akan persaannya, kepentingan klien dan keprihatinannya. Manfaat fefleksi adalah : Mendorong seseorang menyadari bahwa anda telah dan sedang mendengarakannya dan memahami apa yang dikatakannya. Memungkinkan seseorang lebih memahami perasaan emosional dan isi pembicaraannya. Mendorong seseorang melanjutkan pembicaraannya 1)Refleksi isi atau paraphrasing Adalah menyatakan kembali ucapan klien dengan kata-kata lain, memberikan masukan kepada klien tentang inti ucapan yang baru dikatakan klien dengan cara meringkas dan memperjelas ucapan klien. Contoh : Klien :"%iap saya selalu disibukkan dengan perkerjaan rumah, mengurus anak, dalam keadaan hamil seperti ini saya ingin meminta bantuan suami untuk mengerjakan pekerjaan rumah, tetapi apakah suami saya mau. Karena suami saya sering mengatakan bahwa pekerjaan rumah adalah pekerjaan perempuan, padahal semestinya tidak kan, Bu? Bidan :"bu minta bantuan suami mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang terasa berat dalam keadaan hamil seperti sekarang ini, tapi tidak yakin suami mau? 2)Refleksi perasaanAdalah mengungkapkan perasaan klien yang teramati oleh konselor dari intonasi suara, raut wajah dan bahasa tubuh klien walaupun dari hal-hal yang bersirat dari kata-kata verbal klien. Contoh : Klien:"%iap hari saya selalu disibukkan dengan pekerjaan rumah, mengurus anak, dalam keadaan hamil seperti ini saya ingin minta bantuan suami untuk mengerjakan pekerjaan rumah, tetapi apakah suami saya mau. Karena suami saya sering mengatakan bahwa pekerjaan rumah adalah pekerjaan perempuan, padahal semestinya tidak begitu kan, Bu? Namanya berrumah tanggakan harus sama-sama, apalagi saya sedang hamil begini, iya kan Bu? Bidan:"bu merasa kesal dengan sikap suami yang tidak membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dalam keadaan hamil seperti sekarangini! Refleksi perasaan mencakup 3 tujuan : Klien berpikir mengenai bagaimana perasaannyaKonselor mengetahui apakah klien mengalami kebingungan Jika mengalami kebingungan, klien dan konselor akan meluruskannya melalui diskusi Persamaan dan perbedaan merangkum dengan refleksi isi :Merangkum hampir sama dengan fefleksi isi, namun berbeda. Perbedaannya adalah Merangkum dilakukan setelah beberapa waktu yang lebih lama dan mencakup beberapa informasi yang diucapkan klien Merangkum digunakan di awal dan akhir dari percakapanUntuk transisi (peralihan) antar topikMemberikan penjelasan panjang terhadap masalah klien yang rumit Hal-hal yang perlu diperhatikan atau tips dalam mendengar aktif meliputi : %erima klien apa adanya. Hargai klien sebagai individu yang berbeda dari individu lainnya. Dengarkan apa yang dikatakan klien dan bagaiman ia mengatakan hal itu. Perhatikan intonasi suara, pemilihan kata, ekspresi wajah, dan gerakan-gerakan tubuh. %empat diri pada posisi klien selama mendengarkanKadang-kadang lakukan mendengar aktif (diam). Beri waktu pada klien untuk berpikir, bertanya dan berbicara. Sesuaikan dengan kecepatan klien. Dengarkan klien dengan seksama, jangan berpikir apa yang anda katakana selanjutnya. Lakukan pengulangan (refleksi) apa yang anda dengar, sehingga anda dan klien tahu bahwa anda telah paham. Duduk menghadap klien dengan nyaman, hindari gerakan yang mengganggu, tatap dan perhatikan klien ketika berbicara. %unjukkan tanda perhatian verbal (Hmmm, yaaa, lalu, terus, oh begitu) dan verbal (sesekali mengangguk). .KeterampiIan bertanya a)%ujuan mendengarkan dan bertanya adalah : Mendorong klien untuk berbicara Menunjukkan minat dan perhatian kita terhadap klien Meningkatkan kesadaran kita terhadap perasaan klien Memperoleh informasiMemberikan suatu arahan percakapan terhadap klien b)Jenis pertanyaan Semua jenis pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi pertanyaan tertutup dan terbuka Pertanyaan tertutup Menghasilkan jawaban "ya atau "tidak yang berguna untuk mengumpulkan informasi