23
NASKAH DRAMA “MENDADAK INTEL” Disusun oleh : Abdul Latif SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 CIRUAS

Naskah drama

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Naskah drama

NASKAH DRAMA

“MENDADAK INTEL”

Disusun oleh : Abdul Latif

SEKOLAH MENENGAH ATAS

(SMA) NEGERI 1 CIRUAS

2013

Page 2: Naskah drama

No.

Nama Pemain Sebagai (Karakter)

1. Abdul Latif Jarot

2. Ansar Fauzi Komandan

3. Fariz Ikhsan Firmanto Petugas

4. Firza Abdul Rachman Rozaq

5. Gusti Gilang Jati Anak Buah 1

6. Lukmanul Hakim Hansip1

7. Rizki Hotma Pardamean Anak Buah 2

8. Yofian Paskalis Putra Tumanggor Nasrudin

9. Dudi Ariyadi Petugas2

10. Bela Damayanti Laila

11. Irfan Hansip2

12. Murdiansah Babeh

13. Siti haryati Emak

14. Eka Nanda Ayurini Ibu Kost

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Indah Ayu Lestari

Rizky Safitri

Ari Eka Saputri

Maemunah

Suryati

Anggia Ramanda

Tarsih

Pembeli

Anak kost

Anak kost

Enyak

Narator

Page 3: Naskah drama

PROLOG

Di sebuah desa bernama Lionmerta, tinggal lah seorang penyalur narkoba bernama Jarot. Sehari-harinya Jarot mengedarkan narkoba dengan ditutupi modus pedagang gorengan. KTarsihka bertransaksi dengan Rozaq, Jarot tertangkap tangan oleh petugas BNP (Badan Narkotika Pedesaan) dan langsung dibawa ke kantornya, sementara itu Rozaq berhasil lolos. Setelah diintrogasi oleh Komandan BNP, Jarot kemudian ditugaskan menjadi intel untuk membantu salah satu petugas BNP menangkap bandar narkoba di Lionmerta agar bisa bebas.

Sementara itu, sang bandar narkoba yaitu Nasrudin yang juga buronan polisi mengetahui bahwa keberadaannya sudah tidak aman lagi. Dia menyuruh dua anak buahnya untuk menjaga markasnya dari pengetahuan polisi yang sedang mencarinya.

Kemudian, Jarot dan Petugas BNP terus mencari dimana markas sang bandar narkoba berada. Setelah cukup lama mencari, Jarot dan Petugas BNP menemukan markasnya dari anak buah Nasrudin sang bandar. Akhirnya Nasrudin dan dua anak buahnya ditangkap oleh Komandan BNP.

DIALOG

Pagi hari yang sangat cerah diiringi kicauan burung nan merdu, Jarot hendak berangkat menjual dagangannya. Dia menjual gorengan, tapi semua pelanggannya tau Jarot juga menjual barang haram.

Laila : “Bang, kenapa sih abang pilih kerja kayak gini? emang nggak ada kerjaan lain apa bang?”

Jarot : “aduh.. sebenernya abang tau jualan barang kaya gini resikonya gede banget. Tapi gimana lagi neng, kalau ngga begini, abang ngga bisa ngelamar neng Lela dong.”

Laila : “Tapi bang, kalau nanti abang ketangkep polisi gimana? apalagi babeh Lela kan kurang setuju sama abang.”

Jarot : “Husst.. jangan ngomong kayak gitu ahh. itu sama saja neng doain abang ketangkep tau.”

Babeh : “Nih anak, udah dibilangin jangan gangguin anak gue masih ajah gangguin. ngapain lu disini!?”

Jarot : “Biasa beh.. Anak muda.. Yasudah, abang udah kesiangan nih neng, abang berabgkat dulu yah neng. Assalamu’alaikum.”

Babeh : “Pergi lu jauh-jauh. jangan balik-balik lagi lu !”

Laila : “wa’alaikumussalam.. hati-hati yah bang.”

Babeh : “Udah lu masuk ! babeh mau nganterin emak lu ke pasar.”

Laila : “Iya beh..”

Page 4: Naskah drama

(setelah berjalan memikul barang dagangannya, jarot bertemu seorang pelanggan setianya, Rozaq)

Jarot : “Gorengan! Gorengan! Masih panas, pasti enak!”

Pembeli : “Bang gorengannya 5 ribu”

Jarot : “Ini mba..”

Rozaq : “biasa bang, gorengannya yang belum direbus yah satu.”

Jarot : “oh.. siap bang.”

Petugas1 : “Jangan bergerak! Atau saya yang bergerak !” (goyang pinggul)

Petugas2 : “Hey hey hey, lo ngancem atau apa?”

Petugas1 : “oh maaf, atau saya tembak !”

Rozaq : “Aduh bang, polisi ! gimana nih bang..”

