Upload
tenny-sukmaningsih
View
578
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Beberapa ha;a yang erat hubunganya dengan efek kegiatan ekonomi dalam perekonomian
terbuka terbuka dibicarakan dalam makalah ini. Pertama sekali, makalah ini akan
menerangkan mengenai neraca pembayaran. Seterusnya, makalah ini akan
menjelaskan pula mengenai penentuan kurs pertukaran di antara sesuatu mata uang
dengan mata uang negara lain. Dan yang terakhir akan dibahas dalam makalah ini adalah
mengenai masalah-masalah yang dihadapi dalam perekonomian terbuka dan beberapa langkah
pemerintah yang dapa dijalankan apabila perdagangan luar negeri dan lalu lintas dana
menimbulkan efek buruk keatas kegiatan ekonomi negara.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Neraca Pembayaran, yang terdiri dari :
a . Penge r t i an Ne raca Pembaya ran
b . N e r a c a M o d a l
c . C a d a n g a n V a l u t a A s i n g .
d . Neca ra Pembaya ran Se l a lu Se imbang
e . Neca ra Pe rdagangan dan Pembaya ran Indones i a .
1
f . N e r a c a K e s e l u r u h a n .
2 . K u r s V a l u t a A s i n g , t e r d i r i d a r i :
a . Penge r t i an Kur s Va lu t a As ing .
b . Pe rubahan -Pe rubahan Kur s .
c. Fak to r -Fak to r Yang Mempenga ruh i Kur s .
d . Kur s Pe r t uka ran dan Ne raca Pembaya ran .
3 .Keg ia tan Perkonomian Terbuka , yang t erd i r i dar i :
a. Kebijakan Pemerintah Dalam Ekonomi Terbuka.
b . Keb i j akan Memindahkan Pe rbe l an j aan .
c . Keb i j akan Pengurangan Pe rbe l an j aan .
d. Devaluasi (Penurunan Nilai Valuta Asing)
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui apa pengertian/ definisi dari Neraca Pembayaran dan Valuta
Asing.
b. Dapat mengenal Kebijakan Pemerintah dalam perekonomian terbuka.
c. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kurs.
d. Mengetahui Penurunan Nilai Valuta Asing .
e. Mengetahui Neraca Modal
f. Dapat mengetahui Cadangan Valuta asing.
g. Mengetahui Neraca Keseluruhan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. NERACA PEMBAYARAN, KURS VALUTA ASING DAN KEGIATAN
PEREKONOMIAN TERBUKA
1.1. NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai
transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara
lain dalam suatu tahun tertentu. Suatu neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian
yang utama, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.
1.2. NERACA BERJALAN
Neraca berjalan mencatat transaksi – transaksi berikut :
i. Ekspor dan impor barang tampak.
ii. Ekspor dan impor jasa ( atau barang tak tampak ).
iii. Pembayaran pindahan neto ke luar negeri.
Nilai Ekspor dan Impor Barang Tampak
Transaksi ini meliputi hasil-hasil sektor pertanian, barang-barang produksi industri, dan
barang-barang yang diproduksikan oleh sektor pertambangan dan berbagai jenis ekspor dan
impor barang tampak lainnya. Neraca ( yaitu perbedaan di antara ekspor dan impor ) dari
perdagangan tampak – yaitu perdagangan dalam barang-barang tampak, dinamakan neraca
perdagangan. Apabila nilai neraca itu positif, ia berarti bahwa ekspor barang-barang tampak
adalah melebihi impornya. Sebaliknya apabila ia negatif, maka ia berarti bahwa impor melebihi
ekspor.
3
Nilai Ekspor dan Impor Barang-Barang Tak Tampak
Transaksi ini meliputi pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi dari barang-barang
tampak yang diekspor atau diimpor, perbelanjaan para pelancong, dan pendapatan investasi
( yang meliputi keuntungan, bunga ke atas modal yang diinvestasikan, dan dividen ). Neraca
perdagangan tak tampak – yaitu nilai bersih ekspor dan impor jasa-jasa, dinamakan neraca jasa.
Nilai neraca jasa sesuatu negara, yang positif berarti negara tersebut lebih banyak menjual jasa-
jasanya ke luar negeri dari membelinya dari negara-negara lain. Dan apabila nilainya negatif
( masalah ini juga dihadapi oleh neraca pembayaran Indonesia ), ia berarti bahwa negara itu lebih
banyak membeli jasa pihak-pihak luar dari menjual jasanya ke luar negeri.
Pembayaran Pindahan
Ini meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak
swasta. Transaksi ini meliputi pembayaran di mana penerimanya tidak perlu “membayar” dalam
bentuk uang atau jasa. Contoh-contoh dari pembayaran pindahan adalah bantuan uang suatu
negara Arab ke Afghanistan, atau bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke penderita
kelaparan di Afrika. Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan anak-anak bersekolah di
luar negeri adalah contoh lain.
1.3. NERACA MODAL
Neraca modal meliputi dua golongan transaksi, yaitu aliran modal jangka panjang dan
aliran modal keuangan swasta.
