32
STANDAR KOMPETENSI 2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah KOMPETENSI DASAR 2.1 mendeskripsikan pengertian otonomi daerah 2.2 menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam merumuskan kebijakan publik di daerah

Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

STANDAR KOMPETENSI2. Memahami pelaksanaan

otonomi daerah

KOMPETENSI DASAR2.1 mendeskripsikan pengertian otonomi daerah2.2 menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam merumuskan kebijakan publik di daerah

Page 2: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Kata otonomi berasal dari bahasa Yunani : Auto yang berarti sendiri dan nomos berarti

hukum. Jadi, otonomi artinya hukum sendiri yang intinya adalah kesediaan dan kesanggupan untuk mengatur sendiri

PENGERTIAN OTONOMI

Page 3: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

PENGERTIAN SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI

PENGERTIAN SENTRALISASI :Kewenangan pemerintahan pusat

PENGERTIAN DESENTRALISASI : Penyerahan wewenang dari pusat dan daerah

Page 4: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

BIDANG PENTING YANG DITANGANI PUSAT

BIDANG-BIDANG PENTING YANG MASIH DITANGANI/ATUR PUSAT YAITU :

1.Agama2.Politik3.Ekonomi/moneter4.Pertahanan keamananAlasannya bidang tersebut diatas menyangkut

kepentingan nasional

Page 5: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Pengertian Otonomi Daerah dan Daerah Otonom

Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 6: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Latar Belakang Kebijakan Otonomi Daerah

Latar belakang terjadinya Kebijakan Otonomi Daerah yaitu untuk : 1.Meringankan beban pemerintah pusat2.Menjadikan pemerintah daerah memiliki kemandirian untuk membangun daerahnya

Page 7: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Tujuan Pemberian Otonomi terhadap Daerah

1. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakatyang semakin baik.

2. Pengembangan kehidupan berdemokrasi3. Keadilan4. Pemerataan5. Pemeliharaan hubungan yang serasi anatar Pusat dan

Daerah serta antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI.6. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat7. Menunbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan

peran serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Page 8: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Tujuan Otonomi Daerah (umum)

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat2. Meningkatkan pelayanan umum3. Meningkatkan daya saing antar daerah

Page 9: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Konsep Otonomi Daerah

1. Penyerahan kewenangan pemerintahan dalam hubungan domestik kepada daearah, kecuali untuk bidang keuangan, fiskal, agama, politik, dan Hankam.

2. Peran DPRD dalam pemilihan dan penetapan kepala daerah.

3. Pembangunan tradisi politik yang lebih sesuai dengan kultur (budaya).

4. Peningkatan efektifitas fungsi-fungsi pelayanan eksekutif melalui pembenahan organisasi dan institusi.

Page 10: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

5. Peningkatan efisiensi administrasi keunangan daerah serta pengaturan yang lebih jelas atas sumber-sumber pendapatan negara.

6. Perwujudan desentralisasi fiskal melalui pembesaran alokasi subsidi pusat yang bersifat block grant.

7. Pembinaan dan pemberdayaan lembaga-lembaga dan nilai-nilai lokal yang bersifat kondusif terhadap upaya memelihara harmoni sosial.

Page 11: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Visi Otonomi Daerah

•Di bidang politik pelaksanaan otonomi harus dipahami sebagai proses untuk membuka ruang lahirnya kepala pemerintahan daerah yang dipilih secara demokratis, memungkinkan berlangsungnya penyelenggaraan pemerintah yang responsif terhadap kepentingan masyarakat luas.• Di bidang ekonomi yaitu otonomi daerah harus menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional didaerah dan terbukanya peluang bagi pemerintah daerah mengembangkan kebijakan regional dan lokal untuk mengoptimalkan pendayagunaan potensi ekonomi daerah.

Page 12: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

• Dibidang sosial budaya yaitu otonomi daerah harus dikelola sebaik mungkin demi menciptakan harmoni sosial dan pada saat yang sama juga memelihara nilai-nilai lokal yang dipandang kondusif terhadap kemampuan masyarakat dalam merespon dinamika kehidupan.

Page 13: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Asas Otonomi Daerah

1. Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka NKRI.

2. Dekonsentrasi yaitu pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dan/atau peranglat pusat didaerah.

3. Tugas Pembantuan yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa serta daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana prasarana , serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggung jawabkannya kepada yang menugaskan.

