39
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa ha;a yang erat hubunganya dengan efek kegiatan ekonomi dalam perekonomian terbuka terbuka dibicarakan dalam makalah ini. Pertama sekali, makalah ini akan menerangkan mengenai neraca pembayaran. Seterusnya, makalah ini akan menjelaskan pula mengenai penentuan kurs pertukaran di antara sesuatu mata uang dengan mata uang negara lain. Dan yang terakhir akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai masalah- masalah yang dihadapi dalam perekonomian terbuka dan beberapa langkah pemerintah yang dapa dijalankan apabila perdagangan luar negeri dan lalu lintas dana menimbulkan efek buruk keatas kegiatan ekonomi negara. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Neraca Pembayaran, yang terdiri dari : 1

neraca pembayaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: neraca pembayaran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beberapa ha;a yang erat hubunganya dengan efek kegiatan ekonomi dalam perekonomian

terbuka terbuka dibicarakan dalam makalah ini. Pertama sekali, makalah ini akan

menerangkan mengenai neraca pembayaran. Seterusnya, makalah ini akan

menjelaskan pula mengenai penentuan kurs pertukaran di antara sesuatu mata uang

dengan mata uang negara lain. Dan yang terakhir akan dibahas dalam makalah ini adalah

mengenai masalah-masalah yang dihadapi dalam perekonomian terbuka dan beberapa langkah

pemerintah yang dapa dijalankan apabila perdagangan luar negeri dan lalu lintas dana

menimbulkan efek buruk keatas kegiatan ekonomi negara.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang

akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Neraca Pembayaran, yang terdiri dari :

a . Penge r t i an Ne raca Pembaya ran

b . N e r a c a M o d a l

c . C a d a n g a n V a l u t a A s i n g .

d . Neca ra Pembaya ran Se l a lu Se imbang

e . Neca ra Pe rdagangan dan Pembaya ran Indones i a .

1

Page 2: neraca pembayaran

f . N e r a c a K e s e l u r u h a n .

2 . K u r s V a l u t a A s i n g , t e r d i r i d a r i :

a . Penge r t i an Kur s Va lu t a As ing .  

b . Pe rubahan -Pe rubahan Kur s .

c. Fak to r -Fak to r Yang Mempenga ruh i Kur s .

d . Kur s Pe r t uka ran dan Ne raca Pembaya ran .

3 .Keg ia tan Perkonomian Terbuka , yang t erd i r i dar i :

a. Kebijakan Pemerintah Dalam Ekonomi Terbuka. 

b . Keb i j akan Memindahkan Pe rbe l an j aan .

c . Keb i j akan Pengurangan Pe rbe l an j aan .

d. Devaluasi (Penurunan Nilai Valuta Asing)

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :

a. Untuk mengetahui apa pengertian/ definisi dari Neraca Pembayaran dan Valuta

Asing.

b. Dapat mengenal Kebijakan Pemerintah dalam perekonomian terbuka.

c. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kurs.

d. Mengetahui Penurunan Nilai Valuta Asing .

e. Mengetahui Neraca Modal

f. Dapat mengetahui Cadangan Valuta asing.

g. Mengetahui Neraca Keseluruhan.

2

Page 3: neraca pembayaran

BAB II

PEMBAHASAN

1. NERACA PEMBAYARAN, KURS VALUTA ASING DAN KEGIATAN

PEREKONOMIAN TERBUKA

1.1. NERACA PEMBAYARAN

Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai

transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara

lain dalam suatu tahun tertentu. Suatu neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian

yang utama, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.

1.2. NERACA BERJALAN

Neraca berjalan mencatat transaksi – transaksi berikut :

i. Ekspor dan impor barang tampak.

ii. Ekspor dan impor jasa ( atau barang tak tampak ).

iii. Pembayaran pindahan neto ke luar negeri.

Nilai Ekspor dan Impor Barang Tampak

Transaksi ini meliputi hasil-hasil sektor pertanian, barang-barang produksi industri, dan

barang-barang yang diproduksikan oleh sektor pertambangan dan berbagai jenis ekspor dan

impor barang tampak lainnya. Neraca ( yaitu perbedaan di antara ekspor dan impor ) dari

perdagangan tampak – yaitu perdagangan dalam barang-barang tampak, dinamakan neraca

perdagangan. Apabila nilai neraca itu positif, ia berarti bahwa ekspor barang-barang tampak

adalah melebihi impornya. Sebaliknya apabila ia negatif, maka ia berarti bahwa impor melebihi

ekspor.

3

Page 4: neraca pembayaran

Nilai Ekspor dan Impor Barang-Barang Tak Tampak

Transaksi ini meliputi pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi dari barang-barang

tampak yang diekspor atau diimpor, perbelanjaan para pelancong, dan pendapatan investasi

( yang meliputi keuntungan, bunga ke atas modal yang diinvestasikan, dan dividen ). Neraca

perdagangan tak tampak – yaitu nilai bersih ekspor dan impor jasa-jasa, dinamakan neraca jasa.

Nilai neraca jasa sesuatu negara, yang positif berarti negara tersebut lebih banyak menjual jasa-

jasanya ke luar negeri dari membelinya dari negara-negara lain. Dan apabila nilainya negatif

( masalah ini juga dihadapi oleh neraca pembayaran Indonesia ), ia berarti bahwa negara itu lebih

banyak membeli jasa pihak-pihak luar dari menjual jasanya ke luar negeri.

Pembayaran Pindahan

Ini meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak

swasta. Transaksi ini meliputi pembayaran di mana penerimanya tidak perlu “membayar” dalam

bentuk uang atau jasa. Contoh-contoh dari pembayaran pindahan adalah bantuan uang suatu

negara Arab ke Afghanistan, atau bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke penderita

kelaparan di Afrika. Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan anak-anak bersekolah di

luar negeri adalah contoh lain.

