2
Pengelolaan Narkotika Pengelolaan narkotika diatur secara khusus untuk menghindari terjadinya kemun penyalahgunaan obat tersebut. Pelaksanaan pengelolaan narkotika di Apotek melip a. Pemesanan Narkotika Pemesanan sediaan narkotika menggunakan Surat Pesanan Narkotik yang ditandatanga oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA). Pemesanan dilakukan ke PT. Kimia arma Tra and Distribution (satu satunya PBF narkotika yang legal di indonesia) dengan membua pesanan khusus narkotika rangkap empat. Satu lembar Surat Pesanan Asli dan dua salinan Surat Pesanan diserahkan kepada Pedagang !esar armasi yang bersangkutan sedangkan satu lembar salinan Surat Pesanan sebagai arsip di apotek" satu surat hanya boleh memuat pemesanan satu jenis obat (item) narkotik misal pemesanan pet satu surat pesanan dan pemesanan kodein satu surat pesanan juga" begitu juga unt narkotika lainnya. b. Penerimaan Narkotika PenerimaanNarkotika dari P! harus diterima oleh APA atau dilakukan dengan sepengetahuan APA. Apoteker akan menandatangani #aktur tersebut setelah s dilakukan pencocokan dengan surat pesanan. Pada saat diterima dilakukan pemeriks meliputi jenis dan jumlah narkotika yang dipesan. c. Penyimpanan Narkotika $bat%obat yang termasuk golongan narkotika di Apotek disimpan pada lemari khusus terbuat dari kayu (atau bahan lain yang kokoh dan kuat) yang ditempel pada dindi memiliki & kunci yang berbeda" terdiri dari & pintu" satu untuk pemakaian sehari kodein" dan satu lagi berisi pethidin" mor#in dan garam garamannya. 'emari terse di tempat yang tidak diketahui oleh umum" tetapi dapat dia asi langsung oleh Asi Apoteker yang bertugas dan penanggung ja ab narkotika. d. Pelayanan Narkotika Apotek hanya boleh melayani resep narkotika dari resep asli atau salinan resep y oleh Apotek itu sendiri yang belum diambil sama sekali atau baru diambil sebagia tidak melayani pembelian obat narkotika tanpa resep atau pengulangan resep yang oleh apotek lain. esep narkotika yang masuk dipisahkan dari resep lainnya dan merah di ba ah obat narkotik. e. Pelaporan Narkotika Pelaporan penggunaan narkotika dilakukan setiap bulan. 'aporan penggunaan obat n di lakukan melalui online S*PNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika). apoteker setiap bulannya menginput data penggunaan narkotika dan psikotropika me S*PNAP lalu setelah data telah terinput data tersebut di import (paling lama seb +, pada bulan berikutnya). 'aporan meliputi laporan pemakaian narkotika untuk bu bersangkutan (meliputi nomor urut" nama bahan-sediaan" satuan" persediaan a al pas ord dan username didapatkan setelah melakukan registrasi pada dinkes setemp ( sipnap .binfar.depkes.go.id ) #. Pemusnahan Narkotika Prosedur pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut : +) APA membuat dan menandatangani surat permohonan pemusnahan narkotika yang beris jenis dan jumlah narkotika yang rusak atau tidak memenuhi syarat. &) Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan ke !alai !esar P $bat dan akanan. !alai !esar Penga as $bat dan akanan akan menetapkan aktu d tempat pemusnahan. /) Kemudian dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari APA" Asisten Apoteker" P !alai P$ " dan Kepala Suku 0inas Kesehatan Kabutapten-Kota setempat.

Pengelolaan Narkotika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesehatan

Citation preview

Pengelolaan NarkotikaPengelolaan narkotika diatur secara khusus untuk menghindari terjadinya kemungkinan penyalahgunaan obat tersebut. Pelaksanaan pengelolaan narkotika di Apotekmeliputi : a. Pemesanan Narkotika Pemesanan sediaan narkotika menggunakan Surat Pesanan Narkotik yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA). Pemesanan dilakukan ke PT. Kimia Farma Trade and Distribution (satu satunya PBF narkotika yang legal di indonesia)dengan membuat surat pesanan khusus narkotika rangkap empat. Satu lembar Surat Pesanan Asli dan dua lembar salinan Surat Pesanan diserahkan kepada Pedagang Besar Farmasi yang bersangkutan sedangkan satu lembar salinan Surat Pesanan sebagai arsip di apotek, satu surat pesanan hanya boleh memuat pemesanan satu jenis obat (item) narkotik misal pemesanan pethidin satu surat pesanan dan pemesanan kodein satu surat pesanan juga, begitu juga untuk item narkotika lainnya.b. Penerimaan Narkotika Penerimaan Narkotika dari PBF harus diterima oleh APA atau dilakukan dengan sepengetahuanAPA. Apoteker akan menandatangani faktur tersebut setelah sebelumnya dilakukan pencocokan dengan surat pesanan. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan yang meliputi jenis dan jumlah narkotika yang dipesan. c. Penyimpanan Narkotika Obat-obat yang termasuk golongan narkotika di Apotek disimpan pada lemari khusus yang terbuat dari kayu (atau bahan lain yang kokoh dan kuat) yang ditempel pada dinding, memiliki 2 kunci yang berbeda, terdiri dari 2 pintu, satu untuk pemakaian sehari hari seperti kodein, dan satu lagi berisi pethidin, morfin dan garam garamannya. Lemari tersebut terletak di tempat yang tidak diketahui oleh umum, tetapi dapat diawasi langsung oleh Asisten Apoteker yang bertugas dan penanggung jawab narkotika. d. Pelayanan Narkotika Apotekhanya boleh melayani resep narkotika dari resep asli atau salinan resep yang dibuat oleh Apotek itusendiri yang belum diambil sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian obat narkotika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain. Resep narkotika yang masuk dipisahkan dari resep lainnya dan diberi garis merah di bawah obat narkotik. e. Pelaporan Narkotika Pelaporan penggunaan narkotika dilakukan setiap bulan. Laporan penggunaan obat narkotika di lakukan melalui online SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika). Asisten apoteker setiap bulannya menginput data penggunaan narkotika dan psikotropika melalui SIPNAP lalu setelah data telah terinput data tersebut di import (paling lamasebelum tanggal 10 pada bulan berikutnya). Laporan meliputi laporan pemakaian narkotika untuk bulan bersangkutan (meliputi nomor urut, nama bahan/sediaan, satuan, persediaan awal bulan), pasword dan username didapatkan setelah melakukan registrasi pada dinkes setempat.(sipnap.binfar.depkes.go.id)f. Pemusnahan Narkotika Prosedur pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut : 1) APA membuat dan menandatangani surat permohonan pemusnahan narkotika yang berisi jenis dan jumlah narkotika yang rusak atau tidak memenuhi syarat. 2) Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan ke Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan akan menetapkan waktu dan tempat pemusnahan. 3) Kemudian dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari APA, Asisten Apoteker, Petugas Balai POM, dan Kepala Suku Dinas Kesehatan Kabutapten/Kota setempat. 4) Bila pemusnahan narkotika telah dilaksanakan, dibuat Berita Acara Pemusnahan yang berisi : a) Hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat dilakukannya pemusnahan b) Nama, jenis dan jumlah narkotika yang dimusnahkan c) Cara pemusnahan d) Petugas yang melakukan pemusnahan e) Nama dan tanda tangan Apoteker Pengelola Apotek Berita acara tersebut dibuat dengan tembusan : a) Kepala Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. b) Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan DKI Jakarta. c) Arsip apotek.

2. Pengelolaan PsikotropikaSelain pengelolaan narkotika, pengelolaan psikotropika juga diatur secara khusus mulai dari pengadaan sampai pemusnahan untuk menghindari terjadinya kemungkinan penyalahgunaan obat tersebut. Pelaksanaan pengelolaan psikotropika di Apotekmeliputi: a. Pemesanan Psikotropika Pemesanan psikotropika dengan surat pemesanan rangkap 2, diperbolehkan lebih dari 1 item obat dalam satu surat pesanan, boleh memesan ke berbagai PBF.b. Penerimaan Psikotropika Penerimaan Psikotropika dari PBF harus diterima oleh APA atau dilakukan dengan sepengetahuanAPA. Apoteker akan menandatangani faktur tersebut setelah sebelumnya dilakukan pencocokan dengan surat pesanan. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan yang meliputi jenis dan jumlah Psikotropika yang dipesanc. Penyimpanan Psikotropika Penyimpanan obat psikotropika diletakkan di lemari yang terbuat dari kayu (atau bahan lain yang kokoh dan kuat). Lemari tersebut mempunyai kunci (tidak harus terkunci) yang dipegang oleh Asisten Apoteker sebagai penanggung jawab yang diberi kuasa oleh APA. d. Pelayanan Psikotropika Apotek hanya melayani resep psikotropika dari resep asli atau salinan resep yang dibuat sendiri oleh Apotekyang obatnya belum diambil sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian obat psikotropika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain. e. Pelaporan Psikotropika Laporan penggunaan psikotropika dilakukan setiap bulannya melalui SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika). Asisten apoteker setiap bulannya menginput data penggunaan psikotropika melalui SIPNAP lalu setelah data telah terinput data tersebut di import. Laporan meliputi laporan pemakaian narkotika untuk bulan bersangkutan (meliputi nomor urut, nama bahan/sediaan, satuan, persediaan awal bulan).pasword dan username didapatkan setelah melakukan registrasi pada dinkes setempat.(sipnap.binfar.depkes.go.id)f. Pemusnahan Psikotropik

Tata cara pemusnahan psikotropika sama dengan tata cara pemusnahan narkotika.