yang factual (biasanya dilakukkan pada awal-awal percakapan). Bila menginginkan jawaban yang pendek dan khusus Kegunaan untuk menanyakan riwayat kesehatan, data diri. Contoh : "Apakah ibu senang dengan kehamilan anak ketiga ini? "Apakah suami ibu menerima kehamilan ibu yang ketiga ini? "Berapa jumlah anak bu?"Apakah bu pernah mengalami keguguran sebelumnya? Kelemahannya pertanyaan tertutup : a)%idak menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunikasi dan proses pengambilan keputusan b)Bidan mengontrol jalannya percakapan, klien hanya memberikan informasi yang bersangkutan dengan pertanyaan saja c)%idak mendorong seseorang untuk berbicara bebas d)Mengatasi pilihan-pilihan jawaban seseorang dan mengekangnya untuk memperluas jawabannya dan berbicara jauh Pertanyaan terbuka Jenis pertanyaan biasanya memakai kata tanya "bagaimana atau "apa Kegunaan untuk mempelajari perasaan, kepercayaan, dan pengetahuan klien Member kebebasan atau kesempatan kepada klien dalam menjawab yang memungkinkan partisipasi aktif dalam percakapan Merupakan cara yang efektif untuk menggali informasi menggunakan intonasi suara yang menunjukkan minat dan perhatian Mendorong untuk mengembangkan jawaban, melanjutkan pembicaraan, dan mengarahkan pada masalah terpenting, sehingga dapat muncul informasi-informasi yang tidak diduga dari jawaban klien. Contoh : "Bagaimana perasaan ibu dengan kehamilan anak ketiga ini? "Bagaimana perasaan dan pendapat suami dengan kehamilan ibu yang ketiga ini? c)Bertanya efektif Bertanya yang efektif kepada klien penting, karena: Dapat menilai kebutuhan klien Contoh pertanyaan : "Apa yang dapat saya bantu? "Apa masalah ibu sehingga ibu datang ke klinik? Dapat menilai pemahaman dan pengalaman klien berkaitan dengan kehamilan dan persalinan Contoh pertanyaan : "Menurut ibu, apa yang menyebabkan terjadinya masalah tsb? "Apa yang ibu lakukan ketika melihat tanda-tanda perdarahan? "Apakah ada perbedaan yang ibu rasakan antara kehamilan anak yang pertama dan kedua? Dapat menghemat waktu bidan dan klien dengan tidak mengulang informasi yang sudah diketahui klien Hal-hal yang harus diperhatikan dalam bertanya efektif : a)Gunakan intonasi suara yang menunjukkan perhatian, minat dan keakraban b)Gunakan kata-kata yang dipahami klien c)Ajukan pertanyaan satu-persatu. %unggu jawaban dengan penuh minat, jangan memotong d)Gunakan kata-kata yang mendorong klien untuk tetap berbicara seperti : "Dan, "Bagaiman?, "Lalu?, "Maksudnya? e)Bila menanyakan hal-hal yang sifatnya pribadi, jelaskan mengapa hal tsb ditanyakan f)Hindari penggunaan kata tanya "Mengapa. Karena kemungkinan klien dapat merasa "disalahkan g)Ajukan pertanyaan yang sama dengan berbagai cara bila klien belum paham h)Hindari pertanyaan yang mengarahkan i)Gunakan "pertanyaan terbuka karena lebih efektif dari pada "pertanyaan tertutup. F.MACAM-MACAM KLIEN DALAM ASUHAN KEBIDANAN I.KonseIing pada Anak-Anak Seorang anak membutuhkan bimbingan dan dukungan moral dan fisik dari keluarga yang juga akan mengatur cara pandang mereka. Karenanya hubungan anak dengan baik lainnya didasarkan pada keyakinan, perspektif, aturan dan nilai keluarga. Memehami kebutuhan anak, sangat diperlukan dalam membantu menyikapi perilaku emosional mereka. Anak-anak perlu merasa dihargai dan bangga terhadap diri sendiri. Ketika ada masalah, dan ada seuatu yang salah, anak-anak sering percaya bahwa itu sebagai kesalahan mereka. Satu hal penting yang perlu diingat berkenaan dengan anak-anak adalah bahwa mereka, mekipun sebenarnya mereka berkemampuan untuk membuat pilihan dan mengambil keputusan yang sesuai dengan diri mereka. Misalnya, merekak dapat memilih cara untuk merespons situasi-situasi sosial yang berlainan. Akan tetapi, kenyataannya banyak keputusan yang mempengaruhi keseharian mereka, secara signifikan atau ala kadarnya, dibuat oleh orang tua mereka. Membantu anak-anak