1.3. NERACA MODAL

Neraca modal meliputi dua golongan transaksi, yaitu aliran modal jangka panjang dan

aliran modal keuangan swasta.

Aliran Modal Jangka Panjang

Ia meliputi dua jenis aliran modal : aliran modal resmi dan investasi langsung oleh

pihak swasta ke negara-negara lain. Aliran modal resmi adalah pinjaman dan pembayaran di

antara badan-badan pemerintah di sesuatu negara dengan negara-negara lain. Sedangkan

investasi langsung swasta adalah penanaman modal langsung, yaitu investasi berupa mendirikan

perusahaan-perusahaan – terutama perindustrian. Modal yang dibelanjakan diperoleh dari negara

asal perusahaan tersebut. Perbedaan di antara modal jangka panjang yang diterima dari lur negeri

dengan modal jangka panjang yang dibayarkan ke luar negeri dinamakan neraca modal jangka

4

Page 5: neraca pembayaran

panjang. Apabila nilainya positif, keadaan ini berarti lebih banyak modal jangka panjang yang

diterima dari luar negeri dari yang dibayarkan ke luar negeri. Aliran seperti itu membantu

memperkukuh neraca pembayaran. Di samping itu aliran modal jangka panjang dapat

meningkatkan perbelanjaan pembangunan pemerintah dan investasi sektor swasta.

Modal Swasta dan Kesilapan-Ketinggalan

Dua akun penting lain dalam neraca pembayaran meliputi akun “modal swasta” dan

”kesilapan dan ketinggalan”. Yang dimaksudkan dengan “modal swasta” adalah aliran-aliran

modal dalam bentuk tabungan atau investasi keuangan yang dapat dengan cepat ditukarkan

kembali kepada valuta yang asal atau valuta lainnya. Aliran keuangan ini selalu dinamakan juga

sebagai “hot money”. Dinamakan demikian karena dana tersebut dapat mengalir dari satu negara

ke negara lain dengna mudah dan dalam waktu yang cepat. Uang tersebut biasanya meliputi uang

yang diinvestasikan di pasaran uang dan pasaran modal untuk memperoleh keuntungan dari

investasi tersebut. Pembelian saham-saham domestik oelh suatu perusahaan “mutual fund” di

New York merupakan salah satu contoh dari aliran masuk modal swasta.

Akun kesilapan dan ketinggalan merupakan akun yang menaksir besarnya aliran uang

yang tidak dicatat. Dalam setiap neraca pembayaran perlu ada akun kesilapan dan ketinggalan

untuk memastikan agar penghitungan aliran ke luar dan aliran masuk adalah seimbang. Anda

membawa uang Rp. 100 ribu. Ketika anda hitung sisa uang setelah dibelanjakan, sisanya adalah

Rp. 40 ribu. Akan tetapi dalam ingatan anda yang dibelanjakan hanyalah Rp. 50 ribu. Berarti

anda tidak mengetahui bagaimana uang sebanyak Rp. 10 ribu lagi digunakan. Dalam neraca

pembayaran kesalahan yang seperti ini dicatat dalam akun “kesilapan dan ketinggalan”.

1.4. CADANGAN VALUTA ASING

Aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu negara pada suatu waktu

tertentu biasanya berbeda dengan aliran ke luar untuk pembayaran dan investasi ke luar negeri.

Perbedaan di antara keduanya dinamakan “neraca keseluruhan”. Apabila neraca keseluruhan

bernilai positif, artinya adalah: aliran pembayaran dan investasi ke sesuatu negara melebihi aliran

5

Page 6: neraca pembayaran

yang sama ke negara-negara lain. Dengan demikian, sebaliknya, nilai negatif menggambarkan

bahwa aliran ke luar melebihi aliran yang masuk.

Dalam keadaan di mana sesuatu negara lebih banyak membuat pembayaran ke luar

negeri kalau dibandingkan dengan penerimaannya, maka bank sentral harus mengurangi

cadangan valuta asingnya untuk melakukan pembayaran tersebut. Sebaliknya, apabila yang

diterima dari negara-negara lain adalah lebih banyak dari yang harus dibayar, maka cadangan

valuta asing akan bertambah. Dalam informasi mengenai “perubahan dalam cadangan bank

sentral”, yang ditunjukkan adalah (i) jumlah perubahan cadangan tersebut dalam satu tahun

tertentu, dan (ii) banyaknya jumlah perubahan dari tiap-tiap jenis harta bank sentral.

1.5. NERACA PEMBAYARAN SELALU SEIMBANG

Apabila diperhatikan uraian di atas dengan cermat, maka akan dapat disimpulkan bahwa

suatu neraca pembayaran akan selalu seimbang, yaitu aliran uang dan modal ke luar negeri

adalah sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke negara tersebut. Ini tidak berarti

bahwa neraca berjalan selalu dalam keadaan seimbang, dan begitu pula neraca modal selalu

dalam keadaan seimbang. Yang menyebabkan neraca pembayaran yang selalu seimbang adalah:

ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal akan diseimbangkan oleh

perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral.

Untuk menjelaskan maksud rumusan di atas, perhatikan contoh berikut ( nilai – nilai

dalam triliunan rupiah ):

i. Neraca berjalan + 40

ii. Nercaca modal jangka panjang + 20

iii. Modal keuangan swasta + 30

NERACA KESELURUHAN + 30

iv. Perubahan cadangan mata

uang asing bank sentral - 30

Contoh di atas menggambarkan bahwa dalam neraca berjalan terdapat surplus sebanyak

Rp 40 triliun dan aliran modal jangka panjang memperoleh surplus sebanyak Rp. 20 triliun.

