Upload
nabilah-afrini-rahmadani
View
965
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah kuliah Psikologi industri dan organisasi..
Citation preview
Dosen pengampu: Arie Gunawan, S.Psi., M.Psi., Psy.
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
“MOTIVASI DARI KONSEP KE PENERAPAN”
DISUSUN OLEH:
NAMA: NABILAH AFRINI RAHMADANI D
NIM: 45 11 091 034
UNIVERSITAS 45 MAKASSAR
FAKULTAS PSIKOLOGI
MAKASSAR
2013
MANAJEMEN BERDASARKAN SASARAN (MBO)
Manajemen berdasarkan sasaran adalah suatu program yang mencakup tujuan-
tujuan yang khas, yang ditentukan secara partisipatif, untuk suatu kurun waktu yang
eksplisit, dengan umpan balik mengenai kemajuan-kemajuan tujuan.
Ada empat unsur umum untuk program MBO yakni kespesifikan tujuan,
pengambilan keputusan partisipatif, jangka waktu yang eksplisit, umpan balik kinerja.
Sasaran-sasaran MBO hendaknya merupakan pernyataan ringkas dan pencapaian
tujuan yang diharapkan. Tidaklah memadai, misalnya, untuk sekedar menyatakan
suatu hasrat untuk mengurangi biaya, memperbaiki pelayanan, atau meningkatkan
kualitas. Keinginan-keinginan semacam itu harus diubah menjadi sasaran yang dapat
diukur dan dievaluasi. Untuk mengurangi biaya departemen sebanyak 7 persen,
memperbaiki layanan dengan memastikan bahwa semua pesanan lewat telepon
diproses dalam 24 jam setelah diterima, atau untuk meningkatkan kualitas dengan
menjaga agar barang retur kurang dari 1 persen dari penjualan merupakan contoh dari
sasaran spesifik.
Sasaran-sasaran dalam MBO tidaklah ditentukan secara sepihak oleh atasan dan
kemudian ditugaskan kepada bawahan. MBO menggantikan tujuan yang dipaksakan
dengan tujuan yang ditentukan secara partisipatif. Atasan dan bawahan bergabung
untuk memilih tujuan dan sepakat mengenai bagaimana tujuan-tujuan itu akan diukur.
Tiap sasaran mempunyai kurun waktu yang khas untuk penyelesaiannya.
Lazimnya kurun waktu itu adalah tiga bulan, enam bulan, atau setahun. Jadi para
manajer dan bawahan tidak hanya mempunyai sasaran yang spesifik, tetapi juga
kurun waktu yang ditetapkan untuk mencapai sasaran itu.
Unsur terakhir dalam program MBO adalah umpan balik terhadap kinerja. MBO
berusaha memberikan umpan balik yang terus-menerus mengenai kemajuan tujuan.
Idealnya, ini dicapai untuk memberikan umpan balik berkelanjutan kepada individu
sehingga mereka dapat memantau dan mengoreksi tindakan mereka sendiri. Ini
dilengkapi dengan evaluasi manajerial secara berkala, ketika kemajuan itu ditinjau
ulang.
MENGHUBUNGKAN MBO DAN TEORI PENETAPAN-TUJUAN
Teori penetapan-tujuan menunjukkan bahwa tujuan yang sulit menghasilkan
tingkat kinerja yang spesifik menghasilkan tingkat kinerja individual yang lebih
tinggi daripada tujuan yang mudah, bahwa tujuan sulit yang spesifik menghasilkan
tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada tanpa tujuan sama sekali atau tujuan yang
bersifat umum seperti “berusaha sebaik-baiknya,” dan bahwa umpan balik terhadap
kinerja seseorang akan membimbing ke kinerja yang lebih tinggi. Bandingkan
penemuan-penemuan ini dengan MBO.
MBO membela langsung tujuan spesifik dan umpan balik. MBO menyiratkan,
bukannya menyatakan secara eksplisit, bahwa tujuan harus dipersepsikan sebagai
dapat dilaksanakan. Konsisten dengan penetapan-tujuan, MBO akan sangat efektif
bila tujuan-tujuan itu cukup sulit untuk menuntut orang itu untuk memaksa diri
bekerja.