Aliran Modal Jangka Panjang
Ia meliputi dua jenis aliran modal : aliran modal resmi dan investasi langsung oleh
pihak swasta ke negara-negara lain. Aliran modal resmi adalah pinjaman dan pembayaran di
antara badan-badan pemerintah di sesuatu negara dengan negara-negara lain. Sedangkan
investasi langsung swasta adalah penanaman modal langsung, yaitu investasi berupa mendirikan
perusahaan-perusahaan – terutama perindustrian. Modal yang dibelanjakan diperoleh dari negara
asal perusahaan tersebut. Perbedaan di antara modal jangka panjang yang diterima dari lur negeri
dengan modal jangka panjang yang dibayarkan ke luar negeri dinamakan neraca modal jangka
4
panjang. Apabila nilainya positif, keadaan ini berarti lebih banyak modal jangka panjang yang
diterima dari luar negeri dari yang dibayarkan ke luar negeri. Aliran seperti itu membantu
memperkukuh neraca pembayaran. Di samping itu aliran modal jangka panjang dapat
meningkatkan perbelanjaan pembangunan pemerintah dan investasi sektor swasta.
Modal Swasta dan Kesilapan-Ketinggalan
Dua akun penting lain dalam neraca pembayaran meliputi akun “modal swasta” dan
”kesilapan dan ketinggalan”. Yang dimaksudkan dengan “modal swasta” adalah aliran-aliran
modal dalam bentuk tabungan atau investasi keuangan yang dapat dengan cepat ditukarkan
kembali kepada valuta yang asal atau valuta lainnya. Aliran keuangan ini selalu dinamakan juga
sebagai “hot money”. Dinamakan demikian karena dana tersebut dapat mengalir dari satu negara
ke negara lain dengna mudah dan dalam waktu yang cepat. Uang tersebut biasanya meliputi uang
yang diinvestasikan di pasaran uang dan pasaran modal untuk memperoleh keuntungan dari
investasi tersebut. Pembelian saham-saham domestik oelh suatu perusahaan “mutual fund” di
New York merupakan salah satu contoh dari aliran masuk modal swasta.
Akun kesilapan dan ketinggalan merupakan akun yang menaksir besarnya aliran uang
yang tidak dicatat. Dalam setiap neraca pembayaran perlu ada akun kesilapan dan ketinggalan
untuk memastikan agar penghitungan aliran ke luar dan aliran masuk adalah seimbang. Anda
membawa uang Rp. 100 ribu. Ketika anda hitung sisa uang setelah dibelanjakan, sisanya adalah
Rp. 40 ribu. Akan tetapi dalam ingatan anda yang dibelanjakan hanyalah Rp. 50 ribu. Berarti
anda tidak mengetahui bagaimana uang sebanyak Rp. 10 ribu lagi digunakan. Dalam neraca
pembayaran kesalahan yang seperti ini dicatat dalam akun “kesilapan dan ketinggalan”.
1.4. CADANGAN VALUTA ASING
Aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu negara pada suatu waktu
tertentu biasanya berbeda dengan aliran ke luar untuk pembayaran dan investasi ke luar negeri.
Perbedaan di antara keduanya dinamakan “neraca keseluruhan”. Apabila neraca keseluruhan
bernilai positif, artinya adalah: aliran pembayaran dan investasi ke sesuatu negara melebihi aliran
5
yang sama ke negara-negara lain. Dengan demikian, sebaliknya, nilai negatif menggambarkan
bahwa aliran ke luar melebihi aliran yang masuk.
Dalam keadaan di mana sesuatu negara lebih banyak membuat pembayaran ke luar
negeri kalau dibandingkan dengan penerimaannya, maka bank sentral harus mengurangi
cadangan valuta asingnya untuk melakukan pembayaran tersebut. Sebaliknya, apabila yang
diterima dari negara-negara lain adalah lebih banyak dari yang harus dibayar, maka cadangan
valuta asing akan bertambah. Dalam informasi mengenai “perubahan dalam cadangan bank
sentral”, yang ditunjukkan adalah (i) jumlah perubahan cadangan tersebut dalam satu tahun
tertentu, dan (ii) banyaknya jumlah perubahan dari tiap-tiap jenis harta bank sentral.
1.5. NERACA PEMBAYARAN SELALU SEIMBANG
Apabila diperhatikan uraian di atas dengan cermat, maka akan dapat disimpulkan bahwa
suatu neraca pembayaran akan selalu seimbang, yaitu aliran uang dan modal ke luar negeri
adalah sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke negara tersebut. Ini tidak berarti
bahwa neraca berjalan selalu dalam keadaan seimbang, dan begitu pula neraca modal selalu
dalam keadaan seimbang. Yang menyebabkan neraca pembayaran yang selalu seimbang adalah:
ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal akan diseimbangkan oleh
perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral.
Untuk menjelaskan maksud rumusan di atas, perhatikan contoh berikut ( nilai – nilai
dalam triliunan rupiah ):
i. Neraca berjalan + 40
ii. Nercaca modal jangka panjang + 20
iii. Modal keuangan swasta + 30
NERACA KESELURUHAN + 30
iv. Perubahan cadangan mata
uang asing bank sentral - 30
Contoh di atas menggambarkan bahwa dalam neraca berjalan terdapat surplus sebanyak
Rp 40 triliun dan aliran modal jangka panjang memperoleh surplus sebanyak Rp. 20 triliun.
Dalam aliran modal keuangan swasta terdapat defisit sebanyak Rp. 30 triliun, dan ini 6
menyebabkan neraca keseluruhan hanya memperoleh surplus sebanyak Rp. 30 triliun. Surplus
dalam neraca keseluruhan berarti: negara itu menerima Rp. 30 triliun dari negara-negara lain. Ini
menyebabkan cadangan valuta asing bank sentral bertambah dengan jumlah yang sama. Akibat
dari pertambahan cadangan ini maka neraca pembayaran telah menjadi seimbang, yaitu aliran
uang dan modal yang masuk dan keluar adalah telah sama banyaknya. (Catatan: dalam neraca
pembayaran tanda negatif (-) dalam perubahan cadangan valuta asing menggambarkan
pertambahan cadangan, dan tanda positif (+) berarti pengurangan cadangan valuta asing bank
sentral).