Dalam aliran modal keuangan swasta terdapat defisit sebanyak Rp. 30 triliun, dan ini 6

Page 7: neraca pembayaran

menyebabkan neraca keseluruhan hanya memperoleh surplus sebanyak Rp. 30 triliun. Surplus

dalam neraca keseluruhan berarti: negara itu menerima Rp. 30 triliun dari negara-negara lain. Ini

menyebabkan cadangan valuta asing bank sentral bertambah dengan jumlah yang sama. Akibat

dari pertambahan cadangan ini maka neraca pembayaran telah menjadi seimbang, yaitu aliran

uang dan modal yang masuk dan keluar adalah telah sama banyaknya. (Catatan: dalam neraca

pembayaran tanda negatif (-) dalam perubahan cadangan valuta asing menggambarkan

pertambahan cadangan, dan tanda positif (+) berarti pengurangan cadangan valuta asing bank

sentral).

1.6. NERACA PERDAGANGAN DAN PEMBAYARAN INDONESIA

Setiap Negara, walaupun menggunakan prinsip yang sama seperti yang telah diterangkan

dalam bagian sebelum ini dalam menyusun data neraca pembayarannya, membuat klasifikasi

yang agak berbeda dalam mengemukakannya. Di Indonesia neraca pembayaran disusun seperti

yang ditunjukkan oleh Tabel 12.1.

Data yang dikemukakan adalah untuk tahun 1996/67, yaitu tahun sebelum krisis moneter

melanda Indonesia, dan tahun 2000/01. Data tersebut dapat memberi gambaran kasar tentang

bagaimana bentuk hubungan ekonomi Indonesia dengan negara-negara lain sebelum dan sesudah

krisis moneter. Susunan neraca pembayaran ini dapat dibedakan kepada tiga golongan mutasi

keuangan yaitu: (i) transaksi berjalan, (ii) transaksi modal, dan (iii) selisih perhitungan.

7

Page 8: neraca pembayaran

Neraca Pembayaran Indonesia, 1997 dan 2001 (Juta dolar US)

Jenis mutasi keuangan 1996/97 2000/01

A. Transaksi Berjalan1. Ekspor-Impor barang

a. Ekspor 52.038 65.408i. Non-Migas (32.267) (50.341)ii. Migas (12.771) (15.067)

- Minyak (7.513) (7.954)- Gas (5.258) (7.113)

b. Impor 45.819 43.067i. Non-Migas (41.126) (34.376)ii. Migas ( 4.693) ( 5.989)- Minyak (4.423) (5.653)- LNG (270) (336)

Neraca perdagangan 6.219 25.041

2. Ekspor-impor jasa-jasa (neto) -14.288 -17.050a. Non-Migas (-10.747) (-12.500)b. Migas (-3.541) (-4.550)

Neraca transaksi berjalan -8.069 7.991

B. Transaksi Modal1. Modal pemerintah (neto) -820 3.218

a. Penerimaan 5.298 7.490i. CGI (4.857) (2.420)

ii.Di luar CGI (441) (5.070)

b. Pelunasan -6.118 -4.2722. Modal swasta (neto) 13.488 -9.990

a. Penanaman modal langsung (6.546) (-4.551)b. Lainnya (6.592) (-5.439)

3. Jumlah (1) + (2) 12.668 -6.772C. Selisih perhitungan 701 3.824

Neraca Keseluruhan 3.898 5.043

8

Page 9: neraca pembayaran

Transaksi Berjalan

Data ini dibedakan kepada dua golongan: ekspor dan impor barang, dan ekspor-impor

neto jasa-jasa. Seterusnya setiap golongan data ini dibedakan pula kepada ekspor dan impor

Non-Migas dan Migas. Pada tahun 1996/97 ekspor Indonesia berjumlah US$65,4 milyar pada

tahun 2000/01. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh perkembangan ekspor Non-Migas-

yaitu dari US$39,3 milyar pada tahun 1996/97 menjadi US$ 50,3 milyar pada tahun 2000/01.

Ekspor Migas hanya mengalami kenaikan sebanyak kurang lebih US$2,3 milyar dan

pertambahan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan ekspor gas alam.

Dalam periode yang sama impor merosot dari US$ 45,8 milyar menjadi US$40,4 milyar

dan penurunan ini terutama disebabkan oleh pengurangan impor Non-Migas, yaitu dari US$41,1

milyar kepada US$34,4 milyar. Sedangkan impor Migas mengalami kenaikan (dari US$4,7

milyar menjadi hampir US$ 6 milyar).

Perkembangan ekspor dan impor seperti yang diterangkan di atas menyebabkan dalam

periode di atas neraca perdagangan mengalami perbaikan yang sangat signifikan, yaitu

surplusnya meningkat dari US$6,2 milyar menjadi US$25,0 milyar. Perbaikan dalam neraca

perdagangan ini menimbulkan efek yang positif terhadap neraca transaksi berjalan-yang

mengalami deficit dalam tahun 1996/7 (sebanyak lebih dari US$8 bilion) tetapi mengalami

surplus pada tahun 2000/01 (sebanyak hampir US$8 milyar). Defisit ekspor dan impor jasa neto

meningkat dari US$14,3 milyar menjadi US$17,1 milyar.

Transaksi Modal dan Selisih Perhitungan

Transaksi berjalan memberikan gambaran tentang nilai transaksi yang diakibatkan oleh

kegiatan perdagangan barang dan jasa. Dengan demikian data yang ditunjukkan menggambarkan

nilai barang (seperti karet, minyak, hasil industri manufaktur) dan jasa (seperti pelancongan,

keuntungan dari investasi di luar negeri dan biaya pengangkutan) yang diperdagangkan.

Sedangkan transaksi modal menggambarkan aliran ke luar masuk modal di antara Indonesia

dengan negara-negara lain.