Satu-satunya daerah yang mungkin terdapat ketidakcocokan antara MBO dan
teori penetapan-tujuan berkaitan dengan isu partisipasi: MBO dengan kuat membela
partisipasi itu sedangkan penetapan-tujuan menunjukkan bahwa penugasan tujuan
kepada bawahan sering sama berhasilnya. Bagaimanapun, manfaat utama
penggunaan partisipasi adalah hal itu mendorong individu untuk menetapkan tujuan
yang lebih sukar.
MBO DALAM PRAKTIK
Berapa luas penggunaan MBO? Tinjauan ulang dari studi-studi yang telah
diusahakan untuk menjawab pertanyaan ini menyarankan bahwa MBO merupakan
suatu teknik yang populer. Anda akan menemukan program-program MBO dalam
banyak organisasi bisnis, pemeliharaan kesehatan, pendidikan, pemerintahan, dan
nirlaba.
Kepopuleran MBO hendaknya ditafsirkan bahwa MBO selalu berhasil. Dalam
sejumlah kasus yang terdokumentasi MBO telah dilaksanakan tetapi gagal memenuhi
pengharapan manajemen. Tetapi bila kasus-kasus ini dicermati, ternyata jarang
masalahnya karena komponen-komponen dasar MBO itu. sebabnya lebih cenderung
berupa faktor- faktor seperti pengharapan yang tak realistis mengenai hasil,
kurangnya komitmen manajemen puncak, dan ketidakmampuan atau ketidaksediaan
manajemen untuk membagikan ganjaran-ganjaran yang didasarkan pada pencapaian
tujuan. Meskipun demikian MBO memberikan kepada para manajer sarana untuk
melaksanakan teori penetapan-tujuan.
PROGRAM PENGAKUAN KARYAWAN
Program pengakuan karyawan dapat mengambil sejumlah bentuk. Bentuk terbaik
adalah menggunakan multi sumber dan mengakui prestasi individu maupun
kelompok. Convex Computer Corporation, pembuat super komputer yang bermarkas
di Texas, yang mempekerjakan 1.200 orang, memberikan suatu ilustrasi yang unggul
tentang suatu program pengakuan yang komprehensif.
Pada setiap triwulan, wakil presiden Convex bidang operasi mengakui individu
yang telah dinominasikan oleh para manajer mereka sebagai yang “telah berprestasi
lebih dari apa yang ditugaskan.” Setiap tahun para individu dapat menominasikan
rekan kerja mereka untuk mendapatkan Customer Service Award (Penghargaan
Layanan Pelanggan), yang mengakui kategori-kategori seperti pengambilan resiko,
inovasi, pengurangan biaya, dan layanan pelanggan secara keseluruhan. Dan pada
level departemen, pengakuan berbentuk kaos (T-shirt) tim atau departemen, mug
kopi, spanduk, atau foto. Para penyelia menggunakan karcis bioskop, bermain
bowling bersama di hari Jumat sore, waktu cuti, dan hadiah uang tunai, untuk
mengakui prestasi-prestasi mereka seperti perakitan yang tanpa kerusakan selama tiga
bulan, lima tahun kehadiran penuh, dan penyelesaian proyek yang lebih cepat.
MENAUTKAN PROGRAM PENGAKUAN DAN TEORI PENGUATAN
Konsisten dengan teori penguatan, yang mengganjar suatu perilaku dengan
pengakuan segera sesudah perilaku tersebut mungkin untuk mendorong
pengulangannya. Pengakuan dapat mengambil banyak bentuk. Anda secara pribadi
dapat menyalami seorang karyawan secara pribadi untuk sebuah pekerjaan yang baik.