1.6. NERACA PERDAGANGAN DAN PEMBAYARAN INDONESIA
Setiap Negara, walaupun menggunakan prinsip yang sama seperti yang telah diterangkan
dalam bagian sebelum ini dalam menyusun data neraca pembayarannya, membuat klasifikasi
yang agak berbeda dalam mengemukakannya. Di Indonesia neraca pembayaran disusun seperti
yang ditunjukkan oleh Tabel 12.1.
Data yang dikemukakan adalah untuk tahun 1996/67, yaitu tahun sebelum krisis moneter
melanda Indonesia, dan tahun 2000/01. Data tersebut dapat memberi gambaran kasar tentang
bagaimana bentuk hubungan ekonomi Indonesia dengan negara-negara lain sebelum dan sesudah
krisis moneter. Susunan neraca pembayaran ini dapat dibedakan kepada tiga golongan mutasi
keuangan yaitu: (i) transaksi berjalan, (ii) transaksi modal, dan (iii) selisih perhitungan.
7
Neraca Pembayaran Indonesia, 1997 dan 2001 (Juta dolar US)
Jenis mutasi keuangan 1996/97 2000/01
A. Transaksi Berjalan1. Ekspor-Impor barang
a. Ekspor 52.038 65.408i. Non-Migas (32.267) (50.341)ii. Migas (12.771) (15.067)
- Minyak (7.513) (7.954)- Gas (5.258) (7.113)
b. Impor 45.819 43.067i. Non-Migas (41.126) (34.376)ii. Migas ( 4.693) ( 5.989)- Minyak (4.423) (5.653)- LNG (270) (336)
Neraca perdagangan 6.219 25.041
2. Ekspor-impor jasa-jasa (neto) -14.288 -17.050a. Non-Migas (-10.747) (-12.500)b. Migas (-3.541) (-4.550)
Neraca transaksi berjalan -8.069 7.991
B. Transaksi Modal1. Modal pemerintah (neto) -820 3.218
a. Penerimaan 5.298 7.490i. CGI (4.857) (2.420)
ii.Di luar CGI (441) (5.070)
b. Pelunasan -6.118 -4.2722. Modal swasta (neto) 13.488 -9.990
a. Penanaman modal langsung (6.546) (-4.551)b. Lainnya (6.592) (-5.439)
3. Jumlah (1) + (2) 12.668 -6.772C. Selisih perhitungan 701 3.824
Neraca Keseluruhan 3.898 5.043
8
Transaksi Berjalan
Data ini dibedakan kepada dua golongan: ekspor dan impor barang, dan ekspor-impor
neto jasa-jasa. Seterusnya setiap golongan data ini dibedakan pula kepada ekspor dan impor
Non-Migas dan Migas. Pada tahun 1996/97 ekspor Indonesia berjumlah US$65,4 milyar pada
tahun 2000/01. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh perkembangan ekspor Non-Migas-
yaitu dari US$39,3 milyar pada tahun 1996/97 menjadi US$ 50,3 milyar pada tahun 2000/01.
Ekspor Migas hanya mengalami kenaikan sebanyak kurang lebih US$2,3 milyar dan
pertambahan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan ekspor gas alam.
Dalam periode yang sama impor merosot dari US$ 45,8 milyar menjadi US$40,4 milyar
dan penurunan ini terutama disebabkan oleh pengurangan impor Non-Migas, yaitu dari US$41,1
milyar kepada US$34,4 milyar. Sedangkan impor Migas mengalami kenaikan (dari US$4,7
milyar menjadi hampir US$ 6 milyar).
Perkembangan ekspor dan impor seperti yang diterangkan di atas menyebabkan dalam
periode di atas neraca perdagangan mengalami perbaikan yang sangat signifikan, yaitu
surplusnya meningkat dari US$6,2 milyar menjadi US$25,0 milyar. Perbaikan dalam neraca
perdagangan ini menimbulkan efek yang positif terhadap neraca transaksi berjalan-yang
mengalami deficit dalam tahun 1996/7 (sebanyak lebih dari US$8 bilion) tetapi mengalami
surplus pada tahun 2000/01 (sebanyak hampir US$8 milyar). Defisit ekspor dan impor jasa neto
meningkat dari US$14,3 milyar menjadi US$17,1 milyar.
Transaksi Modal dan Selisih Perhitungan
Transaksi berjalan memberikan gambaran tentang nilai transaksi yang diakibatkan oleh
kegiatan perdagangan barang dan jasa. Dengan demikian data yang ditunjukkan menggambarkan
nilai barang (seperti karet, minyak, hasil industri manufaktur) dan jasa (seperti pelancongan,
keuntungan dari investasi di luar negeri dan biaya pengangkutan) yang diperdagangkan.
Sedangkan transaksi modal menggambarkan aliran ke luar masuk modal di antara Indonesia
dengan negara-negara lain.
