125
0 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS SERIBU GURU SEKOLAH DASAR MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DAN INOVATIF KERJASAMA UM – PERTAMINA IN-SERVICE TRAINING SERIBU GURU SEKOLAH DASAR The Learning University

MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

0

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS

SERIBU GURU SEKOLAH DASAR

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

KREATIF DAN INOVATIF

KERJASAMA UM – PERTAMINA

IN-SERVICE TRAINING SERIBU GURU SEKOLAH DASAR

The Learning University

Page 2: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

1

BAB I

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Dalam psikologi pendidikan, salah satu masalah penting yang menjadi kajian adalah masalah

belajar. Belajar merupakan kegiatan mengonstruksi atau menginterpretasi sesuatu (bisa objek,

sumber pengetahuan) sehingga terjadi tambahan jaringan pengetahuan (skema) di dalam diri

pebelajar yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku. Kegiatan belajar tidak

hanya terjadi di kelas tetapi berlangsung di mana saja, kapan saja, dan pada saat apa saja dalam

kehidupan sehari-hari. Belajar tidak hanya melibatkan yang “benar” saja tetapi juga melibatkan

yang tidak benar (salah). Apabila siswa salah dalam menyelesaikan masalah, tidak berarti ia

tidak belajar tetapi ia belajar dan masih salah, karena itu perlu pengarahan sehingga menjadi

benar. Belajar juga tidak harus bersifat disengaja atau secara sadar, tetapi dapat juga terjadi

secara tidak disengaja. Demikian pula belajar tidaklah selalu dalam hal pengetahuan atau

keterampilan tetapi juga berkenaan dengan sikap dan perasaan.

Unsur utama dalam belajar adalah terjadinya perubahan dalam diri pebelajar, dapat

disengaja atau tidak, dapat lebih baik atau lebih buruk. Agar berkualitas sebagai belajar, maka

perubahan harus dilahirkan dari pengalaman, oleh interaksi antara orang dan lingkungannya.

Perubahan yang semata-mata karena kematangan tidaklah termasuk berkualitas dalam belajar.

Perubahan-perubahan sementara yang diakibatkan oleh penyakit, kelelahan, kelaparan bukanlah

termasuk dalam belajar.

Jadi belajar merupakan suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena

pengalaman. Selanjutnya yang menjadi masalah adalah perubahan yang terjadi dalam aspek apa?

Bab ini akan menguraikan beberapa pandangan berbeda dalam menyikapi perubahan ini (yang

disebut Teori Belajar), yang meliputi: behaviorisme, cognitivisme, humanisme, dan social-

cognition.

A. Pandangan Behaviorisme

Pandangan Behaviorisme didasarkan pada hubungan stimulus respon (S-R). Behaviorisme

bersumber dari pandangan John Locke mengenai jiwa anak yang baru lahir, ialah jiwanya dalam

keadaan kosong, seperti meja lilin putih bersih yang disebut dengan tabularasa. Dengan demikian

pengaruh dari luar jiwa anak sangat menentukan perkembangan jiwa anak dan pengaruh luar itu

Page 3: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

2

dapat dimanipulasi (ditreatment secara leluasa). Dalam pandangan behaviorisme belajar

merupakan perubahan dalam tingkah laku seseorang dalam berbuat pada situasi tertentu.

Perubahan tingkah laku yang dimaksud dalam pandangan behaviorisme adalah tingkah laku yang

dapat diamati. Terjadinya perubahan tingkah laku yang dapat diamati sebagai indikasi telah

terjadinya kegiatan belajar. Berpikir dan emosi tidak mnjadi perhatian, karena keduanya tidak

dapat diamati.

Pendangan behaviorisme menganggap jiwa manusia itu pasif, yang dikuasai oleh stimulus-

stimulus atau perangsang-perangsang dari luar yang ada di lingkungan sekitar. Oleh karena itu

tingkah laku manusia itu dapat dimanipulasi, dapat dikontrol atau dikendalikan. Cara

mengendalikan tingkah laku manusia dengan mengontrol perangsang-perangsang yang ada di

lingkungannya. Tingkah laku manusia mempunyai hukum-hukum seperti yang berlaku dalam

hukum-hukum pada gejala alam, umpamanya hukum sebab akibat. Metode-metode kealaman

dapat dipakai dalam tingkah laku manusia, sehingga sifat hubungannya sangat mekanistis.

Dalam pendangan behaviorisme, diajukan rumus matematis dari tingkah laku, TL = fLk,

yakni tingkah laku itu merupakan fungsi lingkungan. Artinya tingkah laku itu bergantung pada

lingkungan. Jika lingkungan itu berubah, maka tingkah laku juga berubah. Jika kita

menginginkan tingkah laku tertentu, maka kita dapat mengubah lingkungan sedemikian rupa

sehingga membentuk tingkah laku yang diinginkan.

Belajar dalam pandangan behaviorisme memiliki beberapa karakteristik yang selanjutnya

disebut ciri-ciri teori belajar behaviorisme antara lain sebagai berikut:

a. Mementingkan pengaruh lingkungan (enviromentalistis)

b. Mementingkah bagian-bagian (elementaris)

c. Mementingkan peranan reaksi (respon)

d. Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar

e. Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu

f. Mementingkan pembentukan kebiasaan

g. Ciri khusus dalam pemecahan masalah dengan “trial and error” (mencoba dan gagal”)

Tokoh-tokoh yang mengembangkan pandangan behaviorisme antara lain: Watson, Torndike,

Skiner, dan Pavlov.

Page 4: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

3

1. Teori Watson

Menurut Watson, behavior berarti tindakan atau aksi (action) yang dapat dilihat dan diamati

dengan cara yang obyektif. Watson merupakan tokoh yang mengembangkan teori belajar

hubungan S-R tanpa persyaratan yang disebut kontiguitas. Teori ini tidak mempertimbangkan

pengaruh variable yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Menurut teori kontiguitas,

faktor terbentuknya hubungan S-R cukup keadaan kontigu saja. Bilamana S kontigu (dibuat ada

bersama) dengan tingkah laku tertentu, maka akan terbentuklah hubungan dalam urat syaraf.

Belajar menurut Watson adalah jika S dan R ada bersamaan dan kontigu, maka hubungannya

akan diperkuat. Kekuatan hubungan S dan R tergantung pada frekuensi ulangan adanya S-R.

Watson mementingkan hukum ulangan atau hukum latihan dalam belajar. Hukum kedua yang

dipentingkan Watson adalah the law of recensy (hukum kebaruan). Artinya respon yang baru

akan lebih diperkuat dengan ulangan hadirnya dari respon yang lebih awal. Dasar kegiatan

belajar adalah dengan konditioning. Belajar adalah memindahkan respon lama terhadap stimuli

baru.

Sumbangan Watson terhadap perkembangan psikologi pendidikan antara lain: (1)

mempopulerkan ajaran behaviorisme, (2) adanya tingkah laku mesti ada hubungan syaraf di otak,

(3) untuk menjelaskan belajar perlu mengerti fungsi otak, (4) menggerakkan studi dan tingkah

laku secara obyektif, (5) mementingkan faktor lingkungan, dan (6) belajar adalah proses

membentuk hubungan S-R.

2. Teori Thorndike

Thorndike mengembangkan hukum belajar bahwa belajar akan lebih berhasil bila respon

murid terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan. Rasa senang

atau puas timbul sebagai akibat anak mendapat pujian atau ganjaran lainnya. Stimulus ini disebut

reinforcement. Kesuksesan anak dalam belajar akan dapat menimbulkan kepuasan dan kepuasan

pada gilirannya akan mendorong kesuksesan berikutnya.

Teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike juga disebut konksionisme, yang

menyatakan bahwa belajar merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus dan

respon. Dalam teori ini terdapat 3 dalil atau hukum, yaitu: (1) hukum kesiapan (law of readness),

hukum latihan (law of exercise), dan hukum akibat (law of effect).

Hukum kesiapan menjelaskan bahwa seorang anak akan lebih berhasil belajarnya apabila

ia telah siap untuk melakukan kegiatan belajar. Seorang anak yang memiliki kecenderungan

Page 5: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

4

bertindak atau melakukan kegiatan tertentu dan ia melakukannya. Jika anak itu merasa puas

dengan tindakannya, maka ia akan cenderung mengulanginya. Sebaliknya bila ia tidak merasa

puas dengan tindakannya, maka ia cenderung menghindari tindakan itu.

Hukum latihan menyatakan bahwa jika hubungan stimulus respon sering terjadi,

akibatnya hubungan akan semakin kuat, sedangkan semakin jarang hubungan antara stimulus

dan respon, maka semakin lemah hubungan yang terjadi. Karena itu pengulangan yang akan

memberikan dampak positif adalah pengulangan yang frekuensinya teratur, bentuk

pengulangannya yang tidak membosankan, dan kegiatan disajikan dengan cara menarik.

Hukum akibat menyatakan bahwa kepuasan yang lahir dari adanya ganjaran dari guru

akan memberikan kepuasan bagi anak, dan anak cenderung untuk berusaha melakukan atau

meningkatkan apa yang telah dicapainya. Guru yang memberikan senyuman terhadap jawaban

anak, akan semakin menguatkan konsep yang tertanam pada diri anak. Kata-kata “bagus”,

“hebat”, dan semacamnya akan merupakan hadiah bagi anak yang kelak akan meningkatkan

dirinya dalam menguasai pelajaran. Dalam hukum akibat ini, jika terdapat assosiasi yang kuat

antara pertanyaan dan jawaban, maka bahan yang disajikan akan tertanam lebih lama di ingatan

anak. Selain itu banyaknya pengulangan akan sangat menentukan lamanya konsep diingat anak.

Semakin banyak dilakukan pengulangan, maka konsep akan semakin tertanam secara kuat di

benak anak.

Thorndike menegaskan bahwa kualitas dan kuantitas hasil belajar tergantung dari kualitas

dan kuantitas hubungan S-R. Implikasi dari teori Thorndike dalam proses belajar mengajar

adalah sebagai berikut.

- Dalam menjelaskan suatu konsep, guru hendaknya mengambil contoh yang sekiranya

sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

- Metode pemberian tugas dan metode latihan (drill and practice) akan lebih cocok.

- Dalam kurikulum, materi disusun dari materi yang mudah, sedang, dan sukar sesuai

dengan tingkat kelas, dan tingkat sekolah.

3. Teori Skinner

Skinner merupakan salah satu pengembang teori dalam pandangan behaviorisme yang

terkenal dengan teori operant conditioning. Menurut Skinner tingkah laku tidak hanya respon

dari stimulus, tetapi suatu tindakan yang disengaja atau disebut operant. Operant dipengaruhi

oleh apa yang terjadi sesudahnya. Operant conditioning atau operant learning melibatkan

Page 6: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

5

pengendalian konsekuensi. Tingkah laku merupakan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang

pada situasi tertentu. Tingkah laku terletak diantara dua pengaruh yaitu pengaruh yang

mendahuluinya (antecedent) dan pengaruh yang mengikutinya (konsekuen) seperti gambar

berikut.

antecedent tingkah laku konsekuen

Dengan demikian tingkah laku itu dapat diubah dengan mengubah antecedent, konsekuen,

atau keduanya. Menurut Skinner konsekuensi sangat menentukan apakah seseorang akan

mengulangi suatu tingkah laku pada kesempatan berikutnya.

Selanjutnya yang menjadi masalah adalah bagaimana cara mengendalikan konsekuensi?

Konsekuensi yang timbul dari tingkah laku tertentu dapat menyenangkan atau tidak

menyenangkan bagi yang bersangkutan. Terdapat dua hal penting dalam pengendalian

konsekuensi, yaitu reinforcement dan punishment (hukuman).

a. Reinforcement (Penguatan)

Reinforcement merupakan konsekuensi yang memperkuat tingkah laku. Peristiwa yang

memperkuat tingkah laku itu bisa menyenangkan atau tidak menyenangkan, sedangkan yang

menentukan sesuatu perbuatan itu memberikan reinforcement atau tidak bergantung pada

persepsi seseorang terhadap peristiwanya dan arti peristiwa itu baginya. Selanjutnya

reinforcement dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu reinforcement positif dan

reinforcement negatif.

Reinforcement positif terjadi apabila suatu stimulus tertentu (biasanya menyenangkan)

ditunjukkan atau diberikan sesudah suatu perbuatan dilakukan. Misalkan seorang anak diajak

makan di MC Donald oleh ayahnya karena mendapatkan nilai 100 dalam ulangan matematika.

Reinforcement negatif terjadi apabila suatu stimulus tertentu (yang tidak menyenangkan)

ditolak atau dihindari. Jadi reinforcement negatif itu memperkuat tingkah laku dengan cara

menghindari stimulus yang tidak menyenangkan. Misalkan seorang anak yang dipanggil khusus

oleh gurunya karena membuat kegaduhan di dalam kelas pada saat pelajaran.

b. Punishment (Hukuman)

Punishment berbeda dengan reinforcement negatif. Reinforcement selalu berupa

memperkuat tingkah laku. Sedangkan hukuman mengandung pengurangan atau penekanan

tingkah laku. Suatu perbuatan yang diikuti oleh hukuman, kecil kemungkinannya diulangi lagi

Page 7: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

6

dalam situasi-situasi serupa pada saat lain. Dalam hal ini hukuman terbagi menjadi 2 macam,

yaitu presentation punishment dan removal punishment.

Presentation punishment terjadi apabila stimulus yang tidak menyenangkan ditunjukkan

atau diberikan. Misalnya guru memberikan tugas tambahan kepada seorang siswa karena siswa

tersebut melakukan kesalahan-kesalahan. Sedangkan removal punisment terjadi apabila stimulus

tidak ditunjukkan atau diberikan, artinya menghilangkan sesuatu yang menyenangkan atau

diinginkan. Misalkan anak dilarang nonton TV selama seminggu karena tidak mau belajar.

Secara ringkas pengendalian konsekuensi dapat digambarkan pada tabel berikut.

Stimulus Efek

Tingkah laku ditingkatkan Tingkah laku ditekan Ditunjukkan

Reinforcement positif Presentation punishment

Dihilangkan Reinforcement negatif Removal punishment

Salah satu penerapan reinforcement, misalnya seseorang yang belajar sesuatu hal baru,

maka akan lebih cepat kalau setiap responnya yang benar diberi reinforcement.

4. Teori Pavlov

Pavlov mengadakan eksperimen pada anjing dengan memberikan makanan dikaitkan

dengan bunyi bel dan lampu. Jika pada anjing ditunjukkan makanan, maka air liurnya akan

keluar secara refleks. Makanan sebagai stimulus yang bersifat alami, demikian juga refleknya.

Timbulnya reflek saliva karena melihat makanan itu disebut refleks sekresi psikis dan sekresi

fisiologis. Atas dasar refleks sekresi psikis dan fisiologis inilah sebagai dasar teori belajar dengan

kondisi (bersyarat) atau conditioning. Selanjutnya teori Pavlov berkembang dengan teori refleks

bersyarat.

Prinsip-prinsip teori refleks bersyarat dapat diterapkan pada hewan atau manusia antara

lain: (1) untuk membentuk atau mengembangkan kebiasaan-kebiasaan yang baik pada anak-

anak, misalnya pembiasaan kebersihan, kerapian, kesehatan, kejujuran, (2) untuk melatih tingkah

laku tertentu pada hewan, misalnya ketrampilan dalm sirkus, (3) Untuk mnghapus kebiasaan-

kebiasaan yang buruk dan mengurangi rasa takut pada anak-anak, misalnya anak yang biasanya

bangun pagi terlambat dapat dibiasakan bangun lebih pagi, (4) Untuk membentuk sikap-sikap

baik terhadap aktifitas belajar pada siswa, dan (5) untuk psikoterapi, misalnya untuk

menghilangkan rasa malu, agresif, dan tamak.

Page 8: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

7

Jadi dengan model eksperimen refleks bersyarat dapat dipakai dalam pembentukan

tingkah laku yang diinginkan dengan pemberian hadiah atau hukuman.

B. Pandangan Kognitivisme

Fokus utama dari pandangan Kognitivisme adalah perilaku mental, pengetahuan, intelegensi,

dan berpikir kritis dengan asumsi bahwa belajar sebagai hasil dari proses/operasi mental. Teori-

teori yang berkembang dari pandangan kognitivisme antara lain: teori pemrosesan informasi,

herarki berpikir, teori perkembangan mental, dan teori berpikir kritis.

Teori Pemrosesan Informasi

Menurut Atkinson dan Shiffrin (1968), proses berpikir manusia bisa digambarkan seperti

berikut.

Ketika seseorang menghadapi stimulus (informasi), maka akan menangkap informasi

tersebut melalui sensory memory. Informasi yang tidak menarik, tidak menjadi perhatian

sehingga akan segera terlupakan dan informasi yang menarik perhatian akan diproses ke Short

Term Memory (STM). Ada beberapa proses yang terjadi di short term memory: (1) informasi

yang dirasakan tidak penting bagi dirinya akan segera terlupakan, (2) informasi yang dirasakan

penting akan dielaborasi dan dikodekan untuk disimpan di long term memory, (3) informasi

yang masuk di STM secara terulang-ulang juga akan disimpan di long term memory, dan (4)

informasi penting yang segera dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu masalah akan segera

digunakan untuk merespon penyelesaian masalah. Selanjutnya apabila untuk menyelesaikan

Page 9: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

8

suatu masalah tidak cukup dengan informasi yang ada di STM, maka akan memanggil informasi

yang ada di long term memory.

Herarki Berpikir

Bloom membagi kemampuan belajar dalam tiga domain, yaitu kognitif (pengetahuan),

afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Masing-masing domain memiliki herarki yang

dikenal dengan Taxonomy Bloom’s Theory (Teori Taksonomi Bloom). Taksonomi Bloom

seringkali digunakan sebagai acuan menyusun penilaian hasil belajar siswa Level-level

taksonomi Bloom disajikan seperti Tabel 1 berikut.

Tabel 1: Leve-level Taksonomi Bloom

Domain Level

Kognitif Afektif Psikomotorik

1 Mengungkap kembali (recall) Menerima Imitasi

2 Pemahaman (komprehensif) Memberi tanggapan Manipulasi

3 Aplikasi Menghargai Persisi

4 Analisis Mengorganisasikan Artikulasi

5 Sintesis Internalisasi Nilai Naturalisasi

6 Evaluai

Perkembangan Mental (Kognitif)

Salah satu tokoh utama yang mengembangkan Teori Perkembangan Mental adalah

Puaget. Menurut Piaget, ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungan, maka akan terjadi

proses adaptasi. Pada saat beradaptasi, seseorang mengalami dua proses kognitif, yaitu asimilasi

dan akomodasi.

Asimilasi merupakan proses pengintegrasian stimulus baru ke dalam skema yang sudah

terbentuk. Menurut Piaget (Brooks and Brooks,1993), assimilation is the incorporation of new

events into intelligence as a scheme or concept. Dalam proses asimilasi, stimulus

diinterpretasikan berdasarkan skema yang dimiliki oleh seseorang. Dalam hal ini, asimilasi

merupakan proses pengintegrasian stimulus ke dalam skema yang sudah dimiliki oleh seseorang.

Untuk mempermudah proses asimilasi, maka stimulus/informasi baru perlu dimodifikasi

sedemikian hingga sesuai dengan skema yang sudah dimiliki.

Page 10: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

9

Akomodasi merupakan proses pengintegrasian stimulus baru melalui pembentukan

skema baru untuk menyesuaikan dengan stimulus yang diterima. Piaget (Brooks and Brooks,

1993) menegaskan bahwa dalam accommodation, existing schemes are modified to account for

new information. Dalam memecahkan masalah, terdapat proses kognitif yang berkaitan dengan

ketidakseimbangan antara asimilasi dan akomodasi yang disebut dengan disequilibrasi. Proses

berpikir dalam pemecahan masalah akan berlangsung sampai terjadi keseimbangan yang disebut

equilibrium.

Meskipun telah mengemukakan tentang asimilasi dan akomodasi, namun Piaget tidak

menjelaskan lebih jauh bagaimana proses asimilasi dan akomodasi itu terjadi. Proses asimilasi

dan akomodasi yang terjadi ketika seseorang memecahkan masalah dijelaskan oleh Subanji

(2007) seperti Diagram 1 berikut.

Diagram1: Terjadinya Proses Asimilasi dan Akomodasi

Menyatakan kesesuaian antara struktur masalah dan skema yang dimiliki

Menyatakan ketidaksesuaian antara struktur masalah dan skema yang dimiliki

Pada proses asimilasi, struktur masalah sudah sesuai dengan struktur berpikir (skema)

yang dimiliki oleh seseorang, sehingga stimulus tersebut dapat diinterpretasi secara langsung

oleh orang tersebut. Dalam hal ini terjadi pengintegrasian stimulus ke dalam skema yang sudah

dimiliki. Ketika struktur masalah belum sesuai dengan skema yang dimiliki, maka akan terjadi

proses modifikasi skema lama atau pembentukan skema baru sehingga struktur masalah dapat

Asimilasi

Struktur Masalah Skema

Asimilasi

Akomodasi

Struktur Masalah Skema

Integrasi

Akomodasi

Page 11: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

10

diintegrasi ke skemanya. Dalam proses pemecahan masalah, kedua proses, asimilasi dan

akomodasi bisa terjadi secara bersama-sama.

Dalam struktur kognitif setiap individu mesti ada keseimbangan antara asimilasi dan

akomodasi. Keseimbangan ini dimaksudkan untuk dapat mendeteksi persamaan dan perbedaan

yang terdapat pada stimulus-stimulus yang dihadapi. Perkembangan kognitif pada dasarnya

adalah perubahan dari keseimbangan yang telah dimiliki ke keseimbangan baru yang

diperolehnya. Perkembangan kognitif seseorang juga dipengaruhi oleh lingkungan dan transmisi

sosialnya. Selanjutnya efektifitas hubungan antara setiap individu dengan lingkungan dan

kehidupan sosialnya, mempengaruhi tahap perkembangan kognitif yang dicapai oleh setiap

individu. Karena itu agar perkembangan kognitif seorang anak berjalan maksimal, maka harus

diperkaya dengan pengalaman edukatif.

Berdasarkan hasil penelitiannya, Peaget menyimpulkan terdapat empat tahap perkembangan

kognitif manusia, yaitu:

1. Tahap sensori motor, yaitu dari lahir sampai sekitar umur 2 tahun

2. Tahap pra Operasi, yaitu dari sekitar umur 2 tahun sampai umur 7 tahun

3. Tahap Operasi Konkrit, yaitu dari sekitar umur 7 tahun sampai 11 tahun

4. Tahap operasi formal, yaitu dari sekitar 11 tahun dan seterusnya

Tahap-tahap perkembangan kognitif ini didasarkan pada penelitian di Swiss tahun 1950-an,

karena itu Piaget menegaskan bahwa perkiraan umur untuk masing-masing tahap mugkin

berbeda untuk tiap-tiap wilayah. Bahkan perkembangan kognitif ini mungkin juga berbeda

dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi saat ini.

C. Pandangan Humanisme

Pandangan Humanisme dipelopori oleh Maslow, Rogers, dan Peale. Dalam pandangan

Humanisme, keberhasilan belajar lebih dipengaruhi oleh sikap, kebutuhan, motivasi, dan tujuan

diri sendiri. Humanisme memandang siswa dari sudut siswa sendiri bahwa siswa itu merupakan

individu yang “unik”, memiliki potensi menentukan sikap dan tujuan sendiri yang menjadi kunci

keberhasilan belajarnya.

Untuk mendorong terjadinya berlajar yang efektif, perlu dilakukan beberapa hal berikut.

- Mengubah dan menciptakan lingkungan yang dapat menyenangkan siswa sedemikian

hingga siswa belajar dalam kondisi senang

Page 12: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

11

- Menumbuhkan motivasi instrinsik

- Membebaskan siswa dari ancaman dan ketersiksaan di kelas

- Terarah/tujuan sendiri

- Bermakna bagi diri sendiri

Dalam pandangan Humanisme ini, Maslow membuat herarki motivasi/kebutuhan yang meliputi:

- Psysiological needs

- Safety needs

- Belongingness & love needs

- Esteem needs

- Need to know & understand

- Aestetic need

- Self-actualization

- Tran-scendence

Dalam level psysiological need, pembelajaran yang mengacu pada pandangan humanisme antara

lain active learning dan kontekstual.

D. Pandangan Sosio-Kognisi (Social Cognition)

Teori sosio-kognisi dipelopori oleh Bandura, Vygotsky, dan Sears. Dalam pandangan ini,

belajar merupakan hasil dari pengaruh lingkungan social berpikir siswa. Pengetahuan

dikonstruksi oleh siswa ketika terjadi interaksi berpikir satu dengan yang lain. Karena itu,

pembelajaran yang sesuai dengan pandangan sosio-kognisi adalah cooperative learning.

Vygotsky mengungkapkan dua konsep penting yang perlu dipertimbangkan dalam proses

belajar siswa, yakni Zona Proximal Development (ZPD) dan Scaffollding. Pada dasarnya setiap

siswa memiliki potensi untuk bisa mengonstruksi pengetahuan secara individu (tanpa bantuan

orang lain) dan mengonstruksi pengetahuan karena adanya bantuan orang lain (minimal adanya

interaksi dengan orang lain). Siswa dapat mengonstruksi pengetahuan secara mandiri

menunjukkan adanya zona actual. Sebenarnya siswa dapat mengembangkan potensinya sampai

kondisi maksimal, bila dibantu oleh orang lain. Zona yang masih bisa dikembangkan secara

optimal dengan adanya bantuan orang lain disebut zona proximal development. Lebih jauh

Vygotsky menyarankan agar bantuan kepada siswa tidak telalu banyak tetapi secukupnya saja.

Bantuan secukupnya kepada siswa untuk bisa mengembangkan kemampuannya secara optimal

Page 13: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

12

disebut scaffolding. Konsep Zona Actual, Zona Proximal Development, dan scafolding dapat

digambarkan sebagai berikut.

Keempat pandangan tentang belajar dan pembelajaran di atas menjadi dasar pengembangan pembelajaran di kelas. Seringkali keempat pandangan tersebut dikelompokkan menjadi pandangan behaviorisme dan pandangan konstruktivisme (cognitivisme, social-cognition, dan humanisme).

Zona Actual

Zona Proximal

Development

Scaffolding

Page 14: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

13

BAB II PEMBELAJARAN BERMAKNA

Dalam pembelajaran, bagian terpentingnya adalah bagaimana siswa bisa memahami dan

mengerti informasi yang disampaikan oleh guru. Untuk bisa mencapai tujuan ini tentunya

informasi yang dipelajari bermakna bagi siswa. Sebagai ilustrasi pentingnya kebermaknaan,

berikut disajikan beberapa kalimat.