Anda dapat mengirimkan sebuah nota tulisan tangan atau pesan email yang mengakui
sesuatu positif yang telah dilakukan karyawan itu. Bagi karyawan dengan suatu
kebutuhan yang kuat untuk penerimaan sosial, Anda dapat secara umum mengakui
prestasinya. Dan untuk meningkatkan kepaduan dan motivasi kelompok, Anda dapat
merayakan keberhasilan tim. Anda dapat menggunakan pertemuan-pertemuan untuk
mengakui sumbangan dan prestasi dari tim kerja yang berhasil.
PROGRAM PENGAKUAN KARYAWAN DALAM PRAKTIK
Dalam ekonomi global yang sangat bersaing dewasa ini, kebanyakan organisasi
berada dalam tekanan biaya yang dahsyat. Ini membuat program pengakuan yang
menjadi menarik. Sebaliknya bagi kebanyakan motivator lain, pengakuan kinerja
seorang yang superior sering tidak banyak biayanya atau bahkan tanpa biaya.
Mungkin karena itu survey terbaru atas 3.000 karyawan menemukan bahwa dua-
pertiga karyawan menggunakan atau berencana untuk menggunakan penghargaan
pengakuan khusus.
Salah satu alat pengakuan yang digunakan luas adalah penggunaan sistem usulan
(sugesti). Karyawan menawarkan usulan (sugesti) untuk memperbaiki proses dengan
atau memotong biaya dan diakui dengan hadiah sejumlah uang tunai.
PELIBATAN KARYAWAN
Pelibatan karyawan adalah suatu proses partisipasi yang menggunakan seluruh
kapasitas karyawan dan dirancang untuk mendorong peningkatan komitmen bagi
sukses organisasi. Contoh-contoh program pelibatan karyawan:
- Manajemen Partisipatif. Suatu proses di mana bawahan berbagai kekuasaan
pemgambilan keputusan sampai suatu derajat yang bermakna bersama atasan
langsungnya.
- Partisipasi Representatif. Pekerja-pekerja berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan organisasional lewat suatu kelompok kecil yang mewakili dari
karyawan wakil. Partisipatif representatif telah disebut “bentuk pelibatan
karyawan yang paling luas digunakan di seluruh dunia.”
Tujuan partisipasi representatif adalah untuk mendistribusi-ulang kekuasaan suatu
organisasi, dengan menempatkan buruh pada kedudukan yang lebih sejajar
dengan kepentingan-kepentingan manajemen dan pemegang saham.
Dua bentuk yang paling lazim dari partisipasi representatif adalah dewan kerja,
dan wakil-wakil dewan. Dewan kerja adalah kelompok-kelompok karyawan yang
dinominasi atau dipilih yang harus dikonsultasikan dulu bila manajemen
mengambil keputusan yang melibatkan karyawan. Sedangkan wakil-wakil dewan
adalah suatu ragam partisipasi representatif; karyawan-karyawan duduk dalam
dewan direktur perusahaan dan mewakili kepentingan para karyawan perusahaan
itu.
- Lingkaran Kualitas / Mutu (Quality Circle). Suatu kelompok kerja dari para
karyawan yang bertemu secara teratur untuk membahas masalah-masalah kualitas
mereka, menyelidiki sebab-sebab, merekomendasikan penyelesaian, dan
mengambil tindakan korektif.
- Rencana Kepemilikan Saham Karyawan. Pendekatan pelibatan karyawan yang
terakhir yang akan dibahas adalah rencana kepemilikan saham karyawan adalah
rencana tunjangan yang ditegakkan perusahaan di mana para karyawan
memperoleh saham sebagai bagian dari tunjangan mereka. ESOP mempunyai
potensi untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan motivasi kerja.