Transaksi modal. Data transaksi modal dibedakan kepada dua kelompok: nilai neto aliran
modal kepada pemerintah, dan nilai neto aliran swasta. Berbeda dengan perkembangan dalam 9
neraca perdagangan, yang menunjukkan arah aliran (trend) yang cukup memprihatinkan. Data
yang ditunjukkan memberikan gambaran yang berikut:
i. Pinjaman pemerintah semakin meningkat dan pembayaran uang semakin merosot
Pada tahun 1996/97 penerimaan pinjaman pemerintah berjumlah hampir US$5,3
milyar dan meningkat menjadi US$7,5 milyar pada tahun 2000/01. Sedangkan
pelunasan hutang merosot dari US$6,1 milyar menjadi US$4,3 milyar.
ii. Aliran modal swasta menunjukkan gambaran yang lebih suram. Pada tahun
1996/97 aliran masuk neto modal swasta mencapai US$13,5 milyar dan terdiri
dari lebih US$6,5 milyar aliran penanaman modal langsung dan hampir US$6,6
milyar aliran modal lainnya. Arah alirannya (trend-nya) menjadi terbalik pada
tahun 2000/01, yaitu aliran modal neto mengalami defisit hampir sebesar US$10
milyar penanaman modal langsung dan sebesar US$5,4 milyar dalam defisit
aliran modal lainnya.
iii. Perkembangan aliran modal yang diterangkan dalam (i) dan (ii) menggambarkan
pembalikan total terhadap trend aliran modal ke Indonesia. Pada tahun 1996/97,
aliran masuk neto (yang merupakan gabungan aliran neto modal pemerintah dan
modal swasta) berjumlah US$12,7 milyar. Pada tahun 2000/01 aliran neto modal
telah mengalami defisit sebesar hampir US$6,8 milyar.
Selisih perhitungan Nilai selisih penghitungan meningkat dari US$701 juta menjadi lebih dari
US$3,8 milyar. Pertambahan ini menggambarkan aliran modal yang tidak dicatat semakin
meningkat dan jumlahnya cukup besar.
1.7. NERACA KESELURUHAN
Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang dicatat di ketiga kelompok
transaksi, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal, dan selisih perhitungan. Walaupun aliran
modal dan ekspor dan impor jasa menggambarkan keadaan yang kurang menggalakkan dan
memprihatinkan neraca keseluruhan masih menunjukkan gambaran yang semakin membaik.
Surplus neraca keseluruhan meningkat dari hampir US$ 4 milyar menjadi lebih US$5 milyar.
10
Faktor utama yang menyebabkan arah aliran yang menggalakkan tersebut adalah
pembaikan dalam neraca perdagangan, yang telah mengalami peningkatan yang sangat besar.
Surplus neraca perdagangan yang besar tersebut mampu menutupi defisit dalam neraca
perdagangan jasa dan defisit dalam aliran modal. Surplus yang besar dalam neraca perdagangan
menyebabkan pula perubahan neraca transaksi berjalan dari defisit menjadi surplus.
Data neraca pembayaran tahun 2000/01 menunjukkan walaupun neraca keseluruhan
dalam keadaan surplus, akan tetapi kedudukannya kurang kukuh. Apabila perekonomian
Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat kembali, impor akan mengalami kenaikan yang
pesat. Begitu juga ekspor-impor jasa neto defisitnya akan semakin meningkat. Seterusnya
pengaliran modal pemerintah (yaitu kecondongan pemerintah untuk meminjam dari negara lain)
belum tentu dapat dikurangi. Apabila hal-hal yang dinyatakan ini berlaku, kedudukan neraca
pembayaran yang kukuh hanya mungkin berlaku apabila neraca perdagangan dan aliran modal
swasta semakin bertambah kukuh. Menciptakan hal tersebut merupakan tanggung jawab kita
bersama: pemerintah, administrasi pemerintahan, pengusaha dan juga masyarakat pada
umumnya. Sebagai contoh, aliran modal bukan saja memerlukan kestabilan politik dan sosial
masyarakat. Seterusnya neraca perdagangan yang bertambah baik memerlukan perkembangan
ekspor yang pesat. Di samping para pengusaha perlu berusaha ke arah itu, dorongan sangat
diperlukan.
11
2. KURS VALUTA ASING
Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang
suatu negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing juga dapat
didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang
dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
Pada dasarnya terdapat dua cara di dalam menentukan kurs valuta asing, yaitu:
1. berdasarkan permintaan dan penawaran mata uang asing dalam pasar bebas
2. ditentukan oleh pemerintah
2.1. PENENTUAN KURS DALAM PASAR BEBAS
Penduduk suatu negara meminta sesuatu mata uang asing dikarenakan untuk
memungkinkan negara tersebut membeli barang dari negara lain. Salah satu alasannya yaitu
karena barang yang ingin diimpor dari negara lain lebih murah dari yang diproduksi di dalam
negeri.
Permintaan dan Penawaran Mata Uang Asing
Kurs pertukaran valuta asing adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan
apakah barang-barang yang diproduksi di negara lain lebih murah atau lebih mahal dari barang-
barang yang diproduksi di dalam negeri.
Semakin tinggi harga suatu mata uang, semakin sedikit permintaan terhadap mata uang
tersebut. Semakin rendah harga suatu mata uang, semakin banyak permintaan terhadap mata
uang tersebut. Berbeda dengan permintaan. Semakin tinggi harga mata uang maka semakin
banyak penawaran mata uang tersebut, semakin rengah harga mata uang semakin sedikit
penawaran mata uang tersebut.
12
Penentuan Harga Mata Uang Asing
Kurva permintaan keatas dolar adalah DD . Kurva tersebut yang berbentuk menurun dari
kiri atas ke kanan bawah, berarti (i) Apabila harga dolar tinggi permintaan ke ata dolar adlah
sedikit (pada kurs satu dolar = 250 Yen hanya satu billion dolar yang diminta), dan (ii) semakin
rendah harga dolar semakin banyak kuantitas dolar yang diminta (misalnya, pada kurs satu dolar
= 100 yen sebanyak 4 bilion dolar diminta oleh orang-orang Jepang).
