11
PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN KOTORAN SAPI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Selama ini sisa tanaman dan kotoran hewan tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk buatan. Kompos yang baik adalah yang sudah cukup mengalami pelapukan dan dicirikan oleh warna yang sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah dan sesuai suhu ruang. Proses pembuatan dan pemanfaatan kompos dirasa masih perlu ditingkatkan agar dapat dimanfaatkan secara lebih efektif, menambah pendapatan peternak dan mengatasi pencemaran lingkungan. Proses pengomposan adalah proses menurunkan C/N bahan organik hingga sama dengan C/N tanah (< 20). Selama proses pengomposan, terjadi perubahan-perubahan unsur kimia yaitu : 1) karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan lilin menjadi CO2 dan H2O, 2) penguraian senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap tanaman. Kompos merupakan salah satu komponen untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki kerusakan fisik tanah akibat

PEMBUATAN KOMPOS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBUATAN KOMPOS

PEMBUATAN KOMPOSBERBAHAN KOTORAN SAPI

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran

hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Selama ini sisa

tanaman dan kotoran hewan tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai pengganti

pupuk buatan. Kompos yang baik adalah yang sudah cukup mengalami pelapukan dan

dicirikan oleh warna yang sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak

berbau, kadar air rendah dan sesuai suhu ruang. Proses pembuatan dan pemanfaatan

kompos dirasa masih perlu ditingkatkan agar dapat dimanfaatkan secara lebih efektif,

menambah pendapatan peternak dan mengatasi pencemaran lingkungan. Proses

pengomposan adalah proses menurunkan C/N bahan organik hingga sama dengan C/N

tanah (< 20). Selama proses pengomposan, terjadi perubahan-perubahan unsur kimia

yaitu : 1) karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan lilin menjadi CO2 dan H2O, 2)

penguraian senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap tanaman. Kompos

merupakan salah satu komponen untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan

memperbaiki kerusakan fisik tanah akibat pemakaian pupuk anorganik (kimia) pada

tanah secara berlebihan yang berakibat rusaknya struktur tanah dalam jangka waktu lama.

Mengingat pentingnya pupuk kompos dalam memperbaiki struktur tanah dan

melambungnya harga pupuk buatan maka perlu disusun buku petunjuk teknis pembuatan

kompos organik berbahan kotoran sapi untuk memudahkan petani dalam memanfaatkan

kotoran sapi, sekaligus memproduksi pupuk organic yang akhirnya akan menambah

pendapatan.

Kotoran sapi merupakan bahan yang baik untuk kompos karena relatif tidak

terpolusi logam berat dan antibiotik. Kandungan fosfor yang rendah pada pupuk kandang

dapat dipenuhi dari sumber lain. Prinsip pembuatan kompos adalah penguraian limbah

organik menjadi pupuk organik melalui aktivitas mikro organisme. Ada beberapa alasan

Page 2: PEMBUATAN KOMPOS

mengapa bahan organik seperti kotoran sapi perlu dikomposkan sebelum diman-

pembuatan kompos merupakan cara penyimpanan bahan organik sebelum digunakan

sebagai pupuk, antara lain :

Kotoran sapi tidak selalu tersedia pada saat diperlukan, sehingga pembuatan

kompos merupakan cara penyimpanan bahan organic sebelum digunakan sebagai

pupuk.

Struktur bahan organik segar sangat kasar dan daya ikatnya ter- hadap air kecil,

sehingga bila langsung dibenamkan akan mengakibatkan tanah menjadi sangat

remah,

Bila tanah mengandung cukup udara dan air, penguraian bahan organik

berlangsung cepat sehingga dapat mengganggu partumbuhan tanaman, dan

Penguraian bahan segar hanya sedikit sekali memasok humus dan unsur hara ke

dalam tanah. Kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dapat

memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, meningkatkan kapasitas tukar

kation, menambah kemampuan tanah menahan air, meningkatkan ketersediaan

unsure mikro, serta tidak menimbulkan polusi bagi lingkungan.

Peternak menjadi inti dalam proses kehidupan usaha sapi perah, sehingga semua

kegiatan dalam peternakan bertumpu kepada peternak sapi perah. Peran peternak sapi

perah tidak hanya dalam hal menghasilkan susu sebagai suatu produk yang berharga,

tetapi juga kotoran melalui pemeliharaan sapi perah. Peternak memanfaatkan rumput

atau hijauan untuk memelihara sapi perah dengan baik agar menghasilkan susu sesuai

dengan harapan. Selanjutnya, peternak menangani susu supaya susu tidak cepat rusak.