MENAUTKAN PROGRAM PELIBATAN KARYAWAN DAN TEORI-TEORI
MOTIVASI
Pelibatan karyawan mengilustrasikan sejumlah teori motivasi yang dibahas dalam
bab sebelumnya. Misalnya, Teori Y konsisten dengan manajemen partisipatif; Teori
X segaris dengan gaya otokratis yang lebih tradisional mengenai mengelola orang-
orang. Dalam teori dua faktor, program pelibatan karyawan dapat memberikan
kepada para karyawan motivasi instrinsik dengan meningkatkan kesempatan untuk
berkembang, tanggung jawab, dan pelibatan dalam kerja itu sendiri. Sama halnya
pula, kesempatan untuk membuat dan melaksanakan keputusan, dan kemudian
menyaksikan berhasilnya keputusan itu, dapat membantu memuaskan kebutuhan
seorang karyawan akan tanggung jawab, prestasi, pengakuan, pertumbuhan, dan
peningkatan penghargaan-diri. Jadi pelibatan karyawab sesuai dengan teori ERG dan
upaya untuk merangsang kebutuhan untuk berprestasi.
PROGRAM PELIBATAN KARYAWAN DALAM PRAKTIK
Manajemen partisipatif dan partisipasi representatif lebih lambat berakar di
organisasi-organisasi Amerika Utara. Tetapi dewasa ini, program pelibatan karyawan
yang menenkankan partisipasi telah menjadi norma. Sementara beberapa manajer
terus menolak untuk berbagi kekuasaan pengambilan-keputusan, para manajer
mendapatkan tekanan untuk melepaskan gaya pengambilan-keputusan yang otokratis
untuk mengambil peran yang lebih partisipatif, mendukung dan mirip pelatih.
Lingkaran mutu itu populer dalam dasawarsa 1980-an, sebagian besar karena mudah
dilaksanakan. Dalam tahun-tahun terakhir banyak organisasi telah melepaskan
lingkaran mutu mereka dan menggantikan dengan struktur berdasarkan-tim yang
lebih menyeluruh. ESOP menjadi ragam yang paling populer dari kepemilikan
karyawan.
PROGRAM UPAH VARIABEL
Untuk membuat karyawan merasa seperti pemilik dalam perusahaan, Eastman
Chemical baru saja memperkenalkan satu program kompensasi-insentif dari atas-ke-
bawah. Sebagai bagian dari program itu, semua karyawan 18.000 karyawan dari yang
berupah paling rendah sampai CEO harus menempatkan sekurang-kurangnya 5
persen dari upah tahunan dalam risiko. Jika perusahaan tidak mencapai sasaran
kinerja tahunannya, karyawan kehilangan upah itu. pada sisi positifnya mereka dapat
memperoleh bonus sampai 30 persen dari upah tahunan mereka 5 persen dalam
saham dan 25 persen tunai didasarkan pada berapa banyak yang diperoleh perusahaan
dari modal yang diinvestasikannya.
Program upah-variabel adalah bagian dari upah seorang karyawan yang
didasarkan pada suatu ukuran kinerja individual dan atau organisasional. Rencana
upah-per potong, insentif upah, bagi laba, bonus, dan bagi hasil semuanya adalah
ragam dari program upah-variabel. Apa yang membedakan bentuk-bentuk
kompensasi ini dari program yang lebih tradisional adalah sebagai ganti membayar
seseorang untuk masa kerja atau senioritas, maka sebagian dari upah karyawan
dibayar berdasarkan ukuran kinerja individual dan/atau organisasional. Tidak seperti
program berdasarkan-upah yang lebih tradisional, upah variabel bukanlah suatu
anuitas. Empat dari program upah-variabel yang lebih luas digunakan adalah upah per
potong, bonus, bagi laba, dan bagi hasil.
MENAUTKAN RENCANA UPAH BERDASARKAN-KETERAMPILAN
DENGAN TEORI-TEORI MOTIVASI
Rencana upah berdasar-keterampilan konsisten dengan beberapa teori motivasi.
Karena rencana ini mendorong para karyawan untu, mempelajari, memperluas
keterampilan mereka, dan tumbuh, rencana ini konsisten dengan teori ERG. Di antara
karyawan yang kebutuhan order-rendahnya terpuaskan, kesempatan untuk mengalami
pertumbuhan dapat merupakan suatu motivator.