Jarot : “tenang dulu, jangan panik gituh dong. ga bakal ada polisi yang kesini...” (Berbalik badan)

Rozaq : “ko abang yang panik sih?”

Jarot : “gimana ngga panik bang, dia bawa pistol ciiin”

Rozaq : “bodo ahh, mendingan saya kabuuuur..”

Petugas1 : (menangkap Jarot dan memeriksa dagangan Jarot)

Babeh : (lewat sambil membawa belanjaan) “Ada apa ini pak?”

Petugas2 : “Ini pak, dia penyalur narkoba disini.”

Babeh : “Jarot? oh.. emang yah kamu tuh bikin masalah terus.”

Emak : “kamu jangan coba-coba deketin laila lagi !”

Jarot : “Ngga beh, mereka cuma main tembak-tembakan doang. maklum masih kecil.”

emak : “udah beh mending kita pulang ajah, ngapain ngurusin anak orang.”

Petugas2 : “Sudah, anda ikut saya ke kantor !”

Jarot : “eh tunggu pak, gimana kalo bapak ajah yang ikut ke rumah saya. ada kopinya ko pak, nanti saya bikinin es teh deh pak. gimana?”

Petugas2 : “boleh juga, kebetulan kita lagi haus nih.”

Petugas1 : “eh.. enak saja kamu. sudah, sekarang anda ikut kami.”

Rozaq pun berhasil kabur, tetapi Jarot dibawa ke kantor BNP. disana Jarot di introgasi dengan beberapa pertanyaan oleh komandan BNP.

Page 5: Naskah drama

Komandan : (bingung sambil mengutak-atik laptopnya) “Ini susah juga. gimana nyalainnya ??”

Petugas2 : “lapor Dan, saya membawa seorang pedagang gorengan di desa Lionmerta.”

Komandan : “saya sedang sibuk, emang yang pengen makan gorengan siapa?”

Petugas2 : “tapi Dan, dia ini penyalur naroba juga.”

Komandan : (melotot pada Petugas1) “kamu ini jangan coba PHP in saya yah.. katanya dia pedagang gorengan, gimana sih?”

Petugas2 : “iya Dan, tapi itu cuma sekedar modus doang. Ini, saya bawa barang buktinya” (menunjukkan narkoba milik Jarot)

Komandan : “Apa itu, gorengan?”

Petugas2 : “Bukan pak, ini ada 2 bungkus narkoba. yang karetnya dua itu pedes ya pak.”

Komandan : “yasudah, bawa dia masuk.”

Petugas2 : “Baik Dan ! Petugas2, cepat bawa dia masuk !”

Petugas1 : (datang membawa Jarot) “Ini dia !”

Komandan : “Baik. kalian berdua keluar.” (mulai mengintrogasi Jarot) “Siapa nama anda?”

Jarot : “nama saya Jarot pak” (gugup)

Komandan : “kenapa anda berjualan barang haram ini?”

Jarot : (kaget) “hah? memangnya ini haram ya pak? saya bahkan ngga tau pak.”

Komandan : “ya jelas lah ini haram. di al-quran juga dijelasin begitu.”

Jarot : “aduh pak, saya ngga bisa baca al-quran. Berarti saya dosa dong pak ya? Kalau dosa masuk neraka dong?”

Komandan : “ya jelas lah, makanya kalau nyari kerjaan itu yang halal. memangnya waktu anda kecil tidak pernah diajarkan baca tulis al-quran?”

Jarot : (bercerita) “Gini pak, dulu sih saya pernah sekolah agama di luar negeri pak. tapi saya sering bolos.”

Komandan : “keluar negri? ke mesir atau arab saudi?”

Jarot : “Bukan pak, kalau nggak salah sih Nambo nama negaranya pak”

Komandan : “Nambo ya... oh iya saya tau, pasti itu disebelah kanannya universitas Kairo kan?”

Jarot : (ragu) “eeeehh.. iya kayaknya pak. kan saya waktu itu masih kecil, jadi sekarang udah lupa.”

Page 6: Naskah drama

Komandan : “kembali lagi ke masalah narkoba. apakah anda menghidupi anak isteri anda dari hasil menjual ini?”

Jarot : “anak istri? saya saja masih bujangan pak”

Komandan : “oh. sekolah dimana anak anda?”

Jarot : “kan saya masih bujangan pak!”

Komandan : “masa sih? sekolah itu kan biaya nya mahal. Darimana anda mendapatkan biaya? Apakah dari hasil berjualan ini?”

Jarot : (kesal) “dibilangin saya masih bujangan..”

Komandan : “hah? anda juga mempunyai 2 istri?”

Jarot : (semakin kesal) “2 isteri dari mana? saya masih bujangan pak!”

Komandan : “berarti isteri pertama senin selasa rabu, istri kedua kamis jumat sabtu?”

Jarot : (semakin kesal dan akhirnya menangis) “Bodo akhhhh”

Komandan : “baiklah, apakah anda ingin saya bebaskan?”