Susu ini harus tidak mengandung bahan atau zat yang merugikan kesehatan konsumen.

Kegiatan peternak sapi perah berikutnya adalah memanfaatkan kotoran sapi perah.

Kotoran sapi perah bernilai uang. Jadi, kotoran sapi perah tidaklah sepatutnya dibuang

begitu saja ke selokan ataupun tempat lainnya. Kotoran sapi perah digunakan untuk

memperoleh gasbio dan kemudian dimanfaatkan lagi untuk menghasilkan pupuk organik

padat dan cair. Sebagian bagian akhir dari lingkaran produksi tanpa menghasilkan

limbah maka pupuk dipakai untuk memupuk rumput atau tanaman lainnya. Dengan

demikian, peternak sapi perah berperan menjaga kesehatan.

Page 3: PEMBUATAN KOMPOS

Prinsip dasar dari pengomposan adalah mencampur bahan organik kering yan

kaya karbohidrat dengan bahan organik basah yang banyak mengandung N.

Pencampuran kotoran ternak dan karbon kering, misalnya serbuk gergaji, rumput sisa

ransum. atau jerami menghasilkan kompos yang berguna untuk meningkatkan struktur

tanah. Kotoran sapi perah umumnya banyak mengandung air dan nitrogen (N). Karena

itu, kotoran sapi perlu dicampur dengan bahan lain yang mengandung tinggi karbon

kering. Kompos yang dihasilkan berkualitas baik. Serbuk gergaji memiliki kandungan

air kering sampai sedang. Sebagai bahan baku kompos serbuk gergaji bernilai sedang

hingga baik walau tidak seluruh komponen bahan dirombak dengan sempurna. Serbuk

gergaji ada yang berasal dari kayu lunak dan ada pula kayu keras. Kekerasan jenis kayu

menentukan lamanya proses pengomposan karena kandungan lignin didalamnya.

Kualitas serbuk gergaji tergantung pada macam kayu, asal daerah penanaman, dan umur

kayu. Makin halus ukuran partikel serbuk gergaji makin baik daya serap air dan bau

yang dimilikinya. Teknik pengomposan yang diuraikan dalam hal ini berkaitan dengan

peralatan yang digunakan dan alur kerja, penimbunan bahan baku, dan bagaimana cara

mencampur bahan baku dengan baik agar proses pengomposan memberi hasil

memuaskan.

Page 4: PEMBUATAN KOMPOS

1.3 Manfaat

Manfaat kompos organik antara lain yaitu :

Memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga menjadi ringan.

Memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah tidak berderai.

Menambah daya ikat tanah terhadap air dan unsur-unsur hara tanah.

Memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah.

Mengandung unsur hara yang lengkap, walaupun jumlahnya sedikit (jumlah hara

ini tergantung dari bahan pembuat pupuk organik).

Membantu proses pelapukan bahan mineral.

Memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikrobia.

Menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan (Yovita, 2001).

Pengolahan kotoran sapi yang mempunyai kandungan N, P dan K yang tinggi

sebagai pupuk kompos dapat mensuplai unsure hara yang dibutuhkan tanah dan

memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik (Iwan, 2002). Pada tanah yang

baik/sehat, kelarutan unsur-unsur anorganik akan meningkat, serta ketersediaan

asam amino, zat gula, vitamin dan zat-zat bioaktif hasil dari aktivitas

mikroorganisme efektif dalam tanah akan bertambah, sehingga pertumbuhan

tanaman menjadi semakin optimal (Rully, 1999).

Page 5: PEMBUATAN KOMPOS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pembuatan kompos mempunyai sangat banyak manfaat, walau tidak terlepas dari

kekurangannya juga. Kegunaan kompos telah sering dibahas pada berbagai tulisan dan

kesempatan. Sementara itu mengetahui kelemahan pengomposan dapat digunakan untuk

mengatasinya. Harga jual kompos berkisar antara Rp500,00- Rp2.500,00/kg dengan

biaya produksi Rp440,00/kg. Berdasarkan harga curah saja produsen kompos sudah

mendapat pendapatan kotor sebesar Rp60,00/kg. Proses pengemasan membutuhkan

biaya sebesar Rp1.000,00/kg dan ternyata usaha ini menaikkan harga jual kompos dan

memberikan pendapatan Rp1.060,00/kg. Pengomposan membutuhkan biaya untuk

membeli, membayar, atau menyewa lahan, peralatan, tenaga kerja, dan tatalaksana.