Mengupah orang-orang untuk memperluas keterampilan mereka juga konsisten
dengan riset mengenai kebutuhan akan prestasi. Peraih prestasi-tinggi mempunyai
suatu dorongan yang memaksa untuk melakukan hal-hal dengan lebih baik atau lebih
efisien. Dengan mempelajari keterampilan baru atau meningkatkan keahlian yang
telah mereka miliki, peraih prestasi-tinggi akan menemukan bahwa pekerjaan mereka
terasa lebih menantang.
TUNJANGAN FLEKSIBEL
Tunjangan fleksibel adalah para karyawan menentukan sendiri program tunjangan
mereka untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka dengan memilih dan mengambil
dari suatu daftar pilihan tunjangan.
MENAUTKAN TUNJANGAN FLEKSIBEL DAN TEORI HARAPAN
Memberi tunjangan yang sama kepada semua karyawan itu mengasumsikan
bahwa semua karyawan mempunyai kebutuhan yang sama. Tentu saja kita tahu
bahwa asumsi ini keliru. Jadi tunjangan fleksibel mengubah pengeluaran untuk
tunjangan menjadi suatu motivator.
ISU-ISU ISTIMEWA DALAM MOTIVASI
Berbagai kelompok memberikan tantangan-tantangan yang khas dalam motivasi.
Dalam bagian ini kita periksa beberapa masalah unik yang dihadapi dalam upaya
memotivasi karyawan profesional, pekerja sementara, dan angkatan kerja yang
beraneka ragam, pekerja jasa berketerampilan rendah, dan orang-orang yang
melakukan pekerjaan yang diulang-ulang.
MEMOTIVASI PARA PROFESIONAL
Kontras dengan generasi yang lalu, karyawan khas dewasa ini lebih mungkin
menjadi professional yang sangat terlatih dengan suatu gelar perguruan tinggi
disbanding pekerja kasar pabrik. Para profesional ini menerima banyak kepuasan
intrinsik dari kerja mereka. Mereka cenderung digaji dengan baik. Jadi kepedulian
khusus apakah, jika ada, yang seharusnya Anda sadari bila mencoba memotivasi
suatu tim insinyur pada intel, perancang perangkat lunak pada Microsoft, atau
sekelompok CPA (certified public accountants-akuntan publik berijazah) pada Price
Waterhouse Coopers?
Para profesional lazimnya berbeda dari para non-profesional. Mereka
mempunyai komitmen jangka-panjang dan kuat bidang keahliannya. Lebih sering
kesetiaan mereka adalah pada profesinya bukan pada majikannya. Untuk tetap
menguasai perkembangan dalam bidang mereka, mereka perlu secara teratur
memutakhirkan pengetahuan mereka. Dan komitmen mereka kepada profesi mereka
berarti mereka jarang mendefenisikan jam kerjanya dalam bentuk 8 sampai 5 dan
lima hari sepekan.
Apakah yang memotivasi para profesional? Lazimnya uang dan promosi terletak
di urutan bawah dari daftar prioritas mereka. Mengapa? Mereka cenderung digaji
dengan baik dan mereka menikmati apa yang mereka kerjakan. Berbeda dengan itu,
tantangan pekerjaan cenderung diberi peringkat tinggi. Mereka suka menangani
masalah-masalah dan menemukan pemecahan. Ganjaran utama mereka dalam
pekerjaan adalah kerja itu sendiri. Para profesional juga menghargai dukungan.
Mereka menginginkan agar yang lain menganggap apa yang mereka kerjakan adalah
penting. Meskipun mungkin ini benar untuk semua karyawan, karena para profesional
cenderung lebih difokuskan pada kerja mereka sebagai kepentingan hidup mereka
yang sentral, para non-profesional lazimnya mempunyai kepentingan-kepentingan
lain di luar kerja yang dapat mengkompensasi untuk kebutuhan-kebutuhan yang tidak
dipuaskan pada pekerjaannya.