Transaksi modal. Data transaksi modal dibedakan kepada dua kelompok: nilai neto aliran

modal kepada pemerintah, dan nilai neto aliran swasta. Berbeda dengan perkembangan dalam 9

Page 10: neraca pembayaran

neraca perdagangan, yang menunjukkan arah aliran (trend) yang cukup memprihatinkan. Data

yang ditunjukkan memberikan gambaran yang berikut:

i. Pinjaman pemerintah semakin meningkat dan pembayaran uang semakin merosot

Pada tahun 1996/97 penerimaan pinjaman pemerintah berjumlah hampir US$5,3

milyar dan meningkat menjadi US$7,5 milyar pada tahun 2000/01. Sedangkan

pelunasan hutang merosot dari US$6,1 milyar menjadi US$4,3 milyar.

ii. Aliran modal swasta menunjukkan gambaran yang lebih suram. Pada tahun

1996/97 aliran masuk neto modal swasta mencapai US$13,5 milyar dan terdiri

dari lebih US$6,5 milyar aliran penanaman modal langsung dan hampir US$6,6

milyar aliran modal lainnya. Arah alirannya (trend-nya) menjadi terbalik pada

tahun 2000/01, yaitu aliran modal neto mengalami defisit hampir sebesar US$10

milyar penanaman modal langsung dan sebesar US$5,4 milyar dalam defisit

aliran modal lainnya.

iii. Perkembangan aliran modal yang diterangkan dalam (i) dan (ii) menggambarkan

pembalikan total terhadap trend aliran modal ke Indonesia. Pada tahun 1996/97,

aliran masuk neto (yang merupakan gabungan aliran neto modal pemerintah dan

modal swasta) berjumlah US$12,7 milyar. Pada tahun 2000/01 aliran neto modal

telah mengalami defisit sebesar hampir US$6,8 milyar.

Selisih perhitungan Nilai selisih penghitungan meningkat dari US$701 juta menjadi lebih dari

US$3,8 milyar. Pertambahan ini menggambarkan aliran modal yang tidak dicatat semakin

meningkat dan jumlahnya cukup besar.

1.7. NERACA KESELURUHAN

Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang dicatat di ketiga kelompok

transaksi, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal, dan selisih perhitungan. Walaupun aliran

modal dan ekspor dan impor jasa menggambarkan keadaan yang kurang menggalakkan dan

memprihatinkan neraca keseluruhan masih menunjukkan gambaran yang semakin membaik.

Surplus neraca keseluruhan meningkat dari hampir US$ 4 milyar menjadi lebih US$5 milyar.

10

Page 11: neraca pembayaran

Faktor utama yang menyebabkan arah aliran yang menggalakkan tersebut adalah

pembaikan dalam neraca perdagangan, yang telah mengalami peningkatan yang sangat besar.

Surplus neraca perdagangan yang besar tersebut mampu menutupi defisit dalam neraca

perdagangan jasa dan defisit dalam aliran modal. Surplus yang besar dalam neraca perdagangan

menyebabkan pula perubahan neraca transaksi berjalan dari defisit menjadi surplus.

Data neraca pembayaran tahun 2000/01 menunjukkan walaupun neraca keseluruhan

dalam keadaan surplus, akan tetapi kedudukannya kurang kukuh. Apabila perekonomian

Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat kembali, impor akan mengalami kenaikan yang

pesat. Begitu juga ekspor-impor jasa neto defisitnya akan semakin meningkat. Seterusnya

pengaliran modal pemerintah (yaitu kecondongan pemerintah untuk meminjam dari negara lain)

belum tentu dapat dikurangi. Apabila hal-hal yang dinyatakan ini berlaku, kedudukan neraca

pembayaran yang kukuh hanya mungkin berlaku apabila neraca perdagangan dan aliran modal

swasta semakin bertambah kukuh. Menciptakan hal tersebut merupakan tanggung jawab kita

bersama: pemerintah, administrasi pemerintahan, pengusaha dan juga masyarakat pada

umumnya. Sebagai contoh, aliran modal bukan saja memerlukan kestabilan politik dan sosial

masyarakat. Seterusnya neraca perdagangan yang bertambah baik memerlukan perkembangan

ekspor yang pesat. Di samping para pengusaha perlu berusaha ke arah itu, dorongan sangat

diperlukan.

11

Page 12: neraca pembayaran

2. KURS VALUTA ASING

Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang

suatu negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing juga dapat

didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang

dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang asing.

Pada dasarnya terdapat dua cara di dalam menentukan kurs valuta asing, yaitu:

1. berdasarkan permintaan dan penawaran mata uang asing dalam pasar bebas

2. ditentukan oleh pemerintah

2.1. PENENTUAN KURS DALAM PASAR BEBAS

Penduduk suatu negara meminta sesuatu mata uang asing dikarenakan untuk

memungkinkan negara tersebut membeli barang dari negara lain. Salah satu alasannya yaitu

karena barang yang ingin diimpor dari negara lain lebih murah dari yang diproduksi di dalam

negeri.

Permintaan dan Penawaran Mata Uang Asing

Kurs pertukaran valuta asing adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan

apakah barang-barang yang diproduksi di negara lain lebih murah atau lebih mahal dari barang-

barang yang diproduksi di dalam negeri.

Semakin tinggi harga suatu mata uang, semakin sedikit permintaan terhadap mata uang

tersebut. Semakin rendah harga suatu mata uang, semakin banyak permintaan terhadap mata

uang tersebut. Berbeda dengan permintaan. Semakin tinggi harga mata uang maka semakin

banyak penawaran mata uang tersebut, semakin rengah harga mata uang semakin sedikit

penawaran mata uang tersebut.