Kurva SS adalah kurva penawaran ke atas mata uang dolar, dan dapat dilihat dalam
gambar dibawah bahwa bentuk kurva tersebut adalah menaik darikiri ke bawah ke kanan atas.
Kurva seperti ini menggambarkan bahwa 9i0 Apabila mata uang dolar rendah, penawaran dolar
oleh orang-orang Amerika juga rendah (misalnya, pada kurs satu dolar =50 yen sebanyak 1
bilion dolar billion saja yang ditawarkan, dan (ii) apabila harga mata uang dolar tinggi, lebih
banyak mata uang dolar akan ditawarkan (oleh orang-orang Amerika). Gambar dibawah
menunjukan kurva DD dan SS berpotongan pada keadaan dimana harga tiap unit mata uang
dolar adalah: satu dolar sama dengan 150 yen. Pada kurs pertukaran ini permintaan olar adalah
sama dengan penawaran dolar, yaitu sebanyak 2,5 bilion dolar. Keadaan ini berarti kurs valuta
asing adalah 1 dolar = 150 yen, dan kuantiti dolar yang diperjualbelikan dalam pasaran mata
uang adalah sebanyak 2,5 bilion.
13
2.2. PENENTUAN KURS PERTUKARAN OLEH PEMERINTAH
Pemerintah dapat campur tangan dalam menentukan kurs valuta asing. Tujuannya adalah
untuk memastikan kurs yang tidak akan menimbulkan efek yang buruk terhadap perekonomian.
Kurs pertukaran yang ditetapkan pemerintah adalah berbeda dengan kurs yang ditentukan oleh
pasar bebas. Besarnya perbedaan tersebut dibandingkan dengan yang berlaku di pasar bebas
adalah bergantung kepada kebijakan dan keputusan pemerintah mengenai kurs yang paling
sesuai untuk tujuan-tujuan pemerintah dalam menstabilkan dan mengembangkan perekonomian.
Sebagai ilustrasi, kurs valuta asing antara dolar dan yen yang ditentukan oleh pasar bebas
adalah satu dolar sama dengan 150 yen. Pemerintah Jepang memandang bahwa kurs ini kurang
sesuai, oleh sebab itu ditentukan bahwa kurs pertukaran adalah satu dolar sama dengan 250 yen.
Kurs ini menggambarkan bahwa harga yen dinilai terlalu rendah dari yang akan ditetapkan oleh
pasar bebas, yaitu pemerintah menetapkan harga per unit dolar adalah 250 yen sedangkan di
pasar bebas harga akan mencapai satu dolar sama dengan 150 yen.
14
150
100
50
DS
D
S
4
200
250
1 2 2,5 30
Kurs
Per
tuka
ran
(Har
ga d
olla
r dal
am y
en)
Kuantitas dolar (billion)
Apabila harga suatu mata uang domestik ditetapkan oleh pemerintah pada tingkat yang
lebih rendah dari yang ditentukan oleh pasar bebas, maka mata uang domestik dinamakan mata
uang yang dinilai terlalu rendah (undervalued currency). Sedangkan apabila harga mata uang
domestik ditetapkan pemerintah pada kurs yang lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pasar
bebas, dinamakan mata uang yang dinilai terlalu tinggi (overvalued currency).
15
Kurs
Per
tuka
ran
(Har
ga d
olla
r dal
am y
en)
Kuantitas dolar (billion)
150
100
50
DS
D
S
4
200
250
1 2 2,5 30
Kurs pertukaran I
Kurs pertukaran II
2.3. PERUBAHAN-PERUBAHAN KURS
Ada dua bentuk perubahan yaitu perubahan permintaan dan perubahan penawaran:
Efek Kenaikan Permintaan
Dalam gambar ditunjukkan perubahan yang diakibatkan oleh perubahan permintaan mata
uang US dolar. Dimisalkan bahwa pada mulanya permintaan terhadap dolar adalah DD dan
penawaran terhadap dolar adalah SS. Maka kurs pertukaran adalah satu dolar sama dengan 150
yen dan kuantitas dolar yang diperjualbelikan adalah Q1. Sebagai akibat dari suatu kenaikan
dalam permintaan terhadap dolar, kurva permintaan dolar bergerak dari DD ke D1D1.
16
150
100
50
D1
D
S
D1
DS
Q1 Q2
200
Har
ga d
olar
Kuantitas Dolar
Efek Perubahan Penawaran
(a) Perubahan Penawaran Dolar
Dalam gambar ditunjukkan perubahan penawaran. Awalnya kurva SS dan DD
menggambarkan penawaran dan permintaan uang dolar. Setelah itu penawaran bertambah dari
SS menjadi S1S1. akibatnya, kurs pertukaran untuk setiap dolar turun dari 200 yen menjadi 150
yen dan kuantitas mata uang dolar yang diperjualbelikan bertambah dar QA menjadi QB.
Kurs pertukaran ditentukan oleh mekanisme pasar di mana kurs tersebut akan terus
menerus mengalami perubahan sesuai dengan perubahan dalam permintaan dan penawaran uang
asing, maka kurs pertukaran yang ditentukan oleh mekanisme pasar dinamakan kurs pertukaran
berubah bebas atau kurs pertukaran terapung. Sedangkan kurs pertukaran yang ditentukan oleh
pemerintah dinamakan kurs tetap atau kurs pertukaran resmi.