Jarot : (memotong omongan Komandan) “Mau pak !” (sedikit tersenyum)

Komandan : “agar bisa menafkahi anak isteri anda lagi?”

Jarot : “mau pak! (kembali menangis)

Komandan : “kalau anda memang mau saya bebaskan, anda harus menyanggupi syaratnya.”

Jarot : “baik pak saya mau!”

Komandan : “seriusan? ngga nanya dulu apa syaratnya?”

Jarot : (berpikir sejenak) “oh iya lah, iya lah. memang apa syaratnya?”

Komandan : “syaratnya adalah kamu harus membantu kami untuk membersihkan jaringan-jaringan penyaluran narkoba di daerah ini.”

Jarot : “oh itu doang pak, gampang. dulu saya pernah jadi OB di Nikomas, kalau masalah bersih-membersihkan memang saya ahlinya.”

Komandan : “Bukan itu maksud saya. kamu pasti tau kan bandar narkobanya siapa?”

Jarot : “Bandarnya saya belum tau pak, tapi saya banyak kenalan orang yang bekerja seperti saya ini pak.”

Komandan : “baiklah. kalau begitu, mulai besok anda harus menjadi intel untuk mencari informasi dimana sarang bandar narkoba itu berada. mengerti !?”

Jarot : “siap mengerti pak !”

Page 7: Naskah drama

Komandan : “setelah anda tau dimana lokasi sarang bandar narkoba itu, anda harus langsung menghubungi kami.”

Jarot : “baiklah pak.”

Komandan : “saya ucapkan terimaksih atas kerjasamanya. kurang lebihnya saya mohon maaf, wabillahi taufiq walhidayah, wassalamu’alaikum wr. wb.”

Jarot : (tepuk tangan) “Wa’alaikumussalam wr. wb.”

Komandan : “Petugas ! bawa dia kembali kerumahya !”

Petugas2 : “Baik komandan !”

Komandan : (menekan tombol power laptopnya) “Astaghfirullah.. daritadi saya bingung cara ngidupinnya gimana. ternyata kaya gini..”

Sementara itu, Rozaq yang berhasil kabur bertemu dengan kepala bandar narkoba yaitu Nasrudin yang sedang mengontrol daerahnya dari pengawasan polisi.

Nasrudin : “kayak nya daerah gue udah aman deh dari pengawasan polisi-polisi kurang kerjaan itu. mereka bisanya ngurusin kerjaan orang mu... (ditabrak seorang pemuda) aduh..”

Rozaq : “eh maaf bang, saya lagi dikejar polisi disebelah sana. tolongin saya bang.” (ngos-ngosan)

Nasrudin : “abang abang, memangnya kapan saya nikah sama mpok lo? hah polisi? sialan, ternyata disini sudah ngga aman lagi. saya harus sembunyi dimana nih” (panik dan meninggalkan Rozaq)

Rozaq : “aneh banget tuh orang, saya yang dikejar polisi tapi dia yang panik. mendingan saya nyari tempat sembunyi sendiri aja deh.”

Tak lama berjalan, Rozaq menemukan tempat untuk sekedar beristirahat dan melepaskan lelahnya.

Rozaq : “alhamdulillah.. akhirnya saya nemu tempat buat istirahat juga. aduh, jadi ngantuk euy.. merem dikit enak kali yah.” (tidur)

Tak lama kemudian 2 hansip datang.

Hansip1 : “siapa ini? maling atau bukan yah?”

Hansip2 : “jangan-jangan ini maling. kamu panggil warga sana !” (menyuruh hansip1)

Hansip1 : “Enak ajah lu mau nyuruh-nyuruh gue.. lu ajah kali yang manggil warga”

Rozaq : (bangun) “ya udah pak hansip, biar saya ajah yang manggil warganya yah.”

Hansip1 : “ya udah pak, terimaksaih banyak yah.”

Hansip2 : “e eh, anda kan sedang tidur, nanti saya mengganggu tidurnya lagi.”

Page 8: Naskah drama

Rozaq : “oh yaudah pak, saya tidur lagi yah.”

Hansip2 : “eits, anda itu sebenernya siapa? maling atau bukan?”

Rozaq : “masya allah pak, masa pak hansip ngga kenal sama saya. saya Rozaq pak hansip.”

Hansip2 : “Rozaq? oh iya saya ingat, yang main film cinta Papasaurus itu yah?”

Rozaq : “iya pak, benar.”

Hansip2 : “tapi perasaan saya punya foto anda deh disini. sebentar, saya cari dulu yah..”

Hansip1 : “Ini pak.” (mengeluarkan foto Raditya Dika) “ko beda ya?”

Rozaq : “kenapa pak hansip? beda yah?”

Hansip1 : “banget pak.”

Rozaq : “itu kan foto saya yang dulu, sebelum kecelakaan Sukhoi.”