12

Page 13: neraca pembayaran

Penentuan Harga Mata Uang Asing

Kurva permintaan keatas dolar adalah DD . Kurva tersebut yang berbentuk menurun dari

kiri atas ke kanan bawah, berarti (i) Apabila harga dolar tinggi permintaan ke ata dolar adlah

sedikit (pada kurs satu dolar = 250 Yen hanya satu billion dolar yang diminta), dan (ii) semakin

rendah harga dolar semakin banyak kuantitas dolar yang diminta (misalnya, pada kurs satu dolar

= 100 yen sebanyak 4 bilion dolar diminta oleh orang-orang Jepang).

Kurva SS adalah kurva penawaran ke atas mata uang dolar, dan dapat dilihat dalam

gambar dibawah bahwa bentuk kurva tersebut adalah menaik darikiri ke bawah ke kanan atas.

Kurva seperti ini menggambarkan bahwa 9i0 Apabila mata uang dolar rendah, penawaran dolar

oleh orang-orang Amerika juga rendah (misalnya, pada kurs satu dolar =50 yen sebanyak 1

bilion dolar billion saja yang ditawarkan, dan (ii) apabila harga mata uang dolar tinggi, lebih

banyak mata uang dolar akan ditawarkan (oleh orang-orang Amerika). Gambar dibawah

menunjukan kurva DD dan SS berpotongan pada keadaan dimana harga tiap unit mata uang

dolar adalah: satu dolar sama dengan 150 yen. Pada kurs pertukaran ini permintaan olar adalah

sama dengan penawaran dolar, yaitu sebanyak 2,5 bilion dolar. Keadaan ini berarti kurs valuta

asing adalah 1 dolar = 150 yen, dan kuantiti dolar yang diperjualbelikan dalam pasaran mata

uang adalah sebanyak 2,5 bilion.

13

Page 14: neraca pembayaran

2.2. PENENTUAN KURS PERTUKARAN OLEH PEMERINTAH

Pemerintah dapat campur tangan dalam menentukan kurs valuta asing. Tujuannya adalah

untuk memastikan kurs yang tidak akan menimbulkan efek yang buruk terhadap perekonomian.

Kurs pertukaran yang ditetapkan pemerintah adalah berbeda dengan kurs yang ditentukan oleh

pasar bebas. Besarnya perbedaan tersebut dibandingkan dengan yang berlaku di pasar bebas

adalah bergantung kepada kebijakan dan keputusan pemerintah mengenai kurs yang paling

sesuai untuk tujuan-tujuan pemerintah dalam menstabilkan dan mengembangkan perekonomian.

Sebagai ilustrasi, kurs valuta asing antara dolar dan yen yang ditentukan oleh pasar bebas

adalah satu dolar sama dengan 150 yen. Pemerintah Jepang memandang bahwa kurs ini kurang

sesuai, oleh sebab itu ditentukan bahwa kurs pertukaran adalah satu dolar sama dengan 250 yen.

Kurs ini menggambarkan bahwa harga yen dinilai terlalu rendah dari yang akan ditetapkan oleh

pasar bebas, yaitu pemerintah menetapkan harga per unit dolar adalah 250 yen sedangkan di

pasar bebas harga akan mencapai satu dolar sama dengan 150 yen.

14

150

100

50

DS

D

S

4

200

250

1 2 2,5 30

Kurs

Per

tuka

ran

(Har

ga d

olla

r dal

am y

en)

Kuantitas dolar (billion)

Page 15: neraca pembayaran

Apabila harga suatu mata uang domestik ditetapkan oleh pemerintah pada tingkat yang

lebih rendah dari yang ditentukan oleh pasar bebas, maka mata uang domestik dinamakan mata

uang yang dinilai terlalu rendah (undervalued currency). Sedangkan apabila harga mata uang

domestik ditetapkan pemerintah pada kurs yang lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pasar

bebas, dinamakan mata uang yang dinilai terlalu tinggi (overvalued currency).

15

Kurs

Per

tuka

ran

(Har

ga d

olla

r dal

am y

en)

Kuantitas dolar (billion)

150

100

50

DS

D

S

4

200

250

1 2 2,5 30

Kurs pertukaran I

Kurs pertukaran II

Page 16: neraca pembayaran

2.3. PERUBAHAN-PERUBAHAN KURS

Ada dua bentuk perubahan yaitu perubahan permintaan dan perubahan penawaran:

Efek Kenaikan Permintaan

Dalam gambar ditunjukkan perubahan yang diakibatkan oleh perubahan permintaan mata

uang US dolar. Dimisalkan bahwa pada mulanya permintaan terhadap dolar adalah DD dan

penawaran terhadap dolar adalah SS. Maka kurs pertukaran adalah satu dolar sama dengan 150

yen dan kuantitas dolar yang diperjualbelikan adalah Q1. Sebagai akibat dari suatu kenaikan

dalam permintaan terhadap dolar, kurva permintaan dolar bergerak dari DD ke D1D1.

16

150

100

50

D1

D

S

D1

DS

Q1 Q2

200

Har

ga d

olar

Kuantitas Dolar

Page 17: neraca pembayaran

Efek Perubahan Penawaran

(a) Perubahan Penawaran Dolar

Dalam gambar ditunjukkan perubahan penawaran. Awalnya kurva SS dan DD

menggambarkan penawaran dan permintaan uang dolar. Setelah itu penawaran bertambah dari

SS menjadi S1S1. akibatnya, kurs pertukaran untuk setiap dolar turun dari 200 yen menjadi 150

yen dan kuantitas mata uang dolar yang diperjualbelikan bertambah dar QA menjadi QB.

Kurs pertukaran ditentukan oleh mekanisme pasar di mana kurs tersebut akan terus

menerus mengalami perubahan sesuai dengan perubahan dalam permintaan dan penawaran uang

asing, maka kurs pertukaran yang ditentukan oleh mekanisme pasar dinamakan kurs pertukaran

berubah bebas atau kurs pertukaran terapung. Sedangkan kurs pertukaran yang ditentukan oleh

pemerintah dinamakan kurs tetap atau kurs pertukaran resmi.

