8
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 1 MEKANIKA (PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT) Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 7 Oktober 2010 / 13.00-15.00 Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2010

Modul 1 Pengukuran (1)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Modul 1 Pengukuran (1)

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

MODUL 1

MEKANIKA

(PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT)

Nama : Nova Nurfauziawati

NPM : 240210100003

Tanggal / jam : 7 Oktober 2010 / 13.00-15.00

Asisten : Dicky Maulana

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2010

Page 2: Modul 1 Pengukuran (1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran merupakan penentuan besaran, dimensi/kapasitas, biasanya

terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya

terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur

hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian.

Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian

alat ukurnya, juga memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur.

Begitu banyak alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur benda. Untuk

mengukur massa sebuah benda kita dapat menggunakan neraca atau

timbangan. Alat ukur waktu dapat berupa stopwatch, jam. Termometer

merupakan alat untuk mengukur suhu. Alat yang dipergunakan untuk

mengukur kuat arus listrik adalah amperemeter sedangkan volmeter

merupakan alat untuk mengukur beda potensial (tegangan listrik). Untuk

pengukuran hambatan listrik biasa digunakan ohmmeter.

Penggaris atau mistar adalah salah satu alat ukur panjang yang paling

sering digunakan pada kehidupan sehari-hari. Selain penggaris, alat ukur yang

digunakan untuk mengukur panjang adalah jangka sorong dan mikrometer

sekrup, namun mikrometer sekrup lebih pantas digunakan untuk mengukur

tebal sebuah benda. Dari ketiga alat ukur tersebut, mikrometer sekrup lah yang

memiliki tingkat ketelitian yang paling tinggi yaitu 0,005 mm. Maka dari itu,

mikrometer sekrup sangat cocok digunakan sebagai alat untuk mengukur tebal

benda.

1.2 Tujuan

1. Mempelajari penggunaan alat ukur.

2. Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti dan hasil

pengukuran/perhitungan.

3. Mnghitung besaran lain berdasarkan ukuran-ukuran dasar.

Page 3: Modul 1 Pengukuran (1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Karena mengukur merupakan kegiatan untuk membandingkan sesuatu

dengan sesuatu lainnya yang digunakan sebagai standar acuan dengan

menggunakan alat ukur, maka hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

menggunakan alat ukur adalah : 1) Batas ukur dan batas kerja alat, yaitu nilai

minimum dan nilai maksimum yang dapat diukur dengan alat itu. Sebelum

menggunakan alat-alat, kita harus membaca dahulu batas kerja alat itu. 2)

Ketelitian alat (akurasi alat ukur), yaitu nilai terkecil yang dapat diukur dengan

teliti oleh alat tersebut. 3) Kesalahan titik nol (zero error), yaitu penunujukan

skala awal ketika alat belum digunakan. 4) Kesalahan kalibrasi alat, yaitu

kesalahan teknik pada pembuatan skala dari alat itu sendiri. 5) Kesalahan

penglihatan (paralaks), yaitu kesalahan yang disebabkan oleh cara mengamati

yang kurang tepat. Bisa saja karena kedudukan mata pengamat tidak tepat. Untuk

menghindarinya, maka kedudukan mata pengamat harus tegak lurus pada tanda

yang dibaca. Maka dari itu, alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi

diantaranya jangka sorong dan mikrometer sekrup.

Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan

untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Secara

umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser.

Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada

rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.

Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2

skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala

nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling

berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius

adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari

jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi

ketelitian jangka sorong adalah : Dx = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm

Page 4: Modul 1 Pengukuran (1)

Jangka sorong

Jangka sorong digital

Selain jangka sorong, alat ukur lainnya adalah mikrometer sekrup. Namun,

mikometer sekrup ini sangat pantas digunakan untuk mengukur tingkat ketebalan

atau tebal suatu benda. Mikrometer skrup merupakan alat ukur panjang yang

memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.

Page 5: Modul 1 Pengukuran (1)

Seperti halnya jangka sorong, mikrometer skrup terdiri atas :

Rahang tetap yang berisi skala utama yang dinyatakan dalam satuan

mm. Panjang skala utama mikrometer pada umumnya mencapai 25

mm. Jarak antara 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,5 mm.

Poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar (bidal). Pada ujung

bidal terdapat garis skala yang membagi menjadi 50 bagian yang sama

yang disebut skala nonius.

Rahang geser yang dihubungkan dengan bidal, yang digunakan untuk

memegang benda yang akan diukur bersama dengan rahang tetap.

Jika bidal digerakkan 1 putaran penuh maka poros akan maju/mundur 0,5

mm. karena selubung luar memiliki 50 skala, maka skala terkecil mikrometer

skrup adalah 0,5 mm/ 50 = 0,01 mm.

Ketelitian dari mikrometer skrup adalah setengah dari skala terkecil. Jadi

ketelitian mikrometer skrup adalah :

Dx = ½ x 0,01 mm = 0,005 mm

Dengan ketelitian 0,005 mm, maka mikrometer skrup dapat dipergunakan

untuk mengukur tebal kertas atau diameter kawat tipis dengan lebih teliti (akurat).

Mikrometer sekrup

Page 6: Modul 1 Pengukuran (1)

Setelah mengetahui panjang dan lebar suatu penda, maka bisa diperoleh

volume benda tersebut dengan mengalikan antara panjang lebar dan tinggi. (p x l

x t) untuk benda yang berbentuk persegi maupum persegi panjang. Sedangkan

untuk benda yang berbentuk lingkaran v= ¼ πD2t. Densitas atau kerapatan benda

dapat diperoleh setelah kita mengetahui volume dan massa suatu benda. Cara

untuk memperoleh kerapatan ialah membandingkan antara massa yang dimiliki

oleh benda dengan volume benda itu sendiri. Maka dari itu, untuk menentukan

kerapatan dapat menggunakan persamaan berikut:

m = massa benda (gram)

V = volume

Page 7: Modul 1 Pengukuran (1)

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat

1. Jangka sorong sebagai alat ukur panjang dan lebar

2. Mikrometer sekrup sebagai alat pengukur tebal

3. Kalkulator sebagai alat penghitung

3.2 Bahan

1. Benda padat berbentuk bujur sangkar, persegi panjang dan lingkaran yang

terbuat dari stainless.

3.3 Prosedur

1. Mengukur panjang dan lebar benda padat yang berbentuk bujur sangkar

dan persegi panjang menggunakan jangka sorong. Dan untuk masing-

masing benda dilakukan sebanyak sepuluh kali pengukuran dan mencatat

data yang diperoleh.

2. Mengukur diameter benda padat yang berbentuk lingkaran menggunakan

jangka sorong. Pengukuran dilakukan sebanyak sepuluh kali dan mencatat

data yang diperoleh.

3. Mengukur tebal benda padat yang berbentuk bujur sangkar, persegi

panjang dan lingkaran menggunakan mikrometer sekrup. Pengukuran

dilakukan sebanyak sepuluh kali serta mencatat yang diperoleh.

Page 8: Modul 1 Pengukuran (1)

DAFTAR PUSTAKA

http://wizardh6lic.blogspot.com/2010/04/pengukuran-fisika.html

Kamis, 7 oktober 2010. 17:22 WIB