Hansip2 : “oh pantas saja. tapi tumben bapak mau ngejaga disini? diusir sama isteri yah?”

Rozaq : “saya kan bujang pak. lagian saya anak kosan di Lionmerta ini pak.”

Hansip1 : “wah parah.. bapak sih pake acara mau kawin lagi..”

Rozaq : “saya kan buja.... ehh, perasaan saya tau deh akhir dari yang kaya ginian. daripada nanti dijawab bener malah bikin darah tinggi. terserah pak hansip aja deh saya mah. jadi gini pak hansip, tadi saya dikejar polisi di gang sana.”

Hansip2 : “pasti anda sedang transaksi barang haram ya?”

Rozaq : “bapak selain jadi hansip, jadi parabola juga rupanya?”

Hansip1 : “sebenarnya saya malas membahas ini, tapi yasudahlah. Paranormal paaak! Pa-Ra-Nor-Mal.”

Hansip2 : “memang saya yang memberitahu petugas BNP tadi sebelum kesini. petugasnya kepo banget sih, jadi saya kerjai saja dia, saya bilang ada transaksi narkoba disana.”

Rozaq : “pak hansip polos atau gimana nih? saya baru juga mau beli...”

Hansip2 : “ohh.. jadi pak Rozaq yang sedang bertransaksi narkoba itu?”

Rozaq : “e eh, bukan begitu pak. saya cuman mau beli gorengan di bang Jarot.”

Hansip1 : “Gorengan? sekarang mana gorengannya?”

Hansip2 : “Lagian polisinya bego.. mau aja saya kerjain. dia ngga tau sih kalau tempat bandarnya itu disebelah sana.” (menunjuk kearah kanannya)

Rozaq : “memang siapa bandarnya pak hansip?”

Page 9: Naskah drama

Hansip2 : “itu tuh.. bang Nasrudin yang rumahnya sampingan sama Ahmad Rafi.”

Rozaq : “berarti bang Jarot penyalur dari bang Nasrudin kali ya?”

Hansip2 : “maksud pak Rozaq? Bang Jarot jadi penyalur gituh?”

Rozaq : “eh, bukan pak. Dia kan pedagang gorengan..”

Hansip1 : “terus sekarang bang Jarot nya dimana?”

Rozaq : “itu dia pak, bang Jarot ditangkap polisi.”

Hansip1 : “oh ditangkep. yaudah, mumpung pak Rozaq lagi ada disini, temenin kita keliling kampung yuk!”

Rozaq : “ogah ahh.. orang capek kaya gini disuruh keliling kampung. Mending saya pulang.”

(Rozaq pun pulang ke tempat kostannya)

Setibanya Rozaq sampai ke tempat kostannya, dia langsung berhadapan dengan Ibu kostannya yang terkenal sangat baik tapi kejam.

Ibu Kost : “Rozaq baru pulang.. ”

Rozaq : “Iya bu..”

Ibu Kost : “Sekarang tanggal berapa yah ??”

Rozaq : “Hehe.. jadi ngga enak..”

Ibu Kost : (menepuk pundak Rozaq) “ah ngga papa. Rozaq, udah punya duit?” (baik)

Rozaq : “Belum bu..”

Ibu Kost : (keluarin golok) “kamu tau ini apa?”

Rozaq : “Itu tajem ga bu?”

Ibu Kost : “Iya ya ya !”

Rozaq : “Panjang !?”

Ibu Kost : “Bisa jadi !”

Rozaq : “Pedang !”

Ibu Kost : “Tidak tidak tidak !”

Rozaq : (seperti menekan bel) “Teett tet tet...”

Ibu kost : “iya apa jawabannya?”

Rozaq : “lempar ke Tarsih ,bu”

Page 10: Naskah drama

Ibu kost : “iya Tarsih waktu anda sudah hampir habis, apa jawabanya?”

Tarsih : “Ehmm... golok”

Ibu kost : “iya selamat anda benar, mana uang kostannya?”

Tarsih : “ 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 SATU JUTA!!! Ini dia uangnya....”

Keesokan harinya, Jarot melaksanakan tugasnya sebagai intel dan mulai mencari dimana sarang bandar narkoba itu berada.

Laila : “Abang ko tumben ngga jualan lagi? abang mau kemana?”

Jarot : “Abang bukan pedagang gorengan lagi neng, abang sekarang jadi intel.”

Laila : “Intel bang? ko bisa?”

Jarot : “iya neng. berkat doa neng Lela, abang jadi ketangkep sama polisi. terus abang disuruh jadi intel deh.”

Laila : “wah.. alhamdulillah ya bang, abang udah ngga jualan barang haram lagi.”