2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS

17

50

Kuantitas Dolar

200

150

250

100

0

D S

S1

D

S1

S

QBQA

Har

ga D

olar

Page 18: neraca pembayaran

Perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta yang selanjutnya menyebabkan

perubahan dalam kurs valuta disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Perubahan dalam Citarasa Masyarakat

Citarasa masyarakat mempengaruhi corak konsumsi mereka. Maka perubahan citarasa

masyarakat akan mengubah corak konsumsi mereka terhadap barang-barang yang diproduksi

di dalam negeri maupun yang diimpor. Perbaikan kualitas barang-barang dalam negeri

menyebabkan keinginan mengimpor berkurang dan dapat pula menaikkan ekspor. Sedangkan

perbaikan kualitas barang-barang impor menyebabkan keinginan masyarakat untuk

mengimpor bertambah besar.

2. Perubahan Harga Barang Ekspor dan Impor

Harga suatu barang merupakan salah satu faktor penting yang menentukan apakah suatu

barang akan diimpor atau diekspor. Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan

harga yang relatif murah akan menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka ekspornya

berkurang. Pengurangan harga barang impor akan menambah jumlah impor dan sebaliknya,

kenaikan harga barang impor akan mengurangi impor.

3. Kenaikan Harga Umum (Inflasi)

Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan nilai sesuatu valuta

asing. Kecenderungan seperti ini disebabkan efek inflasi berikut: 1. inflasi menyebabkan

harga-harga di dalam negeri lebih mahal dari harga-harga di luar negeri dan oleh sebab itu

inflasi berkecenderungan menambah impor, 2. inflasi menyebabkan harga-harga barang

ekspor menjadi lebih mahal, oleh karena itu inflasi berkecenderungan mengurangi ekspor.

Keadaan 1 menyebabkan permintaan terhadap valuta asing bertambah, dan keadaan 2

menyebabkan penawaran terhadap valuta asing berkurang, maka harga valuta asing akan

bertambah.

4. Perubahan Suku Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi

Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting peranannya dalam

mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah

cenderung akan menebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan suku

18

Page 19: neraca pembayaran

bunga tingkat pengembalian invesasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri

masuk ke negara itu. Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu negara, permintaan

terhadap mata uangnya bertambah, maka nilai mata uang tersebut bertambah. Nilai mata

uang suatu negara akan merosot apabila lebih banyak modal negara dialirkan ke luar negeri

karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang lebih tinggi di negara-negara

lain.

5. Pertumbuhan Ekonomi

Efek yang akan diakibatkan oleh suatu kemajuan ekonomi kepada nilai mata uangnya

tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi yang berlaku. Apabila kemajuan itu terutama

diakibatkan oleh perkembagan ekspor, maka permintaan terhadap mata uang negara itu

bertambah lebih cepat dari penawarannya dan oleh kaarena itu nilai mata uang negarai itu

naik. Akan tetapi, apabila kemajuan tersebut menyebabkan impor berkembang lebih cepat

dari ekspor, penawaran mata uang negara itu lebih cepat bertambah dari permintaannya dan

oleh karenanya nilai mata uang negara tersebut akan merosot.

2.5. KURS PERTUKARAN DAN NERACA PEMBAYARAN

Sistem kurs pertukaran yang ditentukan oleh mekanisme pasar berkecenderungan akan

menyebabkan ketidakseimbangan yang terus menerus dalam neraca pembayaran, sedangkan

kurs pertukaran yang ditetapkan oleh pemerintah berkecenderungan menimbulkan neraca

pembayaran yang tidak seimbang.

2.5.1. NERACA PEMBAYARAN DALAM SISITEM KURS TUKARAN BERUBAH

BEBAS

Sistem kurs berubah bebas berkecenderungan untuk menyeimbangkan neraca

pembayaaran. Kurva DD menggambarkan permintaan penduduk Indonesia terhadap mata

uang baht Thailand, kurva SS menggambarkan penawaran penduduk Thailand atas bath

mereka. Dari persilangan kurva DD dan kurva SS maka diperoleh kurs 1baht=200 rupiah.

Dari keadaan ini neraca pembayaran adalah seimbang.

19

Page 20: neraca pembayaran

Perubahan citarasa penduduk Thailand menyebabkan mereka ingin mengimpor lebih

banyak baran dari Indonesia, perubahan ini menyebabkan penawaran baht bertambah dari

SS menjadi S1S1. Akan tetapi permintaan Indonesia terhadap baht tetap. Pada waktu yang

sama, nilai baht yang merosot menyebabkan barang Thailand menjadi relatif lebih murah.

Sebagai akibatnya impor Thailand dari Indonesia semakin bertambah diimbangi oleh

pertambahan impor Indonesia dari Thailand. Akhirnya neraca pembayaran masih tetap

seimbang.

2.5.2. NERACA PEMBAYARAN DALAMSISTEM KURS PERTUKARAN TETAP

Kurva SS menggambarkan jumlah dolar yang ditawarkan oleh penduduk Amerika

Sserikat kepada penduduk Indonesia. Kurva DD menggambarkan permintaan penduduk

Indonesia terhadap dolar US. Apabila kurs pertukaran ditentukan oleh pasar bebas, setiap

unit dolar US adalah sama dengan Rp 10.000. berdasarkan beberapa pertimbangan,

misalkan pemerintah Indonesia menentukan bahwa kurs pertukaran antara dolar US dan

rupiah adalah satu US sama dengan Rp 12.500. ditinjau dari sudut pandang Indonesia nilai

20

100

Kuantitas Mata Uang Bath

Har

ga b

ath

(dal

am ru

piah

)

200

0

D S S1

DS1S

Q2Q1 Bath

Page 21: neraca pembayaran

tukar yang ditetapkan pemerintah lebih rendah dari yang ditentukan oleh pasar bebas,

keadaan ini dinamakan mata uang yang dinilai terlalu rendah atau undervalued. Keadaan

sebaliknya dinamakan mata uang yang dinilai terlalu tinggi atau overvalued.