2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS
17
50
Kuantitas Dolar
200
150
250
100
0
D S
S1
D
S1
S
QBQA
Har
ga D
olar
Perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta yang selanjutnya menyebabkan
perubahan dalam kurs valuta disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Perubahan dalam Citarasa Masyarakat
Citarasa masyarakat mempengaruhi corak konsumsi mereka. Maka perubahan citarasa
masyarakat akan mengubah corak konsumsi mereka terhadap barang-barang yang diproduksi
di dalam negeri maupun yang diimpor. Perbaikan kualitas barang-barang dalam negeri
menyebabkan keinginan mengimpor berkurang dan dapat pula menaikkan ekspor. Sedangkan
perbaikan kualitas barang-barang impor menyebabkan keinginan masyarakat untuk
mengimpor bertambah besar.
2. Perubahan Harga Barang Ekspor dan Impor
Harga suatu barang merupakan salah satu faktor penting yang menentukan apakah suatu
barang akan diimpor atau diekspor. Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan
harga yang relatif murah akan menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka ekspornya
berkurang. Pengurangan harga barang impor akan menambah jumlah impor dan sebaliknya,
kenaikan harga barang impor akan mengurangi impor.
3. Kenaikan Harga Umum (Inflasi)
Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan nilai sesuatu valuta
asing. Kecenderungan seperti ini disebabkan efek inflasi berikut: 1. inflasi menyebabkan
harga-harga di dalam negeri lebih mahal dari harga-harga di luar negeri dan oleh sebab itu
inflasi berkecenderungan menambah impor, 2. inflasi menyebabkan harga-harga barang
ekspor menjadi lebih mahal, oleh karena itu inflasi berkecenderungan mengurangi ekspor.
Keadaan 1 menyebabkan permintaan terhadap valuta asing bertambah, dan keadaan 2
menyebabkan penawaran terhadap valuta asing berkurang, maka harga valuta asing akan
bertambah.
4. Perubahan Suku Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi
Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting peranannya dalam
mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah
cenderung akan menebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan suku
18
bunga tingkat pengembalian invesasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri
masuk ke negara itu. Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu negara, permintaan
terhadap mata uangnya bertambah, maka nilai mata uang tersebut bertambah. Nilai mata
uang suatu negara akan merosot apabila lebih banyak modal negara dialirkan ke luar negeri
karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi di negara-negara
lain.
5. Pertumbuhan Ekonomi
Efek yang akan diakibatkan oleh suatu kemajuan ekonomi kepada nilai mata uangnya
tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi yang berlaku. Apabila kemajuan itu terutama
diakibatkan oleh perkembagan ekspor, maka permintaan terhadap mata uang negara itu
bertambah lebih cepat dari penawarannya dan oleh kaarena itu nilai mata uang negarai itu
naik. Akan tetapi, apabila kemajuan tersebut menyebabkan impor berkembang lebih cepat
dari ekspor, penawaran mata uang negara itu lebih cepat bertambah dari permintaannya dan
oleh karenanya nilai mata uang negara tersebut akan merosot.
2.5. KURS PERTUKARAN DAN NERACA PEMBAYARAN
Sistem kurs pertukaran yang ditentukan oleh mekanisme pasar berkecenderungan akan
menyebabkan ketidakseimbangan yang terus menerus dalam neraca pembayaran, sedangkan
kurs pertukaran yang ditetapkan oleh pemerintah berkecenderungan menimbulkan neraca
pembayaran yang tidak seimbang.
2.5.1. NERACA PEMBAYARAN DALAM SISITEM KURS TUKARAN BERUBAH
BEBAS
Sistem kurs berubah bebas berkecenderungan untuk menyeimbangkan neraca
pembayaaran. Kurva DD menggambarkan permintaan penduduk Indonesia terhadap mata
uang baht Thailand, kurva SS menggambarkan penawaran penduduk Thailand atas bath
mereka. Dari persilangan kurva DD dan kurva SS maka diperoleh kurs 1baht=200 rupiah.
Dari keadaan ini neraca pembayaran adalah seimbang.
19
Perubahan citarasa penduduk Thailand menyebabkan mereka ingin mengimpor lebih
banyak baran dari Indonesia, perubahan ini menyebabkan penawaran baht bertambah dari
SS menjadi S1S1. Akan tetapi permintaan Indonesia terhadap baht tetap. Pada waktu yang
sama, nilai baht yang merosot menyebabkan barang Thailand menjadi relatif lebih murah.
Sebagai akibatnya impor Thailand dari Indonesia semakin bertambah diimbangi oleh
pertambahan impor Indonesia dari Thailand. Akhirnya neraca pembayaran masih tetap
seimbang.
2.5.2. NERACA PEMBAYARAN DALAMSISTEM KURS PERTUKARAN TETAP
Kurva SS menggambarkan jumlah dolar yang ditawarkan oleh penduduk Amerika
Sserikat kepada penduduk Indonesia. Kurva DD menggambarkan permintaan penduduk
Indonesia terhadap dolar US. Apabila kurs pertukaran ditentukan oleh pasar bebas, setiap
unit dolar US adalah sama dengan Rp 10.000. berdasarkan beberapa pertimbangan,
misalkan pemerintah Indonesia menentukan bahwa kurs pertukaran antara dolar US dan
rupiah adalah satu US sama dengan Rp 12.500. ditinjau dari sudut pandang Indonesia nilai
20
100
Kuantitas Mata Uang Bath
Har
ga b
ath
(dal
am ru
piah
)
200
0
D S S1
DS1S
Q2Q1 Bath
tukar yang ditetapkan pemerintah lebih rendah dari yang ditentukan oleh pasar bebas,
keadaan ini dinamakan mata uang yang dinilai terlalu rendah atau undervalued. Keadaan
sebaliknya dinamakan mata uang yang dinilai terlalu tinggi atau overvalued.