Jarot : “Iya neng alhamdulillah. yaudah neng, abang kerja dulu yah. assalamualaikum...” (pergi melaksanakan tugasnya)

Laila : “Waalaikumsalam... hati-hti yah bang.”(pergi)

Jarot : “wah.. saya ngga pernah ngimpi bakalan jadi seorang intel, mimpi saya tuh cuma sebatas polisi atau ngga tentara, yah.. paling tinggi mimpi saya jadi seorang hansip. tapi, kalau jadi seorang intel itu jangan berisik, dan jangan sampe ada yang tau kerjaan kita. ya ampun, gimana saya bisa terkenal kalau begini?”

Tiba-tiba muncul petugas BNP.

Petugas1 : “wey, cerita mulu dari tadi. ayo cepetan jalan!”

Jarot : “Lah, ngapain pak petugas disini?”

Petugas1 : “saya disuruh sama komandan buat nemenin kamu. memangnya kamu mau jalan sendirian?”

Jarot : “oh, yasudah kalo begitu. berarti kita satu tim kan?”

Petugas1 : “Iya. kenapa?”

Jarot : “kalau satu tim, Lo kan temen gue?” (alay)

Petugas1 : “Iya dong.”

Jarot : “Lo mau ngga bantuin gue?”

Page 11: Naskah drama

Petugas1 : “Mau dong.”

Jarot : “Pak petugas ??”

Petugas1 : (serius) “Iyah..”

Jarot : “Saya haus..”

Petugas1 : (lemes) “Iya.. nanti saya beliin es doger, tapi nanti setelah misi ini selesai.”

Jarot : “yahhh... *dasar pelit*”

Petugas : “apa kamu bilang?”

Jarot : “apa?”

Petugas : “apa?”

Jarot : “apa? memangnya saya ngomong ya? Yasudah, ayolah kita jalan!”

Petugas : “dari tadi kan saya ngomong gitu”

Sementara itu disarang bandar Narkoba, Nasrudin sedang menyiapkan para anak buah untuk mencegah polisi mengetahui keberadaannya.

Nasrudin : “bagaimana ini, polisi hampir mengetahui keberadaan saya. saya harus menyiapkan banyak anak buah untuk mencegah polisi kurang ajar itu. Anak buah! kesini semuanya! (memanggil anak buahnya)”

AB 1 : “ada apa sih bos? pake acara teriak segala, ini bukan hutan bos.”

Nasrudin : “kamu tuh orang utan! kamu ko sendirian, teman kamu yang satu lagi mana?”

AB 1 : “kalo mau manggil dia gampang bos..” (mengambil uang Rp. 500 dan menjatuhkannya)

AB 2 : (datang tiba-tiba) “uang uang uang uang uang uang..”

AB 1 : “tuh kan bos gampang !”

Nasrudin : “tidak usah bercanda! sekarang keadaannya lagi sangat genting. polisi hampir kesini, dan kalian gue panggil untuk menjaga keamanan disini.”

AB 2 : “polisinya matre ngga bos?”

Nasrudin : “emangnya elu! sudah, kalian jaga aja tempat ini, saya mau ngamanin diluar.”

AB 1 : “beres bos..”

Nasrudin : “awas loh kalo sampai ada polisi yang tau markas kita disini!” (Pergi keluar)

AB 2 : “wey, pegel nih berdiri mulu. duduk yuk!”

Page 12: Naskah drama

AB 1 : “ayo.. iya nih pegel banget.”

Sementara itu, Jarot dan Petugas1 pun terus mencari dimana sarang bandar narkoba itu berada. Setelah berkeliling 24 jam dikurang 23 jam 30 menit 5 detik kemudian, mereka bertemu dengan dua anak buah Nasrudin yang tertidur.

Jarot : “mas mas” (membangunkan AB1 dan AB2) maaf mas, saya mau nanya, mas tau ngga sarang bandar narkoba didaerah sini?”

AB 2 : “ohh.. masuk ajah kedalam mas. Tapi sayang, bang Nasrudinnya lagi keluar mas..”

AB 1 : “ko lo ngasih tau pren, kita kan disuruh jagain tempat ini dari polisi?”

AB 2 : “memang mereka polisi? eh mas, kalian sebenarnya siapa sih?”

Jarot : “saya intel mas.”

AB 2 : “tuh pren, mereka bukan polisi, mereka berdua intel.”

Petugas1 : “kira-kira kita boleh nunggu disini ngga?”

AB 1 : “oh yasudah, masuk ajah mas ngga papa ko, anggap saja rumah sendiri. Saya mau nyari bang Nasrudin dulu yah..

Sementara itu, Rozaq yang sedang olahraga pagi bertemu lagi dengan Nasrudin, sang bandar narkoba.

Rozaq : “semoga aja polisi itu ngga nyariin saya. Ampun banget kalau masih ngejar saya, napas saya tinggal seperempat doang.”

Nasrudin : “(melihat Rozaq) eh lo yang kemarin dikejar polisi kan? Sekarang polisinya mana?”

Rozaq : “(tengok kanan kiri) saya bang?”

Nasrudin : “iya lah. Siapa lagi yang ada disini?”