(i) Gempa daerah bumi masyarakat bencana trauma terkena itu di mengalami yang

(ii) Masyarakat di daerah yang terkena bencana gempa bumi itu mengalami trauma

(iii) Di daerah yang terkena bencana gempa bumi itu masyarakat mengalami trauma

Ketiga kalimat tersebut memiliki jumlah kata dan huruf yang sama, tetapi kalimat yang

mudah dipelajari dan diingat tentunya berbeda. Kalimat pertama mungkin akan sangat sulit

untuk dipelajari dan diingat. Kalimat kedua dan ketiga, meskipun susunannya berbeda mungkin

masih mudah untuk dipelajari dan diingat. Kenapa demikian? Karena terkait dengan makna yang

bisa ditangkap oleh kita. Kalimat pertama sering dikatakan sebagai kalimat yang tidak bermakna,

sedangkan kalimat kedua dan ketiga merupakan kalimat yang memiliki makna, sehingga bisa

dikaitkan dengan informasi yang sudah dimiliki oleh kita. Dalam pembelajaran di kelas, untuk

mempermudah siswa mempelajari suatu konsep, teori, atau informasi tentunya membutuhkan

kebermaknaan. Tidak bisa siswa hanya diminta menghafal tanpa makna dari suatu konsep, teori,

atau informasi. Ada satu contoh menarik tentang pembelajaran yang hanya menghafal yang

ditulis oleh Williams James dalam bukunya yang berjudul Talks to Teacher on Psychology

(dalam M. Nur, 2004).

Seorang teman guru sedang berkunjung ke sebuah sekolah, diminta mengajukan pertanyaan pada sebuah kelas saat pelajaran geografi. Setelah memperhatikan sejenak buku yang digunakan, ia mengatakan ” Seandainya kamu harus menggali sebuah lubang di tanah beratus-ratsu meter dalamnya, bagaimana seharusnya temperatur yang kamu temukan di dasar lubang – lebih panas atau lebih dingin dari yang di atas?” Tidak satupun siswa menjawab, guru kelas itu mengatakan ” Saya yakin mereka mengetahui jawabannya, namunmenurut saya, Anda tidak menanyakan pertanyaan itu dengan benar. Biarlah saya mencoba menanyakan. ” Kemudian sambil mengambil buku itu, guru bertanya ” Bagaimanakah kondisi di bagian dalam bumi?” dan mendapatkan jawaban segera dari setengah kelas secara serentak . ” bagian dalam bumi berada dalam keadaan cair memijar” (James: 1912, h. 150). Ini menunjukkan bahwa siswa telah menghafal informasi tersebut tanpa memahami

maknanya. Informasi yang ada di buku tersebut tidak berguna bagi mereka karena tidak terkait

dengan informasi lain yang mereka miliki. Informasi ”cair memijar” yang telah dihafal oleh

siswa dalam kasus di atas disebut sebagai pengetahuan inert, yakni merupakan pengetahuan

Page 15: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

14

yang dapat dan seharusnya diterapkan ke situasi lebih luas, namun hanya diterapkan pada situasi

yang terbatas. Pengetahuan inert ini pada umunya merupakan pengetahuan yang dipelajari di

sekolah yang tidak dapat diterapkan dalam kehidupan nyata (sehari-hari). Cara menyajikan

informasi dalam pembelajaran di sekolah sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar

dan menangkap informasi yang seharusnya di konstruksi. Pada kenyataannya masih banyak

guru yang menekankan pembelajaran hanya pada hafalan tanpa makna. Seperti dalam

pembelajaran matematika kenyataannya masih banyak pengajar matematika (guru) yang

menekankan pembelajaran pada prosedur. Pengajar matematika memberikan

rumus/cara/prosedur berhitung atau menyelesaikan soal (bukan menurunkan rumus), memberi

contoh soal dan menyelesaikannya, memberikan soal yang mirip dengan contoh dan siswa

diminta menyelesaikannya seperti yang dicontohkan oleh pengajar, dan dilanjutkan mengerjakan

latihan soal di buku atau di LKS. Model pembelajaran tersebut tidak bermakna bagi siswa,

karena hanya menekankan pada cara/prosedur dan siswa hanya meniru cara yang sudah

dicontohkan. Karena siswa hanya hafal prosedur tanpa mengetahui makna dari prosedur

tersebut, maka akan berdampak pada lemahnya penguasaan siswa terhadap konsep-konsep

matematika dan lemahnya kemampuan problem solving. Hal ini bisa terjadi karena siswa tidak

bisa mengaitkan satu konsep ke konsep yang lain.

Karena itu sudah saatnya, orientasi pembelajaran berubah dari pemberian doktrin yang

biasanya menekankan ”pokoknya” rumus, prosedur, dan cara yang digunakan ”harus itu”

menjadi pembelajaran yang mengembangkan proses berpikir siswa dengan menekankan pada

mengapa prosedur/cara/rumus itu yang digunakan. Hal ini sesuai dengan anjuran NCTM (2000),

Pape (2004), dan Goos (2004). Dalam hal ini Pape (2004), menekankan bahwa pembelajaran

perlu menekankan pada Meaning Based Approach (MBA) dan Goos (2004) menyarankan bahwa

dalam pembelajaran perlu diciptakan komunitas belajar di kelas melalui pendekatan Inquiry.

A. Pembelajaran Bermakna versus Tidak Bermakna Berdasarkan Proses Berpikir

Pada dasarnya sebelum proses pembelajaran, seorang siswa pasti sudah memiliki struktur

berpikir. Struktur berpikir tersebut sebagai modal dasar siswa untuk mengkonstruksi (termasuk

memahami, mempersepsi, membentuk konsepsi dan konsep, serta memecahkan) masalah baru

yang akan dipelajari. Dalam proses pembelajaran, seorang siswa dapat mengonstruksi

pengetahuan secara baik, apabila modal dasarnya (struktur berpikir siswa) cukup. Dalam hal ini,

struktur berpikir siswa terkait dengan sebagian struktur masalah yang sedang dipelajari. Semakin

kuat keterkaitan antara struktur masalah dan struktur berpikir siswa, maka akan semakin mudah

proses konstruksi yang terjadi.

Page 16: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

15

Suatu pembelajaran dikatakan bermakna apabila struktur masalah (apa yang akan

dipelajari) terkait dengan struktur berpikir siswa (apa yang sudah diketahui). Dalam hal ini,

struktur masalah yang sedang dipelajari bisa dikaitkan dengan struktur berpikir (skema) yang

sudah ada di dalam pikiran siswa. Pembelajaran bermakna ditinjau dari proses berpikir siswa

dapat diilustrasikan seperti Gambar 1 berikut.

Gambar 1: Skema berpikir yang dimiliki siswa dan struktur masalah yang dipelajari

Misalkan skema berpikir siswa pada awalnya (sebelum pembelajaran) seperti Gambar 1a.

Struktur masalah yang akan dipelajari pada pembelajaran seperti pada Gambar 1b. Maka ketika

terjadi proses pembelajaran, terjadi konstruksi pengetahuan (skema berpikir) siswa seperti

Gambar 2 berikut.

Dari Gambar 2 terlihat bahwa dalam proses pembelajaran terjadi konstruksi pengetahuan

oleh siswa secara baik. Hal ini ditandai dengan adanya ikatan yang kuat dalam struktur berpikir

siswa yang berhasil dibangun dalam pembelajaran. Konstruksi pengetahuan dapat terjadi karena

dalam struktur masalah yang sedang dipelajari ”ada sebagian” yang sama dengan skema yang

sudah dimiliki oleh siswa, sehingga dapat membentuk jaringan skema berpikir yang terkait

secara kuat. Ini berarti bahwa siswa mampu membangun pengetahuan secara bermakna dan

dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sudah bermakna bagi siswa.

Sebaliknya pembelajaran yang dilakukan dengan hanya memberikan prosedur/cara dan

rumus hanya memberikan ingatan sementara. Siswa memandang matematika hanya sekedar

kumpulan aturan dan rumus yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal. Tugas siswa hanya

Skema berpikir yang sudah dimiliki siswa Struktur masalah yang akan dipelajari

(a) (b)

Gambar 2: Skema berpikir setelah pembelajaran

Page 17: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

16

menyelesaikan soal-soal yang ada di buku berdasarkan rumus yang sudah diberikan oleh guru.

Dalam hal ini kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan adalah (1) guru memberikan rumus-

rumus dan siswa menghafalkan -nya; (2) guru medemonstrasikan penggunaan rumus dan siswa

memperhatikannya; (3) guru memberikan soal yang mirip dengan contoh yang sudah

diberikannya dan siswa diminta untuk mengerjakan; (4) guru menekankan cara menyelesaikan

soal menggunakan prosedur yang sudah diberikan; dan (5) memberikan soal-soal pengayaan

yang semuanya menggunakan rumus yang sudah diberikan.

Dalam pembelajaran semacam ini, akan terjadi konstruksi pengetahuan pada diri siswa,

namun konstruksi yang terjadi sangat ”rapuh”. Siswa akan kesulitan mengaitkan pengetahuan

yang didapat dengan pengalaman yang sudah diperoleh (termasuk mengaitkan dengan kehidupan

sehari-hari) dan siswa juga akan mengalami kesulitan dalam mentransfer pengetahuan yang

diperoleh untuk memecahkan masalah-masalah lain yang masih terkait. Hal ini dapat terjadi

karena skema-skema yang dikonstruksi tidak sambung secara utuh, sehingga untuk memanggil

skema lama yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah baru menjadi terhambat.

Apabila dikaitkan dengan Teaching Contextually (Crawford, 2001), dari 5 (lima)

karakteristik pembelajaran kontekstual, yaitu Relating, Experiencing, Applying, Cooperating,

dan Transferring, kesulitan yang akan dialami siswa dalam pembelajaran tidak bermakna adalah

Relating, Experiencing, dan Transferring. Siswa akan mengalami kesulitan dalam: (1)

menghubungkan satu pengetahuan dengan pengetahuan yang lain, (2) mengaitkan pengalaman

sehari-hari dengan pengetahuan yang akan dikonstruksi, dan (3) menstransfer pengetahuan yang

diperoleh untuk memecahkan masalah-masalah lain yang terkait.

Ditinjau dari lima karakteristik dasar realistic mathematics education (RME) yaitu: (1)

phenomenological exploration or the use of contexts; (2) the use of models or bridging by

vertical instruments; (3) the use of students own productions and constructions or students

contribution; (4) the interactive character of the teaching process or interactivity; dan (4) the

intertwining of various learning strands, maka semua krakteristik tersebut tidak terjadi dalam

konstruksi pengetahuan siswa.

Dalam tinjauan proses berpikir, pembelajaran tidak bermakna dapat diilustrasikan seperti

Gambar 3 berikut.

Gambar 3: Skema berpikir setelah pembelajaran

Skema awal yang dimiliki siswa Struktur masalah yang dipelajari

Page 18: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

17

Dari Gambar 3 terlihat bahwa struktur masalah yang akan dipelajari tidak ada kaitannya

dengan skema berpikir yang sudah dimiliki siswa. Dalam proses pembelajaran, ini biasa

dilakukan dengan hanya memberikan ”doktrin” atau ”pengumuman” yang harus diterima dan

dihafal oleh siswa. Misalnya ketika membelajarkan siswa tentang luas daerah segitiga, guru

secara langsung menuliskan rumus di papan tulis dan siswa harus menerima saja tanpa tahu

mengapa rumus luas daerah segitiga seperti itu.

Ditinjau dari proses konstruksi, pada diri siswa tersebut juga terjadi proses konstruksi,

namun proses konstruksi yang terjadi tidak bermakna sehingga menghasilkan ikatan skema yang

tidak permanen (tidak mulus). Ikatan skema berpikir yang ”putus-putus” tersebut, akan

menyulitkan siswa untuk mengingat pengetahuan yang sudah diperoleh dan juga menyulitkan

siswa untuk memecahkan masalah menggunakan skema-skema yang sudah dimiliki.

Semakin banyak ikatan skema berpikir yang putus-putus, maka untuk memanggil skema

lama yang akan digunakan untuk memecahkan masalah baru yang melibatkan banyak skema

lama akan menjadi sulit. Karena itu sudah sangat wajar kalau siswa yang sudah mengikuti

pembelajaran dengan memperoleh rumus-rumus dari guru masih mengalami kesulitan dalam

memecahkan masalah baru (meskipun sebenarnya mirip dengan masalah yang pernah

didapatkannya).

Ikatan skema berpikir yang putus-putus juga merupakan penyakit berpikir siswa dalam

belajar. Siswa akan mengalami kesulitan mengaitkan suatu konsep dengan konsep lain,

meskipun suatu konsep tersebut merupakan prasyarat dari konsep yang lain. Hal ini yang

menyebabkan lemahnya kemampuan analitik siswa dan pada akhirnya kreatifitas siswa juga

tidak mengalami perkembangan yang signifikan.

Oleh karena itu harus disadari bahwa pembelajaran matematika harus dilakukan secara

bermakna. Proses konstruksi pengetahuan harus dilakukan dengan mempertimbangkan antara

skema yang sudah dibangun siswa dan struktur masalah yang akan dipelajari. Berikut disajikan

beberapa contoh pembelajaran bermakna untuk materi matematika.

B. Beberapa Contoh Pembelajaran Bermakna

a. Pembelajaran Matematika secara Bermakna

Sebagai contohnya berikut disajikan pembelajaran luas daerah lingkaran dan segitiga

secara bermakna. Untuk mempelajari luas daerah lingkaran dan segitiga terlebih dahulu siswa

Page 19: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

18

harus mengetahui luas persegi panjang. Bahwa luas daerah persegi panjang adalah banyaknya

persegi yang dapat menutup daerah persegi panjang. Pada Gambar 1 menunjukkan ada 60

persegi yang dapat menutup persegi panjang ABCD. Banyaknya persegi tersebut juga bisa

ditentukan lebih mudah dengan menghitung ada 12 (dua belas) baris persegi panjang yang

memuat 5 (lima) persegi. Karena itu, dalam menghitung luas daerah persegi panjang tersebut

bisa diperoleh dengan 60 = 12 x 5. Dalam hal ini 12 merupakan panjang dari persegi panjang

ABCD dan 5 merupakan lebar dari persegi panjang ABCD. Karena itu, apabila panjang persegi

panjang dituliskan p dan lebar persegi panjang dituliskan l, maka luas daerah persegi panjang

bisa ditulis L = p x l.

Gambar 1: Bangun Persegi Panjang

Setelah siswa mengetahui dan memahami tentang luas daerah persegi panjang, maka

siswa dapat menurunkan luas daerah lingkaran dari luas persegi panjang. Caranya dengan

mengubah daerah lingkaran menjadi daerah persegi panjang. Gambar 2a merupakan daerah

lingkaran yang akan ditentukan luasnya. Dengan memecah (memotong) daerah lingkaran

menjadi juring-juring kecil yang sama menjadi daerah lingkaran seperti Gambar 2b.

A B

C D

(a) (b)

r

r

Page 20: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

19

Gambar 2: Daerah Lingkaran

Potongan-potongan juring yang berasal dari lingkaran tersebut dapat ditata sedemikian

hingga menjadi daerah jajar genjang seperti Gambar 3a. Selanjutnya Gambar 3b menyajikan

perubahan dari daerah jajar genjang menjadi daerah persegi panjang dengan memotong secara

vertikal juring paling kiri dengan tepat menjadi 2 bagian yang sama. Hasil potongan juring

bagian kiri digeser ke bagian paling kanan, sehingga menjadi daerah persegi panjang seperti

Gambar 3b berikut.

Gambar 3: Daerah yang Terbentuk dari Penyusunan Juring Lingkaran

Gambar 3b berupa jajar genjang dengan panjangnya separuh dari keliling lingkaran

(warna merah saja) dan lebarnya merupakan jari-jari lingkaran. Karena itu luas daerah lingkaran

dapat ditentukan dari luas daerah persegi panjang dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Dalam pembelajaran luas daerah segitiga, misalkan siswa sudah memiliki struktur

berpikir yang berkaitan dengan luas daerah persegi panjang. Untuk membelajarkan siswa tentang

luas daerah segitiga, dapat dilakukan dengan mengubah bangun segitiga menjadi bangun persegi

panjang. Selanjutnya diturunkan rumus luas daerah segitiga dari luas persegi panjang.

Adapun proses pembelajaran luas daerah segitiga dapat dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut.

(a) (b)

Luas daerah lingkaran = luas daerah persegi panjang (Gb 3b)

= p x l

= rπ x r

= 2rπ

Jadi luas daerah lingkaran adalah 2rπ

p rπ=

r

Page 21: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

20

Perhatikan bangun segitiga ABC pada Gambar 3 di bawah ini. Misalkan BC sebagai alas (ditulis

sebagai a) dan AD sebagai tinggi (ditulis sebagai t), maka akan dikonstruksi rumus luas daerah

segitiga ABC berdasarkan luas bersegi panjang.

Gambar 3: Daerah segitiga ABC

Apabila segitiga ABC dipotong pada setengah tingginya dan sejajar dengan alasnya, maka dapat

digambarkan seperti Gambar 4 berikut

Gambar 4: Daerah segitiga ABC dipotong setengah tinggi sejajar alasnya

Potongan segitiga bagian atas, dipotong lagi searah tingginya dan masing-masing

potongannya diputar dan ditutupkan pada sisi trapesium hasil potongan segitiga bagian bawah.

Proses tersebut dapat disajikan seperti Gambar 5 berikut.

A

B C D

t

½ t

½ t

Page 22: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

21

Gambar 5: Proses pemotongan segitiga ABC

Dengan proses tersebut, segitiga ABC berubah menjadi bentuk persegi panjang dengan

panjangnya sama dengan alas segitiga dan lebarnya setengah tinggi segitiga, seperti Gambar 6

berikut.

Dengan menggunakan hukum kekekalan luas, bahwa sebuah bangun datar yang diubah

bentuknya ke bangun datar yang lain, maka luasnya tidak akan berubah, sehingga dapat

diturunkan rumus luas daerah segitiga dari luas daerah persegi panjang, sebagai berikut.

½ t

½ t

½ t

a

Luas daerah segitiga = luas persegi panjang

= p x l

= a x ½ t

= ½ axt

Page 23: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

22

b. Pembelajaran Bahasa Indonesia secara Bermakna

Pembelajaran bermakna untuk bidang studi Bahasa Indonesia yang dicontohkan, antara

lain: model membaca satra, model berbicara sastra, model menyimak, model menulis.

Model Pembelajaran Membaca

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam pembelajaran membaca cerpen ini.

Kali ini akan diberikan tiga alternatif model beserta langkah-langkahnya.

Alternatif Model 1

(Pendahuluan)

(1) Siswa diajak bertanya jawab tentang satu permasalahan yang ada

kaitannya dengan cerpen yang akan diperdengarkan.

(Kegiatan Inti)

(2) Siswa dengan cara tertentu membentuk kelompok

(3) Siswa membaca cerpen

(4) Siswa berdiskusi untuk menentukan:

o isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat di dalam cerpen,

o menunjukkan relevansi isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat

di dalam cerpen dengan situasi sekarang;

o menyimpulkan isi dan nilai-nilai (etika) cerpen dalam bentuk

ungkapan.

(Penutup)

(5) Siswa mengadakan refleksi

Alternatif Model 2

(Pendahuluan)

1. Siswa diajak bertanya jawab tentang satu permasalahan yang ada

kaitannya dengan cerpen yang akan diperdengarkan.

(Kegiatan Inti)

2. Guru membacakan cerpen

3. Siswa menirukan pembacaan cerpen (klasikal atau individual)

4. Siswa berdiskusi untuk menentukan

o isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat di dalam cerpen;

o menunjukkan relevansi isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat di

dalam cerpen dengan situasi sekarang;

o menyimpulkan isi dan nilai (etika) cerpen dalam bentuk

ungkapan.

5. Siswa membuat cerpen

(Penutup)

6. Siswa mengadakan refleksi

Page 24: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

23

Contoh Pembelajaran model membaca sastra disajikan dalam lampiran 2

Model Pembelajaran Berbicara

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam pembelajaran berbicara sastra. Kali ini

akan diberikan tiga alternatif model beserta langkah-langkahnya.

Alternatif Model 3

(Pendahuluan)

1. Siswa diajak bertanya jawab tentang satu permasalahan yang ada

kaitannya dengan cerpen yang akan diperdengarkan.

(Kegiatan Inti)

2. Siswa berdiskusi untuk menentukan

o isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat di dalam cerpen;

o menunjukkan relevansi isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat di

dalam cerpen dengan situasi sekarang;

o menyimpulkan isi dan nilai etika cerpen.

3. Siswa membuat cerpen

4. Siswa membacakan cerpennya

(Penutup)

5. Siswa mengadakan refleksi

Alternatif Model 1

(Pembukaan)

1. Siswa diajak bertanya jawab tentang satu permasalahan yang ada

kaitannya dengan cerpen yang akan didiskusikan

2. (Kegiatan Inti)

3. Siswa membaca cerpen

4. Siswa dengan cara tertentu membentuk kelompok

5. Siswa berdiskusi untuk menentukan:

o isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat di dalam cerpen,

o menunjukkan relevansi isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat di

dalam cerpen dengan situasi sekarang;

o menyimpulkan isi dan nilai-nilai (etika) cerpen dalam bentuk

ungkapan.

(Penutup)

6. Siswa dibimbing guru mencoba untuk merefleksikan kegiatan yang

telah dilakukan

Page 25: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

24

Contoh Pembelajaran model membaca sastra disajikan dalam lampiran 3

Alternatif Model 2

(Pembukaan)

1. Siswa diajak bertanya jawab tentang satu permasalahan yang ada

kaitannya dengan cerpen yang akan didiskusikan.

(Kegiatan Inti)

2. Guru membacakan cerpen

3. Siswa menirukan pembacaan cerpen (bisa secara klasikal, bisa

individual)

4. Siswa berdiskusi untuk menentukan

o isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat di dalam cerpen;

o menunjukkan relevansi isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat di

dalam cerpen dengan situasi sekarang;

o menyimpulkan isi dan nilai-nilai (etika) cerpen dalam bentuk

ungkapan.

6. Siswa membuat cerpen

(Penutup)

7. Siswa dibimbing guru mencoba untuk merefleksikan kegiatan yang

telah dilakukan

Alternatif Model 3

(Pembukaan)

1. Siswa diajak bertanya jawab tentang satu permasalahan yang ada

kaitannya dengan cerpen yang akan didiskusikan.

(Kegiatan Inti)

2. Siswa berdiskusi untuk menentukan

o isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat di dalam cerpen;

o menunjukkan relevansi isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat di

dalam cerpen dengan situasi sekarang;

o menyimpulkan isi dan nilai-nilai (etika) cerpen dalam bentuk

ungkapan.

3. Siswa membuat cerpen

4. Siswa membacakan cerpennya

(Penutup)

5. Siswa dibimbing guru mencoba untuk merefleksikan kegiatan yang

telah dilakukan

Page 26: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

25

Model Pembelajaran Menyimak

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam pembelajaran menyimak. Kali ini akan

diberikan dua alternatif model beserta langkah-langkahnya.

Contoh Pembelajaran model membaca sastra disajikan dalam lampiran 4

Alternatif Model 1 (Pendahuluan)

(1) Siswa diajak bertanya jawab tentang satu permasalahan yang ada

kaitannya dengan tema puisi yang akan diperdengarkan.

(Kegiatan Inti)

(2) Siswa dengan cara tertentu membentuk kelompok

(3) Guru membacakan puisi

(4) Siswa berdiskusi untuk menentukan:

o isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat di dalam puisi,

o menunjukkan relevansi isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat di

dalam puisi dengan situasi sekarang;

o menyimpulkan isi dan nilai-nilai (etika) puisi dalam bentuk

ungkapan.

(5) Siswa membuat puisi

(Penutup)

(6) Siswa dibimbing guru mencoba untuk merefleksikan kegiatan yang

telah dilakukan

Alternatif Model 2

(Pendahuluan)

(1) Siswa diajak bertanya jawab tentang satu permasalahan yang ada

kaitannya dengan tema puisi yang akan diperdengarkan.

(Kegiatan Inti)

(2) Guru membacakan puisi

(3) Siswa menirukan pembacaan puisi (bisa secara klasikal, bisa individual)

(4) Siswa berdiskusi untuk menentukan

o isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat di dalam puisi;

o menunjukkan relevansi isi dan nilai-nilai (etika) yang terdapat di

dalam puisi dengan situasi sekarang;

o menyimpulkan isi dan nilai-nilai (etika) puisi dalam bentuk

ungkapan.

(5) Siswa membuat puisi

(Penutup)

(6) Siswa dibimbing guru mencoba untuk merefleksikan kegiatan yang

telah dilakukan

Page 27: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

26

c. Pembelajaran IPA secara Bermakna

Beberapa pembelajaran bermakna untuk bidang studi IPA dan Bahasa Indonesia antara

lain: Picture and Picture, Problem Based Instruction (PBI), Conccept Sentence, dan

Complete Sentence.

Pembelajaran picture and picture dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

- Guru menyajikan materi sebagai pengantar

- Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan

materi.

- Guru meminta siswa secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-

gambar menjadi urutan yang logis

- Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

- Dari urutan gambar tersebut, guru memulai mengekplorasi, mengelaborasi,

mengkonsfirmasi, dan menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi.

- Guru dan siswa membuat rangkuman item-item penting terkait dengan kompetensi

yang sedang dipelajari.

Page 28: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

27

BAB III PEMBELAJARAN KREATIF DAN INOVATIF

A. Model, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran

Hubungan antara model, strategi, metode dan teknik pembelajaran dapat digambarkan

sebagai berikut.

Model pembelajaran merupakan tingkatan yang paling luas mengenai praktik pembelajaran dan

memberikan orientasi filosofis pembelajaran. Model pembelajaran memiliki empat cirri khusus:

(1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, (2) landasan pemikiran tentang

apa dan bagaimana siswa belajar, (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model

terlaksana dengan baik, dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai. Dari model yang dirancang digunakan untuk memilih dan merancang strategi

pembelajaran, metode, teknik, dan kegiatan siswa. Menurut Joyce, Weil, dan Showers, model

memiliki makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode atau teknik dan berfungsi

seabgai sarana komunikasi yang penting, apa yang akan dibicarakan di kelas dan bagaimana

praktik mengawasi siswa di kelas.Lebih jauh Joice dan Weil (1986) menjelaskan ada empat

model: pemrosesan informasi, behavioral, interaksi social, dan personal.

Dalam setiap model dapat digunakan beberapa strategi, seperti pembelajaran langsung (direct

instruction), pembelajaran tak langsung (indirect instruction), pembelajaran interaktif,

pembelajaran berdasarkan pengalaman, atau pembelajaran mandiri.