menghadapi masalah-masalah serius, yang menyebabkan mereka sepenuhnya tidak berdaya dan putus asa karena masalah-masalah tsb terjadi di luar kendali mereka, melibatkan banyak keterampilan-keterampilan dan menyita waktu. II.KonseIing pada Remaja Masa remaja adalah fase kehidupan yang menandai transisi dari anak-anak ke dewasa. Seorang remaja diharapkan berubah dari ketergantungan menjadi independen, mendiri dan dewasa. Remaja mempunyai kebutuhan untuk mengembangkan identitas mereka sendiri, sehingga fase remaja adalah masa eksperimentasi dan masa untuk mencoba-coba mengambil resiko. Konseling pada masa remaja bertujuan memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi yang terjadi pada usia remaja. Sehingga cara yang terbaik untuk membantu remaja mengubah keyakinan, sikap, dan idenya adalah membantu bereksplorasi, bukan menentang mereka secara langsung. Membangun hubungan saling percaya, bersikap tidak menghakimi, memvalidasi sudut pandang remaja, melakukan refleksi, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka akan membantu para remaja merasa dihargai dan terdorong mengeksplorasikan alternative-alternatifnya menyangkut masa depan mereka. Pelaksanaan konseling pada remaja menggunakan pendekatan kelompok. Pertama, bidan perlu menjalin hubungan komunikasi secara terbuka, menerima remaja secara utuh sehingga remaja bisa secara terbuka mengungkapkan hal-hal yang belum diketahui. Untuk memperjelas arah dan tujuan proses konseling yang akan dilaksanakan, bidan memberikan masukan berupa pengetahuan tentang : 1.Perubahan fisik atau biologis sesuai dengan usia perkembangan remaja putra dan putri. 2.Perubahan emosi dan perilaku pada usia remaja 3.Proses kehamilan yang mungkin dapat terjadi pada usia remaja dan dampaknya 4.Penyalagunaan obat dan bahan yang berbahaya, termasuk dalam kelompok narkoba 5.Kenakalan remaja Bidan membentuk kelompok remaja untukmelaksanakan diskusi yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja. Dalam kegiatan konseling, bidan harus dapat menjalani dan memahaimi emosi remaja yang diekspresikan dalam komunikasi. Misalnya :Proses konseling pada remaja dengan kasus kehamilan yang tidak diinginkan. Bidan :"Assalamualaikum, mari silakan duduk (bidan sambil menjabat tangan) Klien :Waalaikumsalam.. Bidan :"Perkenalkan saya bidan Galih, ada yang bisa saya bantu Proses konseling pada dasarnya tidak cukup dengan satu kali pertemuan, kemungkinan akan berlanjut pada pertemuan berikutnya. Setiap akhir pertemuan hendaknya diupayakan untuk dapat membuat kesepakatan pertemuan berikutnya, yang berfungsi untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan pilihan jalan keluar klien. Masalah lain yang sering dialami oleh remaja adalah kehamilan tanpa ikatan pernikahan, yang dapat menimbulkan masalah bagi remaja itu sendiri, keluarga, apapun masalah yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya. Bidan sebagai konselor melaksanakan konseling terhadap remaja yang bermasalah juga kepada keluarga sebagai orang tua, bertujuan antara lain: 1.Mencegah upaya abortusprovokatusnya 2.Mendorong ibu (remaja yang hamil) untuk mencari pelayanan kesehatan 3.Mempersiapkan kelahiran bayi secara normal 4.Mempersiapkan ibu dan keluarga agar menerima kelahiran bayi 5.Pada orang tua remaja, mendorong untuk diresmikannya pernikahan putra putrinya. III.KonseIing pada CaIon Ibu atau CaIon Orang Tua Konseling pada calon ibu atau calon orang tua membantu pemahaman diri menjadi orang tua, baik sebagai ayah maupun sebagai ibu. Perubahan status kehidupan sesuai dengan perkembangan terjadi secara alami. %etapi ketika masuk masa transisi, terjadi gejolak yang alami oleh individu walaupun sifatnya hanya sementara. Salah satu peran ketika menghadapi klien adalah melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling kebidanan berkaitan dengan masalah yang dihadapi keluarga. Masalah yang dihadapi keluarga meliputi : 1.Kesehatan anggota keluarga Meliputi kondisi kesehatan ayah / suami, ibu / istri, dan anak2.Pendidikan Pendidikan formal dan non formal bagi anggota keluarga. Latar belakang pendidikan ayah dan ibu sangat berpengaruh terhadap pola piker keluarga dalam penentuan pendidikan pada anaknya. 