Apabila kurs perukaran yang ditetaapkan 1USD = Rp 12.500, maka akan terjadi

ketidakseimbangan permintaan dan penawaran dolar. Pada kurs pertukaran tersebut Qb dolar

Us ditawarkan penduduk Amerika segangkan Qa dolar US diminta penduduk Indonesia.

Keadaan seperti ini berarti bahwa Indonesia mengalami surplus dalam neraca pembayaran

karena Amerika menawrkan lebih banyak dolar US. Maka dapat ditarik kesimpulan, oleh

karena kurs pertukaran yang ditetapkan oleh pemerintah selalu berbeda dengan kurs yang

ditetapkan oleh pasar bebas, maka dalam sistem kurs pertukaran tetap neraca pembayaran

akan cenderung dalam keadaan tidak seimbang.

21

7500

Kuantitas Dolar US

Kurs

Per

tuka

ran

(Rup

iah/

Dol

ar U

S)

10.000

0

D S

DS

Q0QA QB

12.500

Page 22: neraca pembayaran

3. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI TERBUKA

Dalam perekonomian terbuka, masalah yang dihadapi suatu negara menjadi lebih rumit,

dan kebiajakan yang perlu dirumuskan dan dilaksanakan pemerintah perlu difikirkan dengan

lebih baik. Dalam perekonomian tertup, biasanya hanya ada dua masalah yang perlu difikirkan

pemerintah dalam merumuskan kebijakan ekonomi, yaitu masalah pengangguran dan masalah

inflasi. Namun dalam perekonomian terbuka, perlu pula diperhatikan efek dari kebiajakan

pemerintah yang di rumuskan terhadap neraca pembayaran dan kestabilan kurs pertukaran.

Pada dasarnya masalah yang dihadapi oleh sesuatu perekonomia terbuka, adalah:

Perekonomian menghadapi masalah pengangguran, tetapi terdapat surplus dalam neraca

pembayaran

Perekonomian menghadapi masalah inflasi tetapi terdapat surplus dalam neraca

pembayaran

Perekonomian menghadapi masalah pengangguran dan disamping itu menghadapi

masalah defisit dalam neraca pembayaran

Perekonomian menghadapi masalah inflasi dan di samping itu menghadapi masalah

defisit dalam neraca pembayaran

Beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah defisit dalam neraca

oembayaran, adalah:

Mengatasi masalah pengangguran dan dedisit dalam neraca pembayaran. Kebijakan

pemerintah untuk mengatasi masalah seperti ini biasanya berbentuk kebijakan

memindahkan perbelanjaan.

Mengatasi masalah inflasi dan defisit dalam neraca pembayaran. Kebijakan pemerintah

yang dijalankan akan meliputi langkah-langkah yang digolongkan kepada kebijakan

mengurangkan perbelanjaan

3.1. Kebijakan Memindahkan Perbelanjaan22

Page 23: neraca pembayaran

Kebijakan memindahkan perbelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah untuk

mengatasi masalah defisit dalam neraca pembayaran yang akan mengakibatkan pertambahan

ekspor dan pengurangan impor. Kebijakan ini dijalankan, apabila defisit neraca pembayaran

wujud ketika perekonomian juga menghadapi masalah pengangguran. Langkah-langkah yang

akan mengurangi impor dan mendorong konsumsi barang dalam negeri adalah sebagai berikut:

Melakukan pembatasan impor. Ini dapat dilakukan dengan menaikkan pajak impor (tarif).

Disamping itu dapat pula dijalankan dengan menggunakan kuota dan melakukan

kampanye untuk membeli barang dalam negeri.

Menekankan (mengurangi penggunaan valuta asing). Pemerintah (melalui bank sentral)

mencatu penggunaan mata uang asing. Masyarakat dan para pengusaha haruslah

menerangkan tujuan mereka membeli valuta asing. Pemerintah lebih baik mengutamakan

pengguna valuta asing untuk mengimpor barang keperluan pokok dan bahan mentah

sector industry dan tidak mendorong usaha mengimpor barang-barang mewah.

Menurunkan nilai mata uang (devaluasi). Langkah ini menyebabkan barang impor

menjadi lebih mahal dan akan mengurangi impor. Sebaliknya barang ekspor menjadi

murah di pasaran luar negeri dan akan menambah ekspor.

Langkah-langkah yang akan menambah ekspor sehingga menambah penerimaan valuta asing

adalah:

Memberikan insentif fiscal dan moneter untuk menambahkan kegiatan dalam produksi

barang ekspor. Insentif-insentif ini anrara lain adalah membina kawasan perusahaan dan

kawasan bebas pajak (free trade zone), memberikan kemudahan pinjaman atau member

subsidi ekspor.

Mewujudkan kestabilan upah dan harga. Pertambahan ekspor sangat tergantung kepada

kemampuan ekspor negara untuk bersaing di luar negeri. Salah satu faktor yang

menentukan kapasitas bersaing adalah biaya produksi yang rendah. Untuk memastikan

agar biaya produksi tetap rendah, upah dan harga-harga barang dalam negeri perlu

distabilkan.

Menurunkan nilai valuta. Seperti yang telah diterangkan di atas, menurunkan nilai valuta

bukan saja akan dapat mengurangkan impor tetapi juga akan menambahkan ekspor.

23

Page 24: neraca pembayaran

3.2. Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan

Kebijakan pengurangan perbelanjaan adalah langkah-langkah pemerintah untuk

mengatasi masalah kekurangan dalam neraca pembayaran dengan mengurangi perbelanjaan

agrerat dan tingkat kegiatan ekonomi negara. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah

dalam neraca pembayaran dengan cara mengurangkan perbelanjaan akan dilakukan apabila:

Perekonomian telah mencapai kesempatan kerja penuh dan disamping itu juga inflasi

telah terwujud

Dalam perekonomian terdapat defisit yang berkepanjangan dalam neraca pembayaran.