Rozaq : “oh.. polisinya udah pulang kali bang. Saya juga mau pulang nih.”

Nasrudin : “bagus lah kalau begitu.”

Rozaq : “emang abang siapa yah?”

Nasrudin : “lo ngga tau siapa gue? Dari negeri pontang sampe kerajaan nambo juga tau siapa gue. Kenalin nih nama gue...”

AB 1 : “bos Nasrudin! Di markas ada tamu tuh..”

Nasrudin : “siapa?”

AB 1 : “ngga tau bos. Mungkin pembeli.”

Nasrudin : “nama gue Nasrudin. Yasudah, gue mau nemuin tamu gue dulu.”

Page 13: Naskah drama

Rozaq : “oh bang Nasrudin. Tunggu dulu, kayak nya saya pernah denger deh.”

Rozaq masih memikirkan tentang nama Nasrudin. Dan akhirnya..

Rozaq : “oh iya saya ingat, itu kan yang pernah dibilang sama Hansip koplak semalem, katanya dia kan bandar narkoba di Lionmerta ini. Wahh saya harus lapor polisi nih..”

Rozaq segera menelpon polisi.

Petugas : “selamat siang, dengan anggota BNP ada yang bisa saya banting?”

Rozaq : “selamat siang pak, saya mau ngebanting bandar narkoba pak.”

Petugas : “maaf pak, saya sekarang sedang berada dimarkasnya, tapi dia sedang pergi keluar. Kalau beneran mau ngebanting datang saja ke sini.”

Rozaq : “bukan pak, maksud saya, saya melihat bandar narkoba daerah Lionmerta.”

Petugas : “enelan pak? ciri-cirinya bagaimana?”

Rozaq : “namanya Nasrudin, ciri-cirinya orangnya pendek, gemuk, rambutnya gimbal gondrong. Tapi itu sebelum berobat diklinik tong-seng”

Petugas : “hmm, Nasrudin.. kayak nya saya pernah mendengar nama itu”

AB 2 : “Nasrudin itu nama bos saya mas intel.”

Petugas : “kemana dia pergi?”

Rozaq : “dia pergi kearah gang sempit di Blok 4L .”

Petugas : “baiklah, lebih baik kamu ikuti dia.”

Rozaq : “baik pak polisi.”

Jarot : “ada apa pak polisi?”

Petugas : “misi hampir komplit, kamu siapkan senjata kamu.”

Jarot : “saya kan tidak di bekali senjata. Apa yang harus saya lakukan?”

Petugas : “kamu ikuti saja aba-aba saya.”

Jarot : “oke lah kalo begitu.”

Tiba-tiba Rozaq menelpon lagi.

Petugas : “bagaimana pak?”

Rozaq : “dia masuk rumah di blok 4L 4Y.”

petugas : “blok 4L4Y ?”

AB 2 : “itu disini loh pak.”

Page 14: Naskah drama

Jarot : “kamu sudah cukup memberikan informasi. Lebih baik ikut dengan saya. Ini pakai dulu isolasinya dimulut kamu, nanti tangan kamu saya ikat yah.”

Petugas : “kamu urus anak ini yah..”

Jarot : “baik pak.”

Nasrudin ternyata mengetahui bahwa orang yang sedang menunggunya adalah anggota polisi.

Nasrudin : “ aduh, tiba-tiba perut gue mules nih. Lo temui saja mereka dulu, nanti gue kesini lagi.” (berbicara kepada AB 1)

AB 1 : “ba.. baik bos.” (ragu)

Nasrudin kaget melihat Rozaq berada dibelakangnya.

Nasrudin : “eh, ngapain lo ada disini?”

Rozaq : “eeeh.. eeh.. (bingung) saya mau... mau pulang bang. Iya mau pulang.”

Nasrudin : “lo mau ngga nolongin gue?”

Rozaq : “tolongin apa bang?”

Nasrudin : “didalem ada polisi yang kemarin ngejar lo. Lo tolong sembunyiin gue yah.”

Rozaq : “*kemaren dia ngga mau nolong gue, masa sekarang gue nolong dia?* baik bang, ikut saya..”

Nasrudin : “lo mau bawa gue kemana?”

Rozaq : “tenang aja bang, ini tempatnya aman ko.”

Nasrudin : “gudang? Lo pikir gue barang bekas apa?”

Rozaq : “yang penting aman dari polisi..”

Nasrudin : “yasudahlah.”

Rozaq : “silahkan abang masuk duluan, biar saya jaga tempat ini.”

Nasrudin : “terimakasih yah baaang.... aduh, siapa tadi nama lo?”

Rozaq : “Rozaq bang.”

Nasrudin : “oh iya, terimaksih bang Rozaq yah.”

Setelah Nasrudin masuk kedalam gudang, Rozaq langsung mengunci pintu gudangnya. Kemudian Rozaq menelpon petugas BNP lagi.