Dari strategi yang dipilih, selanjutnya menentukan metode pembelajaran yang digunakan

untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran digunakan untuk menciptakan lingkungan

Model

Strategi

Metode

Teknik

Page 29: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

28

pembelajaran dan untuk menggambarkan keterlibatan guru dan siswa dalam berinteraksi di kelas.

Dalam praktik pembelajaran sebaiknya menggunakan beberapa metode, sebab masing-masing

metode memiliki kelebihan dan kelemahan. Apabila guru mampu mengatur metode sedemikian

hingga saling menutupi kelemahan dan saling mendung keunggulan, maka proses pembelajaran

akan bisa berlangsung secara maksimal. Contoh metode pembelajaran antara lain: diskusi,

simulasi, dan ceramah.

Teknik pembelajaran merupakan praktik pembelajaran yang paling khusus, terkait

dengan bagaimana bertanya, berdiskusi, member pengarahan, mendemonstrasikan, dan

menjelaskan.

Dalam praktik pembelajaran juga sering dikenal istilah pendekatan pembelajaran.

Seringkali guru memahami pendekatan pembelajaran lebih luas dari model pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran yang sering digunakan adalah: pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif

(CBSA), pendekatan inquiry, pendekatan kooperatif, pendekatan kontekstual, dan sebagainya.

Namun demikian pendekatan juga sering disetarakan dengan strategi, seperti pendekatan

kooperatif disetarakan dengan strategi kooperatif, pendekatan kontekstual disetarakan dengan

strategi kontekstual. Karena itu dalam buku ini memilih pendekatan tidak dijadikan sebagai

istilah yang herarki dengan model, strategi, metode, dan teknik, tetapi memandang pendekatan

sebagai “cara”.

Selanjutnya untuk mencapai tujuan pembelajaran optimal yang bisa mendorong siswa

berpikir kreatif, guru harus bisa mengkombinasikan berbagai model, strategi, metode, dan teknik.

Guru bisa membuat pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif. Berikut disajikan beberapa

contoh pembelajaran kreatif dan inovatif bidang studi matematika dan Bahasa Indonesia.

B. Pembelajaran dengan Media Pohon Matematika

Rekomendasi untuk pembaharuan matematika sekolah, yang saat ini menyarankan

pentingnya peran siswa dalam menghasilkan penyusunan soal. Sebagai contoh ‘the curriculum

and Evaluation Standar for School Mathematics (NCTM, 1989) menyatakan secara eksplisit

bahwa peserta didik harus mempunyai pengalaman mengenal dan memformulasikan soal-soal

mereka sendiri, yang merupakan kegiatan utama dalam pembelajaran matematika. Lebih jauh

dalam “the Professional Standars for teaching Mathematics” (NCTM, 1991) disarankan

pentingnya bagi guru-guru untuk memberikan kesempatakan kepada siswa mengajukan soal-soal

Page 30: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

29

mereka (problem posing): “siswa seharusnya diberi kesempatan untuk merumuskan soal-soal

dari situasi yang diberikan dan membuat soal-soal baru dengan cara memodifikasi kondisi-

kondisi dari soal-soal yang diberikan”.

Silver (1996) menjelaskan bahwa problem posing biasanya digunakan pada 3 bentuk

kegiatan kognitif matematika, yaitu:

a. Presolution posing, siswa menghasilkan soal-soal awal yang ditimbulkan oleh stimulus.

b. Within solution posing, siswa merumuskan soal yang dapat diselesaikan.

c. Postsolution posing, siswa memodifikasi kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk

menghasilkan soal-soal baru.

Dalam penelitian Silver dan Cai (1996) tentang problem posing aritmatika, antara lain

diperoleh hasil bahwa (1) siswa sekolah menengah dapat menghasilkan sejumlah pertanyaan

matematis (90% dapat dipecahkan), bila kepada mereka disajikan buku pelajaran bentuk cerita

sebagai stimulus untuk memancing pertanyaan, (2) terdapat hubungan antara problem posing dan

problem solving, terutama kualitas pertanyaan yang disusun siswa dapat memberikan sumbangan

sebagai petunuk bagaimana dapat menyelesaikan soal-soal itu dengan baik, (3) siswa pada

kelompok atas (pandai) menghasilkan soal-soal yang lebih bersifat matematis dan kompleks dari

siswa kelompok bawah. Dalam penelitian lain, Silverman (Silver, 1996) melaporkan bahwa

siswa kelas 5, dapat menghasilkan soal cerita yang melampaui dalam tingkat kesukarannya

English (1998) mengadakan penelitian problem posing anak dalam konteks formal dan

informal. Dalam konteks formal kepada siswa diberikan ransangan berupa kalimat formal “2 – 4

= 8” selanjutnya siswa mengajukan masalah dari konteks formal tersebut. Dalam konteks

informal, kepada siswa diberikan gambar foto yang beraneka ragam warnanya, selanjutnya siswa

mengajukan permasalahan dari gambar tersebut. Hasil penelitian ini antara lain siswa lebih

banyak menghasilkan masalah berbeda untuk konteks informal daripada konteks formal.

Dalam pembelajaran matematika, pengajuan soal menempati posisi yang strategis.

Pengajuan soal merupakan inti terpenting dalam disiplin matematika dan dalam berpikir

matematis.

"Problem posing is of central important in the discipline of mathematics and in the

nature of mathematical thinking" (Silver, et.al, 1996:293).

Page 31: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

30

Menurut English (1997), Silver dan Cai (1996), manfaat pengajuan soal antara lain:

a. Membantu peserta didik dalam mengembangkan keyakinan dan kesukaan terhadap

matematika, sebab ide-ide matematika peserta didik dicobakan untuk memahami masalah

yang sedang dikerjakan dan dapat meningkatkan performennya dalam pemecahan masalah.

b. Membentuk peserta didik untuk bersikap kritis dan kreatif.

c. Mempunyai pengaruh positif terhadap kemampuan memecahkan masalah dan sikap peserta

didik terhadap matematika.

d. Dapat mempromosikan semangat inkuiri dan membentuk pikiran yang berkembang dan

fleksibel.

e. Mendorong peserta didik untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya.

f. Untuk mengetahui kesalahan atau miskonsepsi peserta didik.

g. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik, sebab pengajuan soal

memberi penguatan-penguatan dan memperkaya konsep-konsep dasar.

h. Menghilangkan kesan "keseraman" dan "kekunoan" dalam belajar matematika.

i. Mempersiapkan pola pikir atau kriteria berpikir matematis.

Lebih jauh Silver dan Cai (1996) menjelaskan bahwa problem posing berkorelasi positif

dengan kemampuan memecahkan masalah. Meningkatnya kemampuan problem posing dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Padahal kemampuan masalah merupakan

kemampuan esensial dalam belajara matematika. Karena itu sangat penting mengajarkan

anak untuk belajar dengan problem posing.

Selanjutnya pendekatan open ended merupakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan

dengan menyajikan masalah yang memiliki jawaban tidak tunggal atau cara menyelesaikan tidak

tunggal. Karena itu pendekatan open ended dapat dikelompokkan menjadi dua model: (1)

masalah dirancang dengan jawaban tidak tunggal dan (2) masalah yang memiliki jawaban

tunggal tetapi cara penyelesaiannya tidak tunggal. Ketika masalah dirancang dengan jawaban

tidak tunggal, maka proses berpikir siswa akan bebas menentukan bentuk jawabannya, asalkan

jawaban tersebut logis dan rasional. Begitupula untuk masalah yang memiliki jawaban tunggal

tetapi cara penyelesaiannya tidak tunggal, maka siswa dapat menyelesaikan dengan berbagai

Page 32: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

31

bentuk, yang penting proses penyelesaian tersebut logis dan rasional. Dengan jawaban atau

proses tidak tunggal tersebut dapat mendorong siswa untuk berpikir kreatif.

Media Pohon Matematika Problem posing dan open ended merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat

digunakan untuk meningkatkan penalaran siswa. Keduanya memiliki karakteristik memberikan

kebebasan berpikir kepada siswa. Problem posing mengarahkan siswa untuk mengajukan

masalah, sedangkan open ended mengarahkan kepada siswa untuk menyelesaikan soal yang

memiliki jawaban atau cara penyelesaian tidak tunggal. Dalam hal ini siswa ”bebas” untuk

menentukan cara penyelesaian atau mendapatkan jawaban, yang penting prosedur penyelesaian

atau jawaban yang diperoleh logis dan rasional. Meskipun open ended sangat baik untuk

mengembangkan nalar siswa, namun banyak guru yang masih kesulitan menerapkannya. Hal ini

dapat terjadi, karena ”tidak mudah” untuk mengkonstruksi masalah yang memiliki jawaban atau

prosedur penyelesaian tidak tunggal. Begitupula dalam menerapkan problem posing, ”tidak

mudah” bagi guru untuk memilih stimulus yang dapat digunakan untuk membangkitkan masalah.

Karena itu, perlu ada pendekatan pembelajaran yang mampu memadukan open ended dan

problem posing serta mudah pelaksanaannya bagi guru. Pembelajaran dengan media pohon

matematika merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasinya.

Secara umum langkah-langkah pembelajaran matematika seperti berikut: (1) guru

menyajikan materi, (2) guru memberikan contoh beserta penyelesaiannya, (3) guru memberikan

soal (yang mirip-mirip dengan soal yang contohkan), (4) siswa mengerjakan soal latihan (yang

dibuat guru atau dari buku teks), (5) pembahasan.

Sebenarnya ada yang perlu ”diwaspadai” dalam langkah-langkah tersebut. Karena

pembelajaran tersebut lebih menekankan pada prosedur. Siswa diminta untuk ”meniru” cara

mengerjakan gurunya, ditandai dengan memberikan soal-soal latihan yang mirip dengan yang

sudah dikerjakan oleh gurunya. Hal ini dapat menjadi tidak bermakna apabila pengajar

matematika ”hanya” mengajarkan prosedur dengan tanpa menjelaskan mengapa prosedur

tersebut digunakan. Akibatnya siswa beranggapan bahwa dalam menyelesaikan masalah, cukup

memilih prosedur penyelesaian yang sesuai dengan masalah yang diberikan. Dalam hal ini fokus

pembelajaran tidak pada mengapa prosedur tertentu itu yang digunakan untuk menyelesaikan,

tetapi prosedur mana yang dipilih untuk menyelesaikan masalah dan pada bagaimana

menyelesaikan dengan prosedur tersebut. Dengan penekanan pembelajaran hanya pada prosedur

Page 33: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

32

mengakibatkan penalaran siswa tidak berkembang secara optimal. Bahkan bisa menumbuhkan

proses berpikir pseudo (Subanji, 2007).

Pohon matematika merupakan suatu media yang dapat digunakan untuk mengembangkan

penalaran siswa. Pembelajaran dengan pohon matematika merupakan balikan dari pembelajaran

yang biasa dilakukan di kelas, terutama dalam latihan-latihan soal yang diberikan. Selama ini

soal-soal yang diberikan kepada peserta didik dapat dikategorikan: (1) menentukan nilai

(menghitung), (2) menyederhanakan, (4) menggambar, dan (3) membuktikan (meskipun sangat

jarang). Dalam pembelajaran dengan pohon matematika, justru jawaban sudah diberikan dan

siswa diminta untuk mengkonstruksi soalnya. Atau soal yang jawabannya tidak tunggal dan

siswa diminta untuk mencari semua jawaban yang mungkin.

Dalam pembelajaran dengan pohon matematika, guru menyajikan pohon sebagai pokok

bahasan, ranting sebagai jawaban atau masalah. Jika ranting berisi jawaban, maka siswa diminta

mengkonstruksi soal di daunnya. Jika ranting berisi masalah (syaratnya masalah harus opend

ended), maka siswa mencari semua jawaban sebagai daunnya.

Sebagai contohnya, ketika membahas materi operasi bilangan bulat (matematika SD), soal

yang biasa diberikan oleh guru di kelas adalah menentukan hasil penjumlahan/pengurangan dari

beberapa bilangan bulat. Tugas tersebut tidak mendorong siswa untuk berpikir kreatif, karena

hanya menuntut penggunaan prosedur yang baku. Untuk mengubah menjadi pembelajaran yang

kreatif dan inovatif, maka tugas tersebut bisa diubah dalam bentuk pohon matematika: yang

diberikan jawaban dan siswa diminta menyusun masalah yang memiliki jawaban yang telah

diberikan. Adapun pohon operasi bilangan bulat bisa dibuat seperti Diagram 2.1. berikut.

Bil Bulat

Jumlah tiga bilangan

bulat adalah -2.

Tentukan sebanyak-

banyaknya bentuk

penjumlahannya!

Hasil

pengurangan dua

bilangan bulat

adalah -3.

Page 34: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

33

Diagram 2.1. Pohon Integral

Di pohon bilangan bulat tersebut, siswa diminta mengkonstruksi daun, yaitu menyusun

penjumlahan tiga bilangan bulat yang hasilnya -2, seperti 3 + (-4) + (-1); -6 + 3 + 1; ( masalah

yang jawabannya sudah ditentukan dari dahannya (yakni luas daerah = 12 satuan persegi dan

volume = 14 satuan kubik). Untuk mengonstruksi pohon matematika ini, tentunya siswa harus

memahami konsep secara utuh dan mendalam. Selain itu siswa harus berpikir lebih keras, untuk

mengkaitkan antara konsep, masalah, dan jawaban yang disediakan. Dalam hal ini, siswa tidak

cukup jika hanya mengingat prosedur yang dicontohkan oleh guru. Karena itu pembelajaran

dengan media pohon matematika ini dapat mengembangkan penalaran siswa.

Pada pembelajaran materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan

Terbesar (FPB) di Sekolah Dasar (SD), soal yang biasa disajikan di sekolah adalah tentukan FPB

dan KPK dari beberapa bilangan. Dalam hal ini siswa hanya cukup menerapkan prosedur yang

biasa diberikan oleh gurunya. Karena itu siswa menjadi tidak kreatif.

Dengan pohon matematika, masalah yang disajikan justru FPB dan KPK sudah diketahui,

siswa diminta mencari pasangan-pasangan bilangan yang memenuhi FPB dan KPK yang

diketahui. Dalam prakteknya, guru cukup menentukan ranting yang berupa tiga bilangan yang

FPBnya 6 dan ranting yang lain, tiga bilangan yang KPKnya 24, siswa diminta mencari daun

sebanyak-banyaknya yang berupa pasangan tiga bilangan yang memenuhi FPB = 6 dan KPK =

24. Dengan cara ini siswa akan mampu mengonstruksi masalah (tiga bilangan) sebanyak-

banyaknya yang memenuhi syarat tersebut. Kebebasan untuk mengonstruksi masalah tersebut

akan mampu membuat siswa menjadi kreatif, yang berarti penalarannya juga akan mencapai

tingkat yang tertinggi.

Page 35: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

34

Adapun pohon matematika yang berkaitan dengan FPB dan KPK disajikan pada Diagram 4.3

berikut.

Diagram 4.3 Pohon FPB dan KPK

Dalam pembelajaran matematika dengan pohon matematika ini, semakin banyak masalah

yang dibuat, maka pohon tersebut semakin memiliki banyak daun, berarti semakin “rindang”.

Sebaliknya bila daun yang dibuat salah, maka daun tersebut menjadi “benalu” yang mengurangi

kesuburan pohon. Dari kerindangan pohon matematika ini, dapat dilihat kretaivitas siswa.

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran dengan pohon matematika dapat dilakukan dengan:

(1) sistem individu dan (2) sistem kelompok. Pada tahap awal guru membuatkan ranting dan

siswa melengkapi daunnya. Pada tahap berikutnya, ranting bisa dibuat oleh siswa. Sehingga

dalam proses pembelajaran, guru ”benar-benar” hanya menjadi fasilitator.

C. Metode Silih Tanya

Metode Silih Tanya berbantuan kartu model merupakan suatu bentuk pembelajaran yang

memiliki empat (4) unsur pokok: (1) mendorong anak untuk kreatif melalui proses ”problem

posing” (pengajuan masalah); (2) mengkondisikan anak untuk berkompetisi (bisa secara

perorangan maupun secara berkelompok); (3) membiasakan anak untuk saling membantu

mengajari temannya yang mengalami kesulitan; (4) menciptakan situasi pembelajaran sambil

bermain, sehingga dalam proses pembelajaran, anak merasakan situasi yang menyenangkan,

asyik belajar sambil bermain.

F

P

B

&

K

P

K

Tiga bilangan

FPBnya = 6

Tiga bilangan

KPKnya = 24

Page 36: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

35

Apa problem posing itu?

Rekomendasi untuk pembaharuan matematika sekolah, yang saat ini menyarankan

pentingnya peran siswa dalam menghasilkan penyusunan soal. Sebagai contoh ‘the

curriculum and Evaluation Standar foe School Mathematics (NCTM, 1989) menyatakan

secara eksplisit bahwa siswa-siswa harus mempunyai pengalaman mengenal dan

memformulasikan soal-soal mereka sendiri, yang merupakan kegiatan utama dalam

pembelajaran matematika. Lebih jauh dalam “the Professional Standars for teaching

Mathematics” (NCTM, 1991) disarankan pentingnya bagi guru-guru untuk memberikan

kesempatakan kepada siswa mengajukan soal-soal mereka (problem posing): “siswa

seharusnya diberi kesempatan untuk merumuskan soal-soal dari situasi yang diberikan dan

membuat soal-soal baru dengan cara memodifikasi kondisi-kondisi dari soal-soal yang

diberikan”.

Dalam pembelajaran matematika, pengajuan soal menempati posisi yang strategis.

Pengajuan soal dikatakan sebagai inti terpenting dalam disiplin matematika dan dalam sifat

pemikiran penalaran matematika.

"Problem posing is of central important in the discipline of mathematics and in the

nature of mathematical thinking" (Silver, et.al, 1996:293)

Berikut beberapa manfaat pengajuan soal antara lain adalah :

1. membantu peserta didik dalam mengembangkan keyakinan dan kesukaan terhadap

matematika, sebab ide-ide matematika peserta didik dicobakan untuk memahami masalah

yang sedang dikerjakan dan dapat meningkatkan performennya dalam pemecahan

masalah

2. merupakan tugas kegiatan yang mengarah pada sikap kritis dan kreatif,

3. mempunyai pengaruh positif terhadap kemampuan memecahkan masalah dan sikap

peserta didik terhadap matematika,

4. dapat mempromosikan semangat inkuiri dan membentuk pikiran yang berkembang dan

fleksibel,

5. mendorong peserta didik untuk dapat lebih bertanggung jawab dalam belajarnya,

6. berguna untuk mengetahui kesalahan atau miskonsepsi peserta didik,

7. mempertinggi kemampuan pemecahan masalah peserta didik, sebab pengajuan soal

memberi penguatan-penguatan dan memperkaya konsep-konsep dasar,

Page 37: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

36

8. menghilangkan kesan "keseraman" dan "kekunoan" dalam belajar matematika,

9. mempersiapkan pola pikir atau kriteria berpikir matematis, berkorelasi positif dengan

kemampuan memecahkan masalah (Silver & Cai, 1996:522),

Mengapa anak kita HARUS kreatif?

Kreatif merupakan kompetensi tertinggi yang ”mestinya” dimiliki oleh anak. Karena dengan

kreatif, anak akan mudah untuk menyesuaikan diri dengan dunia yang cepat berubah. Bahkan

anak kreatif akan cenderung mampu memberi ”warna” dalam kehidupannya. Dengan kreatif,

anak tidak hanya mampu ”menggunakan sesuatu”, tetapi akan mampu ”menciptakan

sesuatu”. Karena itu dengan menumbuhkan kreatifitas anak, harapannya ke depan, tidak

hanya menjadi pengguna hasil teknologi, tetapi mampu menciptakan teknologi yang berguna

bagi khalayak umum. Sehingga anak tidak hanya menjadi insan yang ”konsumtif”, tetapi

akan menjadi insan yang produktif.

Mengapa anak kita HARUS kompetitif?

Kenyataan hidup adalah kompetitif. Hampir semua lini kehidupan, penuh dengan nuansa

kompetisi. Perebutan kekuasaan negara (mulai pemilihan presiden sampai pemilihan ketua

RT) penuh dengan kompetisi. Untuk masuk ke suatu jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA,

atau Perguruan Tinggi) perlu kompetisi. Untuk mendapatkan suatu pekerjaan, harus

berkompetisi. Bahkan ketika belajar di sekolahpun juga perlu kompetisi.Karena itu dalam

proses pembelajaran juga perlu dikenalkan adanya kompetisi, dan perlu dilatih berkompetisi

yang baik. Kompetisi dikatakan baik apabila setelah selesai berkompetisi: (1) pemenang

mau menghargai dan membantu yang kalah; dan (2) yang kalah mau mengakui yang menang

dan mau belajar kepada yang menang. Perlunya pembelajaran dengan berkompetisi adalah

agar dalam menghadapi dunia nyata anak lebih siap.

Mengapa Kooperatif perlu ditanamkan kepada Anak?

Kerjasama (kooperatif) merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita.

Hal ini dilandasi oleh kenyataan bahwa di antara sesama manusia saling membutuhkan.

Tidak ada seorangpun manusia yang tidak membutuhkan orang lain. Karena itu orang yang

tidak mau kerjasama, akan menjadi lemah dan tidak mampu berkompetisi. Sebaliknya orang

Page 38: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

37

yang mudah kerjasama, maka dia akan menjadi kuat dan berkembang secara maksimal.

Karena itu kemampuan untuk bekerja sama merupakan salah satu kompetensi yang harus

dimiliki oleh siswa.

Mengapa dalam Belajar Perlu Diciptakan Suasana Bermain?

Pembelajaran yang tidak diikuti oleh rasa menyenangkan bagi anak, akan mengakibatkan

perasaan ”terpaksa bagi anak” dalam mengikuti pelajaran, sehingga kelas dirasakan sebagai

”penjara” bagi anak. Dalam hal ini siswa harus mengikuti pelajaran, sementara proses tidak

menyenangkan. Karena itu belajar dengan suasana bermain merupakan suatu hal yang sangat

penting dalam proses pembelajaran. Dalam kondisi ini, anak merasakan enjoy di kelas, anak

memandang kelas sebagai lingkungan yang mengasyikkan, meskipun sebenarnya mereka

dituntut target untuk menyelesaikan suatu materi pelajaran.

METODEMETODEMETODEMETODE

SILIH SILIH SILIH SILIH

TANYATANYATANYATANYA

KARTU

SOAL

KARTU

JAWAB

REKAP

NILAI

KUNCI

JAWAB

WAKTU

KARTU

SOAL

KARTU

JAWAB

REKAP

NILAI

KUNCI

JAWAB

WAKTU

KARTU

SOAL

KARTU

JAWAB

REKAP

NILAI

KUNCI

JAWAB

WAKTU

Page 39: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

38

A. Model-Model Pembelajaran Silih Tanya

- Model Kompetisi Biasa Jenis 1

- Model Kompetisi Biasa Jenis 2

- Model Kompetisi Berjenjang

- Model Kompetisi Kelompok Jenis 1

- Model Kompetisi Kelompok Jenis 2

- Model Kompetisi Gugur Bersemi

B. Langkah-langkah Pembelajaran Silih Tanya

1. Model Kompetisi Biasa Jenis 1 (MKB 1)

- Siswa diberi tugas ”membuat soal dan pembahasannya sebanyak 6 soal (di

lembaran berbeda) untuk pokok bahasan tertentu”. Dalam hal ini tugas membuat

soal dijadikan tugas rumah (PR) pada pertemuan sebelumnya.

- Siswa dibentuk dalam kelompok masing-masing terdiri 3-4 orang

- Aktifitas Silih Tanya (*)

- Guru merekap hasil yang diperoleh oleh masing-masing anak dalam satu

kelompok bermain

- Selanjutnya dilakukan permainan putaran kedua, dst. Sesuai dengan kesepakatan.

- Di akhir pembelajaran guru mengumumkan hasil dari masing-masing kelompok.

(*) Aktifitas Silih Tanya meliputi:

• Dilakukan undian untuk menentukan siapa yang berhak memberikan soal,

• Siswa yang menang undian memberikan soal,

• Dilakukan kesepakatan waktu dan dicatat di kartu waktu,

• Siswa mengerjakan soal dengan pengawasan pembuat soal,

• pengumpulan lembar jawab,

• Pembuat soal mengumumkan pembahasannya,

• Pembuat soal mengoreksi hasil kerja temannya dan memberikan nilai (bila ada siswa

yang tidak puas dengan nilai yang diberikan dapat melakukan protes dan bila tidak

ada kesepakatan terhadap nilai yang diberikan, maka guru berperan sebagai

penengahnya dan sekaligus membenahi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi),

Page 40: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

39

• Pembuat soal memberikan penjelasan kepada teman bermainnya, bila ada jawaban

temannya masih salah. (proses silih tanya ini berlanjut sampai semua siswa dalam

satu kelompok telah memberikan soal, dalam hal ini disebut satu putaran)

2. Model Kompetisi Biasa Jenis 2 (MKB2)

Model kedua ini pada dasarnya sama dengan model pertama, hanya pembuatan

soalnya tidak menjadi tugas rumah, tetapi dilakukan pada saat pembelajaran.

3. Model Kompetisi Berjenjang

Model kompetisi berjenjang merupakan kelanjutan dari kompetisi biasa. Pada model

berjenjang, kompetisi biasa disebut jenjang I. Sedangkan jenjang II dimainkan oleh

para pemenang dari kompetisi biasa. Jenjang III dimainkan oleh para pemenang

jenjang kedua, dan seterusnya sampai diperoleh satu pemenang

4. Model Kompetisi Kelompok Jenis 1 (MKK1)

- Siswa dalam satu kelas dibentuk kelompok-kelompok dengan jumlah yang sama.

- Siswa diminta membuat soal dan jawabannya

- Ditentukan 4 kelompok yang akan bermain.

Aktifitas Silih Tanya (*)

- Aktifitas silih tanya putaran pertama dilakukan oleh seorang perwakilan masing-

masing anggota kelompok (misalnya x1, x2, x3, x4), putaran kedua dilakukan

oleh seorang perwakilan masing-masing anggota kelompok tetapi bukan yang

telah bermain, misalkan (y1, y2, y3, y4). Putaran permainan dilakukan sebanyak

anggota kelompoknya

5. Model Kompetisi Kelompok Jenis 2 (MKK2)

• Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok, misalkan A,B,C,D.

• Kelompok A,B,C,D masing-masing membuat soal dan pembahasannya

• Dilakukan aktifitas silih tanya seperti aktifitas MKB, namun soal yang

diberikan atas nama kelompok dan penyelesaian soal juga dilakukan secara

kelompok

Catatan:

• MKK2 dapat divariasikan, misalkan dengan penunjukkan perwakilan siswa

untuk menjelaskan jawabannya dilakukan oleh pemberi soal.