Page 14: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Landasan Hukum Pelaksanaan Otonomi Daerah

• UUD 1945 pasal 18 ayat 1 sampai 7 tentang Pemerintah Daerah.

• UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah.• UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Page 15: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Prinsip Pemerintah Daerah

1. Digunakannnya asas Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

2. Penyelenggaraan asas Desentralisasi secara utuh dan bulat yang dilaksanakan di Daerah Kabupaten dan Kota.

3. Asas Tugas Pembantuan yang dapat dilaksanakan di Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten, Daerah Kota dan Desa.

Page 16: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Kewenangan Provinsi dalam Melaksanakan Otonomi Daerah

Kewenangan Provinsi diatur dalam Pasal 13 UU No.32 tahun 2004 adalah sebagai berikut :a)Perencanaan dan pengendalian pembangunan.b)Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang.c)Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakatd)Penyediaan sarana dan prasarana umum.e)Penangganan bidang kesehatan f)Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial.

Page 17: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

g) Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota.h) Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota.i) Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan

menengah termasuk lintas kabupaten/kota.j) Pengendalian lingkungan hidupk) Pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/kota.l) Pelayanan kependudukan dan catatan sipil.m) Pelayanan administrasi umum pemerintahan.n) Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas

kabupaten/kota.o) Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum

dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota. p) Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan

perundang-undangan.

Page 18: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Kewenangan Kabupaten/Kota dalam menjalankan Otonomi Daerah

Kewenangan Kabupaten/Kota diatur dalam Pasal 14 UU Nomor 32 tahun 2004 sebagai berikut :a)Perencanaan dan pengendalian pembangunan.b)Penyelenggaraan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang.c)Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.d)Penyediaan sarana dan prasarana umume)Penanganan di bidang kesehatanf)Penyelenggraan pendidikang)Penanggulangan masalah sosialh)Pelayanan bidang ketenagakerjaan

Page 19: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

i) Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah

j) Pengendalian lingkungan hidupk) Pelayanan pertahanan l) Pelayanan kependudukan, dan catatan sipilm) Pelayanan administrasi umum pemerintahann) Pelayanan administrasi penanaman modalo) Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnyap) Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh

peraturan perundang-undangan.

Page 20: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Tugas dan Wewenang DPRD

Adapun tugas dan wewenang DPRD adalah sebagai berikut :A. Membentuk Perda yang dibahas dengan Kepala Daerah

untuk mendapatkan persetujuan bersama.B. Membahas dan menyetujui Rancangan Perda tentang APBD

bersama dengan Kepala Daerah.C. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan

peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan Kepala Daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah dan kerja sama Internasional di daerah.

D. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerah/wakil Kepala Daerah kepada menteri dalam negeri melalui Gubernur bagi DPRD kabupaten/kota.

Page 21: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

E. Memilih wakil Kepala Daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan Wakil Kepala Daerah.

F. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian Internasional Di Daerah.

G. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama Internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

H. Meminta laporan keterangan pertanggung jawaban Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintah Daerah.

I. Membentuk panitia pengawas pemilihan Kepala Daerah.J. Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD

dalam penyelenggaraan pemilihan Kepala Daerah.K. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama

antar daerah dan dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.

Page 22: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Hak DPRD

DPRD mempunyai hak-hak yang diatur dalam Pasal 43 UU RI No. 32 Tahun 2004, yaitu sebagai berikut :1.Hak Angket : hak untuk mencari tahu2.Hak Interplasi : Hak meminta keterangan3.Hak Mengajukan Pendapat

Page 23: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Hak Anggota DPRD

Anggota DPRD mempunyai hak-hak yang diatur dalam Pasal 44 UU RI No.32 tahun 2004 yaitu sebagai berikut :•Hak mengajukan Rancangan Perda•Hak mengajukan pertanyaan•Hak menyampaikan usul dan pandapat•Hak memilih dan dipilih•Hak membela diri•Imunitas, protokoler, keuangan dan administratif.