Rozaq : “pak, bandar narkobanya sudah saya tangkap. Bapak sebaiknya cepat kesini.”

Page 15: Naskah drama

Petugas : “baik pak, bapak sekarang ada dimana?”

Rozaq : “disini pak.”

Petugas : “disini dimana?”

Rozaq : “di gudang sini pak.”

Petugas : “pak, mendingan bapak aja yang kemari, nanti bawa pisau buat bunuh saya.”

Rozaq : “iya deh pak, nanti saya yang kesitu.”

Petugas : “weey, kamu ini apa-apaan? Kamu dimana!?”

Rozaq : “dibilangin digudang. Bapak keluar deh dari rumahnya, terus bapak jalan 5 langkah kedepan.”

Petugas : “baik. Tunggu sebentar.”

Rozaq : “cepetan pak, keburu saya lepasin bandarnya.”

Petugas : “ngga papa, tapi nanti kamu yang saya penjara.”

Rozaq : “wih pak, jangan pak, becanda doang ko pak.”

Petugas : “Yasudah, saya kesana sekarang.”

Petugas BNP dan Jarot pun keluar bersama kedua anak buah Nasrudin yang sudah diikat.

Jarot : “bang Rozaq? Lagi ngapain bang?”

Petugas : “kamu kenal dengan orang ini?”

Jarot : “ya iya lah. Dia kan pelanggan sTarsihi..aaa... gorangan saya.”

Petugas : “gorangan apa gorengan plus-plus? berarti kamu yang waktu itu sedang bertransaksi narkoba yah?”

Rozaq : “jangan pak! Jangan tangkap saya!”

Jarot : “iya pak, dia kan sudah membantu kita buat menangkap bandar narkoba ini.”

Petugas : “benar juga. Baiklah, saya tidak akan menangkap anda karena anda telah membantu tim BNP untuk menangkap bandar narkoba yang selama ini menjadi buron.”

Rozaq : “terimakasih banyak pak polisi.”

Petugas : “sekarang dimana bandar narkobanya?”

Rozaq : “dia sudah saya kunci didalam pak.”

Petugas : “bagus. Baiklah, buka pintunya.”

Page 16: Naskah drama

Rozaq : “buat apa pak?”

Petugas : “buat dilepasin.”

Rozaq : “ngapain saya tangkep dong pak?”

Petugas : “ya buat dibawa kekantor lah..”

Jarot : “tapi pak, kalau misi ini selesai, saya boleh jualan lagi ngga?”

Petugas : “kamu mau jualan narkoba lagi?”

Jarot : “hehe.. kalau boleh sih iya pak.”

Petugas : “hmmmm.. boleh, tapi saya tembak kepala kamu dulu yah.”

Jarot : “yah pak, terus saya ngga punya pekerjaan lain dong. Gimana saya bisa ngelamar pak haji midun anaknya Elis? Eh kebalik pak, ngelamar Elis anaknya pak haji midun.”

Petugas : “kamu mau kerja? Gimana kalau kamu kerja di kantor BNP?”

Jarot : “jadi Intel lagi pak? Kayak nya boleh tuh. Iya deh saya mau.”

Petugas : “siapa yang bilang jadi intel? Jadi OB. Katanya kamu ahli bersih membersihkan?”

Jarot : “yaaahhh pak, masa kembali ke pekerjaan lama sih pak?”

Petugas : “yang penting ini halal, ngga dosa, ngga bikin masuk neraka juga.”

Jarot : “ya udah deh pak, daripada masuk neraka. Udah ngga jadi kawin sama Elis, masa masuk neraka juga?”

Rozaq : “saya juga mau deh pak ikut kerja..”

Petugas : “Kamu mau jadi OB juga?”

Rozaq : “ngga papa deh pak, lumayan buat bayar kostan.”

Petugas : “tapi sTarsihap pagi kamu harus bikinin saya kopi putih buat saya yah.. inget, kopinya yang nyaman dilambung yah..”

Rozaq : “tenang pak, selain nyaman dilambung, kopi buatan saya ngga bikin deg-degan ko.”

Jarot : “ya udah pak, kita tangkep ajah nih bandarnya keburu kabur duluan.”

Petugas : “benar, tapi saya ingin menelpon komandan dulu.”

Petugas : “komandan, kami sudah menangkap bandar narkoba itu, sekarang kami ada di gudang 4L 4Y.”

Komandan : “baik, saya akan kesana sekarang juga.”

Page 17: Naskah drama

Jarot : “udah pak, tangkep sekarang ajah. Kelamaan nunggu komandan dateng kesini mah.”

Karena terburu-buru membuka pintu gudang, sang bandar narkoba pun berhasil lolos. Kemudian dia mengejek ketiga orang itu.

Petugas : “kenapa kamu buka pintunya!?”

Nasrudin : “bodohkalian semua! haha” (sambil memeletkan lidahnya)

Nasrudin yang tak sadar dengan keberadaan komandan yang berdiri dibelakangnya, membuat dirinya tertangkap.