Pengomposan membutuhkan waktu. Bau acapkali timbul saat proses pengomposan

berlangsung. Bahan baku atau campuran kompos sebaiknya tidak terkena air hujan.

Pengomposan bahan organik dan menjualnya berarti memindahkan unsur hara dari

peternakan ke tempat lain. Kompos umumnya berbentuk senyawa organik kompleks

sehingga lambat melepaskan unsur hara untuk tanaman. Ada orang-orang yang alergi

terhadap bau, jamur, ataupun debu dari kompos. Untuk mengetahui lebih lengkap

tentang pengomposan silahkan baca buku Langkah Jitu Membuat Kompos dari Kotoran

Ternak dan Sampah. (Willyan Djaja, Nur Kasim Suwardi, Lia Budimuljati Salman).

Pengolahan kotoran sapi yang mempunyai kandungan N, P dan K yang tinggi

sebagai pupuk kompos dapat mensuplai unsure hara yang dibutuhkan tanah dan

memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik (Iwan, 2002). Pada tanah yang baik/sehat,

kelarutan unsur-unsur anorganik akan meningkat, serta ketersediaan asam amino, zat

gula, vitamin dan zat-zat bioaktif hasil dari aktivitas mikroorganisme efektif dalam tanah

akan bertambah, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi semakin optimal (Rully, 1999).

Page 6: PEMBUATAN KOMPOS

BAB III

METODOLOGI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KOTORAN SAPI

3.1 Alat dan Bahan

Bahan

Kotoran sapi sebanyak 100 kg

Serbuk gergaji 45 kg

Senyawa kimia pemicu mikro organisme (E4)

Gula Pasir

Air secukupnya

Alat

Sekop pengaduk

Cangkul

Terpal penutup

3.2 Cara Kerja

Mulai dari penanganan bahan baku sampai dengan penyimpanan kompos

sebelum dijual mempunyai alur kerja pada bahan baku, proses campuran, dan hasil

kompos. Alur kerja secara rinci diuraikan menjadi penyimpanan, penghalusan, dan

pencampuran bahan baku; penumpukan campuran, pengukuran temperatur dan

kelembaban, penghentian proses; dan pematangan, pengayakan, pengeringan,

pengepakan, serta penyimpanan hasil kompos seperti berikut ini.

Bahan yang diperlukan : Kotoran sapi : 80 – 83% Serbuk gergaji : 5% Abu sekam : 10% Kalsit/Kapur : 2% Dekomposer (Stardec) : 0,25%

Proses Pembuatan

Page 7: PEMBUATAN KOMPOS

1. Kotoran sapi (feses dan urin) dikumpulkan danditiriskan selama satu minggu

untuk mengurangikadar airnya (± 60%).

2. Kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut kemudian dipindahkan ke petak

pertama. Di tempat tersebut dilakukan pencampuran bahanbahan organik seperti

ampas gergaji, abu sekam,kapur dan dekomposer (stardec).

3. Sebelum bahan-bahan organik dan dekomposer dicampurkan pada kotoran sapi,

sebaiknyakeempat bahan organik tersebut (ampas gergaji, abu sekam, kapur dan

stardec) dicampur terlebihdahulu, agar campuran merata. Baru setelah

itudicampurkan secara merata pada kotoran sapiyang telah disiapkan pada tempat

pertama.

4. Untuk setiap 1 ton (1000 kg) kotoran ternak maka bahan organik yang

dicampurkan adalah : 50 kg serbuk gergaji, 100 kg abu sekam, 20 kg kapur dan

2,5 kg stardec.

5. Setelah seminggu dilakukan pembalikan dan dipindahkan ke lokasi kedua

dibiarkan lagi selamaseminggu. Demikian pula setelah seminggu dipindahkan lagi

ke lokasi ke 3 dan seterusnyasampai berada dipetak keempat dan diperam pula

selama seminggu.

6. Pada minggu keempat kompos sudah jadi dan untuk mendapatkan bentuk yang

seragam makabisa dilakukan menyaringan atau diayak untuk memisahkannya dari

kerikil atau potongan kayudan lainnya.

7. Selanjutnya kompos siap untuk diaplikasikan pada lahan atau tanaman.