Page 41: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

40

• Soal yang dibuat dapat berupa tampilan drama, kontekstual, dsb., dan

kelompok-kelompok yang menjawab dapat membuat analisa tampilan tersebut

6. Model Kompetisi Gugur Bersemi

- Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil.

- Diadakan aktifitas silih tanya antar kelompok seperti MKK2.

- Kelompok yang kalah gugur, namun masih dapat menantang kembali

kelompok pemenang setelah melakukan persiapan yang lebih matang.

Page 42: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

41

BAB IV

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dikembangkan berdasarkan teori social-

cognition, yang selanjutnya menjadi awal dari konstruktivisme social (socio constructivism).

Bahwa siswa akan bisa mencapai potensi optimal belajarnya apabila mendapat bantuan “orang

dewasa” yang lebih mahir dari dirinya. Orang dewasa yang dimaksudkan bisa guru atau siswa

yang memiliki pengalaman lebih banyak.

Pembelajaran kooperatif banyak dikembangkan oleh Slavin (1997). Dalam hal ini Slavin

mendefinisikan cooperative learning sebagai berikut.

Cooperative learning methods share the idea that students work together to learn and are responsible for one another’s learning as well as their own.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode di mana siswa belajar bersama-sama dalam

kelompok dan anggota dalam kelompok tersebut saling bertanggungjawab satu dengan yang lain.

Menurut Artzt dan Newman (1990), cooperative learning didefinisikan sebagai berikut.

Cooperative learning is an approach that involves as small group of learners working together as a team to solve a problem, complete a task, or accomplish a common goal.

Bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan di mana para siswa dibentuk dalam

kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau

mencapai tujuan bersama.

Berdasarkan dua pendapat tersebut, dapat dirumuskan ciri-ciri pembelajaran kooperatif

sebagai berikut. Pertama, siswa dibentuk dalam beberapa kelompok. Kedua, kelompok-

kelompok tersebut merupakan kelompok kecil. Ketiga, siswa di dalam kelompok melakukan

kegiatan belajar bersama (bukan sama-sama belajar). Keempat, masing-masing anggota

kelompok bertanggungjawab terhadap keberhasilan anggotanya. Kelima, yang dipelajari dapat

berupa masalah, tugas, atau hal-hal lain yang menjadi tujuan bersama (As’ari, 2002).

Page 43: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

42

Dalam pembelajaran kooperatif, peranan guru adalah mendorong dan atau

mengkondisikan kelas sedemikian hingga siswa bekerja sama dalam suatu tugas bersama, dan

mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas bersamanya. Demikian

juga guru harus mengkondisikan agar dua atau lebih individu saling bergantung satu sama lain

untuk mencapai satu tujuan bersama.

Karena itu pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur dasar sebagai berikut.

1. setiap individu harus beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”

2. setiap individu bertanggungjawab terhadap segala sesuatu di kelompoknya

3. setiap individu di dalam kelompok harus memiliki tujuan yang sama

4. setiap anggota kelompok membagi tugas dan tanggungjawab yang sama

5. penghargaan menjadi milik bersama

6. adanya berbagi kepemimpinan antar sesama anggota kelompok

7. individu bertanggungjawab kepada kelompoknya terhadap tugas yang diberikan

kepadanya

Ciri-ciri belajar kooperatif

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya

2. kelompok dibentuk secara heterogen, berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah

3. kelompok diupayakan terdiri dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda (bila

kelas terdiri dari berbagai ras, budaya, suku berbeda)

4. penghargaan berorientasi pada kelompok daripada individu

Pada akhirnya pembelajaran kooperatif berkembang menjadi banyak jenis, antara lain:

JIGSAW, Students Team Achievement Division (STAD), Teams Game Tournaments (TGT),

Learning Together (LT), One Stay Two Stray. Numbered Heads Together (NHT),dan Think Pair

Share (TPS). Selanjutnya akan dibahas beberapa pembelajaran kooperatif.

B. Pembelajaran Kooperatif JIGSAW

Setiap model pembelajaran dicirikan oleh: struktur tugas, tujuan, dan penghargaan

(Muslimin, dkk, 2000). Struktur tugas meliputi cara pembelajaran diorganisasikan dan jenis

kegiatan yang dilakukan oleh siswa di kelas. Pembelajaran biasa dilakukan dengan

Page 44: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

43

mengorganisasikan kelas secara klasikal, bangku diatur secara rapi menghadap ke depan, dan

meja guru berada di pojok depan. Dalam proses pembelajaran, guru menjelaskan materi dengan

menulisnya di papan tulis dan memberikan soal latihan (ditulis di papan tulis atau dari

buku/LKS). Sementara itu yang dilakukan siswa adalah mencatat apa yang diberikan guru dan

mengerjakan soal latihan. Dalam hal ini interaksi yang terjadi sangat kecil, terbatas antara siswa

dan guru (itupun akan terjadi kalau siswa berani bertanya atau guru bisa mengembangkan

pertanyaan kepada siswa).

Dalam pembelajaran kooperatif dilakukan pengubahan sistem pengorganisasian kelas,

dengan membentuk kelompok-kelompok kecil yang saling berbagi dan saling bertanggungjawab

antar anggota kelompok. Salah satu bentuk pengorganisasian pembelajaran kooperatif adalah

model JIGSAW. Pengorganisasian pembelajaran model JIGSAW dilakukan seperti diagram

berikut.

Diagram 1: Pengorganisasian Kegiatan Pembelajaran Model JIGSAW

I A B C D

II A B C D

III A B C D

A A A B B B C C C D D D

I A B C D

II A B C D

III A B C D

TES DAN PENGHARGAAN KELOMPOK

Page 45: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

44

Pembelajaran kooperatif JIGSAW dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.

Tahapan di kelompok asal bagian pertama: 10 menit

(i) Siswa dibentuk dalam kelompok 4 orang yang disebut sebagai kelompok asal,

(ii) Guru memberikan masalah (soal) kepada siswa (misalnya 8 soal: s1, s2, s3, s4, s5, s6, s7,

dan s8)

(iii) Siswa berdiskusi menentukan siapa yang menjadi ahli soal nomor ke-i (i = 1,2,3,...8)

(iv) Dalam hal ini satu anak menjadi ahli dalam dua soal

Tahapan di kelompok ahli: 20 menit

(i) Siswa berkumpul di kelompok ahli berdasarkan pilihan soal masing-masing (misalnya

ahli s1 & s2, ahli s3 & s4, dst)

(ii) Siswa berdiskusi menyelesaikan 2 soal yang sudah dipilih

(iii) Siswa di kelompok ahli saling mengajari sehingga benar-benar menjadi ahli untuk soal

tsb.

Tahapan di kelompok asal bagian kedua: 30 menit

(i) Siswa kembali ke kelompok asal

(ii) Siswa yang ahli di soal tertentu mengajari siswa yang ahli di soal yang lain dan

sebaliknya, sehingga semua siswa di kelompok itu mampu menguasai semua masalah

yang diberikan

Tahapan Kuis: 15 menit

(i) Siswa kembali ke bangkunya masing-masing

(ii) Guru memberikan kuis

(iii)Siswa mengerjakan kuis secara perorangan

(iv) Guru mengoreksi hasil kuis

Page 46: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

45

Tahapan Penentuan Pemenang: 10 menit

(i) Guru mengumumkan skor peningkatan masing-masing kelompok

(ii) Guru mengumumkan nilai akumulatif masing-masing kelompok

(iii)Guru mengumumkan siswa yang memperoleh nilai sempurna

(iv) Pemberian penghargaan

C. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Jenis Lain

Dalam perkembangannya pembelajaran kooperatif menjadi banyak jenisnya, antara lain:

Student Teams Achievement Divisions (STAD), Think Pair Share (TPS), Think Pair Square,

Group Investigation (GI), Cooperative Integrated Reading ang Composition (CIRC), Two

Stay Two Stray, Numbered Head Together,dan Cooperative Script. Adapun langkah-langkah

pembelajaran kooperatif disajikan sebagai berikut.

1. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

STAD dikembangkan oleh Slavin (1995) dengan langkah-langkah:

a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut

prestasi, jenis kelamin, suku, dan sebagainya)

b. Guru menyajikan materi pelajaran

c. Guru memberikan tugas kepada kelompok. Anggota yang sudah mengerti diminta

untuk menjelaskan kepada anggota yang lain sampai semua anggota mengerti

d. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa secara individu.

e. Guru mengoreksi hasil kuis

f. Guru mengumumkan hasil kuis dan pemenangnya

g. Kesimpulan

2. Think Pair Share (TPS)

TPS dikembangkan oleh Frank Lyman (1985) dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai

b. Siswa diminta berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan oleh guru

Page 47: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

46

c. Siswa diminta berpasangan dengan dengan teman sebelahnya (berkelompok 2 orang)

dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. Dalam hal ini siswa saling sharing

terhadap apa yang sudah dikerjakan.

d. Guru memimpin pleno, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya

e. Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi

yang belum berhasil diungkap oleh siswa

f. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari masalah yang dipelajari

g. Penutup

3. Think Pair Square

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif Think Pair Square dimodifikasi dari TPS

yaitu memberikan tambahan langkah dengan penggabungan dari kelompok kecil. Adapun

langkah-langkah Think Pair Square adalah sebagai berikut.

a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai

b. Siswa diminta berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan oleh guru

c. Siswa diminta berpasangan dengan dengan teman sebelahnya (berkelompok 2

orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. Dalam hal ini siswa

saling sharing terhadap apa yang sudah dikerjakan.

d. Masing-masing kelompok kecil (2 orang) bergabung menjadi kelompok besar (4

orang) untuk mendiskusikan masalah yang belum bisa terselesaikan di kelompok

kecil. Apabila masalah belum bisa terpecahkan di kelompok (4 orang), maka

kelompok bisa diperbesar lagi (8 orang). Akttifitas yang terjadi di kegiatan

kelompok tersebut adalah siswa saling sharing terhadap apa yang sudah

dikerjakan.

e. Guru memimpin pleno, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya

f. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari masalah yang dipelajari

g. Penutup

4. Group Investigation (GI)

GI dikembangkan oleh Sharan (1992) dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen

b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

Page 48: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

47

c. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda

dari kelompok lain

d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang

bersifat penemuan

e. Setelah diskusi, siswa memilih juru bicara kelompok untuk menyajikan hasilnya

f. Guru mengulas kembali secara singkat dari hasil diskusi sekaligus memberikan

kesimpulan

g. Guru memberikan kuis

h. Pengumuman pemenang

i. Penutup

5. Cooperative Integrated Reading ang Composition (CIRC)

CIRC dikembangkan oleh Steven & Slavin (1995) dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen

b. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran

c. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi

tanggapan terhadap wacana/kliping dan dituliskan di lembar kertas

d. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

e. Guru membuat kesimpulan bersama

f. Penutup

6. Two Stay Two Stray

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dikembangkan oleh

Spencer Kagan (1992) sebagai berikut.

a. Siswa dibentuk dalam kelompok yang berjumlah 4 orang

b. Guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok

c. Siswa menyelesaikan tugas di masing-masing kelompok

d. Setelah kegiatan diskusi di kelompok sudah selesai, dua orang dari masing-masing

menjadi tamu dua kelompok yang lain.

e. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan

menjelaskan ke tamu mereka

Page 49: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

48

f. Tamu mohon diri, kembali ke kelompok dan melaporkan temuannya kepada anggota

kelompoknya

g. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerjanya.

7. Numbered Head Together

Langkah-langkah pembelajaran Numbered Head Together dikembangkan oleh Spencer

Kagan (1992) adalah sebagai berikut.

a. Siswa terbagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor

b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya

c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota

kelompok dapat menyelesaikan masalahnya

d. Guru memanggil salah satu nomor siswa untuk menjelaskan hasil kerjasamanya

e. Tanggapan dari kelompok lain dengan cara guru menunjuk nomor lain

f. Kesimpulan

8. Cooperative Script

Cooperative Script dikembangkan oleh Dansereau (1985). Dalam kooperatif model ini,

siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian

materi yang dipelajari. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.

a. Guru membentuk siswa secara berpasangan

b. Guru membagikan wacana/materi kepada tiap siswa untuk dibaca dan membuat

ringkasan

c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan

siapa yang berperan sebagai pendengar

d. Siswa yang berperan sebagai pembicara membacakan ringkasannya selengkap

mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sedangkan

pendengar berperan: (1) menyimak/mengoreksi/menunjukkanide-ide poko yang

mungkin kurang lengkap, dan (2) membantu mengingatide-ide pokok dengan

menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya

e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.

f. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

Page 50: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

49

g. Penutup

D. Penilaian dalam Pembelajaran Kooperatif

Dalam belajar kelompok, seringkali terjadi masalah bahwa hanya sebagian siswa yang mau

bekerja aktif, sementara siswa lain hanya ”nunut” atau ”numpang” nama saja. Dalam

pembelajaran kooperatif siswa juga belajar kelompok. Agar tidak terjadi kondisi ”hanya

siswa tertentu yang aktif”, maka perlu membuat strategi penilaian yang dapat mendorong

siswa untuk memiliki tanggung jawab bersama dan saling membantu untuk memecahkan

masalah secara bersama. Pada dasarnya penilaian dalam pembelajaran kooperatif dapat

dilakukan dalam dua bentuk: penilaian individu dan penilaian kelompok. Penilaian individu

dilaksanakan dengan mengadakan kuis (di akhir pembelajaran). Sedangkan penilaian

kelompok dapat dilakukan dilakukan dengan langkah-langkah:

a. Menetapkan skor dasar. Setiap siswa diberi skor dasar berdasarkan skor kuis yang lalu.

b. Menghitung skor kuis saat ini. Siswa memperoleh skor kuis berkaitan dengan pelajaran

saat ini.

c. Menghitung skor perkembangan. Siswa mendapatkan skor perkembangan yang besarnya

ditentukan berdasarkan perbandingan skor kuis terkini dengan skor kuis yang lalu (skor

dasar), dengan menggunakan aturan seperti berikut.

Posisi skor kuis terkini dibandingkan skor kuis yang lalu Skor perkembangan dari kelompok

Lebih dari 10 point di bawah skor dasar 0 point

1 – 10 point di bawah skor dasar 10 point

0 – 10 point di atas skor dasar 20 point

Di atas 10 point dari skor dasar 30 point

Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) 30 point

Page 51: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

50

Contoh Perangkat Penilaian Pembelajaran Kooperatif

Hasil Penilaian Pembelajaran Kooperatif

Mata Pelajaran : ……………………. Kelas/Semester : ……………………. Materi : ……………………. Standar kompetensi : ……………………. Kompetensi dasar : …………………….

Waktu, Waktu, Waktu, Kuis: Kuis: Kuis:

No Nama Siswa

Skor dasar

Skor kuis

Skor perkemb

Skor dasar

Skor kuis

Skor peningk

Skor dasar

Skor kuis

Skor perkemb

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Page 52: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

51

20

Pengumuman Tempel Mingguan

Penentuan dan Penghargaan skor Tim dan Lembar Rangkuman Tim

Lagkah 1: Penentuan skor tim Skor tim dihitung dengan menambahkan skor

peningkatan tiap-tiap individu anggota tim dan

membagi dengan jumlah anggota tim tersebut

Langkah 2: Penghargaan atas keberhasilan tim Tiap-tiap tim menerima sertifikat khusus

berdasarkan pada rata-rata poin dengan kriteria

Rata-rata tim Penghargaan

15 poin Tim baik

20 poin Tim hebat

21 Mei 2010

RANKING SATU DITEMPATI KELOMPOK MAHIR

Anggota Kelompok MAHIR (Ahmad, Ridho, Salim, dan Ginanjar) menempatkan diri pada posisi pertama

minggu ini, dengan mencatat skor sepuluh point di atas skor dasar oleh Ridho, Salim, dan Ginanjar. Skor

yang ia peroleh menjadikan rankingnya melompat dari ranking 5 menjadi rangking 2. SELAMAT ya

KELOMPOK MAHIR. Kelompok MASTER yang terdiri dari Ogan, Olif, Manda, dan Jaya meskipun perolehan

skornya menurun dibanding minggu lalu, namun masih menduduki peringkat pertama, karena skor

komulatifnya masih paling tinggi.

Ranking minggu ini Skor minggu ini Skor Keseluruhan Rangking keseluruhan

Pertama: MAHIR 38 81 2

Kedua: MAPAN 36 78 4

Ketiga: MASTER 40 89 1

Keempat: MANTAP 37 80 3

SISWA YANG MENDAPATKAN SKOR SEMPURNA

Ridho (MAHIR) Jaya (MASTER)

Salim (MAHIR) Mamad (MAPAN)

Ginanjar (MAHIR) Sinta (MANTAP)

Manda (MASTER)

Page 53: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

52

25 poin Tim super

Nama Tim:

Minggu ke Anggota Tim

1 2 3 4 5

Skor Tim total

Rata-rata

Penghargaan

Nama Tim:

Minggu ke Anggota Tim

1 2 3 4 5

Skor Tim total

Rata-rata

Penghargaan

Page 54: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

53

BAB V

PEMBELAJARAN DENGAN MULTIPLE INTELLIGENCE

Pembelajaran tidak hanya digunakan untuk mengasah kemampuan berpikir dan berkarya,

tetapi juga bisa digunakan untuk mengembangkan kepribadian siswa. Salah satu kepribadian

siswa akan tercermin dalam multiple intelligence. Apa yang dimaksud multiple intelligence?

Multiple intelligence di sini merujuk pada tujuh komponen kecerdasan manusia, yang meliputi

kecerdasan (1) lingusitik-verbal, (2) matematika-logis, (3) visual-spasial, (4) ritmik-musikal, (5)

kinestetik, (6) interpersonal, dan (7) intrapersonal. Masing-masing jenis kecerdasan ini harus

dikembangkan dalam pembelajaran. Berikut ini akan dijelaskan serba singkat pengertian masing-

masing jenis kecerdasan, kegunaannya dalam kehidupan siswa, dan beberapa contoh

pembelajarannya.

A. Kecerdasan Lingusitik-Verbal

Kecerdasan lingusitik-verbal mengacu pada kemampuan untuk menyusun pikiran dengan

jelas dan mampu menggunakan kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk

mengemukakan pikiran-pikiran ini dalam berbicara, membaca, dan menulis (Amstrong, 1994: 2;

Lwin dkk., 2003:11).

Seseorang yang dengan kecerdasan verbal yang tinggi tidak hanya akan memperlihatkan

suatu penguasaan bahasa yang sesuai, tetapi juga dapat menceritakan kisah, berdebat, berdiskusi,

menafsirkan, menyampaikan laporan, dan melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan

berbicara dan menulis (Lwin dkk., 2003:11).

B. Kecerdasan Matematis-Logis

Kecerdasan matematis-logis adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan

perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah. Hubungan antara matematika dan logika

Page 55: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

54

adalah bahwa keduanya secara ketat mengikuti hukum dasar. Ada konsistensi dalam pemikiran

logis (Amstrong, 1994: 2; Lwin dkk., 2003:43).

Anak yang cerdas secara matematis tertarik dengan bilangan dan pola dari usia yang masih

muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan cepat belajar menambah, mengurangi,

mengalikan, dan membagi. Selain itu, mereka cepat memahami konsep waktu. Mereka senang

melihat pola dalam informasi mereka, dan mereka dapat mengingat bilangan dalam pikiran

mereka dalam waktu yang panjang. Menjelaskan konsep-konsep secara logis atau menyimpulkan

informasi menggunakan matematika dapat meningkatkan pemahaman mereka. Mereka suka

membuat kesimpulan ilmiah dari pengamatan mereka (Lwin dkk., 2003:43).

Kecerdasan matematis-logis dapat (1) meningkatkan logika dan memperkuat keterampilan

berpikir, (2) menemukan cara kerja pola dan hubungan, (3) meningkatkan pengertian bilangan,

(4) mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, (5) memperbaiki kemampuan untuk

mengklasifikasikan dan mengelompokkan, dan (6) meningkatkan daya ingat (Lwin dkk.,

2003:44—48).

C. Kecerdasan Visual-Spasial

Kecerdasan visual-spasial adalah kecerdasan yang dimiliki oleh arsitek, insinyur mesin,

seniman, fotografer, pilot, navigator, pemahat, dan penemu. Apa kesamaan yang dimiliki oleh

professional yang kelihatannya berbeda ini? Mereka mempunyai kemampuan untuk melihat

dengan tepat gambaran visual di sekita mereka dan memperhatikan rincian kecil yang

kebanyakan orang lain mungkin tidak memperhatikan. Anda dapat mengatakan bahwa mereka

memiliki kekuatan persepsi yang besar. Apabila seorang seniman memperhatikan sebuah

lukisan, dia dapat memperhatikan perbedaan yang takkentara dengan cara penggunaan warna dan

perubahan dalam sapuan kuas (Amstrong, 1994: 2; Amstrong, 1994: 2; Lwin dkk., 2003:73).

Seseorang yang cerdas dalam bidang ini akan dapat menghasilkan informasi visual dengan

menciptakan atau memodifikasi gambaran atau objek fisik yang ada. Hal ini berarti mereka

mempunyai kemampuan untuk menerjemahkan gambaran dalam pikiran mereka ke dalam

bidang fisik melalui penggambaran pelukisan, pemahatan, pembangunan, atau pembentukan

(Lwin dkk., 2003:74).

Page 56: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

55

Kecerdasan ini penting untuk (1) meningkatkan kreativitas, (2) meningkatkan daya ingat,

(3) mengembangkan pemikiran tingkat tinggi dan keterampilan memecahkan masalah, (4)

mencapai puncak kinerja, dan (5) membantu anak mengungkapkan perasaan dan emosi (Lwin

dkk., 2003:75—82)

D. Kecerdasan Irama Musik

Kecerdasan irama musik adalah kemampuan menyimpan nada dalam benak seseorang,

untuk mengingat irama itu, dan secara emosional terpengaruh oleh musik.

Kecerdasan ini penting untuk (1) meningkatkan kreativitas dan imajinasi, (2) meningkatkan

kecerdasan, (3) meningkatkan daya ingat, (4) membantu mengajarkan kecerdasan lainnya, dan

(5) mempunyai dampak terapi (Amstrong, 1994: 3; Lwin dkk., 2003:137—142).

E. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan Kinestetik memungkinkan manusia membangun hubungan yang penting antara

pikiran dan tubuh, dengan demikian memungkinkan tubuh untuk memanipulasi objek dan

menciptakan gerakan. Kecerdasan ini merujuk pada kemampuan menggunakan dengan baik

pikiran dan tubuh secara serempak untuk mencapai segala tujuan yang diinginkan (Amstrong,

1994: 3; Lwin dkk., 2003:167—168).

Kecerdasan ini penting untuk (1) meningkatkan kemampuan psikomotor, (2) meningkatkan

keterampilan social, (3) membangun an rasa percaya diri dan harga diri, (4) meletakkan fondasi

bagi gaya hidup sporty, d(5) meningkatkan kesehatan (Lwin dkk., 2003:169—174).

F. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang-orang di

sekitar kita. Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk memahami dan memperkirakan perasaan,

temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain, dan menanggapinya secara layak.

Kecerdasan inilah yang memungkinkan kita untuk membangun kedekatan, pengaruh, pimpinan

dan membangun hubungan dengan masyarakat (Amstrong, 1994: 3; Lwin dkk., 2003:197).

Kecerdasan ini berkembang dari pembinaan dan pengajaran.

Page 57: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

56

Kecerdasan interpersonal penting untuk (1) menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial

dan mudah menyesuaikan diri, (2) menjadi berhasil dalam pekerjaan, dan (3) kesejahteraan

emosional dan fisik (Lwin dkk., 2003:198—202).

G. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan mengenai diri sendiri. Kecerdasan ini adalah

kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.

Orang yang berkecerdasan interpersonal tinggi cenderung menjadi pemikir yang tercermin pada

apa yang mereka lakukan dan terus-menerus membuat penilaian diri. Mereka selalu bersentuhan

dengan dengan pemikiran, gagasan dan impian mereka dan mereka juga memiliki kemampuan

untuk mengerahkan emosi mereka sendiri sedemikian rupa untuk memperkaya dan membimbing

kehidupan mereka sendiri. Mereka adalah individu yang sangat termotivasi dengan keputusan

mereka. Akan tetapi, yang paling ekstrim, mereka bisa sangat individualistis dan introvert

(Amstrong, 1994: 3; Lwin dkk., 2003:233).

Kecerdasan ini penting untuk (1) mengembangkan pemahaman yang kuat mengenai diri

yang membimbingnya kepada kestabilan emosi, (2) mengendalikan dan mengarahkan emosi, (3)

mengatur dan memotivasi diri, (4) bertanggung jawab atas kehidupan diri sendiri, dan (5)

mengembangkan harga diri yang tinggi (Lwin dkk., 2003:234—237).

5. Contoh Model Pembelajaran Kecerdasan Matematis-Logis Melalui Sastra

1. Pengertian

MODEL

MENGINGAT KEMBALI

Page 58: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

57

Model Mengingat Kembali adalah model pembelajaran kecerdasan matematis-logis

melalui pembelajaran dengan cara mengingat semua fakta yang dibaca murid.

(1) murid diminta untuk membaca materi

(2) murid diminta untuk menjawab tugas yang berkenaan dengan kemampuan untuk

mengingat fakta yang ada

(1) waktu yang diberikan kepada murid untuk membaca hendaknya sesuai dengan

kecepatan membaca murid.

(2) Tugas yang diberikan kepada murid, bisa dijawab murid dari apa yang telah dibaca

murid.

(3) Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya menyenangkan, menantang, kalau perlu

diselingi atau dalam bentuk permainan.

(1) bacalah karya di bawah ini dengan cermat!

Rumah Siput

Dahulu kala, Siput tidak pernah membawa-bawa rumahnya. Ia sangat bangga

pada rumahnya itu. Suatu hari, ia berjalan-jalan di hutan. Ia ingin tahu, apakah ada rumah yang lebih indah dari rumahnya.ia mengintip rumah semut.

“Hihi, rumah semut seperti gudang! Makanan di mana-mana,” tawa siput. “Apa yang lucu?” Tanya tawon dari atas pohon. Siput mendongak dan melihat benda coklat tergantung di atas pohon.

2. Langkah

3. Hal Yang Perlu Diperhatikan

4. Contoh Pembelajaran dalam Sastra

Page 59: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

58

“Mari mampir!” ajak tawon . “Ini rumahku.” “Astaga, rumahmu tergantung di sana?” “Iya. Rumahku ini terbuat dari Lumpur dan…” “Lumpur? Aku tak mau mampir di rumah lumpur!” potong siput, lalu tertawa

terpingkal-pinkal. “Aduh, lucunya. Perutku sampai sakit!” “Apa yang membuat perutmu sakit?” Tikus muncul dari semak-semak. “Oh, Tikus! Aku ingin tahu, di mana rumahmu?” Tanya siput. Tak lupa ia

menceritakan kejelekan rumah semut dan tawon. Tikus menjawab dengan suara pelan, “Rumahku lebih buruk dari rumah mereka.