3.Hubungan antar dan inter-keluarga Sangat berpengaruh terhadap kehidupan keluarga, terutama hubungan ibu dan ayah yang biasanya menjadi model bagi anak-anaknya. Hal ini menjadi pola perilaku anak di masyarakat di luar keluarga. Hubungan keluarga menjadi kurang harmonis karena ketidaksamaan pandangan. 4.Psikososial Masalah psikososial biasanya terjadi akibat belum terciptanya adaptasi di masyarakat, terutama terhadap norma dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat. IV.KonseIing Masa AntenataI atau KonseIing pada Ibu HamiI Konseling yang diberikan oleh bidan pada trimester pertama dan kedua adalah pemberian informasi tentang perubahan yang terjadi pada perkembangan janin sesuai usia kehamilan, serta perubahan yang terjadi pada ibu sendiri dan pencegahannya. Konseling pada trimester ketiga berfokus pada intervensi yang diberikan pada klien adalah keadaan janin dalam rahim, posisi janin yang berkaitan dengan letak janin. Persiapan persalinan baik yang letak normal ataupun yang tidak normal didahului dengan penjelasan tanda persalinan normal dan resiko tinggi. Bidan juga memberikan informasi tentang tempat bersalin sesuai dengan kondisi normal dan patologis. Bidan juga memberi informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan laktasi dan pemberian AS. Konseling pada masa antenatal pertama ditujukan pada ibu dengan kehamilan pertama, dalam hal ini bidan perlu menginformasikan beberapa hal : 1.TrimesterI Perubahan fisik Perubahan fisik yang dialami pada masa antenatal trimester pertama adalah : Mual yang dapat disertai muntah umumnya terjadi pada awal kehamilan dan reda pada kehamilan empat bulan. Keadaan ini paling mungkin merupakan reaksi sistemik terhadap peningkatan estrogen dan atau penurunan glukosa dalam darah. Konseling : Menganjurkan pada ibu untuk makan 6 x sehari dalam jumlah sedikit setiap hari. Menganjurkan ibu untuk makan beberapa keeping biscuit sebelum bangun tidur. Menganjurkan pada ibu untuk menghindari makanan atau situasi yang memperburuk rasa mual. .TrimesterII Perubahan fisik Nyeri epigastrium yang disebabkan oleh regurgitasi isi lambung yang bersifat asam kedalam esophagus, bisa disebabkan ketegangan dan muntah pada trimester ketiga. Konselingnya : Menganjurkan pada ibu untuk makan sedikit tapi seringMenganjurkan pada ibu untuk menghindari makanan secara berlebihan dan makanan yang pedas, berlemak dan gorengan. 3.TrimesterIII Perubahan psikoIogis Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan dan merasa khawatir akan keselamatannya. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek, sehingga memerlukan perhatian lebih besar dari pasangannya. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil, terdapat perasaan mudah terluka (sensitive). Hasrat seksual tidak setinggi pada trimester kedua karena abdomen merupakan sebuah penghalang. Posisi alternative untuk hubungan seksual dan metode alternative yang memberikan kepuasan seksual mungkin membantu atau malah menimbulkan perasaan bersalah jika ada ketidaknyamanan dalam berhubungan seksual. Bersikap terbuka dengan pasangan atau konsultasi dengan bidan atau tenaga kesehatan lain adalah hal yang penting. Peran bidan dalam membantu ibu menghadapi perubahan psikologis pada masa kehamilan : a)Menjelaskan bahwa apa yang dirasakan ibu adalah sesuatu yang normal. b)Mengungkapkan bahwa setiap pengalaman kehamilan adalah unik. c)Menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi, pertumbuhan bayi, tanda-tanda kelahiran, tanda-tanda bahaya kehamilan. d)Mendiskusikan tentang ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu dan cara mengatasinya. e)Mendiskusikan tentang rencana persalinan. V.KonseIing pada Ibu MeIahirkan Perubahan psikoIogis ibu meIahirkan Fase Laten : pada fase ini ibu biasanya merasa lega dan bahagia karena masa kehamilannya akan segera berakhir. Namun, pada awal persalinan wanita biasanya gelisah, gugup, cemas dan khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi. Biasanya dia ingin berbicara, perlu ditemani, tidak tidur, ingin berjalan-jalan dan menciptakan kontak mata. Pada wanita yang dapat menyadari bahwa proses ini wajar dan alami akan mudah beradaptasi dengan keadaan tsb. Fase aktif : saat kemajuan persalinan sampai pada fase kecepatan maksimum rasa khawatir wanita menjadi meningkat. Kontraksi menjadi semakin kuat dan frekuensinya lebih sering sehingga wanita tidk dapat mengontrolnya. Dalam keadaan ini wanita akan menjadi lebih serius. Wanita tsb menginginkan seseorang untuk mendampinginya karena dia merasa takut tidak mampu beradaptasi dengan kontraksinya. Kegiatan konseling pada ibu melahirkan merupakan pemberian bantuan pada ibu yang akan melahirkan dengan konseling mengatasi ketidaknyamanan berkaitan dengan perubahan fisiologis dan psikologis selama persalinan, dan kegiatan bimbingan proses melahirkan. %ujuan aktifitas ini untuk kesejahteraan ibu dan proses kelahirannya dapat berjalan dengan semestinya. Langkah dalam konseling kebidanan pada ibu melahirkan : Menjalin hubungan yang mengenakkan (rapport) dengan klien Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang positif. KehadiranMerupakan bentuk tindakan aktif keterampilan yang meliputi mengatasi semua kekacauan / kebingungan, memberikan perhatian total pada klien. Bidan dalam memberikan pendamping klien yang bersalin difokuskan secara fisik dan psikologis. Mendengarkan Bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien. Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalin Sentuhan bidan terhadap klien akan memberikan rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi. Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan Merupakan upaya untuk memberikan rasa percaya diri pada klien, bahwa klien dapat menyelesaikan persalinannya. Memandu persalinan dengan memandu Misalnya : Bidan menganjurkan kepada klien untuk meneran pada saat his berlangsung. Mengadakan kontak fisik dengan klien Misalnya : mengelap keringat, mengipasi, memeluk pasien, menggosok punggung klien. Memberikan pujian kepada klien atas usaha yang telah dilakukannya Misalnya : Bidan mengatakan : "Bagus ibu, pintar sekali menerannya. Memberikan ucapan selamat kepada klien atas kelahiran putranya dan mengatakan ikut berbahagia. VI.KonseIing pada Ibu Nifas Bantuan konseling pada ibu nifas, meliputi : adaptasi pada masa nifas, teknik menyesui dan perawatan payudara atau manajemen laktasi. Pemahaman klien terhadapat keadaan dirinya perlu memperoleh bantuan, ha tsb karena klien masih dalam keadaan lelah akibat persalinan, adanya persaan nyeri setelah bersalinan, engorgement, proses involusi, proses lokhea, laktasi. Pelaksanaan asuhan kebidanan dengan rawat gabung (rooming in) yang artinya pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayinya. Dalam keadaan tsb, ibu diajak untuk mulai memperhatikan bayinya dan mulai melakukakn kedekatan antar ibu dan bayinya. Dalam proses konseling, bidan sebagai konselor harus mampu mendengarkan klien dan melaksanakan bimbingan dan pelatihan kepada ibu dalam rangka memandirikan ibu dalam rangka merawat dan memenuhi kebutuhan bayinya. Bidan memeriksa keadaan fundus uteri dengan penuh kelembutan perabaan serta melakukan komunikasi dengan klien dan menerima segala keluhan klien. Bidan membimbing klien dalam melaksanakan proses menyusui yang baik pada proses rawat gabung. Bidan mencontohkan cara memegang bayi dengan kasih sayang penuh. VII.KonseIing KeIuarga Berencana (KB) Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayananan KB. Dengan melakukan konseling, berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Disamping itu dapat membuat klien merasa lebih puas. Baik terutama bagi CaIon KIien KB baru : a.Perlakuan klien yang baik Petugas bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap klien, dan menciptakan suasana rasa percaya diri sehingga klien dapat berbicara secara terbuka dalam segala hal termasuk masalah-masalah pribadi sekalipun. Petugas meyakinkan klien bahwa petugas (bidan) tidak akan menceritakan rahasia klien dengan orang lain dan akan menjaga kepercayaan. b.nteraksi antara petugas dank lien Petugas mendengarkan, mempelajari dan menanggapi keadaan klien karena setiap klien mempunyai kebutuhan dan tujuan reproduksi yang berbeda. Bantuan terbaik seorang petugas adalah dengan cara memahami bahwa klien adalah klien yang membutuhkan perhatian dan bantuan. Oleh karena itu, petugas harus mendorong agar klien berani berbicara dan bertanya. c.Memberikan informai yang baik terhadap klien Dengan mendengarkan apa yang disampaikan klien berarti petugas rela mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap klien. Contoh : pasangan muda yang menikah mungkin lebih banyak informasi mengenai masalah untuk menjarangkan kehamilan. Bagi wanita dengan usia dan jumlah anak cukup mungkin lebih membutuhkan informasi mengenai metode operasi (tubektomi dan vasektomi). d.Hindari pemberian informasi yang berlebihan Klien membutuhkan penjelasan untuk menentukan pilihan (informed choice). Namun tidak semua klien dapat menangkap semua informasi tentang berbagai jenis kontrasepsi. %erlalu banyak informasi yang diberikan akan menyebabkan kesulitan bagi klien dalam mengingat informasi yang penting. Hal ini disebut kelebihan informasi. Pada waktu memberikan informasi petugas harus memberikan waktu bagi klien untuk berdiskusi, bertanya dan mengajukan pendapat. e.%ersedianya metode yang diinginkan klien Petugas membantu klien untuk membuat keputusan sesuai dengan pilihannya, dan harus tanggap terhadap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan atau menagguhkan penggunaan kontrasepsi. Di dalam melakukan konseling petugas mengkaji apakah klien sudah mengerti mengenai jenis kontrasepsi, termasuk keuntungan dan kerugian serta bagaimana cara penggunaannya. Konseling mengenai kontrasepsi yang dipilih dimulai dengan mengenal berbagai jenis kontrasepsi tsb. Dengan demikian petugas membantu klien untuk membuat suatu keputusan (informed choice). Bila klien memperoleh pelayanan kontrasepsi sesuai dengan pilihannya, klien akan menggunakan kontrasepsi tsb lebih lama dan lebih efektif. f.Membantu klien untuk mengerti dan mengingat Petugas memperlihatkan contoh alat kontrasepsi dan mendorong klien untuk memahami dan memperlihatkan bagaimana cara-cara penggunaannya. Petugas juga memperlihatkan dan menjelaskan menggunakan flip charts, poster, pamphlet, atau halaman bergambar. Petugas juga perlu melakukan penilaian bahwa klien telah mengerti. Jika memungkinkan, klien dapat membawa bahan-bahan tsb ke rumah. Hal ini akan membantu klien mengingat apa yang harus dilakukan juga dapat member tahu kepada orang lain. G.PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1.Strategi Membantu KIien daIam PengambiIan Keputusan Melakukan strategi membantu klien dalam pengambilan keputusan :Setiap keputusan yang bersifat kompleks, terdapat banyak factor dan perasaan tercakup di dalamnya. a)Ada 4 strategi yang dapat membantu klien membuat keputusan : Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya. Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan. Membantu klien mengevaluasi pilihan. Membantu klien menyusun rencana kerja. b)3 K dalam pembuatan keputusan yang baik Langkah pertama dentifikasi kondisi yang dihadapi oleh klienLangkah kedua Susunlah daftar kehendak atau pilihan keputusanLangkah ketiga Untuk setiap pilihan, buatlah daftar konsekuensinya baik yang positif maupun yang negative. PengambiIan keputusan, pemecahan masaIah, perencanaan Sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi atau membantu perencanaan untuk mengatasi. c)%ahapan ini merupakan inti dari proses konseling : Konselor membantu klien memahami permasalahannya Konselor membantu memberikan alternative pemecahan masalahKonselor membantu klien memilih alternative pemecahan masalah dengan segala konsekuensinya. .Faktor-Faktor yang Mempengaruhi isikDidasarkan pada rasa yang dialami tubuh, sepeti ; rasa sakit, tidak nyaman, atau nikmat. Ada kecenderungan menghindarkan tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang; atau sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan. EmosionalDidasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada situasi secara subjektif.

RasioanalDidasarkan pada pengetahuan. Orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konskuensinya. PraktikalDidasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakannya. Seseorang akan menilai potensi dir dan kepercayaan dirinya melalui kemampuan dalam bertindak. nterpersonalDidasarkan pada pengaruh jaringan-jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang ke orang lainnya dapat mempengaruhi tingakan individual.

StructuralDidasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik, lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu. 3.Tipe PengambiIan Keputusan a)Pengambilan keputusan untuk tidak berbuat apa-apa karena ketidaksanggupan atau merasa tidak sanggup. b)Pengambilan keputusan intuitif, sifatnya segera; langsung diputuskan, karena keputusan tsb dirasakan paling tepat. c)Pengambilan keputusan yang terpaksa, karena segera dilaksanakan. d)Pengambilan keputusan yang reaktif. Sering kali dilakukan dalam situasi marah dan tergesa-gesa. e)Pengambilan keputusan yang ditangguhkan, dialihkan pada orang lain yang bertanggung jawab. f)Pengambilan keputusan secara berhati-hati : dipikirkan baik-baik, mempertimbangkan berbagai pilihan. %egaskan bahwa bidan bertujuan membantu klien dengan berhati-hati, bijaksana serta mengambil keputusan yang didasarkan pada pengetahuan, fakta dan juga mempertimbangkan semua pilihan. 4.Pemberian Informasi Efektif Pemberian informasi ini dilakukan setelah mendengarkan dengan aktif masalah klien dan pertanyaan klien tentang informasi. Konseling bukan proses pemberian informasi, tetapi dalam proses konseling mengandung unsur pemberian informasi setelah konselor memperoleh data atau informasi tentang keadaan dan kebutuhan klien dan informasi yang diberikan sesuai kondisi dan kebutuhan klien. Pemberian informasi efektif, bila : a)nformasi yang diberikan spesifik, dapat membantu klien dalam membuat keputusan. b)nformasi disesuaikan dengan situasi klien, dan mudah dimengerti. c)Diberikan dengan memperhatikan hal-hal tsb : Singkat, dan tepat (pilih hal-hal penting yang perlu diingat klien). Menggunakan bahasa sederhana. Gunakan alat bantu visual sewaktu menjelaskan. Beri kesempatan klien bertanya dan minta klien mengulang hal-hal penting yang perlu diingat. .Saat-Saat SuIit DaIam Penerapan KIP / K Upaya mengatasi Saat - Saat "Sulit dalam KP / K Diam Klien menangis Konselor meyakinkan bahwa tidak ada pemecahan bagi masalah klien Konselor melakukan kesalahan Konselor tidak tahu jawaban dari pertanyaan klien Klien menolak bantuan konselor Klien merasa tidak nyaman dengan jenis kelamin konselor Waktu yang dimiliki konselor terbatas Konselor tidak dapat menciptakan rapport (hubungan) yang baik Konselor dan klien sudah saling kenal Klien berbicara terus dan yang tidak dibicarakan tidak sesuai dengan materi pembicaraan Klien bertanya tentang hal hal pribadi konselor Konselor merasa dipermalukan dengan suatu topic pembicaraan Keadaan "kritis H.PROSES DAN PRAKTEK KIP / K DALAM PELAYANAN KEBIDANAN