Apabila kurs perukaran yang ditetaapkan 1USD = Rp 12.500, maka akan terjadi
ketidakseimbangan permintaan dan penawaran dolar. Pada kurs pertukaran tersebut Qb dolar
Us ditawarkan penduduk Amerika segangkan Qa dolar US diminta penduduk Indonesia.
Keadaan seperti ini berarti bahwa Indonesia mengalami surplus dalam neraca pembayaran
karena Amerika menawrkan lebih banyak dolar US. Maka dapat ditarik kesimpulan, oleh
karena kurs pertukaran yang ditetapkan oleh pemerintah selalu berbeda dengan kurs yang
ditetapkan oleh pasar bebas, maka dalam sistem kurs pertukaran tetap neraca pembayaran
akan cenderung dalam keadaan tidak seimbang.
21
7500
Kuantitas Dolar US
Kurs
Per
tuka
ran
(Rup
iah/
Dol
ar U
S)
10.000
0
D S
DS
Q0QA QB
12.500
3. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI TERBUKA
Dalam perekonomian terbuka, masalah yang dihadapi suatu negara menjadi lebih rumit,
dan kebiajakan yang perlu dirumuskan dan dilaksanakan pemerintah perlu difikirkan dengan
lebih baik. Dalam perekonomian tertup, biasanya hanya ada dua masalah yang perlu difikirkan
pemerintah dalam merumuskan kebijakan ekonomi, yaitu masalah pengangguran dan masalah
inflasi. Namun dalam perekonomian terbuka, perlu pula diperhatikan efek dari kebiajakan
pemerintah yang di rumuskan terhadap neraca pembayaran dan kestabilan kurs pertukaran.
Pada dasarnya masalah yang dihadapi oleh sesuatu perekonomia terbuka, adalah:
Perekonomian menghadapi masalah pengangguran, tetapi terdapat surplus dalam neraca
pembayaran
Perekonomian menghadapi masalah inflasi tetapi terdapat surplus dalam neraca
pembayaran
Perekonomian menghadapi masalah pengangguran dan disamping itu menghadapi
masalah defisit dalam neraca pembayaran
Perekonomian menghadapi masalah inflasi dan di samping itu menghadapi masalah
defisit dalam neraca pembayaran
Beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah defisit dalam neraca
oembayaran, adalah:
Mengatasi masalah pengangguran dan dedisit dalam neraca pembayaran. Kebijakan
pemerintah untuk mengatasi masalah seperti ini biasanya berbentuk kebijakan
memindahkan perbelanjaan.
Mengatasi masalah inflasi dan defisit dalam neraca pembayaran. Kebijakan pemerintah
yang dijalankan akan meliputi langkah-langkah yang digolongkan kepada kebijakan
mengurangkan perbelanjaan
3.1. Kebijakan Memindahkan Perbelanjaan22
Kebijakan memindahkan perbelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah untuk
mengatasi masalah defisit dalam neraca pembayaran yang akan mengakibatkan pertambahan
ekspor dan pengurangan impor. Kebijakan ini dijalankan, apabila defisit neraca pembayaran
wujud ketika perekonomian juga menghadapi masalah pengangguran. Langkah-langkah yang
akan mengurangi impor dan mendorong konsumsi barang dalam negeri adalah sebagai berikut:
Melakukan pembatasan impor. Ini dapat dilakukan dengan menaikkan pajak impor (tarif).
Disamping itu dapat pula dijalankan dengan menggunakan kuota dan melakukan
kampanye untuk membeli barang dalam negeri.
Menekankan (mengurangi penggunaan valuta asing). Pemerintah (melalui bank sentral)
mencatu penggunaan mata uang asing. Masyarakat dan para pengusaha haruslah
menerangkan tujuan mereka membeli valuta asing. Pemerintah lebih baik mengutamakan
pengguna valuta asing untuk mengimpor barang keperluan pokok dan bahan mentah
sector industry dan tidak mendorong usaha mengimpor barang-barang mewah.
Menurunkan nilai mata uang (devaluasi). Langkah ini menyebabkan barang impor
menjadi lebih mahal dan akan mengurangi impor. Sebaliknya barang ekspor menjadi
murah di pasaran luar negeri dan akan menambah ekspor.
Langkah-langkah yang akan menambah ekspor sehingga menambah penerimaan valuta asing
adalah:
Memberikan insentif fiscal dan moneter untuk menambahkan kegiatan dalam produksi
barang ekspor. Insentif-insentif ini anrara lain adalah membina kawasan perusahaan dan
kawasan bebas pajak (free trade zone), memberikan kemudahan pinjaman atau member
subsidi ekspor.
Mewujudkan kestabilan upah dan harga. Pertambahan ekspor sangat tergantung kepada
kemampuan ekspor negara untuk bersaing di luar negeri. Salah satu faktor yang
menentukan kapasitas bersaing adalah biaya produksi yang rendah. Untuk memastikan
agar biaya produksi tetap rendah, upah dan harga-harga barang dalam negeri perlu
distabilkan.
Menurunkan nilai valuta. Seperti yang telah diterangkan di atas, menurunkan nilai valuta
bukan saja akan dapat mengurangkan impor tetapi juga akan menambahkan ekspor.
23
3.2. Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan
Kebijakan pengurangan perbelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah untuk
mengatasi masalah kekurangan dalam neraca pembayaran dengan mengurangi perbelanjaan
agrerat dan tingkat kegiatan ekonomi negara. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah
dalam neraca pembayaran dengan cara mengurangkan perbelanjaan akan dilakukan apabila:
Perekonomian telah mencapai kesempatan kerja penuh dan disamping itu juga inflasi
telah terwujud
Dalam perekonomian terdapat defisit yang berkepanjangan dalam neraca pembayaran.