Komandan : “jangan bergerak! Anda saya tangkap” (memegang tangan Nasrudin)

Petugas : “bagus pak, bapak sudah menangkap sang bandar narkoba. Sekarang bapak saya naikkan pangkatnya.”

Komandan : “ya, tapi nanti kamu saya pecat! Ngurusin satu orang doang ribet banget.”

Petugas : “tapi pak, mereka bertiga. Intel dadakan bapak nih yang ngelepasin.”

Jarot : “maafin saya pak komandan, saya khilaf.”

Komandan : “yasudah, kalian bawa mereka kekantor.”

EPILOG

Akhirnya Nasrudin dan kedua anak buahnya dibawa kekantor BNP, dan mereka dipenjarakan selama 17 tahun.

AB 2 : “wah.. bakalan enak nih tinggal dipenjara.”

Nasrudin : “enak apanya?”

AB 2 : “ya enak lah bos. Kan kita bisa makan gratis.”

Nasrudin : “dasaaaar.. kenapa gue punya anak buah kaya gini!?“

Sementara itu, Jarot dan Rozaq bekerja di BNP sebagai Office Boy (OB).

Jarot : “akhirnya gue bisa kerja halal juga..” (sambil mengepel dan mengelap keringat di dahinya)

Rozaq : “iya bang, gue juga bersyukur bisa bekerja, jadi bisa bayar kostan dan gak di marahin ibu kost lagi deh...” (sambil mngelap dengan kemoceng)

Jarot : “zaq besok lu datang ke acara nikahan gue sama lailayah, sekalian ajak pak petugas, komandan para napi, warga, tukang beca, tukang gorengan, tukang bubur naik haji, dan...,”

Rozak : “udah bang udah kebanyakan. Pasti bang gue dateng..., ya udah bang lanjutin kerjaannya takut di tegor komandan.”

Page 18: Naskah drama

Jarot : “iyak iyak..!”

Keesokan harinya jarot bersama emaknya mengunjungi rumah laila dengan arak-arakan seadanya.

Jarot : “nyak, jarot degdegan nih, gimana caranya ngelamar.?”

Enyak : “ah elu, masa iya kaga bisa, lu pacaran sama lela gimana mulainya?”

Jarot : “Oh iya yah !”

Arak-arakan pun berhenti, laila sudah berada didepan penghulu

Babeh : “Jarot silahkan duduk.”

enyak : “Rot duduk rot...”

Jarot : “I i i ya beh, nyak,” (karena gerogi jarot menduduki meja, dan meja itu pun ambruk)

Babeh : “Saya nikahkan dan saya kawinkan, anak saya laila binti Midun Sarnadun dengan Jarot Bin Sarnata dengan maskawin seperangkat alat masak dibayar hutang.”

Jarot : “Saya terima nikahnya Midun sarnadun binti laila.....”

Enyak : “Elu mau nikahin babehnya apa anaknya rot?”

Jarot : “Astaga makk.., gimana mak?”

Enyak : “Ulang lagi lah!”

Jarot : “Saya terima nikahnya mumun sarmunah binti sibli...”

Babeh : “Itu bini gue woy...”

Jarot : “oh iya beh, ampun beh jarot lupa..!”

Babeh : “Sekali lagi rot atau lo kaga jadi nikah sama sama anak gue !”

Jarot : “Yah nyak jarot pengen kawin sama laila nya.., bodo bodo jarot mau kawin.”(sambil menangis)

enyak : “Elu malu-maluin enyak, ngapain lu nangis. kalo elu mau kawin sama laila ijab kabulnya yang bener dong.”

Babeh : “Saya nikahkan dan saya kawinkan, anak saya laila binti Midun sarnadun dengan Jarot bin sarnata dengan maskawin seperangkat alat masak dibayar huu,,,,,tang !”

Jarot : “Saya terima nikahnya laila binti Midun Sarnadun dengan mas kawin tersebut dibayar hu...tang !!”

saksi : “Sah sah.....,!” (sambil menepuk dan menunjuk kearah penghulu dan jarot).

Jarot : “enyakkkkk...., Jarot menang nyakkk, jarot udah sah sama laila...”

Page 19: Naskah drama

Akhirnya setelah bekerja 9 tahun, Jarot berhasil menikahi Laila sang pujaan hatinya. Sedangkan Rozaq mampu membeli rumah mewah berlantaikan tanah dan berdinding bilik dari hasil pekerjaannya.

PESAN MORAL

sebagai orang yang beragama, kita harus tau mana yang haram dan mana yang halal. Lebih baik bekerja dengan penghasilan yang pas-pasan tapi dari sesuatu yang halal, dari pada penghasilan lebih dari sesuatu yang haram. dan Jika menginginkan sesuatu kita harus berusaha dengan keteguhan hati. kaya gue dapetin laila.