Aku tinggal di dalam got.” “Got?” Siput memekik. Segera ia memencet hidungnya. ”Gelap dan bau!

Week!Aduh, sepertinya tak ada rumah yang lebih bagus dari rumahku!” “Nngg-ngng, pergilah ke rumah Kepodang Emas!” Tawon mendengung di udara. “Siapa tahu rumahnya jauh lebih bagus dari rumahmu!” Wajah siput memerah. Ia tak rela bila rumah Kepodang Emas lebih bagus dari

rumahnya. Segera ia naik ke atas pohon dan masuk ke rumah Kepodang. Matanya terbelalak Rumah itu sangat indah terbuat dari anyaman rumput.

“Rumahku tentu tak seindah rumahmu,” kata Kepodang Emas rendah hati. Siput menjadi malu sekali. Ia cepat-cepat pergi. “Apakah rumah Kepodang seindah rumahmu?” Tanya semut ketika berpapasan.

Tawon mendengung dan tikus mencicit. Siput merasa mereka menertawakan kecongkakannya.

Sejak itu Siput malu keluar dari rumahnya. Agar tak bertemu siapapun, ia selalu membawa rumahnya kemana pun ia pergi. (BOBO NO. 26/XXXII/2004)

(2) Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Bisa juga soalnya berupa pilihan ganda (atau bentuk lainnya)

1. Siapakah yang membangga-banggakan rumahnya?

2. Rumah siapakah yang seperti gudang?

3. Rumah siapakah yang terbuat dari lumpur?

4. Siapakah yang tinggal di got?

5. Rumah siapakah yang lebih indah dari rumah siput?

1. Hewan yang membangga-banggakan rumahnya adalah ….

a. semut b. tawon siput d. tikus

2. Rumah yang seperti gudang adalah rumah …

a. semut b. tawon siput d. tikus

3. Siput tertawa mendengar rumah dari lumpur milik ….

a. semut b. tawon siput d. tikus

4. Hewan yang merasa rumahnya paling buruk adalah …

a. tikus b. tawon siput d. kepodang emas

Page 60: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

59

Urutkanlah cerita di bawah ini sehingga menjadi sebuah cerita yang utuh dan

masuk akal!

1. Bacalah kalimat-kalimat di bawah ini!

(1) Dahulu kala, Siput tidak pernah membawa-bawa rumahnya.

(2) Ia sangat bangga pada rumahnya itu.

(3) Suatu hari, ia berjalan-jalan di hutan.

(4) Ia ingin tahu, apakah ada rumah yang lebih indah dari rumahnya.ia mengintip

rumah semut.

Kalimat-kalimat di atas akan menjadi sebuah penggalan kisah bila diurutkan

menjadi urutan ….

a. (1), (2), (3), (4)

b. (1), (2), (4), (3)

c. (2), (1), (3), (4)

d. (2), (1), (4), (3)

2. Bacalah kalimat-kalimat di bawah ini! (1) “Oh, Tikus! Aku ingin tahu, di mana rumahmu?” Tanya siput.

4. Contoh Pembelajaran

MODEL

MENGURUTKAN CERITA

Page 61: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

60

(2) Tikus menjawab dengan suara pelan, “Rumahku lebih buruk dari rumah mereka. Aku tinggal di dalam got.”

(3) “Got?” Siput memekik. (4) Segera ia memencet hidungnya.

Kalimat-kalimat di atas akan menjadi penggalan cerita bila diurutkan menjadi urutan

…. a. (1), (2), (3), (4)

b. (1), (2), (4), (3)

c. (2), (1), (3), (4)

d. (2), (1), (4), (3)

(1) Bacalah cerita di bawah ini dengan cermat!

(2) Kerjakanlah tugas di bawah ini! (Guru bisa memilih salah satu bentuk tugas)

Siswa diminta untuk

membaca cerita “Rumah

Siput”

(1) Ada berapa macam hewan yang diceritakan pada bacaan di

atas?

(2) Ada berapa rumah yang lebih buruk dari rumah siput?

(3) Ada berapa rumah yang lebih bagus dari rumah siput?

4. Contoh Pembelajaran

MODEL

MENGHITUNG

Page 62: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

61

Lampiran 1: Contoh RPP Kreatif

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SDN ...................................

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : III/II

Standar Kompetensi: Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang

serta penggunaannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : Menghitung luas persegi dan persegi panjang

Indikator : - Menemukan rumus luas daerah persegi

- Menentukan luas daerah persegi

- Menemukan rumus luas daerah persegi panjang

- Menentukan luas daerah persegi panjang

- Menyelesaikan masalah berkaitan dengan luas daerah persegi

dan persegi panjang

Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 pertemuan)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa mampu menghitung luas persegi dan persegi panjang

B. MATERI AJAR

Luas persegi dan persegi panjang

C. METODE PEMBELAJARAN

Praktek dan diskusi kelompok

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

Page 63: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

62

Pendahuluan

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

- Guru memberikan kepada siswa

beberapa bangun persegi dan

persegi panjang

- Siswa mengelompokkan bangun

mana yang berbentuk persegi dan

mana persegi panjang

- Guru menunjukkan kepada siswa

daerah persegi dan daerah persegi

panjang

- Siswa mengelompokkan bangun

mana yang merupakan daerah persegi

dan mana yang merupakan daerah

persegi panjang

- Guru memberikan pertanyaan

kepada siswa “menurut kalian, apa

perbedaan antara persegi dan daerah

persegi; antara persegi panjang dan

daerah persegi panjang?”

- Siswa mengeksplorasi perbedaan

antara persegi dan daerah persegi,

antara persegi panjang dan daerah

persegi panjang

10

menit

Kegiatan Inti

- Guru membentuk siswa dalam

kelompok dan memberikan:

(1) LKS I (kegiatan 1), yaitu 3

(tiga) lembar karton yang

berukuran kecil, sedang, dan

besar, selanjutnya disebut Persegi

1, Persegi 2, dan Persegi 3.

Masing-masing berukuran 12 cm

x 12 cm, 16 cm x 16 cm, dan 20

cm x 20 cm, dan

(2) 54 lembar karton persegi satuan

berukuran 4 cm x 4 cm, yang

akan digunakan untuk

menentukan luas daerah persegi

1, persegi 2, dan persegi 3

• Guru meminta siswa untuk

- Siswa berkelompok 3-4 orang

- Dalam kelompoknya siswa praktek

menempelkan persegi satuan ke

persegi 1, persegi 2, dan persegi 3,

sekaligus menentukan

- luas daerah persegi 1 adalah ....

satuan persegi

- luas daerah persegi 2 adalah ....

satuan persegi

- luas daerah persegi 3 adalah ....

satuan persegi

Page 64: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

63

menghitung banyaknya persegi

satuan yang dapat menutup

daerah persegi 1, 2, dan 3.

• Guru menegaskan kepada siswa

bahwa banyaknya persegi satuan

yang dapat menutup persegi

tersebut merupakan luas daerah

persegi

• Guru meminta siswa untuk

menentukan luas daerah persegi

1, 2, dan 3

- Guru memberikan pertanyaan:

”darimana kalian bisa mempero-

leh luas daerah persegi1 = 9

persegi, luas daerah persegi 2 =

16 persegi, dan luas daerah

persegi 3 = 25 persegi

- Guru memberikan pertanyaan

kepada siswa ”adakah cara lain

untuk menghitung luas daerah

persegi? Kalau persegi itu sangat

besar, bagaimana bisa meng-

hitung luasnya?”

- Guru membimbing siswa untuk

bisa menemukan bahwa luas

daerah persegi dapat dihitung:

”panjang sisi dikalikan pan-

jang sisi”

Siswa menjawab pertanyaan guru dan

berpikir untuk menemukan bahwa

- luas daerah persegi 1 = ..... x ....

satuan persegi

- luas daerah persegi 2 = ..... x ....

satuan persegi

- luas daerah persegi 3 = ..... x ....

satuan persegi

- Guru meminta siswa melanjutkan

mengerjakan LKS I (kegiatan 2)

(terlampir)

Siswa mengerjakan kegiatan 2

- Siswa menemukan luas daerah

persegi = s x s

Page 65: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

64

- Guru berkeliling mengamati dan

membantu siswa yang mengalami

kesulitan

- Guru mengarahkan siswa untuk

menemukan luas daerah persegi =

s x s

- Guru meminta siswa melanjutkan

mengerjakan LKS I (kegiatan 3)

(terlampir)

- Guru berkeliling mengamati dan

membantu siswa yang mengalami

kesulitan

- Guru mengarahkan siswa untuk

bisa menyelesaikan masalah ber-

kaitan dengan luas daerah persegi

Siswa menyelesaikan masalah sehari-

hari berkaitan dengan luas daerah

persegi (kegiatan 3)

Penutup

- Guru bersama-sama siswa

menyimpulkan rumus luas daerah

persegi

- Guru memberikan PR

Siswa menyimpulkan Luas daerah

persegi = s x s

10

menit

Pertemuan 2

Pendahuluan

- Guru menunjukkan bangun persegi

- Siswa memperhatikan bangun persegi

yang ditunjukkan oleh guru dan

menjawab pertanyaan guru

- Guru memberikan pertanyaan

kepada siswa “berapa luas daerah

persegi tersebut?”

Page 66: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

65

Kegiatan Inti

- Guru membentuk siswa dalam

kelompok dan memberikan:

(1) LKS II (kegiatan 1), yaitu 3

(tiga) lembar karton yang

berukuran kecil, sedang, dan

besar, selanjutnya disebut Persegi

panjang 1, Persegi panjang 2, dan

Persegi panjang 3. Masing-

masing berukuran 8 cm x 12 cm,

16 cm x 20 cm, dan 20 cm x 28

cm, dan

(2) 61 lembar karton persegi satuan

berukuran 4 cm x 4 cm, yang

akan digunakan untuk

menentukan luas daerah persegi

panjang 1, persegi panjang 2, dan

persegi panjang 3

• Guru meminta siswa untuk

menghitung banyaknya persegi

satuan yang dapat menutup dae-

rah persegi panjang 1, 2, dan 3.

• Guru menegaskan kepada siswa

bahwa banyaknya persegi satuan

yang dapat menutup persegi

panjang tersebut merupakan luas

daerah persegi panjang

• Guru meminta siswa untuk

menentukan luas daerah persegi

panjang 1, 2, dan 3

- Siswa berkelompok 3-4 orang

- Dalam kelompoknya siswa praktek

menempelkan persegi satuan ke

persegi panjang 1, persegi panjang 2,

dan persegi panjang 3, sekaligus

menentukan

- luas daerah persegi panjang 1

adalah .... satuan persegi

- luas daerah persegi panjang 2

adalah .... satuan persegi

- luas daerah persegi panjang 3

adalah .... satuan persegi

- Guru memberikan pertanyaan: Siswa menjawab pertanyaan guru dan

Page 67: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

66

”darimana kalian bisa

memperoleh luas daerah persegi

panjang 1 = 6 persegi, luas daerah

persegi panjang 2 = 20 persegi,

dan luas daerah persegi panjang 3

= 35 persegi

- Guru memberikan pertanyaan

kepada siswa ”adakah cara lain

untuk menghitung luas daerah

persegi? Kalau persegi itu sangat

besar, bagaimana bisa

menghitung luasnya?

- Guru membimbing siswa untuk

bisa menemukan bahwa luas

daerah persegi dapat dihitung:

”panjang sisi dikalikan lebar

sisi”

berpikir untuk menemukan bahwa

- luas daerah persegi 1 = ..... x ....

satuan persegi

- luas daerah persegi 2 = ..... x ....

satuan persegi

- luas daerah persegi 3 = ..... x ....

satuan persegi

- Guru meminta siswa melanjutkan

mengerjakan LKS II (kegiatan 2)

(terlampir)

- Guru berkeliling mengamati dan

membantu siswa yang mengalami

kesulitan

- Guru mengarahkan siswa untuk

menemukan luas daerah persegi

panjang = p x l

Siswa mengerjakan kegiatan 2

- Siswa menemukan luas daerah

persegi panjang = p x l

- Guru meminta siswa melanjutkan

mengerjakan LKS II (kegiatan 3)

(terlampir)

- Guru berkeliling mengamati dan

Siswa menyelesaikan masalah sehari-

hari berkaitan dengan luas daerah

persegi panjang (kegiatan 3)

Page 68: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

67

membantu siswa yang mengalami

kesulitan

- Guru mengarahkan siswa untuk

bisa menyelesaikan masalah

berkaitan dengan luas daerah

persegi panjang

Penutup

- Guru bersama-sama siswa

menyimpulkan rumus luas daerah

persegi panjang

- Guru memberikan PR

Siswa menyimpulkan bahwa luas

daerah persegi panjang = p x l

Pendahuluan

E. SUMBER BELAJAR

Buku pelajaran kelas VI SD, penerbit Erlangga pengarang Sukino, hal 22 - 26

F. PENILAIAN

Instrumen penilaian terlampir

Mengetahui Malang,

Kepala Mata Pelajaran

………………………………… …………………………….

Page 69: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

68

Lembar Kegiatan Siswa (LKS I)

Nama Kel: 1. ……………….

2. ………………

3. ……………...

4. ..…………….

Tujuan :

- Siswa dapat menemukan rumus luas daerah persegi

- Siswa dapat menerapkan rumus luas daerah persegi untuk menyelesaikan masalah

Prasyarat:

- Siswa mengenal bangun persegi

Kegiatan 1:

Perhatikan bahwa masing-masing kelompok mendapatkan:

(a) 3 (tiga) lembar karton berbentuk persegi yang berukuran kecil, sedang, dan besar,

selanjutnya disebut Persegi 1, Persegi 2, dan Persegi 3,

(b) 54 lembar karton persegi satuan.

Persegi 1

Tutuplah persegi 1 dengan menempelkan persegi satuan secara tepat!

Persegi 1 dapat ditutup secara tepat oleh .... persegi satuan

Jelaskan bagaimana anda memperoleh jawaban tersebut!

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

Persegi 2

Tutuplah persegi 2 dengan menempelkan persegi satuan secara tepat!

Banyaknya persegi satuan yang dapat menutup persegi 1 disebut luas daerah

persegi 1.

Luas daerah persegi 1 adalah ......... satuan persegi

Page 70: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

69

Persegi 2 dapat ditutup secara tepat oleh .... persegi satuan

Jelaskan bagaimana anda memperoleh jawaban tersebut!

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

Persegi 3

Tutuplah persegi 3 dengan menempelkan persegi satuan secara tepat!

Persegi 3 dapat ditutup secara tepat oleh .... persegi satuan

Jelaskan bagaimana anda memperoleh jawaban tersebut!

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

Kegiatan 2

Perhatikan Gambar di bawah ini!

Misalkan diberikan persegi

Persegi 1cm x 1cm disebut persegi satuan

(a) Diberikan daerah persegi besar berukuran 3 cm x 3 cm yang sudah terbagi dalam persegi

kecil berukuran 1 cm x 1 cm

Luas persegi tersebut adalah .....x...... (persegi kecil) = .....x..... (cm2).

1 cm

1 cm

Banyaknya persegi satuan yang dapat menutup persegi 2 disebut luas daerah persegi 2.

Luas daerah persegi 2 adalah ......... satuan persegi

Banyaknya persegi satuan yang dapat menutup persegi 3 disebut luas daerah persegi 3.

Luas daerah persegi 3 adalah ......... satuan persegi

Page 71: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

70

(b) Diberikan daerah persegi besar berukuran 5 cm x 5 cm yang sudah terbagi dalam persegi

kecil berukuran 1 cm x 1 cm

Luas persegi tersebut adalah .....x...... (persegi kecil) = .....x..... (cm2).

Kegiatan 3

Selesaikan soal-soal berikut!

1. Gambarkan persegi satuan pada gambar (a) dan gambar (b) berikut dan tentukan banyaknya

persegi satuan yang ada!

Berapa luas persegi (a) dan luas persegi (b)? Berikan alasan terhadap jawabanmu!

2. Tentukan luas daerah persegi berikut dengan ukuran-ukuran yang telah diberikan!.

6 cm

9 cm

6 cm 9 cm

(a)

(b)

Page 72: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

71

3. Pak Hamid akan memasang plafon atap rumahnya, yang terdiri dari 3 (tiga) ruangan, yaitu:

kamar, ruang tamu dan ruang keluarga. Kamar berbentuk persegi berukuran 3 m x 3 m, ruang

tamu berukuran 4 m x 4 m, dan ruang keluarga berukuran 5 m x 5 m. Ukuran plafon yang

tersedia di toko adalah 1 m x 1 m. Berapa banyaknya plafon (paling sedikit) yang harus dibeli

oleh Pak Hamid, agar cukup untuk dipasang di tiga ruangan tersebut! Beri alasan terhadap

jawabanmu, bisa dengan kata-kata atau gambar!

Page 73: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

72

Lembar Kegiatan Siswa (LKS II)

Nama Kel: 1. ……………….

2. ………………

3. ……………...

4. ..…………….

Tujuan :

- Siswa dapat menemukan rumus luas daerah persegi panjang

- Siswa dapat menerapkan rumus luas daerah persegi panjang untuk menyelesaikan

masalah

Prasyarat:

- Siswa mengenal bangun persegi panjang

Kegiatan 1:

Perhatikan bahwa masing-masing kelompok mendapatkan:

(a) 3 (tiga) lembar karton berbentuk persegi panjang yang berukuran kecil, sedang, dan besar,

selanjutnya disebut Persegi 1, Persegi 2, dan Persegi 3,

(b) 61 lembar karton persegi satuan.

Persegi panjang 1

Tutuplah persegi panjang 1 dengan menempelkan persegi satuan secara tepat!

Persegi panjang 1 dapat ditutup secara tepat oleh .... persegi satuan

Jelaskan bagaimana anda memperoleh jawaban tersebut!

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

Banyaknya persegi satuan yang dapat menutup persegi 1 disebut luas daerah persegi panjang 1.

Luas daerah persegi panjang 1 adalah ......... satuan persegi

Page 74: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

73

Persegi Panjang 2

Tutuplah persegi panjang 2 dengan menempelkan persegi satuan secara tepat!

Persegi panjang 2 dapat ditutup secara tepat oleh .... persegi satuan

Jelaskan bagaimana anda memperoleh jawaban tersebut!

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

Persegi panjang 3

Tutuplah persegi panjang 3 dengan menempelkan persegi satuan secara tepat!

Persegi panjang 3 dapat ditutup secara tepat oleh .... persegi satuan

Jelaskan bagaimana anda memperoleh jawaban tersebut!

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

Kegiatan 2

Perhatikan Gambar (i) di bawah ini!

Misalkan diberikan persegi

Diberikan daerah persegi panjang berukuran 5 cm x 3 cm yang sudah terbagi dalam persegi

kecil berukuran 1 cm x 1 cm

1 cm

1 cm

Banyaknya persegi satuan yang dapat menutup persegi 2 disebut luas daerah persegi panjang 2.

Luas daerah persegi panjang 2 adalah ......... satuan persegi

Banyaknya persegi satuan yang dapat menutup persegi panjang 3 disebut luas daerah persegi panjang 3.

Luas daerah persegi 3 adalah ......... satuan persegi

Persegi 1 cm x 1 cm disebut persegi satuan

(1 cm2)

Page 75: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

74

Luas persegi panjang tersebut adalah .....x...... (persegi kecil) = .....x..... (cm2).

(a) Diberikan daerah persegi panjang berukuran 8 cm x 5 cm yang sudah terbagi dalam persegi

kecil berukuran 1 cm x 1 cm

Luas persegi tersebut adalah .....x...... (persegi kecil) = .....x..... (cm2).

Kegiatan 3

Selesaikan soal-soal berikut!

1. Gambarkan persegi satuan pada gambar (a) dan gambar (b) berikut dan tentukan banyaknya

persegi satuan yang ada!

Berapa luas persegi (a) dan luas persegi (b)? Berikan alasan terhadap jawabanmu!

(a)

(b)

Page 76: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

75

2. Tentukan luas daerah persegi berikut dengan ukuran-ukuran yang telah diberikan!.

3. Pak Tono memiliki sawah berbentuk seperti berikut. Tentukan luas sawah Pak Tono!

9 cm

16 cm

4 cm 8 cm

8 cm

7 cm 15 cm

5 cm

Page 77: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

76

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SDN ...................................

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VI/I

Standar Kompetensi : Menghitung luas segi banyak sederhana, luas

lingkaran, dan volume prisma segitiga

Kompetensi Dasar : Menghitung luas permukaan tabung (pengayaan)

Indikator : - Menemukan rumus permukaan tabung

Menggunakan rumus luas tabung untuk

memecahkan masalah

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 pertemuan )

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa mampu menghitung luas permukaan tabung

B. MATERI AJAR

Luas permukaan tabung

C. METODE PEMBELAJARAN

Diskusi kelompok

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

Pendahuluan (10’)

- Guru menanyakan kepada siswa: apa rumus luas lingkaran (untuk mengingat

kembali luas lingkaran)

- Guru menanyakan kepada siswa: apa rumus luas persegi panjang? (untuk

mengingat kembali rumus luas persegi panjang)

Kegiatan Inti (60’)

- Siswa diminta membentuk kelompok, masing-masing kelompok 4 orang

- Masing-masing kelompok diberi satu model tabung tertutup

- Guru menunjukkan kepada siswa suatu model tabung tertutup dan mengajukan

beberapa pertanyaan kepada siswa: apa nama bangun ruang ini? Mana yang disebut

permukaan? Tutupnya berbentuk apa? Kalau kedua tutupnya dilepas, ada berapa

Page 78: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

77

lingkaran yang ada? Kalau tabung tanpa tutup ini dibuka, menjadi apa bentuknya?

(dalam menjawab pertanyaan guru, siswa mengamati model tabung di kelompoknya

masing-masing)

- Kepada siswa diberikan lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan secara

kelompok

- Siswa mengerjakan LKS

- Guru mengamati kerja kelompok dan memberikan bantuan seperlunya, bila ada

kelompok yang mengalami kesulitan

- Guru menentukan secara acak 2 kelompok untuk menyajikan hasil pengerjaannya.

- Perwakilan kelompok yang terpilih (pertama) menjelaskan masalah penurunan

rumus luas permukaan tabung

- Perwakilan kelompok yang terpilih (kedua) menjelaskan penerapan rumus luas

permukaan tabung untuk memecahkan masalah

- Kelompok yang lain menanggapi

Penutup

- Guru bersama-sama siswa menyimpulkan rumus permukaan tabung

tertutup

- Guru memberikan PR

E. SUMBER BELAJAR

Buku pelajaran kelas VI SD, penerbit Erlangga pengarang Sukino, hal 22 - 26

F. PENILAIAN

Instrumen penilaian terlampir

Mengetahui Malang,

Kepala Mata Pelajaran

………………………………… …………………………….

Page 79: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

78

Lembar Kegiatan Siswa (LKS 1)

Nama Kel: 1. ……………….

2. ………………

3. ……………...

4. ..…………….

Tujuan :

- Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan tabung

- Siswa dapat menerapkan rumus luas permukaan tabung untuk menyelesaikan masalah

Prasyarat:

- Siswa menguasai rumus persegi panjang

- Siswa menguasai rumus luas lingkaran

Perhatikan Gambar (i) di bawah ini!

Gambar (i)

Kalau tabung tersebut diambil tutupnya, maka akan menjadi ......tabung terbuka dan .....

lingkaran.

Bidang yang membentuk tabung terbuka disebut selimut tabung

1. Bangun ruang Gambar (i)

dinamakan ..........

2. Tutup tabung berbentuk ...............

Page 80: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

79

Misalkan tabung tersebut tingginya t dan jari-jari lingkaran r. Jika selimut tabung dibuka

(dibelah), maka akan menjadi bangun ........

Gambar (ii)

Dari Gambar (ii), dapat diperoleh:

Lebar persegi panjang = ................ tabung

Panjang persegi panjang = ...................... lingkaran = ...........

Perhatikan gambar (iiI) di bawah ini! Perhatikan gambar (iv) di bawah ini!

Luas daerah bangun datar

Gambar (iii) = p x l

= ...... x ......

Kesimpulan: Permukaan tabung bisa dibentuk dari ....... persegi panjang dan ..... lingkaran

Gambar (iv)

r

t

K

Gambar (iii)

dibelah

r

t t

K

Luas daerah bangun datar

Gambar (iv) = .........

Page 81: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

80

Permukaan tabung terdiri dari satu persegi panjang dan ..... lingkaran

Luas permukaan tabung = luas selimut tabung + luas tutup tabung

= luas persegi panjang + ..... luas lingkaran

= .......... + ...........

= 2 π (....... + .........)

= 2 π r (r + t)

Contoh Soal:

Diberikan sebuah tabung tertutup dengan jari-jari 14 cm dan tingginya 10 cm. Hitung!

a. Luas selimut tabung

b. Luas tutup tabung!

c. Permukaan tabung tersebut!

Jawab:

a. Luas selimut tabung = 2 π r t

= ..................

= ............ cm2

b. Luas tutup tabung = 2 x luas lingkaran

= 2 x ...........

= 2 x ...........

= ................cm2

c. Luas permukaan tabung = luas selimut tabung + luas tutup tabung

= ............ cm2 + ............ cm2

Latihan 1

Selesaikan soal-soal di bawah ini dengan menuliskan caranya!

1. Tentukan luas permukaan tabung yang tingginya 12 cm dan jari-jarinya 7 cm!

2. Diketahui tinggi tabung dua kali jari-jarinya. Jika jari-jarinya 3,5 cm; maka tentukan: (a)

luas selimut tabung; (b) luas tutup tabung; dan (c) luas permukaan tabung

3. Buatkan sebanyak-banyaknya ukuran tabung yang memiliki luas permukaan 7040 cm2!

r

t

Luas permukaan tabung = 2 π r (r + t)

Page 82: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

81

Tugas

a. Masing-masing kelompok membuat 4 soal yang berkaitan dengan luas permukaan tabung

beserta kunci jawabannya (dipisahkan dari soal)

b. Soal dari kelompok 1 diberikan ke kelompok 2, soal dari kelompok 2 diberikan ke

kelompok 3, dst. Soal dari kelompok terakhir diberikan ke kelompok 1

c. Pengerjaan soal dari kelompok lain dengan waktu 15 menit

d. Setelah selesai jawaban dikembalikan lagi ke kelompok yang memberi soal untuk dinilai

e. Nilai direkap dimasing-masing kelompok yang membuat soal

SOAL TES

Indikator Jenis Instrumen Instrumen

Pemahaman konsep

(penerapan konsep)

Diketahui tinggi tabung dua

kali jari-jarinya. Jika jari-

jarinya 3,5 cm; maka

tentukan: (a) luas selimut

tabung; (b) luas tutup

tabung; dan (c) luas

permukaan tabung

Penalaran dan komunikasi Amir ingin membuat tabung

tanpa tutup. Ia memiliki

kertas dengan ukuran 16 cm

x 34 cm. Berapa macam

tabung tanpa tutup yang

bisa dibuat oleh Amir? Beri

alasan terhadap jawabanmu!