Kebijakan mengurangi perbelanjaan dapat dilaksanakan dengan mengambil langkah-langkah
berikut:
Menaikkan pajak pendapatan. Pajak ini akan mengurangi pendapatan disposebel dan
pengurangan ini akan mengurangi konsumsi rumah tangga.
Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang. Tujuan ini dapat dicapai
dengan menjalanjan kebijakan moneter, misalnya dengan menaikkan tingkat cadangan
minimum dan menaikkan suku bank (diskonto). Pengurangan penawaran uang dan suku
bunga yang tinggi akan mempengaruhi investasi. Keadaan ini selanjutnya akan
mengurangi pengeluaran agrerat.
Mengurangi pengeluaran pemerintah. Oleh karena pengeluaran pemerintah adalah
sebagai bagian dari pengeluaran agrerat, maka pengurangan pengeluaran pemerintah akan
mengurani pengeluaran agrerat.
3.3. Devaluasi (Penurunan Nilai Valuta)
24
Devaluasi biasanya dilakukan oleh negara-negara yang menjalankan system kurs pertukaran
tetap. Devaluasi adalah tindakan pemerintah yang menurunkan nilai mata uangnya terhadap
valuta asing. Efek-efek yang mungkin ditimbulkan oleh devaluasi adalah:
Ekspor akan bertambah, karena di pasaran luar negeri ekspor negara menjadi lebih murah
Impor berkurang, krena barang luar negeri menjadi lebih mahal
Kenaikan ekspor dan pengurangan impor akan memperbaiki neraca pembayaran
Pendapatan nasional akan bertambah karena ekspor naik, pengurangan impor menaikkan
permintaan produksi domestic, dan kenaikan yang diakibatkan oleh faktor-faktor tersebut
akan mendorong investasi.
Inflasi dapat juga berlaku apabila devaluasi dilakukan ketika perekonomian mengalami
kemakmuran yang tinggi. Ini disebabkan karena kenaikkan ekspor dan perkembangan
kegiatan ekonomi yang lain yang diakibatkan oleh devaluasi akan menaikkan upah buruh
dan harga-harga
Di luar negeri mungkin negara-negara lain melakukan langkah balasan dengan
menggunakan halangan perdagangan impor atau dengan melakukan devaluasi
Syarat-syarat yang dibutuhkan untuk mensukseskan devaluasi adalah:
Ekspor negara itu elastic. Hanya dalam keadaan ini hasil penjualan ekspor bertambah.
Apabila permintaan luar negeri ke atas barang ekspor negara yang mendevaluasikan
valutanya tidak elastic, devaluasi akan mengurangi hasil penjualan ekspor
Permintaan impor negara itu adalah elastic. Apabila permintaan impor elastis, devaluasi
mengurangi jumlah impor dengan tingkat yang lebih tinggi dari penurunan nilai mata
uang. Maka pengeluaran ke atas barang impor akan menjadi lebih kecil dari sebelum
devaluasi
Di dalam negeri tidak berlaku inflasi. Apabila devaluasi mengakibatkan inflasi di dalam
negeri, barang ekspor dan barang buatan sendiri akan mengalami kenaikan harga.
Apabila tingkat kenaikan harga lebih besar dari tingkat devaluasi, pada akhirnya harga
ekspor menjadi lebih mahal dan barang impor menjadi lebih murah sebelum devaluasi.
Pada akhirnya negara itu tidak memperoleh sembarang keuntungan devaluasi
25
Negara lain tidak melakukan reaksi balasan dan melakukan devaluasi pula. Apabila
negara-negara lain melakukan tindakan yang sama, devaluasi tidak akan memberikan
sembarang efek kepada neraca pembayaran dan perekonomian negara. Langkah seperti
itu akan dijalankan apabila negara lain tersebut merupakan partner dgagang yang sangat
penting.
BAB III
PENUTUP
26
1.1. Kesimpulan
a. Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang
transaksi ekonomi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk
negara lain dalam jangka waktu tertentu. Atau NPI adalah suatu catatan yang
disusun secara sistematis tentang seluruh aktivitas ekonomi yang meliputi
perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk
(resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk
suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Transaksi ekonomi tersebut
diklasifikasikan ke dalam transaksi berjalan, transaksi modal, dan lalu lintas
moneter. Transaksi berjalan terdiri atas ekspor ataupun impor barang dan jasa,
sedangkan transaksi modal terdiri atas arus modal sektor pemerintah ataupun
swasta, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu lintas
moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa. Dengan demikian, neraca
pembayaran memberikan gambaran arus penerimaan dan pengeluaran devisa
serta perubahan neto cadangan devisa.
b. Valuta Asing merupakan uang Asing yang dimiliki oleh suatu Negara untuk
perdagangan internasional (ekspor dan impor), dalam penentuan valas ada dua
jenis yaitu: di tentukan oleh pemerintah (kurs tetap) dan di tentukan oleh pasar
(Kurs mengambang), dalam kurs tetap pemerintah menetapkan hara lebih
tinggi (overvalued) atau terlalu rendah (undervalued) sehingga dalam neraca
pembayaran cenderung dalam keadaan tidak seimbang. Faktor yang
mempengaruhi perubahan nilai kurs di pasar bebas ada 5 macam :
- Perubahan dalam citarasa masyarakat
- Perubahan harga dai barang-barang ekspor
- Inflasi
- zPerubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi
- Perkembangan ekonomi
27
28