MEMOTIVASI PEKERJA SEMENTARA/TIDAK TETAP (CONTINGENT)
Kami mencatat dalam Bab 1 bahwa salah satu dari perubahan yang lebih
menyeluruh yang terjadi dalam organisasi adalah penambahan karyawan sementara
atau karyawan tidak tetap. Karena perampingan telah menyingkirkan jutaan pekerjaan
yang “permanen,” makin banyak lowongan untuk pekerja paruh-waktu, kontrak, dan
agama lain dari pekerja sementara. Lazimnya pekerja sementara tidak diberi atau
hanya sedikit diberi perawatan kesehatan, pensiun, atau tunjungan yang serupa.
Apa yang akan memotivasi karyawan yang tidak secara sukarela menjadi tidak
tetap? Jawaban yang jelas adalah kesempata untuk status permanen. Dalam kasus-
kasus di mana karyawan permanen dipilih dari kumpulan karyawan sementara, para
karyawan sementara sering akan bekerja keras dengan harapan akan dijadikan
permanen. Jawaban yang kurang jelas adalah kesempatan untuk pelatihan.
Kemampuan seorang karyawan sementara untuk menemukan pekerjaan baru sangat
bergantung pada keterampilan.
MEMOTIVASI ANGKATAN KERJA YANG BERANEKA RAGAM
Tidak semua orang dimotivasi oleh uang. Tidak semua orang menginginkan
pekerjaan yang menantang. Kebutuhan wanita, bujangan, imigran, penyandang cacat
fisik, warga negara lanjut usia, dan lain-lain dari kelompok-kelompok yang beraneka
tidaklah sama seperti kebutuhan pria Amerika kulit putih dengan tiga anak. Karyawan
yang bekerja sambil kuliah lazimnya sangat menghargai jadwal kerja yang fleksibel.
Individu-individu seperti itu dapat ditarik ke organisasi yang menawarkan jam kerja
fleksibel, berbagi pekerjaan, atau penugasan-penugasan sementara.
Jika Anda akan memaksimalkan motivasi karyawan Anda, Anda harus
memahami dan menanggapi keanekaragaman ini. Kata kunci untuk memandu Anda
adalah keluwesan (fleksibilitas). Bersiaplah untuk merancang jadwal kerja, rencana
kompensasi, tunjangan, menetapkan fisik pekerjaan, dan semacamnya untuk
mencerminkan kebutuhan karyawan Anda yang beraneka. Pemberian kebijakan cuti
yang fleksibel untuk imigran yang kadang ingin melakukan perjalanan kembali ke
negeri asalnya dalam waktu lama. Atau tim-tim kerja untuk karyawan yang dating
dari negara dengan orientasi kolektivitas yang kuat. Atau mengizinkan karyawan
yang akan sekolah untuk mengubah jadwal kerja mereka dari semester ke semester.
MEMOTIVASI KARYAWAN JASA BERKETERAMPILAN RENDAH
Salah satu masalah motivasi yang paling menantang dalam industri seperti eceran
dan siap saji adalah Bagaimana Anda memotivasi para individu yang mendapat gaji
rendah dan yang mempunyai sedikit peluang untuk benar-benar meningkatkan upah
mereka entah dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau melalui promosi? Jabatan-
jabatan ini khususnya diisi oleh orang yang memiliki keterampilan dan pendidikan
terbatas, serta tingkat upah sedikit di atas upah minimum.
Pendekatan tradisional untuk memotivasi orang-orang ini berfokus pada
memberikan pekerjaan yang lebih luwes dan mengisi pekerjaan-pekerjaan ini dengan
para remaja dan pensiunan yang kebutuhan keuangannya tidak terlalu banyak.
MEMOTIVASI ORANG MELAKUKAN TUGAS-TUGAS YANG TERUS-
MENERUS BERULANG
Kategori yang terakhir kita memperhatikan karyawan-karyawan yang melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang dibakukan yang terus-menerus berulang. Misalnya, bekerja
pada sebuah lini perakitan atau menyalin ulang laporan pengadilan merupakan
pekerjaan yang sering menimbulkan rasa bosan dan stres pada pekerja. Memotivasi
para individu dalam pekerjaan-pekerjaan ini dapat dipermudah melalui seleksi yang
hati-hati.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P. (2003). ”Perilaku Organisasi”. Jakarta: PT. Indeks.