• Menggunakan rumus

luas tabung untuk

memecahkan masalah

Pemecahan masalah Buatkan sebanyak-

banyaknya ukuran tabung

tanpa tutup (jari-jari dan

tinggi tabung) yang

memiliki luas permukaan

440 cm2!

Page 83: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

82

Lampiran 2: Lembar Aktifitas Kreatif Siswa

PERUSAHAAN KOTAK KUE

Aktifitas 1:

Untuk melakukan penghematan, Pak Romli melakukan percobaan yang difokuskan pada kotak

model Gambar 1 (ii) yang berbentuk kubus. Pak Romli mencoba membuat kotak sekaligus

membukanya dengan masing-masing bidang sisinya masih saling terkait (tidak saling lepas).

Dengan upaya yang cukup keras, Pak Romli baru bisa menemukan dua bentuk kubus terbuka

seperti Gambar 2 berikut.

Kotak Bentuk terbukanya

Gambar 2: Jaring-jaring Kubus

Pak Romli adalah seorang pemimpin perusahaan “MAKMUR” yang memproduksi kotak kue. Pak Romli selalu berpikir, bagaimana bisa memperoleh keuntungan yang besar. Beberapa usaha telah dilakukan: pertama, membuat berbagai model kotak yang mungkin disukai oleh pembeli (seperti Gambar 1) dan kedua melakukan penghematan, yaitu menghasilkan kotak sebanyak-banyaknya dari bahan yang sama.

Bangun pada:

Gambar 1(i) sering disebut sebagai bangun ……………, memiliki …… bidang sisi dan bentuk sisinya adalah ….

Gambar 1: Model-model Kotak Kue

Selamat Menikmati

(i)

(ii)

Page 84: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

83

Bantulah Pak Romli untuk membuat kubus terbuka lain (sebanyak-banyaknya) yang masih

mungkin! Gambarkan hasil kerjamu di kertas yang disediakan!

Aktifitas 2: (Problem solving)

Selanjutnya Pak Romli memikirkan bagaimana bisa memanfaatkan selembar kertas untuk

membuat kubus sebanyak mungkin (dan kertas yang terbuang sedikit mungkin). Bantulah Pak

Romli untuk mendesain jaring-jaring kubus yang bisa memanfaatkan kertas berikut secara

maksimal (kubus yang dihasilkan paling banyak dan kertas yang terbuang paling sedikit)!

Guntinglah jaring-jaring kubus yang sudah anda buat dan tentukan jumlahnya!

Gambar kubus terbuka yang terdiri dari bidang-bidang sisi yang saling terkait disebut jaring-jaring kubus (Gambar 2)

Page 85: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

84

Aktifitas 3:

Dengan cara sama Pak Romli mencoba membuat jaring-jaring kotak yang berbentuk balok, seperti berikut.

Balok

Bantulah Pak Romli untuk menemukan jaring-jaring balok yang lain (yang berbeda dengan yang sudah dibuat oleh Pak Romli)!

Aktifitas 4: (Problem solving)

Pak Romli ingin membuat 5 kotak kue dari selembar kertas karton. Pak Romli menginginkan

ukuran kotak yang terbesar. Bantulah Pak Romli untuk membuat kotak tersebut dengan terlebih

dahulu membuat jaring-jaringnya!

Page 86: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

85

Aktifitas Matematika

PEMBANGUNAN RUMAH PAK AHMAD

Pembangunan rumah Pak Ahmad sudah dimulai sebulan yang lalu. Pada saat ini, pembangunan tahap pertama sudah hampir selesai. Pekerjaan yang tersisa adalah pemasangan plafon.

Bantulah Pak Ahmad untuk menentukan berapa banyak plafon yang dibutuhkan dan plafon seperti apa yang mudah dipasang di masing-masing ruang tersebut.

Pak Ahmad ingin membangun rumah di daerah pegunungan yang asri seperti Gambar 1.

Pembangunan Rumah Pak Ahmad dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama, membangun: ruang tamu, ruang keluarga, kamar mandi, dan kamar tidur.

Dari denah rumah Pak Ahmad tersebut, maka sebutkan ruang mana saja yang berbentuk:

(a) persegi (b) persegi panjang

Gambar 1: Rencana Rumah

Pak Ahmad

Ruang

Tamu

Ruang Keluarga

Kamar

mandi

Kamar

Tidur

4m 3m 4m 10 m

4m

6m

Gambar 2: Denah Rumah Pak Ahmad

Tanah kosong

Page 87: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

86

Aktifitas 1 (kelompok): membantu Pak Ahmad memasang plafon

Pak Ahmad tipe orang seniman, ingin bentuk plafon yang bermacam-macam, ada tiga persegi,

segitiga atau lingkaran. Untuk menyalurkan keinginannya, Pak Ahmad membuat miniatur plafon

yang berbentuk persegi, segitiga, dan lingkaran dengan kertas masing-masing berwarna merah,

biru, dan hijau.

Anda diminta membantu Pak Ahmad untuk memasang plafon di ruang tamu dengan

menggunakan:

(a) persegi biru, (b) segitiga merah, (c) lingkaran hijau

(1) Manakah di antara persegi biru, segitiga merah, dan lingkaran hijau yang dapat menutup

ruang tamu dengan mudah dan tepat! Beri alasannya!

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

(2) Sebutkan, banyaknya persegi biru, segitiga merah, dan lingkaran hijau yang dapat menutup

ruang tamu!

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

Banyaknya persegi, segitiga, dan lingkaran yang dapat menutup secara tepat ruang tamu

disebut luas daerah ruang tamu

Karena yang paling mudah dan tepat bisa menutup ruang tamu adalah bentuk persegi (merah),

maka untuk selanjutnya persegi dijadikan sebagai satuan luas (baku). Sedangkan

Page 88: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

87

banyaknya segitiga, lingkaran, atau bangun lainnya yang dapat menutup ruang tamu disebut

satuan luas (tidak baku).

Selanjutnya untuk mengukur luas suatu daerah hanya digunakan satuan baku (persegi).

Aktifitas 2: menentukan luas ruang keluarga, kamar tidur, dan kamar mandi

Dengan menyusun plafon (sebagai persegi satuan) pada ruang keluarga dan kamar tidur,

maka:

Luas ruang keluarga adalah .... persegi

Luas kamar tidur adalah ..... persegi

Luas kamar mandi adalah ..... persegi

Berikan penjelelasan terhadap jawabanmu!

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

Aktiftas 3: Pembangunan Tahap kedua

Tahap kedua, Pak Ahmad akan membangun dapur, gudang, dan taman di tanah kosong

miliknya. Permintaan Pak Ahmad, dapur dan taman luasnya harus sama. Dapur harus

berbentuk persegi dan taman harus berbentuk persegi panjang. Pak Ahmad menghendaki

dapur yang seluas mungkin (ukuran paling luas).

Luas ruang tamu adalah ………. persegi

Persegi yang digunakan untuk menutup secara tepat suatu bangun datar disebut persegi satuan

Persegi Biru disebut PERSEGI SATUAN untuk bangun ruang tamu

Page 89: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

88

Bantulah Pak Ahmad untuk merancang pembangunan tahap kedua tersebut. Buatkan beberapa

rancangan, sehingga Pak Ahmad bisa memilih! Berikan alasan terhadap rancangan anda

terutama kesesuaiannya dengan permintaan Pak Ahmad!

Rancangan 1

Alasan:

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

.......................................................................................................................................

Ruang

Tamu

Ruang Keluarga

Kamar

mandi

Kamar

Tidur

4m 3m 4m 10 m

4m

6m

Page 90: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

89

Lampiran 3: Contoh Langkah-langkah Pembelajaran Membaca Sastra

Kali ini kita akan berlatih membaca cerita pendek. Pelatihan ini untuk memperkaya dan

mempertajam kemampuan membaca sastra.

1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan yang dilakukan dalam pendahuluan adalah memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang terkait dengan cerita pendek yang akan dibaca, misalnya:

o Apakah kupu-kupu itu?

o Di manakah kalian bisa menemukan kupu-kupu?

o Pernahkah kalian mengamati kupu-kupu di pegunungan?

o Bisakah kalian mengungkapkan perasaan kalian pada saat mengamati kupu-kupu?

o Bagaimanakah bentuk sebelum menjadi kupu-kupu? Takutkah kalian pada bentuk itu?

o Bagaimanakah perasaan kalian seandainya kupu-kupu itu merupakan penjelmaan dari orang?

Percayakah kalian terhadap hal ini?

o Teruskan pertanyaan-pertanyaan tentang imajinasi kalian yang berhubungan dengan kupu-kupu!

2. Kegiatan Inti

Membaca Cerpen

Sekarang, carilah jawaban atas pertanyaan kalian dengan membaca cerita pendek “Kupu-kupu di

Bantimurung” karya Ashary Nurdin di bawah ini!

KUPU-KUPU DI BANTIMURUNG

Setelah aku yakin semua pintu rumahku sudah terkunci dengan baik, aku masuk ke dalam mobil yang sudah kuhidupkan lima menit lalu. Perjalanan ini akan aku mulai. Dari Tamalanrea, rumahku. menuju Bantimurung.

Lima menit kemudian mobilku sudah meluncur pelan. di jalan padat. dalam hawa pagi kota Makassar. Aku mencoba tidak terlalu tegang, kunyalakan radio mobilku.

Aku menuju Bantimurung. Dia sedang menungguku di sana. Dia. suamiku.

Contoh Pembelajaran

Page 91: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

90

Cukup aneh pasti kedengarannya. Sebab suamiku telah meninggal dua bulan lalu, dalam sebuah kecelakaan. Waktu itu dia sedang berada di Bantimurung. tempat kesukaannya. Kata beberapa saksi mata. dia tergelincir lalu terseret arus dan kepalanya pecah setelah beberapa kali membentur batu-batu kali yang besar di sepanjang sungai. Aku bisa membayangkan. air sungai Bantimurung saat itu pasti memerah, penuh darah. Dan karena tak dapat ditolong lagi, dia ... meninggal setelah beberapa saat diangkat ke darat. Dia meninggal ... Seandainya saja saat itu dia tidak ke tempat itu Seandainya saja waktu itu aku ada di sana untuk mencegahnya mendekati arus ….

Mengingat peristiwa itu selalu membuatku terguncang, tegang, dan menyesal. Kumatikan radio dari semua program lagu yang membosankan. Kulemaskan tubuhku sambil menarik napas yang berat dengan teratur, secara perlahan untuk melegakanku. Setelah merasa lebih tenang, kulirik jam tanganku. Sudah ada dua puluh menit aku mengemudi menuju Bantimurung. Kini pukul 09.43. Aku harus tiba secepatnya. Aku sudah berjanji untuk bertemu dengannya pada pukul sepuluh. Aku akan terlambat.

Kulajukan mobilku di jalan yang cukup padat tanpa sadar, dengan panik.

Sungguh pikiranku menertawai diriku sendiri. Aku menuju Bantimurung dengan sebuah alasan ajaib. Untuk bertemu dengan suamiku yang telah meninggal di sana. Tidak masuk akal. Siapa saja yang mendengarku berkata demikian pasti akan menertawai aku. Tapi aku tak peduli, entah kenapa aku sangat yakin, dia pasti sedang menungguku di sana. Mungkin sebab selama ini dia selalu jujur padaku. Dia amat baik.

Bermula sejak tiga hari setelah kematian suamiku, aku selalu bermimpi tentang seekar kupu-kupu. Berkali-kali aku melihat kupu-kupu Mas datang dan selalu menatapku penuh arti. Selalu kupu-kupu yang sama. Kupu-kupu yang gagah dengan sayap lebar yang kuat dan sebening mozaik kristal yang indah. Mungkinkah itu suamiku, yang telah menjelma menjadl kupu-kupu? Mungkin saja, kudengar jawabku sendiri.

Aku selalu teringat atas sebuah dialog kami, sekitar tiga bulan yang lalu, di Bantimurung. Ketika kami sedang duduk di atas sebuah batu kali besar dan menatap ke sebuah arah yang sama, seekor kupu-kupu mungil berwarna merah muda cerah sedang hinggap diam di atas sebuah batu, tidak jauh dari kami.

"Kau lihat, Ning? Kupu-kupu itu sejak tadi hinggap di sana dan belum beranjak sedikit pun,” kata Mas, suamiku saat Itu.

"Ya ... indah sekali!" kataku sambil tertegun. "Aku yakin kupu-kupu itu pasti sedang menunggu seseorang," katanya pasti.

"Seseorang?" tanyaku bingung sambil berbalik menghadap padanya. Sementara dia sama sekali ildak mengubah fokus pandangannya.

“Ya. Seseorang yang sangat dia cintai. Lihat, Ning! Betapa setianya dia menunggu kehadiran orang itu," Ada nada kagum dan takjub dalam suaranya.

“Maksudmu?" tanyaku sambil mengerutkan alis.

Masih juga kupandangi wajahnya lekat-lekat. Raut mukanya aneh seperti sedang bermimpi.

Page 92: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

91

"Ingatkah kau tentang mitos Yunoni Kuno yang pernah kuberitahu padamu? Bahwa roh orang mati akan menjelma menjadl kupu-kupu,"

"Oh ya, aku ingat …" Aku berpikir sejenak sebelum menyambung,

“Jadi kau pikir …? Aku bisa merasakan suaraku yang bernada skeptis.

Mas mengangguk, meyakinkanku, Tapi aku tak percaya, itu tak masuk akal!

"Kedengarannya lucu," kataku, aku mencoba tertawa. Tapi, aku malah memaksakan sebuah tawa kosong dan sumbang yang telingaku sendiri merasa aneh mendengarnya,

"Nanti kamu akan mengerti, Ning," katanya tersenyum begitu murni padaku,

"Maksudmu?"

Dia berkata dengan raut wajah yang menerawang, "Jika aku,mati, aku sangat ingin menjadi kupu-kupu di sini. Dan, menantikanmu datang suatu hari nanti…"

Segera bisa aku mengerti arti ucapannya, Maka kupotong kalimatnya dengan cepat dan sengit, "Tidak baik berkata begitu"

Tapi dia tetap tenang saja, seolah tidak mendengar apa yang aku takutkan.

"Suatu hari kamu akan datang menemui seekor kupu-kupu yang juga menunggumu di atas batu. Kupu-kupu itu adalah aku, indah, bukan?" dia melanjutkan sambil berbalik menghadapku.

Kutatap matanya, ada sesuatu yang 'hidup' di sana,

Aku tak mau kehilangan dia. Aku mencintainya. Meskipun maut merebutnya.

Setelah kematiannya barulah aku mengerti semua maksudnya saat itu. Karena semalam, dalam mimpi, kupu-kupu Mas yang sama datang lagi. Dalam mimpiku juga kudengar suaranya menggema di telingaku dan memintaku datang ke Bantimurung, di batu kenangan di mana kami dulu sering duduk bersama. Aku berjanji menyanggupinya. Lalu tiba-tiba aku terentak dan terbangun dengan peluh membanjiri tubuhku. Kupu-kupu Mas hilang dalam mimpiku. Itu alasanku melakukan perjalanan ini. Demi menemui seekor kupu-kupu yang entah kenapa, aku yakini adalah suamiku.

Angin dari jalan menyapaku lembut. Kulirik jam tanganku, pukup 10.04. Sebentar lagi aku akan tiba di tujuanku. Sedikit lagi. Tiba-tiba segala kenanganku bersama Mas terukir jelas dalam benakku, melintas dan membunuh kehampaanku.

Aku dulu hanya seorang gadis Jawa biasa, lalu Mas menikahiku lima tahun lalu, saat aku berusia 29 tahun, lebih muda empat tahun daripada Mas. Dan membawaku tinggal di Makassar, kampung halamannya. Lalu Mas mulai mengajakku ke Bantimurung. Waktu itu dia berkata bahwa dia rindu tempat itu setelah empat tahun sibuk di Jakarta.

Aku bahagia hidup bersama Mas. Dia bekerja di kantor telekomunikasi dengan gaji besar, Ditambah dengan gajiku sebagai guru, kami bisa hidup nyaman. Kebutuhan hidup kami terpenuhi. Tapi, tentu saja semuanya belum bisa kami miliki. Masih ada yang hampa.

Page 93: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

92

Kami sering mengunjungi Bantimurung, terutama untuk berlibur. Tak jarang pula Mas atau aku berangkat sendiri. Aku ke sana biasanya sekali sebulan. Sementara Mas mengunjungi tempat itu lebih sering, paling tidak selalu sekali dalam seminggu. Aku mengerti dia tumbuh di tanah ini dan amat mencintainya.

Ya, aku juga mencintai tempat itu. Mencintai alamnya, mencintai udaranya, mencintai kehidupan air terjun dan kupu-kupu di sana. Terutama, mencintai kenangan kami yang hidup di sana. Bantimurung yang indah.

Mas terutama amat mengagumi kupu-kupu Bantimurung. Dia sering membawa kamera, dan memotret kupu-kupu yang menarik. Dulu sering kutertawai kebiasaannya itu, dan berkata bahwa dia begitu feminim, melebihi aku. Dia lalu menanggapi, bahwa masih banyak yang belum kumengerti tentang dirinya. Ya, mungkin memang masih banyak.

Mobilku baru saja melewati gerbang sebelum memasuki wilayah Bantimurung, Gerbang itu tinggi dan berbentuk seekor kera raksasa dengan pose yang lucu. Lengkap dengan sebuah ucapan 'Selamat Datang di Bantimurung'.

Kadang aku tersenyum saat melintas tepat di bawah gerbang itu. Tapi hari ini aku merasa lain, aku sama sekail tidak mampu tersenyum. Aku merasa tegang.

Kuhentikan mobilku tepat di bawah bayangan sebuah pohon besar. Belasan mobiI terparkir berderetan di tempat yang lain. tempat ini pasti sedang ramai. Aku berjalan pelan menuju ke loket penjualan tiket masuk setelah mengunci mobilku. Lalu membeli tiket dari penjaga di loket. dan berjalan masuk ke dalam Bantimurung.

Kakiku menapak tanah dunia kupu-kupu ini lagi, masih tanah yang sama seperti dulu. Mataku menyimak sekeliling tempat ini, masih tembok tebing-tebing tinggi dan keindahan seperti dulu, Telingaku menangkap sebuah irama yang riuh dan merdu, masih air terjun dan sungai yang dulu. Kulit dan napasku dibuai kedamaian, masih udara yang dulu, Masih bisa kurasakan alur kenangan dulu. kenangan masa lalu. Bantimurung. Ini aku!

Kuamati tempat ini. Seperti biasanya. hari Minggu ini. Bantimurung masih ramai dikunjungi, Puluhan orang menikmati Iiburannya di sini. Ratusan kupu-kupu yang beragam juga tampak sibuk terbang ke sana ke mati. Kulirik jam tanganku, pukul 10.19. Aku sudah telat dati janjiku. Mungkinkah dia masih setia menungguku?

Aku melangkah sambil menenteng selop yang tadi kupakai, sebab berbahaya memakai alas kaki di tempat selembab dan berbatu-batu di sini. Aku berjalan pelan sambil memegangi perutku, menuju ke batu di sebuah sudut yang agak sepi di sini. Batu kenangan kami. Jantungku berpacu dengan lebih memburu, peluh mengaliriku. Bisa kurasakan urat di pelipisku berdenyut-denyut. Aku lebih tegang.

Akhirnya, aku melihat tempat itu. Batu itu masih di sana, diam dan tetap tegar, cukup jauh dari air terjun di tempat ini. Aku melangkah semakin dekat.

Aku tiba di depan batu itu. Di atas batu seekor kupu-kupu sedang duduk dengan tenang. Aku langsung bisa tahu, itu kupu-kupu yang sama, yang selalu masuk ke mimpiku. Suamiku? Entah kenapa, aku bisa merasakan bahwa Mas berada di sini.

Kupu-kupu itu tidak sendiri. Ada seorang wanita yang juga sedang duduk di batu itu. Dia menatap jauh pada air terjun yang tak hentinya tertumpah dan pada orang-orang dalam sungai. Apakah aku berada di tempat yang salah? Siapa dia?

Page 94: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

93

Aku berdiri tidak begitu jauh darinya. Saat menyadari kehadiranku, dia berbalik lalu menatapku. Kini aku bisa melihatnya dengan lelas. Wanita itu memiliki raut wajah yang sederhana, tapi cantik. Dia juga memberi kesan menarik yang kuat. Aku menebak usianya sekitar 30 tahun. Matanya bagus dan teduh. Rambutnya yang panjang dan amat hitam diikat di belakang kepalanya. Kulitnya yang putih dihungkus busana hitam dan agak tua. Aku yakin aku belum pernah bertemu dia sebelumnya.

Wanita Itu tersenyum. membuatku ikut pula memaksakan sebuah senyum.

"Maaf. aku ada janji di tempat ini, Adik juga?" kataku malu-malu sambil sedikit bersandar di atas batu dan melirik kupu-kupu di atasnya.

"Ya. Mbak. Saya juga sedang ada janji." Suaranya lembut. ramah dan merdu, serta memberi kesan terpelajar. Aku sampat tak percaya wanita ini begitu sederhana,

"Tapi maaf, aku eh tidak mengganggu Adik, kan?"

"Oh, tidak, Mbak. Tidak apa-apa." Mata wanita itu menatapku lekat-lekat.

Kutatap kupu-kupu yang sejak tadi duduk di atas batu sambil mengepakkan sayapnya dengan manis. Ya, itu kupu-kupu yang kukenali. Suamiku! Aku yakin itu! Aku masih bisa mengenalinya. meskipun dia kini seperti itu, hanya seekor kupu-kupu!

Kucoba mencari alasan logis mengenai janjiku dengan kupu-kupu suamiku pada wanita itu, agar aku tak dianggap gila. “Mmm, ..bisa…eh…aku….?”

Lalu berhenti karena merasa bodoh. Aku bingung hendak berkata apa. lebih tepatnya aku malu.

Tapl dia tampaknya bisa langsung mengeri maksudku. Dia mengangguk dan berkata. “Oh. silakan Mbak.,saya bisa mengerti. Mbak tidak perlu sampai malu begitu." Dia tersenyum. Wajahku langsung terasa panas karena malu.

Dengan hati-hati aku duduk di atas batu, sambil memegang perutku. Kini kupu-kupu itu ada di antara aku dan wanita itu. lalu dengan ragu aku berbalik, agak membungkuk pada kupu-kupu itu. "Aku datang, Mas. Aku rindu kamu, Mas ."

Kulirik wanita itu. Dia sedang menatap air terjun lagi. Aku lega dengan sikapnya karena tidak menertawakan aku yang sedang bertingkah begini.

Kupu-kupu Mas meliukkan sayapnya yang selalu berkelip beberapa kali sambil tetap duduk di batu. Aku yakin, dia ingin mengatakan sesuatu padaku, tapi tidak dapat aku mengerti. Entah apa. Sial! Jika saja Mas bisa berbicara langsung .

"Oh, Itu artinya dia juga merindukan, Mbak. Katanya, Mbak jangan menjadi sedih dan kecewa," jelas wanita itu tiba-tiba, seakan dia mengerti kesulitanku kini.

Aku terkejut dan heran bagaimana dia bisa mengerti arti kepakan sayap itu. Atau mungkin dia mengada-ada saja. Ah, aku tak peduli. Entah kenapa, aku mempercayainya. Kutatap dia dengan rasa terima kasih. Rasanya aku akan butuh bantuannya.

Aku berkata lagi, "Mas, aku hamil. Sekarang sedang tiga bulan." kataku penuh senyum pada kupu-kupu Mas. Kupandang dan kuelus perutku dengan kasih sayang.

Page 95: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

94

Ya, syukurlahl Akhirnya aku hamil setelah kami melewati lima tahun. Perkawinan yang kosong. Bagaimanapun, dia tak pernah mau mengungkit hal itu. Dia tak ingin berlaku kasar padaku. dia hanya selalu pergi mengunjungi Bantimurung jika kesepian, untuk menenangkan dirinya di sana. Aku mengerti, dia sangat ingin melengkapi napasnya sebagai ayah, sebelum terlambat. Aku pun begitu. Dan syukurlah, kini aku bisa!

Tapi, anak ini nanti tidak akan pernah mengenali ayahnya. Ayahnya telah meninggal saat dia masih berusia satu bulan. Aku begitu bodoh, karena merahasiakan pada suamiku tentang kabar itu. saat dia masih hidup. Dulu sengaja kututupi kabar yang luar biasa baik ini, untuk memberinya kejutan pada saat yang kurasa tepat. Seandainya tidak, dia pasti akan merasakan kebahagiaan, sama denganku, paling tidak sebelum dia meninggal.

Kelak kukenalkan anak ini pada dunia kenangan ibu dan ayahnya. di Bantimurung.

Tiba-tiba dengan lincah kupu-kupu Mas meloncat dan terbang. Aku takut dia akan segera pergi, tapi rupanya dia cuma terbang berputar-putar di atas kepalaku. Indah sekali. Lalu, kupu-kupu Mas membelai, memeluk, dan menciumi perutku erat, setelah puas dia kembali duduk di atas batu. Aku terpana.

"Dia amat senang, Mbak," jelasnya.

Meski pesan ini bisa sedikit kumengerti, walau mungkin nanti tidak lagi. Tapi, tampaknya dia masih bersedia membantuku, untunglahl

"Nanti akan aku bawa anak kita ke sini untuk menemuimu, Mas," kataku lagi.

Tapi kali ini dengan penuh rasa haru, mataku basah. Kuseka air mataku dengan jari.

Kupu-kupu Mas membahasakan lagi sayapnya yang taklagi kupahami. Aku memandang pada wanita itu dengan tatapan memohon untuk diberi tahu artinya. Gila! Bodoh benar aku ini! Sudah lima tahun aku menikah dengan Mas, tapi rupanya aku belum mengerti dirinya sedikit pun. Bahkan meski sebagai kupu-kupu aku belum bisa memahaminya, apalagi bila dia masih berwujud manusia. Bodoh aku!

"Ya, sering-sering saja, Mbak," kata wanita itu menjelaskan lagi artinya padaku.

Dia memandangku penuh misteri atau mungkin cuma perasaanku saja.

Tiba-tiba pertanyaan itu lahir dan berkecamuk dalam benakku. Meronta kuat-kuat dan akhirnya lepas.