Kebijakan mengurangi perbelanjaan dapat dilaksanakan dengan mengambil langkah-langkah

berikut:

Menaikkan pajak pendapatan. Pajak ini akan mengurangi pendapatan disposebel dan

pengurangan ini akan mengurangi konsumsi rumah tangga.

Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang. Tujuan ini dapat dicapai

dengan menjalanjan kebijakan moneter, misalnya dengan menaikkan tingkat cadangan

minimum dan menaikkan suku bank (diskonto). Pengurangan penawaran uang dan suku

bunga yang tinggi akan mempengaruhi investasi. Keadaan ini selanjutnya akan

mengurangi pengeluaran agrerat.

Mengurangi pengeluaran pemerintah. Oleh karena pengeluaran pemerintah adalah

sebagai bagian dari pengeluaran agrerat, maka pengurangan pengeluaran pemerintah akan

mengurani pengeluaran agrerat.

3.3. Devaluasi (Penurunan Nilai Valuta)

24

Page 25: neraca pembayaran

Devaluasi biasanya dilakukan oleh negara-negara yang menjalankan system kurs pertukaran

tetap. Devaluasi adalah tindakan pemerintah yang menurunkan nilai mata uangnya terhadap

valuta asing. Efek-efek yang mungkin ditimbulkan oleh devaluasi adalah:

Ekspor akan bertambah, karena di pasaran luar negeri ekspor negara menjadi lebih murah

Impor berkurang, krena barang luar negeri menjadi lebih mahal

Kenaikan ekspor dan pengurangan impor akan memperbaiki neraca pembayaran

Pendapatan nasional akan bertambah karena ekspor naik, pengurangan impor menaikkan

permintaan produksi domestic, dan kenaikan yang diakibatkan oleh faktor-faktor tersebut

akan mendorong investasi.

Inflasi dapat juga berlaku apabila devaluasi dilakukan ketika perekonomian mengalami

kemakmuran yang tinggi. Ini disebabkan karena kenaikkan ekspor dan perkembangan

kegiatan ekonomi yang lain yang diakibatkan oleh devaluasi akan menaikkan upah buruh

dan harga-harga

Di luar negeri mungkin negara-negara lain melakukan langkah balasan dengan

menggunakan halangan perdagangan impor atau dengan melakukan devaluasi

Syarat-syarat yang dibutuhkan untuk mensukseskan devaluasi adalah:

Ekspor negara itu elastic. Hanya dalam keadaan ini hasil penjualan ekspor bertambah.

Apabila permintaan luar negeri ke atas barang ekspor negara yang mendevaluasikan

valutanya tidak elastic, devaluasi akan mengurangi hasil penjualan ekspor

Permintaan impor negara itu adalah elastic. Apabila permintaan impor elastis, devaluasi

mengurangi jumlah impor dengan tingkat yang lebih tinggi dari penurunan nilai mata

uang. Maka pengeluaran ke atas barang impor akan menjadi lebih kecil dari sebelum

devaluasi

Di dalam negeri tidak berlaku inflasi. Apabila devaluasi mengakibatkan inflasi di dalam

negeri, barang ekspor dan barang buatan sendiri akan mengalami kenaikan harga.

Apabila tingkat kenaikan harga lebih besar dari tingkat devaluasi, pada akhirnya harga

ekspor menjadi lebih mahal dan barang impor menjadi lebih murah sebelum devaluasi.

Pada akhirnya negara itu tidak memperoleh sembarang keuntungan devaluasi

25

Page 26: neraca pembayaran

Negara lain tidak melakukan reaksi balasan dan melakukan devaluasi pula. Apabila

negara-negara lain melakukan tindakan yang sama, devaluasi tidak akan memberikan

sembarang efek kepada neraca pembayaran dan perekonomian negara. Langkah seperti

itu akan dijalankan apabila negara lain tersebut merupakan partner dgagang yang sangat

penting.

BAB III

PENUTUP

26

Page 27: neraca pembayaran

1.1. Kesimpulan

a. Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang

transaksi ekonomi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk

negara lain dalam jangka waktu tertentu. Atau NPI adalah suatu catatan yang

disusun secara sistematis tentang seluruh aktivitas ekonomi yang meliputi

perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk

(resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk

suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Transaksi ekonomi tersebut

diklasifikasikan ke dalam transaksi berjalan, transaksi modal, dan lalu lintas

moneter. Transaksi berjalan terdiri atas ekspor ataupun impor barang dan jasa,

sedangkan transaksi modal terdiri atas arus modal sektor pemerintah ataupun

swasta, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu lintas

moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa. Dengan demikian, neraca

pembayaran memberikan gambaran arus penerimaan dan pengeluaran devisa

serta perubahan neto cadangan devisa.

b. Valuta Asing merupakan uang Asing yang dimiliki oleh suatu Negara untuk

perdagangan internasional (ekspor dan impor), dalam penentuan valas ada dua

jenis yaitu: di tentukan oleh pemerintah (kurs tetap) dan di tentukan oleh pasar

(Kurs mengambang), dalam kurs tetap pemerintah menetapkan hara lebih

tinggi (overvalued) atau terlalu rendah (undervalued) sehingga dalam neraca

pembayaran cenderung dalam keadaan tidak seimbang. Faktor yang

mempengaruhi perubahan nilai kurs di pasar bebas ada 5 macam :

- Perubahan dalam citarasa masyarakat

- Perubahan harga dai barang-barang ekspor

- Inflasi

- zPerubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi

- Perkembangan ekonomi

27

Page 28: neraca pembayaran

28