Page 24: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Tugas dan Wewenang Kepala Daerah

Tugas dan wewenang Kepala Daerah adalah sebagai berikut :1) Memimpin penyelenggaraan pemerintah daerah

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD.2) Mengajukan Rancangan Perda 3) Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan

bersama DPRD4) Menyusun dan mengajukan Rancangan Perda tentang APBD

kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama.5) Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah6) Mewakili daerah nya di dalam dan di luar pengendalian dan

dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 25: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Keuangan DaerahSumber-sumber keuangan daerah dalam pelaksanaan Desentralisasi terdiri atas sebagai berikut :a)Pendapatan Asli Daerah meliputi :

1. Hasil pajak daerah2. Hasil retribusi daerah3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah.b) Dana perimbanganc) Lain-lain pendapatan Daerah yang sah.

Alokasi dan dana perimbangan dibagi menjadi 3, yaitu :1. dana bagi hasil2. Dana alokasi umum3. Dana alokasi khususDana bagi hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam.

Page 26: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Penerimaan negara dari pajak bumi dan bangunan dibagi dengan imbangan 10 % untuk pemerintah pusat dan 90% untuk daerah.Pemerintah daerah dari bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dibagi dengan imbangan 20% untuk pemerintah pusat dan 80% untuk daerah.Penerimaan negara dari sumber daya alam sektor kehutanan, sektor pertambangan dan perikanan dibagi dengan imbangan 20% untuk pemerintahan pusat dan 80% pemerintah daerah.Sedangkan untuk pertambangan minyak setelah dikurangi pajak dibagi dengan imbangan 85% untuk pemerintah untuk pemerintah pusat dan 15% untuk pemerintah daerah.Untuk penerimaan negara dari sektor gas alam setelah dikurangi pajak dibagi dengan imbangan 70% untuk pemerintah pusat dan 30% untuk pemerintah daerah.

Page 27: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Hakekat Kebijakan Publik

Hakekat Kebijakan Punblik mencakup hukum peraturan, perundang-undangan, keputusan, dan pelaksanaan yang dibuat oleh lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif, birokrasi pemerintahan, aparat penegak hukum dan barang-barang pembuat keputusan publik lain. Dengan demikian, semua kebijakan yang berkaitan dengan hukum manapun, peraturan perundang-undangan lainnya yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan dibuat oleh lembaga yang berwenang dinamakan kebijakan publik.

Page 28: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Pengertian Kebijakan Publik

1. Menurut Dye : kebijakan publik adalah apapun yang pemerintah pilih untuk melakukan atau tidak melakukan.

2. Menurut Edwar III : kebijakan publik adalah apa yang pemerintah katakan dan dilakukan, atau tiidak dilakukan. Kebijakan merupakan setrangkaian tujuan dan sasaran dari program-program pemerintah.

3. Menurut Kartasasmita : kebijakan publik merupakan upaya untuk memahami dan mengartikan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah mengenai suatu masalah apa yang menyebabkannya dan apa pengaruhnya.

Page 29: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

4. Menurut Anderson : kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan masalah tertentu.

Page 30: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Tujuan Penerapan Kebijakan Publik

Tujuan penerapan kebijakan publik ialah agar sesuatu yang telah digariskan tersebut bukan hanya bersifat abstrak belaka, namun menjadi suatu yang terealisasikan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Page 31: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Langkah-langkah perumusan Kebijakan Publik

• Terdapat sebuah isu atau masalah yang menyangkut masalah orang banyak atau bahkan keselamatan bersama.• Pemerintah merumuskan kebijakan publik dalam rangka menyelesaikan masalah tersebut.• Setelah diluruskan, kemudian kebajikan publik ini diimplementasikan atau dilaksanakan oleh pemerintahan dan masyarakta secara bersama-sama• Setelah kebijakan publik dibuat, diperlukan tindakan evaluasi sebagai penilaian apakah kebijakan tersebut sudah dirumuskan dengan baik dan benar, atau telah dilaksanakan dengan baik dan benar, atau dapat menyelesaikan masalah .

Page 32: Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik

Dampak aktif/ tidak aktif masyarakat dalam perumusan Kebijakan Publik

Aktif : - berpartisipasi proses perumusan kebijakan publik -berpartisipasi dalam memanfaatkan hasil pembangunanan -berpartisifasi dalam mengevaluasi jalannya penyelenggaran otonomi daerah.Tidak aktif :- Timbulnya protes atau penolokan dari masyarakat

terhadap kebijakan publik.