"Kenapa bukan Mas saja yang datang mengunjungi aku? Kenapa harus aku yang datang ke sini Mas? Bukankah Mas lebih mudah datang padaku dengan terbang?"

Kupu-kupu Mas menjawab pertanyaanku dengan segera. Sayapnya bergerak menari-nari. Wanita itu lalu menerjemahkan artinya padaku lagi.

"Suatu saat dia akan datang mengunjungi Mbak, sesering mungkin. Tapi, tidak sekarang, nanti, katanya. Pasti saat anaknya lahir dan kapan saja dia rindu pada Mbak. Saat ini, dia butuh Mbak di sini, begitu katanya."

Aku menoleh pada wanita itu. Sudah cukup lama dia menemaniku di tempat itu. menjadi operator antara Mas dan aku. Aku tak tahu harus bagaimana aku akan bisa berkomunikasi dengan Mas tanpa dia. Aku bersyukur dia ada di sini membantuku. Tumbuh

Page 96: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

95

rasa kasihanku pada wanita itu. Hampir sejam dia menunggu, entah siapa yang ditunggunya, tapi tampaknya belum juga datang. Malah dia harus menemani wanita bunting seperti aku, menghabiskan waktu. Dia pasti sudah bosan padaku karena telah menyedot waktunya.

Kubiarkan kupu-kupu Mas diam sendiri. Wanita itu makin menyita perhatianku, rnungkin dia kini sudah hendak beranjak pergi. Kasihan dia!

"Nama Adik siapa?" tanyaku padanya.

"Diah." jawabnya dengan ramah.

"Adik Diah seorang mahasiswi?"

"Bukan. Saya perempuan biasa, asli daerah sini. Saya tinggal di dekat sini, sebuah rumah di depan sana," jelasnya menunjuk ke satu arah.

Aku ikut menoleh ke sana.

Aku tertarik untuk mengetahui wanita itu lebih jauh. Dia memiliki sesuatu yang memikat. Bagiku, dia seperti kupu-kupu.

“Adik sudah biasa berbicara dengan kupu-kupu?”

Dia manganggukkan senyumnya dengan pasti, “Ya.”

"Apa menurut Adik itu wajar?" tanyaku lagi.

“Ya, menurut saya itu wajar. Kupu-kupu sekalipun memiliki perasaan dan bahasa. Kupu-kupu tidak menggerakkan sayapnya percuma. Sebenarnya dengan begitu mereka berbicara." Aku senang mendengar jawaban itu.

"Oh, Ya, tadi Adik bilang bahwa Adik di sini sedang ada janji, kan?"

"Ya." Jawabnya dengan raut wajah yang penuh misteri.

"Adik masih akan menunggu orang itu? Tampaknya yang Adik tunggu tidak akan datang."

Rupanya aku salah duga, tiada raut kecewa di wajahnya, mendengar kalimatku.

Dia menjawab, matanya berbinar. "Tidak perlu lagi, yang kutunggu sudah datang."

"Oh, ya?" tanyaku sambil memandang sekeliling, melihat siapa yang datang menuju ke mari.

Tapi tidak ada. Aku berbalik padanya dengan raut wajah bingung. "Saya tadi menunggu Mbak." Mukanya bersemu merah malu-malu.

Aku tersentak. Lho? Melihat wanita ini saja aku belum pernah. Kenapa dia justru menungguku? Ada apa semua ini? Aku semakin bingung.

Oh, atau mungkin dia menungguku di sini sebab dia tahu seseorang akan datang dan berbicara dengan kupu-kupu. Wanita itu orang asli dari tanah ini, dan tidak semua orang mampu berbicara dengan kupu-kupu. Maka setiap ada kupu-kupu duduk menunggu di atas

Page 97: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

96

batu, dia tahu bahwa ada yang akan membutuhkan jasanya. sebagai penerjemah. Setelah itu dia akan mendapat upah. Pasti Itu pekerjaannya. Aku bisa mengerti itu.

Aku bergegas merogoh dua puluh ribu rupiah di dompetku untuk wanita itu.

Dia langsung berkata, Tidak perlu Mbak. Saya tahu apa yang ada di pikiran Mbak. Tapi, saya tidak butuh uang," wajahnya memerah lagi. "Lho, apa ini kurang?" Dia menggeleng.

"Lalu?" tanyaku cepat.

"Semalam kupu-kupu ini datang di mimpi saya, meminta saya, datang ke sini, menemui Mbak Ning, istrinya."

Agaknya dia bingung mencari kata-kata yang tepat. Oh, aku bisa mengerti sekarang. Wanita itu pasti mengenal suamiku, maka suamiku meminta bantuan padanya untuk menjadi penghubung antara ia dan aku, untuk membantuku jika aku kesulitan berkomunikasl dengannya. Dan, memang benar!

"Jadi, Adik mengenal suamiku?"

'”Ya, Saya kenal, Mas Daeng," jelasnya sambil mengangguk serius.

"Bagaimana Adik bisa mengenalnya?" Rasa penasaranku memberontak.

"Suami Mbak sering kemari. Karena itu, saya mengenalnya. Kami cukup dekat." "Dekat? Semacam teman?" kucoba menekan kecurigaanku, agar terdengar wajar.

“Ya, bisa dibilang begitu. Tapi, tahun lalu Mas meminta saya menjadi kekasihnya," suaranya bergetar dengan nada bahagia.

"Kekasih?!" suaraku meninggi, tak percaya. Ini mustahil” Aku terkejut.

“Ya, sekarang, saya hamil lima bulan,"

Dia memandang dan mengelus perutnya dengan tenang.

"Mas sangat baik. Dia hebat," katanya lagi, tersenyum.

"Astaga!"

Aku terperanjat. Baru sekarang kuperhatikan perutnya dengan saksama. Dia hamil, bahkan sudah lebih lama dariku! Oh! Aku beku, tak tahu harus berkata apa.

“Pesan Mas, dia harap Mbak bisa menerima saya, sebagai istrinya yang kedua.” Suaranya bergetar dengan nada yang tak kumengerti.

Kutatap matanya dalam-dalam. Ada yang berpijar di sana. Aku bisa merasakan, dia sedang tidak berdusta.

Kupu-kupu Mas bangkit lalu membelai dan memeluk perut wanita, seperti yang tadi dilakukannya padaku. Setelah puas kupu-kupu Mas mendarat lagi di atas batu.

Keteganganku muncul lagi. Di sana, bisik air terjun dan sungai tetap terdengar riuh. Ratusan kupu-kupu lain tetap menjelajahi angkasa ini. Udara menjadi semakin berat. Wanita

Page 98: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

97

itu terus sambil tersenyum, tetap bergeming menatapku, dengan tatapan penuh harapan. Aku tak percaya dia bahkan bisa tersenyum padaku!

Sementara itu, kupu-kupu Mas yang tadi duduk di antara kami, meloncat lalu terbang berputar-putar di atas kepalaku dan wanita itu.

Memahami Cerita

Dari pembacaan cerita di atas, kerjakanlah tugas-tugas di bawah ini!

(1) Di manakah tempat yang diceritakan dalam cerpen “Kupu-kupu di Bantimurung”? Jawaban

kalian merupakan latar tempat yang ada di dalam cerpen.

(2) Kapankah cerita dalam cerpen “Kupu-kupu di Bantimurung”? Jawaban kalian merupakan

latar waktu yang ada di dalam cerpen.

(3) Siapa sajakah yang diceritakan dalam cerpen tersebut? Jawaban kalian merupakan tokoh

yang ada di dalam cerpen.

(4) Tokoh manakah yang paling berperanan dalam cerpen tersebut? Jawaban kalian merupakan

tokoh utama yang ada di dalam cerpen.

(5) Lukiskanlah bagaimana ciri-ciri fisik Mbak Ning!

(6) Tuliskan dalam beberapa kalimat perasaan dan pandangan Mbak Ning terhadap suaminya

sebelum mengetahui bahwa Diah adalah kekasih Mbak Ning

a. Pandangan Mbak Ning terhadap suaminya ….

b. Perasaan Mbak Ning terhadap suaminya …..

c. ….

d. ….

(7) Bagaimana cara bertutur Mbak Ning terhadap Diah

(8) Bagaimanakah pandangan Mbak Ning terhadap suaminya setelah mengetahui bahwa Diah

adalah kekasih suaminya? Ungkapkan dalam dua kalimat!

a. Pandangan Mbak Ning terhadap suaminya ….

b. …..

(9) Dari jawaban-jawaban kalian, simpulkanlah bagaimana watak Mbak Ning dalam lima

kalimat!

a. Mbak Ning adalah orang yang berperasaan …

Page 99: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

98

b. Mbak Ning adalah orang yang berpikiran ….

c. …..

d. …..

e. …..

(10) Pesan-pesan apa sajakah yang bisa kalian dapatkan setelah membaca cerpen tersebut?

a. ……

b. ……

c. ……

d. ……

Mencari Nilai Etika

Tentukanlah nilai etika yang bisa diambil dari kutipan cerpen di bawah ini! No. Kutipan Nilai Etika

1. Aku tak mau kehilangan dia. Aku mencintainya. Meskipun maut merebutnya.

2. Aku dulu hanya seorang gadis Jawa biasa, lalu Mas menikahiku lima tahun lalu, saat aku berusia 29 tahun, lebih muda empat tahun daripada Mas. Dan membawaku tinggal di Makassar, kampung halamannya. Lalu Mas mulai mengajakku ke Bantimurung. Waktu itu dia berkata bahwa dia rindu tempat itu setelah empat tahun sibuk di Jakarta.

3. Mas terutama amat mengagumi kupu-kupu Bantimurung. Dia sering membawa kamera, dan memotret kupu-kupu yang menarik. Dulu sering kutertawai kebiasaannya itu, dan berkata bahwa dia begitu feminim, melebihi aku. Dia lalu menanggapi, bahwa masih banyak yang belum kumengerti tentang dirinya. Ya, mungkin memang masih banyak.

4. Aku berdiri tidak begitu jauh darinya. Saat menyadari kehadiranku, dia berbalik lalu menatapku. Kini aku bisa melihatnya dengan lelas.

Page 100: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

99

Wanita itu memiliki raut wajah yang sederhana, tapi cantik. Dia juga memberi kesan menarik yang kuat. Aku menebak usianya sekitar 30 tahun. Matanya bagus dan teduh. Rambutnya yang panjang dan amat hitam diikat di belakang kepalanya. Kulitnya yang putih dihungkus busana hitam dan agak tua. Aku yakin aku belum pernah bertemu dia sebelumnya.

Wanita Itu tersenyum. membuatku ikut pula memaksakan sebuah senyum.

5. Kulirik wanita itu. Dia sedang menatap air terjun lagi. Aku lega dengan sikapnya karena tidak menertawakan aku yang sedang bertingkah begini.

6. Ya, syukurlahl Akhirnya aku hamil setelah kami melewati lima tahun. Perkawinan yang kosong. Bagaimanapun, dia tak pernah mau mengungkit hal itu. Dia tak ingin berlaku kasar padaku. dia hanya selalu pergi mengunjungi Bantimurung jika kesepian, untuk menenangkan dirinya di sana. Aku mengerti, dia sangat ingin melengkapi napasnya sebagai ayah, sebelum terlambat. Aku pun begitu. Dan syukurlah, kini aku bisa!

7. Tapi, anak ini nanti tidak akan pernah mengenali ayahnya. Ayahnya telah meninggal saat dia masih berusia satu bulan. Aku begitu bodoh, karena merahasiakan pada suamiku tentang kabar itu. saat dia masih hidup. Dulu sengaja kututupi kabar yang luar biasa baik ini, untuk memberinya kejutan pada saat yang kurasa tepat. Seandainya tidak, dia pasti akan merasakan kebahagiaan, sama denganku, paling tidak sebelum dia meninggal.

8. Bodoh benar aku ini! Sudah lima tahun aku menikah dengan Mas, tapi rupanya aku belum mengerti dirinya sedikit pun.

Page 101: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

100

(2) Berilah tanda V (centang) pada pilihan kalian (Setuju atau Tidak) terhadap pernyataan di

bawah ini?

No. Pernyataan Setuju Tidak

1. Istri setia kepada suami

2. Suami setia kepada istri

3. Istri boleh mempunyai pacar gelap kalau suaminya

menyeleweng

4. Suami boleh mempunyai pacar gelap kalau istrinya

menyeleweng

5. Istri percaya kepada suaminya

6. Suami percaya kepada istrinya

7. Masalah dalam rumah tangga dibicarakan berdua antara suami

dan istri

8. Suami harus teruka terhadap istrinya

9. Istri harus terbuka terhadap suaminya

Melanjutkan Cerita

Di bawah ini adalah cerita tentang “Kupu-kupu di Bantimurung”. Cerita tersebut sebagian

dihilangkan. Untuk melatih kemampuan membaca kalian, tulislah kembali bagian-bagian cerita

yang dihilangkan dengan bahasa kalian sendiri!

KUPU-KUPU DI BANTIMURUNG

Setelah aku yakin semua pintu rumahku sudah terkunci dengan baik, aku

masuk ke dalam mobil yang sudah kuhidupkan lima menit lalu. Perjalanan ini

akan aku mulai. Dari Tamalanrea, rumahku menuju Bantimurung.

Lima menit kemudian mobilku sudah meluncur pelan. di jalan padat.

dalam hawa pagi kota Makassar. Aku mencoba tidak terlalu tegang, kunyalakan

radio mobilku.

Page 102: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

101

Kutatap matanya dalam-dalam. Ada yang berpiar disana. Aku bisa

merasakan, dia sedang tidak berdusta.

Kupu-kupu Mas bangkit lalu membelai dan memeluk perut wanita, seperti

yang tadi dilakukannya padaku. Setelah puas kupu-kupu Mas mendarat lagi di

atas batu.

Keteganganku muncul lagi. Di sana, bisik air terjun dan sungai tetap

terdengar riuh. Ratusan kupu-kupu lain tetap menjelajahi angkasa ini. Udara

menjadi semakin berat. Wanita itu terus sambil tersenyum, tetap bergeming

menatapku, dengan tatapan penuh harapan. Aku tak percaya dia bahkan bisa

tersenyum padaku!

Sementara itu, kupu-kupu Mas yang tadi duduk di antara kami, meloncat

lalu terbang berputar-putar di atas kepalaku dan wanita itu

Mengubah Cerita

Cerita “Kupu-kupu di Bantimurung” di atas akan berbeda jalan ceritanya seandainya salah

satu unsur dalam cerita tersebut berubah. Untuk melatih keterampilan menulis kreatif kalian,

bagaimana kalau pada kesempatan ini kita mencoba untuk mengubah cerita di atas dengan

mengerjakan tugas di bawah ini!

1. Seandainya Mbak Ning tidak menyembunyikan rahasia kepada suaminya bahwa dia hamil,

apa yang terjadi pada suaminya?

……………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

Page 103: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

102

2. Seandainya pertemuan Mbak Ning dengan Diah terjadi sebelum suaminya meninggal, apa yang

terjadi antara Mbak Ning dan suaminya; juga antara Mbak Ning dengan Diah?

3. Seandainya Mbak Ning tidak percaya bahwa kupu-kupu itu adalah suaminya, apa yang terjadi?

4. Seandainya setelah tiba di Bantimurung, ternyata tidak ia temui kupu-kupu seperti yang ada di dalam

mimpi Mbak Ning, apa yang terjadi?

5. Seandainya Diah bukan kekasih suaminya, apa yang terjadi? Kemukakan dalam cerita!

Penutup

Menirukan Dialog Hasil Simakan

Ingat-ingatlah kembali bagaimana dialog antara Mbak Ning dengan Diah. Sekarang bentuklah

pasangan-pasangan yang berperan sebagai Mbak Ning dengan Diah

1. Rencanakanlah dialog antara Mbak Ning dengan Diah dengan bahasa kalian sendiri!

2. Peragakanlah dialog itu di hadapan teman-teman Kalian!

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

Page 104: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

103

Lampiran 4: Contoh Langkah-langkah Pembelajaran Berbicara

1. Pendahuluan

Pernahkah kalian menghadiri keluarga yang sedang berduka karena ada salah

satu anggotanya meninggal dunia? Bagaimana suasana keluarga tersebut? Bagaimana

suasana orang-orang yang melayat? Apa saja yang dibicarakan pelayat pada saat

menunggu proses pemakaman?

2. Kegiatan Inti

Membaca Cerpen

(1) Bacalah cerpen di bawah ini dengan cermat, maksimal 10 menit!

Kecap Nomor Satu di Sekeliling Bayi

Mayat bayi-satu-tahun itu tergeletak di atas dipan besar. Penerangan kamar 60 watt.

Dikeliling dipan orang-orang duduk bersila.

Udara panas, Setiap muka kelihatan sedih. Bintik-bintik keringat menyerang tubuh

mereka

Orang-orang berdatangan. Mereka tambah memenuhi kamar itu. Udara makin terasa

panas.

“Jam berapa tadi meninggal?”

“Jam tujuh.”

“Kenapa sampai meninggal?”

Dengan wajah kosong, seseorang menjawab.

“Itulah apa yang sudah diramalkan oleh anak saya. Anak saya tertua mahasiswa

fakultas kedokteran. Sudah tingkat terakhir. Kalau tidak ada halangan tahun depan dia

sudah jadi dokter penuh.

Kemudian wajah yang kosong ini sedikit demi sedikit berubah.

“Anak saya yang hampir lulus jadi dokter itu kemarin mengatakan,’Wah, anak bayi

tetangga kita itu kok begitu pucat mukanya. Saya tahu, kalau tidak cepat-cepat diobati

harapan hidupnya tinggal lima puluh persen. Kemungkinan besar sakitnya adalah

Contoh Pembelajaran

Page 105: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

104

pendarahan otak bayi. Sedangkan obat itu baru diketemukan tiga tahun yang lalu. Jadi harus

cepat-cepat diobati.’ Begitulah ramalan anak saya yang sudah hampir jadi dokter itu.”

Banyak yang duduk di situ menganggukkan kepala. Seorang lain lekas menyahutnya.

“Kalau anak saya yang sudah jadi dokter ada tiga jumlahnya. Satu, yang tertua, jadi

kepala rumah sakit di Medan. Dia sangat disenangi oleh anak buahnya. Dua, jadi dokter

militer di Semarang. Pangkatnya mayor. Padahal dia masih muda, tapi pangkatnya sudah

mayor. Tiga, berdinas di Biak. Sebentar lagi dia mau pindah dinas ke sini, juga mau jadi

kepala rumah sakit. Sayang, dia belum bertugas di sini. Seandainya sudah, pasti bayinya pak

Su ini dapat ditolongnya. Anak saya itu terkenal sebagai dokter yang dermawan. Sayang.

Banyak orang di situ mengangguk-anggukkan kepala. Mereka datang ke situ untuk

menjenguk mayat, tapi rupa-rupanya kedukaan itu sendiri sekarang jadi nomor dua. Sese-

orang berkumis yang duduk di pojok agaknya senang mendengar percakapan ini. Akan tetapi

rasanya lebih senang kalau dia juga ikut turun bicara. Maka bicaralah dia.

“0, jadi puteranya pak Danu jadi dokter di Biak? Kalau begitu pasti kenal dengan anak

saya. Anak saya jadi kepala jawatan imigrasi di sana. Dia terkenal. Setiap penduduk pasti

kenal dengan dia. Dia sarjana tamatan Yale University Amerika. Ketika sekolah dulu dia

pandai sekali. Makanya dia dapat scholarship ke Amerika. Tidak sembarangan orang biasa

mendapat kesempatan seperti itu kalau tidak betul-betul pandai.”

Lagi, banyak orang-orang yang duduk di situ menganggukkan kepala. Seorang

berambut putih di kepalanya tampak senang juga akan percakapan itu. Tapi tidak lebih puas

agaknya kalau dia pun urun bicara maka urun bicaralah dia.

“O, kalau begitu sama dengan anak saya. Anak saya juga pandai sekali. Ketika lulus

SMA dulu matematikanya sepuluh. Analitnya sembilan. Kimia sepuluh. Bahasa Inggeris

delapan. Dia mendapat hadiah kejuaraan nomor satu. Maka dia juga mendapat tugas belajar

ke luar negeri.”

“Di luar negeri pun dia lulus dengan hasil baik.”

Lagi, orang-orang di situ mengangguk-anggukkan kepalanya. Seolah mereka lupa

kedatangan mereka ke situ untuk menyatakan duka. Agak lama percakapan terhenti.

Mungkin mereka betul-betul sedang merenungkan kedukaan yang baru saja menimpa oleh

keluarga ini, mungkin mereka sedang meramu cerita-cerita yang baik untuk disuguhkan lagi

kepada mereka yang hadir. Atau mungkin kedua-duanya.

Seorang perempuan tua datang, berdiri dekat pintu. Kepalanya ditongolkan ke dalam

kamar, bicara kepada orang-orang yang mengelilingi mayat di situ.

“Udara panas. Bayi ini juga kepanasan. Kasur dan guling-guling yang mengepit itu

menambah panas. Bayi harus dipindah ke atas meja saja, biar agak dingin.”

Secara serentak, orang-orang yang duduk itu berdiri. Mereka akan menawarkan jasa

memindah mayat itu. Kalau mereka tidak urun tenaga, nanti merasa malu.

Page 106: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

105

Dari luar beberapa orang masuk mengangkat meja. Meja ini ukuran biasa. Satu kali

satu tujuh lima. Diangkat oleh seorang saja sebetulnya sudah cukup. Tapi yang menggotong

ada lima orang. Dan orang-orang yang berdiri di dalam kamar itu segera mengangkat meja

itu. Lebih dari lema belas orang berusaha untuk mengangkat meja. Mereka betul-betul

sadar, satu orang saja atau paling banyak dua cukup untuk mengangkat meja. Tapi kalau

tidak ikut-ikut mencoba mengangkat, mereka takut disangka kurang sopan. Mereka malu.

Meja itu pun sekarang berdiri di sebelah dipan. Mayat segera dipindahkan. Tidak

banyak yang berusaha untuk ikut mengangkat mayat itu. Mungkin ngeri. Mayat itu segera

ditutup dengan selembar kain indah.

Tiba sekarang gifiran dipan akan dipindahkan. Kasur harus diangkat keluar. Guling-

guling idem. Baru dipannya. Untuk mengangkat kasur ini sebetulnya cukup dibutuhkan

tenaga satu orang. Tapi semua orang serempak mencoba-coba ikut-ikut mengangkat kasur.

Sekarang giliran dua batang guling dikeluarkan. Satu orang saja sudah cukup mengerjakan

ini. Atau paling banyak dua. Tapi mereka berrebut-rebutan kembali untuk membawa dua

bantal ini keluar. Kalau tidak begitu, mereka malu disangka kurang sopan. Takut kalau tidak

ikut merasakan duka di situ.

Kembali mereka mengelilingi mayat itu lagi. Sekarang mereka telah duduk lagi.

Seseorang dengan mengipas-ngipas mukanya berkata,

“Wah, panas sekali.” Kemudian dengan nada menyalahkan disambungnya,

”Sebetulnya di bawah bayi itu harus ditaruhkan sedikitnya satu blok es. Apalagi panas

begini.”

Tapi dia tidak berusaha untuk mencari es. Padahal tadi dia ikut-ikut mengangkat meja,

kasur, guling dan dipan yang sama sekali tidak membutuhkan tenaganya. Tapi untuk

mencari es yang perlu dikerjakan, dia hanya berkata dengan nada mencela belaka.

Seseorang di sampingnya agaknya tidak puas dengan celaan temannya itu. Maka dia

pun berkata,

“Bukan hanya es saja, tapi sebetulnya pada setiap kaki meja itu juga harus dikasih

kobokan isi air. Kalau tidak begitu nanti semut bisa merayap ke atas.”

Dia berkata begitu. Tapi dia tidak berusaha mendapatkan kobokan dan air. Tadi dia

juga ikut-ikutan mengangkat meja, guling, kasur dan dipan. Seseorang lain segera

menyambungnya,

“Memang begitu. Anak saya yang menjadi biolog ahli semut pernah mengatakan

begitu. Dia sekarang jadi dosen biologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Dia masih

muda, tapi sebentar lagi akan diangkat jadi profesor. Teman-temannya ngiri. Tapi saya

bilang kepadanya, jangan kecil hati kalau teman-temannya ngiri. Dia pandai dan satu-

satunya ahli semut di Asia Tenggara ini, sudah sepantasnya jadi profesor, meskipun umurnya

masih muda sekali.”

Page 107: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

106

Dua orang anak kecil masuk kamar itu. Yang seorang membawa ember kecil berisi air.

Satunya membawa empat kobokan. Orang-orang di situ sekali lagi berebutan untuk

menawarkan jasanya. Kerja itu ditanggulangi oleh lebih kurang lima belas orang.

Setelah selesai, mereka duduk kembali. Wajah-wajah mereka memancarkan kepuasan

karena merasa berjasa. Tiap kaki meja sudah terlandas pada kobokan berisi air, sehingga

semut tidak mungkin merambat ke atas. Orang yang tadi menyalahkan tidak ada kobokan

dan air merasa bangga, meskipun kobokan dan air itu ada di situ bukan karena jasanya.

Setidaknya dia merasa itu idenya.

Udara makin panas. Bintik-bintik keringat makin banyak pada tubuh mereka. Seorang

yang berbadan kekar mengusap-usa[ peluhnya. Kemudian berkata,

“Panas benar. Tapi tidak sepanas dulu pada jaman gerilya ketika saya memimpin

penyerbuan Belanda di Mojokerto. Waku itu saya pegang pimpinan pasukan. Saya tahu

bahwa musuh kita, Belanda, tidak tahan udara panas. Waktu itu belum ada air-conditioning.

Saya serbu mereka. Mereka kocar-kacir. Mental mereka turun. Karena itu saya mendapat

bintang jasa.”

Orang-orang di situ sekali lagi mengangguk-anggukkan kepala. Seolah mereka lupa

dating ke situ untuk apa. Seseorang kelihatan merenung. Rupanya dia merenungkan duka

yang ada di situ. Tahunya dia sedang meramu pertanyaan dalam otaknya supaya juga dapat

bercerita yang lebih hebat.

“Maaf, sekarang apa sampeyan masih aktif di Angkatan Darat?”

“Oh, masih.”

“Kalau boleh tabu, apakah pangkat sampeyan sekarang?”

“Mayor.”

“O, begitu. Adik saya pangkatnya kolonel. Sekarang dia jadi atase militer di Koln.

Sudah tiga tahun dia di sana. Sebetulnya dia ingin pulang ke tanah air. Tapi karena dia cakap,

tenaganya tetap dibutuhkan di sana. Suratnya yang terakhir mengatakan, dia sekarang

sudah diusulkan naik pangkat jadi brigjen.

Seorang laki-laki masuk kamar. Dia duduk menemani mereka. Orang ini ayah si bayi

yang mayatnya terlentang di atas meja. Mereka semua menunjukkan muka serius.

“Jam berapa tadi?” Tanya seseorang.

“Jam tujuh” jawab tuan rumah dengan sayu.

“Sudah dibawa ke dokter sebelumnya?”

“Sudah. Sudah saya periksakan pada beberapa dokter. Tapi rupanya memang Tuhan

tidak mengijinkan saya untuk momong bayi ini.

Page 108: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

107

Mereka bercakap-cakap sampai fajar merekah. Tuan rumah kadang-kadang

menemui mereka, kadang-kadang meninggalkan mereka karena banyak urusan yang

harug diselesaikannya. Setiap tuan rumah meninggalkan mereka, mereka bercerita

lagi, seolah lupa uutuk apa mereka datang ke sana. Dan setiap tuan rumah menunggu

mereka, mereka berwajah serius, menandakan mereka pun ikut merasakan kedukaan

itu.

Mendiskusikan Cerpen

(1) Diskusikanlah masalah-masalah di bawah ini!

(a) Bagaimanakah sikap tamu di cerpen “Kecap Nomor Satu di Sekeliling Bayi”?

(b) Bagaimanakah tanggapan Anda terhadap sikap tamu tersebut?

(c) Bagaimanakah seharusnya sikap tamu pada saat melayat?

(2) Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memilih 3 (selalu), 2 (sering), 1

(kadang-kadang), atau 0 (tidak pernah). Isilah dengan menuliskan angka!

No Daftar Pertanyaan Jawaban

1. Apakah Anda hadir untuk mengantar pemakaman pada saat ada tetangga yang meninggal?

2. Apakah anda menghibur hati orang yang sedang berduka atau mengalami musibah

3. Apakah Anda mengindarkan diri dari bergurau pada saat menghadiri pemakaman seseorang

4. Apakah Anda menghindarkan diri menceritakan kehebatan Anda atau keluarga Anda?

5. Apakah Anda membantu meringankan orang yang mendapatkan musibah

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda centang (V) pada

kolom setuju atau tidak setuju!

Page 109: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

108

No Daftar Pertanyaan Setuju Tidak Setuju

1. Kita perlu hadir untuk mengantar pemakaman pada saat ada tetangga yang meninggal, kecuali bila kita mempunyai kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan

2. Kita perlu menghibur hati orang yang sedang berduka atau mengalami musibah

3. Kita perlu mengindarkan diri dari bergurau pada saat menghadiri pemakaman seseorang

4. Kita perlu menghindarkan diri menceritakan kehebatan diri sendiri, terutama di hadapan orang yang sedang berduka

5. Kita perlu membantu meringankan orang yang mendapatkan musibah

Penutup

Dari kegiatan mendengarkan dan merefleksikan pembacaan puisi di atas, apakah yang

dapat Anda rasakan dan Anda dapatkan? Tuliskanlah!

(1) Yang saya rasakan setelah mengikuti kegiatan ini

a. Saya merasakan ….

(2) Yang saya dapatkan setelah mengikuti kegiatan ini.

a. Saya mendapatkan ….

(3) Agar kegiatan ini lebih menarik dan menantang, saya mengusulkan

a. ………………………..

Page 110: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

109

Lampiran 4: Contoh Langkah-langkah Pembelajaran Menyimak

Pendahuluan

Pernahkah kalian mendengar kata Tsunami. Ya, negara kita pernah terkena

tsunami. Tsunami yang terhebat adalah yang melanda Aceh. Bagaimakah keadaan

Aceh setelah terkena tsunami? (siswa diminta untuk menceritakan keadaan tersebut)

Kegiatan Inti

Mendengarkan Pembacaan Puisi

Adakah di antara kalian yang bisa membacakan puisi? Saya yakin sebenarnya

semuanya bisa membacakan puisi. Kali ini saya akan membaca puisi yang berkaitan

dengan keadaan Aceh setelah dilanda tsunami.

SELAGI BISASELAGI BISASELAGI BISASELAGI BISA

menangislah selagi bisa

sebab saudara kita di Aceh sudah kehabisan air mata

makan minumlah

selagi bisa sebab saudara kita di Aceh

sejenak lupa akan haus laparnya oleh sekadar mencari anak oleh sekadar mencari suami oleh sekadar mencari istri

atau ibu bapak itu pun kalau bisa

pandangilah setiap jengkal wajah sanak saudara kita

selagi bisa sebab saudara kita di Aceh

hanya melihat mayat sanak saudaranya, itu pun kalau bisa

(Wahyudi Siswanto)

Page 111: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

110

Bermain Puisi

Sebelum kita membahas puisi yang telah saya bacakan tadi, bagaimana kalau kita bermain-

main dengan puisi yang kita dengar. Sekarang tirukanlah kata, gabungan kata, baris dan bait

puisi di bawah ini sepersis mungkin! Setelah saya ucapkan, kalian menirukannya!

1. SELAGI BISA (Tirukan!) 2. menangislah

selagi bisa (Tirukan!) 3. sebab saudara kita di Aceh

sudah kehabisan air mata (Tirukan!) 4. makan minumlah

selagi bisa sebab saudara kita di Aceh sejenak lupa akan haus laparnya (Tirukan!)

5. oleh sekadar mencari anak

oleh sekadar mencari suami oleh sekadar mencari istri atau ibu bapak itu pun kalau bisa (Tirukan!)

6. pandangilah setiap jengkal wajah sanak saudara kita

selagi bisa (Tirukan!) 7. sebab saudara kita di Aceh

hanya melihat mayat sanak saudaranya, itu pun kalau bisa (Tirukan!)

Membaca Puisi

Setelah saya membacakan puisi, kini giliran kalian. Saya minta salah satu dari kalian

membacakan puisi “Selagi Bisa” di atas! Bagaimanakah pembacaan puisi “Selagi Bisa” oleh

teman Anda?

a. Pembacaan puisi tersebut menarik karena ekspresi pembaca ……

Page 112: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

111

Apakah puisi di atas menarik? Kemukakan pendapat Anda tentang hal-hal yang menarik dalam puisi yang diperdengarkan dengan mengemukakan alasan yang logis!

(1) Puisi “Selagi Bisa” menarik karena rimanya …. (2) Puisi “Selagi Bisa” menarik karena lambang dan simbol yang digunakan adalah …. (3) Puisi “Selagi Bisa” menarik karena gaya bahasa yang digunakan ….. (4) Puisi “Selagi Bisa” menarik karena berisi ….

Menyimpulkan Pesan Etika dalam Puisi

Penyair seringkali menyampaikan pesan dan ajaran etika (moral) melalui puisi yang diciptakan. Marilah kita mencoba mencari pesan-pesan yang ingin disampaikan Taufiq Ismail dalam puisi “Selagi Bisa”.

Di bawah ini ada beberapa kutipan dari puisi “Selagi Bisa”, dari kutipan tersebut, tentukanlah pesan-pesan yang ada di dalamnya!

(1)

Dari kutipan di atas, pesan apakah yang bisa kalian dapatkan? Pesan dan nilai apakah yang

bisa diambil dari peristiwa tersebut?

(2)

b. Pembacaan puisi tersebut menarik karena suara pembaca ….

c. Pembacaan puisi tersebut menarik karena irama pembaca ….

menangislah

selagi bisa

sebab saudara kita di Aceh

sudah kehabisan air mata

makan minumlah selagi bisa

sebab saudara kita di Aceh sejenak lupa akan haus laparnya

oleh sekadar mencari anak oleh sekadar mencari suami oleh sekadar mencari istri

atau ibu bapak itu pun kalau bisa

Page 113: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

112

Pesan dan nilai apakah yang bisa diambil dari peristiwa tersebut?

(3)

Pesan dan nilai apakah yang bisa diambil dari peristiwa tersebut?

Menentukan Tema Puisi yang Diperdengarkan

Tema puisi adalah gagasan utama atau gagasan pokok yang disampaikan penyair kepada

pembacanya. Sebagai pembaca karya sastra, Kalian bisa memahami dan menemukan tema ini.

Sesuai dengan hakikat karya sastra yang kaya akan makna, maka tema dalam puisi tidak bersifat

tunggal. Tema dalam karya sastra bisa diungkapkan dalam beberapa pernyataan. Tidak ada yang

benar dan tidak ada yang salah secara mutlak tentang tema suatu karya sastra, asalkan bisa

dipertanggungjawabkan dengan kata, baris, bait, tipografi, dan makna yang ada di dalam puisi.

Untuk menentukan tema puisi “Selagi Bisa” di atas, kerjakanlah tugas-tugas di bawah ini.

(1) Tulislah dua pernyataan kemungkinan tema puisi di atas!

(2) Cermatilah, bagaimanakah hubungan keempat pernyataan tema yang telah kalian tentukan!

Apakah keempatnya mempunyai (a) hubungan sejajar (sama pentingnya); (b) sebab akibat;

(c) akibat sebab; (d) pernyataan dan contoh, atau mempunyai hubungan lainnya.

(3) Dari hasil mencermati hubungan tema yang kalian buat tersebut, sekarang tentukanlah satu

tema puisi “Selagi Bisa”!

(4) Apakah tema itu dinyatakan oleh penyairnya di awal, tengah, atau akhir puisi? Ataukah tema

itu baru bisa disimpulkan dari keseluruhan puisi?

pandangilah setiap jengkal wajah sanak saudara kita selagi bisa

sebab saudara kita di Aceh hanya melihat mayat sanak saudaranya,

itu pun kalau bisa

Page 114: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

113

Seringkali bekerja kelompok hasilnya lebih baik daripada kerja sendirian. Dengan bekerja

kelompok, kita bisa mengungkapkan pikiran kita kepada orang lain. Kita bisa saling menghargai

pikiran orang lain. Untuk itulah, bentuklah kelompok, masing-masing beranggotakan empat atau

lima orang.

(1) Tentukan kembali tema puisi di atas!

(2) Laporkan hasil diskusi kalian di muka kelas!

(3) Untuk kelompok yang tidak sedang melaporkan hasil diskusinya, tanggapilah pendapat

kelompok lain!

Menunjukkan Relevansi Tema dengan Situasi Sekarang

Tema dalam puisi adalah hasil pemikiran dan perasaan penyair. Ini bisa merupakan hasil

tanggapan atau perenungan dari situasi yang dirasakan, dihayati dan dialami penyair. Apakah

puisi “Selagi Bisa” juga mencerminkan hal yang sama. Untuk membuktikannya, kerjakanlah

tugas-tugas di bawah ini!

Saat ini banyak orang yang tidak bisa ikut bersedih melihat penderitaan orang lain. Apakah

pernyataan ini benar? Carilah bukti-bukti di sekelilingmu yang mendukung atau bertentangan

dengan pernyataan tersebut!

Saat ini banyak orang yang tidak akrab dengan sanak saudara sendiri. Bahkan, mereka jarang

saling merindukan. Carilah bukti yang mendukung atau bertentangan dengan pernyataan

tersebut!

Pengayaan

Model menyimak itu bisa divariasikan dengan kegiatan atau keterampilan lain seperti

membaca sastra atau menulis sastra. Bahan yang digunakan bisa juga diganti dengan puisi lain.

Berikut ini disajikan beberapa puisi yang bisa digunakan untuk membelajarkan etika siswa.

(1)

Ibu

kalau aku merantau lalu datang musim kemarau

sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting

hanya mata air airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir

bila aku merantau

sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku

Page 115: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

114

di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan

lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaanku

dan ibulah yang meletakkan aku di sini

saat bunga kembang menyemerbak bau sayang

ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi

aku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samudra

sempit lautan teduh

tempatku mandi, mencuci lumut pada diri

tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh

lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku

kalau ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan

namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu

lantaran aku tahu

engkau ibu dan aku anakmu

bila aku berlayar lalu datang angin sakal

Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala

sesekali datang padaku

menyuruhku menulis langit biru

dengan sajakku

(D. Zawawi Imron)

(2) PENERBANGAN KE SUMBAWA ada kabar pesawat terbang yang sudah lelah berjalan bersama penumpangnya memasuki pintu tanda di sebelah bandara hingga memasuki kuburan di sana

Page 116: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

115

aku mendapat tugas ke sumbawa naik pesawat terbang di saat hujan dan angin tunjukkan wibawa bagai menunggu hukuman di depan mata semua kulihat bagai dunia maya orang-orang menjadi sahabat yang sudah lama tidak berjumpa kuingin maaf atas semua dosa :yang terjadi hanya bertegur sapa saat pesawat mengepakkan sayap kuingin sekadar berdoa teman sebelah mengajakku tertawa kulihat ketidakberdayaan sempurna: di tengah mega aku bukan burung perkasa di atas laut aku bukan ikan samudra ketika mendarat terasa lega dari segala prasangka tapi bukankah nanti juga memasuki pintu tanda yang kurang lebih sama dalam cara yang begitu rahasia (Wahyudi Siswanto)

Refleksi Kegiatan

Dari kegiatan mendengarkan dan merefleksikan pembacaan puisi di atas, apakah yang

dapat Anda rasakan dan Anda dapatkan? Tuliskanlah!

Yang saya rasakan setelah menyimak puisi ini

b. Saya merasakan ….

c. ……………………

Page 117: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

116

Lampiran 5: Contoh Pembelajaran Menulis Puisi

Cara menulis puisi memang merupakan hak penyair. Masing-masing penyair mempunyai langkah dan cara menulis puisi. Meskipun demikian, dari puisi-puisi yang telah ditulis penyair, ada beberapa pola yang bisa dibelajarkan kepada siswa. Tulisan ini hendak memberikan secara singkat beberapa model pembelajaran menulis puisi.

1. Model Definisi Model definisi adalah model menulis puisi dengan memberi definisi atau arti terahadap sesuatu. Kata

kunci yang biasanya digunakan yaitu adalah. Siswa diajak untuk menentukan terlebih dahulu kata yang akan didefinisikan. Langkah berikutnya siswa mendefinisikan kata itu dalam beberapa definisi. Setelah itu, siswa diminta untuk menambah definisinya menjadi definisi yang bisa direnungkan atau mengandung pesan. Terakhir, siswa mencoba untuk memperindah bunyi definisi menjadi puisi.. Berikut ini akan diberikan contoh menulis puisi dengan model ini.

Langkah 1 Siswa diminta untuk memilih kata yang akan didefinisikan. Sebagai contoh kata yang didefinisikan adalah putih. Langkah 2 Siswa mendefinisikan kata itu dalam beberapa definisi.

Putih Putih adalah bening Putih adalah bersih Putih adalah suci Langkah 3 Siswa diminta untuk menambah definisinya menjadi definisi yang bisa direnungkan atau mengandung pesan

Putih Putih adalah bening bola matamu, dengan cara sama menatap manusia Putih adalah bersih hatimu, tak pernah ada dendam walau muka pernah terlempar batu Putih adalah suci pribadimu, selalu menomorsatukan umat Langkah 4 Siswa mencoba untuk memperindah bunyi definisi menjadi puisi.

Page 118: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

117

Putih adalah bening bola matamu, dengan cara sama menatap manusia tanpa pandang bulu Putih adalah bersih hatimu, tak pernah ada dendam walau muka pernah terlempar batu Putih adalah suci pribadimu, selalu menomorsatukan umatmu Sekarang cobalah Anda membuat puisi dengan model definisi seperti contoh di atas! …………………….adalah…………. …………………….adalah…………. …………………….adalah………….

2. Model Nama Model nama adalah cara menulis puisi dengan bantuan nama tertentu untuk menulis puisi. Setelah

puisi ini jadi, huruf pertama puisi ini bisa dibaca sebagai nama sesuatu. Langkahnya adalah dengan menentukan terlebih dahulu nama yang akan digunakan untuk menulis puisi. Langkah berikutnya, menuliskan nama itu berjajar dari atas ke bawah. Dari awal huruf itu, kita mengembangkan menjadi sebuah puisi. Langkah 1 menentukan terlebih dahulu nama, misalnya ODE

Langkah 2 Menuliskan nama berjajar dari atas ke bawah.

O D E Langkah 3 mengembangkan menjadi sebuah puisi Oh, siapakah yang berdiri di sana Dengan wajah seakan tanpa dosa Entah dengan cara bagaimana aku dapat mengenalnya Siapa nama Anda atau ingtlah nama orang-orang yang berkesan di hati Anda? Cobalah Anda tulis nama itu menjadi puisi! Misalnya nama Anda Andri A……………………… N.........................

D……………………… R……………………… I……………………….

Anda bisa

menceritakan siapa

Andri

Page 119: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

118

3. Deskripsi

Model deskprisi adalah model menulis puisi dengan menggambarkan atau melukiskan tempat, suasana, warna, bentuk, tingkah laku, waktu, peristiwa, dan watak. Langkahnya adalah sebagai berikut.

• Tentukan terlebih dahulu hal yang ingin Anda deskripsikan/gambarkan. Misalnya, suatu tempat wisata!

• Buatlah deskripsi tersebut menjadi bahasa yang lebih puitis! Berikut ini diberikan contoh-contoh puisi yang disusun berdasarkan deskripsi

RUANG INI (Sapardi Djoko Damono)

Kau seolah mengerti: tak ada lubang angin Di ruang terkunci ini Seberkas bunga plastik di atas meja, Asbak yang penuh, dan sebuah buku yang terbuka Pada halaman pertama

Kaucari catatan kaki itu, sia-sia DI DEPAN PINTU (Sapardi Djoko Damono) Di depan pintu: bayang-bayang bulan Terdiam di rumput. Cahaya yang tiba-tiba pasang Mengajaknya pergi Menghitung jarak dengan sunyi

4. Kesan Model kesan adalah model menulis puisi dengan menuliskan kesan terhadap sesuatu. Kesan yang

dimaksud adalah menakutkan, bahagia, suka, benci, gemas, dan lain sebagainya. Langkahnya adalah menentukan terlebih dahulu kesan yang ingin diciptakan. Kemudian menentukan suasana yang mendukung kesan tersebut.

KAMAR (Sapardi Djoko Damono) Ketika kumasuki kamar ini Pastidikenalnya kembali aku Suara langkahku, nafasku

Page 120: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

119

Dan ujung-ujung jari yang dulu menyentuhnya Dan kali ini – pertemuan ini Tanpa jam dinding Bgitu saja di suatu sore hari Sewaktu percakapan tak diperlukan lagi Tanpa engah-engahan pendek Tanpa “malam begitu cepat lalu!” Dan kulihat bibir-bibirnya sembilu Menoreh kenanganku

5, Deskripsi dan Kesan Model deskripsi dan kesan adalah model menulis puisi dengan menggabungkan antara gambaran

terhadap sesuatu dengan kesan terhadap apa yang digambarkan itu. Berikut ini akan diberikan contoh gabungan antara deskripsi dan kesan. SEPASANG SEPATU TUA (Sapardi Djoko Damono) sepasang sepatu tua tergeletak di sudut sebuah gudang, berdebu yang kiri terkenang akan aspal meleleh, yang kanan teringat jalan berlumpur sehabis hujan—keduanya telah jatuh

cinta kepada sepasang telapak kaki itu yang kiri menerka mungkin besok mereka dibawa ke tempat sampah dibakar bersama seberkas surat cinta, yang

kanan mengira mungkin besok mereka diangkut truk sampah itu dibuang dan dibiarkan membusuk bersama makanan sisa

sepasang sepatu tua saling membisikkan sesuatu yang hanya bisa mereka pahami berdua

Tanah Air (Muhammad Yamin) Pada batasan, bukit Barisan Memandang aku, ke bawah memandang Tampaklah hutan rimba dan ngarai; Lagipun sawah, sungai yang permai; Serta gerangan, lihatlah pula

Page 121: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

120

Langit yang hijau bertukar warna Oleh pucuk, daun kelapa; Itulah tanah, tanah airku Sumatra namanya, tumpah darahku. Sesayup mata, hutan semata, Bergunung bukit, lembah sedikit; Jauh di sana, di sebelah situ, Dipagari gunung satu persatu Adalah gerangan sebuah surga, Bukannya janat bumi kedua —Firadus Melayu, di atas dunia! Itulah tanah yang kusayangi Sumatra namanya, yang kujunjungi Pada batasan, bukit Barisan, Memandang ke pantai, teluk permai; Tampaklah air, air segala, Itulah laut, samudra Hindia. Tampaklah ombak, gelombang pelbagai Memecah ke pasir, lalu berderai, Ia memekik, berandai-randai: “Wahai Andalas, pulau Sumatra, Harumkan nama, selatan utara!” Bogor, Juli 1920

6. Pesan

Model pesan adalah model menulis puisi dengan menuliskan pesan penyairnya. Pesan apa yang hnedak disampaikan? Langkahnya adalah dengan menentukan pesan apa yang akan disampaikan. Pesan ini diubah menjadi bahasa puitis. Berikut ini contoh puisi model ini.

Kepada Penyair (A. Mustofa Bisri) Berhentilah menyanyi sendu Tak menentu Tentang gunung-gunung dan batu Mega-mega dan awan kelabu Tentang bulan yang gagu Dan wanita yang bernafsu Berhentilah bersembunyi

Page 122: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

121

Dalam simbol-simbol banci Berhentilah menganyam-anyam maya Mengindah-indahkan cinta Membesarbesarkan rindu Berhentilah menyia-nyiakan daya Memburu orgasme dengan tangan kelu Berhentilah menjelajah lembah-lembah Degan angan tanpa arah Tengoklah kanan-kirimu Lihatlah kelemahan di mana-mana Membuat lelap dan kalap siapa saja Lihatlah kekalapan dan kelelapan merajalela Membabat segalanya Lihatlah segalanya semena-mena Mengroyok dan membiarkan nurani tak berdaya Bangunlah Asahlah hruf-hurufmu Celupkan baris-baris sajakmu Dalam cahya dzikir dan doa Lalu tembakkan kebenaran Dan biarkan Maha Benar Yang menghajar kepongahan gelap Dengan mahacahyaNya

7. Deskripsi dan pesan Menulis puisi dengan deskripsi dan pesan adalah model menulis puisi dengan terlebih dahulu

mendeskripsikan benda, tingkah laku, suasana, atau gejala. Puisi ini ditambah pesan penulisnya. Berikut ini contoh puisi model ini.

Sarang Lebah (Wahyudi Siswanto)

sel-sel tempat penyimpanan madu di sarangnya dibangun dari sudut yang berbeda pada akhirnya bertemu di tengah

tanpa adanya ketidakserasian atau rasa payah

(manusia takmampu membuat bangunan yang rumit

Page 123: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

122

tanpa perhitungan geometris yang bikin dahi mengernyit padahal lebah melakukannya tanpa perdebatan sengit)

lebah, lebah

kepakkan sayapmu untuk memberitahuku

siapa yang memandaikanmu

8. Model Definisi, Deskripsi, Kesan, dan Pesan

Model ini merupakan gabungan dari definisi, deskripsi, kesan dan pesan. Berikut ini merupakan contoh puisi yang menggunakan model tersebut.

GELAP (Wahyudi Siswanto)

engkaulah tirai malam tutupi terang

pencipta bayang-bayang hari-hari terisi dengan nyanyian nina bobok

diiringi teriak jangkrik dan konser katak tapi mengapa aku takut padamu tidak bisakah engkau ceritakan

tentang indah mimpimu Dari puisi di atas kita dapat mengetahui langkah-langkah menulis puisi model ini sebagai berikut. a. membuat definisi;

(malam) engkaulah tirai malam

b. membuat deskripsi;

tutupi terang

pencipta bayang-bayang hari-hari terisi dengan nyanyian nina bobok

diiringi teriak jangkrik dan konser katak

Page 124: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

123

c. membuat kesan; dan

tapi mengapa aku takut padamu

d. membuat pesan.

tidak bisakah engkau ceritakan tentang indah mimpimu

9. Copy Master Teknik ini adalah teknik menulis puisi dengan cara meniru sebuah puisi yang sudah jadi

(terkenal). Yang perlu diingat, Anda hanya meniru tekniknya. Anda bisa menggunakan model ini dengan memperhatikan langkah-langkah di bawah ini.

a. Puisi yang hendak Anda tiru itu Anda ganti kata-katanya atau kalimatnya. b. Setelah Anda ganti beberapa kata atau kalimatnya, puisi itu Anda sesuaikan dengan

keinginan Anda. c. Tentu saja hal itu bisa Anda sempurnakan sesuai dengan isi puisi. Sebagai contoh,

perhatikan puisi di bawah ini!

PANAS (Wahyudi Siswanto) siang ini panas sekali jangan bertanya pada daun mereka sedang parade gugur jangan bertanya kepada akar mereka barangkali sedang sekarat jangan bertanya pada ranting mereka sedang berteriak melengking mungkinkah semua ini karena embun jiwa sudah enggan menyapa ataukah matahari serakah yang terus bertahta

A.

Puisi ”Panas” di atas bercerita tentang kegelisahan penyairnya pada suasana panas yang sedang melanda daerahnya. Mengapa daerah penyair panas sekali, apakah ini karena ulah manusia atau memang karena gejala alam. Penyair terus bertanya untuk mencari jawab apa gerangan penyebab panas menyengat yang sedang melanda daerahnya.

Kita bisa mengubahnya menjadi puisi yang mirip atau menjadi puisi lain. Kita bisa mengubah menjadi puisi yang mirip bila yang kita ganti hanya kata-katanya saja. Isi puisi itu tetap sama. Kata yang ada di dalam puisi itu kita ganti dengan kata yang sama atau hampir sama artinya. Perhatikan contoh di bawah ini!

Page 125: MODEL2 PEMBELAJARAN INOVATIF

124

Pengubahan puisi Puisi yang sudah jadi

Cahaya Menyengat PANAS

cahaya menyengat ubun-ubun siang ini panas sekali aku tak menanyakannya pada dedaun jangan bertanya pada daun kerna mereka sedang berguguran mereka sedang parade gugur aku takkan menanyakannya kepada akar

jangan bertanya kepada akar kerna mereka sedang malas menjalar mereka barangkali sedang sekarat aku takkan tanya pada ranting pepohonan jangan bertanya pada ranting kerna mereka sedang berteriak meradang

mereka sedang berteriak melengking mungkin semua ini kerna

mungkinkah semua ini karena embun jiwa enggan saling berbenah jiwa sudah enggan menyapa atau mentari yang enggan beranjak dari singgasana ataukah matahari serakah yang terus bertahta

Cahaya Menyengat

siang ini cahaya menyengat ubun-ubun aku takkan menanyakannya pada dedaun kerna mereka sedang berguguran aku takkan menanyakannya kepada akar kerna mereka sedang malas menjalar aku takkan tanya pada ranting pepohonan kerna mereka sedang berteriak meradang mungkin semua ini kerna jiwa enggan saling berbenah atau mentari yang enggan beranjak dari singgasana